Oleh:
Merry Dame Christiani Panjaitan NIM 4113121040
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala anugrah-Nya yang memberikan kekuatan dan penghiburan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbantuan Macromediaflash terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida Statis di kelas XI SMA Negeri 10 Medan T.P. 2014/2015”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Nur Sitiani Sihombing) yang senantiasa mendampingi dan memberi motivasi kepada penulis. Kepada rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Fisika Dik A 2011, terima kasih atas saran-saran dan masukannya. Kepada Kak Sofia, Kak Pretty, Harmony (Kak Donna, Gressy, Yenni Dwi, Theresia, Rini, Tertip, Jonathan, Erwin dan Reky), yang terkasih Roberto Sibarani serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis, terima kasih untuk masukan dan motivasinya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis menyadari, masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, 2015 Penulis,
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIAFLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK
FLUIDA STATIS DI KELAS XI SMA NEGERI 10 MEDAN
T.P. 2014/2015
Merry Dame Christiani Panjaitan NIM 4113121040
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Inquiry Training berbantuan macromediaflash terhadap hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 10 Medan yang terdiri dari 4 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling yaitu kelas XI IPA-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA-4 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dan lembar observasi yang untuk merekam aktivitas, afektif dan psikomotorik siswa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 38 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 37. Pada pengujian normalitas data kedua kelas disimpulkan berdistribusi normal, sedangkan pada uji homogenitas diperoleh bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang homogen. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh postes dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran Inquiry Training berbantuan macromediaflash adalah 73,57 dan dengan pembelajaran konvensional adalah 63. Terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Inquiry Training berbantuan macromediaflash yang termasuk pada kriteria sedang. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji beda (uji t) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan akibat pengaruh model pembelajaran Inquiry Training berbantuan macromediaflash terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 10 Medan.
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 5
1.3 Batasan Masalah 5
1.4 Rumusan Masalah 5
1.5 Tujuan Penelitian 6
1.6 Manfaat Penelitian 6
1.7 Defenisi Operasional 7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori tentang Belajar 8
2.1.1 Hakikat Belajar 8
2.1.2 Aktivitas Belajar 8
2.1.3 Jenis-jenis Belajar 9
2.1.4 Hasil Belajar 11
2.2 Landasan Teori tentang Model Pembelajaran Inquiry Training 13
2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran 13
2.2.2 Model Pembelajaran Inquiry 14
2.2.3 Model Pembelajaran Inquiry Training 16
2.2.4 Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training 17
2.2.5 Pembelajaran Konvensional 18
2.3 Landasan Teori tentang Media Pembelajaran Macromediaflash 19
2.3.1 Media Pembelajaran 19
2.3.2 Media Pembelajaran Macromediaflash 20
2.4 Materi Ajar 21
2.4.1 Tekanan 21
2.4.2 Massa Jenis atau Kerapatan/Densitas 23
2.4.3 Prinsip Pascal 24
2.4.4 Prinsip Archimedes 26
2.4.5 Tegangan Permukaan 29
2.5 Hasil Penelitian Terdahulu 30
2.6 Kerangka Konseptual 32
vii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 34
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 34
3.2.1 Populasi Penelitian 34
3.2.2 Sampel Penelitian 34
3.3 Variabel Penelitian 34
3.3.1 Variabel Bebas 34
3.3.2 Variabel Terikat 35
3.4 Jenis dan Desain Penelitian 35
3.4.1 Jenis Penelitian 35
3.4.2 Desain Penelitian 35
3.5 Prosedur Penelitian 36
3.6 Instrumen Penelitian 37
3.6.1 Lembar Observasi 37
3.6.2 Tes Hasil Belajar 37
3.6.3 Penilaian Afektif 38
3.6.4 Penilaian Psikomotorik 38
3.6.5 Validitas Tes 38
3.7 Teknik Analisis Data 39
3.7.1 Observasi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa 39
3.7.2 Tes Hasil Belajar 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 44
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 44
4.2.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 44 4.2.2 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 45
4.3 Uji Persyaratan Analisis Data 46
4.3.1 Uji Normalitas 46
4.3.2 Uji Homogenitas 47
4.3.3 Pengujian Hipotesis 48
4.4 Penilaian Aktivitas Siswa 48
4.5 Penilaian Afektif 50
4.6 Penilaian Psikomotorik 51
4.7 Pembahasan 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 56
5.2 Saran 57
DAFTAR PUSTAKA 58
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Prinsip Pascal 25
Gambar 2.2 Benda Mengapung, Melayang, dan Tenggelam 28
Gambar 2.3 Peristiwa Tegangan Permukaan 29
Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen 45 dan Kelas Kontrol
Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen 46 dan Kelas Kontrol
Gambar 4.3 Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 49 dan Kelas Kontrol
Gambar 4.4 Penilaian Afektif Siswa di Kelas Eksperimen 50 dan Kontrol
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-1 60
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa-1 74
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-2 78
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa-2 94
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-3 100
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa-3 113
Lampiran 7 Tes Hasil Belajar 117
Lampiran 8 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 127
Lampiran 9 Indikator Penilaian Observasi Aktivitas Siswa 142
Lampiran 10 Indikator Penilaian Efektif Siswa 144
Lampiran 11 Indikator Psikomotorik Siswa 146
Lampiran 12 Tabulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 148 Lampiran 13 Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen 150 Lampiran 14 Tabulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol 152 Lampiran 15 Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol 154 Lampiran 16 Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standar Deviasi 156
Lampiran 17 Uji Normalitas 159
Lampiran 18 Uji Homogenitas 162
Lampiran 19 Uji Hipotesis 165
Lampiran 20 Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 170 Lampiran 21 Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol 179 Lampiran 22 Tabel Penilaian Afektif Siswa Kelas Eksperimen 188 Lampiran 23 Tabel Penilaian Afektif Siswa Kelas Kontrol 194 Lampiran 24 Tabel Penilaian Psikomotorik Siswa Kelas Eksperimen 201
Lampiran 25 Dokumentasi Penelitian 207
Lampiran 30 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 212 Lampiran 31 Tabel Wilayah Luas di Dawah Kurva Normal 0 Ke z 213 Lampiran 32 Daftar Nilai presentil Untuk Distribusi F 214 Lampiran 33 Daftar Nilai presentil Untuk Distribusi t 216
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi manusia memperoleh pengakuan dari banyak
kalangan ahli. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber
daya manusia (SDM). Kualitas SDM sangat bergantung pada kualitas pendidikan.
Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa karena
berhasilnya pembangunan di bidang pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap
pembangunan di bidang yang lainnya. Jika tidak mampu mengembangkan SDM,
suatu bangsa tidak akan dapat membangun negaranya. Oleh karena itu,
pengembangan dan pembangunan SDM merupakan salah satu syarat yang penting
bagi pembangunan (Kunandar, 2007:10).
Menurut Slameto (2010:1) dalam era industrialisasi, bangsa Indonesia
membulatkan tekadnya untuk mengembangkan budaya belajar yang menjadi
prasyarat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal ini dapat
terlihat dengan semakin pesatnya perkembangan IPTEK sekarang ini. Pesatnya
perkembangan IPTEK tidak dapat terlepas dari kemajuan ilmu, khususnya fisika
yang banyak menghasilkan temuan baru dalam bidang sains dan teknologi. Oleh
karena itu, fisika ditempatkan sebagai salah satu mata pelajaran yang penting
karena salah satu syarat penguasaan IPTEK berhubungan dengan ilmu
pengetahuan alam (IPA) yang di dalamnya termasuk fisika.
Fisika salah satu kajian bidang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mempelajari peristiwa dan gejala-gejala yang terjadi di alam semesta sehingga
fisika dapat dikatakan sebagai fondasi teknologi yang cukup beralasan untuk
diberikan kepada siswa sebagai bekal dalam menghadapi hidup di masa
mendatang. Dalam proses pembelajaran, siswa dituntut harus lebih aktif yang
artinya konsep pembelajaran yang digunakan guru harus memusatkan pada
aktifitas siswa. Pemahaman yang benar akan pelajaran fisika akan sangat
2
menunjukkan bahwa aktivitas belajar fisika siswa masih kurang atau tidak sesuai
dengan yang diharapkan (Rachman dkk., 2012:300).
Menurut Trianto (2011:5), kurangnya hasil belajar peserta didik yang
disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran
ini, suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif.
Siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut
jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep
yang dimiliki. Berangkat dari hal tersebut, tidak terkecuali dengan pembelajaran
fisika pun seperti itu. Di sisi lain, guru juga dominan menggunakan metode
ceramah dan penugasan serta kurangnya memanfaatkan media dalam
pembelajaran, sehingga banyak siswa yang menyatakan bahwa pelajaran fisika itu
merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan membosankan.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti (Panjaitan, 2015) di
SMA Negeri 10 Medan dengan melakukan wawancara kepada salah satu guru
bidang studi fisika, diperoleh data hasil belajar fisika masih rendah. Jika dilihat
dari kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) pada mata pelajaran fisika yang ditetapkan di
sekolah adalah 75, tetapi rata-rata hanya 10 orang siswa saja di tiap kelas yang
mampu mencapai nilai di atas 75 dan yang lainnya masih di bawah 75. Kenyataan
tersebut didukung oleh angket yang telah diberikan kepada siswa SMA Negeri 10
Medan. Berdasarkan hasil angket pada salah satu kelas, diperoleh data bahwa dari
35 siswa, beberapa siswa mengatakan bahwa fisika itu sulit karena guru lebih
dominan menjelaskan menggunakan rumus, kurang menarik karena guru lebih
dominan menggunakan metode ceramah untuk kegiatan belajar mengajar fisika,
siswa cenderung pasif dalam proses belajar mengajar, dan menginginkan belajar
sambil berdiskusi serta melakukan praktikum ataupun demonstrasi.
Model pembelajaran dalam hal pembuatan RPP, beliau mencantumkan
model pembelajaran student-centered, akan tetapi dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar, pembelajaran yang digunakan beliau masih pembelajaran
konvensional atau dapat dikatakan model pembelajaran kurang bervariasi
aktif dalam proses belajar mengajar. Pembenahan yang dapat dilakukan oleh
seorang guru dalam mengatasi pembelajaran teacher centered antara lain guru
harus mampu berinteraksi secara baik dengan siswa sehingga guru bukan hanya
sebagai pusat pemberi informasi melainkan sebagai fasilitator, motivator dan
pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencari dan mengolah sendiri informasi. Hal inilah yang mengakibatkan
kurangnya kreativitas dan aktivitas siswa dalam pembelajaran yang dapat
mengurangi motivasi belajar dalam diri siswa.
Kemampuan belajar manusia dapat muncul dengan diawali rasa
keingintahuan. Ketidakpastian muncul ketika mengalami sesuatu yang baru,
mengejutkan, tidak layak, atau kompleks. Hal ini menimbulkan rangsangan yang
tinggi dalam sistim saraf. Respon manusia ketika menghadapi suatu
ketidakpastian inilah yang disebut dengan curiosity atau rasa ingin tahu. Rasa
ingin tahu akan suatu fenomena dapat dipecahkan dengan penyelidikan dan
menemukan jawabannya. Salah satu model pembelajaran yang mengarahkan
siswa, khususnya siswa SMA Negeri 10 Medan untuk menciptakan rasa ingin
tahu (curiosity) mengenai peristiwa dan fenomena alam disekitarnya serta
mengajak siswa untuk menyelidiki solusi dari fenomena itu adalah model
pembelajaran Inquiry Training. Menurut Uno (2009:14) model pembelajaran
inquiry training adalah model yang bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dalam meneliti, menjelaskan fenomena, dan memecahkan masalah secara ilmiah.
Model ini meyakinkan siswa bahwa ilmu bersifat tentatif dan dinamis, karena
ilmu berkembang terus-menerus.
Harapan untuk hasil belajar yang lebih baik dan meninjau fisika sebagai
fondasi IPTEK, dapat dilakukan dengan model pembelajaran inquiry training
disertai dengan media komputer yang menggunakan aplikasi macromediaflash
dalam penyajian materinya sehingga akan lebih mudah dipelajari dan lebih
menarik minat siswa sehingga siswa akan termotivasi untuk memahami materi
fisika yang akan diajarkan. Macromediaflash adalah sebuah program aplikasi
profesional untuk menggambar grafis dan animasi berupa vektor dan gambar
4
Penelitian mengenai pembelajaran inquiry training sudah pernah diteliti
sebelumnya yaitu Harahap dan Sinuraya (2013) memperoleh hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran inquiry traaining lebih baik
dibandingkan dengan menggunakan model konvensional, terbukti dengan nilai
rata-rata postes siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inquiry training
(kelas eksperimen) adalah 70,375 sedangkan siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran konvensional (kelas kontrol) diperoleh rata-rata nilai postes sebesar
63,125. Adapun Nasution dan Hasibuan (2014) mengatakan nilai rata-rata hasil
belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dengan
masing-masing nilai 76,29 pada kelas eksperimen dan 62,86 pada kelas kontrol.
Selain itu didapat pula peningkatan aktivitas pada kelas eksperimen dengan
kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol peningkatan aktivitas kategori
rendah. Kedua hasil penelitian tersebut telah menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry
training. Adapun yang menjadi perbedaan dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan media komputer sebagai
pendukung penyajian materi pelajaran pada kelas eksperimen. Perbedaan lainnya
dari peneliti terdahulu adalah tempat penelitian, sampel dalam penelitian, dan
materi yang akan dibawakan dalam penelitian.
Upaya yang akan dilakukan peneliti untuk mengatasi kelemahan di atas
adalah dengan memberikan model pembelajaran inquiry training berbantuan
animasi macromediaflash sebagai salah satu media pembelajaran, sehingga
dengan bantuan animasi macromediaflash siswa lebih mudah menguasai konsep
fluida statis. Selain itu, peneliti akan memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
yang relevan dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih mudah
mengerjakannya, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) agar proses
dan tahap pembelajaran tersusun secara sistematis dan diharapkan hasil belajar
siswa akan lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
Macromediaflash terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida Statis di Kelas XI SMA Negeri 10 Medan T.P. 2014/2015”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar fisika siswa masih rendah.
2. Adanya anggapan siswa bahwa fisika itu sulit dipahami dan membosankan.
3. Kurangnya variasi model pembelajaran.
4. Siswa cenderung pasif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
5. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran inquiry training berbantuan
macromediaflash.
2. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI semester II SMA Negeri 10 Medan
T.P. 2014/2015.
3. Materi pelajaran adalah fluida statis di kelas XI SMA Negeri 10 Medan T.P.
2014/2015.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
inquiry training berbantuan macromediaflash pada materi pokok fluida statis di
kelas XI SMA Negeri 10 Medan T.P. 2014/2015?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran
konvensional pada materi pokok fluida statis di kelas XI SMA Negeri 10
6
3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
inquiry training berbantuan macromediaflash pada materi pokok fluida statis di kelas XI SMA Negeri 10 Medan T.P. 2014/2015?
4. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran
konvensional pada materi pokok fluida statis di kelas XI SMA Negeri 10
Medan T.P. 2014/2015?
5. Apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran inquiry training
berbantuan macromediaflash terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi
fluida statis di kelas XI SMA Negeri 10 Medan T.P. 2014/2015?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
inquiry training berbantuan macromediaflash pada materi pokok fluida statis di kelas XI SMA Negeri 10 Medan T.P. 2014/2015.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran
kovensional pada materi pokok fluida statis di kelas XI SMA Negeri 10 Medan
T.P. 2014/2015.
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran inquiry training berbantuan macromediaflash pada materi pokok
fluida statis di kelas XI SMA Negeri 10 Medan T.P. 2014/2015.
4. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran
konvensional pada materi pokok fluida statis di kelas XI SMA Negeri 10
Medan T.P. 2014/2015.
5. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inquiry training
berbantuan macromediaflash terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi
fluida statis di kelas XI SMA Negeri 10 Medan T.P. 2014/2015.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar menggunakan model pembelajaran
inquiry training berbantuan macromediaflash pada materi pokok fluida statis di kelas XI SMA Negeri 10 Medan T.P. 2014/2015.
2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran yang sesuai
digunakan guru.
3. Sebagai bahan informasi peneliti lanjutan.
1.7 Definisi Operasional
Untuk memperjelas variabel-variabel, agar tidak menimbulkan perbedaan
penafsiran terhadap rumusan masalah dalam penelitian ini, berikut diberikan
defenisi operasional:
1. Model pembelajaran inquiry training adalah model pembelajaran yang
bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dalam meneliti, menjelaskan
fenomena, dan memecahkan masalah secara ilmiah (Uno, 2009:14).
2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajar (Sudjana, 2009:22).
3. Macromediaflash adalah sebuah program aplikasi profesional untuk menggambar grafis dan animasi berupa animasi vektor dan gambar yang
merupakan standar profesional untuk membentuk animasi di web
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan dari data-data hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain:
1. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training berbantuan macromediaflash pada materi pokok fluida statis di kelas XI SMA Negeri 10 Medan T.P. 2014/2015 sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 38 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 73,57.
2. Hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida statis di kelas XI SMA Negeri 10 Medan T.P. 2014/2015 sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 37 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 63.
3. Aktivitas siswa pada kelas eksperimen dengan menerapkan model
pembelajaran Inquiry Training berbantuan macromediaflash pada materi pokok fluida statis di kelas XI SMA Negeri 10 Medan T.P. 2014/2015 pada pertemuan pertemuan I-II sebesar 17 % dan pertemuan sebesar II-III 35%.
4. Aktivitas siswa pada kelas kontrol dengan menerapkan pembelajaran
konvensional pada materi pokok fluida statis di kelas XI SMA Negeri 10 Medan T.P. 2014/2015 pada pertemuan I-II sebesar 12,7 % dan pertemuan II-III sebesar 19,7%.
dari data diperoleh bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar daripada hasil belajar siswa kelas control, sehingga dapatlah ditarik kesimpulan bahwa model inquiry training berbantuan macromediaflash berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan analisis pengujian hipotesis diperoleh , yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan akibat pengaruh penerapan model pembelajaran Inquiry Training berbantuan macromediaflash pada materi pokok fluida statis.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi siswa, khususnya siswa SMA Negeri 10 Medan hendaknya selalu melakukan persiapan belajar dan lebih aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran misalnya pada kegiatan kelompok diharapkan semua semua siswa berperan aktif, sehingga kegiatan kelompok tidak selalu didominasi oleh siswa yang sama.
2. Bagi para peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan model
pembelajaran yang sama diharapkan dapat lebih memberikan pemahaman kepada siswa dalam membuat pertanyaan yang harus mengandung jawaban “ya” atau “tidak” agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif sesuai fase model pembelajaran Inquiry Training.
3. Bagi para peneliti selanjutnya yang ingin meneliti deengan model
58
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. I., (2008), Learning to Teach Ninth Edition, Connect Learn Succed, New York
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta
Harahap, F., dan Sinuraya, J., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Pengukuran Kelas VII Semester I MTs N 2 Medan T.P. 2012/2013, Vol.1,No.1, Jurnal Inpafi, Hal 34-40
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (2009), Models of Teaching (Model-Model Pengajaran), Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Indahwati, T. S. J., Widha, S., dan Sajidan, (2012), Penerapan Inquiry Training Melalui Teknik Peta Konsep dan Teknik Puzzle Ditinjau dari Tingkat Keberagaman Aktivitas Belajar dan Kemampuan Memori, Vol.1, No.3, Jurnal Inkuiri, Hal 258-265
Ishaq, M., (2007), Fisika Dasar Edisi 2, Graha Ilmu, Yogyakarta
Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan
Kanginan, M., (2006), Fisika untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta
Kunandar, (2007), Guru Profesional, Rajawali Pers, Jakarta
Nasution, D., dan Hasibuan, T. B., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Percit Sei Tuan T.P. 2013/2014, Vol.2, No.3, Jurnal Inpafi, Hal 38-44
Panjaitan, M. D. C.,(2015), Studi Pendahuuan, tidak dipublikasikan
Prawiradilaga, D. S., (2009), Prinsip Disain Pembelajaran, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta
Rachman, N., Sudarti, dan Supriadi, B., (2012), Penerapan Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry Approach) pada Pembelajaran Fisika Kelas VIII-8 SMP Negeri 3 Rogojampi Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal Pembelajaran Fisika, Hal.300-308
Simanjuntak, S. M., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Media Komputer terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 10 Medan T.A. 2013/2014, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan
Sirait, R., dan Sahyar, (2013), Analisis Penguasaan Konsep Awal Fisika dan Hasil Belajar Fisika pada Pembelajaran Menggunakan Model Inquiry Training pada Materi Listrik Dinamis, Vol.2, No.1, Jurnal Online Pendidikan Fisika, Hal 1-8
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta
Sunarto, dan Hartono, A., (2006), Perkembangan Peserta Didik, Rineka Cipta, Jakarta
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta
Uno, H., (2008), Model Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta
Waramita, dan Simatupang, S., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training dengan Menggunakan Alat Sederhana terhadap Hasil Belajar Siswa Fisika SMP, Vol.2, No.3, Jurnal Inpafi, Hal 198-206