• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI BERMAIN KOLASE DI KELOMPOK B PAUD PUTRI BETUNG GAYO LUES TAHUN AJARAN 2012 / 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI BERMAIN KOLASE DI KELOMPOK B PAUD PUTRI BETUNG GAYO LUES TAHUN AJARAN 2012 / 2013."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI

BERMAIN KOLASE DI KELOMPOK B PAUD

PUTRI BETUNG GAYO LUES

T.A 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Pada Prodi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini

OLEH:

ENIDA SANTI

NIM : 109098005

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi yang diajukan Oleh:

Enida Santi

NIM 109098005

Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Telah Memenuhi Syarat dan Disetujui Untuk diajukan dan

Dipertahankan Dalam Ujian Mempertahankan Skripsi

Medan, November 2013

Dosen Pembimbing Skripsi

Drs. Jasper Simanjuntak, M.Pd

NIP.

195710151985111001

Disetujui Oleh:

Ketua Prodi PG-PAUD

Dra. Hj. Nasriah, M.Pd

(3)

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI

BERMAIN KOLASE DI KELOMPOK B PAUD

PUTRI BETUNG GAYO LUES

T.A 2012/2013

SKRIPSI

OLEH:

ENIDA SANTI

NIM : 109098005

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Batasan Masalah... 5

1.4. Rumusan Masalah ... 5

1.5. Tujuan Penelitian ... 5

1.6. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 7

2.1. Kerangka Teoritis ... 7

2.1.1. Kreativitas ... 7

A. Pengertian Kreativitas ... 7

B. Ciri-ciri Kreativitas ... 10

(9)

2.1.2. Pengertian Bermain ... 18

A. Fungsi Bermain... 19

B. Bentuk Bermain dan Permainan... 19

C. Tahapan Bermain... 20

2.13. Pengertian Bermain Kolase ... 20

A. Langkah-langkah Bermain Kolase ... 22

B. Manfaat Bermain Kolase ... 24

2.2. Kerangka Konseptual ... 25

2.3. Hipotesis Tindakan... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Subjek dan objek Penelitian ... 27

3.3 Oprasional Variabel Penelitian ... 27

3.4 Desain Penelitian ... 28

3.5 Prosedur Penelitian... 29

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.7 Teknik Analisis Data ... 34

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

3.9 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4. 1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 37

A. Hasil Pembahasan Siklus I... 37

B. Hasil Pembahasan Siklus II ... 43

(10)

5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

(11)
(12)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi- kisi Observasi Kreativitas Anak ... 33

Tabel 3.2 Interpretasi Kreativitas Anak ... 35

Tabel 4.1 Hasil Observasi Kreativitas Anak Pada siklus I Pertemuan I

dan II ... 39

Tabel 4.2Rangkuman Kreativitas Anak Selama Siklus I ... 41

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kreativitas Anak Pada Siklus II Pertemuan I

dan II ... 45

Tabel 4.4Rangkuman Hasil Pwengamatan Kretivitas Anak Selama

Siklus II... 46

(13)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) ... 1

Lampiran 2. Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus I Pertemuan I ... 2

Lampiran 3. Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus I Pertemuan II ... 3

Lampiran 4. Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus II Pertemuan I ... 4

Lampiran 5. Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus II Pertemuan II ... 5

Lampiran 6. Lembar Observasi Aktivitas Peneliti Selama (SKB) ... 6

Lampiran 7. Lembar Observasi Aktivitas Peneliti Selama (SKB) ... 7

Lampiran 8. Lembar Observasi Aktivitas Peneliti Selama (SKB) ... 8

Lampiran 9. Lembar Observasi Aktivitas Peneliti Selama (SKB) ... 9

Lampiran 10.Lembar Observasi Kreativitas Anak Siklus I Pertemuan I ... 10

Lampiran 11.Lembar Observasi Kreativitas Anak Siklus I Pertemuan II ... 11

Lampiran 12.Lembar Observasi Kreativitas Anak Siklus II Pertemuan I ... 12

Lampiran 13.Lembar Observasi Kreativitas Anak Siklus II Pertemuan II ... 13

Lampiran 14.Tabulasi Lembar Observasi Kreativitas Anak Siklus I Pertemuan I ... 14

Lampiran 15.Tabulasi Lembar Observasi Kreativitas Anak Siklus I Pertemuan II ... 15

Lampiran 16.Tabulasi Lembar Observasi Kreativitas Anak Siklus II Pertemuan I ... 16

Lampiran 17.Tabulasi Lembar Observasi Kreativitas Anak Siklus II Pertemuan I ... 17

Lampiran 18.Daftar Nama Anak Kelompok B paud Putri Betung Gayo Lues...18

Lampiran Surat Izin Penelitian ... .19

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal dan

informal.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 ayat 14 bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu

upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini memegang peranan yang sangat penting dalam

menentukan sejarah perkembangan anak selanjutnya. Pendidikan yang tepat sejak

berusia dini akan membawa dampak bagi perkembangan anak baik fisik, kognitif,

sosial, emosi maupun kreativitasnya. Secara umum, tujuan program pendidikan

anak usia dini adalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara

optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan

(15)

2

yang dianut, melalui program pendidikan yang dirancang dengan baik, anak akan

mampu mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya, baik dari aspek fisik,

sosial, moral. emosi, kepribadian dan kreativitasnya.

Usia kanak-kanak merupakan masa yang sangat subur untuk mengembangkan

kreativitas. Masa ini banyak memberikan waktu untuk melakukan kegiatan

kreativitas melaui bermain. Bermain memberi kesempatan pada anak untuk

mewujudkan ide-ide baru, menentukan suatu yang baru guna membentuk cita-cita

yang unik dan kreatif. Anak dapat berfantasi secara bebas sehingga kreativitas

dapat berkembang. Hal ini tampak pada awal kehidupan dan pertama-tama terlihat

dalam permainan anak.

Bermain merupakan aktivitas anak yang dilakukan dengan gerakan atau

perbuatan tertentu untuk mendatangkan rasa puas, senang, dan gembira. Di

manapun ada anak, di situ ada permainan, sedangkan dunia anak tersebut memang

tidak terpisahkan dari kegiatan bermain. Permainan merupakan kesibukan yang

dipilih sendiri tanpa ada unsur paksaan, tanpa didesak oleh rasa tanggung jawab.

Dalam membantu anak mewujudkan kreativitasnya, guru perlu menciptakan

suasana yang merangsang pemikiran dan keterampilan kreatif anak sejak dini,

Guru yang kreatif sangat perperan dalam proses pendidikan anak usia dini dan

juga berperan penting dalam mengembangkan kreativitas anak. Biasanya apa yang

dikatakan oleh guru akan diikuti dan dipatuhi anak. Guru menjadi teladan yang

(16)

3

Kreativitas sangat penting dikembangkan sejak dini, seperti yang

dikemukakan oleh Munandar (dalam Ahmad Susanto, 2011:111) bahwa

kreativitas yang memungkinkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini

tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara

bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan

baru, dan tegnologi baru dari anggota masyarakatnya. Untuk mencapai hal itu,

perlulah sikap dan prilaku kreatif dipupuk sejak dini, agar anak didik kelak tidak

hanya menjadi konsumen pengetahuan baru dan pencari kerja, tetapi mampu

menciptakan pekerjaan baru.

Berdasarkan hasil penelitian di PAUD Putri Betung Gayo Lues, diketahui

bahwa pembelajaran yang masih memfokuskan pada kemampuan anak dalam

bidang akademik seperti, menulis, membaca, dan berhitung. Guru juga masih

kurang melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kreativitas anak. Kegiatan

yang dilakukan guru dalam meningkatkan kreativitas anak hanya sebatas kegiatan

mewarnai saja sehingga anak tidak tahu kegitan-kegiatan yang lain. Salah satunya

yaitu kegiatan bermain kolase, bermain kolase dapat meningkatkan kreativitas

anak, dalam kegiatan bermain kolase banyak jenis dan bahan yang dapat

digunakan, antara lain origami, kertas koran, tutup botol, bahan alam dan

sebagainya. Guru kurang kreatif karena banyak kegiatan dan bermain yang dapat

meningkatkan perkembangan anak salah satunya perkembangan kreativitas anak.

Cara tersebut menunjukan kurang maksimalnya peningkatan kreativitas anak

(17)

4

Melihat hal yang seperti itu , guru harus berperan bijaksana agar kreativas

anak semakin meningkat.

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain kolase akan dapat

meningkatkan kemampuan kreatif anak, karena anak akan belajar dan mengetahui

cara berrmainan kolase dengan kegiatan yang baru, agar anak juga tahu bahwa

banyak kegiatan dan permainan selain mewarnai.

Menurut Yusep Nurjatmika, (2012:82) kolase merupakan jenis bermain

keterampilan tangan yang mengasyikan bagi anak, berupa gambar yang dapat

direkatkan pada bidang datar untuk melengkapi sebuah gambar. Berbagai materai

kolase dapat direkatkan pada beragam jenis permukaan, seperti kayu, plastik,

kertas, kaca, ataupun benda lain yang berpungsi sebagai benda fungsional atau

karya seni. Kegiatan ini bisa menjadi alternatif bermain dan belajar bagi anak.

Berdasarkan permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak

perlu dikembangkan sejak dini, karena anak usia dini masih dalam tahaf

pembentukan baik dalam kemampuan otaknya maupun kemampuan fisiknya.

Untuk itu perlu pemahaman orangtua terutama guru tentang apa sesungguhnya

yang dimaksud dengan kreativitas dan bagaimana cara meningkatkannya, setelah

melakukan observasi peneliti melihat bahwa kegiatan bermain kolase tidak pernah

dilakukan di PAUD Putri Betung Gayo Lues padahal bermain kolase salah satu

cara yang dapat meningkatkat kreativitas anak, seperti yang dikemukan Susanto.

Oleh sebab itu peneliti tertarik mengambil judul “Upaya Meningkatkan

Kreativitas Anak Melalui Bermain Kolase di PAUD Putri Betung Gayo Lues

(18)

5

1.2Identipikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah peneliti mengidentifikasi

berbagai masalah yang muncul, yaitu:

1. Kegiatan yang dikukan guru dalam meningkatkan kreativiatas anak hanya

sebatas mewarnai saja.

2. Kurangnya kemampuan anak dalam bermain kolase

3. Guru kurang melakukan kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas

anak.

4. Guru lebih memfokus pembelajaran di bidang akademik seperti menulis,

membaca dan berhitung.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti akan membatasi

masalah yang akan diteliti yaitu Peningkatan kreativitas anak kelompok B

melalui bermain kolase di PAUD Putri Betung Gayo Lues T.2012/2013.

1.4Rumusan Masalah

Dari batasan masalah diatas, maka rumusan masalah pada peneliti ini

adalah “Apakah dengan bermain kolase dapat meningkatkan kreativitas anak

kelompok B PAUD Putri Berung Gayo Lues T.A 2012/2013 “

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk meningkatkan kreativitas anak kelompok B melaui kegiatan

bermain kolase di PAUD Putri Betung Gayo Lues

2. Untuk mengetahui peningkatan kreativitas anak kelompok B melalui

(19)

6

1.6Manfaat Penelitian

1. Bagi Anak

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman anak agar menjadi kreatif

dalam belajar, khususnya melaui bermain kolase dapat mengembangkan

kreativitas anak.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan untuk memperbaiki pembelajaran melaui kegiatan

bermain kolase yang dapat mengembangkan kreativitas anak.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan agar anak dapat kreatif

4. Bagi Peneliti

Sebagai bahan dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut,

khususnya yang berkenaan dengan kegiatan bermain kolase dan kreativitas

(20)
(21)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas (PTK) yang

dilakukan dengan bermain kolase maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pada sikus I dan sikus II (90%) tergoong kedalam katagori rendah, pada

sikus II meningkat menjadi (85%) tergoong kedaam katagori sangat tinggi

2. Penggunaan bermain koase dapat meningkat, kreativitas anak keompok B

(22)

53

5.2 Saran

 Bagi Guru

Di harapkan agar melaksanakan kegiatan bermain kolase untuk

meningkatkan kreativitas anak dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Menyiapkan kertas gambar sesuai ukuran yang diinginkan, menyiapkan

bahan untuk dikoase, antara lain bahan alam (ampas kelapa), pewarna,

lem, kemudian peneiti menjelaskan posisi untuk ditempe, seanjutnya

membimbing anak saat bermain kolase.

 Bagi Sekolah

Di harapkan agar pihak sekolah dapat menyediakan alat-alat dan media

yang diperlukan untuk bermain kolase, diantaranya kertas origami, bahan

(23)
(24)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Asyad, (2003), Pendidikan Anak Dini Usia (Panduan Praktis Bagi Ibu dan Calon

Ibu). Bandung.

Ahmad Susanto, (2011). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta

Al Maghari, (2005), Menumbuhkan Kreativitas Anak. Jakatra Selatan 12840.

Anita Yus. (2011), Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta : Kencana.

Aqib, 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:Yrama Widya

Dewi Rosmala, (2010), Profesionalisasi Guru Melakukan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK).Pasca Sarjana Unimed

Diana, Mutiah. (2010). Psikolog Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Haryati, (2012). Aktivitas Cerdas Pengisi Kegiatan PAUD, Jakarta

Husni Wardi, Kamtini (2005), Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak-Kanak. Jakarta, Depertemen Pendidikan Nasional.

Kurniati Euis, Rachmawati Yeni. (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak

Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Kencana.

Murniati Endyah, (2012). Pendidikan dan Bimbingan Anak Kreatif. Jl. Kenanga, Maguwoharto, Depok, Sleman Yogyakarta 55282.

Munandar Utami, (2009), Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Nurjatmika Yusep, (2012), Ragam Aktivitas Harian Untuk TK. Jl Wonosari, Baturetno

Banguntapan Jogjakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 058. (2009). Tentang

Standar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Permendiknas.

Saleh, (2004) Statistik

Sudjana, (2005). Metode Statistik, Bandung:Tarsido Sugiyono, (2009). Metode Penelitian

Sumanto, (2005). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK, Jakarta Depertemen Pendidikan Nasional.

(25)

kolase

Jumat, 03 April 2009

Tentang Seni Lukis Kolase

PENGERTIAN KOLASE

Kolase (collage) adalah sebuah cabang dari seni rupa yang meliputi kegiatan menempel potongan potongan kertas atau material lain untuk membentuk sebuah desain atau rancangan tertentu.

–Kamus modern Art, A Collins – Larousse Concise Encyclopedia

Semua kegiatan ‘perakitan’ beraneka bahan dasar menjadi sebuah karya seni. Misalnya, merakit dan merekatkan kertas, kayu, metal, barang-barang bekas, bahkan sampah ke dalam media hiasan dinding. Begitu pula, semua media lukisan yang ditambahi, ditempeli asesoris berbagai bentuk benda sesuai aslinya.

KOLASE DALAM SENI RUPA

Kendati seni kolase berlawanan sifatnya dengan seni lukis, pahat atau cetak dan seni kriya lainnya yakni berupa karya yang dihasilkan tidak lagi memperlihatkan bentuk asal material yang dipakai seni lukis, misalnya, dari kanvas putih menjadi lukisan yang berwarnawarni.

(26)

bentuk aslinya walau sudah dirakit menjadi satu kesatuan.Karya kolase digemari oleh pelukis Pablo Picasso, Georges Braque dan Max Ernst, Henri Mattise.

Sejarah Seni Kolase Dunia

Sejarah seni kolase berkembang pesat di Venice, Italia, kirakira pada abad 17. selanjutnya seni ini kian berkembang di Perancis, Inggris, Jerman dan kotakota lain di Eropa.

Kolase menjadi media yang digemari kalangan seniman disebabkan keunikan tampilannya yang menuntut kreativitas tinggi. Pelukis Pablo Picasso, Georges Braque dan Max Ernst terkenal dengan karya lukis memakai teknik kolase kertas, kain dan berbagai objek lainnya.

Henri Mattise adalah salah satu seniman yang beralih kepada seni kolase ketika jarijari tangannya terserang

arthritis sehingga tak mampu melukis lagi.

Mattise memotong kertas warna dalam ukuran besar dengan berbagai bentuk sehingga tercipta murak kertas yang indah.

Di Indonesia,penulis sastra dan pegiat seni lukis,Putu Sugih Arta telah memilih untuk mengekspresikan karya-karya lukisnya ke dalam aliran lukisan kolase.

KOLASE DAN SENI LUKIS

Kendati banyak pelukis yang pakem, kurang setuju kolase dijajarkan dengan karya-karya lukis dua dimensi ( media datar ). Namun pertautan menuju pada proses ke arah kesejajaran lambatlaun akan di terima kalangan pelukis. Hal ini, tidak lain karena penggemarnya dari kalangan anak-anak yang merupakan generasi penerus akan menjadi tulang punggung alih generasi pelukis dunia.

Kolase Bagus Untuk Anak-Anak

Seni kolase diperkenalkan kepada anak-anak sekolah TK dan SD melalui aktivitas menghias hiasan dinding dengan biji-bijian atau potongan perca.

Kolase kaya akan unsur pendidikan komplit bagi perkembangan otak anak, diantaranya bermain dan

berkreasi,belajar mengenal bentukbentuk geometris dan warna,melatih kemampuan motorik halus dllnya.

Selain itu, manfaat kolase dapat dirasakan sekali untuk :

(27)

melatih kepekaan estetis dan berempati pada barangbarang yang sudah tidak

dipaka i lagi.

MANFAAT KOLASE DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN

Imajinasi anak bisa saja dalam wujud material yang akan digunakan, kalau diarahkan bahannya dapat berasal dari bahan-bahan bekas atau sampah (yang sudah dibersihkan) sehingga kebersihan

lingkungan rumah tetap terjaga baik. Memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai (sampah) mendukung gerakan daur-ulang, kertas koran bekas, plastik, dedaunan, apabila diaplikasikan ke medium datar maupun tiga dimensi dapat menghasilkan karya seni yang unik dan menarik.

Selamat Mencoba.

Sumber: http://www.e-dukasi.net

http://www.susankatzstudios.com http://www.rickbegneaud.net

(28)

PENGERTIAN KOLASE

Kolase (collage) adalah sebuah cabang dari seni rupa yang meliputi kegiatan menempel potongan potongan kertas atau material lain untuk membentuk sebuah desain atau rancangantertentu.

Menurut Kamus modern Art, A Collins – Larousse Concise Encyclopedia :

(29)

Pengertian Kolase

Oleh : idham arvio Post : Sabtu, April 14, 2012

Dalam bidang seni barang bekas seperti majalah lama, Koran bekas, pakaian, kardus, kaleng, plastik kemasan dan daun-daun kering dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam kreasi yang unik salah satunya melalui kolase.

Menurut M. Saleh Kasim (1981:10) kolase adalah menggambar dengan teknik tempelan.

Menurut Muharam E (1992:84) menyatakan bahwa kolase adalah teknik melukis dan mempergunakan warna-warna kepingan batu, kaca, marmer, keramik, kayu, yang ditempelkan. Kolase merupakan bentuk gambar yang diwujudkan dengan menyusun kepingan berwarna yang diolesi lem kemudian ditempelkan pada bidang gambar.

Menurut Budiono MA (2005:15) mengartikan “kolase sebagai komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan yang ditempelkan pada permukaan gambar”.

Menurut Sunaryo A. (2002:8-9) menyatakan keterampilan kolase merupakan aktivitas yang penting dan kompleks.

Menurut Susanto M. (2002:63) menyatakan bahwa kata kolase yang dalam bahasa

Inggris disebut “collage” berasal dari kata “coller” dalam bahasa Perancis yang berarti

“merekat”. Selanjutnya kolase dipahami sebagai suatu teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat, seperti kertas, kain, kaca, logam, kulit telur dan lain sebagainya kemudian dikombinasi dengan penggunaan cat (minyak) atau teknik lainnya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kolase adalah kegiatan menempel ke dalam bentuk gambar yang telah ditentukan.

Gambar

Tabel 3.1 Kisi- kisi Observasi Kreativitas Anak .................................... 33

Referensi

Dokumen terkait

5.3.1 Purata Peratus Kehadiran Murid ke Sekolah bagi Tahun Terkini.  Analisis Kehadiran murid –

Kesadaran menyekolahkan anak merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan orang tua untuk menyekolahkan anak sampai tingkat yang tinggi. Setiap orang tua memiliki

Hasil yang sudah dicapai yaitu,(1) kepedulian dan empati mahasiswa pada permasalahan masyarakat cukup bagus namun karena keterbatasan waktu kunjungan hanya dua

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas dari penggunaan pakan yang mengandung bawang putih dan meniran pada dosis yang sama untuk pengendalian

Apakah faktor umur, pendidikan, pengalaman kerja, absensi, dan upah borongan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi finishing shopping

Abstra k: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kinerja kepala sekolah dan guru dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif di sekolah dasar (SD). Untuk mencapai

Transformasi genetik Nicotiana tabacum kultivar SR1 dilakukan menggunakan eksplan daun dengan teknik ko-kultivasi dan diseleksi pada media yang mengandung 30

Arahan strategi yang tepat dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang dan pengembangan ekowisata selam di Pulau Biawak termasuk dalam kategori WT (Weakness and