UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI
BERMAIN KOLASE DI KELOMPOK B PAUD
PUTRI BETUNG GAYO LUES
T.A 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Pada Prodi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini
OLEH:
ENIDA SANTI
NIM : 109098005
PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi yang diajukan Oleh:
Enida Santi
NIM 109098005
Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Telah Memenuhi Syarat dan Disetujui Untuk diajukan dan
Dipertahankan Dalam Ujian Mempertahankan Skripsi
Medan, November 2013
Dosen Pembimbing Skripsi
Drs. Jasper Simanjuntak, M.Pd
NIP.
195710151985111001Disetujui Oleh:
Ketua Prodi PG-PAUD
Dra. Hj. Nasriah, M.Pd
UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI
BERMAIN KOLASE DI KELOMPOK B PAUD
PUTRI BETUNG GAYO LUES
T.A 2012/2013
SKRIPSI
OLEH:
ENIDA SANTI
NIM : 109098005
PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 5
1.3. Batasan Masalah... 5
1.4. Rumusan Masalah ... 5
1.5. Tujuan Penelitian ... 5
1.6. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 7
2.1. Kerangka Teoritis ... 7
2.1.1. Kreativitas ... 7
A. Pengertian Kreativitas ... 7
B. Ciri-ciri Kreativitas ... 10
2.1.2. Pengertian Bermain ... 18
A. Fungsi Bermain... 19
B. Bentuk Bermain dan Permainan... 19
C. Tahapan Bermain... 20
2.13. Pengertian Bermain Kolase ... 20
A. Langkah-langkah Bermain Kolase ... 22
B. Manfaat Bermain Kolase ... 24
2.2. Kerangka Konseptual ... 25
2.3. Hipotesis Tindakan... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27
3.1 Jenis Penelitian ... 27
3.2 Subjek dan objek Penelitian ... 27
3.3 Oprasional Variabel Penelitian ... 27
3.4 Desain Penelitian ... 28
3.5 Prosedur Penelitian... 29
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.7 Teknik Analisis Data ... 34
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36
3.9 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
4. 1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 37
A. Hasil Pembahasan Siklus I... 37
B. Hasil Pembahasan Siklus II ... 43
5.1 Kesimpulan ... 51
5.2 Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi- kisi Observasi Kreativitas Anak ... 33
Tabel 3.2 Interpretasi Kreativitas Anak ... 35
Tabel 4.1 Hasil Observasi Kreativitas Anak Pada siklus I Pertemuan I
dan II ... 39
Tabel 4.2Rangkuman Kreativitas Anak Selama Siklus I ... 41
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kreativitas Anak Pada Siklus II Pertemuan I
dan II ... 45
Tabel 4.4Rangkuman Hasil Pwengamatan Kretivitas Anak Selama
Siklus II... 46
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) ... 1
Lampiran 2. Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus I Pertemuan I ... 2
Lampiran 3. Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus I Pertemuan II ... 3
Lampiran 4. Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus II Pertemuan I ... 4
Lampiran 5. Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus II Pertemuan II ... 5
Lampiran 6. Lembar Observasi Aktivitas Peneliti Selama (SKB) ... 6
Lampiran 7. Lembar Observasi Aktivitas Peneliti Selama (SKB) ... 7
Lampiran 8. Lembar Observasi Aktivitas Peneliti Selama (SKB) ... 8
Lampiran 9. Lembar Observasi Aktivitas Peneliti Selama (SKB) ... 9
Lampiran 10.Lembar Observasi Kreativitas Anak Siklus I Pertemuan I ... 10
Lampiran 11.Lembar Observasi Kreativitas Anak Siklus I Pertemuan II ... 11
Lampiran 12.Lembar Observasi Kreativitas Anak Siklus II Pertemuan I ... 12
Lampiran 13.Lembar Observasi Kreativitas Anak Siklus II Pertemuan II ... 13
Lampiran 14.Tabulasi Lembar Observasi Kreativitas Anak Siklus I Pertemuan I ... 14
Lampiran 15.Tabulasi Lembar Observasi Kreativitas Anak Siklus I Pertemuan II ... 15
Lampiran 16.Tabulasi Lembar Observasi Kreativitas Anak Siklus II Pertemuan I ... 16
Lampiran 17.Tabulasi Lembar Observasi Kreativitas Anak Siklus II Pertemuan I ... 17
Lampiran 18.Daftar Nama Anak Kelompok B paud Putri Betung Gayo Lues...18
Lampiran Surat Izin Penelitian ... .19
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal dan
informal.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 ayat 14 bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini memegang peranan yang sangat penting dalam
menentukan sejarah perkembangan anak selanjutnya. Pendidikan yang tepat sejak
berusia dini akan membawa dampak bagi perkembangan anak baik fisik, kognitif,
sosial, emosi maupun kreativitasnya. Secara umum, tujuan program pendidikan
anak usia dini adalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara
optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan
2
yang dianut, melalui program pendidikan yang dirancang dengan baik, anak akan
mampu mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya, baik dari aspek fisik,
sosial, moral. emosi, kepribadian dan kreativitasnya.
Usia kanak-kanak merupakan masa yang sangat subur untuk mengembangkan
kreativitas. Masa ini banyak memberikan waktu untuk melakukan kegiatan
kreativitas melaui bermain. Bermain memberi kesempatan pada anak untuk
mewujudkan ide-ide baru, menentukan suatu yang baru guna membentuk cita-cita
yang unik dan kreatif. Anak dapat berfantasi secara bebas sehingga kreativitas
dapat berkembang. Hal ini tampak pada awal kehidupan dan pertama-tama terlihat
dalam permainan anak.
Bermain merupakan aktivitas anak yang dilakukan dengan gerakan atau
perbuatan tertentu untuk mendatangkan rasa puas, senang, dan gembira. Di
manapun ada anak, di situ ada permainan, sedangkan dunia anak tersebut memang
tidak terpisahkan dari kegiatan bermain. Permainan merupakan kesibukan yang
dipilih sendiri tanpa ada unsur paksaan, tanpa didesak oleh rasa tanggung jawab.
Dalam membantu anak mewujudkan kreativitasnya, guru perlu menciptakan
suasana yang merangsang pemikiran dan keterampilan kreatif anak sejak dini,
Guru yang kreatif sangat perperan dalam proses pendidikan anak usia dini dan
juga berperan penting dalam mengembangkan kreativitas anak. Biasanya apa yang
dikatakan oleh guru akan diikuti dan dipatuhi anak. Guru menjadi teladan yang
3
Kreativitas sangat penting dikembangkan sejak dini, seperti yang
dikemukakan oleh Munandar (dalam Ahmad Susanto, 2011:111) bahwa
kreativitas yang memungkinkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini
tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara
bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan
baru, dan tegnologi baru dari anggota masyarakatnya. Untuk mencapai hal itu,
perlulah sikap dan prilaku kreatif dipupuk sejak dini, agar anak didik kelak tidak
hanya menjadi konsumen pengetahuan baru dan pencari kerja, tetapi mampu
menciptakan pekerjaan baru.
Berdasarkan hasil penelitian di PAUD Putri Betung Gayo Lues, diketahui
bahwa pembelajaran yang masih memfokuskan pada kemampuan anak dalam
bidang akademik seperti, menulis, membaca, dan berhitung. Guru juga masih
kurang melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kreativitas anak. Kegiatan
yang dilakukan guru dalam meningkatkan kreativitas anak hanya sebatas kegiatan
mewarnai saja sehingga anak tidak tahu kegitan-kegiatan yang lain. Salah satunya
yaitu kegiatan bermain kolase, bermain kolase dapat meningkatkan kreativitas
anak, dalam kegiatan bermain kolase banyak jenis dan bahan yang dapat
digunakan, antara lain origami, kertas koran, tutup botol, bahan alam dan
sebagainya. Guru kurang kreatif karena banyak kegiatan dan bermain yang dapat
meningkatkan perkembangan anak salah satunya perkembangan kreativitas anak.
Cara tersebut menunjukan kurang maksimalnya peningkatan kreativitas anak
4
Melihat hal yang seperti itu , guru harus berperan bijaksana agar kreativas
anak semakin meningkat.
Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain kolase akan dapat
meningkatkan kemampuan kreatif anak, karena anak akan belajar dan mengetahui
cara berrmainan kolase dengan kegiatan yang baru, agar anak juga tahu bahwa
banyak kegiatan dan permainan selain mewarnai.
Menurut Yusep Nurjatmika, (2012:82) kolase merupakan jenis bermain
keterampilan tangan yang mengasyikan bagi anak, berupa gambar yang dapat
direkatkan pada bidang datar untuk melengkapi sebuah gambar. Berbagai materai
kolase dapat direkatkan pada beragam jenis permukaan, seperti kayu, plastik,
kertas, kaca, ataupun benda lain yang berpungsi sebagai benda fungsional atau
karya seni. Kegiatan ini bisa menjadi alternatif bermain dan belajar bagi anak.
Berdasarkan permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak
perlu dikembangkan sejak dini, karena anak usia dini masih dalam tahaf
pembentukan baik dalam kemampuan otaknya maupun kemampuan fisiknya.
Untuk itu perlu pemahaman orangtua terutama guru tentang apa sesungguhnya
yang dimaksud dengan kreativitas dan bagaimana cara meningkatkannya, setelah
melakukan observasi peneliti melihat bahwa kegiatan bermain kolase tidak pernah
dilakukan di PAUD Putri Betung Gayo Lues padahal bermain kolase salah satu
cara yang dapat meningkatkat kreativitas anak, seperti yang dikemukan Susanto.
Oleh sebab itu peneliti tertarik mengambil judul “Upaya Meningkatkan
Kreativitas Anak Melalui Bermain Kolase di PAUD Putri Betung Gayo Lues
5
1.2Identipikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah peneliti mengidentifikasi
berbagai masalah yang muncul, yaitu:
1. Kegiatan yang dikukan guru dalam meningkatkan kreativiatas anak hanya
sebatas mewarnai saja.
2. Kurangnya kemampuan anak dalam bermain kolase
3. Guru kurang melakukan kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas
anak.
4. Guru lebih memfokus pembelajaran di bidang akademik seperti menulis,
membaca dan berhitung.
1.3Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti akan membatasi
masalah yang akan diteliti yaitu Peningkatan kreativitas anak kelompok B
melalui bermain kolase di PAUD Putri Betung Gayo Lues T.2012/2013.
1.4Rumusan Masalah
Dari batasan masalah diatas, maka rumusan masalah pada peneliti ini
adalah “Apakah dengan bermain kolase dapat meningkatkan kreativitas anak
kelompok B PAUD Putri Berung Gayo Lues T.A 2012/2013 “
1.5Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu:
1. Untuk meningkatkan kreativitas anak kelompok B melaui kegiatan
bermain kolase di PAUD Putri Betung Gayo Lues
2. Untuk mengetahui peningkatan kreativitas anak kelompok B melalui
6
1.6Manfaat Penelitian
1. Bagi Anak
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman anak agar menjadi kreatif
dalam belajar, khususnya melaui bermain kolase dapat mengembangkan
kreativitas anak.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan untuk memperbaiki pembelajaran melaui kegiatan
bermain kolase yang dapat mengembangkan kreativitas anak.
3. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan agar anak dapat kreatif
4. Bagi Peneliti
Sebagai bahan dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut,
khususnya yang berkenaan dengan kegiatan bermain kolase dan kreativitas
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilakukan dengan bermain kolase maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada sikus I dan sikus II (90%) tergoong kedalam katagori rendah, pada
sikus II meningkat menjadi (85%) tergoong kedaam katagori sangat tinggi
2. Penggunaan bermain koase dapat meningkat, kreativitas anak keompok B
53
5.2 Saran
Bagi Guru
Di harapkan agar melaksanakan kegiatan bermain kolase untuk
meningkatkan kreativitas anak dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Menyiapkan kertas gambar sesuai ukuran yang diinginkan, menyiapkan
bahan untuk dikoase, antara lain bahan alam (ampas kelapa), pewarna,
lem, kemudian peneiti menjelaskan posisi untuk ditempe, seanjutnya
membimbing anak saat bermain kolase.
Bagi Sekolah
Di harapkan agar pihak sekolah dapat menyediakan alat-alat dan media
yang diperlukan untuk bermain kolase, diantaranya kertas origami, bahan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Asyad, (2003), Pendidikan Anak Dini Usia (Panduan Praktis Bagi Ibu dan Calon
Ibu). Bandung.
Ahmad Susanto, (2011). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta
Al Maghari, (2005), Menumbuhkan Kreativitas Anak. Jakatra Selatan 12840.
Anita Yus. (2011), Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta : Kencana.
Aqib, 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:Yrama Widya
Dewi Rosmala, (2010), Profesionalisasi Guru Melakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).Pasca Sarjana Unimed
Diana, Mutiah. (2010). Psikolog Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Haryati, (2012). Aktivitas Cerdas Pengisi Kegiatan PAUD, Jakarta
Husni Wardi, Kamtini (2005), Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak-Kanak. Jakarta, Depertemen Pendidikan Nasional.
Kurniati Euis, Rachmawati Yeni. (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak
Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Kencana.
Murniati Endyah, (2012). Pendidikan dan Bimbingan Anak Kreatif. Jl. Kenanga, Maguwoharto, Depok, Sleman Yogyakarta 55282.
Munandar Utami, (2009), Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Nurjatmika Yusep, (2012), Ragam Aktivitas Harian Untuk TK. Jl Wonosari, Baturetno
Banguntapan Jogjakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 058. (2009). Tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Permendiknas.
Saleh, (2004) Statistik
Sudjana, (2005). Metode Statistik, Bandung:Tarsido Sugiyono, (2009). Metode Penelitian
Sumanto, (2005). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK, Jakarta Depertemen Pendidikan Nasional.
kolase
Jumat, 03 April 2009
Tentang Seni Lukis Kolase
PENGERTIAN KOLASE
Kolase (collage) adalah sebuah cabang dari seni rupa yang meliputi kegiatan menempel potongan potongan kertas atau material lain untuk membentuk sebuah desain atau rancangan tertentu.
–Kamus modern Art, A Collins – Larousse Concise Encyclopedia
Semua kegiatan ‘perakitan’ beraneka bahan dasar menjadi sebuah karya seni. Misalnya, merakit dan merekatkan kertas, kayu, metal, barang-barang bekas, bahkan sampah ke dalam media hiasan dinding. Begitu pula, semua media lukisan yang ditambahi, ditempeli asesoris berbagai bentuk benda sesuai aslinya.
KOLASE DALAM SENI RUPA
Kendati seni kolase berlawanan sifatnya dengan seni lukis, pahat atau cetak dan seni kriya lainnya yakni berupa karya yang dihasilkan tidak lagi memperlihatkan bentuk asal material yang dipakai seni lukis, misalnya, dari kanvas putih menjadi lukisan yang berwarnawarni.
bentuk aslinya walau sudah dirakit menjadi satu kesatuan.Karya kolase digemari oleh pelukis Pablo Picasso, Georges Braque dan Max Ernst, Henri Mattise.
Sejarah Seni Kolase Dunia
Sejarah seni kolase berkembang pesat di Venice, Italia, kirakira pada abad 17. selanjutnya seni ini kian berkembang di Perancis, Inggris, Jerman dan kotakota lain di Eropa.
Kolase menjadi media yang digemari kalangan seniman disebabkan keunikan tampilannya yang menuntut kreativitas tinggi. Pelukis Pablo Picasso, Georges Braque dan Max Ernst terkenal dengan karya lukis memakai teknik kolase kertas, kain dan berbagai objek lainnya.
Henri Mattise adalah salah satu seniman yang beralih kepada seni kolase ketika jarijari tangannya terserang
arthritis sehingga tak mampu melukis lagi.
Mattise memotong kertas warna dalam ukuran besar dengan berbagai bentuk sehingga tercipta murak kertas yang indah.
Di Indonesia,penulis sastra dan pegiat seni lukis,Putu Sugih Arta telah memilih untuk mengekspresikan karya-karya lukisnya ke dalam aliran lukisan kolase.
KOLASE DAN SENI LUKIS
Kendati banyak pelukis yang pakem, kurang setuju kolase dijajarkan dengan karya-karya lukis dua dimensi ( media datar ). Namun pertautan menuju pada proses ke arah kesejajaran lambatlaun akan di terima kalangan pelukis. Hal ini, tidak lain karena penggemarnya dari kalangan anak-anak yang merupakan generasi penerus akan menjadi tulang punggung alih generasi pelukis dunia.
Kolase Bagus Untuk Anak-Anak
Seni kolase diperkenalkan kepada anak-anak sekolah TK dan SD melalui aktivitas menghias hiasan dinding dengan biji-bijian atau potongan perca.
Kolase kaya akan unsur pendidikan komplit bagi perkembangan otak anak, diantaranya bermain dan
berkreasi,belajar mengenal bentukbentuk geometris dan warna,melatih kemampuan motorik halus dllnya.
Selain itu, manfaat kolase dapat dirasakan sekali untuk :
melatih kepekaan estetis dan berempati pada barangbarang yang sudah tidak
dipaka i lagi.
MANFAAT KOLASE DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN
Imajinasi anak bisa saja dalam wujud material yang akan digunakan, kalau diarahkan bahannya dapat berasal dari bahan-bahan bekas atau sampah (yang sudah dibersihkan) sehingga kebersihan
lingkungan rumah tetap terjaga baik. Memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai (sampah) mendukung gerakan daur-ulang, kertas koran bekas, plastik, dedaunan, apabila diaplikasikan ke medium datar maupun tiga dimensi dapat menghasilkan karya seni yang unik dan menarik.
Selamat Mencoba.
Sumber: http://www.e-dukasi.net
http://www.susankatzstudios.com http://www.rickbegneaud.net
PENGERTIAN KOLASE
Kolase (collage) adalah sebuah cabang dari seni rupa yang meliputi kegiatan menempel potongan potongan kertas atau material lain untuk membentuk sebuah desain atau rancangantertentu.
Menurut Kamus modern Art, A Collins – Larousse Concise Encyclopedia :
Pengertian Kolase
Oleh : idham arvio Post : Sabtu, April 14, 2012
Dalam bidang seni barang bekas seperti majalah lama, Koran bekas, pakaian, kardus, kaleng, plastik kemasan dan daun-daun kering dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam kreasi yang unik salah satunya melalui kolase.
Menurut M. Saleh Kasim (1981:10) kolase adalah menggambar dengan teknik tempelan.
Menurut Muharam E (1992:84) menyatakan bahwa kolase adalah teknik melukis dan mempergunakan warna-warna kepingan batu, kaca, marmer, keramik, kayu, yang ditempelkan. Kolase merupakan bentuk gambar yang diwujudkan dengan menyusun kepingan berwarna yang diolesi lem kemudian ditempelkan pada bidang gambar.
Menurut Budiono MA (2005:15) mengartikan “kolase sebagai komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan yang ditempelkan pada permukaan gambar”.
Menurut Sunaryo A. (2002:8-9) menyatakan keterampilan kolase merupakan aktivitas yang penting dan kompleks.
Menurut Susanto M. (2002:63) menyatakan bahwa kata kolase yang dalam bahasa
Inggris disebut “collage” berasal dari kata “coller” dalam bahasa Perancis yang berarti
“merekat”. Selanjutnya kolase dipahami sebagai suatu teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat, seperti kertas, kain, kaca, logam, kulit telur dan lain sebagainya kemudian dikombinasi dengan penggunaan cat (minyak) atau teknik lainnya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kolase adalah kegiatan menempel ke dalam bentuk gambar yang telah ditentukan.