• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

masalah, (3) cara pemecahan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian dan (6) manfaat penelitian. Secara lebih rinci akan dijelaskan seperti berikut. 1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan mendasar dimana pada jenjang ini siswa dibentuk karakteristiknya. Seorang guru di sekolah dasar tidak hanya sekedar mengajarkan materi secara kognitif, namun lebih dari itu yakni mendidik siswa untuk membentuk kepribadian yang positif. Sejalan dengan perkembangan jaman pendidikan di sekolah dasar menekankan 20% aspek pengetahuan dan 80% aspek sikap.

Setiap sekolah dasar memiliki susunan mata pelajaran yang telah disesuaikan dengan perkembangan kurikulum. Susunan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar meliputi bahasa Indonesia, matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu pengetahuan Sosial, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta masih banyak lagi yang lainnya. Salah satu muatan mata pelajaran yang terpenting adalah matematika. Sehingga semua orang perlu untuk mengenal matematika, memahami peran dan manfaat matematika ke depan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 (Depdiknas, 2006) menyebutkan bahwa “mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa”, dengan diberikannya mata pelajaran matematika kepada semua siswa ini kelak akan menjadi bekal yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan matematika merupakan salah satu hal yang terpenting sebab matematika menjadi dasar untuk pengetahuan lainnya. Banyak sekali kehidupan manusia yang erat kaitannya dengan aplikasi matematika, dengan mempelajari matematika secara baik maka, siswa juga dapat menjalankan kehidupannya dengan baik pula. Siswa setelah mempelajari matematika

(2)

diharapkan mampu berfikir yang logis, berfikir sistematis dalam menganalisa suatu permasalahan, kritis dan kreatif mengemukakan pendapat.

Kegiatan pembelajaran khususnya matematika, sebagian besar siswa hanya bergantung pada rumus tanpa mengetahui konsepnya, oleh karena itu siswa cenderung tidak dapat mengerjakan soal ketika mereka lupa terhadap rumus. Dalam usaha mengatasi masalah yang dihadapi tersebut perlu diciptakan sistem lingkungan belajar yang lebih kondusif. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif baik manual, fisik maupun sosial, oleh karena itu guru dikatakan sebagai penggerak perjalanan belajar dan fasilitator belajar peserta didik yang diharapkan mampu membantu memecahkan tingkat kesukaran yang dialami peserta didik dengan menciptakan pembelajaran yang merangsang kemampuan berfikir siswa sehingga pembelajaran tidak lagi bergantung pada rumus namun berpusat pada konsep.

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yang menyatakan bahwa: kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses, eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Kegiatan pembelajaran hendaknya diciptakan suatu suasana belajar yang asyik dan menyenangkan sehingga siswa merasa gembira serta nyaman untuk belajar. Matematika yang dahulunya dianggap sulit dan dijadikan momok dapat berubah menjadi pelajaran yang asyik dan menyenangkan bagi siswa, selain itu siswa diberikan kesempatan untuk mengikuti pembelajaran dengan memacu kemampuan berfikir logis, dengan menggunakan logika sehingga siswa memahami konsep tanpa harus bergantung dengan rumus. Siswa akan lebih mudah untuk mengingat materi yang dipelajari, sebab pada tahap ini siswa berada pada tahap operasional konkret sehingga ketika belajar ia harus menggunakan contoh-contoh konkret baru menuju ke abstrak. Melalui konsep

(3)

yang berkaitan dengan kehidupan selanjutnya baru dikenalkan dengan rumus. Penerapan pembelajaran gasing dapat digunakan untuk mengatasi masalah seperti diatas. Metode gasing merupakan metode yang Gampang, Asyik dan Menyenangkan. Metode ini sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa sekolah dasar.

Terdapat beberapa penelitian yang telah menerapkan metode matematika gasing. Pertama, penelitian yang diakukan oleh Surya (2012) dengan judul penelitian “ Math for The Indigenous Tribes in Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode matematika gasing dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Matematika pada anak-anak usia SD di Papua.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Charitas, Permana, dan Suwastri (2014) dengan judul penelitian “Local Instruction Theory on Division In Mathematics Gasing: The Case of Rural Area’s Student in Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Matematika gasing memberikan kontribusi yang nyata pada pemahaman mahasiswa dalam konsep operasi pembagian. Penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa metode matematika gasing mampu meningkatkan motivasi, prestasi belajar matematika siswa, dan pemahaman mahasiswa terhadap konsep operasi pembagian.

Berdasarkan penelitian diatas peneliti juga akan melakukan penelitian serupa di SD Negeri 03 Babadan. SD Negeri 03 Babadan mengalami masalah sama dengan diatas, hasil belajar kurang maksimal dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Keseluruhan siswa berjumlah 15 namun tidak berangkat 1 siswa sehingga hanya dari 14 siswa, sebanyak 6 siswa tidak tuntas dan 9 yang tuntas. Pembelajaran khususnya matematika pun hanya di dominasi oleh 2 siswa saja, sedangkan yang lainnya pasif.

Berdasarkan masalah di atas maka penulis perlu memperbaiki pembelajaran agar siswa lebih akif dan hasil belajar matematika siswa menjadi meningkat. Penulis berpendapat bahwa dengan metode gasing, pembelajaran matematika menjadi menyenangkan dan lebih mudah menyerap materi sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa meningkat. Berdasarkan

(4)

latar belakang di atas penulis akan melakukan penelitian dengan judul “penerapan pembelajaran gasing untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 03 Babadan semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Penggunaan metode pembelajaran yang masih berpusat kepada guru (teacher center).

b. Kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat atau gagasan-gagasan individu masih kurang

c. Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran (siswa cenderung pasif) d. Pembelajaran matematika di SD cenderung monoton, tidak asyik dan tidak

menyenangkan, sehingga siswa bosan serta tidak termotivasi untuk belajar. e. Penggunan metode yang kurang tepat, sehingga siswa menjadikan matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan menakutkan sebab siswa cenderung menghafalkan rumus bukan memahami konsepnya.

1.3 Cara pemecahan Masalah

Pembelajarn matematika pada saat ini cenderung berpusat pada guru serta pembelajarannya pun monoton sehingga siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang demikian jika tidak diubah maka siswa akan tetap beranggapan bahwa matematika itu momok yang menakutkan karena tidak ada hal yang menarik bagi siswa, maka dari itu harus segera diatasi agar siswa aktif dalam pembelajaran dan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Penulis berupaya melakukan perbaikan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran gasing untuk menciptakan suasana pembelajaran yang gampang, asyik dan menyenangkan serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir secara logis mengenai pembelajaran yang dialaminya.

(5)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah penelitian ini dibatasi yaitu sebagai berikut: a. Bagaimana penerapan metode gasing untuk meningkatkan keaktifan dan

hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Babadan ? b. Apakah dengan penerapan metode gasing dapat meningkatkan keaktifan

dan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri 03 Babadan? 1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah:

a. Mendiskripsikan penerapan pembelajaran gasing untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri 03 Babadan.

b. Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri 03 Babadan dengan metode gasing. 1.6 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian PTK ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan kajian tentang definisi dan implementasi pembelajaran gasing di SD.

b. Manfaat praktis 1. Manfaat bagi siswa

Menumbuhkan pola pikir yang logis, motivasi dan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran matematika sebab pembelajaran menjadi lebih asyik, menyenangkan dan materi lebih mudah diingat siswa.

2 Manfaat bagi guru

Memberikan wawasan kepada guru untuk mengembangkan cara belajar sehingga siswa diberikan ruang untuk mengungkapkan gagasannya untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

3 Manfaat bagi kepala sekolah

Memotivasi kepada guru di sekolah untuk melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rancangan sistem, tool yang digunakan untuk mengelola database yaitu MySQL. Dengan tool ini akan lebih cepat dalam melakukan pengelolaan database. Tabel yang digunakan

1. Adanya perasaan senang terhadap belajar. Adanya keinginan yang tinggi terhadap penguasaan dan keterlibatan dengan kegiatan belajar. Adanya perasaan tertarik yang

Jika tidak ada pemberitahuan tersebut, maka dianggaplah bahwa sewa itu diperpanjang untuk waktu yang sama; dan (2) Pengaturan batas waktu hak sewa atas tanah Hak Milik bagi

Berbagi linkmelalui note dapat dilakukan oleh guru Anda, kawan-kawan Anda, maupun Anda sendiri. Apabila Anda ingin berdiskusi atau menanyakan sesuatu melalui

Berikut merupakan salah satu contoh pengujian yang dilakukan pada aplikasi ARMIPA yaitu pengujian ketepatan titik lokasi pada peta dan kamera dengan markerless

Pada Ruang Baca Pascasarjan perlu dilakukan pemebersihan debu baik pada koleksi yang sering dipakai pengguna maupun

Menurut teori hukum Perdata Internasional, untuk menentukan status anak dan hubungan antara anak dan orang tua, perlu dilihat dahulu perkawinan orang tuanya sebagai

Penyusunan LBP Kementerian Keuangan Tahunan Tahun Angggaran 2020 (Audited), mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah dengan