• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

NTP Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan bulanApril 2015 sebesar 103,58 persen, terjadi penurunan sebesar (-0,91) persen bila dibandingkan dengan NTP bulan Maret yang mencapai 104,53 persen. NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 99,51 persen; Subsektor Hortikultura (NTP-H) sebesar 106,35 persen; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) sebesar 104,81 persen; Subsektor Peternakan (NTP-Pt) sebesar 106,87 persen; dan Subsektor Perikanan (NTP-Pi) sebesar 103,76 persen.

Apabila dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya, maka empat subsektor mengalami penurunan NTP yaitu Subsektor Tanaman Pangan, Perkebunan Rakyat , subsektor Peternakan dan subsector Perikanan .

No. 29/05/73/Th. IX , 4 Mei 2015

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

NILAI TUKAR PETANI BULAN APRIL 2015 SEBESAR 103,58 PERSEN

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan pada April 2015, NTP di Sulawesi Selatan secara umum mengalami penurunan sebesar (-0,91) persen dibandingkan bulan Maret 2015, yaitu dari 104,53 menjadi 103,58. Hal ini disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami penurunan sedangkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami kenaikan.

(2)

Tabel 1

Nilai Tukar Petani Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan, April 2015 (2012=100)

Rincian Bulan Persentase Perubahan Maret 2015 April 2015

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Diterima Petani 122.19 121.51 -0.55

2. Indeks Dibayar Petani 116.89 117.31 0.36

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 120.07 120.41 0.28

2.1.1. Bahan Makanan 123.87 123.00 -0.70

2.1.2. Makanan Jadi 114.58 115.25 0.59

2.1.3. Perumahan 117.03 118.01 0.84

2.1.4. Sandang 116.16 116.63 0.40

2.1.5. Kesehatan 116.00 116.29 0.25

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan 107.45 107.45 0.00

Olah Raga

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 126.85 129.98 2.47

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan 110.96 111.58 0.56

Barang Modal (BPPBM)

2.2.1. Bibit 108.39 108.68 0.27

2.2.2. Obat-Obatan dan Pupuk 107.27 107.49 0.20

2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan 109.21 109.37 0.15

Lainnya

2.2.4. Transportasi 127.35 131.99 3.64

2.2.5. Penambahan Barang Modal 110.08 110.34 0.24

2.2.6. Upah Buruh Tani 111.84 112.12 0.25

3. Nilai Tukar Petani 104.53 103.58 -0.91

4. Nilai Tukar Usaha Pertanian 110.12 108.90 -1.11

Bila dibandingkan dengan NTP Maret 2015 , empat dari lima subsektor mengalami penurunan, yaitu subsektor Tanaman pangan mengalami penurunan sebesar(-1,56 %), subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan sebesar 1,29 %),subsektor Peternakan turun sebesar (-0,45 %) dan subsektor Perikanan turun sebesar (-0,76 %), sedangkan subsektor Hortikultura naik sebesar 0,52 %,.

1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada April 2015 indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan pada subsektor Tanaman Pangan sebesar (-1,04 %), Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan sebesar (-1,07 %), subsektor peternakan turun sebesar (-0,11 %), dan subsektor perikanan turun sebesar (-0,28 %),sedangkan Subsektor Hortikultura naik sebesar 0,69 %, , sehingga Indeks Harga yang diterima Petani di Sulawesi Selatan mengalami penurunan sebesar (-0,55) persen bila dibandingkan dengan bulan Maret 2015 , yaitu dari 122,19 menjadi 121,51.

(3)

Tabel 2

Nilai Tukar Petani Sulawesi Selatan Per Subsektor April 2015 (2012=100)

Subsektor Bulan Persentase Perubahan

Maret 2015 April 2015

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a. Indeks yang Diterima (It) 119.78 118.54 -1.04

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 118.50 119.12 0.53

c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 101.08 99.51 -1.56

d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 105.81 104.04 -1.67

2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima (It) 124.20 125.05 0.69

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 117.40 117.59 0.16

c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 105.80 106.35 0.52

d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 113.23 112.94 -0.26

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima (It) 124.93 123.59 -1.07

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 117.66 117.92 0.22

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 106.17 104.81 -1.29

d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 112.88 111.41 -1.30

4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima (It) 121.83 121.70 -0.11

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 113.49 113.87 0.34

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 107.35 106.87 -0.45

d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 112.03 111.46 -0.50

5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima (It) 122.42 122.08 -0.28

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 117.09 117.66 0.48

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 104.56 103.76 -0.76

d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 110.60 109.02 -1.43

5.1 Perikanan Tangkap

a. Indeks yang Diterima (It) 127.06 126.27 -0.62

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 117.22 117.89 0.57

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pit) 108.39 107.10 -1.19

d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 113.86 111.61 -1.97

5.2 Perikanan Budidaya

a. Indeks yang Diterima (It) 118.96 118.95 -0.01

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 116.99 105.69 0.00

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pib) 101.68 101.25 -0.43

(4)

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada April 2015 indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0.36 persen

bila dibandingkan bulan Maret 2015 , yaitu dari 116.89 menjadi 117,31, dimana Indeks harga yang dibayar petani (Ib) untuk subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,53 %,.subsektor Hortikultura naik sebesar 0,16 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,22 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 0,34 persen, dan Subsektor Perikanan mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen.

3. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)

Pada bulan April 2015 NTP-P mengalami penurunan sebesar (-1,56) persen, hal ini karena Indeks yang diterima petani (It) turun sebesar (-1,04) persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,53 persen. Penurunan yang terjadi pada Indeks yang diterima Petani (It) karena subkelompok padi mengalami penurunan sebesar (-0,38) persen dan subkelompok palawija turun sebesar (-2,38) persen Sedang Indeks yang dibayar Petani (Ib) mengalami kenaikan pada subkelompok konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,49 persen, dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,65 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTP-H)

Pada bulan April 2015, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H) mengalami kenaikan sebesar 0,52 %, hal ini karena Indeks yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,69 persen, sedang indeks yang dibayar Petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen.

Kenaikan yang terjadi pada Indeks yang diterima Petani (It) karena adanya kenaikan pada aneka komoditas pada subkelompok sayur-sayuran sebesar 2.51 persen dan tanaman obat naik sebesar 1.39 persen, walaupun subkelompok buah-buahan turun sebesar (-1,01) persen, sementara indeks yang dibayar Petani (Ib) mengalami kenaikan pada biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,95 %, sedangkan pada subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) turun sebesar (-0,06 %).

c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)

Pada bulan April 2015 NTP-Pr mengalami penurunan sebesar (-1,29 %), hal ini karena Indeks yang diterima Petani petani (It) mengalami penurunan sebesar (-1,07 %), sementara indeks yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,22 persen.

(5)

d.

Subsektor Peternakan (NTP-Pt)

Pada bulan April 2015, NTP-Pt mengalami penurunan sebesar (-0,45) persen dibandingkan dengan bulan Maret 2015, hal ini karena indeks yang diterima petani (It) sebesar (-0,11) persen sementara indeks yang dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,34 persen.

Indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan pada subkelompok unggas sebesar (-0,75 %) dan subsektor hasil ternak turun sebesar (-0,41 %). Sedang subkelompok ternak besar tidak mengalami perubahan dan subkelompok ternak kecil naik sebesar 0,31 persen, kenaikan yang terjadi pada Indeks yang dibayar petani (Ib) karena kelompok BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen, dan Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTP-Pi)

Pada bulan April 2015, NTP-Pi mengalami penurunan sebesar (-0,76 %), hal ini karena perubahan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar (-0,28 %) , sedangkan indeks yang dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,48 %. Penurunan yang terjadi pada indeks yang diterima Petani (It) karena subkelompok penangkapan mengalami penurunan sebesar (-0,62 %) dan sub kelompok budidaya mengalami penurunan sebesar (-0,01 %), Sedang Indeks yang dibayar Petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,48 % ,dimana subkelompok Konsumsi Rumah Tangga naik sebesar 0,11 % dan indeks BPPBM naik sebesar 1,16 %.

(6)

Tabel 3

Angka Indeks Per Subsektor menurut Kelompok dan Perubahannya April 2015 (2012=100)

Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase Perubahan

Maret 2015 April 2015

(1) (2) (3) (4)

1, Tanaman Pangan

a. Indeks Diterima Petani 119.78 118.54 -1.04

- Padi 118.51 118.06 -0.38

- Palawija 122.49 119.57 -2.38

b. Indeks Dibayar Petani 118.50 119.12 0.53

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 120.37 120.96 0.49

- Indeks BPPBM 113.21 113.94 0.65

2. Hortikultura

a. Indeks Diterima Petani 124.20 125.05 0.69

- Sayur-sayuran 137.48 140.93 2.51

- Buah-buahan 114.11 112.97 -1.01

-Tanaman Obat 121.69 123.37 1.39

b. Indeks Dibayar Petani 117.40 117.59 0.16

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 124.20 119.69 -0.06

- Indeks BPPBM 109.69 110.73 0.95

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks Diterima Petani 124.93 123.59 -1.07

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 124.93 123.59 -1.07

b. Indeks Dibayar Petani 117.66 117.92 0.22

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119.26 119.53 0.22

- Indeks BPPBM 110.68 110.93 0.23

4. Peternakan

a. Indeks Diterima Petani 121.83 121.70 -0.11

- Ternak Besar 125.34 125.34 0.00

- Ternak Kecil 119.65 120.02 0.31

- Unggas 105.67 104.88 -0.75

- Hasil Ternak 125.30 124.78 -0.41

b. Indeks Dibayar Petani 113.49 113.87 0.34

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 120.43 120.76 0.27

- Indeks BPPBM 108.75 109.18 0.39

5. Perikanan

a. Indeks Diterima Petani 122.42 122.08 -0.28

- Penangkapan 127.06 126.27 -0.62

- Budidaya 118.96 118.95 -0.01

b. Indeks Dibayar Petani 117.09 117.66 0.48

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 120.85 120.99 0.11

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada uji kemiripan, pada penelitian ini menggunkan metode chi square distance, yang merupakan pengembangan dari chi-square test yang biasa digunakan menghitung

Jika anda sudah mengembangkan kesadaran akan fungsi indera perabaan, anda akan mendapati bahwa banyak informasi tentang lingkungan anda yang dapat diberikan oleh ujung-ujung jari

pelajaran Fiqih yaitu dari siswa yang telah tuntas pada siklus I naik dari. 72% menjadi

Foto rontgen toraks adalah pemeriksaan radiologi yang paling sering dilakukan. Untuk pemeriksaan rutin biasa dilakukan foto PA, dan bila perlu, dila perlu dapat

Dulu masyarakat tidak mengetahui cara mengelolah ikan-ikan yang ada di tambak tersebut, Jadi yang dilakukan oleh masyarakat adalah hanya menjual ikan-ikan tersebut pada waktu

Hal ini mengakibatkan keutamaan dan kemuliaan yang khusus dikarunia oleh Allah SWT untuk ahlul bait dan keturunannya tidak dapat disandang oleh anak cucu

Diharapkan dari tulisan ini pembaca dapat memperoleh gambaran tentang jenis dosimeter perorangan yang digunakan untuk layanan pemantauan dosis tara perorangan eksternal (film

Tulisan ini akan membahas lebih lanjut mengenai pemantauan dosis eksterna pekerja radiasi menggunakan dosimeter perorangan dengan menitikberatkan pada upaya