• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chairull Umam F3409018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Chairull Umam F3409018"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

EVALUASI PELAKSANAAN LELANG TITIK REKLAME

DI KOTA SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Oleh :

Chairull Umam

F3409018

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

commit to user

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Untuk maju dalam pengetahuan seseorang harus senantiasa belajar lebih

banyak, menalar lebih banyak. Kegiatan membaca membantu mencapai ini,

diperguruan tinggi sekitar 85 % dari seluruh penelaahan meliputi membaca.

Kalau, sebagaimana ini pasti demikian, kemajuan datang melalui penelaahan,

maka membaca barangkali merupakan sarana utama dari mahasiswa untuk

kemajuan akademik. ( William D. Baker )

Penulis persembahkan kepada:

1. Keluarga

2. Almamater

3. Teman-teman D3 Pajak 2009

(5)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang

berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Lelang Titik Reklame di Kota Surakarta” ini

dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar

Ahli Madya Perpajakan pada Program Diploma III Program Studi Perpajakan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik atas dukungan dan

bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi

DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Ibu Juliati, SE, Ak. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah

memberikan pengarahan.

4. Bapak-Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

(6)

commit to user

5. Ibu Maya Pramita, SH, M. Hum. selaku Sub. Bag Perencanaan Evaluasi

dan Pelaporan DPPKA Kota Surakarta yang telah memberikan izin penulis

untuk melakukan penelitian.

6. Bapak, ibu dan adik tercinta, yang selalu memberikan kasih sayang,

motivasi, semangat serta doa.

7. Teman-teman DIII Perpajakan 2009, Galih Cendekia, Gilar Hargi, Yudha

Baladika, Dian Suprayogo, Bagus Pambudi, Credo Agendo, Beni

Cristanto, Caritas Kenia, Denyantri Pradipta dan teman-teman yang lain,

terima kasih atas dukungan, bantuan, candaan, cercaan dan contekan

selama kuliah.

8. Untuk Anafia Azzahra Pratiwi, terima kasih atas waktu, doa dan

pengertiannya.

9. Untuk semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan laporan ini.

Harapan saya selaku penulis adalah Laporan Tugas Akhir ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembaca untuk perbaikan dalam penelitian selanjutnya.

Surakarta, 15 Juni 2012

(7)

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRACT ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Gambaran Umum DPPKA Surakarta ... 1

B. Latar Belakang Masalah ... 18

C. Rumusan Masalah ... 20

D. Tujuan Penelitian ... 21

E. Manfaat Penelitian ... 21

(8)

commit to user

BAB II : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Dasar Hukum ... 26

B. Pengertian Pajak ... 26

C. Fungsi Pajak ... 28

D. Asas Pemungutan ... 28

E. Sistem Pemungutan ... 29

F. Pajak Daerah ... 30

G. Retribusi Daerah ... 31

H. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah ... 37

I. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Atas Pemakaian Tanah J. Daerah ... 38

K. Pembahasan Masalah ... 39

BAB III : TEMUAN A. Kelebihan…………... ... 59

B. Kelemahan ………... ... 60

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran... 62

DAFTAR PUSTAKA

(9)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

1.1 Bagan Organisasi DPPKA Kota Surakarta……….7

(10)

commit to user

DAFTAR TABEL

(11)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

commit to user ABSTRACT

EVALUASI PELAKSANAAN LELANG TITIK REKLAME

DI KOTA SURAKARTA

Chairull Umam

F3409018

The purpose of this research is knowing the point of auction procedures for the billboard, knowing the new problems that occur in the process of advertising the auction point and finding the solution of problems that occur during the process of advertising the auction point. The step of this research is done by comparing between theory and observation in DPPKA Surakarta by learning RKS dan Keputusan Walikota Surakarta Nomor: 510.1/18/1/2009. The result of the research are many problems that arise at the time of auction. The conclusion of this research are insufficient number tender participants, tender participants are many proposed IMB is included in the auction and many advertising location that are not sold. Bassed on the result of research, the researcher give some suggestion are direct promotion by visiting an existing advertising agency in the city of Surakarta, cooperate with the Government of Surakarta and validation to the process of determining the base price will be more effective so that the auction location advertising can be implemented and conducted a survey in advance will be on the auction site to the advertising agency.

(13)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum DPPKA Surakarta

1. Sejarah Terbentuknya DPPKA Surakarta

Seiring berjalannya waktu tata pemerintahan kota Surakarta

mengalami banyak perubahan dan perbaikan, berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan Peraturan Daerah No, 6 Tahun 1990

tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah

Tingkat II dirubah menjadi Peraturan Daerah No. 6 tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta. Pada

peraturan baru tersebut nama Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA)

berubah menjadi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

(DPPKA) peraturan baru tersebut mulai berlaku pada tanggal 1 Januari

2009 yang mana Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

tersebut merupakan gabungan dari tiga unsur instansi pemerintah

yaitu DIPENDA, Dinas Keuangan dan Kantor Aset. Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset dipimpin oleh seorang kepala dinas

yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada walikota melalui

sekretaris daerah. Saat ini Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Aset atau DPPKA dibagi kedalam beberapa bagian atau bidang

yang dipimpin langsung oleh seorang kepala bagian yang dalam

(14)

commit to user

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset.

Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kepala Daerah

Kotamadya Surakarta tanggal 30 Juni 1972 No. 162/ Kep/ Kdh. IV/

Kp.72 tentang penghapusan bagian pajak dari dinas pemerintahan

umum karena berkaitan dengan pembentukan dinas baru. Dinas baru

tersebut yaitu DIPENDA atau Dinas Pendapatan Daerah yang

dipimpin oleh kepala dinas yang kedudukan dan tanggung jawabnya

langsung kepada walikota. Seiring berjalannya waktu tata

pemerintahan kota Surakarta mengalami banyak perubahan dan

perbaikan, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan peraturan daerah

No. 6 tahun 1990 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Pendapatan Daerah Tingkat II dirubah menjadi Peraturan Daerah No. 6

tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota

Surakarta. Pada peraturan baru tersebut nama Dinas Pendapatan

Daerah (DIPENDA) berubah menjadi Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset (DPPKA) Peraturan baru tersebut mulai berlaku

pada tanggal 1 Januari 2009.

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset dipimpin

oleh seorang kepala dinas yang berkedudukan dan bertanggung jawab

kepada walikota melalui sekretaris daerah. Saat ini Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset atau DPPKA dibagi kedalam

(15)

commit to user

kepala bagian yang dalam menjalankan tugasnya langsung dibawah

pimpinan dan langsung bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset.

2. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi DPPKA

Adapun kedudukan, tugas pokok, dan fungsi Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah sebagai berikut.

a. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam

melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada walikota

melalui Sekretaris Daerah.

b. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai

tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.

c. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

menyelenggarakan fungsi :

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas;

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan

pelaporan;

3) Penyelenggaraan pendaftaran dan pendataan wajib pajak dan

wajib retribusi;

4) Pelaksanaan perhitungan, penetapan dan angsuran pajak dan

(16)

commit to user

5) Pengelolaan dan pembukuan penerimaan pajak dan retribusi

serta pendapatan lain;

6) Pelaksanaan penagihan atas keterlambatan pajak, retribusi dan

pendapatan lain;

7) Penyelenggaraan pengelolaan anggaran, perbendaharaan dan

akutansi;

8) Pengelolaan aset barang daerah;

9) Penyiapan penyusunan, perubahan dan perhitungan anggaran

pendapatan dan belanja daerah;

10)Penyelenggaran administrasi keuangan daerah;

11)Penyelenggaraan sosialisasi;

12)Pembinaan jabatan fungsional;

13)Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

3. Struktur Organisasi DPPKA Surakarta

a. Adapun susunan Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Surakarta menurut Peraturan Daerah Nomor

14 Tahun 2011 Perubahan Perda Nomor 6 tahun 2008 tentang

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota

Surakarta terdiri dari :

1) Kepala

2) Sekretariat, membawahkan :

a. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

(17)

commit to user

c. Subbagian Umum dan Kepegawaian.

3) Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi,

membawahkan :

a. Seksi Pendaftaran dan Pendataan;

b. Seksi Dokumentasi dan Pengelolaan Data.

4) Bidang Penetapan, membawahkan :

a. Seksi Perhitungan;

b. Seksi Penerbitan Surat Ketetapan.

5) Bidang Penagihan, membawahkan :

a. Seksi Penagihan dan Keberatan;

b. Seksi Pengurangan Pajak Daerah

6) Bidang Anggaran, membwahkan :

a. Seksi Anggaran I;

b. Seksi Anggaran II.

7) Bidang Perbendaharaan, membawahkan :

a. Seksi Perbendaharaan I;

b. Seksi Perbendaharaan II.

8) Bidang Akutansi, membawahkan :

a. Seksi Akutansi I;

b. Seksi Akutansi II.

9) Bidang Aset, membawahkan :

a. Seksi Perencanaan Aset;

(18)

commit to user

10)Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

11)Kelompok Jabatan Fungsional.

b. Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

c. Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat 1, masing-masing

dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan.

d. Subbagian-subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat 1,

masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang

bersangkutan.

e. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat 1,

dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior sebagai Ketua

Kelompok dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

f. Bagan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Aset sebagaimana tersebut dalam lampiran XVII merupakan

(19)
(20)

commit to user

4. DESKRIPSI JABATAN DAN STRUKTURAL

1) Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

urusan pemerintah di bidang pendapatan. Uraian tugas seorang

kepala dinas adalah sebagai berikut :

a. Menyusun rencana strategis dan rencana kerja dinas.

b. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas pada

bawahan.

c. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan,

keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program

kegiatan dinas sesuai dengan bidang tugas.

d. Menyelenggarakan sistem pengendalian intern pelaksanaan

kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan

yang berlaku.

e. Menerapkan standar pelayanan minimal.

f. Menyelenggarakan pengelolaan Kesekretariatan meliputi :

Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan, Keuangan, Umum dan

Kepegawaian.

g. Menyusun kebijakan teknis di bidang pendaftaran, pendataan,

dan dokumentasi.

h. Menyusun kebijakan teknis di bidang penetapan, penagihan,

(21)

commit to user

2) Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris, sekretaris

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan

teknis, pembinaan,pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara

terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang

perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan

kepegawaian sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala

Dinas.

a. Menyusun rencana kerja Sekretariat berdasarkan rencana

strategis dan rencana kerja dinas.

b. Mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis dan rencana

kerja dinas.

c. Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada

bawahan.

d. Merumuskan kebijakan teknis, pembinaan dan

pengkoordinasian penyelenggaraan urusan kesekretariatan.

e. Mengelola administrasi perencanaan, evaluasi dan pelaporan.

f. Mengelola administrasi keuangan.

g. Mengelola administrasi umum.

(22)

commit to user

Sekretariat membawahkan :

a. Subbagian Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan

Kepala SubbagianPerencanaan, Evaluasi, Pelaporan

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan

kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian

penyelenggaraan tugas secara terpadu di bidang perencanaan,

evaluasi, dan pelaporan.

b. Subbagian keuangan

Kepala subbagian keuangan mempunyai tugas

melakukan pengelolaan administrasi keuangan. Seperti

melakukan penyusunan rencana kerja subbagian keuangan

berdasarkan rencana kerja sekretariat, menyiapkan bahan

usulan perubahan anggaran dan perhitungan anggaran.

c. Subbagian Umum dan Kepegawaian

Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian

mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi Umum

dan Kepegawaian. Seperti melakukan administrasi surat

menyurat dan perjalanan dinas, mengurus peralatan dan

perlengkapan kantor, pendokumentasian informasi hukum serta

kearsipan dan perpustakaan.

3) Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi

Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi

(23)

commit to user

kebijakan teknis di bidang pendaftaran dan pendataan serta

dokumentasi dan pengelolaan data seperti melaksanakan kegiatan

pendataan wajib dan obyek pajak daerah serta wajib dan obyek

retribusi daerah yang dikelola oleh Dinas, melaksanakan

pengelolaan Dokumentasi wajib dan obyek pajak daerah serta

wajib dan obyek retribusi daerah yang dikelola oleh Dinas. Bidang

pendaftaran, pendataan dan dokumentasi membawahi seksi-seksi

sebagai berikut.

a. Seksi Pendaftaran dan Pendataan

Kepala Seksi Pendaftaran dan Pendataan mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan

teknis di bidang pendaftaran dan pendataan meliputi

pendaftaran, pendataan, dan pemeriksaan di lapangan terhadap

Wajib Pajak Daerah (WPD) dan Wajib Retribusi Daerah

(WRD).

b. Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data

Kepala Seksi Dokumentasi dan Pengolahan mempunyai

tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis

di bidang dokumentasi dan pengolahan data meliputi

menghimpun, mendokumentasi, menganalisa dan mengolah

(24)

commit to user

c. Bidang Penetapan

Bidang Penetapan bertugas melaksanakan penyiapan

perumusan kebijakan teknis di bidang perhitungan dan

penerbitan surat ketetapan. Seperti melaksanakan penetapan

pajak dan retribusi daerah, melaksanakan perhitungan jumlah

Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dan jumlah

ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang

penagihannya dilimpahkan kepada daerah berdasarkan Surat

Pemberitahuan Pajak Terutang dan Daftar Himpunan

Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan (DHKP PBB). Bidang

Penetapan membawahi seksi-seksi sebagai berikut :

1) Seksi Perhitungan

Kepala Seksi Perhitungan mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di

bidang perhitungan, meliputi perhitungan dan penetapan

besarnya pajak dan retribusi daerah.

2) Seksi Penerbitan Surat Ketetapan

Kepala Seksi Penerbitan Surat Ketetapan

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan

kebijakan teknis di bidang Penerbitan Surat Ketetapan,

meliputi menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah

(25)

commit to user

surat-surat ketetapan pajak daerah dan retribusi daerah

lainnya.

d. Bidang Penagihan

Kepala Bidang Penagihan mempunyai tugas melakukan

perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di

bidang penagihan dan keberatan dan pengelolaan penerimaan

sumber pendapatan lain. Seperti melaporkan hasil pelaksanaan

tugas kepada atasan sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan

tugasi. Bidang Penagihan membawahi seksi-seksi sebagai

berikut.

1) Seksi Penagihan dan Keberatan

Kepala Seksi penagihan dan keberatan mempunyai

tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan

teknis di bidang penagihan dan keberatan, meliputi

penagihan tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan

sumber pendapatan lainnya serta melayani permohonan

keberatan dan penyelesaiannya.

2) Seksi Pengurangan Pajak Daerah

Kepala Seksi Pengurangan Pajak Daerah

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan

kebijakan teknis di bidang pengurangan pajak daerah,

(26)

commit to user

pengurangan pajak daerah dengan ketentuan peraturan

perundangan yang berlaku.

e. Bidang Anggaran

Kepala Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok

melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan

pelaksanaan di bidang anggaran.

Bidang Anggaran terdiri dari dua seksi yang merupakan

satu kesatuan tim kerja.

1) Seksi Anggaran I

Kepala Seksi Anggaran I mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di

bidang anggaran I.

2) Seksi Anggaran II

Kepala Seksi Anggaran II mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di

bidang anggaran II.

f. Bidang Perbendaharaan

Kepala Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas

pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan

dan pelaksanaan di bidang pengelolaan perbendaharaan I dan

(27)

commit to user

1) Seksi Perbendaharaan I

Kepala Seksi Perbendaharaan I mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di

bidang perbendaharaan I, seperti melakukan penyiapan

bahan perumusan penetapan Uang Persediaan (UP) dari

semua SKPD, melakukan penyiapan bahan pembuatan

Daftar Gaji Pegawai Negeri Sipil, melakukan penyiapan

bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

2) Seksi Perbendaharaan II

Kepala Seksi Perbendaharaan II mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di

bidang perbendaharaan II, seperti melakukan penyiapan

bahan perumusan penetapan Uang Persediaan (UP) dari

semua SKPD, melakukan penyiapan bahan pembuatan

Daftar Gaji Pegawai Negeri Sipil, melakukan penyiapan

bahan penerbitan Surat Perintah Pencaran Dana (SP2D).

g. Bidang Akuntansi

Kepala Bidang Akutansi mempunyai tugas pokok

melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang akutansi, seperti merumuskan laporan

realisasi anggaran Pemerintah Kota Surakarta secara

keseluruhan. Bidang Akuntansi membawahi seksi-seksi

(28)

commit to user

1) Seksi Akuntansi I

Kepala Seksi Akuntansi I mempunyai tugas

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang

akuntansi I, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan

laporan arus kas Pemerintah Kota Surakarta secara

keseluruhan.

2) Seksi Akuntansi II

Kepala Seksi Akuntansi II mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di

bidang akuntansi II, seperti melakukan penyiapan bahan

perumusan laporan arus kas Pemerintah Kota Surakarta

secara keseluruhan.

h. Bidang Aset

Kepala Bidang Aset mempunyai tugas pokok

melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang perencanaan aset dan pengelolaan aset,

seperti menginventarisasi data barang milik daerah. Bidang

Aset membawahi seksi-seksi sebagai berikut :

1) Seksi Perencanaan Aset

Kepala Seksi Perencanaan Aset mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di

bidang perencanaan aset, seperti memproses pengadaan

(29)

commit to user

2) Seksi Pengelolaan Aset

Kepala Seksi Pengelolaan Aset mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di

bidang pengelolaan aset, seperti melakukan pengawasan

barang milik daerah.

i. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

UPTD bertugas untuk memungut dan mengelola Pajak

Retribusi Daerah Kota Surakarta.

j. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok ini bertugas melaksanakan sebagian tugas

Kepala Dinas pada Cabang Dinas di Kecamatan.

4. Visi dan Misi DPPKA

a. Visi DPPKA

Terwujudnya peningkatan pendapatan daerah yang optimal dalam

rangka menjamin likuiditas keuangan daerah untuk mendukung

pembangunan daerah.

b. Misi DPPKA

1) Pengembangan pola intensifikasi dan ekstensifikasi

pengelolaan pendapatan daerah.

2) Peningkatan kualitas pelayanan yang bertumpu pada standar

pelayanan.

3) Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional.

(30)

commit to user

B. Latar Belakang Masalah

Reklame adalah salah satu media yang sangat diminati oleh

produsen dalam upaya mempromosikan hasil produksinya. Para produsen

beramai-ramai mempromosikan produknya melalui berbagai jenis reklame

dan salah satunya adalah melalui media papan reklame yang banyak

dipasang dipinggir jalan.

Jumlah reklame yang semakin menjamur membuat Pemerintah

Kota Surakarta khususnya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Kas, dan Aset

(DPPKA) Kota Surakarta melakukan penataan reklame untuk menjaga

ketertiban dan keindahan kota. Salah satu upaya penataan reklame yang

dilakukan DPPKA Kota Surakarta adalah melalui mekanisme lelang untuk

titik reklame yang strategis. Cara lelang dipilih karena sesuai dengan

tujuan utama DPPKA Kota Surakarta, yakni untuk meningkatkan

pendapatan asli daerah (PAD).

Dalam lelang titik reklame ini, penawar harga tertingi akan

menjadi pemenang lelang dan memperoleh hak pengelolaan titik reklame

selama jangka waktu tertentu. Pendapatan yang diperoleh dari pelaksanaan

lelang akan masuk ke kas daerah dan dicatat pada pos retribusi pemakaian

kekayaan daerah. Sehingga lelang titik reklame dapat menjadi sumber

penerimaan asli daerah yang menjajikan, karena semakin tinggi harga

penawaran akan semakin tinggi pula pendapatan hasil lelang yang

(31)

commit to user

Dalam pelaksanaan, berlangsungnya lelang titik reklame bukan

tanpa masalah. Ada masalah yang sering terjadi, diantaranya sebagian titik

reklame yang tidak laku terjual. Setiap tahun ada titik reklame baik titik

baru maupun titik lama yang ditawarkan oleh Pemerintah Kota Surakarta

untuk dilelang. Masalahnya adalah dari titik reklame yang dilelangkan

setiap tahun, tidak semuanya laku terlelang.

Masalah lain yang terjadi adalah pemenang lelang yang

mengundurkan diri. Menurut Keputusan Walikota Surakarta Nomor 7

Tahun 2002 tentang Perubahan Keputusan Walikota Nomor 4 Tahun 2001

tentang Perubahan Keputusan Walikota Nomor 03/Drt/1999 tentang

Pedoman Pelaksanaan Reklame, jika pemenang lelang mengundurkan diri

maka hak pengelolaan titik reklame akan jatuh kepada penawar tertinggi

kedua dengan rentang harga 25%. Maksudnya, penawar tertinggi kedua

akan mendapat hak pengelolaan titik reklame jika harga penawarannya

lebih rendah dari harga yang ditawarkan pemenang lelang dengan selisih

maksimal 25%.

Salah satu contoh masalah yang sempat terekspos di surat kabar

harian adalah sebagai berikut :

Sementara untuk reklame yang berukuran lebih kecil biasanya dilakukan dengan penunjukan. Sehingga ke depannya, semua bentuk pemasangan reklame di kawasan strategis tersebut wajib dilelang.

(32)

commit to user

kondisi demikian, Pemkot juga yang dirugikan karena seharusnya potensi mendapatkan PAD (pendapatan asli daerah-red bisa lebih besar, namun dengan mekanisme penunjukan tersebut jadi tidak optimal,” papar Abdullah kepada wartawan di Gedung Dewan, Jumat.

Abdullah menambahkan jika melalui lelang, jangka waktu sewa titik reklame rata-rata satu tahun, dua tahun atau tiga tahun. Selepas itu, pengusaha harus mengikuti lelang kembali untuk menyewa titik reklame tersebut. Sementara jika tidak melalui lelang, pengusaha yang mengajukan izin pemasangan reklame memiliki hak untuk mengajukan perpanjangan izin. Dikhawatirkan hal itu justru akan memunculkan monopoli. (SOLOPOS, Jumat, 20-04-2012)

Kutipan diatas merupakan indikasi masih adanya masalah dalam

pelaksanaan lelang yang diselenggarakan oleh DPPKA Kota Surakarta.

Selain masalah diatas mungkin masih ada masalah lain yang menyebabkan

pelaksanaan lelang berjalan kurang maksimal. Upaya yang dilakukan oleh

pihak terkait untuk mengatasi masalah tersebut juga dinilai masih kurang,

karena sampai saat ini masih ada beberapa kendala yang terjadi seperti

terdapat dalam kutipan diatas. Atas dasar latar belakang tersebut, penulis

dalam menyusun tugas akhir mengambil judul : “EVALUASI

PELAKSANAAN LELANG TITIK REKLAME DI KOTA

SURAKARTA.”

C. Rumusan Masalah

Pengelolaan titik reklame strategis melalui cara lelang sangat

menguntungkan bagi Pemerintah Kota Surakarta dari segi penerimaan asli

daerah. Namun karena kendala yang bermunculan dalam proses

(33)

commit to user

Pemerintah Kota Surakarta menjadi kurang maksimal. Berdasarkan latar

belakang masalah diatas maka diporeleh rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah tata cara pelaksanaan lelang titik reklame di Kota

Surakarta?

2. Masalah apa yang menyebabkan lelang titik reklame tidak berjalan

dengan semestinya?

3. Bagaimanakah cara untuk menyelesaikan masalah yang menyebabkan

lelang titik reklame tidak berjalan dengan semestinya?

D. Tujuan Penelitian

Atas dasar rumusan masalah diatas, maka ditetapkan tujuan dari

penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Mengetahui tata cara pelaksanaan lelang titik reklame.

2. Mengetahui permasalahan baru yang terjadi dalam proses pelaksanaan

lelang titik reklame.

3. Mencari solusi dari masalah yang terjadi pada saat proses pelaksanaan

lelang titik reklame.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi DPPKA Surakarta

Bagi Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Kas, dan Aset Kota

Surakarta, tugas akhir ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

(34)

commit to user

serta usahanya dalam mengurangi dan mungkin meghilangkan

permasalahan yang ada dalam proses lelang titik reklame di Kota

Surakarta.

2. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang

pengelolaan reklame khususnya dalam lelang reklame dan

mempraktekan ilmu yang diperoleh dari pelajaran yang diajarkan

dosen atau pengajar ke dalam dunia nyata yang dituangkan melalui

karya ilmiah.

3. Bagi Pembaca

Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

tambahan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan sebagai sumber

informasi dan referensi. Serta dapat dijadikan bahan pertimbangan dan

menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya.

F. Teknik Analisis Data

1. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam tugas akhir ini berlokasi di Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta. Objek

yang diteliti adalah mekanisme dan proses lelang titik reklame serta

masalah yang ada dalam pelaksanaan lelang titik reklame. Objek

penelitian tersebut kemudian akan diteliti dan dibahas untuk mencari

(35)

commit to user

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

sumbernya dengan wawancara (Suparmoko dalam Tugas Akhir

Rizki, 2008). Sumber data yang digunakan pada data primer

berupa peraturan lelang titik reklame di Kota Surakarta yang

dilakukan oleh pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

dan Aset Kota Surakarta.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah catatan tentang adanya suatu

peristiwa ataupun catatan-catatan yang jaraknya telah jauh dari

sumber orisinil (Nazir dalam Tugas Akhir Winarsih, 2006). Data

sekunder yang dibuat penulis adalah teknik pengumpulan data

yang diperoleh dari sumber lain atau pihak kedua. Data yang

digunakan berupa data yang didapat dari petugas dan pegawai di

bidang Pajak Reklame di Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Kota Surakarta.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah proses percakapan dua arah atas

inisiatif pewawancara untuk memperoleh informasi dari responden

(Cooper dalam Tugas Akhir Winarsih, 2006). Penulis melakukan

(36)

commit to user

Evaluasi dan Pelaporan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Kota Surakarta.

b. Metode Pustaka

Pustaka adalah daftar literature (buku atau non buku) yang

dipakai oleh penulis dalam menyusun naskah/kerangka (Mestika

dalam Tugas Akhir Winarsih, 2006). Penulis melakukan dengan

mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan

penelitian.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan pengumpulan, pemilihan,

pengolahan, dan penyimpanan dibidang pengetahuan, pemberian

atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan (Haryanto dalam

Tugas Akhir Winarsih, 2006). Penulis melakukan dengan

mengumpulkan data yang berupa Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

(RKS), Keputusan Walikota Surakarta tentang Penetapan Harga

Dasar Lelang Titik Reklame dan data lain dalam bentuk tulisan

dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota

Surakarta.

4. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan penulis yaitu metode

pendekatan secara kualitatif. Metode kualitatif adalah metode yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

(37)

commit to user

secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Ismail dalam Tugas Akhir

Winarsih, 2006). Metode pendekatan kualitatif yang digunakan penulis

yaitu hasil wawancara dengan Sub. Bag. Perencanaan Evaluasi dan

Pelaporan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota

(38)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Hukum

Dasar hukum yang digunakan sebagai bahan acuan dalam

pembahasan tugas akhir ini adalah :

1. Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 5 Tahun 2001 tentang

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

2. Keputusan Walikota Surakarta No. 8 Tahun 2001 tentang Pedoman

Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 5 Tahun 2001

tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

3. Keputusan Walikota Surakarta No. 4 Tahun 2001 tentang

Perubahan Keputusan Walikota No.03/DRT/1999 tentang

Pedoman Pelaksanaan Reklame

4. Keputusan Walikota Surakarta No510.1/44/1/2009 tentang

Penetapan Harga Dasar Lelang Titik Lokasi Pemasangan Reklame

Bando di Kota Surakarta

5. Keputusan Walikota Surakarta No.510.1/18/1/2009 tentang

Penetapan Harga Dasar Lelang Titik Lokasi Pemasangan Reklame

Baliho di Kota Surakarta

B. Pengertian Pajak

Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran

(39)

commit to user

Negara Republik Indonesia Nomor 3984) adalah kontribusi wajib kepada

negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Pajak adalah salah satu komponen atau media yang

penting dalam pemberian kontribusi yang cukup besar untuk kelangsungan

Pemerintah dan Pembangunan Nasional di Indonesia.

Indonesia sedang berupaya memperbaiki perekonomiannya dan

sedapat mungkin terlepas dari bantuan negara asing terutama di bidang

keuangan. Hal ini dapat ditempuh dengan cara mengoptimalkan

sumber-sumber pendapatan nasional pada umumnya dan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) pada khususnya. Oleh karena itu dalam rangka mewujudkan tujuan

tersebut diperlukan adanya partisipasi dan kerjasama yang baik antara

pemerintah dengan masyarakat. Salah satu kerjasama yang bisa dilakukan

adalah dalam hal pemungutan pajak.

Bagi masyarakat, pungutan pajak memang mengurangi

penghasilan, akan tetapi pungutan pajak sebenarnya adalah pendapatan

masyarakat yang kemudian dikembalikan lagi kepada masyarakat melalui

pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang akhirnya kembali

lagi kepada seluruh masyarakat. Oleh karena itu masalah pajak menjadi

masalah seluruh rakyat dalam Negara sehingga setiap rakyat harus

mengetahui permasalahan yang berhubungan dengan pajak baik mengenai

(40)

commit to user

pembayaran pajak dan fungsi dari pembayaran pajak itu sendiri. Dari

definisi-definisi pengertian pajak diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri

pajak secara garis besar, yaitu :

1. Iuran rakyat kepada negara,

2. Pembayaran pajak harus berdasarkan Undang-Undang,

3. Dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah,

4. Sifatnya dapat dipaksakan,

5. Digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran pemerintah

(rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum.

C. Fungsi Pajak

Ada dua fungsi pajak, yaitu:

1. Fungsi Budgetair

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluarannya.

2. Fungsi Regulerend

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

D. Asas Pemungutan

1. Asas Domisili (Asal Tempat Tinggal)

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib

Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang

berasal dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib

(41)

commit to user

2. Asas Sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang

bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib

Pajak.

3. Asas Kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.

Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap orang

yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di

Indonesia. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri.

E. Sistem Pemungutan

1. Official Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada

pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang

oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya:

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada

pada fiskus,

b. Wajib Pajak bersifat pasif,

c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak

(42)

commit to user

2. Self Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang

terutang. Ciri-cirinya:

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada

pada Wajib Pajak sendiri,

b. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang,

c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

3. With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang

bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh

Wajib Pajak. Ciri-cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak yang

terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.

F. Pajak Daerah

Berdasarkan Undang-Undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah, Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah

kontribusi wajib kepada Daerah yang terhutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan UU dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi

(43)

commit to user

Macam-macam pajak daerah, yaitu:

1. Pajak provinsi terdiri atas:

a. Pajak Kendaraan Bermotor;

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

d. Pajak Air Permukaan; dan

e. Pajak Rokok.

2. Pajak kabupaten/ kota terdiri atas:

a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran;

c. Pajak Hiburan;

d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

g. Pajak Parkir;

h. Pajak Air Tanah;

i. Pajak Sarang Burung Walet;

j. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan; dan Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

G. Retribusi Daerah

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran jasa

atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan

(44)

commit to user

Retribusi daerah menurut Mardiasmo (2004) adalah iuran kepada

pemerintah daerah yang dapat dipaksakan, dan jasa balik secara langsung

dapat ditunjuk. Paksaan ini bersifat ekonomis, karena siapa saja yang tidak

merasakan jasa balik dari pemerintah, dia tidak dapat dikenakan iuran

tersebut.

Sedangkan retribusi daerah menurut Waluyo Wirawan (2003)

adalah pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena

memperoleh jasa pekerjaan usaha milik atau milik daerah untuk

kepentingan umum, atau karena jasa yang dikeluarkan oleh daerah baik

langsung maupun tidak langsung. Retribusi daerah dikelompokkan

menjadi 3 golongan, yaitu :

1. Retribusi Jasa Umum

Merupakan pungutan atau objek berupa jasa yang disediakan atau

diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan

kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau

badan. Subjeknya adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan

atau menikmati layanan jasa umum yang bersangkutan. Sedangkan

penetapan besarnya tarif berdasarkan kebijakan daerah dengan

mempertimbangkan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan,

kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.

Retribusi jasa umum memiliki beberapa kriteria yang ditetapkan

(45)

commit to user

a. Bukan bersifat pajak dan Retribusi Jasa Usaha atau

Retribusi Perizinan Tertentu;

b. Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah

dalam rangka pelaksanaan desentralisasi;

c. Jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi

atau badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping

untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum;

d. Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi;

e. Tidak bertentangan dengan kebijaksanaan nasional

mengenai penyelenggaraannya;

f. Dapat dipanggul secara efektif dan efisien, serta merupakan

salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial; dan

g. Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa

tersebut dengan tingkat dan/atau kualitas pelayanan yang

lebih baik.

Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum adalah :

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan:

b. Retribusi Pelayanan Persampahan atau Kebersihan;

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk

dan Akta Catatan Sipil;

d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuhan Mayat;

e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

(46)

commit to user

g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;

i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;

j. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus;

k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair;

l. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang;

m. Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan

n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

2. Retribusi Jasa Usaha

Merupakan pungutan atau objek berupa jasa yang disediakan oleh

Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena

pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Subjeknya

adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati

pelayanan jasa usaha yang bersangkutan. Penetapan besarnya tarif

berdasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak

sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta

sejenis yang beroperasi secara efisien dan berorientasi pada harga

pasar.

Retribusi jasa usaha memiliki beberapa kriteria yang ditetapkan

dengan Peraturan Pemerintah, yaitu :

a. Bersifat bukan pajak dan Retribusi Jasa Umum atau

(47)

commit to user

b. Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial

yang seharusnya disediakan oleh sektor swasta tetapi belum

memadai atau terdapatnya harta yang dimiliki/dikuasai

daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh

Pemerintah Daerah.

Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha adalah :

a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;

c. Retribusi Tempat Pelelangan;

d. Retribusi Terminal;

e. Retribusi Tempat Khusus Parkir;

f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;

g. Retribusi Rumah Potong Hewan;

h. Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal;

i. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;

j. Retribusi Penyebrangan di atas Air; dan

k. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah

3. Retribusi Perizinan Tertentu

Merupakan pungutan atau objek berupa kegiatan tertentu

Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi

atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan,

pengendalian dan pengawasan atas kegiatan atau fasilitas pemanfaatan

(48)

commit to user

fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga

kelestarian lingkungan. Subjeknya adalah orang pribadi atau badan

yang memperoleh izin tertentu dari Pemerintah Daerah. Besar tarifnya

berdasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya

penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan.

Retribusi perizinan tertentu memiliki beberapa kriteria yang

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, yaitu :

a. Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintah yang

diserahkan kepada daerah dalam rangka asas desentralisasi;

b. Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi

kepentingan umum; dan

c. Biaya yang menjadi bahan daerah dalam penyelenggaraan

izin tersebut dan biaya untuk menanggulangi dampak

negatif dari perizinan tersebut cukup besar sehingga layak

dibiayai dari retribusi perizinan.

Jenis-jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah :

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

b. Retribusi Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;

c. Retribusi Izin Gangguan;

d. Retribusi Izin Trayek; dan

(49)

commit to user

H. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah pungutan daerah

atau pemakaian barang-barang bergerak dan/atau tidak bergerak yang

dimiliki dan/atau dikelola dibawah penguasaan Pemerintah Daerah yang

disediakan untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum guna

menunjang berbagai keperluan yang bersangkutan dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan umum.

1. Objek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

Dalam Pasal 3 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5

Tahun 2001 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah yang

termasuk objek retribusi adalah :

a. Pemakaian tanah;

b. Pemakaian lapangan;

c. Pemakaian kios/kos;

d. Pemakaian pemerintah;

e. Pemakaian ambulance;

f. Pemakaian peralatan Dinas Pekerjaan Umum, Dinas

Kebersihan dan Pertanaman serta Dinas Peternakan;

g. Balik nama rumah pemerintah dan kios/kos

2. Subjek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

Yang menjadi subjek menurut Pasal 4 Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 5 Tahun 2001 tentang Retribusi Pemakaian

(50)

commit to user

menggunakan atau menikmati pelayanan atau pemakaian barang

kekayaan milik Pemda.

I. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Atas Pemakaian Tanah

Daerah

Dalam Keputusan Walikota Surakarta Nomor 8 Tahun 2001

tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5

Tahun 2001 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah yang

dimaksud pemakaian tanah daerah adalah setiap perbuatan pemakai tanah

daerah untuk suatu tujuan tertentu dan/atau mengambil keuntungan atau

memperoleh hasil selain kios dan pasar.

Objek pemakaian kekayaan daerah atas pemakaian tanah daerah

yang dikelola oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah terdiri dari :

1. Untuk pemasangan sarana reklame media luar.

2. Untuk usaha modal.

3. Untuk usaha komersial.

4. Pemasangan fasilitas atau sarana telekomunikasi, listrik, PDAM,

limbah dan sejenisnya.

5. Pemasangan kabel telekomunikasi jarak jauh.

6. Penanaman pita atau kabel saluran jaringan telekomunikasi, listrik dan

sejenisnya diatas tanah menggunakan media.

(51)

commit to user

Berdasarkan Keputusan Walikota Surakarta Nomor 4 tahun 2001

tentang Perubahan atas Keputusan Walikota No. 03/DRT/1999 tentang

Pedoman Pelaksanaan Reklame. Khusus retribusi pemakaian kekayaan

daerah atas pemakaian tanah daerah untuk pemasangan sarana reklame

media luar, besarnya nominal retribusi yang dipungut dan kepemilikan hak

kelolanya akan ditentkan melalui mekanisme lelang terbuka.

J. Pembahasan Masalah

Pengertian lelang adalah penjualan barang yang dilakukan di muka

umum termasuk melalui media elektronik dengan cara penawaran lisan

dengan harga semakin meningkat atau harga semakin menurun dan atau

dengan penawaran secara tertulis yang didahului dengan usaha

mengumpulkan para peminat.

Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang bentuk

susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk

memperkenalkan, menganjurkan dan pemujian suatu barang, jasa atau

orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca, dan/atau didengar

dari suatu tempat umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah.

Dapat disimpulkan lelang titik reklame adalah pelelangan titik

lokasi pemasangan reklame yang dianggap memiliki nilai tinggi beberapa

aspek, salah satunya aspek lokasi (memiliki letak strategis) serta aspek

nilai jual (memiliki nilai komersial yang tinggi).

Lelang titik reklame di Kota Surakarta dimulai pada tahun 2006

(52)

commit to user

Aset (DPPKA) Kota Surakarta. Diadakannya lelang titik lokasi reklame

bertujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan transparansi

dalam mengelelola titik reklame di Kota Surakarta, karena pada

tahun-tahun sebelumnya pengelolaan titik lokasi reklame melalui penunjukan

langsung. Biaya yang dikeluarkan DPKKA dalam lelang titik reklame

sangatlah sedikit, karena DPPKA hanya mengeluarkan biaya untuk

memeperbanyak Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) dan

mendistribusikan ke biro iklan yang ada di Kota Surakarta, berbanding

terbalik dengan hasil yang diperoleh dalam lelang titik reklame ini. Setelah

di tetapkannya prosedur lelang titik lokasi reklame di Kota Surakarta,

Pendapatan Asli Daerah dari sektor reklame tiap tahunnya meningkat.

Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak reklame di Kota Surakarta dari

[image:52.595.147.513.253.624.2]

tahun 2007–2010 dapat dilihat dari tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1

PAD Kota Surakarta Sektor Pajak Reklame Tahun 2007-2010

Tahun Anggaran Realisasi

2007 2008 2009 2010 3.416.000.000 3.450.000.000 4.500.000.000 4.550.000.000 3.416.000.000 3.527.909.910 3.850.377.341 4.697.717.016

Berikut ini adalah penjelasan mengenai tata cara lelang titik

(53)

commit to user

yang timbul saat pelelangan dan solusi untuk menyelesaikan masalah yang

timbul.

1. Tata Cara Lelang Titik Reklame

Di dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) dijelaskan

kegiatan dari pra lelang sampai lelang titik lokasi reklame itu

berlangsung, berikut ini adalah langkah-langkahnya:

a. Kegiatan Pra Lelang Titik Lokasi Reklame

Sebelum lelang titik lokasi reklame dilakukan terdapat

beberapa kegiatan pra lelang, yaitu:

1. Kegiatan inventarisasi titik lelang yang habis masa

pengelolaannya.

Kegiatan ini dimulai dengan mendata titik-titik lokasi yang

akan habis masa pengelolaannya, dilanjutkan dengan

melakukan inspeksi lapangan disertai dengan pengambilan foto

objek lelang.

2. Proses penentuan harga dasar oleh DPPKA Kota Surakarta.

Proses ini merupakan bagian penting dari keseluruhan

proses lelang karena proses ini menentukan besarnya

pendapatan minimal yang akan diterima oleh Pemerintah

Daerah adalah sejumlah harga dasar ditambah dengan 1 poin

penawaran, pendapatan tersebut bisa terealisasi dengan kondisi

(54)

commit to user

Harga dasar sebuah titik reklame akan terus berubah seiring

dengan perubahan nilai ekonomisnya. Harga dasar ditentukan

berdasarkan rumus:

Harga Dasar = Harga Pokok + (Harga Dasar Tahun

Sebelumnya + (25% x Harga Jual

Tahun Sebelumnya))

Untuk harga pokok ditentukan dengan menggunakan rumus:

Harga Pokok = Ukuran Reklame x Tarif Kelas Jalan

(dihitung mingguan) x Masa Kelola

Berikut ini adalah contoh perhitungan harga dasar titik

lelang reklame:

Sebuah titik reklame Y berupa baliho dengan ukuran 4m x

6m berlokasi di jalan Kapten Mulyadi. Pada lelang tahun 2010

reklame tersebut ditawarkan dengan harga dasar Rp

30.000.000,- dan terjual dengan harga Rp 48.000.000,- dengan

masa kelola 1 tahun.

Dari uraian tersebut dengan menggunakan rumus harga

dasar dan harga pokok tahun 2011 diperolehlah perhitungan

(55)

commit to user

Harga Pokok = 24 m² x Rp 10.000,-/m²/minggu x 52

minggu

= Rp 12.480.000,-

Harga Dasar = Rp 12.480.000,- + Rp 30.000.000,- +

(25% x Rp 48.000.000,-)

= Rp 54.480.000,-

3. Proses pengesahan harga dasar melalui Surat Keputusan

Walikota

Rencana harga dasar yang dibuat oleh DPPKA Kota

Surakarta kemudian diajukan kepada Walikota ntuk kemudian

disahkan melalui Surat Keputusan Walikota. Pengesahan harga

dasar lelang prosesnya cukup panjang karena dokumen rencana

harga dasar harus melalui 6 tahapan birokrasi sebelum sampai

kepada Walikota. 6 tahapan tersebut adalah:

a. Bidang Hukum

b. Inspektorat

c. Tiga Asisten Sekda

d. Sekretaris Daerah

e. Wakil Walikota

(56)

commit to user

4. Rapat internal DPPKA membahas Rencana Kerja dan

Syarat-syarat (RKS)

RKS adalah rencana pelaksanaan yang berisi penjelasan

tentang beberapa hal terkait dengan pelaksanaan lelang titik

reklame, yaitu:

a. Penjelasan Umum

Berisi tentang dasar hukum lelang titik reklame dan

waktu pendaftaran peserta lelang. Penjelasan umum juga

berisi tentang ketentuan umum, ruang lingkup lelang titik

reklame dan syarat-syarat menjadi calon peserta lelang.

b. Tata Cara Pelaksanaan Lelang

Menjelaskan mengenai aturan-aturan yang digunakan

dalam lelang dan waktu pelaksanaan lelang.

c. Aturan Penetapan Pemenang

Berisi tentang tata cara penetapan pemenang lelang dan

aturan mengenai kontrak/perjanjian antara DPPKA Kota

Surakarta selaku penyelenggara dengan pemenang lelang

yang nantinya akan menjadi pengelola titik reklame.

d. Termin Waktu Pembayaran

Menjelaskan tentang ketentuan-ketentuan yang

berkaitan dengan pembayaran/pelunasan harga penawaran

(57)

commit to user

e. Penjelasan Hak dan Kewajiban Pengelola

Menjelaskan tentang hak-hak yang akan diterima dan

kewajiban yang harus dipenuhi pemenang lelang. Pola ini

juga menjelaskan mengenai sanksi-sanksi yang akan

diterima pengelola jika melanggar ketentuan yang berlaku.

f. Spesifikasi Teknis Pemasangan Reklame

Menjelaskan mengenai spesifikasi konstruksi reklame,

bahan, bentuk, ukuran dan desain yang harus dipenuhi

pengelola titik reklame.

g. Daftar Titik Reklame yang Dilelang Beserta Harga Dasar

Berisi daftar titik yang ditawarkan dalam lelang titik

(58)

commit to user

Secara sederhana urutan seluruh kegiatan dalam lelang titik

reklame mulai kegiatan pra lelang hingga pelaksanaan lelang dapat

dilihat dalam diagram alir pada gambar 2.1 berikut ini:

Gambar 2.1

Bagan Alir Kegiatan Pra Lelang Titik Reklame Proses penentuan harga dasar

lelang

Proses pengesahan harga dasar lelang

Rapat rencana kerja dan syarat-syarat lelang titik reklame

Pelaksanaan lelang titik reklame Pendataan/inventarisasi titik reklame

[image:58.595.166.434.185.646.2]
(59)

commit to user

b. Pelaksanaan Lelang Titik Reklame

Penjelasan mengenai tata cara lelang titik lokasi reklame dibagi

menjadi dua bagian, yaitu:

1. Penjelasan umum

2. Penjelasan mengenai pelaksanaan lelang titik lokasi reklame.

Berikut ini adalah penjelasan umum mengenai lelang titik

lokasi reklame:

1. Ruang Lingkup Lelang Titik Reklame

Ruang lingkup titik lokasi reklame meliputi pengelolaan

titik lokasi/lahan reklame sebagai media iklan luar ruang yang

terletak di atas tanah milik negara dan dikuasai oleh

Pemerintah/Negara.

2. Lokasi

Titik Reklame Baliho dan Reklame Billboard diatur

sebagaimana yang telah ditentukan oleh tim penataan reklame

Kota Surakarta dan ditetapkan dengan Keputusan Walikota

Surakarta.

3. Harga Dasar

Harga dasar penawaran lelang untuk setiap titik lokasi

Reklame Billboard, Reklame Bando dan Reklame Baliho

ditentukan berdasarkan Keputusan Walikota dengan

(60)

commit to user

4. Masa Pengelolaan

Masa pengelolaan titik lokasi reklame oleh pemenang

lelang titik Reklame Baliho selama 1 tahun, sedangkan untuk

pemenang lelang titik Reklame Billboard selama 3 tahun

pengelolaan, terhitung sejak dimulainya masa pengelolaan

yang ditetapkan dalam Surat Perjanjian Kerja.

5. Penanggung Jawab

Pihak yang menjadi penanggung jawab dalam pelaksanaan

lelang titik lokasi reklame adalah Kepala Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta.

6. Syarat Calon Peserta

Peserta yang dapat mengikuti lelang adalah perusahaan

yang memiliki Akta Pendirian dan/atau SIUP dan TDP di

bidang periklanan yang masih berlaku. Persyaratan calon

peserta lelang meliputi:

a. Data Perusahaan dengan melampirkan:

1. Foto Copy Akta Pendirian dan/atau SIUP dan TDP

yang masih berlaku;

2. Foto Copy KTP atas diri Pimpinan;

3. Identitas Pribadi pemilik/penanggung jawab

(61)

commit to user

b. Surat Keterangan dari DPPKA Kota Surakarta bahwa

perusahaan tidak terkena sanksi untuk mengikuti lelang

titik lokasi reklame;

c. Perusahaan menyampaikan surat pernyataan minat untuk

mengikuti lelang sesuai titik lokasi yang dikehendaki

dengan dibubuhi materai Rp 6.000,-;

d. Peserta lelang menyerahkan uang jaminan penawaran

lelang (tunai) pada saat calon peserta lelang mendaftarkan

diri. Untuk Reklame Baliho menyerahkan uang jaminan

sebesar:

1. Rp. 5.000.000,- per titik lokasi untuk pendaftar sampai

5 titik lokasi;

2. Rp. 4.000.000,- per titik lokasi untuk pendaftar sampai

6 sampai 10 titik lokasi;

3. Rp. 3.000.000,- per titik lokasi untuk pendaftar sampai

lebih dari 10 titik lokasi.

Sedangkan untuk reklame billboard menyerahkan uang

jaminan sebesar 40% dari harga dasar pertitik reklame

(62)

commit to user

Berikut ini adalah penjelasan mengenai proses pelaksanaan

lelang titik lokasi reklame:

1. Peraturan Pelaksanaan Lelang Titik Lokasi Reklame

a. Lelang setiap titik lokasi reklame akan dilaksanakan

apabila diikuti sekurang-kurangnya 1 (satu) peserta lelang

yang ditentukan melalui pendaftaran kepada

penyelanggara;

b. Lelang dilaksanakan dengan sistem penawaran terbuka

dengan ketentuan menambah nilai penawaran minimal

kelipatan Rp. 2.000.000,- dari harga dasar untuk Reklame

Baliho, sedangkan untuk Reklame Billboard menambah

nilai penawaran minimal kelipatan Rp. 5.000.000,- dari

harga dasar;

c. Setiap peserta lelang wajib melakukan penawaran terhadap

titik lokasi yang diminati/diikuti;

d. Penawaran pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (b)

bahwa setiap peserta lelang terhadap titik lokasi yang

diminati/diikuti dengan ketentuan maksimal 3 (tiga) poin

atau sebesar Rp. 6.000.000,- dari harga penawaran terakhir

untuk Reklame Baliho, sedangkan untuk Reklame

(63)

commit to user

e. Bagi peserta lelang :

1. Apabila tidak melakukan penawaran, maka uang

jaminan penawaran yang telah disetor dinyatakan

hangus dan masuk ke kas daerah;

2. Mengundurkan diri pada waktu tahapan lelang

selanjutnya uang jaminan penawaran telah disetor

dinyatakan hangus dan masuk ke kas daerah;

3. Mengundurkan diri sebelum tahapan maka uang

jaminan penawaran dikembalikan;

4. Peserta lelang yang mengundurkan diri harus

menyampaikan surat pernyataan pengunduran diri.

2. Penetapan Pemenang Lelang

a. Panitia Lelang menyampaikan usulan calon pemenang

lelang titik lokasi reklame kepada Kepala DPPKA Kota

Surakarta untuk ditetapkan sebagai pengelola titik lokasi

reklame;

b. Kepala DPPKA Kota Surakarta menetapkan pemenang

lelang;

c. Bagi pemenang lelang uang jaminan lelang akan

ditempatkan sebagai bagian dari pelunasan;

d. Bagi yang tidak memenangkan lelang, uang jaminan lelang

(64)

commit to user

pengambilan terakhir paling lambat 5 hari kerja setelah

lelang di DPPKA Kota Surakarta pada saat jam kerja;

e. Apabila uang jaminan tidak diambil dalam batas waktu

yang telah ditentukan maka uang jaminan dinyatakan

hangus dan masuk ke Kas Daerah.

3. Pengunduran Diri

Jika pemenang lelang mengundurkan diri, maka hak

pengelolaan titik lokasi reklame berpindah ke penawar tertinggi

kedua dalam rentang harga 25% dari harga penawaran

tertinggi.

4. Lelang Ulang

Lelang ulang akan dilakukan terhadap titik lokasi reklame

jika pemenang lelang mengundurkan diri dan penawar tertinggi

kedua tidak bersedia mengelola, dan juga bila titik lokasi

reklame tersebut tidak laku terjual. Lelang ulang dilakukan

dengan penyesuaian harga dasar.

5. Penunjukan

Kepala DPPKA Kota Surakarta atas nama Walikota

Surakarta dapat menunjuk langsung pengelola titik lokasi

reklame, apabila:

a. Titik lokasi yang dilelang pada tahap pertama dan tahap

kedua tidak laku terjual;

(65)

commit to user

Penunjukan langsung sehubungan dengan hal pada huruf a

dan b, dilakukan melalui negoisasi diatas harga dasar yang

ditetapkan walikota.

6. Pelunasan Pembayaran Harga Penawaran Lelang

a. Pemenang lelang diharuskan membayar lunas sesuai harga

penawaran dalam waktu 7 (tujuh ) hari kerja setelah

ditetapkan sebagai pemenang lelang;

b. Pemenang lelang sebagaimana dimaksud pada huruf a

sampai dengan batas waktu yang ditentukan tidak

membayar lunas, maka:

1. Pemenang lelang dinyatakan mengundurkan diri, dan

akan dilakukan lelang ulang apabila titik lelang reklame

hanya diikuti oleh 1 peserta lelang;

2. Pemenang lelang dinyatakan mengundurkan diri, dan

hak pengelolaan titik lelang reklame akan dialihkan

kepada pemenang lelang kedua, apabila titik lelang

reklame diikuti lebih dari 1 peserta lelang.

c. Apabila pemenang lelang tidak melaksanakan sebagaimana

huruf a maka uang jaminan penawaran dinyatakan hangus

dan disetorkan ke Kas Daerah serta tidak diperbolehkan

untuk mengikuti lelang titik lokasi reklame yang

diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Surakarta selama 3

(66)

commit to user

7. Hak Pemenang Lelang dan Kewajiban Pengelola

Bagi pemenang lelang yang telah membayar lunas harga

penawaran lelang, uang jaminan pembongkaran konstruksi dan

kewajiban lain diberi hak:

a. Menerima Surat Ketetapan sebagai Pemenang Lelang;

b. Hak pengelolaan titik lokasi reklame termasuk perijinan

penyelenggaran Reklame Baliho selama waktu 1 tahun,

sedangkan untuk Reklame Billboard mendapatkan perijinan

pengelolaan selama 3 tahun;

c. Mendapatkan perlindungan apabila terjadi permasalahan

non teknis berkaitan pengelolaan titik lokasi.

Sedangkan pemenang lelang akan diberikan kewajiban

sebagai berikut:

a. Memelihara kebersihan dan keindahan lingkungan di

sekitar tempat/lokasi reklame;

b. Memenuhi standart untuk bangunan/konstruksi

pemasangan reklame termasuk pengurusan IMB;

c. Melakukan pemeliharaan secara rutin agar konstruksi

terjaga keamanannya;

d. Melaporkan kepada DPPKA Kota Surakarta, agar pada saat

akan dimulainya kegiatan pemasangan Reklame Baliho dan

Billboard didampingi Tim Teknis/Penertib Reklame yang

(67)

commit to user

e. Membayar pajak Reklame, Retribusi Pemakaian Kekayaan

Daerah, sesuai dengan ketentuan berlaku;

f. Mengasuransikan atas resiko pemasangan reklame yang

mengakibatkan kerugian harta benda, jiwa maupun

masyarakat;

g. Membongkar kembali konstruksi pemasangan reklame

termasuk bangunan pondasi yang ditanam di tanah setelah

masa pengelolaan titik reklame berakhir;

h. Menutup kerangka papan reklame yang kosong/belum laku

terjual dengan kain atau sejenisnya yang bertuliskan iklan

layanan masyarakat, diantaranya tema-tema dibawah ini:

1. Solo The Spirit Of Java

2. Solo Kreatif Solo Sejahtera

3. Solo Kota Budaya

4. Solo Berseri

5. Solo Kota Vokasi

8. Pengalihan Hak Kelola

Pengelola titik lokasi reklame dapat mengalihkan hak

kelolanya kepada pihak ketiga dengan

Gambar

Tabel 2.1 PAD Kota Surakarta Sektor Pajak Reklame Tahun 2007-2010
  Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uji korelasi spearman rho didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara nilai fungsional dengan derajat depresi dengan nilai signifikansi <0,05 dan nilai

Halaman 23 dari 64 Putusan Nomor 345/PDT/2016/PT.MDN lelang, dimana dana hasil lelang tersebut digunakan sebagai pengganti pelunasan kewajiban PENGGUGAT III kepada TERGUGAT

(b) Dodol “Ibu Maemunah” tidak memiliki identitas visual yang memperlihatkan ciri khas atau membedakan dirinya dengan produsen dodol lainnya, baik dalam logo dan

Panel ini pada umumnya digunakan untuk mengkustomisasi elemen animasi yang dibuat seperti pengubahan objek grafik menjadi symbol , pengaturan frame dan

Secara singkat, faktor yang dapat menjadi daya tarik pusat kota bagi masyarakat untuk memilih tinggal di pusat kota tersebut yang dapat menyebabkan permukiman tumbuh

Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses Implementasi Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng

Membuat sketsa gambar benda 3D sesuai aturan proyeksi pictorial Tidak dapat Membuat sketsa gambar benda 3D sesuai aturan proyeksi pictorial Terdapat kesalahan

Tabel 13 Usulan Topik-topik Bimbingan berdasarkan Item-item dalam kuesioner yang teridentifikasi tinggi yang dapat digunakan sebagai Bimbingan Pribadi-Sosial untuk mengurangi