• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis butir soal ulangan akhir semester gasal mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS tingkat SMA rayon Bantul tahun pelajaran 2016 2017 studi kasus SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis butir soal ulangan akhir semester gasal mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS tingkat SMA rayon Bantul tahun pelajaran 2016 2017 studi kasus SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS BUTIR SOAL

ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL

MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS

TINGKAT SMA RAYON BANTUL

TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

Studi Kasus: SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan

SMA N 2 Banguntapan

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh: Heribertus Agus Purwaka

131334031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

(5)

v MOTO

Teman dan saudara membuatku merasa teramat kaya karena mereka membuatku memiliki sesuatu yang tak ternilai dibandingkan dengan apa pun

Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjianNya dan peringatan-peringatanNya

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Juni 2017 Penulis

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Heribertus Agus Purwaka

Nomor Mahasiswa : 131334031

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL

MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS TINGKAT SMA

RAYON BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

Studi Kasus: SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 16 Juni 2017

Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

ANALISIS BUTIR SOAL

ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL

MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS TINGKAT SMA RAYON BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

Studi Kasus: SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan

Heribertus Agus Purwaka Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 dengan Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan. Kulitas butir soal ini ditinjau dari aspek validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan efektivitas pengecoh.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS dari SMA Pangudi Luhur ST. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan program Anates Versi 4.

Hasil dari penelitian menunjukkan: (1) Berdasarkan Validitas Isi, soal tersebut sudah baik, dari segi Validitas Item, soal valid berjumlah 35 (87,5%) sedangkan soal tidak valid berjumlah 5 (12,5%); (2) Berdasarkan Reliabilitas dapat disimpulkan butir soal reliabel, karena memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi yaitu sebesar 0,80; (3) Berdasarkan Daya Beda, butir soal yang memiliki daya pembeda tidak baik berjumlah 1 butir ( 2,5%), butir soal yang memiliki daya pembeda jelek berjumlah 8 butir ( 20%), butir soal yang memiliki daya pembeda cukup berjumlah 15 butir (37,5%), butir soal yang memiliki daya pembeda baik berjumlah 16 butir (40%); (4) Berdasarkan Tingkat Kesukaran, butir soal yang tergolong sukar berjumlah 4 butir (10%), butir soal tergolong sedang berjumlah 26 butir (65%), butir soal tergolong mudah berjumlah 10 butir (25%); (5) Berdasarkan Efektivitas Pengecoh, terdapat 6 butir soal (15%) memiliki pengecoh yang sangat baik, 13 butir soal (32,5%) memiliki pengecoh yang baik, 11 butir soal (27,5%) memiliki pengecoh cukup baik, 8 butir soal (20%) memiliki pengecoh kurang baik, dan 2 butir soal (5%) memiliki pengecoh yang tidak baik; (6) Berdasarkan Analisis Kualitas Soal Keseluruhan, soal yang berkualitas baik yakni terdapat 19 butir soal (47,5%), soal cukup baik yakni terdapat 21 butir soal (52,5%).

(9)

ix ABSTRACT

TEST ITEM ANALYSIS OF THE FIRST SEMESTER FINAL EXAMINATION OF 2016/ 2017 ACADEMIC YEAR ON ECONOMICS

FOR THE ELEVENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL IN BANTUL REGENCY

A Case Study on Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Senior High School and State 2 Banguntapan Senior High School

Heribertus Agus Purwaka Sanata Dharma University

2017

This research aims to determine the item quality of the first semester of final examination of 2016/ 2017 academic year on Economics for the eleventh grade students of Senior High School in Bantul Regency. It is a case study on Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Senior High School and State 2 Banguntapan Senior High School. The item quality was examined by content validity, reliability, item discrimination, level of difficulty and distractor efficiency.

This research is a descriptive quantitative research. The subjects were the students of the eleventh grade students of the Social Sciences Department of Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Senior High School and State 2 Banguntapan Senior High School. The data collection technique was documentation. The data were analyzed by using Anates Version 4 program.

The results of this research are: (1) Item quality based on content validity is good. Based on items validity, 35 or 87,5% of the questions, 5 items of 12,5% is not valid. (2) Based on, item quality, the reliability shows that the item is reliable because it has high reliability namely 0,80; (3) Based on item quality level of difficulty, the items that have not good item discrimination was one or 2,5%, items which were in low level of item discrimination was eight or 20%, while there were 15 items or 37,5% belong to a moderate level. Items which were in high level were 16 or 40%; (4) Based on item of difficulty, there were four items or 10%, items that were categorized as moderate level were 26 or 65% and the easy items were ten or 25%; (5) Based on distractor efficiency, there were six (15%) items that had very good distractor. Items that had good distractor were 13 items (32,5%), while there were 11 items (27,5%) that had quite good quality. Less good quality items were eight (20%) and there were two items (27,5%) classified is not good quality; (6) Based on the overall analysis, items which were categorized in good quality were 19 (47,5%) and there were 21 items (52,5%) which were categorized in quite good quality.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha kasih karena berkat limpahan kasihNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi berjudul Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat selesai. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan, baik langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

(11)

xi

3. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, dan memberikan banyak masukan selama penulisan skripsi ini;

4. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

6. Seluruh dosen PAK yang telah memberikan pengetahuan, wawasan, dan ilmu pengetahuan yang dapat menjadi bekal masa depan mahasiswa;

7. Kedua orang tua, adik, dan keluarga yang telah memberikan perhatian, terima kasih untuk ajaran serta untaian doa yang tidak putus untuk putra-putrinya;

8. Teman-teman angkatan 2013 di Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan masukan selama proses diskusi dalam mata kuliah Seminar Proposal Penelitian dan kerja sama yang baik selama ini;

(12)

xii

Terlepas dari segala kekurangan, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, pendidik, dan penulis sendiri.

Yogyakarta, 16 Juni 2017

(13)

xiii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

(14)
(15)

xv

e. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Item Test)………

(16)
(17)

xvii

6. Kualitas Soal………

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian………. 1. SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu……….

(18)

xviii DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN BIODATA

(19)

xix Distribusi Butir Soal UAS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan berdasarkan Validitas Item……. Distribusi Butir Soal UAS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan berdasarkan Daya Pembeda…… Distribusi Butir Soal UAS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan berdasarkan Tingkat Kesukaran Distribusi Butir Soal UAS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan berdasarkan Efektivitas

(20)

xx Tabel 4.6

Tabel 4.7

Pengecoh………

Distribusi Hasil Keseluruhan Analisi Butir Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan berdasarkan Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Efektivitas Pengecoh……. Penyebab Kegagalan Butir Soal………

73

(21)

xxi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1

Gambar 2.1 Gambar 4.1

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Gambar 4.4

Triangulasi Komponen Evaluasi…………..……… Pola Aliran Penelitian……….……… Distribusi Butir Soal UAS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan berdasarkan Validitas Item………..…... Distribusi Butir Soal UAS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan berdasarkan Daya Pembeda………..…… Distribusi Butir Soal UAS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan berdasarkan Tingkat Kesukaran………... Distribusi Butir Soal UAS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA Pangudi Luhur

11 44

67

70

(22)

xxii Gambar 4.5

Gambar 4.6

St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan berdasarkan Efektivitas Pengecoh……… Distribusi Hasil Keseluruhan Analisi Butir Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan berdasarkan Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Efektivitas Pengecoh……….. Persentase Kegagalan Butir Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan berdasarkan Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Efektivitas

Pengecoh………

73

95

(23)

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

1. Soal UAS………..

2. Kunci Jawaban………..

1. Skor Data Tes Siswa……… 2. Sampel Lembar Jawaban Siswa……… Hasil Analisis Butir Soal………

1. Validitas………

2. Reliabilitas………

3. Daya Pembeda………..

4. Tingkat Kesukaran……….. 5. Efektivitas Pengecoh……….. 6. Rekap Analisis Butir……….

Perizinan……….

(24)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang kini semakin melejit memberikan perubahan yang berpengaruh bagi perkembangan ilmu pendidikan. Hal ini mengarah pada tuntutan kualitas dan kuantitas pendidikan itu sendiri. Pendidikan merupakan proses yang dilalui manusia dan tidak akan berhenti hingga akhir hayat sebagai investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai bagi kelangsungan hidup manusia. Maka hampir seluruh negara memprioritaskan pendidikan sebagai hal yang utama dan penting dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Indonesia sendiri memprioritaskan pendidikan sebagai hal penting yang dapat kita lihat pada Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan dapat diperoleh dengan jalur non formal maupun formal. Jalur pendidikan yang dipandang memberikan kontribusi dalam aspek pengetahuan adalah jalur pendidikan formal yaitu sekolah. Sekolah melalui tenaga guru membekali peserta didik dengan berbagai pengetahuan, baik bersifat kognitif, psikomotor, ataupun afektif yang akhirnya akan menghasilkan generasi muda yang siap hidup dengan tantangan zamannya. Guru dalam hal ini sebagai fasilitator bagi peserta didik yang berperan menghantarkan atau sebagai perantara dalam memperoleh pengetahuan

(25)

untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Oleh karena itu guru perlu memiliki kompetensi dan profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Keberhasilan pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil akhir belajar siswa, dalam pembelajaran terdapat komponen yang meliputi tujuan pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran yang merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Berdasarkan hal ini maka guru perlu dibekali dan memahami tentang evaluasi pembelajaran sebagai ilmu yang mendukung tugasnya yaitu mengevaluasi hasil belajar peserta didik.

(26)

peran dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah hidup dan ranah keterampilan. Sedangkan teknik tes lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah proses berpikirnya.

Arikunto (2012: 72) mengemukakan bahwa suatu tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas dan ekonomis. Maka untuk mengetahui kuantitas dan kualitas suatu instrumen pengukuran hasil belajar siswa perlu dilakukan analisis butir soal. Analisis kualitas soal adalah tahap yang ditempuh untuk mengetahui kualitas soal baik keseluruhan tes maupun butir soal yang merupakan bagian dari tes. Analisis butir soal ini mengidentifikasi butir soal mana yang bersifat baik dan kurang baik serta butir soal mana yang dapat dijadikan bank soal, direvisi, atau dibuang. Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal (UAS) Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan dapat dihitung dengan aspek validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan efektivitas pengecoh.

(27)

IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan dikarenakan keterbatasan pihak tim pembuat soal atau guru.

Penelitian ini dilakukan di wilayah Rayon Bantul dengan mengambil studi kasus pada sekolah negeri dan swasta. Sampel untuk mewakili sekolah negeri yaitu SMA N 2 Banguntapan, sedangkan sampel untuk mewakili sekolah swasta yaitu SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. SMA N 2 Banguntapan dan SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu menjadi pilihan peneliti karena sekolah tersebut negeri dan swasta yang memiliki siswa cukup banyak, sehingga cukup membantu dalam pengumpulan data. Penelitian serupa pernah dilakukan di wilayah Rayon Bantul yaitu hanya menganalisis soal buatan guru di satu sekolah tertentu saja. Penelitian dilakukan di Rayon Bantul juga karena Soal UAS Gasal untuk kelas XI IPS Mata Pelajaran Ekonomi dibuat oleh MKKS sehingga seluruh Rayon Bantul sama. Di sisi lain berdasarkan hasil ujian nasional 2015/2016 wilayah Bantul menduduki peringkat ketiga dengan nilai 56,46. Sedangkan untuk program IPS sendiri menduduki peringkat pertama se-DIY tahun 2016. Selanjutnya peneliti ingin mengetahui bagaimana kualitas suatu alat ukur terkait evaluasi belajar siswa di wilayah Rayon Bantul ini.

B. Batasan Masalah

(28)

1. Kompetensi dasar yang digunakan dalam penyusunan soal didasarkan pada sistem pendidikan Kurikulum 2006.

2. Butir soal yang diteliti adalah Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan.

3. Soal-soal yang dianalisis adalah soal bentuk objektif pilihan ganda. 4. Kualitas soal dari segi validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat

kesukaran soal, dan efektivitas pengecoh dengan menganalisis lembar jawaban siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan ditinjau dari segi Validitas?

(29)

Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan ditinjau dari segi Reliabilitas?

3. Bagaimana kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan ditinjau dari segi Daya Pembeda?

4. Bagaimana kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan ditinjau dari segi Tingkat Kesukaran?

5. Bagaimana kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan ditinjau dari segi Efektivitas Pengecoh?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk:

(30)

2. Mengetahui kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan ditinjau dari segi Reliabilitas.

3. Mengetahui kualitas Soal UAS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan ditinjau dari segi Daya Pembeda.

4. Mengetahui kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan ditinjau dari segi Tingkat Kesukaran.

5. Mengetahui kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan ditinjau dari segi Efektivitas Pengecoh.

E. Manfaat Penelitian

Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain:

(31)

dan langkah-langkah yang efektif di bidang pendidikan, terutama yang berhubungan dengan evaluasi.

2. Bagi guru, dalam penyusunan Soal UAS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan soal yang akan datang sehingga dapat menyempurnakan atau memperbaiki kualitas soal yang kurang baik, dan sebagai referensi dalam memilih soal-soal serta dapat dijadikan umpan balik dalam peningkatan hasil belajar siswa pada periode selanjutnya.

3. Bagi siswa, memberikan informasi tingkat penguasaan materi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika hasil evaluasi menunjukkan siswa belum mampu mencapai kompetensi maka siswa dapat diberikan motivasi untuk belajar lebih giat lagi.

(32)

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Tinjauan Tentang Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Evaluasi berasal dari kata evaluation. Evaluasi dimaknai sebagai penilaian sistematik tentang manfaat atau penguatan suatu objek, Menurut Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1997) dalam (Sudijono, 2011: 1), evaluation refer to the act or process to determining the value of something. Dari definisi tersebut, maka istilah evaluasi ini menunjuk pada pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Menurut Stufflemeam dkk (Majid, 2014: 32) evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan. Menurut Ralph Taylor (Arikunto, 2012: 3), evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Majid (2014: 33) mengungkapkan pada bidang pendidikan, evaluasi dapat dimaknai sebagai kegiatan yang dilakukan seorang evaluator untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program telah tercapai yang dilakukan secara berkesinambungan.

(33)

2. Tujuan atau Fungsi Penilaian

Arikunto (2012:18-19) memaparkan tujuan atau fungsi penilaian adalah sebagai berikut :

a. Penilaian berfungsi selektif

Dengan mengadakan penilaian, guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Seleksi ini dapat digunakan untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu, siswa yang mendapat beasiswa dan siswa yang dinyatakan lulus.

b. Penilaian berfungsi diagnostik

Penilaian dapat berfungsi sebagai diagnostik kepada peserta didik mengenai kebaikan dan kelemahannya. Apabila telah diketahui sebab-sebab kelemahan ini, lebih mudah dicari cara untuk mengatasi kelemahan tersebut.

c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan

Penilaian juga dapat digunakan untuk menentukan dengan pasti di kelompok mana siswa harus ditempatkan.Penempatan siswa ini dilakukan dengan mengelompokkan siswa-siswa yang mempunyai hasil penilaian yang memiliki kategori yang sama. d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

Fungsi sebagai pengukur keberhasilan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Pendidikan atau proses pembelajaran harus dievaluasi agar dapat diketahui apakah pendidikan atau proses pembelajaran tersebut berhasil mencapai tujuan ataukah justru sebaliknya sehingga dapat diidentifikasi penyebabnya untuk kemudian dibenahi atau diperbaiki.

3. Prinsip-prinsip Evaluasi

Menurut Arikunto (2012: 38), ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen, diantaranya:

a. Tujuan pembelajaran

(34)

b. Kegiatan pembelajaran atau KBM

Kegiatan pembelajaran merupakan proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi pendidikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

c. Evaluasi

Evaluasi merupakan sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai dari beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.

Triangulasi ketiga komponen tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut (Arikunto, 2012: 38-39):

Tujuan

(35)

Penjelasan dari bagan triangulasi di atas adalah:

a. Hubungan antara tujuan dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Kegiatan belajar-mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar mengacu pada tujuan yang hendak dicapai, sehingga kegiatan pembelajaran atau KBM tentunya juga akan mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. KBM akan diselaraskan dengan tujuan pembelajaran sehingga berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Sehingga dalam menyusun alat dan teknik untuk evaluasi harus mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan.

c. Hubungan antara KBM dengan Evaluasi

(36)

B. Tinjauan Pengukuran Hasil Belajar

1. Pengertian Tes

Mardapi (2008: 67) mengemukakan tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau salah. Tes diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkapkan aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Menurut Sudijono (2011: 67) tes adalah cara yang digunakan atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan. Sedangkan menurut Zainul dan Nasution (Majid, 2014: 37) tes didefinisikan sebagai pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang suatu atribut pendidikan atau suatu atriibut psikologis tertentu.

(37)

peserta tes diperiksa secara manual. Sedangkan kesalahan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan karena soal tes terlalu mudah atau terlalu sukar.

Sebelum membahas lebih jauh tentang tes, perlu diketahui beberapa istilah yang terkait dengan tes, yaitu

a. Testing, merupakan waktu pelaksanaan tes.

b. Testee, adalah orang yang dikenai tes atau yang mengerjakan tes. c. Tester, adalah orang yang melaksanakan tes atau pelaksana tes.

2. Ciri-ciri Tes yang Baik

Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur, harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki:

a. Validitas

(38)

memiliki derajat validitas berbeda pada setiap penafsiran yang dibuat.

b. Reliabilitas

Menurut Kusaeri dan Suprananto (2012: 82-83) reliabilitas merujuk pada konsistensi dari suatu pengukuran. Artinya, bagaimana skor tes konsisten dari pengukuran yang satu ke lainnya. Karakteristik suatu reliabilitas yaitu, Pertama, reliabilitas merujuk kepada hasil yang didapat melalui sebuah instrumen tes, bukan merujuk pada instrumennya sendiri. Jadi, lebih tepat mengatakan bahwa reliabilitas “skor tes” dibandingkan reliabilitas “tes”. Kedua, reliabilitas merupakan syarat perlu, tetapi belum cukup untuk syarat validitas. Sebuah tes yang memberikan hasil tidak konsisten mungkin tidak dapat memberikan informasi yang valid berkaitan dengan kemampuan yang diukur. Jadi reliabilitas yang rendah dapat membatasi tingkat validitas yang didapat, tetapi reliabilitas yang tinggi tidak menjamin terpenuhinya derajat validitas. Ketiga reliabilitas utamanya berkaitan dengan statistik. Analisis logis dari suatu tes akan memberikan sedikit bukti berkaitan dengan reliabilitas skor tes. Tes harus diujikan satu kali atau lebih pada sekelompok anak yang sama sehingga konsistensi hasilnya dapat ditentukan. Konsistensi ini biasanya dinyatakan dalam bentuk koefisien reliabilitas dan kesalahan pengukuran

(39)

c. Objektivitas

Menurut Arikunto (2012: 75) sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang memengaruhi.

d. Praktikabilitas

Menurut Arikunto (2012:77) sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya.

Arikunto (2012: 77) mengungkapkan tes praktis adalah tes yang :

a. Mudah dilaksanakan, misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah oleh siswa.

b. Mudah pemeriksaannya, artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun pedoman skorsingnya. Untuk soal bentuk objektif, pemeriksaan akan lebih mudah dilakukan jika dikerjakan oleh siswa dalam lembar jawaban. c. Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga

dapat diberikan/ diawali oleh orang lain. e. Ekonomis

(40)

berbantu dengan aplikasi komputer sehingga lebih mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama.

3. Fungsi Tes

Sudijono ( 2011: 67) mengemukakan fungsi tes secara umum adalah: a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik, dalam hal ini tes

berfungsi untuk mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, dalam hal ini dimaksudkan bahwa melalui tes akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.

4. Prinsip-prinsip Dasar Penyusunan Tes

Prinsip-prinsip penyusunan tes hasil belajar perlu diperhatikan dalam menyusun tes untuk menilai hasil belajar peserta didik agar tes yang dibuat benar-benar dapat mengukur kemampuan siswa dan ketercapaian tujuan pembelajaran. Menurut Sudijono (2011: 97-99) terdapat prinsip-prinsip dasar dalam menyusun tes hasil belajar, yaitu:

a. Tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas outcomes learning (hasil belajar) yang telah ditetapkan.

b. Butir-butir soal tes hasil belajar harus merupakan sampel yang representatif dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan. c. Bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat

bervariasi.

d. Tes hasil belajar harus didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.

e. Tes hasil belajar harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan. f. Tes hasil belajar disamping harus dapat dijadikan alat pengukur

keberhasilan siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara belajar guru.

(41)

5. Penggolongan Tes

Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik, yaitu (Sudijono, 2011: 68-73):

a. Tes Seleksi

Tes seleksi sering dikenal dengan istilah ujian saringan atau ujian masuk. Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.

b. Tes Awal

Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Jadi, tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Karena itu maka butir-butir soalnya dibuat mudah.

c. Tes Akhir

(42)

d. Tes Diagnostik

Menurut Sudijono (2011: 70) tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Sedangkan menurut Arikunto (2012: 48) tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan-kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

Jadi, tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan dan jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu sehingga dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

e. Tes Formatif

Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik telah terbentuk (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

f.

Tes Sumatif

(43)

tertentu, sehingga nilai tersebut dapat menentukan kedudukan siswa didalam kelompoknya, mengetahui kemampuan siswa selama proses belajar mengajar, serta sebagai laporan kepada orang tua siswa dan pihak-pihak yang berkepentingan.

C. Karakteristik Soal Objektif

Bentuk tes yang digunakan di lembaga menurut Mardapi (2008: 69-70) pendidikan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes non objektif. Objektif di sini dilihat dari sistem penskorannya, siapa saja yang memeriksa lembar jawaban tes akan menghasilkan skor yang sama. Tes non objektif adalah sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tes yang objektif adalah yang sistem penskorannya objektif, sedangkan tes non objektif sistem penskorannya dipengaruhi subjektivitas pemberi skor.

1. Golongan Tes Objektif

Sebagai salah satu jenis tes hasil belajar, Sudijono (2011: 107-118) mengungkapkan bahwa tes objektif dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu:

a. Tes Benar-Salah (True-False Test)

(44)

menentukan pendapatnya mengenai pernyataan-pernyataan tersebut.

b. Tes Menjodohkan (Matching Test)

Pada tes ini disediakan dua kelompok bahan suatu pertanyaan dan jawaban selanjutnya testee harus mencari pasangan yang sesuai antara yang terdapat pada kelompok pertama dengan yang terdapat pada kelompok kedua sesuai dengan petunjuk yang diberikan dalam tes tersebut.

c. Tes Melengkapi (Completion Test)

Bentuk tes melengkapi biasanya berupa cerita atau karangan. Kata-kata yang dianggap penting dalam cerita atau karangan tersebut beberapa dikosongkan, kemudian tugas testee adalah melengkapi bagian yang rumpang tersebut.

d. Tes Isian (Fill in Test)

Pada tes isian ini sebenarnya mirip dengan tes melengkapi. Letak perbedaannya adalah bahwa pada tes melengkapi bahan yang diteskan merupakan satu kesatuan cerita, sedangkan pada tes isian tidak demikian melainkan butir-butir soal tes dapat dibuat berlainan antara satu dengan yang lain.

e. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Item Test)

(45)

beberapa kemungkinan jawaban yang disediakan pada tiap-tiap butir soal yang terkait.

Soal yang akan diteliti adalah soal berbentuk pilihan ganda, maka yang akan dibicarakan hanyalah bentuk pilihan ganda.

2. Konsep Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Item Test)

Sudijono (2011: 118) mengemukakan tes pilihan ganda yaitu:

salah satu bentuk tes objektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu dari beberapa kemungkinan jawab yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan.

Sedangkan menurut Basuki dan Hariyanto (2014 : 43) tes pilihan ganda adalah:

suatu keterangan atau pernyataan tentang suatu konsep yang belum lengkap, untuk melengkapinya peserta didik harus memilih salah satu jawaban yang tersedia berupa pilihan jawaban.

(46)

buah. Hal ini sekadar merupakan kebiasaan dan bukan merupakan suatu keharusan.

3. Kaidah Penulisan

Kusaeri dan Suprananto (2012:108-110) mengemukakan ada beberapa kaidah yang harus diikuti agar soal yang tersusun bermutu:

a. Aspek Materi

1) Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya, soal harus menanyakan perilaku atau materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator.

2) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya, semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang terkandung dalam pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.

3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar. Artinya, satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban yaitu pilihan jawaban yang paling benar.

b. Aspek Konstruksi

1) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya, kemampuan atau materi yang hendak diukur atau ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang dimaksud penulis, dan hanya mengandung satu persoalan untuk setiap nomor. 2) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan

pernyataan yang diperlukan saja.

3) Pokok soal jangan memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar. Pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, frase, atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk kearah jawaban yang benar.

4) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti negatif. 5) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

(47)

6) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban di atas salah” atau “Semua pilihan jawaban di atas benar.” Artinya, dengan adanya pilihan jawaban seperti ini maka dari segi materi pilihan jawaban berkurang satu karena pernyataan itu hanya merujuk kepada materi dari jawaban sebelumnya.

7) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut dan pilihan jawaban berbentuk angka menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis. Pengurutan angka dilakukan dari angka paling kecil ke nilai angka paling besar atau sebaliknya.

8) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat dalam soal harus jelas, terbaca, dan dapat dimengerti oleh peserta didik. Apabila soal tersebut tetap bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal, berarti gambar, grafik, dan tabel tersebut tidak berfungsi.

9) Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik tidak dapat menjawab benar soal pertama yang berakibat tidak dapat pula menjawab dengan benar soal berikutnya.

c. Aspek Bahasa

1) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia

2) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika akan digunakan untuk daerah lain atau nasional

(48)
(49)

D. Analisis Butir Soal

1. Pengertian Analisis Butir Soal

Kusaeri dan Suprananto (2012: 163) mengemukakan bahwa kegiatan analisis butir soal merupakan kegiatan penting dalam penyusunan soal agar diperoleh butir soal yang bermutu. Sedangkan menurut Basuki dan Hariyanto (2014: 129) analisis butir soal adalah cara yang berharga serta relatif mudah pekerjaannya, dan merupakan suatu prosedur yang dapat digunakan guru untuk mengetahui karakteristik pembelajaran.

Basuki dan Hariyanto (2014: 130) mengungkapkan bahwa pada umumnya, analisis butir soal dirancang dengan tujuan untuk mengetahui cacat dalam butir tes sehingga dapat diperbaiki sebelum digunakan pada tes berikutnya, serta untuk menemukan soal yang terlalu mudah atau terlalu sukar untuk dijawab sehingga soal-soal itu dapat diganti dengan butir soal yang lain. Dengan kata lain, analisis butir soal bukanlah suatu tujuan, dan baru bermakna setelah merevisi butir-butir soal yang tidak relevan.

2. Manfaat Kegiatan Analisis Butir Soal

Basuki dan Hariyanto (2014: 130) mengemukakan manfaat analisis butir soal secara umum adalah sebagai berikut:

a. Membantu para pengguna tes dalam evaluasi terhadap tes yang digunakan.

(50)

d. Memberikan masukan kepada peserta didik tentang kemampuannya.

e. Memberikan masukan kepada guru tentang kesulitan-kesulitan siswa.

f. Memberikan masukan kepada guru tentang efektivitas pembelajaran.

g. Merevisi atau mengganti sama sekali butir soal yang dinilai tingkat kesukarannya terlalu tinggi atau terlalu rendah, yang validitas dan reliabilitasnya rendah.

h. Meningkatkan keterampilan guru dalam penulisan soal.

i. Memberi masukan hal-hal tertentu yang bermanfaat bagi pemgembangan kurikulum.

3. Analisis Butir Soal Secara Kuantitatif

Kusaeri dan Suprananto (2012: 173) mengemukakan penelaahan soal secara kuantitatif adalah penelaah butir soal didasarkan pada data empirik. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Ada dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif, yaitu a. Pendekatan secara klasik

Proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban peserta tes guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik.

b. Pendekatan secara modern

(51)

4. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Prinsip validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan. Menurut Sudijono (2011: 163) terdapat dua macam validitas yaitu validitas tes dan validitas item.

a. Validitas Tes

Validitas tes merupakan pengukuran yang digunakan untuk soal yang akan digunakan secara keseluruhan. Pengukuran validitas tes dapat dilakukan secara rasional dan secara empirik.

1) Validitas Rasional

(52)

Ada dua macam validitas rasional yang dapat dicapai sebuah instrumen yaitu validitas isi dan validitas konstruksi.

(a) Validitas isi

Sudijono (2011:164) menungkapkan validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisisan, pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Validitas isi merupakan validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar. Suatu tes dikatakan memiliki validitas isi apabila tes tersebut dapat mewakili secara representatif bagi seluruh materi pelajaran yang akan diujikan.

(b) Validitas Konstruksi

(53)

psikologis, yaitu secara tepat dapat mengukur aspek-aspek berpikir (kognitif, afektif dan psikomotorik). 2) Validitas Empirik

Sudijono (2011:167) mengungkapkan pendapatnya bahwa validitas empirik adalah validitas yang bersumber pada atau diperoleh atas dasar pengamatan di lapangan (Sudijono, 2011: 167). Tes hasil belajar dapat dikatakan telah memiliki validitas empirik apabila berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap data hasil pengamatan di lapangan, terbukti bahwa tes hasil belajar itu dengan secara tepat telah dapat mengukur hasil belajar yang seharusnya diukur lewat tes hasil belajar tersebut.

(a) Validitas Ramalan

(54)

(b) Validitas Bandingan

Sudijono (2011: 177) menyampaikan bahwa validitas bandingan juga dapat disebut sebagai validitas ada sekarang. Validitas ada sekarang menunjuk pada hubungan antara tes skor yang dicapai dengan keadaan sekarang. Pada keadaan ini, tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai kejadian yang lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada. Tes dikatakan memiliki validitas bandingan apabila tes tersebut dalam kurun waktu yang sama secara tepat telah mampu menunjukkan adanya hubungan yang searah antara tes pertama dengan tes yang dilakukan berikutnya.

b. Validitas Item

Sudijono (2011: 182) mengungkapkan bahwa validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebuah item, dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut.

Arikunto (2012:93) mengemukakan untuk menghitung validitas item dapat menggunakan rumus:

q p S

M M Y

t p p b i

(55)

Keterangan:

Ypbi : koefisien korelasi biserial

Mp : rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi

item yang dicari validitasnya Mt : rerata skor total

St : standar deviasi dari skor total proporsi

p : proporsi siswa yang menjawab benar

q : proporsi siswa yang menjawab salah (q=1-p)

5. Reliabilitas

Menurut Arikunto (2012:100) pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketepatan hasil tes. Didukung pendapat Arifin (2009: 258) reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Menurut Purwanto (2009:139) keandalan (reliability) adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan andal jika ia dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. Jadi, yang dipentingkan di sini ialah ketelitiannya sejauh mana tes atau alat tersebut dapat dipercaya kebenarannya.

Arikunto (2012:101-102) memaparkan beberapa hal yang sedikit banyak mempengaruhi hasil tes yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga hal berikut:

(56)

b. Hal yang berhubungan dengan Tercoba (Testees). Suatu tes yang diujicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak siswa akan mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan besar kecilnya reliabilitas tes.

c. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes. Penyelenggaraan tes yang bersifat administratif, sangat menentukan hasil tes. Hasil tes tersebut akan mempengaruhi reliabilitas soal tes.

Menurut Arikunto (2012: 104-106) ada tiga macam metode dalam menghitung reliabilitas:

a. Metode Bentuk Paralel

Tes paralel atau tes ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda. Kelemahan metode ini bahwa pengetes pekerjaannya berat karena harus menyusun dua seri tes dan membutuhkan waktu yang lama.

b. Metode Tes Ulang

Metode tes ulang dilakukan untuk menghindari penyusunan dua seri tes. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tes, tetapi dicobakan dua kali.

c. Metode Belah Dua atau Split-half Method Ada dua cara membelah butir soal, yaitu:

(57)

(2) Membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu separo jumlah pada nomor-nomor awal dan separo pada nomor-nomor akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-akhir.

Arikunto (2012: 115) mengungkapkan reliabilitas tes dapat

dihitung dengan rumus K-R.20 yaitu:

Keterangan:

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

(q= 1-p)

Ʃpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q n : banyaknya item

S : standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

6. Daya Pembeda

(58)

(berkemampaun tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).

Kusaeri (2014: 107) menungkapkan daya pembeda soal memiliki beberapa manfaat, yaitu:

a. Meningkatkan mutu setiap soal melalui data empirik. Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap soal dapat diketahui apakah soal itu baik, perlu direvisi, atau dibuang.

b. Mengetahui seberapa jauh masing-masing soal dapat mendeteksi atau membedakan kemampuan siswa.

Kusaeri dan Suprananto (2012: 176) menemukakan apabila suatu butir soal tidak dapat membedakan kedua kemampuan siswa itu, maka butir soal itu dapat dicurigai adanya kemungkinan:

a. Kunci jawaban tidak tepat

Kunci jawaban sebagai patokan dalam memeriksa hasil tes terkadang tidak tepat, dalam artian kunci jawaban tersebut malahan salah. Keadaan ini biasanya dipengaruhi oleh kesalahan penulisan ataupun memang kurang dikaji ulang jawaban yang tepat.

(59)

c. Kompetensi yang diukur tidak jelas

Kompetensi yang diberikan dalam pengukuran tes harus dapat untuk mengukur ketercapaian tingkat pemahaman peserta didik terkait materi tertentu. Misalkan kompetensi „memahami‟

hal ini kurang jelas untuk mengukur ketercapaian materi pembelajaran.

d. Pengecoh tidak berfungsi

Alternatif pilihan jawaban terkadang terlalu mencolok sehingga mudah ditebak oleh testee. Alternatif jawaban harus dibuat secara proporsional dan harus terkait dengan konteks soal yang dipertanyakan.

e. Materi yang ditanyakan terlalu sulit sehingga banyak siswa yang menebak

Soal tes dibuat dengan tujuan mengukur ketercapaian pemahaman materi peserta didik. Komposisi kriteria soal mulai soal mudah sedang dan sulit harus proporsional. Sehingga soal tersebut memang benar dapat mengkur kompetensi peserta didik, tidak hanya tebak jawaban yang dikarenakan pembagian komposisi tingkat kesulitan.

f. Sebagian besar siswa yang memahami materi yang ditanyakan berpikir ada yang salah informasi dalam butir soal.

(60)

pernyataan kurang jelas dan menimbulkan persepsi yang berbeda. Sehingga perlu diperhatikan dalam penyusunan soal, penggunaan bahasa harus jelas dan mudah dipahami agar tidak menimbulkan makna ganda.

Kusaeri (2014: 108) mengungkapkan bahwa indeks daya pembeda berkisar antara -1 sampai dengan +1. Jika daya pembeda negatif, berarti lebih banyak kelompok bawah (peserta tes yang kurang pandai) menjawab benar soal dibanding dengan kelompok atas (peserta tes yang pandai). Sebaliknya, jika daya pembeda positif, banyak siswa kelompok atas mampu menjawab benar soal dibanding kelompok bawah. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal, semakin tinggi kemampuan soal itu membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang. Sudijono (2011: 398-399) menyebutkan bahwa mengenai teknik analisis daya pembeda item dalam keadaan di mana jumlah pengikut tes adalah cukup besar (100 orang atau lebih) daya pembeda item cukup dihitung berdasar 27% pengikut tes kelompok atas dan 27% dari pengikut tes kelompok bawah. Sedangkan pengikut tes yang terletak di antara kedua ujung ekterm itu tidak perlu diikutsertakan dalam perhitungan analisis.

Rumus untuk mencari daya pembeda sebagai berikut (Arikunto,2012: 228-229):

(61)

Keterangan:

J : jumlah peserta tes

JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya peserta kelompok bawah

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB : banyaknya peserta keompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar ( ingat, P sebagai indeks kesukaran)

PB :proporsi peserta kelompo bawah yang menjawab benar

Arikunto (2012: 232) menyampaikan interpretasi terhadap hasil

perhitungan daya pembeda dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:

D : 0,00 – 0,20 : jelek (poor)

D : 0,21 – 0,40 : cukup (statistifactory) D : 0,41 – 0,70 : baik (good)

D : 0,71 – 1,00 : baik sekali (exc ellent) D : negatif, semuanya tidak baik.

Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

7. Tingkat Kesukaran

(62)

tersebut. Bila suatu soal memiliki tingkat kesukaran sebesar 1 maka soal itu dipastikan dapat dijawab benar oleh semua siswa.

Musaeri (2014: 107) menyampaikan pendapatnya bahwa tingkat kesukaran soal biasanya dikaitkan dengan tujuan tes. Misalnya untuk keperluan ujian semester digunakan soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang, untuk keperluan seleksi digunakan soal dengan tingkat kesukaran tinggi, dan untuk keperluan diagnostik digunakan soal dengan tingkat kesukaran rendah atau mudah.

Arikunto (2012: 223) menyampaikan bahwa tingkat kesukaran suatu item soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

JS B P 

Keterangan:

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Arikunto (2012: 225) mengungkapkan interpretasi terhadap hasil perhitungan angka indeks kesukaran soal pada umumnya menggunakan kriteria sebagai berikut:

(63)

Sudjana (2009:135) mengungkapkan terkait analisis tingkat kesukaran bahwa ada beberapa dasar pertimbangan dalam menentukan proporsi jumlah soal kategori mudah, sedang, dan sukar. Pertimbangan pertama yaitu adanya keseimbangan jumlah soal sama untuk ketiga kategori tersebut. Misalkan tes objektif pilihan ganda dalam suatu mata pelajaran disusun sebanyak 60 pertanyaan. Dari 60 pertanyaan tersebut, soal kategori mudah 20 item, kategori sedang 20 item, dan kategori sukar 20 item. Pertimbangan kedua, proporsi jumlah soal untuk ketiga kategori tersebut didasarkan atas kurva normal. Artinya, sebagian soal berada dalam kategori sedang, sebagian lagi termasuk dalam kategori mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang.

(64)

8. Efektivitas Pengecoh

Kusaeri (2014: 109) menyampaikan bahwa penyebaran pilihan jawaban (pengecoh) dijadikan dasar dalam penelaahan soal, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berfungsi tidaknya pilihan jawaban yang tersedia. Arikunto (2012: 233-234) menambahkan bahwa pola jawaban soal adalah distribusi testee dalam hal menentukan pilihan jawaban pada soal bentuk pilihan ganda. Pola jawaban soal diperoleh dengan menghitung banyaknya testee yang memilih pilihan jawaban a, b, c, d atau e atau yang tidak memilih jawaban manapun. Dalam istilah evaluasi disebut omit disingkat O.

Pola jawaban soal dapat ditentukan apakah pengecoh

(distractor) berfungsi sebagai pengecoh dengan baik atau tidak. Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali oleh testee berarti pengecoh itu jelek, terlalu menyolok menyesatkan. Suatu distraktor dapat dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% pengikut tes.

E. Hasil Penelitian yang Relevan

(65)

1. Penelitian yang dilakukan oleh Isna Susmita tahun 2015 yang berjudul “Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Genap pada Mata Pelajaran Produktif Akuntansi di SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015”. Pada penelitian tersebut dapat diketahui hasil penelitian

sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil analisis dari segi validitas, soal yang valid 15 butir (37,5%) dan tidak valid 25 butir (62,5%).

b. Berdasarkan uji reliabilitas termasuk soal yang memiliki reliabilitas rendah, yaitu 0,42.

c. Berdasarkan analisis daya pembeda, yang termasuk soal dengan daya pembeda negatif 1 butir (2,5%), kurang baik 23 butir (57,5%), cukup 12 butir (30%), baik 4 butir (10%), baik sekali (tidak ada).

d. Berdasarkan analisis tingkat kesukaran yang termasuk soal yang sukar 3 butir (7,5%), sedang 8 butir (20%), mudah 29 butir (72,5%). e. Berdasarkan analisis pola sebaran jawaban yang termasuk kategori

soal yang memiliki pengecoh berfungsi sangat baik 1 butir (2,5%), baik 3 butir (7,5%), cukup 9 butir (22,5%), kurang baik 10 butir (25%), tidak baik 17 butir (42,5%).

(66)

a. Berdasarkan hasil analisis dari segi validitas, soal yang valid 25 butir (62,5%) dan tidak valid 15 butir (37,5%).

b. Berdasarkan uji reliabilitas termasuk soal yang memiliki reliabilitas rendah, yaitu 0,36.

c. Berdasarkan analisis daya pembeda, yang termasuk soal dengan daya pembeda negarif 2 butir (5%), kurang baik 22 (55%), cukup 14 butir (35%), baik 2 butir (5%), baik sekali (tidak ada).

d. Berdasarkan analisis tingkat kesukaran yang termasuk soal yang sukar 8 butir (20%), sedang 6 butir (15%), mudah 26 butir (65%). e. Berdasarkan analisis pola sebaran jawaban yang termasuk kategori

(67)

F. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1

Pola Aliran Penelitian

Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017

Dianalisis

Validitas Reliabilitas Tingkat Kesukaran

Daya Pembeda

Efektivitas Pengecoh

Hasil Analisis

Soal Berkualitas Baik

Soal Cukup Berkualitas

Soal Tidak Berkualitas

Disimpan di Bank Soal

(68)

Suatu elemen pendidikan memiliki bermacam-macam alat penilaian yang dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah dilakukan terhadap peserta didik. Tes merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui atau menilai hasil belajar siswa.

Analisis butir soal ini bertujuan untuk mengetahui kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan yang dilakukan pada bulan November 2016. Berdasarkan kegiatan analisis butir soal ini dapat diidentifikasi soal yang berkualitas, kurang berkualitas, dan tidak berkualitas ditunjau dari aspek validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan efektivitas pengecoh. Soal yang termasuk dalam kategori berkualitas disimpan sebagai bank soal untuk dapat digunakan kembali, soal yang kurang berkualitas dapat direvisi dan diujikan kembali kepada peserta didik, dan untuk soal yang tidak berkualitas sebaiknya tidak digunakan.

(69)
(70)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Syaodih (2012: 53) mengungkapkan bahwa penelitian kuantitatif menekankan fenomena-fenomena objektif yang dikaji secara kuantitatif yaitu menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur, dan percobaan terkontrol. Metode deskriptif dalam penelitian kuantitatif menurut Syaodih adalah:

Suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi bisa individual atau kelompok, dan menggunakan angka-angka.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dimana penjabarannya menggunakan metode deskriptif karena data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka dan dianalisis dengan program ANATES Version 4.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Rayon Bantul Kelas XI IPS dengan studi kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Maret 2017.

(71)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian, dalam hal ini adalah siswa kelas XI IPS tingkat SMA Rayon Bantul Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan yang telah melaksanakan UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI Tingkat SMA Tahun Pelajaran 2016/ 2017.

Tabel 3.1 Subjek Penelitian

No Nama Sekolah Kelas Jumlah

1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu 2 75

2 SMA N 2 Banguntapan 4 110

Jumlah 185

2. Objek Penelitian

(72)

D. Operasionalisasi Variabel

1. Validitas

Sudijono (2011:63) mengemukakan validitas adalah suatu ukuran ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Prinsip validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

2. Reliabilitas

Menurut Arikunto (2012:100) pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketepatan hasil tes. Didukung pendapat Arifin (2009: 258) reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen.

3. Daya Pembeda

Kusaeri dan Suprananto (2012:175) mengungkapkan pendapatnya bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang belum menguasai materi yang diujikan. 4. Tingkat Kesukaran

(73)

berkisar dari 0 sampai 1. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil perhitungan, semakin mudah soal itu.

5. Efektivitas Pengecoh

Menurut Arikunto (2012:233) efektivitas penggunaan pengecoh dapat diketahui dengan melihat pola sebaran jawaban soal dari para siswa.Pola jawaban soal adalah distribusi testee dalam hal menentukan pilihan jawaban pada soal bentuk pilihan ganda. Pola jawaban soal diperoleh dengan menghitung banyaknya testee yang memilih pilihan jawaban a, b, c, d atau e atau yang tidak memilih jawaban manapun.

E. Teknik Pengumpulan Data

(74)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada butir-butir Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan dengan mencari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh. Masing-masing kriteria tersebut dihitung dengan menggunakan aplikasi program Anates versi 4.

1. Validitas

Mp : rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item

yang dicari validitasnya

Hasil dari perhitungan koefisien korelasi biserial kemudian dibandingkan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% dan disesuaikan dengan jumlah peserta tes. Apabila Ypbi > rtabel maka soal

(75)

2. Reliabilitas

Arikunto (2012: 115) mengungkapkan untuk mencari reliabilitas dapat menggunakan K-R 20, sebagai berikut:

Keterangan:

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p) pq : jumlah perkalian antara p dan q

n : banyaknya item S : standar deviasi dari tes

Sudijono (2011: 209) menyampaikan bahwa interpretasi terhadap hasil perhitungan koefisien reliabilitas tes (r11) digunakan patokan

sebagai berikut.

a. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable).

b. Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable).

3. Daya Pembeda

Seluruh pengikut tes, dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah, lalu dibagi dua. Rumus untuk mencari daya pembeda sebagai berikut (Arikunto, 2012: 228-229):

(76)

Keterangan:

J : jumlah peserta tes

JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya peserta kelompok bawah

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar ( ingat, P sebagai indeks kesukaran)

PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Arikunto (2012: 232) menyampaikan bahwa interpretasi terhadap hasil perhitungan daya pembeda dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:

D : 0,00 – 0,20 : jelek (poor)

D : 0,21 – 0,40 : cukup (statistifactory) D : 0,41 – 0,70 : baik (good)

D : 0,71 – 1,00 : baik sekali (excellent)

D : negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

4. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran suatu item soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Arikunto, 2012: 223):

JS B P 

Keterangan:

P : indeks kesukaran

Gambar

Tabel 1.1 Kekuatan dan Kelemahan Tes Pilihan Ganda………………..
Tabel 4.7 Penyebab Kegagalan Butir Soal………………………………
Gambar 1.1 Triangulasi Komponen Evaluasi…………..……………
Gambar 4.6 Persentase Kegagalan Butir Soal UAS Gasal Mata
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan menteri kesehatan republic Indonesia nomor 512/menkes/per/IV/2007/tentang izin praktik dan pelaksanaan praktik kedokteran bab 1pasal 1 ayat 10 standar

Pengelolaan wilayah perbatasan, termasuk pulau-pulau kecil terluar, selama ini belum terintegrasi dengan baik, di mana tiap kementrian/lembaga cenderung

Dalam pengolahan data didapat bhwa koefisien korelasi linier berganda atau multiple R sebesar 0,90629, artinya terdapat hubungan yang kuat dan positif

PENERAPAN BRAIN BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF ADVENTURE GAME UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMK. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 1 Sayamerasapuasdengankualitas Pasta Gigi Pepsodent.. 2 Sayamerasapuas dengan aroma Pasta

Bermula dari terbatasnya kegiatan forum yang dilakukan, maka pihak fispaba berharap dapat melakukan kegiatan atau promosi acara dengan menggunakan teknologi

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa efektifitas layanan perpustakan keliling di Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Semarang tergolong pada

Penulis mengucapkan puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam, karena atas kehadirat dan segala nikmatNya penulis dapat menyelesaikan