• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL WISATAWAN DI SITUS SANGIRAN KABUPATEN SRAGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROFIL WISATAWAN DI SITUS SANGIRAN KABUPATEN SRAGEN"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user i

PROFIL WISATAWAN DI SITUS SANGIRAN KABUPATEN SRAGEN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

SITI MARFUAH C 9409043

D III USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

(2)

commit to user ii

(3)

commit to user iii

(4)

commit to user iv MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (Al – Insyirah : 6).

(5)

commit to user v

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

Orangtua, kakak dan keluarga besar yang selalu menyayangiku, mendukung dan mendoakanku.

(6)

commit to user vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin atas karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT, berkat dan rahmat serta karuniaNya yang telah melindungi dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.

Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk menyelesaikan studi bagi mahasiswa Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, Tugas Akhir ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan lancar dan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada :

Drs. Riyadi Santosa M.Ed, Ph.D selaku dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dra. Hj. Isnaini, W.W, M. Pd., selaku Ketua Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi petunjuk dan saran-saran serta pengarahan yang sangat berharga sehingga selesainya penulisan Tugas Akhir ini. Drs. Suharyana M.Pd selaku sekertaris Program Diploma III Usaha Perjalanan Pariwisata, yang memberi petuah bijak dan semangat dalam penulisan Tugas Ahkir ini.

Dr. Warto, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberi koreksi, dan masukan, yang sangat berharga bagi penulis. Sehingga bisa menyelesaikan Tugas akhir ini. M. Bagus Sekar Alam. SS. M.Si sebagai dosen penguji kedua, terima kasih

(7)

commit to user vii

atas koreksi dan pengesahan Tugas Akhir ini. Segenap Dosen Pengajar Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmunya. Petugas Tata Usaha dan Lab. Tour Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Orangtua, kakak dan keluarga besar yang selalu mendukung dan mendoakanku.

Noor Fadlila Murti Sujiyono yang telah membantu, mendukung, memotivasi, memberi masukan, menjadi inspirasi dan memberikan semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Teman-teman Prodi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Angkatan 2009 yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Untuk seseorang yang pernah menyemangati semoga kamu bahagia di sana.

Pimpinan dan seluruh karyawan Kawasan wisata Situs Sangiran yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk meneliti dan mencari data-data guna melengkapi Tugas Akhir ini. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Tugas Akhir masih belum sempurna, oleh karena itu semua kekurangan, kritik, dan saran dari pembaca akan diterima dengan senang hati demi penyempurnaan tulisan ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Juli 2012 Penulis

(8)

commit to user viii ABSTRAK

Siti Marfuah, C9409043, 2012. Profil Wisatawan Di Situs Sangiran Kabupaten Sragen. Program Studi Pendidikan Diploma III Usaha Perjalalnan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Laporan Tugas Akhir ini dilatarbelakangi permasalahan mengenai karakteristik wisatawan yang berkunjung di Situs Sangiran, dan juga untuk mengetahui jumlah wisatawan yang berkunjung ke Situs Sangiran.

Penelitian ini merupakan penelitian kualtatif untuk memperoleh informasi tentang profil wisatawan di Situs Purbakala Sangiran yang disusun dengan menggunakan metode observasi, metode wawancara untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan wisatawan Situs Purbakala Sangiran Kabupaten Sragen, metode angket untuk menegtahui karakteristik wisatawan Situs Purbakala Sangiran, metode studi pustaka untuk memperoleh kajian tentang wisatawan Situs Purbakala Sangiran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Situs Purbakala Sangiran merupakan sebuah museum yang dikelola pemerintah yang menyimpan koleksi fosil manusia purba yang terletak di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen dengan luas mencapai 56 Km². Museum Sangiran dilengkapi dengan fasilitas pendukung, meliputi : museum, perpustakaan, souvenir shop, pemutaran film. Di situs Sangiran banyak dikunjungi wisatawan pada hari – hari sekolah karena kebanyakan wisatwan yang datang untuk penelitian. Tidak hanya dari kalangan mahasiswa, siswa SMA, siswa SMP, namun banyak juga anak SD dan TK. Dari data yang dikumpulkan, para wisatawan melakukan perjalanan selama 1 hari. Wisatawan yang banyak berkunjung merupakan wisatawan dari Sragen, Karanganyar, Solo dan sekitarnya. Dalam melakukan kunjungan Akomodasi yang digunakan oleh wisatawan merupakan non komersial wisatawan. Sedangkan minat kebutuhan wisatawan pria sama dengan wanita. Mayoritas pengunjung Situs Sangiran berusia 15 – 24 tahun. Tingkat pendidikan yang sedang diselesaikan oleh wisatawan Sangiran adalah sarjana (S1), selanjutnya SMA dan SMP. Sebagian besar pengunjung Situs Sangiran memilik motif untuk berekreasi. Sedangkan daya tarik yang ingin dilihat adalah nilai sejarah yang ada di Situs Sangiran.Harapan wisatawan antara lain agar pengelola Situs Purbakala Sangiran menambahkan koleksi yang unik dan menarik, lalu membuat animasi bergerak atau alat peraga agar para pengunjung tidak bosan. Selanjutnya penambahan alat penerangan agar dalam ruangan terlihat lebih hidup. Lalu tentang kebersihan supaya lebih ditingkatkan lagi.

Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap wisatawan yang berkunjung di Situs Sangiran memiliki karakteristik yang beragam, dengan keinginan dan kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain. Dengan adanya penelitian mengenai daya tarik dan profil wisatawan Situs Sangiran dapat diketahui keinginan wisatawan dan masukan bagi pihak pengelola dan pemerintah dalam pengembangan.

(9)

commit to user ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBNG ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Kajian Pustaka ... 5

F. Metode Penelitian ... 9

G. Sistematika Penulisan Laporan ... 13

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA KABUPATEN SRAGEN .... 14

A. Keadaan Geografis Kabupaten Sragen ... 14

B. Sejarah Kabupaten Sragen ... 15

C. Gambaran Pariwisata Kabupaten Sragen ... 19

D. Gambaran Umum Situs Purbakala Sangiran ... 28

E. Potensi Situs Purbakala Sangiran dilihat dari analisis 4 A ... 31

(10)

commit to user x

BAB III PROFIL WISATAWAN DI SITUS SANGIRAN KABUPATEN

SRAGEN... 38

A. Karakteristik Wisatawan di Situs Purbakala Sangiran ... 38

B. Analisis Karakter Wisatawan ... 44

BAB IV PENUTUP ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... 65

(11)

commit to user xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik Perjalanan Wisatawan ... 39

Tabel 2. Karakteristik Wisatawan ... 41

Tabel 3. Karakteristik Psikografis ... 42

Tabel 4. Karakteristik Behaviouristik ... 43

Tabel 5. Lama Waktu Perjalanan ... 44

Tabel 6. Jarak Yang Ditempuh... 45

Tabel 7. Waktu Melakukan Perjalanan ... 46

Tabel 8. Akomodasi Yang Digunakan ... 47

Tabel 9. Moda Transportasi Yang Digunakan ... 48

Tabel 10. Teman Perjalanan Bersama ... 49

Tabel 11. Pengorganisasian Perjalanan ... 50

Tabel 12. Jenis Kelamin ... 51

Tabel 13. umur ... 52

Tabel 14. Tingkat Pendidikan ... 53

Tabel 15. pekerjaan ... 54

Tabel 16. Status Pekerjaan ... 55

Tabel 17. Motif Wisatawan ... 55

Tabel 18. Daya Tarik Situs Sangiran ... 56

Tabel 19. Atraksi Yang Akan Dinikmati ... 57

Tabel 20. Tujuan Wisata Di Situs Sangiran ... 58

Tabel 21. Jumlah Kunjungan Ke Situs Sangiran ... 59

Tabel 22. Kebersihan Obyek Wisata ... 60

Tabel 23. Tanggapan Mengenai Fasilitas Yang Ada Di Situs Sangiran ... 61

(12)

commit to user xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Responden ... 65

Lampiran 2 Daftar Informan ... 67

Lampiran 3 Surat Ijin Pemelitian ... 68

Lampiran 4 Angket Krakteristik Wisatawan... 69

Lampiran 5 Data Kunjungan Obyek Wisata Kabupaten Sragen ... 74

Lampiran 6 Peta Kabupaten Sragen ... 77

Lampiran 7 Gambar Situs Sangiran ... 78

Lampiran 8 Gambar Wisatawan Situs Sangiran……… 81

(13)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kawasan situs Sangiran merupakan salah satu obyek wisata ilmiah yang sangat menarik untuk diteliti dan dikunjungi potensi kepariwisataannya sangat tinggi nilainya bagi ilmu pengetahuan dan merupakan aset yang penting bagi pemerintah Kabupaten Sragen. Sejak ditetapkannya wilayah ini sebagai “World Heritage” oleh UNESCO dan sekarang sangat diperhatikan dalam pengembangannya. Sangiran mempunyai arti yang sangat besar dalam sumbangannya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di dunia khususnya ilmu Arkeologi, ilmu Antropologi, ilmu Geologi, ilmu Paleoanthropologi, ilmu Biologi. Potensi yang ada di Situs Purbakala Sangiran juga bisa dikembangkan sebagai obyek wisata.

Obyek Wisata Situs Purbakala Sangiran mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi obyek wisata yang menarik. Secara umum pembangunan Situs Purbakala Sangiran menyediakan sarana visualisasi kawasan Sangiran dalam bentuk miniatur. Tujuannya adalah menyediakan informasi Situs Sangiran untuk kepentingan pusat informasi Situs Sangiran Indonesia, ilmu pengetahuan, pendidikan, wisata edukatif, konservasi dan pemberdayaan masyarakat.

Pembangunan Situs Sangiran juga bertujuan untuk mempromosikan Indonesia kepada dunia melalui kekayaan dan keunikan kepurbakalaannya. Lokasi Situs Sangiran terletak di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen.

1

(14)

commit to user

Situs Prasejarah Sangiran yang sangat terkenal di dunia karena potensi berupa temuan fosil dan manusia purba, disamping alat – alat batu peralatan hidup sehari – hari manusia purba yang dulu pernah menghuni daerah tersebut dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 070/0/1997 tertanggal 15 Maret 1997, daerah Sangiran ditetapkan sebagai Cagar Budaya yang dilindungi oleh undang – undang (Bambang Sulistyanto 2003:29).

Dengan ditemukannya Situs Sangiran di Desa Krikilan tersebut, para pengunjung kawasan Cagar Budaya Situs Sangiran semakin lama semakin meningkat. Tanpa disadari pula Desa Krikilan akhirnya menjadi semacam “pintu gerbang” yang harus disinggahi oleh para wisatawan sebelum melakukan perjalanannya di kawasan cagar budaya tersebut. Dampak lebih jauh dengan meningkatnya jumlah wisatawan, masyarakat Desa Krikilan khususnya dapat meningkatkan perekonomian melalui pembuatan souvenir dan barang kerajinan lainnya yang diperdagangkan di depan Situs Sangiran.

Sebelum Situs Sangiran dikelola dan dikembangkan secara maksimal seperti saat ini, Situs Sangiran sudah banyak menarik perhatian pengunjung. Para pengunjung museum ini mempunyai latar belakang yang cukup beragam baik tempat asalnya maupun profesinya. Ada wisatawan nusantara maupun wisatawan asing dan status pekerjaannya pun bermacam – macam.

Profil wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari jenis – jenis wisatawan yang sangat berbeda yang berhubungan erat dengan kebiasaan, permintaan dan kebutuhan mereka dalam melakukan perjalanan adalah penting untuk menyediakan kebutuhan perjalanan mereka dan untuk menyusun program promosi yang efektif.

(15)

commit to user

Berdasarkan pengalaman nyata di seluruh dunia termasuk di Indonesia, terdapat kemungkinan untuk menyamakan dan membuat hubungan antara kategori – kategori wisatawan serta kebiasaan mereka, namun harus disadari bahwa banyak pengecualian dalam persamaan – persamaan tersebut.

Kecenderungan pada banyak negara dewasa ini, khususnya kaum muda adalah pemberontak melawan keadaan sosial dan bentuk kehidupan pribadi orang lain.

Berdasarkan karakteristiknya, beberapa profil wisatawan dikategorikan sebagai berikut: kebangsaan, umur, jenis kelamin dan status, kelompok sosio ekonomi, konvensi dan konferensi dan kategori minat lainnya (Happy Marpaung 2002:39).

Berdasarkan karakteristik wisatawan di atas, dilakukan adanya penelitian dan sebar angket sehingga dapat mengetahui bagaimana karakteristik wisatawan di Situs Sangiran. Maka diketahui bahwa wisatawan yang berkunjung tidak hanya berasal dari domestik, wisatawan asing pun banyak berkunjung di Situs Sangiran.

Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke Situs Sangiran untuk melakukan berekreasi dan untuk penelitian.

Keberadaan situs Sangiran sangat bermanfaat untuk mempelajari kehidupan manusia pra sejarah karena situs ini dilengkapi dengan fosil manusia purba, hasil – hasil budaya manusia purba, fosil flora dan fauna purba beserta gambaran statigrafinya. Sangiran dilewati oleh sungai yang sangat indah, yaitu Kali Cemoro yang bermuara di Bengawan Solo. Daerah inilah yang mengalami erosi tanah sehinga lapisan tanah yang berbentuk Nampak jelas berbeda antara lapisan – lapisan tanah inilah yang hingga sekarang banyak ditemukan fosil – fosil manusia maupun binatang purba (Alfrida Anjarwati 2009).

(16)

commit to user B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah keberadaan Situs Purbakala Sangiran dilihat dari analisis 4A?

2. Bagaimanakah karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Situs Purbakala Sangiran di Kabupaten sragen?

3. Apa harapan atau ekspektasi wisatawan setelah berkunjung ke Situs Purbakala Sangiran?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui keberadaan obyek wisata Situs Purbakala Sangiran yang dilihat dari analisis 4A

2. Untuk mengetahui karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Situs Purbakala Sangiran di Kabupaten Sragen.

3. Untuk mengetahui harapan atau ekspektasi wisatawan setelah berkunjung ke Situs Purbakala Sangiran.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Diharapkan hasil laporan ini dapat mendapat khasanah keilmuan mengenai karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Situs Sangiran.

(17)

commit to user 2. Manfaat Praktis

Diharapkan laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi bahan pengambilan kebijakan instansi yang berkaitan dengan tema peneltian. Misal : Dinas Pariwisata, Investasi dan Promosi Kabupoaten Sragen, pengelola Situs Purbakala Sangiran, Badan Pelestarian Situs manusia Purba Sangiran (BPSMP Sangiran).

E. Kajian Pustaka

Dunia arkeologi Indonesia pertama kali mengenal kata “situs” pada pertengahan tahun 1970-an. Kata ini diciptakan untuk mengganti kata sites yang dalam bahasa Inggris berarti “tempat”. Ketika diperkenalkan di lingkungan Universitas Indonesia, situs lebih banyak diartikan sebagai sebuah “lokasi”, yaitu tempat ditemukannya tinggalan arkeologi. Tinggalan itu sendiri dapat berupa benda, bangunan, atau kompleks yang menjadi bukti. Sekarang, pengertian situs menjadi lebih luas dibandingkan sebelumnya, yaitu sebagai tempat ditemukannya tinggalan - tinggalan arkeologi yang memperlihatkan hubungan kontekstual antara satu dengan lainnya. Sehingga dapat dimaknai bahwa situs sebagai ruang geografis yang menyimpan informasi tentang aktivitas manusia di masa lalu (http://www.tinyurl.com/penyelenggaraan-situs-prasejarah.html).

Kegiatan penelitian purbakala yang semakin meningkat, menyebabkan makin kuatnya kebutuhan sebuah bangunan sebagai tempat penyimpanan hasil temuan yang sekaligus berfungsi sebagai pusat informasi mengenai situs tersebut.

Temuan yang semakin bertambah, baik yang berasal penemuan masyarakat

(18)

commit to user

maupun penelitian, pada gilirannya memerlukan sistem penataan pameran / display dan pembuatan label informasi pada masing-masing temuan. Dalam perkembangannya, pusat informasi tersebut akhirnya diubah fungsinya menjadi museum situs purbakala.

Akan halnya dengan situs, walaupun erat hubungannya dengan ruang, tidaklah pernah memiliki konotasi semacam itu. Untuk itu diperlukan batas-batas yang jelas supaya diketahui orang dan dapat diukur luasnya. Pengertian inilah yang digunakan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya, bahwa penetapan sebuah situs harus melalui proses penelitian (http://www.tinyurl.com/penyelenggaraan-situs-prasejarah.html).

Menurut Undang – Undang Nomor 5 tahun 1992 Situs adalah lokasi yang mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya, termasuk lingkungannya yang diperlukan bagi pengamanannya dan museum situs purbakala adalah museum yang didirikan situs purbakala, merupakan lembaga tetap, bersifat non-profit, terbuka untuk umum yang berfungsi untuk memamerkan, dan mempublikasikan serta meningkatkan pemahaman terhadap nilai penting benda cagar budaya dan situs tersebut, dengan menitikberatkan pada kepentingan penelitian, pendidikan, rekreasi, serta pemberdayaan masyarakat sekitar (http://www.tinyurl.com/penyelenggaraan-situs-prasejarah.html).

Profil wisatawan digunakan untuk mengetahui karakteristik wisatawan baik dari domestik maupun mancanegara. Bicara mengenai wisatawan akan didapat suatu cerita yang panjang tentang mereka yang meliputi : siapa, darimana, mau kemana, dengan apa, dengan siapa, dan kenapa datang kesana. Lebih dari itu

(19)

commit to user

profil wisatawan berisi tentang opini (persepsi dan ekspektasi) wisatawan, sebelum, selama, sesudah melakukan kunjungan disuatu daerah.

Data mengenai wisatawan domestik data dijadikan sebagai langkah praktis untuk mengetahui besarnya pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Sehubungan dengan hal itu profil wisatawan mancanegara juga dapat dijadikan langkah untuk mengetahui penerimaan devisa nasional dari sektor pariwisata. Perhitungan neraca perjalanan (travel balance) dalam kerangka perhitungan (balance of payment), serta penyusunan Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) guna pengukuran besaran dampak ekonomi pariwisata secara nasional.

Dengan adanya profil wisatawan yang mengarah pada keseimbangan tersebut akan mendorong berbaurnya kemajemukan kehidupan sosial dengan kebudayaan lokal yang akhirnya menempatkan sebuah obyek wisata sebagai wilayah dengan budaya yang dinamis. Dinamika tersebut akan meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat dan menjadikan obyek wisata tersebut sebagai aset dan sebagai salah satu tujuan wisata yang diminati oleh wisatawan.

Kepariwisataan tidak menggejala sebagai bentuk tunggal. Istilah ini umumnya sifatnya menggambarkan beberapa jenis perjalanan dan pengnapan sesuai dengan motivasi yang mendasari kepergian tersebut. Orang melakukan perjalanan umtuk memperoleh berbagai tujuan dan memuaskan bermacam – macam keinginan. Di samping itu, untuk keperluan perencanaan dan pengembangan kepariwisataan itu sendiri, perlu pula dibedakan antara pariwisata jenis pariwisata lainnya, sehingga jenis dan macam pariwisata yang

(20)

commit to user

dikembangkan akan dapat berwujud seperti diharapkan dari kepariwisataan itu (I Ketut 2000 : 43).

Wisatawan memang sangat beragam, tua – muda, kaya – miskin, asing – domestik, berpengalaman maupun tidak, semua ingin berwisata dengan keinginan dan harapan yang berbeda – beda. Gambaran mengenai wisatawan biasanya dibedakan berdasrkan karakteristik perjalanan (trip descriptor) dan karakteristik wisatawannya (tourist descriptor).Trip Descriptor, wisatawan dibagi ke dalam kelompok – kelompok berdasarkan jenis perjalanannya. Tourist Descriptor, memfokuskan pada wisatawannya, biasanya digambarkan dengan “who, wants, what, why, where, and how much.

Untuk menjelaskan hal tersebut digunakan beberapa karakteristik yaitu : karakteristik Sosio-Demografis mencoba menjawab pertanyaan “who, wants, what”. Pembagian berdasarkan karakteristik ini paling sering dilakukan untuk kepentingan analisa pariwisata, perencanaan, dan pemasaran, karena sangat jelas definisinya dan relative mudah pembagiannya (Kotler, 1996). Yang termasuk karakteristik sosio-demografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, ukuran keluarga atau jumlah anggota keluarga dan lain – lain yang dikolaborasi dari karakteristik tersebut (I Ketut 2000 : 43).

Karakteristik geografis membagi wisatawan berdasarkan lokasi tempat tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, propinsi, maupun negara asalnya. Pemabgian ini lebih lanjut dapat pula dikelompokkan berdasrkan ukuran (size)kota tempat tinggal (kota kecil, menengah, besar /metropolitan), kepadatan

(21)

commit to user

penduduk di kota tersebut dan lain – lain. Karakteristik ini membagi wisatawan ke dalam kelompok – kelompok berdasarkan berdasarkan kelas sosial, life style dan karakteristik personal. Wisatawan – wisatawan dalam kelompok demografis yang sama mungkin memiliki profil psikografis yang sangat berbeda. Beragamnya karakteristik dan latar belakang wisatawan menyebabkan beragamnya keinginan dan kebutuhan mereka akan produk wisata (Happy Marpaung 2000: 39 - 52).

Pengelompokkan – pengelompokkan wisatawan dapat member informasi mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi obyek wisata yang berbeda, berapa besar ukuran kelompok tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok,

“kesetiannya” terhadap suatu produk wisata tertentu, sensitivitas mereka terhadap perubahan harga produk wisata, serta respon kelompok terhadap berbagai bentuk iklan produk wisata.lebih lanjut, pengetahuan mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam merencanakan produk wisata yang sesuai dengan keinginan kelompok pasar tertentu, termasuk merencanakan strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok pasara tersebut.

F. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kompleks Situs Purbakala Sangiran, yang terletak di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen dengan luas mencapai 56 km².

Situs Purbakala Sangiran ini dikelola oleh Dinas Pariwisata Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen.

(22)

commit to user 2. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah diskriptif kualitatif karena data – data yang dikumpulkan berupa kata – kata, pernyataan – pernyataan lisan dan tulisan, baik yang diperoleh melalui angket terbuka, wawancara dan studi dokumen.

3. Sumber Data

a. Sumber data Primer

Sumber data pokok atau utama berupa keterangan atau fakta yang diperoleh secara langsung dari berbagai sumber, yaitu wawancara, observasi, dan angket.

b. Sumber data sekunder

Data tambahan untuk melengkapi data primer yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber data melainkan dari buku – buku, meliputi:

leaflet, booklet, buku literature wisata Kabupaten Sragen dan buku referensi di Laboratorium D III Usaha Perjalanan Wisata.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara adalah interaksi dan komunikasi antara pengumpul data dengan nara sumber. Sehingga wawanara dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung dengan narasumber dan jawaban – jawaban dicatat atau direkam dengan alat perekam Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000: 83).

(23)

commit to user

Dalam tugas akhir ini dilakukan wawancara kepada Penanggungjawab Obyek Wisata Situs Purbakala Sangiran (Alfrida Anjarwati) dan masyarakat di sekitar kawasan Sangiran yang paham tentang Situs Purbakala Sangiran, serta wawancara kepada pegawai Dinas Kebudayaan Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang kunjungan wisatawan, sejarah berdirinya Situs Sangiran, tentang pihak yang mengelola Situs Sangiran.

b. Observasi

Observasi adalah termasuk cara mengupulkan data yang utama dalam penelitian. Observasi biasanya menyangkut situasi sosial suatu sosial tersebut berlangsung, manusia – manusia pelaku (actor) yang menduduki status atau posisi tertentu, kegiatan atau aktifitas para pelaku pada lokasi atau tempat berlangsunya situasi sosial tersebut (Kusmayadi dan Endar Sugiarto,2000:153).

Observasi dilakukan secara langsung di lokasi penelitian pada bulan Juni dan Juli di Situs Purbakala Sangiran. Dalam penelitian ini hal yang dilakukan selama observasi untuk mengamati segala sesuatu yang ada di obyek wisata yang bisa dijadikan data maupun informasi sebagai data tambahan.

c. Angket

Menganalisis data – data yang telah dikumpulkan sehingga data terangkum jelas dan dimanfaatkan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada rumusan masalah. Analisis yang digunakan adalah analisa deskriptif kualitatif. Analisa deskriptif kualitatif adalah penelitian yang

(24)

commit to user

berusaha mendiskriptifkan atau menggambarkan atau melukiskan fenomena atau hubungan antar fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Kusmayadi dan Endar Sugiarto,2000:29)

Dalam penelitian ini digunakan metode angket langsung, yaitu langsung menyampaikan angket tersebut kepada subjek penelitian, dengan mengkombinasikan bentuk dan jenis pertanyaan. Sample yang digunakan sebanyak 50 responden.

d. Studi Dokumen

Studi pustaka merupakanbahan pendukung dari beberapa hasil – hasil pengumpulan data diatas sebagai acuan suatu pokok bahasan dengan menunjukan bahan – bahan yang akan dikaji dalam penelitian baik dari segi instansi terkait melalui buku – buku untuk mendapatkan informasi secara lengkap. Dalam hal ini studi pustaka diperoleh dari Laboratorium D III Usaha Perjalanan wisata.

Untuk semakin memperkaya data dalam karya tugas akhir ini digunakan juga sumber data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen berupa data statistik tentang jumlah kunjungan wisatawan.

5. Analisis Data

Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan kemudian dikelompokkan untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam rumusan masalah. Teknik ini melihat kaitan antara teori yang ada dengan

(25)

commit to user

fenomena yang terjadi sehingga akan mendapat hubungan antara teori yang ada dengan data yang diperoleh dalam penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini ,erupakan garis besar masalah yang akan dibahas lebih lanjut dan lebih detail. Sistematika ini disusun secara urut dan sederhana, adapun garis besar penulisan tersebut yang dibagi menjadi bab – bab antara lain :

BAB I, bab ini merupakan pendahuluan dan membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan sistematika penulisan.

BAB II, bab ini merupakan gambaran umum kabupaten Sragen dan menjabarkan mengenai gambaran umum tentang Kabupaten Sragen, sejarah Kabupaten Sragen, sekaligus tentang gambaran umum kepariwisataan Kabupaten Sragen dan gambaran umum Situs Pubakala Sangiran dan analisis 4A Situs Purbakala Sangiran.

BAB III, pada bab ini membahas mengenai karakteristik wisatawan, serta harapan – harapan wisatawan untuk Situs Purbakala Sangiran.

BAB IV, bab ini merupakan penutup dan berisi mengenai kesimpulan dan saran.

(26)

commit to user BAB II

GAMBARAN UMUM PARIWISATA DI KABUPATEN SRAGEN

A. Keadaan Geografis Kabupaten Sragen

Daerah tujuan wisata merupakan sebuah solusi untuk peningkatan sumber pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Pertumbuhan pertambahan dari wisatawan yang berkunjung di daerah tujuan wisata sejak tahun 2004 sampai 2009 lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional (Dinas Pariwisata Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen).

Salah satu kota berkembang di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata yang potensial terhadap perkembangan pariwisatanya adalah Kabupaten Sragen.

Kabupaten Sragen adalah salah satu kota yang berada di Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Sragen berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Batas wilayah Kabupaten Sragen adalah :

1. Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan.

2. Sebelah Selatan : Kabupaten Karanganyar.

3. Sebelah Timur : Kabupaten Ngawi ( Propinsi Jawa Timur ).

4. Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali.

Kabupaten Sragen terletak pada : 1. 7°15 LS dan 7°30 LS.

2. 110°45 BT dan 111° BT.

14

(27)

commit to user

Wilayah Kabupaten Sragen berada di dataran tinggi dengan rata – rata 109 m di atas permukaan laut. Sragen mempunyai iklim tropis dengan suhu harian yang berkisar antara 19 – 31 °C (Dinas Pariwisata Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen).

B. Sejarah Kabupaten Sragen

Hari Jadi Kabupaten Sragen ditetapkan dengan Perda Nomor 4 Tahun 1987, yaitu pada hari Selasa Pon, tanggal 27 Mei 1746 Tanggal dan waktu tersebut adalah dari hasil penelitian serta kajian pada fakta sejarah, ketika Pangeran Mangkubumi yang kemudian hari menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono ke I, menancapkan tonggak pertama melakukan perlawanan terhadap Belanda menuju bangsa yang berdaulat dengan membentuk suatu pemerintahan lokal di Desa Pandak Karangnongko masuk tlatah Sukowati.

Pangeran Mangkubumi adik dari Sunan Paku Buwono II di Mataram sangat membenci Kolonialis Belanda. Apalagi setelah Belanda banyak mengintervensi Mataram sebagai Pemerintah yang berdaulat. Oleh karena itu dengan tekad yang menyala Bangsawam tersebut lolos dari istana dan menyatakan perang dengan Belanda. Atas sikap adiknya tersebut Sunan Paku Buwono II tidak tega kepada adiknya, tapi karena sudah berhutang budi kepada Kompeni, beliau memberi bekal berupa Tombak Pusaka Keraton “Kanjeng Kyai Pleret” dan uang secukupnya (http//Sejarah Singkat Kabupaten Sragen//html).

(28)

commit to user

Dalam sejarah peperangan tersebut disebut Perang Mangkubumen (1746 - 1757). Dalam perjalanan perangnya Pangeran Mangkubumi dengan pasukannya sampailah ke Desa Pandak Karangnongko masuk tlatah Sukowati. Di desa ini Pangeran Mangkubumi membentuk Pemerintahan Pemberontak Desa Pandak Karangnongko dijadikan pusat pemerintahan Projo Sukowati dan beliau meresmikan namanya menjadi Pangeran Sukowati serta mengangkat pula beberapa pejabat pemerintahan.

Karena secara geografis Desa Pandak Karangnongko terletak di tepi jalan lintas tentara kompeni Surakarta - Madiun, pusat pemerintahan tersebut dianggap kurang aman, maka kemudian dipindah ke Desa Gebang yang terletak di sebelah tenggara Desa Pandak Karangnongko. Sejak itu Pangeran Sukowati memperluas daerah kekuasaannya serta memperkuat pasukannya dengan bahu membahu bersama saudaranya Raden Mas Said dan Adipati dari Grobogan yaitu KRT Martopuro dan beberapa kerabat yang bersimpati dengan perjuangan Pangeran Mangkubumi.

Pusat Pemerintahan Projo Sukowati yang ada di Desa Gebang ini pun akhirnya tercium oleh Kompeni Belanda yang bekerja sama dengan Kasunanan dan akan mengadakan penyerangan ke Desa Gebang. Pasukan Gabungan antara Kompeni dan Pasukan dari Keraton Surakarta tersebut dipimpin oleh Patih Pringgalaya (Patih dari PB II). Untung rencana tersebut diketahui oleh Petugas Sandi (Intelegent) dan Pangeran Sukowati. Dengan berbagai pertimbangan maka Pusat Pemerintahan akan dipindahkan ke Desa Jekawal. Dalam proses boyongan dari Gebang ke Jekawal (Tangen) tersebut melewati suatu Padepokan yang dipimpin oleh seorang kyai, yakni Kyai Srenggi. Konon Kyai Srenggi ini adalah salah seorang Panglima Perang dari

(29)

commit to user

Sunan Amangkurat di Kartasura, yang sebetulnya bernama asli Tumenggung Alap - Alap. Untuk menghilangkan jejak beliau berganti nama Kyai Srenggi.

Pada saat Pangeran Sukowati singgah di padepokan tersebut oleh Kyai Srenggi disuguhi Legen dan Polowijo. Pangeran Sukowati merasa sangat puas dan beliau bersabda bahwa tempat tersebut diberi nama “Sragen” dari kata “Pasarah Legen” dan Kyai Srenggi diberi sebutan Ki Ageng Srenggi. Setelah pusat Pemerintahan berada di Jekawal maka Raden Mas Said diambil menantu oleh Pangeran Mangkubumi / Pangeran Sukowati dikawinkan dengan putrinya bernama BRA Suminten.

Perlawanan Pasukan Pangeran Sukowati semakin kuat dan karena Kompeni merasa terdesak kemudian membuat siasat memecah belah dengan mangadakan Perjanjian Pelihan Negeri atau terkenal dengan Perjanjian Giyanti Tahun 1755 dimana Kerajaan Mataram dipecah menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Jogjakarta dengan mengangkat Pangeran Mangkubumi / Pangeran Sukowati menjadi Sultan Hamengku Buwono I (http//Sejarah Singkat Kabupaten Sragen//html).

Kemudian pada tahun I757 diadakan Perjanjian Salatiga dengan memecah Kasultanan Jogjakarta menjadi Kasultanan dan Paku Alaman serta Kasunanan Surakarta menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran, dimana Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) ditetapkan menjadi Adipati Mangkunegoro I dengan mendapat sebagian wilayah Kasunanan (Wonogiri dan Karanganyar). Sejak Pangeran Mangkubumi diangkat sebagai Sultan Hamengku Buwono VII dengan Hamengku Buwono V, daerah Sukowati menjadi kurang terurus karena jauh dari pusat Pemerintahan Kasultanan Jogjakarta. Pada saat itu timbullah perlawanan

(30)

commit to user

pemberontakan dari Madiun dan Ponorogo yang ingin menguasai wilayah Sukowati dipimpin oleh Pangeran Ronggo Madiun. Untuk menanggulangi pemberontakan itu.

Raden Tumenggung Kartowiryo, salah seorang punggowo pasukan Pangeran Mangkubumi ditugasi untuk menghadapi kecaman / pemberontakan tersebut. RT Kartowiryo berhasil menumpas pemberontakan Pangeran Ronggo Madiun, dan RT Kartowiryo diangkat sebagai Bupati Penamping (wilayah perbatasan) di wilayah.

Pada tanggal 17 September 1830, terjadilah perjanjian antara Paku Buwono dengan Hamengku Buwono V, daerah Sukowati masuk wilayah Kasunanan Surakarta dan Gunung Kidul masuk wilayah Kasultanan Jogjakarta.

Dalam suatu Pisowanan Agung di Keraton Kasunanan Surakarta KRT Kartowiryo dapat menyerahkan pusaka - pusaka keraton yang hilang saat perang pecinan di Kartosuro yang berupa : Satu tombak “Kanjeng Kyai Lindu Pawon” dan Satu Keris “Kanjeng Kyai Nogososro” dan satu keris pusaka milik KRT Kartowiryo sendiri. Karena sangat bergembira mendapatkan kembali pusaka - pusaka yang sudah lama hilang dan sebagai penghargaan atas jasa KRT Kartowiryo, maka sejak saat itu daerah Sukowati diserahkan kepada KRT Kartowiryo sebagai daerah “Perdikan”

(daerah bebas pajak).

Selanjutnya pada tanggal 12 Oktober 1840 dengan Surat Keputusan Sunan PB VII yaitu Serat Angger - angger Gunung, daerah yang lokasinya strategis ditunjuk menjadi Pos Tundan, yaitu tempat untuk menjaga ketertiban dan keamanan lalu lintas barang dan surat serta perbaikan jalan dan jembatan, termasuk salah satunya adalah Pos Tundan Sragen.

(31)

commit to user

Setelah KRT Kartowiryo wafat, kedudukannya sebagai Bupati Penamping digantikan oleh putra ke V yang nama kecilnya RM Sulomo. Perkembangan selanjutnya sejak tanggal 5 juni 1847 oleh Sunan Paku Buwono VIII dengan persetujuan Resident Surakarta Baron De Geer ditambah kekuasaannya yaitu melakukan tugas kepolisian dan karenanya disebut Kabupaten Gunung Pulisi Sragen dan RM Sulomo yang diangkat menjadi Bupati Gunung Pulisi Sragen dengan nama KRT Sastrodipuro (http//Sejarah Singkat Kabupaten Sragen//html).

C. Gambaran Pariwisata di Kabupaten Sragen

Sektor pariwisata adalah salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pemasukan kas negara pada umumnya dan pemasukan kas daerah pada khususnya untuk itu perlu adanya pengembangan obyek wisata maupun fasilitas pendukung lainnya. Sektor pariwisata ini yang diharapkan mampu menjadi penggerak laju ekonomi lokal dari Kota Sragen, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja yang baru di kota ini. Penyelenggaraan kepariwisataan yang memadai dapat menciptakan lapangan kerja yang baru, meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat serta memperkenalkan seni budaya daerah kepada para wisatawan domestik maupun wisatawan asing yang berkunjung.

Dinas Pariwisata Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen adalah instansi negara yang bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan dan pemberdayaan

(32)

commit to user

obyek – obyek yang ada di Kabupaten Sragen, tanggung jawab itu antara lain:

mempromosikan obyek wisata, mengembangkan dan mengawasi obyek wisata dalam pelayanannya kepada wisatawan. Sehingga instansi Negara inilah yang secara langsung maupun tidak langsung yang melakukan usaha meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam bidang pariwisata yang khususnya dimasukan kedalam kas daerah dan instansi inilah yang berperan untuk menarik wisatawan agar melakukan kegiatan wisatanya ke sebuah obyek wisata tertentu dengan mengoptimalkan potensi obyek wisata tersebut.

Perpaduan antara objek wisata yang menarik dan sentuhan manajemen modern yang berdampak positif bagi perkembangan industri. Pada tahun 2011 kunjungan wisatawan di Kabupaten Sragen mencapai 289.444 dari empat obyek wisata yaitu obyek wisata Sumber Air Panas Bayanan, Gunung Kemukus, Situs Sangiran dan Kolam Renang Kartika. Dalam hal ini, kawasan situs Sangiran pada tahun 2011 turut menyumbang 135.556 wisatawan dengan prosentase sebesar 47 %.

Hal tersebut semakin menegaskan bahwa kawasan wisata situs Sangiran merupakan salah satu obyek yang paling banyak dikunjungi wisatawan serta mempunyai potensi yang besar untuk dijadikan obyek wisata andalan Kabupaten Sragen.

Pada tahun 2011 di Situs Sangiran pada bulan Desember paling banyak dikunjungi wisatawan yaitu mencapai 23.240 wisatawan. Sedangkan kunjungan wisatawan yang paling sedikit pada bulan Februari hanya 6.666 wisatawan. untuk wisatawan mancanegara pada tahun 2011 yang berkunjung sebanyak 1.532 wisatawan. Wisatawan dari Jepang merupakan wisatawan terbanyak yang berkunjung ke Situs Sangiran (Rekap Pengunjung obyek wisata Kabupaten Sragen Tahun 2011).

(33)

commit to user

Sedangkan pada tahun 2012 sampai bulan Juli, wisatawan banyak mengunjungi Situs Sangiran pada bulan April mencapai 28.455 wisatawan dengan prosentase sebesar 24 % dari 122.169 wisatawan, karena pada bulan April banyak murid sekolah yang melakukan kunjungan atau penelitian. Sedangkan pada bulan Juni hanya sebesar 11.273 wisatawan dan bulan Juli sebesar 10.494 wisatawan, karena pada bulan Juni merupakan waktu liburan sekolah dan bulan Juli meupakan awal masuknya bulan Ramadhan.

Kabupaten Sragen memiliki banyak obyek wisata bernilai religius, historis, dan ekonomi yang tinggi. Karakteristik utama pariwisata di Sragen adalah mengandalkan panorama atau bentang alam yang indah, budaya tradisional yang masih terjaga, disertai dengan ketersediaan pemandu wisata profesional dan berbagai fasilitas berstandar Internasional.

Beberapa obyek wisata di Sragen antara lain Situs Purbakala Sangiran, Waduk Kedung Ombo, Pacuan Kuda Nyi Ageng Serang di Ngargotirto, Pemandian Air Panas Bayanan, Wisata Religi Historis Pangeran Samudro di Gunung Kemukus, Makam Joko Tingkir, Ndayu Park, wisata belanja batik di Kliwonan dan masih banyak lainnya (Dinas Pariwisata Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen).

1. Sumber Air Panas Bayanan

Mitos yang dipercaya penduduk desa di sekitar sumber air panas Bayanan menyebutkan bahwa sumber air panas Bayanan tersebut dijaga oleh makhluk halus berkekuatan magis. Makhluk itu bernama Hyang Tirto Nirmolo dan suka

(34)

commit to user

menolong dan menyembuhkan orang sakit, penduduk setempat bahwa merasakan gatel – gatel (bubul-jawa), capek setelah bekerja berat dapat segera sembuh dan segar kembali usai mandi dengan air Bayanan. Oleh sebab itu, sebuah rumah kecil dibangun untuk lokasi upacara adat. Dibangunan yang sekarang dianggap keramat tersebut rutin diadakan upacara merayakan panen. Tradisi turun temurun itu biasanya berlangsung pada hari Jum’at Legi dalam penanggalan Jawa (Pesona Wisata Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen).

2. Waduk Kedung Ombo

Waduk Kedung Ombo (WKO) merupakan salah satu sumber daya alam buatan seluas 6.576 Ha yang terdiri dari perairan waduk 2.830 Ha dan lahan yang tidak tergenang 3.746 Ha. Para pengunjung bisa menikmati panorama sekitar waduk, memancing, berbelanja di pasar ikan dan berpetualang dengan perahu motor di daratan serupa pulau yang berada di tengah waduk. Di waduk ini juga dikembangkan pembudidayaan ikan dengan sistem karamba yang bisa menambah penghasilan warga setempat dan sebagai penyedia tempat ikan di Kabupaten Sragen. Selain itu juga terdapat restoran apung yang menyediakan menu – menu khas setelah pengunjung menikmati memancing di perairan waduk.

Di kawasan Waduk Kedung Ombo juga tersedia beberapa homestay milik Pemerintah Kabupaten Sragen yang tadinya disediakan untuk para peserta Kejuaraan Pacuan Kuda dari luar kota. Namun seiring perkembangannya, diluar event pacuan kuda bisa dipakai oleh para pengunjung jika ingin menginap.

(35)

commit to user

Bagi penyuka ikan bakar atau hobi mengail ikan, di Waduk Kedung Ombo juga tersedia tempat pemancingan sekaligus warung yang menjajakan aneka makanan olahan berbahan ikan (Pesona Wisata Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen).

3. Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus

Obyek wisata gunung kemukus merupakan petilasan Pangeran Samudro.

Beliau adalah keturunan terakhir yang berguru pada Kyai Ageng Guntur di Lereng Gunung Lawu. Beliau mengemban tugas suci menyatukan saudara – saudaranya yang bercerai berai. Banyak pengunjung datang berziarah ke Makam Pangeran Samudro untuk mendapatkan berkah. Makam ini terletak di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen. Kawasan gunung Kemukus merupakan sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut. Letaknya menjorok ketengah Waduk Kedung Ombo.

Selain makam Pangeran Samudro di dalam komplek makam tersebut juga terdapat makam R.Ay Ontrowulan, Ibu dari Pangeran Samudro dan dua abdi setianya. Para pengunjung juga dapat menikmati pohon – pohon langka dengan akar yang meliuk – meliuk, mandi di Sendang Ontrowulan yang dipercaya dulunya sering dipakai mandi oleh R.Ay Ontrowulan (Pesona Wisata Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen).

Pangeran Samudro adalah salah satu anak penguasa terakhir kerajaan Majapahit, sebuah Kerajaan Hindu terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-13.

(36)

commit to user

Kerajaan berpusat di Jawa Timur itu wilayah kekuasaannya meliputi kepulauan Indonesia dan membentang hingga bagian selatan India.

Memasuki Dukuh Samudro di Lereng Kemukus, pengunjung akan menjumpai berbagai aktifitas khas warga pedesaan. Proyek Waduk Kedung Ombo yang diresmikan pada tahun 1990 menyebabkan bukit Kemukus kini dikelilingi air. Dari kejauhan terlihat seperti bukit di tengah telaga. Jika debit air sedang tinggi, pengunjung harus menyebrang dengan menggunakan perahu atau rakit yang disediakan penduduk (Pesona Wisata Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen).

Ritual yang mulai ramai dan diminati pengunjung adalah upacara di Bulan Syuro bulan pertama dalam penanggalan Jawa yang bertepatan dengan dimulainya Bulan Muharram dalam kalender Islam. Tiap Kamis malam diadakan pentas wayang kulit semalam suntuk. Sedangkan pada hari Kamis di pekan pertama Bulan Syuro digelar tradisi larap slambu yang merupakan ritual pencucian kain penutup makam Pangeran Samudro. Ritual ini dipercaya memberi berkah bagi pengunjung yang memanfaatkan air bekas cucian slambu dan potongan kain slambunya.

Saat ritual larap slambu, para bangsawan Kraton Surakarta biasanya turut menghadirinya. Mereka berbusana tradisional Jawa. Pada hari itu wisatawan dapat menjumpai ornament dan pakaian tradisional Jawa, prajurit dengan senjata khas Keraton kuno disetiap Sudut Kemukus. Nuansa tradisional Jawa sangat terasa pada ritual Larap Slambu itu.

(37)

commit to user

Pola kehidupan, kebudayaan, dan kepercayaan yang berlangsung dalam masyarakat kawasan Gunung Kemukus. Di kawasan tersebut akan ditemui jejak – jejak perjumpaan antara tradisi Jawa Hindu dan Islam. Lengkap dengan berbagai legenda dan artefak bersejarah yang tersisa (Pesona Wisata Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen).

4. Pacuan Kuda Nyi Ageng Serang

Merupakan arena pacuan kuda yang terletak di Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang (± 29 Km dari Solo atau ± 31 Km dari obyek wisata Waduk Kedung Ombo). Panjang lintasannya 600 m dan merupakan miniatur Pacuan Kuda di Pulo Mas Jakarta. Kejuaraan pacuan kuda perdana bertaraf nasional merebutkan Piala Gubernur yang dilaksanakan pada bulan Desember dan telah menjadi agenda tahunan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen selain sebagai pengembangan Obyek Wisata Kedung Ombo.

Akses menuju lintasan Pacuan Kuda Nyi Ageng Serang relatif mudah.

Arena pacuan kuda itu berjarak 30 Km dari pusat Kota Kabupaten Sragen dan dapat ditempuh selama 40 menit dengan mengendarai mobil pribadi. Penduduk di sekitar obyek membuka penginapan atau homestay di rumahnya. Jadi bagi pengunjung yang ingin bermalam tidak kebingungan. Warung makan dengan menu khas pedesaan juga siap memanjakan lidah siapapun yang datang (Pesona Wisata Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen).

Pada saat ini, tengah disusun rute untuk wisata menunggang kuda (horse riding). Di arena pacuan kuda telah tersedia empat kuda hasil persilangan anatara

(38)

commit to user

kuda Eropa dan lokal. Tunggangan ini siap digunakan berkuda mengelilingi perbukitan dan lembah di sekitar arena pacuan kuda dan Waduk Kedung Ombo.

Pengunjung yang belum pernah naik kuda tidak perlu khawatir, karena pengelola pacuan kuda telah menyediakan pemandu dan sekaligus melatih pengunjug menunggang kuda.

Selain itu, telah didukung pula oleh fasilitas komplek pacuan kuda juga lengkap. Lintasan pacuan area pit stop dan tribun yang representatif untuk pertandingan Internasional, juga terdapat istal atau stable yang terjamin kebersihannya (Pesona Wisata Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen).

5. Ndayu Alam Asri

Desa Dayu terletak di Kecamatan Karangmalang. Para pengunjung dapat menikmati pemandangan alam berupa sungai, hutan, taman, dan kebun binatang mini. Berpetualang sambil mengembangkan hobi memancing, berperahu, hiking, maupun camping. Setelah selesai mereka bisa melepaskan lelah dan beristirahat di wisma yang nyaman dan bersih lengkap dengan fasilitas penginapannya (Pesona Wisata Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen).

6. Desa Batik Kliwonan

Desa Batik Kliwonan terletak 13 Km dari pusat kota Kabupaten Sragen dan telah dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai. Selain berbelanja, pengunjung juga dapat melihat proses pembatikan secara langsung.

(39)

commit to user

Kabupaten Sragen memiliki sentra produksi batik terbesar setelah kota Pekalongan dan Surakarta. Industri batik ini dikenal dengan sebutan Batik GirLi (Pinggir kali), kali = Sungai (dalam bahasa Indonesia), karena letaknya yang berada di pinggiran Sungai Bengawan Solo. Teredapat 4.817 perajin batik dengan menyerap sekurangnya 7.072 tenaga kerja. Walau berupa industri rumahan dan berlokasi di pedesaan, kapasitas produksi batik yang yang dihasilkan cukup memadai (Pesona Wisata Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen).

7. Ziarah Makam Joko Tingkir

Obyek wisata ziarah Joko Tingkir terletak di tepi Sungai Bengawan Solo, yang tepatnya di Desa Butuh, Kecamatan Plupuh, selain makam Joko Tingkir, di obyek wisata ini wisatawan juga dapat melihat perahu (gethek) yang konon pernah digunakan oleh Pangeran Joko Tingkir sewaktu mengalahkan 40 buaya (legenda sigromilir).

Banyak orang – orang yang berziarah ke makam ini terutama pada hari – hari besar kalender Jawa, misal 1 Surro, pada satu hari setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri, disini di selenggarkan ritual “Larung Gethek Joko Tingkir” yang dimulai dari Taman Jurug di tepi Bengwan Solo dan berakhir di Desa Butuh.

Larung Gethek Joko Tingkir merupakan salah satu atraksi wisata yang menarik bagi wisatawan. Ritual tersebut selalu menarik ribuan pengunjung yang ingin mendapatkan ketupat yang dipercaya membawa berkah (Pesona Wisata Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen).

(40)

commit to user

D. Gambaran Umum Museum Purbakala Sangiran

Kabupaten Sragen merupakan salah satu Kabupaten Propinsi Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Timur. Dengan demikian, Kabupaten Sragen juga sering disebut sebagai “Tlatah Sukowati“ yang mempunyai wilayah seluas 941,55 Km², dengan topografi sebagai berikut : di tengah – tengah wilayah mengalir Sungai Bengawan Solo yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa;

daerah sebelah selatan merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng; dan sebelah barat merupakan kawasan yang sangat terkenal dengan sebutan “ Kubah Sangiran”.

Secara astronomi terletak pada 7°25´ - 7°30´ LS dan pada 4° - 7°05´ BT (Alfrida Anjarwati 2009: 1).

Salah satu obyek wisata yang menarik di Kabupaten Sragen adalah Situs Sangiran yang berada di Kawasan Kubah Sangiran. Kubah tersebut terletak di Depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (kurang lebih 17 Km dari Kota Solo). Situs ini menampung semua fosil di Kawasan Cagar budaya Sangiran yang menampung luas areal 56 Km². museum ini dibangun pada tahun 1980 yang menempati areal seluas 16.675 m². Kehadiran Situs Sangiran merupakan contoh gambaran kehidupan manusia masa lampau karena Situs ini merupakan situs fosil manusia purba paling lengkap di Jawa. Luasnya mencapai 56 Km² yang meliputi tiga kecamatan di Kabupaten Sragen yaitu Kecamatan Gemolong, Kalijambe dan Plupuh serta satu Kecamatan di Kabupaten Karanganyar, yaitu Kecamatan Gondangrejo, Sangiran merupakan situs terpenting untuk perkembangan berbagai ilmu pengetahuan terutama untuk penelitian dibidang antropologi, arkeologi, biologi, paleoanthropologi, geologi, dan tentu saja untuk bidang kepariwisataan.

(41)

commit to user

Keberadaan Situs Sangiran sangat bermanfaat untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah karena situs ini dilengkapi dengan fosil manusia purba, hasil – hasil budaya manusia purba, fosil flora dan fauna purba beserta gambaran statigrafinya. Sangiran dilewati oleh sungai yang sangat indah, yaitu Kali Cemoro yang bermuara di Bengawan Solo. Daerah inilah yang mengalami erosi tanah sehingga lapisan tanah yang berbentuk nampak jelas berbeda antara lapisan – lapisan tanah inilah yang hingga sekarang banyak ditemukan fosil – fosil manusia maupun binatang purba (Alfrida Anjarwati 2009).

Penelitian tentang manusia purba dan binatang purba diawali oleh G.H.R. Von koenigswald, seorang ahli paleoanthropologi dari Jerman yang bekerja pada pemerintah Belanda di Bandung pada tahun 1930-an. Beliau adalah orang telah berjasa melatih masyarakat Sangiran untuk mengenali fosil dan cara yang benar untuk memperlakukan fosil yang ditemukan. Hasil penelitian kemudian dikumpulkan di rumah Kepala Desa Krikilan, Bapak Totomarsono sampai tahun 1975. Pada waktu itu, banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut, maka muncullah ide untuk membangun sebuah museum. Pada awalnya, Museum Sangiran dibangun di atas tanah seluas 1.000 m² yang terletak di samping Balai Desa Krikilan. Sebuah museum yang representative yang baru dibangun pada tahun 1980 karena mengingat semakin banyaknya fosil yang ditemukan dan sekaligus untuk melayani kebutuhan para wisatawan akan tempat wisata yang nyaman. Bangunan tersebut seluas 16.675 m² dengan ruangan museum seluas 750 m². bangunan teresbut bergaya Joglo dan terdiri dari ruangan pameran, aula, laboratorium, perpustakaan, ruang audio visual (tempat pemutaran film tentang kehidupan manusia pra sejarah), gudang

(42)

commit to user

penyimpanan, mushola, toilet, area parkir dan kios souvenir (khususnya menjual handicraft “batu indah bertuah” yang bahan bakunya didapat dari Kali Cemoro). Di Situs Sangiran terus dilakukan pembenahan dan penambahan bangunan maupun fasilitas pendukung untuk mempertegas keberadaannya sebagai warisan dunia yang memiliki peran penting bagi pekembangan ilmu pengetahuan maupun untuk mencipatakan kenyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung ketempat ini. Situs Sangiran sekarang telah berrevolusi menjadi sebuah situs yang megah dengan arsitektur modern (Alfrida Anjarwati 2009).

Beberapa koleksi yang tersimpan di Situs Purbakala Sangiran antara lain : 1. Fosil manusia purba antara lain Australopithecus africanus (replika),

pithecanthropus mojokertensis (pithecanthropus robustus) (replika), pithecanthropus erectus (replika), homo soloensis (replika), homo Neanderthal Eropa (replika), homo Neanderthal Asia (replika) dan homo sapiens.

2. Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus Palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus (badak), Bovidae (sapi, banteng), Cervus sp (rusa dan domba).

3. Fosil binatang laut dan air tawar, antara lain Crocodillas sp (buaya), ikan, dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Mollusca (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), Chelonia sp (kura – kura), dan Foraminifera.

4. Batuan, antara lain Rijang, Kalsedon, Agate, yang merupakan bahan pembuatan alat – alat dari batu yang banyak ditemukan di daerah sangiran maupun disekitar Pegunungan Kendeng.

(43)

commit to user

5. Fosil tumbuhan laut, antara lain Diatomit, yaitu endapan dari ganggang laut diatomea.

6. Alat – alat batu, antara lain Serpih, Bilah, Serut, Gurdi, Kapak Perimbas, Bola Batu, dan Kapak Penetak. Alat – alat batu yang ditemukan di wilayah Sangiran merupakan suatu hasil budaya manusia purba dalam usaha beradaptasi dengan lingkungan alam sekitarnya. Menurut para ahli prasejarah Sangiran sudah mulai menciptakan peralatan dari batu untuk mendukung kehidupannya meskipun masih dalam taraf teknologi yang sederhana (Jaman Palaeolitik) (Alfrida Anjarwati 2009: 32).

E. Potensi Situs Purbakala sangiran dilihat dari analisi 4A 1. Aksesibilitas

Kondisi jalan baik dan sudah diaspal. Lokasi menuju Situs Sangiran cukup mudah untuk dijangkau dengan menggunakan transportasi umum seperti kendaraan pribadi, taksi, bus besar, mini bus, sepeda motor. Banyak sarana transportasi yang dapat mengantarkan wisatawan menuju tempat ini. Baik dari terminal, stasiun meupun bandara.untuk menuju Situs Sangiran ini, perjalanan dapat dimulai dari Terminal Tirtonadi, wisatawan bisa naik bus jurusan Solo – Purwodadi dengan tarif Rp 5.000,- lalu turun Gapura Sangiran dan dapat naik ojek dengan tarif Rp 10.000,- dan angkuta dengan tarif Rp 3.000,-.

Namun, jika wisatawan memulai perjalanan dari Stasiun Balapan bisa naik becak menuju terminal lalu naik bus jurusan Solo – Purwodadi. Sedangkan dari

(44)

commit to user

Bandara Adi Sumarmo Solo, wisatawan dapat naik taksi atau mobil sewaan. Dari arah Sragen wisatawan dapat menggunakan mini bus naik dari Pasar Tradisional Bunder lalu turun Gabukan, Lalu naik mini bus jurusan Gemolong dan turun di Gapura Sangiran lalu menggunakan ojek maupun Angkuta. Jarak antara Gapura menuju obyek sekitar 3 km. Tarif untuk naik ojek Rp 5.000,- dan untuk naik angkuta Rp 3.000.

2. Amenitas

a. Ruang Pameran yaitu ruang utama tempat koleksi terdisplay.;

b. Ruang Laboratorium yaitu tempat dilakukannya proses konservasi terhadap fosil - fosil yang ditemukan;

c. Ruang Pertemuan yaitu ruang yang digunakan untuk segala kegiatan yang diadakan di Museum;

d. Perpustakaan yaitu ruang penyimpanan koleksi buku – buku;

e. Ruang penyimpanan yaitu ruang yang digunakan untuk menyimpan koleksi fosil – fosil

f. Menara Pandang dan Wisma Sangiran

Untuk meningkatkan pelayanan pada wisatawan, di kawasan Sangiran telah dibangun menara pandang dan wisma sangiran. Para wisatawan bisa menikmati keindahan dan keasrian panorama kawasan di sekitar Kawasan Sangiran dari ketinggian lewat menara pandang yang dilengkapi dengan teropong. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan akan tempat penginapan yang nyaman di kawasan Sangiran telah dibangun wisma sangiran

(45)

commit to user

(Guest House Sangiran) yang terletak tepat di sebelah menara pandang Sangiran. Wisma Sangiran ini berbentuk Joglo dengan ornamen – ornamen khas Jawa yang dilengkapi dengan pendopo sebagai lobby.

Keberadaan wisma sangiran ini sangat menunjang kegiatan yang dilakukan oleh para tamu atau wisatawan khususnya bagi mereka yang melakukan penelitian (research) di kawasan Sangiran. Wisma Sangiran memilki fasilitas yang memadai, antara lain : Deluxe Room, sebanyak dua kamar dilengkapi dengan double bed, bath tub dan shower, washtafel, meja rias dan rak; Standart Room, sebanyak tiga kamar dilengkapi dengan double bed, bak mandi, washtafel dan meja rias; ruang keluarga yang dilengkapi dengan meja dan kursi makan serta kitchen set, pendopo (lobby) yang dilengkapi dengan meja dan kursi; serta tempat parkir. Selain fasilitas – fasilitas tersebut juga disediakan mobil (mini train) untuk memudahkan mobilitas para wisatawan yang berkunjung ke kawasan Sangiran (Alfrida Anjarwati 2009).

g. Audio Visual

Suatu ruangan yang dibangun khusus untuk pemutaran film kisah kehidupan manusia prasejarah. Hal ini untuk melengkapi tentang informasi yang diperoleh wisatawan yang sudah menyaksikan fosil – fosil tinggalan dari kehidupan masa pra sejarah di Sangiran.

Keberadaan kawasan Sangiran ini sangatlah penting dan menarik untuk kita nikmati, secara nyata kita dapat melihat lokasi – lokasi temuan dan statigrafi yang sudah berumur jutaan tahun. Arealnya seluas 56 Km² yang

(46)

commit to user

hingga saat ini masih dihuni oleh masyarakat sekitar Sangiran. Kebisuan bukit tandus ini mampu menceritakan dengan jelas dan memberikan informasi yang asangat penting bagi ilmu pengetahuan. Areal ini untuk tahun anggaran 2003 akan dikembangkan menjadi obyek wisata yang menarik disamping untuk menjaga kelestarian dari wilayah Cagar Budaya tersebut. Pihak pemerintah Sragen dibantu oleh UNESCO berusaha mewujudkan pengembangan kawasan Sangiran sebagai aset wisata yang sangat penting secara nasional maupun internasional (Alfrida Anjarwati 2009: 34).

h. Museum Lapangan

Wilayah seluas 56 Km² merupakan museum lapangan yang terletak di dalam zona inti yang banyak sekali mengandung fosil yang lengkap dengan kronologi statigrafinya yang terbagi dalam cluster Ngebung, Bukuran dan Dayu. Lokasi – lokasi inilah yang menjadi tempat ditemukannya fosil manusia purba (Alfrida Anjarwati 2009: 34).

i. Toko Cinderamata

Masyarakat Sangiran sangat potensial untuk dikembangkan untuk mendukung masyarakat sekitar sehingga terwujud suatu koordinasi yang sangat bagus antara pemerintah daerah dan masyarakat. Dengan demikian tingkat perekonomian masyarakat dapat terangkat dan kehidupan sosial ekonominya akan semakin membaik. Keberadaan masyarakat pengrajin ini sudah mewakili dari Sapta Pesona yang harus ada dalam suatu obyek wisata.

Handicraft adalah hasil kerajinan asli dari masyarakat Sangiran sehingga wisatawan tidak perlu susah payah untuk mendapatkan souvenir dari

(47)

commit to user

Sangiran. Keramahtamahan dari masyarakat juga merupakan suatu hal yang sangat penting, sehingga para wisatawan mendapatkan kesan yang positif dan menciptakan suatu kenangan yang tak terlupakan. Dengan demikian partisipasi masyarakat pengrajin ikut menetukan akan kemajuan Situs Prasejarah Sangiran sebagai obyek yang diakui dunia menyimpan suatu rahasia yang unik dan menarik (Alfrida Anjarwati 2009: 35).

j. Mushola

Situs Sangiran menyediakan fasilitas Mushola bagi umat muslim yang ingin melakukan ibadah sholat maupun untuk beristirahat setelah berkeliling museum.

k. Papan Keterangan Obyek

Sudah terdapat banyak papan keterangan obyek, kita sudah dapat melihat saat berada di Terminal Tirtonadi Solo, dan saat di Sragen dari Pungkruk juga sudah terdapat papan keterangan menuju Situs Sangiran. Papan keterangan obyek masih dengan kondisi yang sangat baik dan dapat dilihat dengan jelas, karena papan keterangan obyek besar di pinggir jalan.

l. Penerangan

Di kawasan Situs Sangiran sudah terdapat energy penerangan yang baik dan mencukupi.

m. Jasa Komunikasi

Untuk jasa komunikasi sudah tersedia, jaringan komunikasi yang berupa wartel dan kios penjual pulsa.

(48)

commit to user n. TIC (Tourist Information Center)

Untuk Tourist Information Center sudah tersedia yaitu langsung dengan pengelola Situs Sangiran yang terdapat di bagian penjualan tiket.

o. Warung makan

Di area Situs Sangiran tersedia beberapa warung makan yang menyediakan berbagai masakan seperti mie rebus, nasi sayur, nasi tumpang, mie ayam, bakso, dan masih banyak yang lainnya.

p. Area Parkir

Di Situs Sangiran terdapat area parkir yabg cukup luas untuk menampung kendaraan wisatawan. Keamanan kendaraan pengunjung juga dijamin dengan pengawasan dari petugas parkir yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Tarif untuk sepeda motor Rp 1.000,- , mobil Rp 2.000 , dan Bus Rp 5.000,-

3. Aktivitas

a. Aktivitas Wisatawan

Yang dapat dilakukan wisatawan saat berkunjung di situs Sangiran ialah wisatawan dapat berjalan – jalan mengelilingi kawasan museum sangiran dari ruang pameran pertama sampai ketiga. Wisatawan dalam jumlah rombongan yang banyak dapat melihat pemutaran video 3 Dimensi yang berdurasi selama 15 menit. Setelah wisatawan selesai melihat semua ruang pamer para wisatawan dapat membeli cinderamata di toko souvenir, makan dan minuman yang ada di situs Sangiran. Para wisatawan juga dapat melihat dari kejauhan kubah Sangiran dari menara pandang.

(49)

commit to user b. Aktivitas Masyarakat.

Masyarakat sekitar ikut serta dalam perannya sebagai pedagang makanan dan cinderamata baik di dalam obyek maupun luar obyek wisata.

Masyarakat sekitar juga menjadi petugas parkir yang keamanannya terjamin.

Selain itu, masyarakat sekitar juga berperan menyediakan jasa angkutan untuk memudahkan para wisatawan berkunjung di kawasan Situs Sangiranseperti menjadi tukang ojek.

4. Atraksi

Acara tahunan yang diselanggarakan di Situs Sangiran setelah bulan Ramadhan menyediakan panggung hiburan yaitu berupa orkes melayu . namun pada tahun 2001 acara tersebut sudah tidak dilaksanakan kembali karena dari pihak kementrian purbakala situs Sangiran tidak mengijnkan dan menyetujui terselenggaranya acara tersebut.

(50)

commit to user BAB III

PROFIL WISATAWAN DI SITUS SANGIRAN

A. Karakteristik Wisatawan di Situs Purbakala Sangiran

Bicara mengenai wisatawan didapat suatu cerita yang panjang tentang mereka dimulai dari siapa, darimana, mau kemana, dengan apa, dengan siapa, kenapa kesana dan masih banyak lagi. Wisatawan memang sangat beragam baik tua muda, miskin kaya, asing domestik, berpengalaman maupupun tidak, semua ingin berwisata dengan keinginan dan harapan yang berbeda – beda. Keberagaman wisatawan tersebut dapat memberikan informasi mengenai pola berwisata mereka, apa yang diinginkan oleh mereka dari sebuah produk wisata dan masih banyak lagi informasi lainnya yang nantinya dapat digunakan untuk pengembangan pariwisata.

Motif kunjungan wisatawan dapat mencerminkan sejauh mana obyek wisata tersebut memiliki daya tarik untuk menjadi pilihan kunjungan bagi wisatawan.

Sebagian responden memiliki motif rekreasi atau bersenang – senang. Hal ini dikarenakan karena Situs Sangiran mempunyai daya tarik tersendiri dibandingkan dengan obyek lain.

Beberapa pengelompokan wisatawan berdasarkan karaktersitik perjalanannya dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

38

(51)

commit to user Tabel 1

Karakteristik Perjalanan Wisatawan

Karakteristik Pembagian

Lama waktu perjalanan 1 hari

4 hari 10 hari 30 hari 45 hari

Jarak yang ditempuh Dalam kota (lokal)

Luar kota (satu propinsi) Luar kota (luar propinsi)

Luar negeri

Waktu melakukan perjalanan Hari biasa

Akhir pekan / minggu Hari libur / hari raya

Libur sekolah

Akomodasi yang digunakan Komersial (hotel bintang / non bintang)

Non komersial ( rumah teman / saudara / keluarga) Moda transportasi menggunakan Udara (terjadwal / carter)

Darat (kendaraan pribadi / umum /carter)

Kereta Laut (cruise / feri)

Teman perjalanan bersama Kerabat

Keluarga Teman sekolah

Teman kantor

Pengorganisasian perjalanan Sendiri

Keluarga Sekolah

Biro Perjalanan Wisata (BPW) Sumber : Yahya Hismi Nurrochman, 2011 : 36

Gambar

Tabel  data  di  bawah  ini  adalah  hasil  data  yang  diperoleh  dari  pembagian  angket kepada wisatawan di Situs Sangiran yang menjelaskan berdasarkan akomodasi  yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel di bawah ini merupakan hasil data yang yang diperoleh dari angket berdasarkan  moda transportasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel  data  di  bawah  ini  adalah  hasil  data  yang  diperoleh  dari  pembagian  angket  kepada  wisatawan  di  Situs  Sangiran  yang  menjelaskan  tentang  teman  perjalanan  bersama,  dan  dibagi  menjadi  beberapa  kelompok  yaitu  sendiri,  keluarga
Tabel  data  di  bawah  menjelaskan  tentang  pengorganisasian  perjalanan  yang  dikelompokkan  4  kelompok  yaitu  sendiri,  keluarga,  sekolah,  dan  Biro  Perjalanan  Wisata (BPW)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Algoritma yang digunakan adalah alogaritma contrast stretching untuk meningkatkan kualitas citra, serta untuk klasifikasi batu boulder (batu gajah) menggunakan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas penggunaan informasi akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusan investasi gedung di dalam

3.1 Penentuan Indikator dan Keterukuran Untuk mencapai obyektif tersebut maka berikut ini adalah beberapa KPI( Key Performance Indicator) yang harus ditentukan sebagai

Deviation Kelompok Akuntan Publik Mahasiswa Akuntansi Akuntan Publik Mahasiswa Akuntansi Akuntan Publik Mahasiswa Akuntansi Akuntan Publik Mahasiswa Akuntansi Akuntan Publik

Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo atau untuk mengetahui

Hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI dan Stunting diperoleh bahwa ada sebanyak 68 anak (33,7%) tingkat pengetahuan ibu tentang

[r]