WEBINAR KELAS PPDS
dr. Renny A. Puspitasari, Sp.PD
• Reaksi Hipersensitivitas Reaksi berlebihan, tidak diinginkan karena terlalu sensitifnya respon imun (merusak, menghasilkan
ketidaknyamanan, dan terkadang berakibat fatal) yang dihasilkan oleh system imun.
• Berdasarkan mekanisme dan waktu yang dibutuhkan untuk reaksi : - Hipersensitivitas tipe 1
- Hipersensitivitas tipe 2
- Hipersensitivitas tipe 3
- Hipersensitivitas tipe 4
Hipersensitivitas tipe 1
• Tipe cepat (15-30 menit setelah terpapar allergen)
• Berhubungan dengan kulit, mata, nasofaring, jaringan bronkopulmonari, dan saluran gastrointestinal
• Diperantarai Ig E
• Komponen : sel mast atau basofil
• Reaksi ini diperkuat dan dipengaruhi oleh trombosit, neutrophil, dan eosinophil
• Contoh : Urtikaria, syok anafilaksis, asma, rhinitis
• Pemeriksaan : Skin prick test, Ig E total, RAST
• diakibatkan oleh antibodi berupa IgG dan IgM terhadap antigen pada permukaan sel dan matriks ekstraseluler
• antibodi yang langsung berinteraksi dengan antigen permukaan sel akan bersifat patogenik dan menimbulkan kerusakan pada target sel
• Melibatkan komplemen yang berikatan dengan antibodi sel sehingga dapat pula menimbulkan kerusakan jaringan
• Contoh : AIHA, Pemfigus, Good Pasture’s syndrome, reaksi transfusi
Hipersensitivitas tipe 2
• Komplek Imun (komplemen)
• Pengendapan kompleks antigen-antibodi yang kecil dan terlarut di dalam jaringan (ditandai adanya inflamasi)
• Patogenesis : Komplek imun menyebabkan kelebihan antigen (serum sickness) atau kelebihan antibody (reaksi arthrus)
• Contoh : serum sickness, glomerulonephritis, SLE, rheumatoid arthritis
Hipersensitivitas tipe 3
• diperantarai sel atau tipe lambat (delayed-type)
• contoh : hipersensitivitas pneumonitis, hipersensitivitas kontak
(kontak dermatitis), dan reaksi hipersensitivitas tipe lambat kronis (delayed type hipersensitivity, alergi makanan).
Hipersensitivitas tipe 4
Seorang perempuan usia 29 tahun, datang berobat ke poliklinik Pasien mengeluh sering timbul bentol-bentol dan kemerahan pada kulit yang disertai gatal-gatal setelah makan udang atau kacang-kacangan. Pada bagian kakinya, tampak luka akibat garukan. Pasien berobat ke dokter umum 2 hari yang lalu dan mendapatkan terapi metil prednisolon 2 x 4 mg, CTM 1 x 4 mg pada malam hari, teofilin 1 x 300 mg, dan salep hidrokortison. Pasien sering bersin-bersin jika sedang menyapu dan membersihkan rumah kadang-kadang nafas terasa sempit sehingga menimbulkan bunyi mengi. Pasien rutin kontrol ke poliklinik dan mendapatkan inhaler kombinasi kortikosteroid dan long acting beta agonis.
Patogenesis yang mendasari gejala tersebut di atas yang benar di bawah ini?
a. “tertangkapnya” antigen pada reseptor IgE yang saling berhubungan dan menempel pada sel plasma atau basofil
b. Inaktivasi sel mast/basofil dengan mengeluarkan berbagai macam mediator
c. Merupakan reaksi hipersensitivitas tipe 2 d. Merupakan reaksi hipersensitivitas tipe 1
e. Sebagian diantaranya merupakan reaksi autoantibodi dari kelas IgG yang tidak memiliki sifat sebagai anti IgE
Seorang laki-laki berusia 52 tahun sedang membersihkan kebun ketika tiba-tiba merasa seperti ada yang menusuk di lengan kanan. Tidak lama kemudian tempat tusukan
menjadi berwarna merah, timbul urtikaria di seluruh badan, suara menjadi serak. Pasien segera dilarikan ke
rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran apatis, tekanan darah 80/60 mmHg, frekuensi nadi 130 x/menit, isi kurang, frekuensi napas 32 x/menit, akral
dingin. Mengi didapatkan di seluruh lapangan paru. Ketika pasien ini datang ke ruang gawat darurat, terapi yang harus langsung diberikan adalah:
a. Adrenalin 0.5 1:10000 sub cutan b. Adrenalin 0.5 1:1000 intramuskular c. Injeksi difenhidramin
d. Deksametason 5 mg intravena
e. Deksametason 5 mg intravena, dilanjutkan dengan
pemberian injeksi adrenalin Adrenalin 0.3 1:1000 intravena
Keganasan sel limfoid yang terjadi pada jaringan limfoid
Limfosit B dan Limfosit T
Limfoma non Hodgkin (90%) Limfoma Hodgkin (10%) sel Reed-Sternberg
Anamnesis Umum:
• Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) atau organ
• Malaise umum
• Berat badan menurun 10% dalam waktu 3 bulan
• Demam tinggi 38 ̊C selama 1 minggu tanpa sebab
• Keringat malam
• Keluhan anemia (lemas, pusing, jantung berdebar)
• Penggunaan obat-obatan tertentu
Anamnesis Khusus :
• Penyakit autoimun (SLE, Sjorgen, Rheuma)
• Kelainan Darah
• Penyakit Infeksi (Toxoplasma, Mononukleosis, Tuberkulosis, Lues, dsb)
Pemeriksaan fisik
• Pembesaran KGB
• Kelainan/pembesaran organ
• Performance status: ECOG atau WHO/karnofsky Pemeriksaan Diagnostik
A. Biopsi KGB
• Histologi dan imunohistokimia B. Laboratorium
• Darah Perifer Lengkap : Hb, Ht, leukosit, trombosit, LED, LDH
• Gambaran Darah Tepi (GDT) : morfologi sel darah C. Radiologi
• CXR
• USG Limfonodi
Klasifikasi Ann Harbor
A : No systemic B: Systemic symptoms E: Ekstranodal S: Spleen
STADIUM LYMPHOMA
LH
Pria 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam hilang timbul dan berkeringat malam hari dalam 6 bulan terakhir. Demam menetap selama 7- 10 hari dan menghilang selama 1 minggu sebelum muncul kembali. Selama periode ini, pasien menyadari 2 benjolan tidak nyeri pada lehernya yang perlahan membesar ukurannya. Dalam 1 tahun terakhir, pasien berat badannya menurun sebesar 8,2 kg. 2 tahun yang lalu, pasien mempunyai riwayat radang tenggorokan dan demam, saat itu didiagnosa infeksi mononucleosis. Pasien merokok 1 pack per hari selama 10 tahun terakhir.
Pasien tidak ada riwayat minum alkohol. Pekerjaannya mengharuskannya setiap bulan untuk travel ke Afrika dan Asia. Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan. Tanda vital pasien suhu 390C, nadi 90/menit, RR 20x/menit, dan TD 105/60 mmHg. Pemeriksaan fisik didapatkan 2 benjolan, nontender, kelenjar getah bening terfiksasi pada kedua sisi leher. Pemeriksaan mikroskopik pada spesimen biopsi seperti gambar di bawah. Diagnosa pada pasien ini adalah…
a. Non Hodgkin Lymphoma
b. Hodgkin Lymphomac. Chronic lymphocytic leukemia d. Infeksi EBV
d. AML
Keganasan sel limfoid yang terjadi pada jaringan limfoid
Limfoma Hodgkin sel Reed-Sternberg
LEUKEMIA
Proliferasi neoplastic yang sangat cepat dan progresif sehingga susunan sumsum tulangnormal digantikan oleh sel primitive dan sel induk darah
Leukemia dibagi dua berdasarkan sel yang mendominasinya : 1. Leukemia seri myeloid : akut dan kronik
2. Leukemia seri limfoid : akut dan kronik
Kronis : <10% blast Akselerasi :10-20%
Krisis Blastik : >20%
Seorang wanita 19 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan di leher kanan depan.
Benjolan sudah ada 3 bulan ini dan 1 bulan terakhir dirasa tambah besar dan timbul benjolan juga di leher bagian kiri, serta di ketiak bagian kiri. BB menurun 7 kg dalam 6 bulan terakhir dan sering demam tinggi. Pada pemeriksaan fisis didapat : T : 120/80mmhg, S: 37oC, pucat, terdapat benjolan di leher kiri dan kanan, ketiak kiri dan kanan, tidak nyeri dan tidak panas, tidak memerah, Lien S3, hasil Lab WBC 25000/mm3, Hb 7,6g/dl, PLT 33000/mm3. Kemudian dilakukan pemeriksaan biopsi sumsum tulang didapatkan : sistem eritropoesis tertekan, sistem garanulopoesis didapatkan sel limfoblast meningkat, sistem trombopoesis tertekan.
Dari data di atas, di atas diagnosa yang paling mungkin pada pasien tersebut adalah
a. Acute Limfoblastik leukemia b. Acute Mieloblastic Leukemia c. Chronic Mieloblast leukemia d. Anemia Aplastik
e. Limfoma maligna
Seorang laki-laki 30 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan perdarahan pada gusi sejak 2 minggu terakhir. Perdarahan pada gusi terjadi terus menerus dan secara spontan. Riwayat demam naik
turun sejak 1 bulan terakhir. Pasien tidak masuk kerja di kantor karena merasa lemas dan nafsu makan menurun dalam 1 bulan terakhir. Penurunan berat badan 5 kg dalam 1 bulan. Pemeriksaan Fisis di dapatkan T : 120/70 N: 100x/menit, P 26x/menit, S; 38 oC, Konjungtiva anemis, ikterus tidak ada, KGB tidak teraba, Hepatosplenomegaly, Pteki dan hematom pada ekstremitas superior dan inferior. Dari Laboratorium didapatkan : WBC : 55.000/uL, Hb : 8,0 g/dl, HCT 24%, PLT 25.000/uL, hitung diffrensial count tidak terbaca, PT: 18,3 detik, INR 2,05, aPTT : 36,0 detik. D-dimer : 2,3, Fibrinogen 200. ADT : susp AML, 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien dilakukan BMP dengan kesan AML M-3. Komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien ini
a. Infeksi
b. Febrile Neutropenia c. Perdarahan
d. DIC
e. Leukostasis
Seorang wanita, 40 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan lemah badan sejak 1 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh cepat merasa kenyang dan terdapat benjolan diperut kiri atas. Pada pemerikaan apusan sumsum tulang ditemukan Chronic Myeloid Leukemia (CML).
Kriteria Remisi MOLEKULAR pada penyakit ini adalah
a. Wbc< 10.000/μl, plt< 450.000/μl b. Splenomegalihilang,
tidakadatandaataugejalapenyakit c.
Hilangnyaatauberkurangnyakromosomphilade lphia
d. Berkurangnya ekspresi gen BCR-ABL atau protein yang dihasilkannya
e. Tidakditemukannyaselimmature
Seorang wanita,40 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan lemah badan sejak 1 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh cepat merasa kenyang dan terdapat benjolan
diperut kiri atas. Pada pemerikaan apusan sumsum tulang ditemukan Chronic Myeloid Leukemia (CML). Kriteria Respon komplit hematologi pada penyakit ini adalah
a. Wbc< 10.000/μl, plt< 450.000/μl
b. Hilangnya atau berkurangnya kromosom philadelphia
c. Berkurangnyaekspresi gen BCR-ABL atau protein yang dihasilkannya
d. Tidak terdeteksinya BCR-ABL
e. Hb>10 mg/dl Wbc< 15.000/μl, plt<
400.000/μl
Seorang perempuan 54 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan mimisan tidak berhenti sejak 1 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh badan lemah dan mudah lelah sejak 1 minggu sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 96 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu 37,2ºC, pembesaran hati 2 cm dibawah arkus kosta, limpa Schuffner 6, dan lebam kulit terutama perut, kedua tangan dan kaki. Hasil laboratorium hemoglobin 11,4 gr/dl, hematokrit 33%, leukosit 46.000/µL, trombosit 296.000/µL, dan hitung jenis 0/1/5/65/10/6 Blast 13 %.
Masalah yang paling mungkin pada pasien ini adalah...
Penyebab yang paling mungkin dari kondisi tungkai bengkak pada pasien ini adalah a. Mielofibrosis
b. Sirosis hepatis c. Anemia aplastik
d. Sindrom mielodisplasia
e. Leukemia granulositik kronik
Seorang laki-laki berusia 47 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan demam sejak 3 hari sebelumnya disertai pendarahan gusi dan bercak bercak merah pada kulit.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan limfadenopati regio coli bilateral dan splenomegali Schuffner 3 Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 8,1 g/dl, Ht 24%, leukosit 47.000/mm3, trombosit 78.000/mm3; apusan darah tepi memperlihatkan eritrosit : anemia normositik normokrom, leukosit meningkat, tampak semua tahap maturasi disertai jumlah blast 9 % Berdasarkan data klinis di atas, diagnosis yang paling mungkin adalah
a. Leukemia Limfositik Akut b. Leukemia myeloblastik akut
c. Leukemia granulositik kronik fase kronik d. Leukemia granulositik kronik fase krisis blast e. Leukemia granulositik kronik fase akselerasi
Kronis : <10% blast Akselerasi :10-20%
Krisis Blastik : >20%
Seorang laki – laki berusia 52 tahun datang dengan ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan perut terasa begah dan cepat penuh sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 18 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pasien tidak ikterik, tidak didapatkan perdarahan di bawah kulit, hati tidak membesar tetapi limpa membesar schuffner V, shifting dullness (-). Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 9,5 g/dl, Ht 29%, leukosit 125.000/mm3, trombosit 475.000/mm3, MCV 87 fl, MCH 29 pg, MCHC 35 g/dl.
Penyebab dignosis di atas secara biomolekuler diakibatkan transolaksi kromosom?
a. Translokasi resiprokal antara kromosom 8 dan 9 b. Translokasi resiprokal antara kromosom 9 dan 22 c. Translokasi resiprokal antara kromosom 9 dan 21 d. Translokasi resiprokal antara kromosom 9 dan 10 e. Translokasi resiprokal antara kromosom 7 dan 22
Seorang laki-laki, 36 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan perdarahan gusi disertai bintik-bintik merah di kulit sejak 1 minggu sebelum masuk RS. Sejak 6 bulan yang lalu, pasien merasa perutnya bertambah besar, sehingga terasa lebih cepat kenyang dan tidak nafsu makan, selain itu pasien mengeluh sering demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran hati 3 jari di bawah arkus koste dan pembesaran limpa schufner V. Dari hasil darah rutin :Hb: 8 gr/dl, Ht : 24%, trombosit 58.000/mm3 dan leukosit 586.000/mm3,
hitung jenis (0/0/1/58/14/6), sel blast : 20%, promielosit : 40%, mietamielosit :3%, mielosit : 2%.
Apamasalah yang paling mungkinpadapasientersebut di atas : a. Leukemia mieloblastik
b. Leukemia limfositikkronik
c. Leukemia granulositikkronik fase krisisblast d. Leukemia granulositikkronik fase akselerasi e. Leukemia granulositikkronikfasekronik
Kronis : <10% blast Akselerasi :10-20%
Krisis Blastik : >20%
Thalasemia
Genotipe Hb A Hb A2 Hb F
Normal N N N
Talasemia ẞ minor ↓ N/↑ N/↑
Talasemia ẞ Intermedia
↓ N/↑ ↑
Talasemia ẞ mayor ↓ ↑ ↑
• Penurunan kec. sintesis atau kemampuan prod satu atau lebih rantai globin a atau b ataupun rantai globin lainnya
• Parsial atau komplit, inherited
• Thalasemia ɑ defisiensi/tidak prod rantai globin ɑ
• Thalasemia ẞ defisiensi/tidak prod rantai globin ẞ
• NORMAL (orang dewasa) :
- Hb A (96%) terdiri atas 2 psg rantai globin alfa dan beta - Hb A2 (2,5%) terdiri atas 2 psg rantai globin alfa dan delta
Seorang lelaki berusia 24 tahun, melakukan pemeriksaan kesehatan untuk seleksi pekerjaan. Pasien saat ini tidak ada keluhan Dari pemeriksaan fisis didapatkan limpa teraba schuffner 1, hepar tidak teraba. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 10,7 g/dL; Ht 37%; MCV 70 fl; MCH 22 pg;
retikulosit 2,2 %; trombosit 300.000/uL; dan leukosit 7800/uL. Transferrin 35%. serum dan feritin normal Berdasarkan data di atas, maka masalah yang paling mungkin pada pasien ini adalah :
a. Anemia defisiensi besi b. Thalassemia
c. Anemia penyakit kronik d. Anemia chronic disease
e. Anemia hemolitik autoimun
SPONDILOARTROPATI
• Sekelompok penyakit radang sendi kronik, yang ditandai dengan adanya inflammatory back pain dan entesitis
• HLA B27
• Pembagian :
1. Spondilitis Ankilosa 2. Reaktif Artritis
3. Psoriatik Artritis 4. Entropati Artritis
5. Undifferentiated Spondiloarthropathy
Spondilitis Ankilosa
• Timbul perlahan dan bertahap, nyeri tumpul penjalaran ke gluteus
• Mulai timbul malam hari memberat pagi hari
• Membaik dengan aktivitas
• Schober tes positif
• Pemeriksaan penunjang : LED, CRP, HLA B27
• Pemeriksaan radiologi : Sakroilitis, hilangnya kurvatura lumbo sacral
Schober test
Radiology finding
Pasien Laki-laki,36 tahun berobat ke klinik rheumatologi datang dengan keluhan nyeri punggung terutama dibagian bawah. Nyeri tersebut dirasakan sejak 5 bulan yang lalu, namun semakin memberat akhir akhir ini terutama dirasakan pada pagi hari . Nyeri muncul ketika berbaring dan bersitirahat, nyeri dirasakan berkurang jika melakukan aktivitas. Pasien selama ini hanya mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit yang dibeli sendiri di apotik. Pada pemeriksaan fisik Schober Tes (+), laseq test negatif, Dari pemeriksaan rontgen sacroiliaca didapatkan erosi berat pelebaran celah sendi, sebagian ankilosis berdasarkan grading sacroilitis, grade berapakah pada kasus …
A. Grade 0 B. Grade 1 C. Grade 2 D.Grade 3 E. Grade 4
Pasien Laki-laki,36 tahun berobat ke klinik rheumatologi datang dengan keluhan nyeri punggung terutama dibagaian bawah. Nyeri tersebut dirasakan sejak 5 bulan yang lalu, namun semakin mmeberat akhir akhir ini terutama dirasakan pada pagi hari . Nyeri muncul ketioka berbaring dan bersitirahat, nyeri direasakan berkurang jika melalkukan aktivitas. Pasien selama ini hanya mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit yang dibeli sendiri di apotik. Pada pemeriksaan fisik Schober Tes (+), laseq test negatif, Dari pemeriksaan rontgen sacroiliaca didapatkan erosi berat pelebaran celah sendi, tatalaksana kasus tersebut antara lain kecuali
B. NSAID Muscle relaxant
C. Nsaid Glucocorticoid anti TNF alfa D.Nsaid MTX muscle relaxant
E. NSaid , antibiotik, glukokortikoid, calcium
Seorang pria 37 tahun dikonsulkan dari poliklinik kulit dengan keluhan nyeri sendi. Pasien sudah didiagnosa dengan Artritis psoriasis dan sudah mendapat terapi.
Dalam penegakan psoriatic atritis
didasarkan pada kriteria CASPAR, yang termasuk penilaian pada CASPAR
adalah
a. Titer ANA test yang tinggi
b. Negatif result Rheumatoid factor c. HLA B27
d. Positive Anti Ro
e. Positive Anti DsDNA
• Penyakit sistemik autoimun kelenjar eksokrin
• Etiologi :
1. Primer : tidak terkait peny. Autoimun yang lain
2. Sekunder : Terkait peny. Autoimun yang mendasarinya (SLE, RA, scleroderma)
Kriteris Sindroma Sjogren : 1. Gejala mulut kering 2. Gejala mata kering
3. Tanda mata kering (tes shcimer atau tes rose Bengal)
4. Tes fungsi kelenjar saliva, abnormal flow rate dengan scintigrafi atau sialogram
5. Biopsi kelenjar ludah minor 6. Autoantibodi (SS-A, SS-B)
Sjogren
Syndrome
Keratokonjungtivitis sicca
Atrofi papilla filiformis Pembesaran kel. Parotis
Tatalaksana
Simptomatis menggantikan fungsi kelenjar eksokrin lubrikasi
- Artificial tears (Pengobatan mata kering) - Oral balance (Pengobatan Xerotosmia) - NSAID (gejala musculoskeletal)
HCQ, kortikosteroid, Siklofosfamid
Yang termasuk kriteria sindrom Sjogren, kecuali : A. Mulut kering
B. tes fungsi kelenjar saliva, abnormal flowrate dengan scintigrafi atau sialogram
C. biopsi kelenjar ludah mayor
D. autoantibody (SS-, SS-B)
E. tanda mata kering dibuktikan dengan tes schimer
Seorang pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan mata dan mulut yang terasa kering. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan tes schrimer positif dan biopsy kelenjar saliva ditemukan infiltrasi limfosit T dan B terutama di daerah sekitar saluran kelenjar atau ductus. Dari pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya autoantibodi anti-Ro (SSA) dan anti-La (SSB).
Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah : a. Lupus eritematosus sistemik
b. Sindrom sjogren c. Vaskulitis
d. Tiroiditis
e. Hepatitis kronis
Seorang laki-laki 55 tahun mengeluhkan pembengkakan pada wajah dan lidah. Dia baru menggunakan sabun mandi yang baru.
Masalah medis pasien selama ini adalah
osteoartritis dan hipertensi, serta mendapat obat acetaminofen dan lisinopril. Manakah dari berikut ini yang merupakan etiologi yang paling mungkin?
a. lisinopril
b. sabun yang menyebabkan hipersensitifitas
c. hipotiroidisme d. acetaminofen
e. alergi terkait makanan tertentu
Rematoid Arthritis
• penyakit autoimun progresif dengan inflamasi kronik yang menyerang sistem muskuloskeletal yang ditandai dengan sinovitis erosif yang
simetris hingga destruksi jaringan sinovial
Algorithm
RA
Management of rheumatoid arthritis
(EULAR 2019)
DAS-28
Kriteria Remisi RA (ACR)
memenuhi 5 atau lebih kriteria di bawah ini dan berlangsung paling sedikit selama 2 bulan berturut-turut. :
• Kaki di pagi hari berlangsung tidak lebih dari 15 menit
• Tidak ada kekelahan
• Tidak ada nyeri sendi
• Tidak ada nyeri tekan atau nyeri gerak pada sendi
• Tidak ada pembgengkakan jaringan lunak atau sarung tendon
• LED < 30 mm/jam untuk perempuan atau < 20 mm/jam untuk laki-laki
dengan metode Westergren
Pasien wanita dengan keluhan nyeri sendi pagi hari 1 jam di kedua tangannya, kaku pagi hari. Keluhan ini sudah berlangsung 2 bulan. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Pasien tidak merokok, riwayat sakit reumatik sebelumnya atau reumatik di keluarga, disangkal membaik dengan aktivitas. Pada PF menunjukkan eritem dan nyeri pada penekanan sendi MCP dan PIP kedua tangan, pembengkakan sendi di PIP I-V bilateral. Hasil RF (-), LED meningkat, CRP meningkat. Pemeriksaan yg akan dimintakan?
a. Anti citrulinated peptide b. ANA test
c. Anti ds-DNA d. Rontgen pelvis e. HLA B27
Pasien wanita dengan keluhan nyeri sendi pagi hari 1 jam di kedua tangannya, kaku pagi hari.
Keluhan ini sudah berlangsung 2 bulan. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Pasien tidak merokok, riwayat sakit reumatik sebelumnya atau reumatik di keluarga disangkal membaik dengan aktivitas. Pada PF menunjukkan eritem dan nyeri pada penekanan sendi MCP dan PIP kedua tangan, pembengkakan sendi di PIP I-V bilateral. Hasil RF (-), LED meningkat, CRP meningkat. Pada pasien ini diberikan DMARD, yang termasuk DMARD biologik adalah?
a. Metrotexat b. Sulfasalazin c. Azatriopin d. Leflunamid e. Actemra
Prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan DMARD pada arthritis rheumatoid, kecuali :
A. Monitor disabilitas dan berbagai parameter hasil pengobatan secara berkala dan teratur untuk mengetahui progresifitas penyakit secara baik B. DMARD dapat dimulai setelah terjadi destruksi sendi
C. DMARD dapat digunakan secara tunggal atau kombinasi secara terus- menerus selama penyakit masih aktif
D. Menentukan respons pengobatan yang akan dicapai sehingga dapat direncanakan perubahan terapi
E. Dapat digunakan analgesic dan OAINS sebagai terapi tambahan untuk mengatasi nyeri dan inflamasi.
FIBROMYALGIA
• Sindroma kronik yang ditandai dengan nyeri otot dan sendi yang menyebar luas. Sering terkait
dengan kelelahaan, kesulitan tidur, gangguan kognitif, ansietas dan depresi.
• Tatalaksana
Non farmakologi : edukasi, olah raga aerobic, pemanasan, CBT, terapi kolam panas, relaksasi, fisioterapi
Farmakologi : Antinyeri, Antidepresan, Antikonvulsan
Seorang wanita, 30 tahun, datang dengan keluhan mudah lelah, nyeri di sekitar bahu dan leher dan kaku pada otot selama 3 bulan ini terutama setiap bangun di pagi hari.Nyeri juga dirasakan semakin memberat setiap os mendengar suara bising, kelelahan dalam beraktivitas dan bila cuaca dingin.
Pada saat dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis penyakit dalam terdapat nyeri pada beberapa titik tubuh yaitu pada bagian belakang kepala, sela iga II, daerah bokong dan lutut. Berikut ini yang merupakan control point untuk diagnosa di atas, kecuali:
a. Kuku ibu jari
b. Titik tengah dahi
c. Sisi volar pergelangan lengan atas d. Digiti I pedis
e. Otot tungkai atas sisi anterior