5 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Prosedur
Prosedur merupakan salah satu hal yang sangat penting di dalam suatu perusahaan atau organisasi. Prosedur dikatakan penting karena tanpa adanya suatu prosedur di dalam suatu organisasi atau perusahaan, maka seluruh kegiatan yang ada di perusahaan tidak dapat terorganisasi dengan baik. Prosedur biasanya digunakan oleh perusahaan atau organisasi dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan sebelumnya, jadi prosedur harus dijalankan sesuai aturan-aturan tersebut. Prosedur telah banyak diungkapkan oleh para ahli dengan pengertian berbeda-beda tetapi intinya tetap sama. Berikut ini pengertian-pengertian dari beberapa ahli yang berbeda untuk mendapat penjelasan tentang prosedur.
Menurut Louis A. Allen (dalam A.S. Moenir, 1983:110) mengatakan bahwa “suatu prosedur ialah suatu metode yang dinormalisasikan untuk melakukan pekerjaan yang terperinci”.
Pengertian prosedur menurut The Liang Gie, dalam bukunya yang berjudul Administrasi Perkantoran Modern (1998:28), ”prosedur perkantoran adalah segenap rangkaian metode kantor yang telah menjadi langkah-langkah tetap dalam penyelesaian sesuatu pekerjaan di bidang tatausahanya biasanya oleh lebih daripada satu petugas”.
Menurut Moekijat (dalam Ida Nuraida, 2008:35) “prosedur perkantoran adalah urutan langkah-langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), dimana pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannnya, di mana melakukannya dan siapa yang melakukannya”.
Pengertian prosedur menurut Richard F. Neuschel (dalam Tata Sutabri, 2005:9) “prosedur sebagai urut-urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan orang dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi- transaksi bisnis yang terjadi”.
Prosedur yang baik dalam suatu perusahaan dapat menjamin pelaksanaan kerja yang efektif dan efisien. Selain itu pelaksanaan prosedur juga dapat dilakukan pengawasaan apakah prosedur tersebut sudah jelas dilaksanakan secara sistematis dan apakah usaha untuk mengkomunikasikan prosedur dari atasan ke bawahan sudah merata atau belum sehingga dalam pelaksanaan prosedur tidak ada hambatan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prosedur adalah serangkaian dari tahapan-tahapan atau urut-urutan dari langkah-langkah yang saling terkait dalam menyelesaikan suatu masalah. Dari kesimpulan ini, pada hakekatnya prosedur memiliki sifat antara lain:
1. Terdapat dalam setiap bagian dalam suatu kegiatan kerja 2. Diterapkan pada suatu kegiatan yang sifatnya berulang-ulang
3. Digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dari suatu perusahaan atau organisasi.
B. Manfaat Prosedur
Prosedur banyak memberikan manfaat kepada perusahaan. Berikut ini adalah contoh manfaat prosedur bagi perusahaan menurut Ida Nuraida dalam bukunya yang berjudul Manajemen Administrasi Perkantoran (2008:36-37), antara lain:
1. Planning-controling
a. Mempermudah dalam pencapaian tujuan.
b. Merencanakan dengan seksama besarnya beban kerja bagi pegawai.
c. Penghematan bagi perusahaan.
d. Mempermudah pengawasan terhadap pegawai.
2. Organizing
a. Memberi instruksi kerja kepada bawahan bagaimana tanggung jawab setiap prosedur pada masing-masing bagian atau divisi.
b. Memberi instruksi kerja kepada bawahan bagaimana proses penyelesaian pekerjaan.
3. Staffing-leading
a. Membantu atasan memberi training atau latihan baik kepada pegawai baru maupun lama.
b. Membantu atasan dalam mengarahkan bawahan agar bekerja sesuai instruksi
c. Mempermudah penilaian terhadap bawahan.
4. Coordination
a. Menciptakan koordinasi yang harmonis bagi tiap departemen atau antar departemen
b. Menetapkan dan membedakan antara prosedur-prosedur yang rutin dan prosedur independen.
Prosedur membuat pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lebih lancar, sehingga waktu penyelesaian lebih cepat. Prosedur juga memberikan pengawasan lebih baik tentang apa dan bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Prosedur telah menjadi setiap bagian berkoordinasi dengan bagian yang lain. Dengan adanya prosedur, maka pekerjaan dapat dikendalikan dengan baik dan tentu saja hal tersebut akan membuat penghematan yang besar bagi perusahaan.
Setiap prosedur yang baik prinsipnya adalah sederhana, tidak terlalu rumit dan berbelit-belit. Prosedur yang baik akan mengurangi beban pengawasan karena penyelesaian pekerjaan telah mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Prosedur yang telah diterapkan haruslah prosedur yang telah teruji bahwa prosedur tersebut telah mencegah penulisan, gerakan dan usaha yang tidak perlu. Artinya prosedur telah menghemat gerakan atau tenaga.
Pembuatan prosedur harus memperhatikan pada arus pekerjaan. Prosedur dibuat fleksibel, artinya bisa dilakukan perubahan jika terjadi hal-hal yang sifatnya mendesak.
C. Evaluasi Prosedur
Sebuah prosedur atau metode kerja yang selama ini sudah dianggap baik, namun perlu sekiranya dipelajari atau diamati lagi masih mungkinkah dilakukan penyederhanaan. Perbaikan atau penyederhanaan dalam pelaksaan pekerjaan harus selalu dilakukan untuk menemukan prosedur yang terbaik. Baik metode atau prosedur harus selalu dilakukan perbaikan setelah melakukan evaluasi dahulu.
Menurut MC Maryati dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perkantoran Efektif (2008:49-50) Dasar yang digunakan sebagai pertimbangan dalam evaluasi adalah dalam hal waktu, usaha dan biaya.
Jika berdasarkan hasil evaluasi dinyatakan tidak efisien, maka perlu diambil tindakan. Namun bisa juga perubahan prosedur dilakukan karena keluhan dari karyawan atau pelanggan. Hasil evaluasi prosedur terdiri dari:
1. Prosedur dipertahankan
Dalam hal ini apabila suatu prosedur sudah dianggap baik sesuai pola yang diterapkan, maka prosedur tersebut akan dipertahankan.
2. Prosedur disederhanakan
Sebuah prosedur atau metode kerja yang selama ini dianggap baik, namun masih sekiranya dipelajari atau diamati lagi masih mungkin dilakukan penyederhanaan.
3. Prosedur diperbaiki
Prosedur yang telah ada sering kali perlu dilakukan perbaikan secara terus-menerus untuk mencari metode atau prosedur kerja terbaik, agar efisiensi tercapai.
Sedangkan menurut Moekijat (dalam Ida Nuraida, 2008:45) sebuah prosedur diperbaiki apabila terjadi hal-hal di bawah ini:
1. Personel, kelompok, dan bagian/departemen dalam suatu organisasi mengalami kebingungan dalam menjalankan langkah-langkah kerja.
2. Prosedur yang berlaku saat ini ternyata tidak menggambarkan prosedur yang asli.
3. Prosedur yang ada tidak efisien karena terlalu terbelit-belit, terjadi back tracking, serta menyusahkan pegawai, konsumen dan stakeholder lainnya.
4. Organisasi semakin tumbuh dan berkembang sehingga prosedur yang ada tidak menunjang efektivitas organisasi.
5. Terjadi penyimpangan-penyimpangan kerja sehingga membutuhkan pengendalian secara ketat.
6. Banyaknya jumlah pegawai baru.
D. Pengertian Kredit
Dalam kehidupan sehari, kata kredit bukan kata-kata yang asing di telinga masyarakat kita. Bukan hanya di kota saja, kata kredit sudah populer di telinga masyarakat desa.
Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu, dasar dari kredit adalah sebuah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa si penerima kredit (debitur) di masa yang akan datang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Perbankan (2005:87) bahwa “kredit adalah semua jenis pinjaman sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati”
Pengertian kredit menurut Raymond P. Kent (dalam Thomas Suyatno, 1993:12) bahwa “kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pad a waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang”.
Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 1967 tentang pokok- pokok perbankan (dalam Thomas Suyatno , 1993:13) bahwa “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan”.
Dari pendapat para ahli tentang pengertian kredit, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan oleh perseorangan atau suatu badan (kreditur) kepada si penerima uang (debitur) berdasarkan persetujuan antara kedua belah pihak dimana peminjam harus melunasi utangnya berdasarkan jangka waktu tertentu dengan bunga yang telah ditetapkan.
E. Tujuan Kredit
Sementara itu, menurut Kasmir, dalam bukunya yang berjudul Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2004:96), dalam praktiknya tujuan pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut:
1. Mencari Keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit. Hasil keuntungan yang diperoleh bank dalam bentuk bunga adalah sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank, jika bank terus menerus menderita kerugian, maka kemungkinan besar bank akan dilikuidir (dibubarkan).
2. Membantu Usaha Nasabah
Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.
3. Membantu Pemerintah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
F. Jenis-Jenis Kredit
Menurut Thomas Suyatno dalam bukunya yang berjudul Dasar- Dasar Perkreditan (1993:25-31) jenis-jenis kredit yang diberikan oleh perbankan kepada masyarakat dapat dilihat dari berbagai sudut, yaitu sebagai berikut:
1. Kredit Dilihat dari Sudut Tujuannnya Kredit ini terdiri atas:
a. Kredit Komsumtif
Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses konsumtif.
b. Kredit Produktif
Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi.
c. Kredit Perdagangan
Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang- barang untuk dijual lagi. Kredit ini terdiri dari kredit perdagangan dalam negeri dan kredit perdagangan luar negeri.
2. Kredit Dilihat dari Sudut Jangka Waktunya
Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 1967, kredit ini terdiri : a. Kredit Jangka Pendek
Kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun. Dalam kredit ini, juga untuk kredit tanaman musiman dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun.
b. Kredit Jangka Menengah
Kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun, kecuali kredit untuk tanaman musiman sebagaimana tersebut diatas.
c. Kredit Jangka Panjang
Kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Kredit jangka panjang pada umumnya adalah kredit investasi yang bertujuan menambah modal perusahaan.
3. Kredit Dilihat dari Sudut Jaminannya Kredit ini terdiri atas:
a. Kredit Tanpa Jaminan
Menurut Undang-undang Nomor 14/1967 pasal 24 ayat (1), kredit tanpa jaminan atau kredit blanko ini dilarang untuk diberikan oleh bank-bank.
b. Kredit Dengan Jaminan
Jaminan yang diberikan untuk suatu kredit terdiri atas:
1. Jaminan barang, baik tetap maupun tidak tetap (bergerak) 2. Jaminan pribadi, yaitu suatu perjanjian dimana satu pihak
menyanggupi pihak lain (kreditur) bahwa ia menjamin pembayaran utang apabila pihak terutang (kreditur) tidak menepati kewajibannnya.
3. Jaminan efek-efek saham, obligasi dan sertifikat yang didaftar kan (listed) di bursa efek-efek.
4. Kredit Dilihat dari Sudut Penggunaannya
Penggunaan kredit dilihat dari sudut penggunaanya adalah sebagai berikut:
1. Kredit Eksploitasi
Kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh bank kepada suatu perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar.
2. Kredit Investasi
Kredit jangka menengah atau jangka panjang yang diberikan oleh bank kepada suatu perusahaan untuk melakukan investasi atau penanaman modal.
G. Prosedur Pemberian Kredit
Secara umum prosedur pemberian kredit umum di PD. BPR BKK BOYOLALI CABANG CEPOGO adalah sebagai berikut:
1. Permohonan Kredit
a. Permohonan fasilitas kredit oleh pemohon kredit.
b. Mengisi setiap berkas permohonan kredit
c. Mempersiapkan dokumen-dokumen sebagai lampiran sesuai syarat dari bank.
d. Permohonan dinyatakan lengkap bila telah memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk pengajuan permohonan menurut jenis kreditnya.
2. Penelitian atau Verifikasi Dokumen
Data-data yang telah diisi oleh pemohon kredit dan dokumen lampiran diteliti tentang kelengkapan dan kebenarannya oleh subsie kredit sebagai acuan analis kredit.
3. Analisis Kredit
a. Survey lapangan (investigasi) kredit adalah meliputi:
1. Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur dan tetangganya.
2. Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan nasabah, baik data intern maupun data ekstern.
3. Pemeriksaan/penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal yang dikemukakan nasabah dan informasi lainnya yang diperoleh.
4. Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah dilaksanakan.
b. Pembahasan kredit adalah pekerjaan yang meliputi:
1. Mempersiapkan pekerjaan dari segala aspek, baik penguraian keuangan maupun non keuangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui adanya kemungkinan tentang dapat/tidak dapat suatu permohonan kredit untuk dipertimbangkan.
2. Menyusun analisis tentang laporan yang dibutuhkan, tentang penguraian, kesimpulan serta pengumpulan alternatif-alternatif sebagai dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan dari pemohon kredit nasabah.
4. Keputusan Atas Permohonan Kredit
Keputusan adalah setiap tindakan pejabat yang berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui dan atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih tinggi.
Keputusan Kredit terdiri dari:
a. Penolakan Permohonan Kredit
Penolakan ini adalah untuk pemohon kredit yang nyata-nyata dianggap oleh bank secara teknis tidak memenuhi persyaratan.
b. Persetujuan Permohonan Kredit
Persetujuan permohonan kredit adalah keputusan untuk mengambil sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur.
5. Realisasi kredit adalah keputusan bank untuk memberikan pinjaman kepada debitur karena semua syarat-syaratnya sesuai dengan ketentuan bank. Realisasi kredit harus memperhatikan analisis dan rekomendasi kredit. Setelah dinilai memenuhi kriteria, maka realisasi kredit dilakukan dengan penandatanganan surat perjanjian kredit dan dana pinjaman cair.