• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIF DAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

@FOLKATIVE TERHADAP KONSUMSI BERITA (SURVEI PADA GENERASI Z FOLLOWERS INSTAGRAM FOLKATIVE PERIODE MARET

– JULI 2022) PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi

Marketing Communication

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

2022

(2)

i DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Gambaran Objek Penelitian ... 1

1.2 Latar Belakang ... 2

1.3 Identifikasi Masalah ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Kegunaan Penelitian... 8

1.5.1 Kegunaan Teoritis ... 8

1.5.2 Kegunaan Praktis ... 9

1.6 Waktu dan Periode ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Tinjauan Pustaka ... 11

2.1.1 Teori Uses and Gratification ... 11

2.1.2 Motif ... 13

2.1.3 New Media ... 14

2.1.4 Media Sosial ... 16

2.1.5 Instagram ... 17

2.1.6 Penggunaan Media Sosial Instagram ... 19

2.1.7 Konsumsi Berita ... 20

2.1.8 Generasi Z ... 22

2.2 Penelitian Terdahulu ... 23

2.3 Kerangka Pemikiran ... 33

2.4 Hipotesis Penelitian ... 34

2.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN... 36

3.1 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Operasional Variabel ... 36

3.2.1 Operasionalisasi Variabel... 36

3.2.2 Skala Pengukuran ... 41

(3)

ii

3.3 Populasi dan Sampel ... 41

3.3.1 Populasi ... 41

3.3.2 Sampel ... 42

3.3.3 Teknik Sampling ... 43

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.4.1 Data Primer ... 43

3.4.2 Data Sekunder ... 43

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

3.5.1 Uji Validitas ... 44

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 46

3.6 Teknik Analisis Data ... 47

3.6.1 Analisis Deskriptif ... 47

3.6.2 Uji Method of Succesive Interval (MSI) ... 49

3.6.3 Uji Normalitas ... 50

3.6.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 50

3.6.5 Koefisien Korelasi ... 51

3.6.6 Koefisien Determinasi (R2) ... 51

3.6.7 Uji Hipotesis... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 59

(4)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tahapan dan Waktu Penelitian ... 9

Tabel 2.1 Skripsi Terdahulu ... 23

Tabel 2.2 Jurnal Nasional Terdahulu ... 26

Tabel 2.3 Jurnal Internasional Terdahulu... 29

Tabel 3.1 Variabel Operasional... 37

Tabel 3.2 Skala Pengukuran ... 41

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas ... 45

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1 ... 46

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X2 ... 47

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ... 47

Tabel 3.7 Tabel Berdasarkan Penilaian ... 49

Tabel 3.8 Kriteria Kekuatan Hubungan ... 51

(5)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Logo Profil Instagram Folkative ... 1

Gambar 1.2 Pengguna Internet di Indonesia dari 2017 – 2020 dengan perkiraan hingga tahun 2026 ... 2

Gambar 1.3 Tampilan Akun Instagram @folkative ... 5

Gambar 1.4 Pilihan Media Sosial Berdasarkan Asal Generasi ... 6

Gambar 2.1 Model Uses and Gratification ... 12

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 33

Gambar 3.1 Garis Konitinum ... 49

(6)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian ... 59

Lampiran 2: Uji Validitas Variabel X1... 64

Lampiran 3: Uji Validitas Variabel X2... 66

Lampiran 4: Uji Validitas Variabel Y ... 67

Lampiran 5: Uji Reliabilitas ... 69

(7)

1 BAB 1

PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

Folkative

Gambar 1.1 Logo Profil Instagram Folkative (Sumber: https://www.folkative.com/)

Folkative merupakan sebuah online media platform yang berfokus pada penyebaran informasi berita, seni, budaya, dan merek yang berasal dari dalam negeri.

Folkative juga menghadirkan informasi secara terkini baik dari lokal maupun internasional. Folkative yang termasuk kedalam Folkative Group adalah sebuah perusahaan kolektif yang berfokus memberikan informasi kepada kaum muda terutama pada generasi millennials dan Z, dimana folkative diciptakan untuk menginspirasi, menginformasi serta mewakili suara budaya kreatif anak muda di Indonesia. Sebagai online media platform, tentunya Folkative memiliki berbagai macam media sosial, salah satu diantaranya yang akan diteliti ialah akun instagram Folkative, @folkative. Memulai kegiatannya sejak tahun 2016, @folkative berfokus menghadirkan kepada mereka yang tertarik kedalam dunia seni, musik, film, perkembangan mode, film, serta gaya hidup. @folkative memberikan informasi berdasarkan fakta secara aktual, dan juga “kekinian” dengan mengikuti perkembangan yang sedang terjadi. Hingga Januari 2022, akun instagram Folkative telah memiliki lebih dari dua juta pengikut dimana Folkative selalu memberikan bentuk konten- konten yang interaktif.

(8)

2 1.2 Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat lepas untuk berinteraksi dan dalam upaya mendapatkan informasi. Pencarian informasi termasuk kedalam sebuah kegiatan komunikasi yang bisa dilakukan melalui berbagai macam cara. Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi yang terjadi, bentuk pencarian informasi berubah tidak lagi hanya sekedar melalui televisi, radio, maupun surat kabar. Namun kegiatan tersebut kini bisa dengan mudah diakses melalui internet (Wahyudiyono, 2019: 63). Internet memberikan akses telekomunikasi dan sumber daya informasi kepada penggunanya yang tersebar secara global. Kehadiran internet mengubah cara manusia untuk berinteraksi, melalui perkembangan teknologi komunikasi sehingga mendorong adanya perubahan hubungan antara teknologi, industri, dan konsumsi media. (Suciska & Gunawibawa, 2020: 249).

Gambar 1.2 Pengguna Internet di Indonesia dari 2017 – 2020 dengan perkiraan hingga tahun 2026

(Sumber: https://www.statista.com/statistics/254456/number-of-internet-users-in- indonesia/

Data yang di laporkan oleh Statista pada bulan Juli tahun 2021 lalu yang tertera pada gambar 1.1 menampilkan perkiraan grafik pertumbuhan pengguna internet di Indonesia yang akan semakin meningkat setiap tahunnya. Sejak 2016 hingga saat ini pengguna internet di Indonesia selalu mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2021 saja, dilaporkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 201 juta pengguna. Bahkan, Statista juga memprediksi pengguna internet di Indonesia akan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 240 juta pengguna pada tahun 2026

(9)

3 nanti. Dengan semakin terus bertambahnya jumlah pengguna internet, dijelaskan bahwa internet merupakan sebuah alat atau media yang dominan digunakan pada era new media, yang pada prinsipnya internet dapat dimanfaatkan oleh siapapun dan untuk kepentingan apapun. Isitilah new media (media baru) digunakan untuk membedakan dari media lama yang telah terlebih dahulu hadir. Bagian dari media baru yang salah satunya sangat banyak oleh individu gunakan melalui internet adalah media sosial.

(Situmorang, 2012: 74). Media sosial hadir dan merubah paradigma berkomunikasi pada masyarakat. Komunikasi tak terbatas jarak, waktu, ruang bisa terjadi dimana saja, kapan saja, tanpa harus tatap muka bisa dilakukan melalui media sosial. (Dwi & Watie, 2011: 71). Kehadiran internet dan media sosial membuat banyaknya berita yang diperoleh serta diterima oleh khalayak secara cepat dan banyak dibandingkan melalui media tradisional (Thomas, 2013: 17). Ketika menggunakan sebuah media, khalayak di dorong oleh beberapa motif tertentu yang memberikan arahan serta tujuan untuk memenuhi kebutuhannya, untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka khalayak individu dalam menggunakan suatu media pada saat ini khalayak cenderung untuk menggunakan media sosial terutama dalam kebutuhan akan mendapatkan sebuah informasi berita (Ningrum & Prihantoro, 2020: 60). Dilansir oleh We Are Social pada tahun 2021 lalu secara global persentase tertinggi sebesar 36.5% alasan orang-orang menggunakan media sosial ialah untuk mendapatkan berita secara up to date. Selain itu dijelaskan pula alasan lain bahwa pengguna media sosial juga mencari konten hiburan, atau untuk mengisi waktu luang, dan juga untuk tetap terhubung dengan teman (Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/02/19/ragam- alasan-orang-menggunakan-media-sosial diakses pada 21 Maret 2022 pukul 20.54).

APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) menjelaskan dari hasil survei yang dilakukannya terhadap penggguna internet yang menggunakan media sosial sebesar 92,21% dari keseluruhan responden menjawab bahwa media sosial digunakan untuk dapat mengakses informasi/berita. (Sumber:

https://apjii.or.id/content/read/39/559/Laporan-Survei-Profil-Internet-Indonesia- 2022) Hal tersebut membuktikan bahwa dengan semakin meningkatnya popularitas media sosial sebagai sumber untuk mencari informasi berita, yang mana telah menjadi fokus perhatian untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang bagaimana dan mengapa orang-orang mencari berita melalui media sosial (Kong et al., 2021:34). Jika selama ini berbagai macam lembaga yang mendominasi pemberitaan, semenjak

(10)

4 hadirnya internet dan media sosial khalayak dapat leluasa untuk ikut berkompetisi atau memberikan infromasi yang terjadi di sekitar. Instagram menjadi media sosial yang berpotensi untuk menjadi pasar untuk menjual berita, dikarenakan instagram memiliki trafik penyebaran yang cepat karena informasi berita yang diberikan oleh suatu akun dapat terhubung dengan sesama akun pengguna instagram lainnya (Immanuella Gloria, 2020: 46). Instagram merupakan salah satu dari sekian banyak media sosial yang dapat mengunggah atau berbagi foto dan juga video ke pengguna lain, pada saat ini instagram memiliki banyak macam fitur-fitur yang bisa digunakan, di antaranya adalah instagram story, reels, IGTV dan berbagai macam lainnya (Atmoko, 2012: 8). Fitur yang diberikan oleh instagram kepada penggunanya membuat instagram terus berkembang pesat, yang semula hanya sebagai media hiburan kini instagram juga menjadi media promosi dan juga mendapatkan informasi dari unggahan penggunanya.

Akun media sosial instagram yang menyajikan seputar informasi secara berkala di Indonesia ialah @folkative. Folkative merupakan sebuah online media platform, yang memberikan informasi dan berita terkini seputar fenomena yang terjadi di masyarakat secara aktual, baik itu dari lokal maupun internasional. Folkative yang tergabung di bawah arahan Folkative Group, sebuah perusahaan kolektif yang berfokus memberikan informasi berita terutama kepada kaum muda. Berdasarkan artikel yang diterbitkan oleh Kompasiana, Folkative berhasil membawa unsur digital kedalam medianya dengan memberikan informasi sesuai dengan target audiens, setiap posting-an instagram yang di unggah oleh @folkative selalu memiliki ciri khasnya sendiri serta selalu diberikan secara konsisten kepada followers-nya.

(Sumber:https://www.kompasiana.com/devirianiatikasari/61a707b5259d5c38331e8f a3/3-rahasia-di-balik-suksesnya-instagram-folkative,diakses pada 18 Januari 2022 pukul 16.06).

(11)

5 Gambar 1.3 Tampilan Akun Instagram @folkative

(Sumber: https://www.instagram.com/folkative/ diakses pada 16 Januari 2022, pukul 17.45)

@folkative tidak hanya menginformasikan hal-hal yang sedang terjadi di dalam negeri, mereka juga menginformasikan berbagai macam fenomena dan juga berita yang sedang terjadi di mancanegara. Dijelaskan pula oleh Kompasiana, bahwa

@folkative merupakan sebuah media yang mampu mengembangkan karakteristik dari media baru yaitu dengan adanya Interactivity, Network, Hypertextual, Virtual dan Digital pada setiap konten yang mereka berikan kepada khalayak.

(Sumber:https://www.kompasiana.com/michaelfigun320/61ba0b413991aa0429350c 22/analisis-dan-evaluasi-akun-instagram-folkative. diakses pada 24 Maret 2022). Hal ini yang menjadikan instagram @folkative menarik untuk diteliti lebih luas karena tiap unggahan diberikan bersifat up to date, faktual, kekinian dan juga simpel (Fadhlan &

K. Y.S. Putri, 2019: 2). Selaras dengan hasil penelitian Indonesia Digital Association (IDA) dikutip dari brilio.net bahwa konten yang terlihat ringan atau simpel dan konten yang menarik merupakan kegemaran anak muda dalam pencarian berita. (Sumber:

https://www.brilio.net/news/hiburan-dan-berita-ringan-paling-banyak-dibaca-anak- muda-indonesia-1603167.html diakses pada 21 Maret 2022 pukul 15.30).

Portal berita online The Guardian menjelaskan bahwa pengguna instagram dunia di dominasi oleh generasi muda terutama generasi Z, yang mana dalam penggunaannya instagram digunakan sebagai media untuk mencari berita dan sudah menjadi suatu kebiasaan layaknya membaca koran di pagi hari seperti yang dilakukan

(12)

6 oleh generasi sebelumnya. Hal ini menjadi sebuah perubahan kebiasaan yang baru, bahwa generasi z mencari dan mendapatkan berita melalui media sosial instagram.

(Sumber: https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2020/jul/27/instagram-news- source-social-media diakses pada 7 Februari 2022). Generasi Z merupakan generasi pasca millenial, dengan rentang kelahiran tahun 1995-2012. Individu yang lahir pada era ini disebut juga sebagai penduduk asli digital karena sejak usia dini mereka telah terpapar telefon genggam serta internet (Fuad Zis et al., 2021: 70).

Gambar 1.4 Pilihan Media Sosial Berdasarkan Asal Generasi

(Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/05/16/instagram- media-sosial-favorit-generasi-z diakses pada 8 Februari 2022)

Berdasarkan gambar 1.2 merupakan grafik data yang diperoleh dari hasil survei yang dilakukan kepada 180 ribu responden pengguna internet yang tersebar di 47 negara oleh Global Web Index (GWI) pada 2021 lalu, menunjukkan bahwa instagram menjadi platform media sosial yang digemari oleh generasi Z. Data menjelaskan bahwa 24% responden generasi Z mengaku menyukai instagram, sedangkan generasi X dan Millenial (Y) lebih menggemari Whatsapp, dan generasi baby boomers menggemari facebook. Hingga pada Februari 2022 dilansir oleh Napoleon Cat bahwa pengguna instagram di Indonesia sebanyak 101,7 juta pengguna yang di dominasi oleh generasi muda sebesar 37.1% dengan rentang usia antara 18-24 tahun, dimana rentang usia tersebut termasuk kedalam kategori usia pada generasi z (Sumber:

https://napoleoncat.com/stats/instagram-users-in-indonesia/2022/02/ diakses pada 1 Maret 2022). Banyaknya pengguna instagram di Indonesia, menunjukkan bahwa

(13)

7 kemudahan pertukaran informasi ke semua masyarakat dapat dilakukan dengan baik melalui instagram (Sarasak & Utami, 2021: 278).

Survei yang dilakukan oleh Maverick Indonesia tentang konsumsi berita yang dilakukan oleh generasi muda di Indonesia juga menunjukkan bahwa media sosial instagram menjadi sumber informasi berita favorit generasi muda, termasuk pula generasi Z yang mencari berita melalui media sosial instagram. (Sumber:

https://inet.detik.com/cyberlife/d-5297101/89-gen-y-dan-z-cari-berita-dari-

instagram-77-dari-youtube diakses pada 15 Februari, 2022 pukul 22.10). Instagram menjadi media yang dapat memenuhi kebutuhan generasi muda akan berita, serta mendapatkan informasi yang menarik dari segi visual, dan lebih efisien digunakan.

Tidak hanya dalam bentuk tulisan, melalui instagram berita dapat dinikmati dalam bentuk konten audio, video, atau melihat visualisasi yang bisa menyentuh sisi emosional penggunanya. Konsumsi berita yang dilakukan oleh individu dahulu berbeda dengan yang sekarang, dimana konsumsi berita dahulu masih bersifat satu arah (pasif). Namun dengan hadirnya media sosial, serta pemberitahuan tentang berita yang semakin canggih maka konsumsi berita yang dilakukan dapat menyebar dengan cepat, mudah dan menjadi tidak pasif (Poindexter, 2018: 67-68 dalam Immanuella Gabriela, 2020). Sehingga menjadi sebuah fenomena yang tumbuh lazim di kalangan generasi muda pada saat ini, bahwa media sosial instagram digunakan sebagai media untuk pencarian informasi berita. (Pittman & Reich, 2016: 155).

Dari semua fenomena yang telah peneliti jelaskan, peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Motif dan Penggunaan Media Sosial Instagram

@folkative Terhadap Konsumsi Berita (Survei Pada Generasi Z Followers Instagram Folkative Periode Maret – Juli 2022)”. Dapat diketahui bahwa motif merupakan sesuatu dorongan yang berasal dari individu, maka hubungannya dengan konsumsi berita ialah bagaimana adanya pengaruh motif-motif tertentu dari dalam diri individu terhadap berita yang akan dikonsumsi. Serta penelitian ini mengetahui seberapa besar pengaruh dari penggunaan media sosial instagram @folkative terhadap konsumsi berita, yang mana dari hasil penelitian dilakukan oleh (Gita, 2021) menjelaskan bahwa kebutuhan informasi mahasiswa terpenuhi melalui penggunaan instagram @folkative.

Sebagai online media platform yang memberikan berita kepada kaum muda, maka peneliti tertarik untuk membahas penggunaan media sosial instagram terhadap konsumsi berita terutama pada generasi z. Dalam hal ini peneliti memilih generasi Z

(14)

8 karena generasi ini merupakan generasi pasca millennial yang mana menurut laporan The Guardian bahwa generasi tersebut di kategorikan sebagai generasi yang mengkonsumsi berita melalui media sosial instagram terbesar. Peneliti menggunakan teori uses and gratification serta konsep konsumsi berita dikarenakan teori ini sesuai dalam mengidentifikasi penggunaan dan pemenuhan kebutuhan khalayak dalam mengkonsumsi berita pada media baru. Periode penelitian dilakukan dari bulan Maret – Juli tahun 2022 sesuai dengan populasi yang diambil yang merupakan followers instagram @folkative yang per bulan Maret 2022 berada pada angka 2,5 juta followers serta penelitian dilakukan hingga pada bulan Juli 2022.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diurai dan dipaparkan oleh peneliti, maka identifikasi masalah yang akan di angkat pada penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar pengaruh motif terhadap konsumsi berita generasi z?

2. Seberapa besar pengaruh dari penggunaan media sosial instagram @folkative terhadap konsumsi berita generasi z?

3. Seberapa besar pengaruh motif dan penggunaan media sosial instagram

@folkative terhadap konsumsi berita generasi z?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh motif terhadap konsumsi berita generasi Z.

2. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial instagram @folkative terhadap konsumsi berita generasi Z.

3. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari motif dan penggunaan media sosial instagram @folkative terhadap konsumsi berita generasi Z.

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya, terutama mengenai pengaruh motif dan penggunaan media sosial instagram terhadap konsumsi berita generasi z.

(15)

9 1.5.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini dapat mengetahui dan menambah wawasan mengenai seberapa besar pengaruh motif dan penggunaan media sosial instagram terhadap konsumsi berita generasi z, sehingga berguna bagi para pengguna instagram khususnya followers instagram @folkative yang dapat menerima dan memahami informasi berita yang didapatkan, terutama pada generasi Z followers instagram @folkative.

1.6 Waktu dan Periode

Tabel 1.1 Tahapan dan Waktu Penelitian No Tahapan

Penelitian Okt Nov Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli 1 Menentukan

topik penelitian, pencarian objek, dan menentukan judul

penelitian 2 Penyusunan

Proposal Penelitian BAB I - III 3 Pendaftaran

Desk Evaluation 4 Penyebaran

Kuesioner kepada responden followers akun

(16)

10 Instagram

@folkative 5 Pengolahan

dan proses analisis data 6 Menganalisis

dan

penyusunan BAB IV 7 Penyusunan

BAB V (kesimpulan serta hasil penelitian) 8 Pendaftaran

sidang skripsi 9 Pelaksanaan

sidang skripsi

(Sumber: Olahan Peneliti, 2022)

(17)

11 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Teori Uses and Gratification

Penelitian ini menggunakan teori kepuasan dan penggunaan (uses and gratification) yang di populeri oleh Kartz, Blumler dan Guveritch pada tahun 1974.

Didalam buku Kartz dan Blumer yang berjudul The Uses on Mass Communication:

Current Perpectives on Gratification Research, teori uses and gratification menjelaskan bahwa dalam mengggunakan suatu media, pengguna nya memainkan peran aktif dalam memilih dan menggunakan media. Dalam memenuhi kebutuhannya, para pengguna juga berusaha untuk upaya pencarian sumber media yang terbaik. Maka, teori ini mengasumsikan bahwa pengguna media memiliki banyak pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya (Nurudin, 2017). Penelitian ini menggunakan teori Uses and Gratification sebagai teori untuk mengetahui adanya pengaruh. Teori ini berusaha untuk memahami mengapa dan bagaimana khalayak secara aktif mencari konten di berbagai media untuk memenuhi kebutuhanyya. Teori ini juga membantu untuk memahami tentang pertukaran informasi, serta mengetahui apa yang memotivasi pengguna untuk berbagi informasi melalui media sosial (Corrada et al., 2020: 298). Menurut (Morissan, 2013, p. 192) teori ini mengajukan gagasan bahwa perbedaan individu menyebabkan khalayak mencari, menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda yang disebabkan berbagai faktor psikologis yang berbeda di antara individu audiensi. Menurut (Nurudin, 2017: 193) melalui teori ini dapat diketahui interaksi khalayak dengan media melalui pemanfaatan media oleh orang tersebut (uses) dan kepuasan yang diperoleh (gratification). Menurut Katz, Blumler, dan Guveritch berpendapat bahwa pengguna media dalam teori uses and gratification memiliki lima asumsi dasar (Morissan, 2013: 509-512) di antaranya:

1. Khalayak yang berperan aktif dalam penggunaan media dan memiliki tujuan dalam menggunakannya. Dimana khalayak dipandang sebagai partisipan aktif dalam proses komunikasi dan berorientasi pada tujuannya masing-masing.

2. Inisiatif dengan berbagai pilihan media tertentu untuk menghubungkan kebutuhan akan kepuasan khalayak. Asumsi ini berhubungan dengan kebutuhan terhadap kepuasan yang dikaitkan oleh pilihan media dari individu khalayak.

(18)

12 3. Media berkompetisi dengan sumber kebutuhan lain. Dengan berbagai macam media yang ada, media bersaing satu sama lain sebagai bentuk komunikasi dalam hal pilihan, perhatian sebagai penggunaan untuk pemenuhan informasi.

4. Khalayak memiliki kesadaran diri yang cukup akan penggunaan media mereka, minat, motif, sehingga dapat memberikan gambaran yang akurat. Yang mana khalayak menentukan pilihan secara sadar terhadap media yang akan digunakan.

5. Keputusan pada nilai mengenai bagaimana khalayak menghubungkan kebutuhannya dengan media atau isi tertentu seharusnya ditunda.

Anteseden

 Variabel Individual

 Variabel Lingkungan

Motif

 Personal

 Diversi

 Personal Identity

Penggunan Media

 Hubungan

 Macam Isi

 Hubungan dengan isi

Efek

 Kepuasan

 Pengetahuan

 Kepuasan

(Sumber: Rakhmat dan Ibrahim 2016: 121)

Melalui gambar 2.1 yaitu model uses and gratification, peneliti bisa menemukan hubungan antar variabel yang akan diukur pada penelitian, yang mana pada penelitian ini peneliti menggunakan motif dan penggunaan media. Dalam buku Metode Penelitian Komunikasi (Rakhmat dan Ibrahim 2016:121). Katz, Blumler, Guveritch, Greenberg menjelaskan bahwa anteseden yang meliputi variabel individual terdiri atas data demografis (usia, jenis kelamin, faktor psikologis komunikan) dan variabel lingkungan terdiri atas organisasi, struktur sosial, dan sistem sosial. Selanjutnya terdapat motif yang menurut operasionalisasi Blumler (1980: 209) terdapat tiga opersionalisasi motif yaitu kognitif (kebutuhan bukan informasi atau eksplorasi realitas, diversi (kebutuhan akan hiburan), dan personal identity (menggunakan isi media untuk menonjolkan sesuatu yang ada pada kehidupan pengguna). Pengguna media pada orientasi ini terdiri dari jumlah waktu, isi media, dan hubungan antara pengguna dan isi media secara keseluruhan. Dan terakhir adalah efek yang dioperasikan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan.

Gambar 2.1 Model Uses and Gratification

(19)

13 Peneliti menggunakan model dari uses and gratification ini untuk mengukur seberapa besar adanya pengaruh motif dan penggunaan media, media yang digunakan pada penelitian ialah media sosial instagram. Prinsip dasar dari teori uses and gratification yang digunakan dalam penelitian ini ialah khalayak mencari cara untuk memenuhi kebutuhan mereka yang mengarah pada kepuasan terbesar (Lariscy et al., 2011 dalam Whiting & Williams, 2013: 362)

2.1.2 Motif

Motif dapat diartikan sebagai dorongan, hasrat, serta keinginan dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri individu untuk melakukan sesuatu. Sedangkan kekuatan yang mengarahkan dari motif disebut dengan motivasi (Rezi, 2018).

Hubungan antara motif dan motivasi yang berkaitan erat dimana motif mengarah kepada dorongan atau hasrat untuk mencapai tujuan, sedangkan motivasi sebagai penunjang dari motif yang dimiliki oleh individu untuk mencapai tujuannya tersebut.

Menurut (Liani & Nofha Rina, 2020: 66) setiap individu memiliki motif yang ada di dalam dirinya, baik tingkah laku yang langsung secara sadar ataupun tingkah laku secara tidak sadar. Motif yang hadir pada individu digolongkan menjadi dua, yaitu motif mendasar dan motif psikologis. Dalam hal penelitian ini ialah motif psikologis yang berkaitan dengan mendapatkan hal kebutuhan yang bersifat sosial dari khalayak (Ningrum & Prihantoro 2020: 60).

Dalam memenuhi motifnya tersebut, maka khalayak individu cenderung menggunakan media untuk tercapainya tujuan dari motif untuk berinteraksi (Rakhmat, 1998: 203 dalam Baffi, 2018). McQuail (dalam Rakhmat dan Ibrahim, 2016:120-121) yang dijelaskan oleh Ayunani (2019:18) contoh dari kategori motif diantaranya:

1. Informasi: khalayak berusaha untuk mencari segala informasi yang dibutuhkannya.

ketika menggunakan media khalayak harus selektif dan aktif dalam rangka memuaskan kebutuhan akan informasi serta menambah ilmu pengetahuan. Motif ini berkaitan kondisi dan peristiwa lingkungan sekitar, serta untuk memenuhi keingin tahuan khalayak.

2. Personal Identity: kebutuhan khalayak dalam menggunakan media menimbulkan sesuatu yang ada pada kehidupan dan kondisi khalayak. Seperti contoh, seorang individu dapat menemukan nilai pribadi dari dalam dirinya atau juga motif ini berhubungan untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi.

(20)

14 3. Hubungan personal: motif ini menciptakan interaksi sosial atau membangun dengan orang lain. Contohnya ialah khalayak dapat menemukan bahan pembicaraan dan bentuk empati sosial melalui penggunaan media.

4. Hiburan: motif ini digunakan untuk mendapatkan hiburan dari pengaksesan media yang digunakan. Khalayak mengisi waktu luang, melepaskan diri dari permasalahan untuk menggunakan suau media.

Keempat motif diatas yang kemudian mendasari khalayak dalam mengoperasikan atau mendorong seseorang berperilaku dan melakukan sebuah tindakan. Jika dikaitkan dengan konsumsi media, dapat diartikan segala alasan dari dalam diri khalayak menyebabkan khalayak tersebut menggunakan media dan mempunyai tujuan dalam menggunakan media tersebut (Hardianti, 2017: 18).

2.1.3 New Media

New media ialah sebuah teknologi informasi komunikasi dan konteks-konteks sosial serta memiliki infrastruktur yang terdiri dari tiga komponen, yaitu alat yang digunakan untuk berkomunikasi, aktivitas di mana orang terlibat untuk berkomunikasi atau membagikan informasi dan pengaturan sosial atau bentuk-bentuk organisasional yang berkembang melalui alat-alat dan aktivitas tersebut (Lievrouw dan Livingstone, 2006 dalam Humaizi, 2018: 50). Media baru diyakini sebagai media yang terkini dan bersifat cepat untuk menyampaikan sebuah informasi (Nia & Loisa, 2019).

Terdapat lima kategori utama new media menurut (McQuail, 2011: 156-157) yang dibedakan berdasarkan jenis penggunaan, konten, dan konteks, yaitu:

1. Media komunikasi antarpribadi (interpersonal communication media) menggunakaan telepon yang seiring waktu semakin mobile dan juga e-mail (surat elektronik) yang umum nya untuk pekerjaan namun semakin lama menjadi personal. Dimana konten yang bersifat pribadi dan mudah dihapus serta hubungan yang diciptakan lebih penting dari informasi yang disampaikan.

2. Media permainan interaktif (interactive play media) media yang menggunakan realitas virtual, terutama pada komputer dan juga video game.

3. Media pencarian informasi (information search media) salah satu yang paling luas jangkauannya dan penting. Salah satu bentuknya yaitu internet atau WWW, dianggap sebagai sumber data yang aksesbilitasnya belum ada sebelumnya. Selain internet, pencarian informasi melalui mobile (telepon) juga dilakukan.

(21)

15 4. Media partisipasi kolektif (collective participatory media) dimana situs jejaring

sosial termasuk pada kelompok ini.

5. Substitusi media penyiaran (substitution of broadcasting media) media baru memudahkan untuk mengetahui segala jenis informasi sehingga didapatkan oleh pengguna melalui siaran atau metode penyebaran lain yang serupa dari seluruh dunia. Pada kategori ini dengan menggunakan teknologi pengguna dapat bertemu secara tatap muka melalui internet.

New media memiliki beberapa karakteristik menurut (Martin Liester dkk 2009:

13-14, dalam Lutia & Mayangsari 2019) yaitu:

a. Interaktif

Pada karakteristik ini memungkinkan khalayak berinteraksi satu sama lain dan memungkinkan khalayk untuk terlibat dalam perubahan gambar, teks yang mereka akses

b. Network

Network atau jaringan adalah karakteristik yang berkaitan dengan ketersediaan konten yang ada dan membagikannya melalui internet

c. Hiperteks

Hiperteks yang berarti teks yang dapat menghub `1ungkan teks lain diluar teks yang ada. Tidak seperti pada media lama teks yang ada secara berurutan, pengguna dapat mulai untuk membaca teks dari mana pun yang mereka inginkan.

d. Virtual

Karakteristik dari virtual terkait dari upaya dalam mewujudkan dunia virtual yang tercipta dari keterlibatan dalam lingkungan yang dibangun dengan grafis komputer dan video digital

e. Digital

Pada media baru, data diproses dan tersimpan dalam bentuk angka dan hasil outputnya berbentuk digital. Adanya dampak dari digitalisasi media yaitu teks yang terpisah dari

f. Simulasi

Seperti halnya virtual, simulasi terkait dengan penciptaan dunia buatan yang dilakukan dengan model tertentu.

(22)

16 2.1.4 Media Sosial

Media sosial yang juga merupakan salah satu bagian dari new media, dimana menurut Van Dijk, 2013 dalam (Nasrullah, 2015:11) “media sosial merupakan sebuah platform media yang memfasilitasi penggunanya dalam beraktivitas atau berkolaborasi yang berfokus pada eksistensi penggunanya”. Media sosial memberikan berbagai macam informasi berbentuk gambar, video, streaming, cerita, pesan, d.l.l yang dapat memenuhi kebutuhan khayalak (Hussain et al., 2020: 79). Sementara menurut Solis, (2010:37) “Social Media is the democratization of information, transforming people from content readers into publishers. It is the shift from a broadcast mechanis, one-to-many, to a many-to.” Yang dapat diartikan bahwa media sosial ialah demokratisasi atau kebebasan dalam informasi yang mengubah orang- orang dari sekedar pembaca konten menjadi penerbit (pengunggah) konten, ini merupakan pergeseran dari mekanisme penyiaran dari satu ke yang lainnya. Seiring dengan berkembangnya zaman, media sosial memiliki definisi yang dinamis atau berubah-ubah. Sehingga dari beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa media sosial ialah sarana media online yang dapat menghubungkan aktivitas sejumlah orang untuk membagikan informasi, ide serta merespons hal yang dilakukan.

Karakteristik media sosial menurut (Nasrullah,2015:16-33) diantaranya ialah:

1. Jaringan (Network)

Media sosial terbangun dari struktur sosial yang terbentuk dalam jaringan atau internet, yang memiliki karakter jaringan sosial antar penggunanya.

2. Informasi (Information)

Informasi menjadi sebuah komoditas di media sosial yang dikonsumsi oleh penggunanya. Para pengguna mendapatkan informasi yang diperoleh dan dibuat oleh sesama pengguna media sosial.

3. Arsip (Archive)

Arsip menjelaskan bahwa sebuah informasi tersimpan dan dapat diakses kapan pun serta melalui perangkat apa pun kembali oleh pengguna media sosial.

4. Interaksi (Interactivity)

Interaksi yang dimaksud dalam media sosial adalah interaksi yang dilakukan oleh pengguna media sosial dengan perangkat teknologi

5. Simulasi Sosial (simulation of society)

(23)

17 Media sosial memiliki karakter sebagai medium berlangsungnnya masyarakat di dunia virtual. Sehingga pada saat berinteraksi dengan pengguna lain di media sosial, khalayak pengguna terkadang melibatkan keterbukaan identitas diri dan mengarah bagaimana khalayak mengkonstruksi pribadinya di dunia virtual.

6. Konten Oleh Pengguna (User Generated Content)

Konten di media sosial yang di sebarkan oleh pengguna atau pemilik akun sepenuhnya miliknya dan berdasarkan kontribusi pengguna.

7. Penyebaran (Sharing)

Ciri dari adanya media sosial yaitu pengguna menyebarkan konten dan menunjukkan bahwa khalayak pengguna tersebut aktif dalam menggunakan media sosial.

2.1.5 Instagram

Instagram merupakan sebuah media platform yang dapat mengunggah foto dan video kepada khayalak yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi yang dibutuhkan. (Kocak et al., 2020: 625). Instagram dapat diakses melalui Android, Windows, dan juga iOS. Instagram yang berasal dari kata “Instan” dan “gram” yang bisa menampilkan foto secara langsung seperti tampilan polaroid, “gram” yang berasal dari kata telegram, yang mana telegram sebagai media yang berbagi informasi secara cepat. Instagram menjadi media sosial yang banyak digunakan oleh khalayak karena kemudahan serta kecepatannya untuk membagikannya dan mengkomunikasikan kepada pengguna nya melalui gambar sehingga dapat memahami pesan kepada satu dan lainnya. Atmoko (2012: 8). Menurut Bambang Dwi Atmoko (2012) pengguna instagram memiliki fitur-fitur yang dapat digunakan, diantaranya ialah:

a. Home Page

Tampilan utama di instagram yang menampilkan unggahan terbaru berupa foto atau video yang pengguna ikuti. Dengan cara “scroll” keatas atau kebawah sehingga pengguna instagram dapat melihat dengan leluasa.

b. Profil

Profil merupakan tampilan pengguna yang terdapat foto, video serta mengetahui informasi yang ada pada pengguna lain dan juga diri sendiri. Pada profil kita bisa mengetahui jumlah followers dan following.

(24)

18 c. Explore

Fitur ini menampilkan foto atau video yang paling popular dan banyak disukai sehingga pengguna dapat mengeksplorasi lebih banyak.

d. Likes

Seperti media sosial pada umumnya, instagram juga memiliki fitur likes dimana pengguna dapat menyukai foto atau video yang diunggah oleh pengguna instagram.

e. Komentar

Kolom komentar yang ada membuat pengguna instagram dapat menuliskan kesan pesan mengenai unggahan yang dilihat.

f. Caption

Kalimat-kalimat atau kata yang ingin ditulis oleh pengguna instagram ketika mengunggah foto maupun video pada instagramnya disebut dengan caption. Pada caption pengguna lain juga dapat melihat dan mengetahui informasi yang disampaikan.

g. Follow

Dalam Bahasa Indonesia follow artinya mengikuti. Seseorang yang menggunakan instagram yang mengikuti suatu akun disebut juga dengan followers, dan juga istilah following adalah seseorang yang diikuti.

h. Hashtag

Simbol tagar (#) atau hashtag digunakan untuk memudahkan pengguna mencari serta mengelompokkan suatu topik. Sehingga pengguna dengan mudah menemukan hasil yang sesuai dengan pencarian yang menggunakan hashtag.

i. Mention

Mention bisa dilakukan dengan menyebutkan nama pengguna akun instagram melalui symbol (@) pada kolom komentar, caption, atau pada unggahan yang ingin di upload, sehingga bisa menandai akun instagram pengguna lainnya.

j. Direct Message

Fitur pesan yang ada di instagram ini digunakan oleh pengguna untuk mengirimkan pesan ke sesame pengguna instagram.

(25)

19 k. Instagram Story

Fitur dari instagram yang menampilkan fitur stories. Fitur ini dugunkanan untuk mempermudah pengguna membagikan ceritanya dalam bentuk potrair baik berupa foto atau video

2.1.6 Penggunaan Media Sosial Instagram

Pola penyebaran pesan dalam media sosial yang cenderung bebas berrmaksud untuk segera diketahui oleh khalayak tujuan dari penggunaan dari media sosial (E. H.

Susanto, 2016). Leiner et al., 2018 dalam Corrada et al., 2020 juga menjelaskan bahwa studi tentang penggunaan media sosial dianalisis dari perspektif kebutuhan pengguna dan gratifikasi yang dihasilkan oleh media. Menurut Chris Heuer dalam (Solis, 2010:

263) bahwa terdapat 4C dari penggunaan media sosial, dalam hal ini penggunaan media sosial instagram (Kinanti & Putri, 2017) diantaranya:

1. Context: “How we frame our stories” yaitu bagaimana media sosial tersebut dalam hal ini adalah instagram @folkative membentuk sebuah informasi (pesan) kepada khalayak dengan memperhatikan isi dari pesan yang akan disampaikan.

2. Communication: “The practice of sharing our sharing story as well as listening, responding, and growing” di definiskan sebagai praktek dalam mengkomunikasikan sebuah informasi dengan merespons, mendengarkan, serta membagikannya kepada khalayak agar pesan dapat tersampaikan dengan baik.

3. Collaboration: “Working together to make things better and more efficient and effective” yaitu kerjasama yang dilakukan antara pemberi informasi dengan khalayak pengguna untuk membuat hal lebih baik, efisien dan efektif.

4. Connection: “The relationship we forge and maintain” ialah bagaimana hubungan yang terjalin antara pemberi informasi yang dalam hal ini adalah akun instagram

@folkative dengan khalayak pengguna media. Hal ini bisa dilakukan dengan sesuatu yang bersifat berkelanjutan sehingga khalayak pengguna merasa dekat dekat dengan pemberi informasi.

Penggunaan media sosial ialah sebuah hal yang penting ketika menyampaikan pesan yang dilakukan oleh media kepada khalayak karena pada setiap poin penggunaan media sosial memiliki peran yang penting dalam sebuah proses penyampaian informasi, terutama informasi yang disampaikan oleh media sosial

(26)

20 instagram @folkative. Sehingga penelitian ini menggunakan indikator dari Penggunaan Media Sosial menurut Chris Heuer dalam Solis, 2010: 263.

2.1.7 Konsumsi Berita

Kajian konsumsi berita ialah kajian media dalam wilayah khalayak atau audiens. Khalayak disini merupakan kumpulan penerima isi komunikasi yang termasuk dalam bagian siklus proses komunikasi. Dalam hal ini, konsep konsumsi sebagai salah satu elemen dalam proses komunikasi yang digunakan Hall (1992) mengkritik tentang model komunikasi linier yaitu sender-message-reciever. Konsumsi yang dimaksud oleh Hall adalah tahapan komunikan melalui proses menerima dan memahami (decoding) terhadap pesan yang di produksi (encoded) oleh komunikator.

Konsumsi berita dalam konteks Hall ialah bagaimana komunikan memberi pemaknaan dalam berita yang disampaikan (Rusadi, 2014: 175). Konsumsi berita pada platform konvensional (surat kabar, radio, dan televisi) berbeda dengan mengkonsumsi berita dengan menggunakan plaform berbasis internet. Konsumsi berita yang menjadi aspek sentral kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat pada saat ini ialah melalui platform berbasis internet, dengan menggunakan handphone ataupun komputer yang mengarah kepada penggunaan media baru dengan menghadirkan berbagai macam bentuk berita secara online, e-paper, dan juga media digital (Rusadi, 2014: 175 dalam Immanuela Gloria 2020: 55).

Dalam kajian konsumsi berita menurut (Suciska & Gunawibawa, 2020: 250) berkaitan dengan cara khalayak untuk memilih dan mengkonsumsi berbagai macam jenis atau tipe konten berita yang dianggap dapat memuaskan kebutuhan sosial mereka.

Khalayak media disebut berperan aktif dalam pencarian suatu berita, dimana menurut Katz dalam (Yuan, 2011: 1001) keterkaitan antara berita dan penjelasan tentang khalayak aktif maka konsumsi berita yang dimaksud adalah gambaran yang mencerminkan sebuah kebiasaan khalayak dengan menggunakan ragam jenis media untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam bentuk berita. Media sosial menjadi media yang tinggi diminati oleh khalayak untuk mendapatkan berita. Ketika mengkonsumsi berita, aktivitas yang dilakukan oleh pengguna media sosial dibagi dengan berbagai cara, salah satunya yaitu pengguna mencari bagian-bagian berita yang akan dikonsumsi (Raharjo, 2021: 327).

(27)

21 (Pentina & Tarafdar, 2014: 214) menjelaskan bahwa pada saat khalayak mengkonsumsi suatu berita di media sosial, khalayak memiliki beberapa karakteristik yang menonjol. Pertama ialah banyaknya informasi yang terpapar oleh khalayak, kedua yaitu melonjaknya sumber yang menyediakan berita dalam bentuk gambar, video, siaran, teks, maupun melalui mode cetak yang dapat diakses kapan saja dan bisa dilakukan dimana saja. Ketiga, khalayak menerima informasi yang secara bersamaan dari berbagai macam sumber yang berbeda-beda. Oleh karena itu, hal tersebut memungkinkan terjadinya situasi dimana terlalu banyak berita berdatangan yang menyebabkan potensi berlebihnya informasi dan pengambilan keputusan dalam mengambil keputusan yang kurang optimal pada setiap berita yang hadir pada khalayak.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lou et al, 2021 mengenai konsumsi berita pada media sosial telegram mengidentifikasi bahwa adanya motivasi informasi dan sosialisasi sebagai faktor penting yang mengarah pada konsumsi berita khalayak di berbagai platform media. Selain itu, efisiensi juga membentuk konsumsi berita. Dengan demikian Lou et al., 2021 mengungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukan pada media sosial, bahwa khalayak dihadapi dengan beberapa faktor yang memotivasi pengguna untuk mengkonsumsi berita yang dijadikan sebagai indikator dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Socialization: “users consume news on the platform to meet their socialization needs” Khalayak individu yang mengkonsumi berita dari sebuah media menggunakan informasi berita yang didapatkan tersebut untuk bersosialisasi dengan pengguna lainnya. Lou menjelaskan bahwa banyak pengguna media menggunakan informasi terkait berita untuk memulai atau

2. Information-driven news consumption: “information motivation in the context of mobile use is defined as people’s need for information” Dalam mengkonsumsi sebuah berita, khalayak memperoleh berita yang bersifat umum (general) yaitu rasa ingin tahu tentang apa yang sedang dibicarakan masyarakat saat ini dan juga informasi berita yang berkaitan dengan pekerjaan untuk mengoptimalkan lajur kerja mereka secara professional.

3. Efficiency: “users increased desire to consume news with the least time and effort required”. Efisiensi dalam mengkonsumsi berita mengacu pada peningkatan keinginan pengguna untuk mengkonsumsi berita yaitu dengan sedikit waktu yang

(28)

22 dimiliki dan upaya mengakses yang dilakukan. Untuk lebih meningkatkan efisiensi, maka pengguna lebih memilih platform yang memberi mereka kemudahan dalam mengakses berita (effortless acces news). Kenyamanan (convenience) mengacu tentang bagaimana kebutuhan informasi dengan mudah dipuaskan melalui rangkuman berita yang singkat dan tepat. Khalayak seringkali dihadapi dengan berbagai macam berita yang didapatkan dari berbagai macam sumber, sehingga khalayak ditekan untuk mencari efisiensi untuk memproses informasi berita (information overload).

Dari ketiga indikator yang menjelaskan motivasi seseorang megkonsumsi berita yang digunakan sebagai dimensi untuk mengetahui dari khalayak individu dalam mengkonsumsi berita. (Lou, 2021) menjelaskan bahwa dari hasil penelitiannya dapat digunakan untuk penelitian lanjutan mengenai konsumsi berita yang dilakukan oleh khalayak pengguna media.

2.1.8 Generasi Z

Teori tentang perbedaan generasi dipopulerkan Neil Howe dan William Strauss pada tahun 1991, mereka membagi generasi berdasarkan kesamaan rentang waktu kelahiran dan kesamaan kejadian-kejadian historis (Budiati et al., 2018). Dari berbagai macam generasi yang ada pada saat ini, generasi yang merupakan penduduk asli di era digital adalah generasi Z. Generasi Z merupakan generasi pasca milenial dengan rentang kelahiran antara tahun 1995 – 2012. Mereka tumbuh dengan dunia digital serta menghabiskan waktu luang untuk mengeksplorasi web (Francis & Hoefel, 2018 dalam Fuad Zis et al., 2021). Generasi Z di Indonesia menurut (Irfan, 2018: 38) memiliki beberapa karakteristik diantaranya berpikir terbuka, menyukai bentuk konten yang kekinian, mengikuti perubahan sosial dan senang untuk berkompromi atau bersosialisasi. Generasi ini merupakan generasi yang banyak berhubungan dengan dunia maya, dan bisa dibilang generasi yang telah akrab serta mengenal teknologi sejak lama yang secara tidak langsung dapat berpengaruh dengan kepribadian mereka.

Generasi Z memiliki karakteristik yang berbeda dengan generasi sebelumnya menurut (Wijoyo et al., 2020) yaitu :

1. Fasih teknologi, generasi z merupakan generasi digital yang tech savvy, web savvy, appfriendly generation. Orang – orang yang berada pada generasi ini mahir akan

(29)

23 teknologi informasi, mereka bisa mengakses dengan mudah dan cepat informasi yang mereka butuhkan untuk kepentingan sehari-hari mereka.

2. Sosial, generasi z intens berinterkasi melalui media sosial kepada seluruh khalayak.

Mereka intens untuk berinterkasi dengan sesama teman sebaya dan juga mengekspresikan apa yang mereka rasakan.

3. Ekspresif, generasi ini juga cenderung toleran dengan perbedaan kultur dan peduli dengan kejadian di lingkungan sekitar.

4. Multitasking, yang mana terbiasa dengan berbagai macam aktivitas di satu waktu yang bersamaan. Seperti membaca, berbicara, mendengarkan musik, menonton, pada waktu yang bersamaan serta menginginkan hal yang dikerjakan

5. Cepat berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya, dan senang untuk berbagi kepada khalayak banyak.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang diolah peneliti memaparkan dan merangkum sebanyak 12 karya ilmiah dari penelitian-penelitian terdahulu diantaranya ialah skripsi, jurnal nasional dan jurnal internasional.

Tabel 2.1 Skripsi Terdahulu Skripsi Terdahulu 1

Judul Pengaruh Penggunaan Akun Instagram Folkative Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara

Nama Peneliti Monica Dwi Gita

Tahun 2021

Sumber https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/447 87

Variabel Variabel X: Penggunaan Akun Instagram Folkative Variabel Y: Pemenuhan Kebutuhan Informasi Mahasiswa FISIP USU

Variabel Z: Karakteristik Responden

(30)

24 Teknik Analisis Metode Penelitian kuantitatif dengan

menggunakan metode korelasional. Teknis analisis datanya yaitu analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hipotesis.

Hasil Penelitian Angka signifikasi penelitian menunjukkan nilai 0,000 yang berarti nilai < 0,05 yaitu. Sehinga Ha diterima yang berarti adanya pengaruh penggunaan instagram Folkative dengan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan variabel X, Y, dan Z.

Sedangkan penelitian selanjutnya menggunakan dua Variabel X dan variabel Y untuk diteliti. Selain itu indikator penggunaa media pada penelitian ini berbeda dengan yang akan diteliti yaitu penggunaan media menurut Chris Heuer 4C (Context, Communication, Colaboration dan Connection). Variabel Y pada penelitian yang akan dilakukan adalah Konsumsi berita

Skripsi Terdahulu 2

Judul Pengaruh Motif dan Penggunaan Instastory

Terhadap Perilaku Komunikasi di Kota Jakarta

Nama Peneliti Diantami Ayunani

Tahun 2019

Sumber https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/home/ca talog/id/155908/slug/pengaruh-motif-dan-

penggunaan-instastory-terhadap-perilaku- komunikasi-remaja-kota-jakarta.html

Variabel Variabel X1: Motif

Variabel X2: Pengunaan Instastory Variabel Y: Perilaku Komunikasi

(31)

25 Teknik Analisis Metode penelitian deskripstif kausal dengan

analisis regresi linier berganda, koefisien korelasi, uji asumsi klasik.

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh antara motif terhadap perilaku komunikasi sebesar 60,68%, pengaruh penggunaan instagram story terhadap perilaku komunikasi sebesar 41,7% dan pengaruh secara simultan antara motif dan penggunaan instastory terhadap perilaku komunikasi kota Jakarta sebesar 66,91%.

Perbedaan Variabel X2 pada penelitian ini menggunakan Penggunaan Instastory dimana penelitian yang akan dilakukan X2 nya adalah penggunaan dari media sosial instagram. Variabel Y penelitian ini menggunakan perilaku komunikasi, dimana variabel Y penelitian selanjutnya konsumsi berita Skripsi Terdahulu 3

Judul Pengaruh Penggunaan Fitur Swipe Up Instagram Stories Detikcom Terhadap Konsumsi Berita Generasi Milenial.

Nama Peneliti Eny Immanuella Gloria

Tahun 2020

Sumber https://kc.umn.ac.id/13399/

Variabel Variabel X: Penggunaan Fitur Swipe Up Instagram Stories

Variabel Y: Konsumsi Berita

Teknik Analisis Uji korelasi, uji regresi linier sederhana, uji hipotesis

Hasil Penelitian Hasil analisis menunjukkan bahwa fitur swipe up instagram stories detikcom terhadap konsumsi berita generasi milenial memiliki penerimaan fitur swipe up yang tinggi tetapi terdapat pengaruh yang rendah. Hal itu dikarenakan pada penelitian tidak

(32)

26 meneliti mengenai beberapa faktor yang tidak diteliti mengenai konsumsi berita

Perbedaan Perbedaanya adalah penelitian ini mengetahui pengaruh fitur swipe up instagram stories

Skripsi Terdahulu 4

Judul Pengaruh Penggunaan Instagram Terhadap Literasi Media Sosial Pada Generasi Z

Nama Peneliti Muhammad Yusuf Irfan

Tahun 2018

Sumber https://kc.umn.ac.id/5138/

Variabel Variabel X: Penggunaan Media Sosial

Variabel Y: Literasi Media Sosial

Teknik Analisis Penelitian ini menggunakan teori media effect.

Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu uji normalitas, uji korelasi, uji regresi linier sederhana Hasil Penelitian Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan adanya

pengaruh penggunaan instagram terhadap literasi media sosial generasi Z di Kota Tangerang, Perbedaan Perbedaan pada penelitian ini menggunakan teori

media effect untuk mengetahui penggunaan media sosial instagram, sedangkan penelitian selanjutnya menggunakan teori uses and gratification untuk mengetahui pengaruh motif dan penggunaan media sosial instagram.

(Sumber: Olahan Peneliti, 2022) Tabel 2.2 Jurnal Nasional Terdahulu

Jurnal Nasional 1

Judul Pengaruh Media Sosial Instagram @Zapcoid

Terhadap Brand Equity Zap Clinic

Nama Peneliti Syafira Putri Kinanti, Berlian Primadani Satria Putri

Tahun 2017

(33)

27 Sumber https://journal.untar.ac.id/index.php/komunikasi/ar

ticle/view/164

Variabel Variabel X: Media Sosial Instagram Variabel Y: Brand Equity

Teknik Analisis Penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian explanatory research. Teknik analisis data yang digunakan ialah analisis deskriptif, uji asumsi klasik meliputi uji normalitas dan heteroksdastistas, regresi linier sederhana, koefisien determinasi dan uji hipotesis (t)

Hasil Penelitian Hasil penelitian mengungkapkan bahwa media sosial instagram @zapcoid berpengaruh signifikan terhadap brand equity ZAP Clinic dengan kontribusi sebeas 62,1% dan sisanya kontribusi lain yang tidak disebutkan dalam penelitian.

Perbedaan Perbedaan penelitian ialah variabel Y dan jenis penelitian yang akan digunakan selanjutnya adalah penelitian kuantitatif deskriptif.

Jurnal Nasional 2

Judul Pola Konsumsi Berita pada Kelompok Khalayak Digital di Kota Bandar Lampung

Nama Peneliti Wulan Suciska, Eka Yuda Gunawibawa

Tahun 2020

Sumber https://ojs.uajy.ac.id/index.php/jik/article/view/24 84

Variabel Variabel X: Pola Konsumsi Berita

Variabel Y: Kelompok khalayak

Teknik Analisis Analisis data dilakukan dengan cara memasukkan data penelitia ke tabel tunggal dan tabel silang dengan rumus persentase.

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunnjukkan bahwa kelompok khalayak digital natives dan digital immigrants

(34)

28 menyukai teknologi digital dan internet untuk mengonsumsi berita.

Perbedaan Pola konsumsi berita di penelitian ini berkisar pada faktor seputar isi berita yang diakses, cara, dan waktu mengakses berita oleh khalayak. Sedangkan konsumsi berita yang akan dibahas adalah bagaimana konsumsi berita dipengaruhi oleh motif dan penggunaan media sosial instagram

Jurnal Nasional 3

Judul Pengaruh Motif dan Intensitas Penggunaan Media

Online Mangaku.web.id Terhadap Kepuasan Himpunan Mangaka Pekanbaru

Nama Peneliti Muhammad Raevanoe Baffi

Tahun 2018

Sumber https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/

view/18216/17594

Variabel Variabel X: Motif

Variabel Y: Intensitas Penggunaan Media Variabel Z: Kepuasan Penggunaan Media

Teknik Analisis Penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksplanatif dan analisis jalur.

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media online mangaku.web.id terhadap kepuasan penggunaan media online mangaku.web.id didapatkan pengaruh total 17%, dimana responden yang merupakan anggota Hikaru (pembuat komik/manga) memiliki berbagai macam motif dalam mengakses mangaku.web.id untuk memenhi berbagai kebutuhannya

Perbedaan Perbedan dengan penelitian yang akan dilakukan ialah penelitian ingin mengetahui motif dan penggunaan media sosial instgaram @folkative Jurnal Nasional 4

(35)

29 Judul Konsumsi Berita Insidental di Media Sosial pada

Generasi Dewasa

Nama Peneliti Era Realita dan Usman Setiadi

Tahun 2022

Sumber https://www.jurnalrisetkomunikasi.org/index.php/j rk/article/view/437/110

Teknik Analisis Kualitatif

Hasil Penelitian Penelitian ini menghasilkan adanya kehadiran berita insidental pada akun media sosial instagram yang disadari oleh penggunanya, pengguna yang mendapatkan berita secara insidental tidak peduli pada asal usul berita, selama konten berita menarik maka dapat dikatakan bahwa berita tersebut menjadi jalan pintas yang efektif untuk medapatkan berita.

Perbedaan Penelitian ini membahas dari adanya minat pengguna media sosial terhadap keberadaan berita insidental di akun media sosial individu tersebut.

Sedangkan penelitian selanjutnya dilakukan untuk mengetahui motif dari pengguna media sosial yang mencari berita dari media sosial instagram

(Sumber: Olahan Peneliti, 2022) Tabel 2.3 Jurnal Internasional Terdahulu

Jurnal Internasional 1

Judul The Gratifications in The Experience of The Use of Social Media and it’s Impact on The Purchase and Repurchase of Product Services

Nama Peneliti Maria Santosa Corrada, Jose A. Flecha dan Evelyn Lopez

Tahun 2020

Sumber https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1 108/EBR-12-2017-0236/full/html

(36)

30

Variabel Variabel X: Penggunaan Media Sosial

Variabel Y: Kepuasan Pembelian

Teknik Analisis Metode penelitian kuantitatif, data dianalisis dengan teknik parsial.

Hasil Penelitian Hasil dari penelitian mencerminkan bagaimana penggunaan media berdampak pada pencarian informasi dan komunikasi dengan perusahaan.

Data juga menunjukkan bagaimana komunikasi dengan perusahaan berdampak pada pembelian serta pembelian ulang produk dan jasa. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa gratifikasi yang diterima pengguna media sosial berpengaruh pada kepuasan dengan penggunanya.

Perbedaan Perbedaan dengan penelitian selanjutnya ialah penelitian ini mengetahui pengaruh dari penggunaan media sosial terhadap kepuasan pembelian sedangkan yang akan diteliti pengaruh penggunaan instagram terhadap konsumsi berita.

Jurnal Internasional 2

Judul What Drives Instagram Usage? Use Motives and Personality Traits

Nama Peneliti Esra Kocak V, Aslihan Nasir, dan Hande B. Turker

Tahun 2019

Sumber https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1 108/OIR-08-2019-0260/full/html

Variabel Variabel X: Pengguna Instagram

Variabel Y: Motif dan Personality Traits

Teknik Analisis Penelitian dilakukan melalui metode kuantitatif dengan menggunakan nonprobability sampling.

Hasil Penelitian Hasil dari penelitian mengungkapkan bahwa pengguna instagram diklasifikasikan berdasarkan motif penggunaannya yaitu bergairah, berjarak serta ciri-ciri kepribadian pengguna instagram

(37)

31 Perbedaan Penelitian ini bertujuan mengupas motif utama

dalam menggunakan instagram secara garis besar dengan mengidentifikasi tiga segmen pengguna yang berbeda dan mengeksplorasi apakah ciri kepribadian mempengaruhi aktivitas penggunaan instagram.

Jurnal Internasional 3

Judul When Motivations Meet Affordances: News

Consumption on Telegram

Nama Peneliti Lou, Chen

Jr, Edson C Tandoc Hong, Li Xuan Yuan, Xiang Xin, Wan Gya, Ngiag

Tahun 2021

Sumber https://www.researchgate.net/publication/3505062 14_When_Motivations_Meet_Affordances_News _Consumption_on_Telegram

Teknik Analisis Kualitatif

Hasil Penelitian Penelitian ini menghasilkan bagaimana konsumsi berita berkembang terutama bagi kaum muda yang semakin banyak dalam mengkonsumsi berita.

Selain itu juga, penelitian ini menghasilkan indikator dari konsumsi berita yang akan digunakan sebagai literatur di penelitian selanjutnya.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sedangkan yang akan dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskripstif yang mana menjelaskan motif dan penggunaan media sosial instagram terhadap konsumsi berita.

Jurnal Internasional 4

Judul Profiling News Consumption on Social Media

(38)

32 Nama Peneliti Agustinus Eko Raharjo

Tahun 2021

Sumber https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/jkp/articl e/view/3794

Teknik Analisis Survei online untuk mengumpulkan data responden yang disebar. Sampel penelitian sebanyak 736 orang, yaitu orang-orang yang menggunakan media sosial sebagai pencarian informasi berita yang tersebar di berbagai macam daerah di Indonesia.

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial untuk mencari informasi berita yang paling disukai adalah berita tentang hiburan dan berita sosial budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial yang digunakan untuk mendapatkan informasi berita diantaranya ada instagram, whatsapp, dan facebook.

Perbedaan Penelitian selanjutnya dilakukan untuk mengetahui penggunaan media sosial instagram terhadap konsumsi berita, tidak hanya media sosial secara garis besar.

(Sumber: Olahan Peneliti 2022)

(39)

33 2.3 Kerangka Pemikiran

Motif (X1):

Informasi Hiburan Personal Identity Hubungan Personal McQuail (dalam Rakhmat dan Ibrahim, 2016:120- 121)

Penggunaan Media Sosial Instagram (X2):

Context Communication

Collaboration Connection Chris Heuer (dalam Solis

2010: 263)

Konsumsi Berita (Y) Socialization Information-driven news

consumption Efficiency (Lou et al., 2021) Fenomena:

Bentuk pencarian informasi berita generasi Z melalui media sosial instagram.

Instagram @folkative

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Sumber: Olahan Peneliti, 2022

Teori Uses and Gratification

(40)

34 Kerangka pemikiran pada penelitian ini berangkat dari fenomena yang terjadi sehingga menggambarkan dua variabel bebas atau variabel X, yaitu Motif menurut McQuail (dalam Rakhmat dan Ibrahim, 2016:120-121) sebagai X1. Selanjutnya X2

pada penelitian ini adalah penggunaan media sosial menurut Chris Heuer (dalam Solis 2010:263). yaitu Context, Communication, Collaboration, dan Connection. Variabel terikat atau variabel Y pada penelitian ini adalah konsumsi berita menurut (Lou et al., 2021) yaitu Socialization, Information driven news consumption, dan Efficiency.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut (Sudaryana, 2018:31) ialah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan jawaban sementara karena jawaban baru didasarkan pada teori yang relevan, belum pada fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan rumusan atau identifikasi masalah yang diteliti, identifikasi masalah pada penelitian ini ialah peneliti inigin mengetahui bagaimana pengaruh akun instagram @folkative. Variabel X1 yaitu “Motif”, Variabel X2

“Penggunaan Media Sosial Instagram” dan Variabel Y “Konsumsi Berita”. Sehingga hipotesis dari penelitian ini dapat diperoleh sebagai berikut:

a. H1: Adanya pengaruh yang signifikan antara motif terhadap konsumsi berita generasi Z secara parsial.

H0: Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara motif terhadap konsumsi berita generasi Z secara parsial.

b. H2: Adanya pengaruh yang siginifikan antara penggunaan media sosial instagram

@folkative terhadap konsumsi berita generasi Z secara parsial

H0: Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara penggunaan media sosial instagram @folkative terhadap konsumsi berita generasi Z secara parsial.

c. Ha: Adanya pengaruh yang signifikan antara motif dan penggunaan media sosial instagram @folkative terhadap konsumsi berita generasi Z secara simultan.

H0: Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara motif dan penggunaan media sosial instagram @folkative terhadap konsumsi berita generasi Z secara simultan.

(41)

35 2.5 Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti memaparkan adanya batasan ruang lingkup untuk tercapainya tujuan penelitian berupa variabel, objek, dan teori:

1. Variabel pada penelitian ini menggunakan variabel independen (X) dan variabel dependen (Y)

2. Subjek penelitian yang diambil adalah followers yang termasuk kedalam generasi Z dari media sosial instagram @folkative.

3. Objek penelitian adalah media sosial instagram @folkative

4. Teori pada penelitian ini menggunakan teori uses and gratification yang dipopulerkan oleh Katz, Blumer, Guveritch

(42)

36 BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008:14) penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitiain yang berlandaskan filsafat positivisme, yang mana filsafat positivisme memandang suatu gejala yang diklasifikasikan relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti suatu populasi atau sampel tertentu, yang mana pada umumnya teknik pengambilan data dilakukan secara acak dengan menggunakan instrument penelitian, analisis data, yang mana data berupa angka-angka yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Paradigma penelitian positivisme digunakan karena penelitian ini terkait dengan fokus dari penelitian untuk mencari hubungan antar variabel. Sehingga pada penelitian ini untuk mengetahui motif dan penggunaan media sosial instagram folkative terhadap konsumsi berita, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif melalui pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang terkumpul apa adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau secara generalisasi (Sugiyono, 2017:147).

Metode survei digunakan sebagai metode penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan data (Suryadi, et al., 2019:255).

3.2 Operasional Variabel 3.2.1 Operasionalisasi Variabel

Secara teoritis variabel dapat diartikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang memiliki “variasi” antara satu dengan yang lainnya (Hatch dan Farhady, 1981 dalam Sugiyono, 2011:38). Dimana variabel penelitian digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada dari identifikasi masalah penelitian. Oleh sebab itu, variabel operasional pada penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu dua variabel independen (X1) yaitu Motif menurut McQuail (dalam Rakhmat dan Jalaluddin, 2016:

120-12) selanjutnya variabel X2 pada penelitian ini adalah penggunaan media sosial instagram menurut Chris Heuer dalam Solis yaitu Context, Communication, Collaboration, dan Connection. Variabel Y menurut Lou, et al., 2021 yaitu Socialization, Information driven news consumption, dan Efficiency.

(43)

37 Tabel 3.1 Variabel Operasional

Variabel Dimensi Pernyataan No.

Item Skala Variabel

Independen (X1)

Motif Menurut McQuail (dalam

Rakhmat dan Ibrahim, 2016:120-121)

Informasi Instagram @folkative menjadi akun instagram yang pertama saya lihat ketika ingin mencari keterbaruan informasi

1 Likert

@folkative membuat saya mengetahui berbagai macam informasi yang terjadi di lingkungan sekitar

2 Likert

Ketika saya melihat informasi dari

@folkative, saya mendapatkan wawasan informasi terbaru yang belum pernah saya ketahui sebelumnya

3 Likert

Personal Identity Saya berinisiatif untuk melihat unggahan

@folkative dari diri sendiri

4 Likert

Unggahan instagram

@folkative bisa menjadi sumber inspirasi untuk diri saya

5 Likert

Saya merasa unggahan instagram @folkative sesuai dengan yang diinginkan

6 Likert

(44)

38 Hubungan

Personal

Menurut saya unggahan yang ada di instagram

@folkative bisa menjadi bahan perbincangan bersama teman

7 Likert

Melalui instagram

@folkative saya

berempati ketika terdapat informasi berita mengenai bencana atau musibah

8 Likert

Saya berinteraksi dengan followers lain, dengan cara berkomentar di salah satu unggahan instagram

@folkative

9 Likert

Hiburan Saya melihat unggahan instagram @folkative ketika sedang bersantai

10 Likert

Saya melihat unggahan

@folkative untuk menghilangkan penat

11 Likert

Saya terhibur ketika melihat unggahan konten yang diberikan oleh

@folkative

12 Likert

Variabel Independen

(X2)

Penggunaan Media Sosial

Instagram

Context Saya memahami bahasa yang digunakan pada caption unggahan instagram @folkative

13 Likert

Menurut saya visual dari konten instagram

@folkative terlihat simpel

14 Likert

Referensi

Dokumen terkait

Guru membimbing siswa membentuk kelompok belajar. Setiap kelompok beranggota 4 orang. Guru menyampaikana tugas siswa. Guru meminta siswa bekerja sama dalam kelompok

[r]

Berdasarkan analisis data di atas dapat diketahui bahwa pewarna alternatif umbi bit (Berta vulgaris L) dapat mewarnai jaringan preparat otot rangka burung merpati

Tabel 5.12 : Frekuensi responden memerhatikan Duta Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali 2019 menguasai informasi yang disampaikan terkait fasilitas Bandar Udara

Memfasilitasi penguatan partisipasi pemerintah komunitas dan kelembagaan masyarakat komunitas serta masyarakat dalam proses kebijakan publik lokal dalam kaitannya dengan

Pada makalah ini akan diuji performansi dari CSMA 802.15.4 dengan TMAC dengan parameter rasio konsumsi baterai terhadap nilai goodput.. Selain itu konsumsi baterai dari CSMA

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 30 Peraturan Bupati Kebumen Nomor 27 Tahun 2021 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang berasal dari

Pada kedua kelompok umur ini, data panjang badan dan indeks kepala tidak menunjukkan adanya per- bedaan, akan tetapi untuk variabel tinggi gumba pada kelompok umur yang pertama