• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ϭ





BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan (Malik, 2008). Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara, dan berfungsi sebagai estetik, sehingga penting untuk menjaga kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut. (Ramadhan, 2010). Dalam kenyataannya tidak ada satu orang pun yang selama hidupnya bebas dari penyakit rongga mulut, baik itu dalam bentuk karies gigi, implamasi gusi, penyakit periodontal, kehilangan atau mal oklusi gigi, dan lain-lain. (Putri dkk, 2010).

Status kesehatan gigi dan mulut pada umumnya dinyatakan dalam prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal. Penyakit karies gigi dan penyakit periodontal hampir dialami seluruh masyarakat di dunia. Untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal ini karies gigi digunakan nilai DMF-T (Decay Missing Filled Teeth) dan untuk penyakit periodontal menggunakan nilai OHI-S. (Notohartojo, 2013)

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang mengumpulkan data kesehatan gigi secara komprehensif meliputi indikator status kesehatan gigi, indikator jangkauan pelayanan dan prilaku kesehatan



ϭ

(2)

Ϯ



gigi, melalui wawancara maupun pemeriksaan gigi dan mulut dengan jumlah sampel keseluruhan 1.027.763 responden. Wawancara dilakukan terhadap responden semua umur. Pertanyaan prilaku ditanyakan kepada kelompok umur ≥ 10 tahun. Pemeriksaan gigi dan mulut dilakukan pada kelompok umur

≥ 12 tahun. Persentase penduduk yang bermasalah gigi dan mulut di indonesia yaitu 25,9%, sedangkan pada usia 10-14 tahun yaitu 25,2%

( Kemenkes, 2013 )

Berdasarkan teori Bloom, status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor, salah satu diantarannya adalah lingkungan, baik lingkungan fisik (sarana pelayanan kesehatan) maupun lingkungan sosial budaya (tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan pendapatan). seperti halnya pendidikan kesehatan, konsep pendidikan kesehatan gigi merupakan penerapan dari konsep pendidikan dan konsep sehat. Bertitik tolak dari kedua konsep tersebut, maka pendidikan kesehatan gigi adalah suatu proses belajar yang di tunjukan kepada individu atau kelompok untuk mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut yang setinggi-tingginya (Herijulianti,2002)

Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut adalah Pelayanan asuhan yang terencana, diikuti dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan di bidang promotif, preventif, dan kuratif sederhana untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal pada individu, kelompok, dan masyarakat. (Permenkes No. 20. 2016)

(3)

ϯ



Salah satu program kesehatan pada sekolah dasar adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang di tunjukan untuk memelihara, dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang di tunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta didik) yang memerlukan upaya kesehatan gigi dan mulut ( Kemenkes RI, 2012 ).

Untuk menjamin program ini terlaksana, sebaiknya bekerja sama dengan lintas terkait serta bekerja sama dengan orang tua dan guru. Penggunaan sistem sekolah telah terbukti di seluruh dunia dapat menghasilkan perbaikan yang bermakna terhadap indikator outcome kesehatan dengan biaya yang sangat rendah. Program ini dapat diimplementasikan hampir di setiap sekolah bahkan pada sekolah dengan keadaan sumber daya yang sangat kurang. Cara ini bukan merupakan program baru melainkan suatu konsep yang dapat mendukung dan memperkuat implementasi nyata dari kebijakan-kebijakan serta program-program kesehatan sekolah yang telah ada di indonesia.

(Kemenkes RI. 2012).

Hasil Survei awal yang dilakukan dengan cara wawancara terhadap wali kelas SDN Marthadinata kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, Sekolah ini belum memiliki fasilitas Pelayanan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), dan SD tersebut belum pernah di kunjungi oleh tenaga kesehatan gigi. Hal tersebut yang membuat Penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran status kesehatan gigi dan mulut kelas V SDN Marthadinata 1 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. Peneliti memilih

(4)

ϰ



kelas V karena pada usia tersebut (10-12 tahun) anak lebih mudah diajak berkomunikasi dan diperkirakan semua gigi indeks telah erupsi.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Gambaran status kesehatan gigi dan mulut kelas V SDN Marthadinata 1 kecamatan Majalaya kabupaten Bandung?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Gambaran status kesehatan gigi dan mulut kelas V SDN Marthadinata 1 kecamatan Majalaya kabupaten Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya angka kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) kelas V SDN Marthadinata 1 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

b. Diketahuinya Prevalensi Gingivitis Kelas V SDN Marthadinata 1 Kecamaatan Majalaya Kabupaten Bandung.

c. Diketahuinya Prevalensi Karies aktif kelas V SDN Marthadinata 1 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung

d. Diketahuinya indeks pengalaman karies Kelas V SDN Marthadinata 1 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik

a. Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi terkait gambaran status kesehatan gigi dan mulut kelas V SDN Marthadinata 1 kecamatan Majalaya kabupaten Bandung

(5)

ϱ



b. Hasil pemelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Manfaat penelitian ini bagi peneliti selanjutnya sebagai dasar penelitian, sedangkan bagi penulis adalah untuk menambah pengetahuan, pengalaman, terutama mengenai gambaran status kesehatan gigi dan mulut kelas V SDN Marthadinata 1 kecamatan Majalaya kabupaten Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melewati tahapan pertama dilanjutkan dengan tahapan selanjutnya yakni tahapan searching atau pencarian bahan-bahan atau referensi yang berkaitan dengan permasalahan

Bagian Kedua Belas Kesehatan Gigi dan Mulut Pasal 93 (1) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

sedangkan tahap kedua ditujukan untuk memaksimumkan pembentukan produk melalui pembatasan nutrisi induktif dengan pengumpanan sumber karbon berlebih

Fungsi utama dari Gedung Apresiasi adalah sebagai gedung pameran karya seni rupa modern dan kontemporer, pada area pameran ini juga dapat terjadi kegiatan jual-beli

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah adalah suatu dari program Usaha Kesehatan Sekolah, yang melakanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut terhadap murid SD dalam waktu