SKRIPSI
Oleh
ASTRI RAMADHYANI NIM. 141000013
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh
ASTRI RAMADHYANI NIM. 141000013
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
ii TIM PENGUJI SKRIPSI
Ketua : dr. Fauzi, S.K.M.
Anggota : 1. dr. Rusmalawaty, M.Kes.
2. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, S.K.M, M.P.H.
iii
Implementasi Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat Tahun 2018” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Medan, Januari 2019
Astri Ramadhyani
iv
terutama anak-anak adalah karies gigi. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Langkat Tahun 2017 jumlah anak SD yang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebesar 260 SD/MI (32,2%). Ini disebabkan rendahnya keinginan anak serta perhatian orangtua untuk melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut. Program UKGS adalah bentuk kegiatan pencegahan serta pengobatan untuk mengurangi masalah kesehatan gigi dan mulut pada murid Sekolah Dasar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi program UKGS di wilayah kerja Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat 2018. Jenis peneitian adalah penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam terhadap 12 informan yang terdiri dari kepala puskesmas, tenaga UKGS puskesmas, guru/walikelas SD, orangtua dan murid SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Input yaitu tenaga pelaksana UKGS hanya dilakukan oleh petugas puskesmas saja, untuk di sekolah tidak ada petugas pelaksana UKGS.
Sarana dan prasarana kurang memadai, dana diperoleh dari BOK sangat terbatas dari Dinas Kesehatan. Proses seluruh kegiatan program UKGS yang dilaksanakan hanya pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut serta penyuluhan. Untuk tindakan pelayanan medik gigi dasar tidak dapat dilaksanakan disekolah. Kegiatan sikat gigi massal dan pembinaan/pelatihan untuk guru disekolah tidak pernah dilaksanakan, mengenai pencatatan dan pelaporan program UKGS belum terkoordinir dengan baik. Sehingga Output yang dihasilkan mengenai cakupan rujukan murid SD tidak mencapai target yang diharapkan (80%) pencapaian di kategorikan kurang baik sebesar 30,00%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program UKGS di Puskesmas Tangkahan Durian dinyatakan belum maksimal. Maka diharapkan kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat, untuk melengkapi sarana dan parasarana sehingga dapat mendukung pelaksanaan UKGS. Diharapkan bagi pihak puskesmas, pihak sekolah, meningkatkan hubungan kerja sama yang baik, mempunyai komitmen, serta mampu meningkatkan pelaksananaan dari setiap kegiatan program UKGS di wilayah Puskesmas Tangkahan Durian.
Kata kunci: Analisis, implementasi, UKGS
v
children, are dental caries. Based on the Langkat District Health Profile in 2017 the number of elementary school children who received dental and oral health services was 260 SD / MI (32.2%). This is to the low desire of children and the attention of parents to take care of dental and oral health. The UKGS program is a form of prevention and treatment activities to reduce dental and oral health problems in elementary school students. This study aims to determine how the UKGS program is implemented in the working area of Tangkahan Durian Community Health Center, West Brandan 2018. The type of research is qualitative research with in-depth interviews with 12 informants consisting of heads of community health centers, UKGS staff health centers, elementary school teachers, parents and students Elementary school. The results of the study showed that the input of UKGS administrators was only carried out by the puskesmas officers. There were no UKGS implementation officers at school. Inadequate facilities and infrastructure, funds obtained from BOK are very limited from the Health Office. The process of all UKGS program activities carried out is only dental and oral health checks and counseling. For basic medical services, dental services cannot be implemented at school. Mass toothbrush activities and coaching / training for school teachers have never been carried out, regarding the recording and reporting of the UKGS program has not been well coordinated. So that the output generated regarding the referral coverage of elementary students does not reach the expected target (80%) the achievement is categorized as not as good as 30.00%. Ased on the results of the study it can be concluded that the UKGS program at Tangkahan Durian Community Health Center was declared to be not maximal. Then it is expected to the head of the Langkat District Health Office, to complete the facilities and infrastructure so that they can support the implementation of the UKGS. It is expected that the health center, the school, improve good working relationships, have commitment, and be able to improve the implementation of each UKGS program activity in the Tangkahan Durian Health Center area.
Keywords: Analysis, implementation, UKGS
vi
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Implementasi Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat Tahun 2018”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes., selaku Ketua Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
4. dr. Fauzi, S.K.M., Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, masukan dan arahan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi.
5. dr. Rusmalawaty, M.Kes., selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.
vii
7. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan.
8. Seluruh dosen beserta staff pegawai Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
9. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat dan seluruh staff yang telah membantu penelitian penulis.
10. Zufrizal, S.K.M., selaku Kepala Puskesmas Tangkahan Durian dan seluruh pegawai puskesmas yang telah membantu dan memberikan arahan kepada penulis selama proses penelitian.
11. Reni Armianti A.Md.Kep., dan Irwaniaty S.Pd, yang telah membantu , memberikan saran, serta dukungan kepada peneliti.
12. Teristimewa untuk orang tua (Irwansyah S.Pd dan Sri Handayani) yang telah memberikan kasih sayang yang begitu besar dan kesabaran dalam mendidik dan memberi dukungan kepada penulis.
13. Terkhusus untuk saudara dan saudari (Asniati, Asminarti, Sulaiman, Sofia Izmi, dan Arini Rizky Putri Nasution) yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
14. Untuk seluruh teman-teman seperjuangan semasa di perkuliahan dan juga di peminatan AKK, yang selalu membantu, memberi dukungan kepada penulis.
viii
penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Medan, Januari 2019
Astri Ramadhyani
ix
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xiv
Daftar Istilah xv
Riwayat Hidup xvi
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 7
Tujuan penelitian 7
Manfaat Penelitian 7
Tinjauan Pustaka 9
Pengertian Puskesmas 9
Fungsi dan Kedudukan Puskesmas 9
Tujuan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 9
Penyelenggaraan Kesehatan Gigi dan Mulut 10
Tugas Tenaga Kesehatan Gigi di Puskesmas 11
Pelayanan Medik Gigi Dasar 11
Pelayanan Kesehatan Gigi Anak Usia Sekolah 12
Pengertian Usaha Kesehatan Gigi Sekolah 12
Sejarah usaha kesehatan gigi sekolah 13
Tujuan usaha kesehatan gigi sekolah 14
Sasaran usaha kesehatan gigi sekolah 14
Manfaat usaha kesehatan gigi sekolah 14
Ruang lingkup usaha kesehatan gigi sekolah 15
Tahapan usaha kesehatan gigi sekolah 15
Cakupan program usaha kesehatan gigi sekolah 16
Petugas usaha kesehatan gigi sekolah 17
Tim pembina usaha kesehatan gigi sekolah 20
Sarana dan Prasarana 21
Biaya Operasional 21
Pencatatan dan Pelaporan 22
Evaluasi 22
x
Metode Penelitian 27
Jenis Penelitian 27
Lokasi dan Waktu Penelitian 27
Lokasi penelitian 27
Waktu penelitian 27
Subjek Penelitian 27
Definisi Konsep 28
Metode Pengumpulan Data 29
Metode Analisis Data 30
Hasil Penelitian dan Pembahasan 31
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 31
Letak geografis 31
Demografi 31
Sumber daya kesehatan 32
Sarana dan prasarana 33
Karakteristik Informan 34
Jumlah Sasaran Kegiatan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah 36 Input Analisis Implementasi Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
di Puskesmas Tangkahan Durian oleh Petugas Kesehatan
di Puskesmas 37
Masukan (input) 38
Keikutsertaan tenaga pelaksana usaha kesehatan gigi sekolah
di puskesmas 38
Ketersediaan sarana dan prasarana 40
Biaya operasional 44
Proses Analisis Implementasi Program Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah di Puskesmas Tangkahan Durian oleh Petugas Puskesmas 46
Proses 46
Frekuensi pelaksanaan kegiatan usaha kesehatan gigi sekolah 46
Pelaksanaan pelayanan medik dasar 49
Pelaksanaan rujukan tindakan perawatan kegiatan usaha
kesehatan gigi sekolah 51
Kendala dalam pelaksanaan kegiatan program usaha
kesehatan gigi sekolah 54
Pencatatan dan pelaporan kegiatan program usaha kesehatan
gigi sekolah 56
Evaluasi pelaksanaan program usaha kesehatan gigi sekolah 57 Input Analisis Implementasi Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
di Wilayah Kerja Puskesmas Tangkahan Durian oleh Petugas
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Sekolah 60
xi
Proses Analisis Implementasi Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tangkahan Durian oleh
Petugas Puskesmas di Sekolah 64
Proses 64
Frekuensi kunjungan petugas puskesmas di sekolah 64 Frekuensi pelaksanaan pembinaan/pelatihan di sekolah
oleh petugas puskesmas 67
Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut oleh
petugas puskesmas di sekolah 68
Pelaksanaan sikat gigi massal oleh petugas puskesmas di sekolah 69 Pelaksanaan penyuluhan oleh petugas puskesmas di sekolah 71 Pelaksanaan rujukan tindakan perawatan terhadap murid
sekolah oleh petugas puskesmas 72
Kendala dalam pelaksanaan kegiatan program usaha
kesehatan gigi sekolah di sekolah 76
Manfaat pelaksanaan kegiataan program usaha kesehatan
gigi sekolah di sekolah 77
Output ( Keluaran ) Implementasi Program Usaha Kesehatan
Gigi Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tangkahan Durian 79
Keluaran (output) 79
Keterbatasan penelitian 81
Kesimpulan dan Saran 82
Kesimpulan 82
Saran 83
Daftar Pustaka 86
Daftar Lampiran 89
xii
1 Distribusi Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat Tahun 2017 32 2 Data Sarana dan Prasarana Gedung Puskesmas Tangkahan
Durian Kecamatan Brandan Barat Tahun 2017 33
3 Karakteristik Informan 34
4 Distribusi Jumlah Siswa/i Sasaran Kegiatan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Puskesmas Tangkahan Durian
Kecamatan Brandan Barat Tahun 2017 36
xiii
1 Hubungan tiga komponen status kesehatan gigi anak 24
2 Kerangka berpikir 26
xiv
1 Pedoman Wawancara 89
2 Matriks Pernyataan Informan 96
3 Hubungan Input, Proses terhadap Output 114
4 Surat Permohonan Izin Penelitian 116
5 Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan 117
6 Surat Keterangan Selesai Penelitian 118
7 Dokumentasi Penelitian 119
xv Depkes Departemen Kesehatan
DMF-T Decayed, Missing, Filled-Teeth Kemenkes Kementerian Kesehatan
OHIS Oral Hygiene Index Simplified PDGI Persatuan Dokter Gigi Indonesia POA Planning Of Action
PKMD Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
SD Sekolah Dasar
SDM Sumber Daya Manusia SLB Sekolah Luar Biasa
SLTP/SLTA Sekolah Lanjut Tingkat Pertama/ Sekolah Lanjut Tingkat Atas UKGMD Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa
UKGS Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKS Usaha Kesehatan Sekolah UPTD Unit Pelaksana Teknis Daerah WHO World Health Organization
xvi
Pangkalan Brandan pada tanggal 20 Februari 1996. Penulis beragama Islam, anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Irwansyah S.Pd dan Ibu Sri Handayani.
Pendidikan formal dimulai di sekolah dasar di SDN 050750 Pangkalan Brandan Tahun 2002-2008. sekolah menengah pertama di SMP Swasta Muhammadiyah 11 Babalan Tahun 2008-2011, sekolah menengah atas di SMA Muhammadiyah 4 Babalan Tahun 2011-2014, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Medan, Januari 2019
Astri Ramadhyani
1 Pendahuluan
Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut adalah sesuatu masalah yang kerap terjadi dan kurang diperhatikan oleh beberapa orang. Sebagaimana kita ketahui gigi dan mulut, dapat membuat bersarangnya bakteri maka bisa menganggu kesehatan bagian tubuh yang lain. Penyakit pada gigi berlubang sering dikeluhkan oleh anak-anak dan orang dewasa jika diabaikan tentu mempengaruhi status dimana mereka mengalami rasa sakit, nyeri, cacat, kontaminasi berat, kendala mengunyah dan mendengkur juga memiliki resiko tinggi akan dirawat. Pada akhirnya kesempatan belajar disekolah menurun (Kemenkes, 2014).
Masalah gigi dan mulut sangat kerap dirasai oleh setiap orang ialah pembusukan atau kerusakan pada tulang gigi. Pembusukan atau kerusakan pada tulang gigi lebih dikenal masyarakat adalah gigi berongga. Pembusukan pada tulang atau gigi merupakan masalah dari selaput gigi yang diawali oleh terjadinya radang jejaring yang diawali pada tekstur gigi, akhirnya mengembang kesisi bagian tengah gigi. Ada sebagian aspek terbentuknya pembusukan atau kerusakan pada tulang gigi, antara lain ialah fruktosa, mikrob, dan air liur (Tarigan, 2014).
Bagi anak usia sekolah, kerusakan atau pembusukan pada tulang gigi adalah persoalan yang relevan bukan hanya menimbulkan rasa sakit, namun dapat menebarkan kontaminasi ke bagian tubuh lainnya serta berkurangnya inventivitas.
Dengan adanya masalah seperti ini maka kekerapan anak untuk hadir ke sekolah berkurang, menganggu konsentrasi belajar, mengurangi selera makan serta asupan gizi sehingga menimbulkan keganjalan dalam perkembangan tubuh. Hal yang
menyebabkan anak usia sekolah mengalami pembusukan ataupun kerusakan pada tulang gigi, dikarenakan pada anak-anak usia sekolah mereka selalu konsumsi bahan makan serta minuman yang manis dan tidak sehat.
Anak usia 6-12 tahun memerlukan perawatan lebih intensif karena saat usia tersebut terjadinya pergantian gigi dan tumbuhnya gigi baru. Untuk anak memasuki usia sekolah juga beresiko mengalami kerusakan atau pembusukan pada tulang gigi yang tinggi. Karena banyaknya berbagai jenis yang dijual di sekolah seperti makanan cepat saji dan minuman yang manis, serta kurang terjaga kebersihannya, sehingga mengancam kesehatan gigi anak. Maka dari itu peran ibu diperlukan untuk mengawasi pola jajan anaknya di sekolah dengan begitu anak dapat tercegah dari jajan sekolah yang tidak sehat (Kemenkes, 2012).
Menurut hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional Departemen Kesehatan RI, 2013 mengungkapkan situasi gigi dan mulut di Indonesia bahwa prevalensi rata-rata 25,9 % dari 250 juta jiwa mempunyai masalah pada gigi dan mulut. Sedangkan hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57,5 %. Untuk indikator Decay, Missing, and Filled Teeth sebagai penanda status kesehatan gigi, yaitu sebesar 4,6 %. Ini membuktikan bahwa meningkatnya keburukan gigi pada populasi di Indonesia ialah 460 gigi tiap 100 orang atau 4-5 buah gigi per orang.
Data Riskesdas Tahun 2018, juga menunjukan bahwa proporsi kasus kesehatan gigi dan mulut rentang usia 5 sampai 9 tahun mencapai 28,9% dan rentang usia 10 sampai 14 tahun mencapai 24,3% (Kemenkes, 2018).
Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2018, tedapat 956 Sekolah Dasar se-Kota Medan, tetapi beberapa Sekolah Dasar yang melakukan kegiatan sikatgigi masal dan mendapatkan bantuan untuk kesehatan gigi dan mulut berjumlah 585 SD/MI (67,4%). Masalah gigi di Sumut harus diperdulikan, karena indeks kerusakan dan pembusukan pada tulang gigi di Sumut memperoleh 3,43 maka pada umumnya penduduk Sumut mempunyai kerusakan atau pembusukan pada tulang gigi ialah empat gigi perorang.
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat Tahun 2018, menunjukkan jumlah Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Langkat ialah 808 unit.
Dengan murid Sekolah Dasar dan setingkat yang memperoleh pelayanan kesehatan gigi dan mulut hanya berjumlah 260 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (32,2%).
Peningkatan kualitas kesehatan gigi masyarakat dilakukan lewat penggunaan program upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas. Depkes mengupayakan kesehatan gigi dan mulut dengan tujuan merendahkan persoalan, tingkat penyakit gigi sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat dan sangat mendorong kualitas kesehatan gigi yang maksimal (Depkes, 2004).
Berdasarkan Undang-Undang nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan di pasal 93 mengenai pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakasankan untuk menjaga serta menaikkan mutu kesehatan masyarakat dalam sistem kenaikan kesehatan gigi, pencegahan dan pengobatan, serta perbaikan kesehatan gigi oleh pemerintah daerah dan dilakukan masyarakat secara terpadu, terintegrasi, dan berkesinambungan, dan pasal 94 dalam undang-undang kesehatan dijelaskan
pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan, tenaga, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu dan terjangkau oleh masyarakat.
Menurut Permenkes RI, No 75 Tahun 2014 tentang puskesmas dijelaskan Usaha Kesehatan Sekolah salah satu program yang terdiri didalamnya ialah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah dan program tersebut ialah program pengembangan.
Untuk meningkatkannya di sekolah, dilakukan secara berjenjang dengan cara adanya Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah pusat dan Tim pembimbing UKS daerah.
Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah bertujuan untuk menjaga dan upaya peningkatan terhadap kesehatan gigi dan mulut bagi seluruh peserta didik di sekolah yang dilakukan dengan cara pelayanan kesehatan perorangan meliputi pertolongan pertama dan penyembuhan ringan untuk mengurangi rasasakit gigi, melakukan pencabutan gigi sulung bagi yang memerlukan, serta meningkatkan kesehatan perorangan berupa upaya promotif dan preventif bagi peserta didik (Kemenkes, 2012).
Puskesmas Tangkahan Durian terletak di Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat, mempunyai 2 kelurahan dan 5 desa yaitu Kelurahan Tangkahan Durian, Kelurahan Pangkalan Batu, Desa Sei Tualang, Desa Lubuk Kertang, Desa Perlis dan Desa Kelantan . Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tangkahan Durian sebanyak 30.029 . Sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tangkahan Durian memiliki jumlah 18 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dengan seluruh murid 2.989 orang. Namun hanya beberapa unit
sekolah yang dikunjungi. Dalam kunjungan setahun yang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut hanya 8 unit sekolah dengan jumlah murid 367 orang.
Berdasarkan survei pendahuluan dengan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Tangkahan Durian pada tanggal 3 September 2018 dan mewawancarai salah satu petugas Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di puskesmas, mengatakan untuk pelaksanaan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ini dilakukan dengan bekerja sama antara lintas bidang (pendidikan), sehingga terlaksananya program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ini, sesuai dengan jadwal sekolah. Pelaksanaannya juga dilakukan bersamaan dengan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah. Untuk kunjungan dalam setahun hanya satu kali rata-rata dalam 1 bulan mencakup 2 SD, dan setiap sekolah hanya mendapat kunjungan sekali dalam waktu satu tahun. Tingkat keberhasilan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah dinilai masih rendah, akibat kurangnya kerjasama dengan petugas kesehatan yang belum maksimal melakukan pembinaan atau monitoring ke sekolah dasar tentang pelaksanaan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah.
Tenaga kesehatan yang bertugas melakukan kunjungan ke SD yaitu dokter gigi, perawat gigi yang di percaya sebagai kordinator lapangan, dan didampingi oleh guru/wali kelas di sekolah. Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah dilakukan terhadap seluruh murid kelas 1, jika masih ada tersisa waktu kegiatan juga dilakukan di kelas 2, 3, dan 4 SD, namun hanya beberapa murid saja. Adapun didalam kegiatan dilakukan seperti pemeriksaan gigi dan penyuluhan, sarana dan prasarana juga sangat terbatas, untuk fasilitas disekolah tidak memiliki ruang
khusus UKGS. Biaya operasional dalam program UKGS diperoleh dari BOK hanya untuk transportasi saja. Pelaksanan program UKGS dalam proses pelaksanaannya tidak maksimal karena dalam pelaksanaannya hanya melakukan screening (pemeriksaan) saja, tidak ada pembinaan/pelatihan guru dan dokter kecil, kepala sekolah juga tidak ada melakukan pembinaan di sekolah. Untuk laporan kegiatan program UKGS menjadi satu dengan kegiatan program UKS, pelaporan dilakukan setiap bulan dan dikirim sebelum tanggal 5 ke Dinas Kesehatan oleh penanggung jawab program , namun tidak ada feedback dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat yang diperoleh petugas program UKGS.
Salah satu kegiatan program UKGS masih ada yang belum terlaksana yaitu tidak ada lagi kegiatan sikat gigi massal, dikarenakan pihak puskesmas sendiri tidak menyediakan anggaran terkecuali adanya sponsor, selanjutnya untuk pembinaan/pelatihan UKGS terhadap guru di sekolah tidak ada. Pada saat pemeriksaan, jika ditemukan murid yang mengalami masalah pada giginya, petugas akan merujuk dan menyarankan ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan. Namun masih kurangnya keinginan anak dan orangtua untuk datang ke puskesmas.
Pelaksanaan program penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, Dinas Kesehatan berpendapat bahwa kegiatan ini perlu didukung dengan adanya sarana dan prasarana, sumber dana yang mencukupi sehingga pelaksanaan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah berjalan dengan sistematis dan menghasilkan keluaran yang mampu dan sesuai (Depkes RI, 2004). Hasil penelitian Sariyem pada Tahun 2011 mengenai analisis implementasi program
UKGS dalam pelayanan promotif dan preventif di puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang, bahwa pelaksanaan kegiatan program UKGS belum sepenuhnya bertanggung jawab dengan tugasnya, karena kurangnya ketersediaan tenaga serta belum semua puskesmas mempunyai sarana dan prasarana .
Berdasarkan deskripsi diatas, maka penulis berkeinginan untuk melaksanakan penelitian perihal Analisis Implementasi Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Tangkahan Durian Tahun 2018.
Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti akan membahas mengenai bagaimana Implementasi Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di wilayah Puskemsas Tangkahan Durian Tahun 2018.
Tujuan Penelitian
Tujuan mengenai penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana analisis implementasi program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Tangkahan Durian Tahun 2018.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari peneltian ini ialah:
1. Penelitian ini ditujukan kepada Instansi Kesehatan terpenting Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat dan Puskesmas Tangkahan Durian sebagai saran serta penilaian untuk strategi program UKGS diwilayah kerja Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat.
2. Kepada peneliti untuk medapatkan ilmu dan pengalaman serta keterampilan dalam melakukan penelitian tentang implementasi program UKGS diwilayah kerja Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat.
3. Penelitian ini diharapkan dapat di gunakan oleh pemegang program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah sebagai saran atau masukan, serta sebagai bahan informasi terhadap analisis implementasi program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah diwilayah kerja Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat.
9
Tinjauan Pustaka
Pengertian Puskesmas
Pengertian Puskesmas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan pada tingkat pertama dan mempunyai andil dalam sistem kesehatan, terkhusus untuk sistem bagian kesehatan dengan mengutamakan cara promotif dan juga cara preventif, tujuannya untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat dengan maksimal (Permenkes RI No. 75, 2014).
Fungsi dan Kedudukan Puskesmas
Fungsi dan kedudukan puskesmasialah terdapat 3 peran dari puskesmas, sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh permenkes yakni sebagai pusat yang berpendirian tentang kesehatan, untuk memberdayakan masyarkat pada bagian kesehatan dan sebagai pusat pelayanan kesehataan tingkat dasar.
Fungsi dari pelayanan kesehatan dapat dikelompokkan dengan upaya kesehatan individu seperti penyembuhan serta pemeliharaan kesehatan, dan upaya kesehatan masyarakat seperti promosi kesehatan dan juga penyehatan lingkungan.Mengenai ini telah ditetapkan oleh pemerintah kesehatan (Permenkes RI, No. 75. 2014).
Tujuan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Menurut Depkes (2000) terdapat dua tujuan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yaitu tujuan umum dan khusus. Adapun tujuan umum ialah meningkatnya kadar untuk kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Kemudian dari itu pemerintah telah memutuskan tingkat pencapaian di tahun 2015-2019 dengan tingginya
kualitas kesehatan gigi dan mulut serta keinginan masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan.
Untuk tujuan khusus bagi masyarakat ialah dengan menumbuhkan sikap, perilaku serta kemampuan masyarakat dalam melakukan pemeliharaan terhadap dirinya mengenai kesehatan gigi dan mulut,berkurangnya tingkat permasalahan pada gigi serta melakukan pencegahan, dan berkurang atau terhindarnya dari gangguan fungsi penguyahan karena kerusakan gigi dan mulut
Penyelengaraan Kesehatan Gigi dan Mulut
Penyelenggaraan Kesehatan Gigi dan Mulut adalah suatu upaya kesehatan dengan melakukan upaya penigkatan pencegahan serta pemulihan yang ditujukam terhadap semua golongan usia maupun jenis kelamin. Dalam pelaksanaan tersebut terdapat beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Adanya pembinaan kemampuan juga peran serta masyarakat dalam melakukan pemeliharan pada dirinya, melalui kegiatan masyarakat seperti melakukan pendekatan PKMD, dalam Program UKGMD.
2. Adanya pemeliharaan terhadap golongan yang rentan penyakit gigi dan mulut, diantaranya ialah anak sekolah melalui program (UKGS), terhadap golongan ibu hamil, ibu menyusui, dan terhadap anak yang berumur sebelum masuk usia sekolah dasar.
3. Di puskesmas adanya dilakukan tindakan pelayanan medik gigi dasar terhadap masyarakat yang datang untuk mencari pengobatan maupun yang dirujuk oleh BPG (Herijulianti, 2002).
Tugas Tenaga Kesehatan Gigi di Puskesmas
Tugas tenaga kesehatan gigi di puskesmas terbagi beberapa peran untuk tenaga kesehatan khusunya terkait tenaga kesehatan gigi di puskesmas yang meliputi:
1.Tugas dokter gigi yakni:
a. Melakukan pelayanan medik gigi umum dan khusus.
b. Menerima dan melakukan rujukan permasalahan gigi baik itu terkait kasus medik gigi dasar maupun spesialistik.
c. Mengatur, seluruh program kesehatan gigi yang ada di puskesmas.
d. Mengatur, dengan menjalankan perawat gigi dalam melakukan pelayanan asuhan.
e. Mampu bertanggung jawab terkait tentang laporan berupa catatan kegiatan tentang pelayanan kesehatan gigi diwilayah yang sedang dijalankan.
2.Tugas perawat gigi
a. Melakukan pelayanan kesehatan gigi dengan cara asuhan sistematik.
b. Melakukan persiapan untuk mengevaluasi program tentang pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut.
c. Mengatur, membimbing, serta melancarkan proses dalam bidang tersebut (Depkes, 2002).
Pelayanan Medik Gigi Dasar
Pelayanan medik gigi dasar ialahsistem rujukan medik serta kesehatan dan efektifitas sistem tersebut disesuaikan dengan kualitas pelayanan medik gigi dasar untuk semua rangkaian pelayanan kesehatan . Pelayanan medik gigi dasar
diantaranya terdiri dari: penyuluhan, pemeriksaan, pengobatan, emergensi dasar, dan rujukan. Adapun pelayanan yang diberikan di puskesmas ialah, pengobatan tumpatan pada gigi tetap dan gigi sulung, , pembersihan karang gigi, dan tindakan bedah ringan (Kemenkes, 2014).
Pelayanan Kesehatan Gigi Anak Usia Sekolah
Menurut Herjulianti dkk, (2002) ada dua jenis pelayanan kesehatan pada anak usia sekolah terdiri dari pelayanan di luar dan di dalam sekolah seperti dikemukakan oleh, yaitu:
1. Pelayanan yang dilakukan pada lingkungan luar sekolah dengan menggunakan jalur pramuka kesehatan keluarga bina. Peran tenaga dari puskesmas adalah sebagai instruktur untuk memberikan pelatihan serta bimbingan untuk keterampilan di bidang kesehatan terhadap pramuka penegak.
2. Pelayanan di dalam lingkungan sekolah
Untuk pelayanan di dalam sekolah ini dilakukan melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah yaitu:
a. Dimulai dari lingkungn SD, melalui tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 dari program UKGS.
b. Dalam lingkungan Sekolah dari SMP hingga SMA/SLTA.
c. Dan dil ingkungan Sekola Luar Biasa.
Pengertian Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
Pengertian usaha kesehatan gigi sekolah ialah suatu program untuk meningkatkan dan melindungi anak usia sekolah agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut, dengan melakukan upaya pencegahan kuratif bagi individu (murid
sekolah) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut (Kementrian kesehatan, 2012).
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah adalah suatu dari program Usaha Kesehatan Sekolah, yang melakanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut terhadap murid SD dalam waktu tertentu, dan UKGS merupakan suatu kegiatan pelayanan kesehatn gigi dan mulut dipuskesmas, dengan melakukannya di sekolah dan yang utama ialah Sekolah Dasar sebagai tempat melakukan dan memberikan pelayanan gigi dan mulut yang dilakukan diluar gedung puskesmas (Depkes RI, 2000). Kegiatan UKGS ini mempunyai sasaran di lingkungan Sekolah Dasar yaitu terhadap seluruh anak yang memasuki usia sekolah atau sekita usia (6-14 tahun).
Sejarah usaha kesehatan gigi sekolah. Sejarah usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS), diawali dari pemerintah yang telah menetapkan program UKGS sejak Tahun 1951, dan menetapkan sasaran terhadap murid SD yang berada di umur 6-14 tahun, asas dari pemerintah pada ketika itu mengumumkan program UKGS, dikarenakan murid SD yang terkena gigi berulang sangat berlebihan.
Mengenai ini Direktorat Kesehatan Gigi Depkes RI melakukan penelitian dengan hasil yang diperoleh untuk tingkat prevalensi penyakit gigi murid Sekolah Dasar bahwa untuk gigi berongga berjumlah 60%-80% dan radang gusi sebesar 70%- 80%. Dan sistem kerja yang digunakan ialah dengan melakukan tindakan pengobatan namun dengan sistem ini sangat tidak efektif karena banyak memakan waktu, tenaga juga biaya. Selanjutnya pemerintah memustuskan melalui Direktorat Kesehatan dengan mengganti sistem tindakan pencegahan untuk murid sekolah dasar dengan memberi binaan antara guru di sekolah dan juga petugas
UKGD di puskesmas. Melalui program dilakukan lah kegiatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada murid Sekolah Dasar (Depkes, 2000).
Tujuan usaha kesehatan gigi sekolah. Tujuan usaha kesehatan gigi sekolahdiantaranya ialah:
1. Untuk meningkatkan ilmu, perilaku dan perbuatan murid untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.
2. Untuk meningkatkan partisipasi dimulai dari orang tua, guru, dan dokter kecil,dalam melakukan upaya peningkatan dan pencegahan.
3. Tersedianya pelayanan medik gigi dan mulut bagi murid yang menginginkan (Kemenkes, 2012).
Sasaran usaha kesehatan gigi sekolah. Menurut Kemenkes (2012) mengenai sasaran pelaksanaan usaha kesehatan gigi sekolah, bahwasasaran dalam pelaksanaan UKGS terutama ditujukan terhadap murid sekolah. Selanjutnya sasaran ditujukan terhadap guru, petugas kesehatan, penggerak pendidikan, dan orangtua murid. Dan itu dilakukan mulai dari tingkat
sebelum masuk usia sekolah hingga masuk pada usia sekolah.
Manfaat usaha kesehatan gigi sekolah. Manfaat usaha kesehatan gigi sekolah ada beberapa di dalam pelaksanaan kegiatan UKGS ini ialah:
1. Tingginya mutu kesehatan.gigi.dan.mulut.murid.
2. Tingginya pengetahuan murid mengenai kesehatan.gigi.dan.mulut.
3. Tingginya.tindakan.dan.kebiasaan murid.pelihara.diri.terhadap.kesehatan.gigi.
4. Dan bagi murid mampu mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan.
Ruang lingkup usaha kesehatan gigi sekolah. Ruang lingkup usaha kesehatan gigi sekolah yaitu meliputi pendidikankesehatan,pelayanan kesehatan danpembinaanlingkungan.kehidupan.sekolah.sehat. Maka ruang lingkup UKGS memberikanpengetahuan terkait kesehatan gigi dan mulut dengan
menanamkan kebiasaan untuk melakukan kebiasaan hidup sehat agar di lakukan dalam.kehidupan.sehari-hari, melakukan pemeriksaan serta penyuluhan agar murid dapat mencegah serta mempunyai perlindungan pada dirinya, dan
memberikan perawatan kesehatan gigi dan mulut terhadap murid yang mengalami masalah. Jika sarana tidak memadai di puskesmas maka lakukan rujukan. Untuk di lingkungan sekolah lakukan kerjasama antara guru, murid, pegawai sekolah, orangtua murid, serta masyarakat (Kemenkes, 2012).
Tahapan usaha kesehatan gigi sekolah. Penahapan kegiatan usaha kesehatan gigi sekolah untuk pelaksanaannya di puskesmas dapat di bagi dalam tiga yaitu:
1. Paket minimal atau tahap I Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
Suatu kegiatan berupa.pelayanan.kesehatan.gigidan.mulut.untuk murid Sekolah Dasar dan belumdijangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang ada.di.puskesmas kegiatan tersebut ialah: memberikan penyuluhan atau pengetahuan tentang kesehatn gigi dan mulut, melakukan pemeliharaan serta bimbingan terhadap murid seperti melakukan kegiatan sikat gigi massal dalam waktu tertentu. Dan melakukan rujukan bagi murid yang.membutuhkan.
2. Paket standar atau.tahap.II.Usaha.Kesehatan.Gigi.Sekolah
Suatu kegiatan berupa pelayanan kesehatan gigi.dan.mulut.bagi.murid Sekolah Dasar yang telah dijangkau tenaga.kesehatan, namun.fasilitas.kesehatan gigi di puskesmas.masih.kurang.kegiatan tersebut ialah: memberikan.pedidikan terhadap guru.dan.petugas.kesehatan.di bidang kesehatan.gigi, memberikan pembinaan dengan melakukan pencegahan penyakit gigi dan mulut pada murid,.melakukan.pemeriksaan dan memberikan pengobatan darurat untuk mengilangkan rasa sakit, serta melakukan rujukan.
3. Paket optimal atau tahap III Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
Suatu kegiatan berupa. pelayanan.kesehatan.gigi.dan.mulut.bagi.murid Sekolah Dasar .yang.telah dijangkau tenaga.kesehatan juga.fasilitas.kesehatan gigi di puskesmas telah memadai maka kegiatan itu ialah: melakukan pelatihan terhadap guru dan juga tenaga kesehatan mengenai kesehatan gigi dan mulut sesuai kurikulum yang telah ditetapkan, melakukan.pencegahan.penyakit pada.gigi.dan mulut terhadap murid SD seperti melakukan sikat gigi masal, dan melakukan pembersihan karang gigi, melakukan pemeriksaan kesehatan, memberikan pelayanan terhadap murid, serta memberikan pelayanan medis gigi dasar.terhadap. murid yang memerlukan, selanjutnya memberikan rujukan bagiyang membutuhkan.
Cakupan program usaha kesehatan gigi sekolah. Dalam ketentuan Depkes RI Tahun 1996, mengenai cakupan pelaksanaan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, harus mempunyai target pencapaian yang maksimal.
Adapun sasaran pada program ini yaitu murid Sekolah Dasar, berikut target yang telah ditetapkan ialah:
1. Sekolah Dasar.yang ada.diwilayah.kerja. puskesmas harus memperoleh penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan cakupan sebanyak 100%.
2. Sekolah Dasar harus melakukan kegitan sikat gigi massal dengan target minimum 80%.
3. Sekolah Dasar di wilayah kerja puskesmas harus mendapatkan pelayanan medik dasar dengan permintaan minimum sebesar 50%.
4. Sekolah Dasar di wilayah kerja puskesmas harus mendapatkan pelayanan medik gigi dasar dengan kebutuhan minimum sebesar 30%.
Sedangkan Depkes RI pada Tahun 2000 memberikan ketentuan dan didalam ketentuan tersebut di jelaskan bahwa:
1. Untuk melakukan pembinaan terhadap petugas Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Sekolah Dasar, harus memiliki frekuensi minimum dilakukan dalam satu tahun dua kali.
2. Murid Sekolah Dasar harus mendapatkan pemeriksaan gigi dan mulut dengan target sebesar 75%.
3. Murid Sekolah Dasar harus memperoleh.perawatan.medik.gigidasar dengan jumlah semua murid yang sudah terjaring agar mendapatkan penyembuhan lanjutan dengan target sebesar 80% (Depkes RI, 2000).
Petugas usaha kesehatan gigi sekolah. Petugas pelaksana usaha kesehataan gigi sekolah dalam kegiatan yang dilakukan harus sesuai ketentuan yang ditetapkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pada Tahun 1996,
bahwa pelaksanaan program harus membentuk tenaga pelaksanan mejadi 2 tim.
Tim yang pertama berasal dari pihak puskesmas, dan tim yang kedua berasal dari pihak sekolah. Berikut penjelasan dari kedua tim tersebut:
1. Petugas Usaha Kesehatan Gigi Sekolah yang berasal dari Puskesmas antara lain:
A. Kepala Puskesmas
Kepala puskesmas dalam kegiatan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah mempunyai peran yaitu:
1) Menjadi koordinator dalam pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah.
2) Menjadi motivator serta pembimbing.
3) Membuat perencanan dengan dokter gigi.
B. Dokter gigi
Didalam program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah dokter gigi mempunyai peran yaitu:
1) Penanggung jawab terkait kegiatan pelaksanaan program Usaha.Kesehatan Gigi.Sekolah.
2) Membuat perencanaan untuk kegiatan, serta memonitoring program dan megevaluasi program.
3) Memberikan pelatihan dan pengarahan terhadap perawat gigi, tenaga Usaha Kesehatan Sekolah, guru dan dokter kecil.
C. Perawat gigi
Perawat gigi dalam kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah mempunyai
peran yaitu:
1) Terkait dalam pelaksana kegiatan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah.
2) Membantu dokter gigi untuk menyusun rencana kerja Usaha Kesehatan Gigi Sekolah dan pemantauan terhadap anak Sekolah Dasar.
3) Mengakumulasi data yang diperlukan dalam Usaha Kesehatan Gigi Sekolah.
4) Melaksanakan kegiatan analisis teknis dan edukasi.
5) Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan serta, membantu proses monitoring dan evaluasi pelaksanaan program UKGS.
D. Petugas Usaha Kesehatan Sekolah
Dalam kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah petugas UKS memiliki peran yaitu:
1) Menentukan Sekolah Dasar, pembinaan dokter.kecil,.memonitoring program,serta memiliki hubungan dengan Depdikbud.
2) Pemeriksaan.siswa , melakukan rujukan.
3) Membantu.perawat.gigi.dalam.penyuluhan terkait tentang kesehatan gigi.
1. Petugas Usaha Kesehatan Gigi Sekolah yang dari sekolah antara lain:
A. Kepala.Sekolah
Kepalasekolah.dalam.kegiatan.Usaha Kesehatan Gigi Sekolah memiliki peran ialah:
1) Memberikan izin dan mendukung kepada pihak puskesmas dengan diadakannya kegiatan UKGS.
2) Melakukan pembinaan terhadap guru, dokter kecil, serta orangtua murid.
3) Mengawasi proses perkembangan setiap berjalannya kegiatan tersebut.
B. Guru/wali kelas Sekolah Dasar
Guru/wali kelas Sekolah Dasar dalam pelaksanaan kegiatan UKGS memiliki peran yaitu:
1) Membantu petugas dalam.pengumpulan.data dan pemeriksaan terhadap semua murid secara teratur.
2) Memberikan penyuluhan terhadap murid tentang kesehatan gigi dan mulut.
3) Melakukan Pembinaan dokter kecil.
4) Melakukan dan melatihan murid untuk menggosok gigi.
5) Melakukan rujukan ke puskesmas dan meminta meminta izin kepada orangtua untuk dilakukan perawatan bila ditemukan keluhan ataupun masalah pada gigi dan mulut murid tersebut.
6) Membentuk kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan .
Tim pembina.usaha.kesehatan.gigi.sekolah. Menurut Depkes RI (2004) mengemukakan untuk tim pembina UKGS bahwa, program ini dilakasanakan dengan membentuk Tim UKS pusat dan juga Timpembina UKS daerah ke Timpelaksana UKS disekolah secara bertahap. Berikut Tim Pembina Usaha Kesehatan Gigi Sekolah yang di tentukan oleh Depkes (2000), ialah:
1. Diketuai oleh kepala.sekolah.
2. Adanya wakil 1 yaitu.guruolahraga.
3. Adanya.wakil 2 yaitu.orangtua.murid.
4. Sekretaris.yaitu.guru/walikelas.
5. Adanya.anggota yaitu dari pihak.puskesmas dan juga.pemimpin organisasi disekolah.
Sarana.dan.Prasarana.
Sarana dan prasarana usaha kesehatan gigi sekolah adalah sesuatu yang mampu mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan antara lain: sarana fisik tempat ruang perawatan dan pengobatan gigi (BP. Gigi), peralatan yang terdiri dari sarana untuk penyuluhan kesehatan gigi dan mulut harus tersedia alat peraga (poster, model, flipcart dll), untuk kegiatan promotif. Upaya preventif peralatan pemeriksaan gigi sederhana (kaca mulut, sonde, excavator) dan juga obat-obatan (Depkes RI, 2000).
Biaya.Operasional.
Biaya Operasional Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ialah biaya untuk mendukung berjalannya program sehingga program tersebut berjalan dengan maksimal. Biaya tersebut di manfaatkan untuk menyelenggarakan program kesehatan masyarakat dan tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Dalam pelaksanan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, untuk biaya dikeluarkan dari pemerintah dan sumber biaya lain yang tidak terikat seperti biaya sehat, sistem asuransiatau swadana darimasyarakat. Ini sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Depkes RI (Depkes RI, 2004).
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan Dan Pelaporan program usaha kesehatan gigi sekolah merupakan suatu kegiatan dengan penyampaian secara tertulis yaitu seluruh kegiatan yang sudah dilakukan, dengan mencakup program pelaksanaan UKGS yang dilakukan Tim Pelaksana UKGS.Tujuan pelaporan dalam pelaksanaan UKGS.adalah ingin mengetahui daya guna, hasil guna,dan tepat guna program serta penyimpangan yang mungkin terjadi pada waktu pelaksanaan program.Waktu laporan hasil pelaksanaan UKS disekolah disusun dan disampaikan 2 kali setahun, yaitu berupa laporan tengah tahunan yang disampaikan pada bulan januari laporan paling lambat dilakukan setiap tanggal 10, laporan tahunan di sampaikan pada bulan juli dan laporan itu di sampaikan paling lambat tanggal pada tanggal 10. Mengenai hal yang.dilaporkan.tim pelaksana UKGS merupakan segala bentuk kegiatan yang dilakukan disekolah atau madrasah sesuai program yang telah di tetapkan (Kemenkes, 2012).
Evaluasi
Evaluasi Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah dalam kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu pemantaun dan evaluasi disertai penilaian. Evaluasi juga diartikan sebagai pengukuran pencapaian tujuan dan target dari hasil pelaksanaan dari perencanaan itu sendiri. Evaluasi Program UKGS dilaksanakan beberapa komponen meliputi:
1. Komponen.kegiatan.dengan.meliputi.penilaian.terkait.pelaksanaan.lapangan, antara.lain frekuensi pelaksanaan intervensi perilaku,supervisi dan bimbingan teknis perminggu (perbulan).
2. Komponen.karya.cipta.dengan.meliputi.penilaian.volume.pelayanan.antara.lain jumlah.murid.yang.diberi.pelayanan.medik.gigi,.jumlah.murid.yang.diberi penyuluhan,.per minggu.(perbulan).
3. Komponen.hasil.antara.dengan.meliputi.penilaian.tentang.perubahan.sikap.dan perilaku.antara.lain.jumlah.murid.yang.melakukan.sikat.gigi.dengan.benar, jumlah.murid.memanfaatkan.fasilitas.pelayanan.kesehatan.gigi.dan.mulut sesuai.dengan.kebutuhan.
4. Komponen dampak.dengan.meliputi.penilaian.survei.perubahan.dalam.status kesehatan gigi.dan.mulut.sesuai.kebutuhan (Kemenkes, 2012).
Status.Kesehatan.Gigi.dan.Mulut
Status kesehatan.gigi dan mulut adalah.tingkat.atau.derajat.kesehatan gigi.dan mulut. Penyakit.gigi.dan.mulut dapat menyerang semua golongan umur bagi masyarakat. Bagi mereka yang mengalami masalah tersebut, maka penyakit ini akan semakin parah dan menganggu setiap aktivitas yang dilakukan. Adapun status kesehatan gigi dengan melakukan pemeriksaan karies, juga kesehatan gigi dan mulut karena kedua keadaan tersebut sering dialami oleh masyarakat (Depkes RI, 2004).
Faktor yang mempengaruhi status kesehatan gigi. Faktor yang mempengaruhi status kesehatan gigi ialah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang dengan mengubah perilaku manusia bukanlah sesuatu yang.mudah manusia meupakan individu yang mempunyai sikap, kepribadian dan.latar.belakang sosial ekonomi.yang.berbeda. Untuk itu,
diperlukan kesungguhan.dari berbagai komponen masyarakat.untuk.ikut andil dalam mengubah.perilaku (Herjulianti dkk, 2002).
Pernyataan ini sesuai dengan yang diuraikan oleh Wright 1998 bahwa terdapat tiga komponen yang mempengaruhi status kesehatan gigi anak yaitu.anak, orangtua, guru.dan.tenaga.kesehatan. Hubungan ini di.gambarkan dalam bentuk segitiga sama sisi yang disebut Paedodontic Treatment.Angle .
Gambar 1. Hubungan.tiga.komponen status.kesehatan.gigi.anak.(Wright, 1998).
Peran orang tua. Peran orang tua terhadap perkembangan anak sangat
diperlukan pada saat mereka masih di usia prasekolah. Peran orangtua dalam menjaga kesehatan gigi anaknya ialah menjaga, merawat dengan memberikan bimbingan, pengertian, bagaimana menyikat dan menjaga kesehatan, kebersihan gigi dan mulut terhadap anaknya juga mempunyai keinginan untuk menyikat gigi sacara teratur. Serta memberikan fasilitas seperti sikat gigi yang tidak keras dan pasta gigi yang mengandung atau berbahan flour.
Peran guru. Peran guru dalam pelaksanaan program UKGS khususnya,
diharapkan keterlibatan sekolah.dan kepala.atau.guru. Sebagaimana diketahui bahwa selama ini UKGS hanya dilakukan oleh guru bidang olah raga.
Sementara.itu, kepala.sekolah, guru merupakan tokoh yang.disegani dan Anak
Guru/orang tua Tenaga kesehatan
menjadi.panutan.di.sekolah.sehingga keterlibatannya dalam pelaksanaan UKGS sangat mempengaruhi kesediaan.murid dan.para orang tua murid dalam memelihara kesehatan.gigi.dan.mulut di rumah, sekolah.dan.puskesmas (Astoeti, 2006).
Peran tenaga kesehatan. Peran tenaga.kesehatan.yang.dilibatkan.dalam
Usaha Kesehataan Gigi Sekolah adalah dokter.gigi.dan perawat gigi. Tugas mereka ialah menyadarkan.masyarakat termasuk anak-anak dan memberi penjelasan mengenai.timbulnya masalah serta cara mengatasinya. Maka dari itu tenaga kesehatan diharapkan dapat melaksanakan kegiatan pencegahan dengan memberikan penyuluhan terhadap murid,.melakukan penjaringan, serta melakukan perawatan gigi.
Landasan Teori
Menurut Depkes (2000) tujuan adanya pelayanan kesehatan gigi dan mulut ialah untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Kemudian Pemerintah memutuskan tindakan pencegahan yang berguna untuk meningkatkan kualitas kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Menurut Herijulianti (2002) penyelenggaraan kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan lewat beberapa kegiatan, yang diantaranya dengan mengajak masyarakat melakukan pemeliharaan terhadap dirinya sendiri melalui program UKGMD, melakukan pemeliharaan terhadap golongan yang rentan mengalaami penyakit gigi dan mulut seperti anak sekolah melalui program UKGS.
Depkes (2002) telah memberi peran kepada tenaga kesehatan gigi di Puskesmas untuk berpartisipasi aktif dalam menjalankan kegitan pemeriksaan gigi
dan mulut. Menurut Kemenkes (2012) tujuan program UKGS adalah untuk meningkatkan imu, perilaku, serta perbuatan murid untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya, serta partisipasi orangtua dan guru untuk melakukan pencegaahan Kerangka Pikir
Gambar 2. Kerangka berpikir Input
- Tenaga pelaksana - Petugas /guru
UKGS - Sarana dan
prasarana - Biaya Opresionl
Proses
Pelaksanaan Program UKGS:
- Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah - Pelaksanaan sikat gigi
massal
- Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut di sekolah - Pelayanan.medik.gigi
dasar
- Frekuensi.pembinaan petugas.UKGS.ke.sekolah - Rujukan.ke.puskesmas -.Evaluasi
- Pencatatan dan pelaporn Usaha Kesehatn Gigi
Sekolah
Hasil Program UKGS - Cakupan rujukan Murid Sekolah Dasar
Output
27
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian survei dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan wawancara mendalam agar diketahui lebih mendalam dan secara jelas tentang pelaksanaan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar (SD) yang berjumlah 18 Sekolah Dasar di wilayah Puskesmas Tangkahan Durian, peneliti hanya menggambil 4 Sekolah yaitu SDN P. Balok, P. Batu, T. Durian, dan MIN perlis. Jumlah murid 1. 047dari jumlah seluruhnya 2.989 murid dengan kriteria:
1) SD MINPerlis memiliki jarak yang jauh dari puskesmas dan jarang dikunjungi oleh petugas UKGS.
2) SDN 056638 P. Balok yang sangat jarang dikunjungi dan memiliki jarak yang sangat jauh dari puskesmas.
3) SDN 050762 P.Batu memiliki jarak yang sedang dari puskesmas dan memiliki frekuensi kunjungan yang sedang.
4) SDN 054940 T. Durian memiliki jarak yang dekat dan sering dikunjungi.
Waktu penelitian. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2018 s.d. Januari 2019.
Subjek Penelitian
Pemilihan subjek pada penelitian kualitatif berdasarkan prinsip-prinsip kualititatif, yaitu prinsip kesesuaian dan kecukupan. Prinsip dimana subjek dalam
penelitian ini dipilih berdasarkan pengetahuan dan berdasarkan kesesuaian dengan topik penelitian ini dimana subjek tersebut bertanggung jawab langsung memberikan pelayanan kesehatan. Prinsip kedua yaitu kecukupan dimana subjek yang dipilih mampu menggambarkan dan memberikan subjek yang cukup mengenai topik penelitian ini. Dalam penelitian ini, pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan metode purposif. Metode ini merupakan teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang yang paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi yang diteliti (Sugiyono, 2010). Subjek yang menjadi narasumber dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Kepala Puskesmas Tangkahan Durian
2) Penanggung jawab program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah 3) Dokter gigi di Puskesmas Tangkahan Durian
4) Penanggung jawab pelaksana program/kordinator lapangan UKGS
5) Guru UKS/wali kelas,3 SDN P. Balok, P. Batu, T. Durian dan 1 MIN Perlis di Wilayah Kerja Puskesmas Tangkahan Durian.
6) Orang tua dari murid yang dirujuk 7) Murid Sekolah Dasar
Definisi Konsep
Definisi operasional masing-masing variabel penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Input (masukan) ialah seluruh hal yang di perlukan untuk melakukan tindakan program UKGS.
a) Tenaga pelaksana Usaha Kesehatan Gigi Sekolah mencakup:
Petugas pelaksana program UKGS yaitu tenaga.medis.dan keperawatan.yang.telah.terlatih dan ditunjuk sebagai petugas pelaksana UKGS. Petugas UKGS di sekolah sebagai penganggung jawab ialah kepala sekolah, dan guru/wali kelas murid sekolah dasar.
b) Sarana dan prasarana
Untuk.pelaksanaan.program.UKGS.harus.di.dukung dengan sarana dan prasarana seperti perlengkapan untuk diagnosis.
c) Biaya operasional adalah anggaran untuk menyelenggarakan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Proses ialah semua pelaksaanaan program dari UKGS mulai dari kegiatan:
Penyuluhan.kesehatan.gigi dan.mulut, pelaksanaan sikat gigi.masal, pemeriksaan kesehatan gigi.dan.mulut,.pelayanan.medik.gigi.dasar, yang dilakukan oleh petugas.UKGS,.rujukan.ke.puskesmas, evaluasi program, dan pencatatan, pelaporan program UKGS.
3. Output (keluaran) ialah kesimpulan dari pelaksanaan program melalui proses yakni cakupan rujukan murid yang mendapatkan pelayanan meliputi: jumlah murid yang di periksa, murid yang di layani dan jumlah rujukan dalam pelaksanaan program UKGS.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini lebih banyak dilakukan dengan wawancara mendalam (Indepeth interview) yang artinya peneliti melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara berupa pertanyaan-
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk ditujukan kepada informan.
Data juga diperoleh dari profil Puskesmas Tangkahan Durian Tahun 2018, serta catatan laporan puskesmas mengenai program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat dan profil Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat Tahun 2018. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa alat tulis, buku catatan, alat perekam dan daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara terhadap informan.
Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif, yang mana pada saat wawancara, peneliti melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai.
Metode analisis data penelitian dilakukan dengan merangkum dan memilih hal- hal yang penting yang di ambil berdasarkan hasil-hasil wawancara yang telah dilakukan, kemudian data disajikan dengan bentuk urian tabel mengenai hubungan setiap antar kategori.
31
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Letak geografis. Puskesmas Tangkahan Durian terletak di Kecamatan Brandan Barat bagian dari Kabupaten Langkat dengan luas wilayah 89,80 km2 atau 8.980 hektare terletak diantara 0,4,16,3,57,18 lintang Utara 18,42,89,1849 bujur Timur terletak diatas 4m atas permukaan laut.
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pangkalan Susu 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Lepan 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Sei Lepan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Besitang
Secara administratif, wilayah kerja Puskesmas Tangkahan Durian terdiri atas 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Tangkahan Durian dan Kelurahan Pangkalan Batu. Juga memiliki 5 Desa yaitu Desa Sei Tualang, Desa Lubuk Kertang, Desa Perlis dan Desa Kelantan. Jumlah dusun 38 dan memiliki beberapa dusun dengan kriteria terpencil. Kondisi geografi Puskesmas Tangkahan Durian jauh dari perkotaan, lokasi puskesmas berada di jalan lintas Mendan-Banda Aceh. Memiliki bentuk bangunan bertingkat, dimana jalanan yang seluruhnya terbuat dari aspal.
Untuk sarana transportasi terbatas hanya ada beberapa kendaraan umum yang bisa digunakan, sehingga masyarakat yang tidak memiliki kendaraan dan memiliki jarak tempat tinggal yang jauh dari puskesmas sulit untuk menjangkau lokasi puskesmas.
Demografi. Puskesmas Tangkahan Durian memiliki penduduk sebesar 29.738 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 14.964 jiwa dan perempuan
sebanyak 14.774 jiwa. Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tangkahan Durian merupakan masyarakat yang sangat heterogen dalam segi ekonomi dengan mata pencaharian penduduk yang paling dominan yaitu nelayan, petani, dan pedagang/wiraswasta. Komposisi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tangkahan Durian penduduk yang multietnis dari berbagai suku bangsa yaitu:
Melayu, Jawa, Minang,Tapanuli, Karo dan Mandailing.
Sumber daya kesehatan. Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat dipimpin oleh seorang dokter. Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Tangkahan Durian maka diperoleh data Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat sebanyak 58 orang, dengan rincian yang dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1
Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat Tahun 2017
Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah
Dokter Umum Dokter Gigi
Tenaga Kesehatan Masyarakat Tenaga Kesehatan Lingkungan Tenaga Gizi
Tenaga Fisioterapi Perawat
Perawat Gigi Farmasi Bidan DI/ DIII Analis
5 orang 3 orang 2 orang 2 orang 1 orang 1 orang 5 orang 2 orang 1 orang 35 orang 1 orang
Jumlah 58 orang
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa sumber daya manusia kesehatan di Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat yang
paling banyak ialah Bidan yakni sebanyak 35 orang. Bidan sebanyak 35 orang, Dokter Umum sebanyak 5 orang, Perawat sebanyak 5 orang, Dokter Gigi sebanyak 3 orang, Tenaga Kesehatan Masyarakat, Tenga Kesehatan Lingkungan dan Perawat Gigi masing-masing sebanyak 2 orang, kemudian Tenaga Gizi, Tenaga Fisioterapi, Farmasi, dan Analis yakni masing-masing sebanyak 1 orang.
Sehingga seluruh sumber daya manusia kesehatan di Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat berjumlah 58 orang.
Sarana dan prasarana. Adapun sarana dan prasarana gedung di Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2
Sarana dan Prasarana Gedung Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat Tahun 2018
Fasilitas Jumlah
Ruang kepala Puskesmas Ruang poli umum
Ruang tata usaha Ruang rujukan Ruang lansia
Ruang rekam medik/pendaftaran Ruang kesling/gizi/P2P
Ruang KIA/KB
Ruang TB/laboratorium Ruang poli gigi
Ruang imunisasi
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Ruang obat/apotek 1
Aula 1
Gudang obat 1
Kamar mandi 3
Berdasarkan tabel 2 tersebut diktehui bahwa sarana dan prasarana gedung Puskesmas Tangkahan Durian Tahun 2017 terdiri dari: 1 ruang kepala Puskesmas, 1 ruang poli umum, 1 ruang tata usaha, 1 ruang rujukan, 1 ruang lansia, 1 ruang rekam medik/pendaftaran, 1 ruang kesling/gizi/P2P, 1 ruang KIA/KB, 1 ruang TB/laboratorium, 1 ruang poli gigi, 1 ruang imunisasi, 1 ruang obat/apotek, 1 aula, 1 gudang obat dan 3 kamar mandi.
Karakteristik Informan
Pemilihan informan pada penelitian ini dilakukan berdasarkan prinsip- prinsip kualitatif, yaitu prinsip kesesuaian dan kecukupan. Prinsip dimana informan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan pengetahuan dan berdasarkan kesesuaian dengan permasalahan penelitian ini dimana informan tersebut bertanggung jawab langsung memberikan pelayanan kesehatan. Prinsip kedua yaitu kecukupan dimana informan yang dipilih mampu menggambarkan dan memberikan informasi yang cukup mengenai permasalahan penelitian ini. Adapun informan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3
Karakteristik Informan Penelitian
Informan Nama Jabatan Pendidikan Umur
Informan 1 Zufrizal, SKM Kepala Puskesmas Tangkahan Durian
S1
Kesehatan Masyarakat
42 tahun
Informan 2 Drg. Sri Andayani
Dokter Gigi/
penanggung jawab
S1
Kedokteran
28 tahun
(Bersambung)
Tabel 3
Karakteristik Informan Penelitian
Informan Nama Jabatan Pendidikan Umur
Informan 3 Drg. Inayah Ridayana
Dokter Gigi S1
Kedokteran
33 tahun Informan 4 Reni Armianti Perawat Gigi
/koordinator lapangan
SPRG 44
tahun Informan 5 Sugiani, S.pd Guru/wali kelas S1 Pendidikan 53
tahun Informan 6 Parida Hanum,
S.pd
Guru/wali kelas S1 Pendidikan 47 tahun Informan 7 Drs. M Yusuf, Ms Guru/wali kelas SI Pendidikan 58
tahun Informan 8 Santa Silitonga,
S.Pg
Guru/wali kelas S1 Pendidikan 58 tahun Informan 9 Zurfiah Intimurni Orang tua
Murid di rujuk
SMA 29
tahun Informan 10 Neni Sarmah Orang tua
murid di rujuk
SMP 35
tahun Informan 11 Indri Khairunnisa Murid SD yang
di rujuk
SD 7 tahun
Informan 12 Sigit Hardian Murid SD yang dirujuk
SD 7 tahun
Berdasarkan tabel 3 tersebut diketahui bahwa jumlah informan pada penelitian ini adalah 12 orang, yang terdiri dari Kepala Puskesmas Tangkahan Durian, 3 petugas puskesmas yaitu 2 orang Dokter Gigi, dan 1 orang Perawat Gigi yang terkait dengan kegiatan dan juga pemegang program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Puskesmas Tangkahan Durian. Empat orang Guru/wali kelas Sekolah Dasar sebagai pendamping pelaksanaan kegiatan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, dan masyarakat berjumlah 4 orang berupa 2 Orang tua murid masing-
masing memiliki pekerjaan yaitu 1 orang Ibu rumah tangga, dan 1 orang Wiraswasta beserta anak-anaknya sebagai murid Sekolah Dasar yang pernah mengalami masalah pada gigi saat dilakukan pemeriksaan gigi kesekolah-sekolah di wilayah kerja Puskesmas Tangkahan Durian. Tingkat pendidikan informan mulai dari SD, SMP, SMA, DIII, dan S1. Umur informan berada pada rentang 7- 58 tahun.
Jumlah Sasaran Kegiatan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
Untuk pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) telah ditujukan terhadap sasaran primer. Sasaran primer adalah peserta didik atau murid sekolah. Dan ditetapkan sasaran yaitu murid Sekolah Dasar (SD) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat. Untuk melihat secara rinci jumlah murid Sekolah Dasar dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4
Jumlah Siswa/i Sasaran Kegiatan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat Tahun 2017-2018
Nama Sekolah Dasar (SD)
Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan Jumlah SDN 054940
SDN 050755 SDN 058123 SDN 056638 SDN 053994 SDN 056027 SDN 057229 SDN 050762 SDN 057231 SDN 053993 SDM 056028
76 101 70 26 101 39 85 132 97 122 22
78 88 82 30 98 53 77 219 80 125 40
154 189 152 56 199 92 162 351 177 247 62
(Bersambung)
Tabel 4
Jumlah Siswa/i Sasaran Kegiatan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat Tahun 2017-2018
Berdasarkan tabel 4 tersebut diketahui bahwa jumlah Sekolah Dasar (SD) di wilayah kerja Puskesmas Tangkahan Durian Kecamatan Brandan Barat yaitu 18 Sekolah Dasar, dengan jumlah murid laki-laki 1.458 orang, dan jumlah murid perempuan 1.504 orang, untuk jumlah seluruhnya 2.989 murid.
Input Analisis Implementasi Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Puskesmas Tangkahan Durian oleh Petugas kesehatan di Puskesmas
Implementasi adalah proses pelaksanaan program berbagai faktor untuk memberdayakan potensi tersedia dalam mencapai tujuan program yang telah dirumuskan dalam organisasi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat memberikan suatu gambaran mengenai Analisis implementasi program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah faktor yang mempengaruhi jalannya suatu program yaitu terdiri dari input yang meliputi tenaga pelaksana, sarana dan prasarana, biaya operasional, dan process yaitu pelaksanaan kegiatan program UKGS meliputi frekuensi pelaksanaan dari setiap kegiatan program UKGS yang mencakup frekuensi kunjungan pemeriksaan gigi, pelaksanaan sikat gigi massal,
Nama Sekolah Dasar (SD)
Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan Jumlah SDN 050753
MIN Perlis
MIN Al-Mustaqim SD Islamilillah
SD Mis Nurul Hidayah SD Mis Humayya SD Mis Al-Humairoh
70 287 38 67 44 76 32
57 189 28 125 46 62 27
127 476 66 192 90 138 159
Jumlah 1.485 1.504 2.989