• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGAJUAN HIPOTESIS"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Pertambangan Galian C

1. Pengertian Pertambangan (Ma`adin)

Pertambangan adalah suatu industri dimana bahan galian mineral diproses dan dipisahkan dari material pengikut yang tidak diperlukan. Dalam industri mineral, proses untuk mendapatkan mineral-mineral yang ekonomis biasanya menggunakan metode ekstraksi, yaitu proses pemisahan mineral- mineral dari batuan terhadap mineral pengikut yang tidak diperlukan.

Mineral-mineral yang tidak diperlukan akan menjadi limbah industri pertambangan dan mempunyai kontribusi yang cukup signifikan pada pencemaran dan degradasi lingkungan. Industri pertambangan sebagai industri hulu yang menghasilkan sumberdaya mineral dan merupakan sumber bahan baku bagi industri hilir yang diperlukan oleh umat manusia di dunia.1

Salim menyatakan bahwa usaha pertambangan terdiri atas usaha penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan penjualan.

a. Penyelidikan umum merupakan usaha untuk menyelidiki secara geologi umum atau fisika, di daratan perairan dan dari udara, segala sesuatu

1Muhammad Noor. 2006.Pertanian Lahan Gambut, Diponogoro: Yogyakarta. Hal 67

13

(2)

dengan maksud untuk membuat peta geologi umum atau untuk menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian pada umumnya.

b. Usaha eksplorasi adalah segala penyelidikan geologi pertambangan untuk menetapkan lebih teliti/seksama adanya sifat letakan bahan galian.

c. Usaha eksploitasi adalah usaha pertambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan memanfaatkannya.

d. Usaha pengolahan dan pemurnian adalah pengerjaan untuk mempertinggi mutu bahan galian serta untuk memanfaatkan dan memperoleh unsur- unsur yang tertdapat pada bahan galian.

e. Usaha pengangkutan adalah segala usaha pemindahan bahan galian dan hasil pengolahan serta pemurnian bahan galian dari daerha eksplorasi atau tempat pengolahan/pemurnian.

f. Usaha penjualan adalah segala sesuatu usaha penjualan bahan galian dan hasil pengolahan/pemurnian bahan galian.2

Paradigma baru kegiatan industri pertambangan ialah mengacu pada konsep pertambangan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, yang meliputi :

a) Penyelidikan Umum (prospecting);

b) Eksplorasi : eksplorasi pendahuluan, eksplorasi rinci;

c) Studi kelayakan : teknik, ekonomik, lingkungan;

d) Persiapan produksi (development, construction);

e) Penambangan (Pembongkaran, pemuatan, pengangkutan, penimbunan);

2Salim, H.S. 2007.Hukum Pertambangan di Indonesia. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Hal, 78

(3)

f) Reklamasi dan pengelolaan lingkungan;

g) Pengolahan (mineral dressing);

h) Pemurnian / metalurgi ekstraksi;

i) Pemasaran;

j) Corporate Social Responsibility (CSR);

k) Pengakhiran Tambang (Mine Closure);3

Berdasarkan pengertian pertambangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pertambagan merupakan kegiatan eksplorasi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan tahapan- tahapan yang memperhatikan dampak lingkungan melalui kegiatan lanjutan berupa penghijauan ataupun reklamasi galian.

Ilmu pengetahuan di dalam konteks Islam, maka terasa ada hal yang samar-samar dan kurang jelas. Sikap selama ini mendua dan kadangkala tidak konsisten antara pendekatan ilmiah, rasional, objektif, dan sikap meloncat kepada kesimpulan normatif, ideal, dan sikap mensakralkan ilmu keislaman sebagai informasi yang telah baku dan pasti.

Al-Quran sangat banyak memuat ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pertambangan, memuat masalah bahan-bahan galian ataupun kandungan dalam bumi yang manusia pijak ini. Bahan-bahan galian yang berupa mineral dan batuan merupakan objek utama dalam dunia pertambangan yang memiliki nilai ekonomis dibutuhkan manusia dalam menjalani hidupnya di

3Salim, H.S. 2007. Hukum Pertambangan di Indonesia. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Hal, 67

(4)

dunia sebagai perhiasan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Quran Surat Ali 'Imran Ayat 14 :

Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surge)”. (QS. Al-Imran : 14)4

Pada ayat ini, Allah memberikan gambaran bahwa emas dan perak merupakan salah satu keindahan dalam hidup manusia yang dicintai keberadaannya karena nilainya yang tinggi. Emas dan perak merupakan salah satu bahan galian yang menjadi objek dalam dunia pertambangan. Ini semua Allah ciptakan sebagai kesenangan hidup di dunia bagi manusia.

Teknologi pertambangan sudah lama dikenal oleh dunia dan ternyata ilmuan pertama yang mengembangkan teknologi pertambangan berasal dari ilmuan Islam. Dunia pertambangan harus berterima kasih kepada Islam.

Karena dari kejeniusan berpikir para ilmuan Islam, dunia petambangan bisa maju pesat seperti saat ini. Ilmuan Islam dalam menjalani hidupnya menjadikan al-Qur`an sebagai landasan berfikir termasuk saat menemukan teknologi pertambangan yang sangat berhubungan denga al-Qur`an. Wajar jika dunia pertambangan Islam begitu maju. Karena jika melakukan survey,

4Departemen Agama RI.Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci al-Qur’an, 1992). H. 327

(5)

negara-negara yang kaya akan sumber daya alam adalah negeri-negeri kaum muslim. Cadangan minyak terbesar misalnya terdapat di daerah timur tengah 2. Kebijakan Perizinan Usaha Pertambangan

Perizinan usaha pertambangan ini meliputi pelimpahan kuasa pertambangan dan kontrak karya. Dengan adanya otonomi daerah, perizinan pengelolaan sumber daya alam tambang saat ini berada di bawah wewenang pemerintah daerah.5

Salim menyatakan bahwa apabila usaha pertambangan dilaksanakan oleh kontraktor, kedudukan pemerintah adalah memberikan izin kepada kontraktor yang bersangkutan. Izin yang diberikan oleh pemerintah berupa kuasa pertambangan, kontrak karya, perjanjian karya perusahaan pertambangan, dan kontrak production sharing.6

Menurut Salim bahwa perusahaan tambang yang diberikan izin untuk mengusahakan bahan tambang terdiri dari :

1. Instansi pemerintah yang ditunjuk oleh menteri;

2. Perusahaan Negara;

3. Perusahaan daerah;

4. Perusahaan dengan modal bersama antara Negara dan daerah;

5. Koperasi;

6. Badan atau perseorangan swasta;

7. Perusahaan dengan modal bersama antara dengan dan atau daerah dengan koperasi dan atau badan/perorangan swasta;

5 Izin usaha dan atau kegiatan adalah izin yang diterbitkan oleh instansi teknis untuk melakukan izin usaha dan atau kegiatan (UU No. 32 Tahun 2009).

6Salim, H.S. 2007. Hukum Pertambangan di Indonesia. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Hal, 86

(6)

8. Pertambangan rakyat;7

Dalam pengelolaan pertambangan pemerintah memberikan kuasa kepada masyarakat untuk mengelola atau mengeksplorasi sumber daya alam tersebut melalui kumpulan masyarakat berupa koperasi yang konsisten dalam menjalankan usahanya tersebut untuk kegiatan sosial dan pendidikan.

3. Tahapan-tahapan Penambangan

Tahapan-tahapan kegiatan penambangan berdasarkan Undang-undang Nomor 04 Tahun 2009 yaitu :

a) Penyelidikan Umum

Tahap kegiatan pertambangan untuk mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi.

b) Eksplorasi

Tahap kegiatan pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

c) Studi Kelayakan

Tahap kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pasca tambang.

7Salim, H.S. 2007. Hukum Pertambangan di Indonesia. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Hal, 91

(7)

d) Operasi Produksi

Tahap kegiatan pertambangan yang meliputi konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan penjualan serta sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil studi kelayakan.

e) Konstruksi

Kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.

f) Penambangan

Bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral dan/atau pasir batu dan mineral ikutannya.

g) Pengolahan dan pemurnian

Kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral dan/atau pasir batu serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan.

h) Pengangkutan

Kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral dan/atau pasir batu dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat penyerahan.

i) Penjualan

Kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil pertambangan dengan kualitas yang memuaskan.

(8)

j) Reklamasi

Kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

k) Kegiatan pasca tambang

Kegiatan terencana, sistematis dan berkelanjutan setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di wilayah penambangan.8

Berdasarkan tahapan-tahapan di atas dapat dilihat bahwa tahapan yang diberlakukan oleh pemerintah dalam mengeksplorasi sumber daya alam merupakan prosedur yang harus diberlakukan oleh pengelola yang diberi kuasa. Tahapan tersebut memberikan aturan dari awal sampai akhir pasca tambang, sehingga pertambangan dapat dikelola dengan maksimal tanpa harus mengesampingkan dampak lingkungan.

4. Penggolongan Sumber Daya Alam Tambang

Sumberdaya mineral adalah sumber daya yang diperoleh dari hasil ekstraksi batuan-batuan yang ada di bumi. Adapun jenis dan manfaat sumberdaya mineral bagi kehidupan manusia modern semakin tinggi dan semakin meningkat sesuai dengan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan suatu negara.9

8Undang-undang No 4 Tahun 2009 Tentang Penambangan

9Muhammad Noor. 2006.Pertanian Lahan Gambut, Diponogoro: Yogyakarta, hal, 97

(9)

Menurut Ngadiran bahwa izin usaha pertambangan meliputi izin untuk memanfaatkan bahan galian tambang yang bersifat ekstraktif seperti bahan galian tambang golongan A, golongan B, maupun golongan C. ada banyak jenis sumberdaya alam bahan tambang yang terdapat di bumi Indonesia. Dari sekian jenis bahan tambang yang ada itu di bagi menjadi tiga golongan, yaitu:

1. Bahan galian strategis golongan A, terdiri atas: minyak bumi, aspal, antrasit, batu bara, batu bara muda, batu bara tua, bitumen, bitumen cair, bitumen padat, gas alam, lilin bumi, radium, thorium, uranium, dan bahan-bahan galian radio aktif lainnya (antara lain kobalt, nikel, dan timah).

2. Bahan galian vital golongan B, terdiri atas: air raksa, antimon, aklor, arsin, bauksit, besi, bismut, cerium, emas, intan, khrom, mangan, perak, plastik, rhutenium, seng, tembaga, timbal, titan/titanium, vanadium, wolfram, dan bahan-bahan logam langka lainnya (antara lain barit, belerang, berrilium, flourspar, brom, koundum, kriolit, kreolin, kristal, kwarsa, yodium, dan zirkom).

3. Bahan galian golongan C, terdiri atas: pasir, tanah uruk, dan batu kerikil.

Bahan ini merupakan bahan tambang yang terbesar di berbagai daerah yang ada di Indonesia.10

Berdasarkan tipe bahan galian, sumberdaya mineral dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu : (a) bahan galian vital, (b) bahan galian strategis dan (c) bahan galian industri. Penggolongan jenis mineral yang terdiri atas

10Ngadiran. 2002. Dampak Sosial Budaya Penambangan.Jakarta. Aneka Ilmu. Hal 75.

(10)

bahan galian vital, strategis dan industri merupakan bentuk lain dari bahan galian golongan A, golongan B, dan golongan C. Pada bahan galian vital disebut juga bahan galian golongan A. Bahan galian strategis merupakan bahan galian golongan B, sedangkan bahan galian industri merupakan bahan galian golongan C.11

Dari 3 tipe bahan galian di atas dapat disimpulkan bahwa pertambangan galian gunung kuda termasuk dalam tipe c karena lebih sumber daya alam yang dihasilkan berupa pasir dan batu.

5. Dampak Aktivitas Pertambangan

Menurut Salim bahwa setiap kegiatan pembangunan dibidang pertambangan pasti menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif diantaranya sebagai betikut:

a. Dampak positif

Dampak positif dari kegiatan pembangunan dibidang pertambangan adalah :

1) Memberikan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi nasional;

2) Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD);

3) Menampung tenaga kerja, terutama masyarakat lingkar tambang;

4) Meningkatkan ekonomi masyarakat lingkar tambang;

5) Meningkatkan usaha mikro masyarakat lingkar tambang;

6) Meningkatkan kualitas SDM masyarakat lingkar tambang;

11Adiwibowo, S. 2007. Ekologi Manusia. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Hal 107

(11)

7) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat lingkar tambang;12 b. Dampak negatif

Dampak negatif dari pembangunan di bidang pertambangan adalah:

1) Kehancuran lingkungan hidup;

2) Penderitaan masyarakat adat;

3) Menurunnya kualitas hidup penduduk lokal;

4) Meningkatnya kekerasan terhadap perempuan;

5) Kehancuran ekologi pulau-pulau;

6) Terjadi pelanggaran HAM pada kuasa pertambangan;13

Meningkatnya kebutuhan sumberdaya mineral di dunia telah memacu kegiatan eksplorasi sumberdaya mineral serta untuk mendapatkan lokasi-lokasi sumberdaya mineral yang baru. Konsekuensi dari meningkatnya eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral harus diikuti dengan usaha-usaha dalam pencegahan terhadap dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral tersebut.

c. Dampak Aspek Sosio-Ekologi

Perubahan ekologi di wilayah pertambangan terjadi karena adanya aktivitas eksploitasi terhadap sumberdaya alam tambang. Perubahan ekologi ini mengakibatkan perubahan sosial di sekitar wilayah pertambangan. Kerusakan lingkungan seperti pencemaran air, polusi

12Salim, H.S. 2007. Hukum Pertambangan di Indonesia. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Hal, 102

13Salim. H.S. 2007. Hukum Pertambangan di Indonesia. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Hal, 109

(12)

udara dan kekeringan air, mampu mengubah sistem mata pencaharian masyarakat desa yang awalnya bergerak di sektor pertanian menjadi sektor non-pertanian.

Menurut Noor bahwa permasalahan yang sering muncul dari kegiatan eksplorasi sumberdaya mineral adalah terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup seperti pencemaran pada tanah, udara, dan hidrologi air.14 Di Indonesia dapat jumpai beberapa lokasi tambang yang telah mengalami penurunan kualitas lingkungan, antara lain tambang timah di Pulau Bangka, tambang batu bara di Kalimantan Timur, dan tambang tembaga di Papua.

Lubang-lubang bekas penambangan dan pembukaan lapisan tanah yang subur pada saat penambangan, dapat mengakibatkan daerah yang semula subur menjadi daerah yang tandus. Diperlukan waktu yang sangat lama untuk kembali ke dalam kondisi semula. Polusi dan degradasi lingkungan akan terjadi pada semua tahap dalam aktivitas pertambangan.

Tahap tersebut dimulai pada tahap prosesing mineral dan semua aktivitas yang menyertainya seperti penggunaan peralatan survei, bahan peledak, alat-alat berat, limbah mineral padat yang tidak dibutuhkan.

Menurut Noor juga bahwa permasalahan yang ditimbulkan dalam penggunaan batu bara adalah pencemaran udara berupa kandungan belerang yang dilepaskan oleh hasil pembakaran batu bara pada

14Muhammad Noor, 2006,Pertanian Lahan Gambut, Diponogoro: Yogyakarta, hal, 123

(13)

pembangkit listrik, dan debu batu bara (partikel-partikel halus) hasil pembakaran yang masuk ke udara.15

Dampak yang ditimbulkan oleh eksplorasi pertambangan galian c mempunyai dampak negatif maupun positif. Oleh karena itu, dampak yang ditimbulkan perlu dipertimbangkan bersama dalam mengeksplorasi kegiatan pertambangan.

6. Teori Pertambangan

a. Hotteling. 1981.Teori Tentang Kerangka Untuk Menentukan Waktu Paling Tepat Mengeluarkan Sumber Alam dari Perut Bumi.

Teori Hotteling ini sebagai basis dari ekstraksi sumberdaya alam tidak pulih secara optimal. Prinsip model Hotteling adalah bagaimana mengekstrak sumberdaya mineral secara optimal dengan kendala stok dan waktu. Implementasi dari teori bagi pihak perusahaan pertambangan adalah untuk mendapatkan produksi sumberdaya mineral secara optimal dan mampu menentukan berbagai faktor produksi yang tepat dengan kendala waktu dan stok (deposit). Sedangkan bagi pihak pemilik sumberdaya dalam hal ini, Negara perlu bersikap mengabaikan terhadap sumberdaya mineral, apakah akan mengekstak sekarang atau pada masa yang akan datang. Jadi sebagai pengambil kebijakan peran Negara sangat menentukan terhadap eksploitasi sumberdaya mineral yang tidak semata- mata berorientasi ekonomi tetapi juga perlu mepertimbangkan secara

15MuhammadNoor. 2006.Pertanian Lahan Gambut, Diponogoro: Yogyakarta. Hal. 141

(14)

integral baik itu dampak lingkungan, sosial, kesiapan kelembagaan baik pemerintah maupun masyarakat lokal.16

b. Salim. 1989. Konsep Pembangunan Berkelanjutan Menempatkan Pembangunan dalam Perspektif Jangka Panjang.

Teori tersebut menuntut adanya solidaritas antar generasi. Pembangunan berkelanjutan ditujukan untuk mengurangi kemiskinan dan juga mengeliminasi kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan.

Pembangunan berkelanjutan secara implisit juga mengandung arti untuk memaksimalkan keuntungan pembangunan dengan tetap menjaga kualitas sumberdaya alam. Konsep pembangunan berkelanjutan menyadari bahwa sumberdaya alam merupakan bagian dari ekosistem.

Dengan memelihara fungsi ekosistem maka kelestarian sumberdaya alam akan tetap terjaga. Maka pembangunan berkelanjutan mensyaratkan perlunya meleburkan lingkungan ke dalam pembangunan.17

16 Hotteling. 1981.Teori Tentang Kerangka Untuk Menentukan Waktu Paling Tepat Mengeluarkan Sumber Alam dari Perut Bumi.

17Salim. 1989.Konsep Pembangunan Berkelanjutan Menempatkan Pembangunan dalam Perspektif Jangka Panjang.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Hal78

(15)

B. Motivasi Kerja

1. Pengertian Motivasi Kerja

Menurut Hasibuan menyebutkan bahwa motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.18

Senada dengan definisi di atas, Siagian mengemukakan bahwa motivasi sebagai daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuannya (dalam bentuk keahlian atau keterampilan) tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.19 Motivasi juga merupakan usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapatkan kepuasan dengan perbuatannya.20

Berdasarkan berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa; (1) Motivasi kerja merupakan bagian yang urgen dalam suatu organisasi yang berfungsi sebagai alat untuk pencapaian tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, (2) Motivasi kerja mengandung dua tujuan utama dalam diri individu yaitu untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi dan tujuan

18Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara. Hal 95

19Manulang, Marihot AMH. 2006.Manajemen Personalia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal 152

20 Siagian, Sondang. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 138

(16)

organisasi, dan (3) Motivasi kerja yang diberikan kepada seseorang hanya efektif jika di dalam diri seseorang itu memiliki kepercayaan atau keyakinan untuk maju dan berhasil dalam organisasi.

Dalam rangka untuk memotivasi bawahan dalam suatu organisasi, sangat ditentukan oleh kepiawaian seorang pimpinan untuk memahami faktor-faktor motivasi sebagai daya pendorong atau penguat (reinforcement) sehingga individu tergerak untuk bekerja dalam mencapai tujuan organisasi.

Oleh sebab itu, pemahaman terhadap motivasi sangat penting artinya bagi pimpinan. Menurut Manulang bahwa seseorang bersedia melakukan suatu pekerjaan karena dirangsang oleh motivasi. Motivasi itu timbul karena faktor-faktor, sebagai berikut :

(a) Adanya perasaan ingin mencapai sesuatu hasil dengan melakukan pekerjaan menantang dengan baik;

(b) Suatu kebutuhan dari dalam diri sendiri yang ingin melakukan suatu pekerjaan yang baik;

(c) Melakukan pekerjaan menurut perasaan adalah penting;

(d) Apa yang dilakukan itu selalu berkaitan dengan suatu tujuan;

(e) Apa yang dikerjakan itu adalah sesuatu yang menarik;

(f) Melakukan pekerjaan dengan harapan akan ada promosi;

(g) Mengerjakan sesuatu adalah membantu organisasi mencapai tujuannya;

(h) Mengharapkan kemungkinan kenaikan penghasilan;

(i) Mengerjakan sesuatu sebagai kredit untuk keperluan penilaian penampilan prestasi yang akan datang;

(17)

(j) Untuk memperoleh penghargaan dan pengakuan dari atasan;

(k) Melakukan sesuatu dengan kemungkinan bertambahnya kebebasan dalam pekerjaan;

(l) Harapan akan pengakuan dari teman sejawat;

(m) Melaksanakan tugas dengan tekad tidak menginginkan kelompoknya berpenampilan buruk;

(n) Jaminan adanya keamanan kerja yang prima;

(o) Mengerjakan sesuatu karena dorongan oleh kondisi fisik pekerjaan yang baik;21

Menurut Gomes bahwa faktor-faktor motivasi kerja terdiri dari dua bagian yaitu faktor individual dan faktor organisasional. Yang tergolong faktor individual adalah kebutuhan-kebutuhan (needs), tujuan-tujuan (goals), sikap (attitudes), dan kemampuan (ability). Sedangkan yang tergolong faktor organisasional meliputi; pembayaran gaji/upah, keamanan pekerjaan, hubungan sesama pegawai, pengawasan, pujian, dan pekerjaan itu sendiri.22

Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah dorongan atau semangat kerja yang bersumber baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal) untuk melakukan suatu pekerjaan dengan sebaik-baik agar menghasilkan kinerja yang lebih baik.

2. Motivasi Kerja Dalam Islam

Untuk mengetahui motivasi kerja dalam Islam, perlu memahami terlebih dahulu fungsi dan kedudukan bekerja. Mencari nafkah dalam Islam

21 Manulang, Marihot AMH. 2006.Manajemen Personalia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal 429

22Gomes 2001. Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja. Jakarta : Edsa Mahkota. Hal 180

(18)

adalah sebuah kewajiban. Islam adalah agama fitrah, yang sesuai dengan kebutuhan manusia, diantaranya kebutuhan fisik. Dan, salah satu cara memenuhi kebutuhan fisik itu adalah dengan bekerja.

Motivasi kerja dalam Islam itu adalah untuk mencari nafkah yang merupakan bagian dari ibadah. Motivasi kerja dalam Islam bukanlah untuk mengejar hidup hedonis, bukan juga untuk status, apa lagi untuk mengejar kekayaan dengan segala cara. Tapi untuk beribadah. Bekerja untuk mencari nafkah adalah hal yang istimewa dalam pandangan Islam. Menurut sabda Nabi saw.

Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)23

Dalam hadits diatas bahwa mencari nafkah adalah seperti mujahid, artinya nilainya sangat besar. Allah suka kepada hambanya yang mau berusah payah mencari nafkah. Ini lebih dari cukup sebagai memotivasi kerja sebagai muslim. Bahkan, kita pun berpeluang mendapatkan ampunan dari Allah.

Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. (HR. Ahmad)24

Mencari rezeki yang halal dalam agama Islam hukumnya wajib. Ini menandakan bagaimana penting mencari rezeki yang halal.

Motivasi kerja sebagai ibadah, tentu yang namanya ibadah ada aturannya. Memang berbeda dengan ibadah ritual atau ibadah mahdhah,

23Shahih al-Bukhari, juz II, h. 833; Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, juz IV (Bairut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, t.th), h. 1750

24Shahih al-Bukhari, juz II, h. 833; Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, juz IV (Bairut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, t.th), h. 1791

(19)

sebab bekerja sebagai ibadah ghair mahdhah. Artinya, dalam kaidah ushul Fiqh, kita memiliki kebebasan yang luas untuk bekerja selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

a) Bekerja menjadi sebuah ibadah ialah harus diawali dengan niat, sebab amal akan tergantung niat.

b) Bekerja tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

3. Indikator Motivasi Kerja

Organisasi atau perusahaan yang senantiasa ingin memperoleh keuntungan maksimal harus dapat memotivasi anggota atau karyawannya untuk bekerja sesuai dengan potensi yang dimiliki karyawan tersebut.

Menurut Riduwanbahwa motivasi kerja dapat diukur melalui sejumlah indikator sebagai berikut :

a) Upah yang layak, yang dapat diukur melalui gaji yang memadai dan besarnya sesuai standar mutu hidup.

b) Pemberian insentif, yang diukur melalui pemberian bonus sewaktu- waktu, rangsangan kerja, prestasi kerja.

c) Mempertahankan harga diri, yaitu diukur dengan iklim kerja yang kondusif, kesamaan hak, dan kenaikan pangkat.

d) Memenuhi kebutuhan rohani, yaitu diukur dengan kebebasan menjalankan syariat agama, menghormati kepercayaan orang, dan penyelenggaraan ibadah.

e) Memenuhi kebutuhan partisipasi, yaitu diukur melalui kebersamaan, kerjasama, rasa memiliki, dan bertanggung jawab.

(20)

f) Menempatkan pegawai pada tempat yang sesuai, dalam hal ini diukur dengan seleksi sesuai kebutuhan, memperhatikan kemampuan, memperhatikan pendidikan, memperhatikan pengalaman, memberikan pekerjaan sesuai kemampuan.

g) Menimbulkan rasa aman di masa depan, seperti indikator penyelenggaraan jaminan hari tua, pembayaran pensiun, pemberian perumahan.

h) Memperhatikan lingkungan tempat kerja, yang diukur melalui tempat kerja yang nyaman, cukup cahaya, jauh dari polusi dan berbahaya.

i) Memperhatikan kesempatan untuk maju, yang diukur dengan memberikan upaya pengembangan, kursus, diklat.

j) Menciptakan persaingan yang sehat, yang diukur melalui produktivitas, prestasi kerja, pengembangan karir yang jelas, bonus, kinerja pegawai, penghargaan dan hukuman.25

Motivasi yang dibangkitkan karena mendapatkan rangsangan dari luar merupakan motivasi eksternal, berupa peraturan, kebijakan perusahaan, interaksi antara karyawan, dan lain sebagainya.

Motivasi dapat pula dibangkitkan dari dalam atau sering disebut motivasi internal. Sasaran yang ingin dicapai berada dalam individu itu sendiri. Karyawan dapat bekerja karena tertarik dan senang pada pekerjaannya, keryawan merasa pekerjaan yang dilakukan memberikan makna, kepuasan dan kebahagiaan pada dirinya. Seorang karyawan yang

25Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta, Bandung. Hal 66

(21)

memiliki semangat dan kegairahan dalam bekerja relatif sudah tertarik pada pekerjaannya, karena kerja keras memberikan kepuasan kerja pada dirinya.

Faktor-faktor di lingkungan karyawan seperti aturan, kebijakan, corak hubungan dengan atasan, rekan dan bawahan dapat mempengaruhi motivasi karyawan, ini berarti bahwa faktor-faktor tersebut perlu mendapat perhatian jika memang memberikan pengaruh negatif terhadap motivasi, termasuk juga pengaturan penggajian dan insentifnya.

4. Teori Motivasi Hierarki Kebutuhan Maslow

Abraham Maslow (dalam Gomes) seorang pelopor teori motivasi dari Brandeis University. Maslow mengemukakan mengenai teori hierarki kebutuhan manusia yang banyak menjadi titik acuan oleh sebagian besar para sarjana untuk memahami motivasi.26 Teori ini didasarkan atas tiga asumsi pokok, yakni:

1) "People are wanting animals. Their desires are never completely satisfied. As soon as one of his need is satisfied, another appears in its place. This process is unending. It continues from birth to death"

(Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan, dan keinginan mereka tidak pernah terpenuhi secara sempurna. Setelah satu keinginan terpenuhi langsung muncul keinginan lain. Proses ini tidak pernah berakhir. Proses ini berlangsung dari lahir hingga mati).

26Abraham Maslowdalam Gomes. 2000. A Dale TimpeSeri Manajemen SumberDaya Manusia (Memotivasi Pegawai), Cet 5. Jakarta: PT. Elek Media. Hal 185

(22)

2) "A satisfied need is not a motivator of human behavior" (kebutuhan atau keinginan yang sudah terpenuhi tidak lagi menjadi pendorong bagi perilaku manusia).

3) "Human needs are arranged in a hierarchy of importance"

(kebutuhan manusia tersusun menurut hierarki tingkat pentingnya kebutuhan).27

Kebutuhan-kebutuhan manusia yang telah diidentifikasi oleh Maslow (dalam Slameto) yaitu terdiri atas delapan tingkatan kebutuhan yaitu:

(a) Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar manusia yang bersifat primer dan vital, hal ini mencakup perasaan lapar, haus.

(b) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan merupakan ekspresi dari rangsangan individu akan keamanan dalam lingkungan seperti terlindung dari ancaman kemiskinan.

(c) Kebutuhan sosial sebagai ekspresi perasaan turut tergolong atau

"belongingness" meliputi kebutuhan akan dicintai atau diperhitungkan sebagai pribadi.

(d) Kebutuhan penghargaan sebagai tindakan untuk berhubungan dengan pihak lain dalam menghargai termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi atau kedudukan.

(e) Kebutuhan mengetahui atau mengerti sebagai kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa ingin tahunya.

27Abraham Maslowdalam Gomes. 2000. A Dale TimpeSeri Manajemen SumberDaya Manusia (Memotivasi Pegawai), Cet 5. Jakarta: PT. Elek Media. Hal 188

(23)

(f) Kebutuhan estetik merupakan wujud kebutuhan akan keteraturan dan keseimbangan.

(g) Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan untuk mengaktualisasikan potensi-potensi tertentu dan lebih cenderung mentransformasikan potensi dalam prestasi.

(h) Kebutuhan akan perasaan bahwa dirinya lebih penting dari orang lain.28 Kebaikan teori tingkat kebutuhan Maslow adalah sebagai berikut :

a. Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak (yang teridiri dari kebutuhan materiil dan non materiil) dan bobotnya bertingkat-tingkat.

b. Manajer mengetahui bahwa seseorang berperilaku dan bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhannya (materiil dan non materiil) yang akan memberikan kepuasan baginya.

c. Kebutuhan itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau sosial ekonominya.

d. Manajer akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling sesuai untuk meransang semangat bekerja bawahannya.29

Adapun kelemahan teori Maslow adalah:

a. Menurut teori kebutuhan manusia adalah bertingkat-tingkat atau hierarki, tetapi dalam kenyataannya manusia menginginkan tercapai sekaligus dan kebutuhan manusia itu seperti siklus (berulang-ulang).

28Maslow (dalam Slameto). 1995. Motivasi Kerja Pegawai dan Kinerja Pegawai. Bandung:

Pustaka Setia. Hal 171

29Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara. Hal 61

(24)

b. Walaupun teori ini sangat populer, tetapi belum pernah dicoba kebenarannya karena Maslow mengembangkannya hanya atas dasar pengamatannya saja.30

5. Prinsip-prinsip Motivasi Kerja

Mangkunegara menyatakan bahwa motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation).

Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.31

Lebih lanjut, Mangkunegara menjelaskan tentang prinsip-prinsip dalam memotivasi karyawan, yaitu :

(a) Prinsip partisipasi, yaitu dalam meotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.

(b) Prinsip komunikasi, yaitu pemimpin harus mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

(c) Prinsip mengakui andil bawahan, yaitu pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil di dalam usaha pencapai tujuan.

Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih dimotivasi kerjanya.

30Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara. Hal 56

31Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Refika Aditama. Hal 90

(25)

(d) Prinsip pendelegasian wewenang, yaitu pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.

(e) Prinsip memberi perhatian, yaitu pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh pemimpin.32

C. Pembangunan Ekonomi

1. Pengertian Pembangunan Ekonomi

Menurut Arsyad, Lincolin pembangunan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi bagi penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, kelembagaan, dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada.33

Dari definisi di atas berarti terdapat tiga komponen pokok dalam pembangunan ekonomi sebagai berikut:

a) Kenaikan output secara berkesinambungan merupakan perwujudan dari pembangunan ekonomi, sedangkan kemampuan menyediakan berbagai

32Mangkunegara, Anwar Prabu.2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama. Hal 158

33Arsyad, Lincolin, 1999.Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah.

Yogyakarta: BPFE. Hal 198

(26)

jenis barang itu sendiri merupakan tandakematangan ekonomi di suatu Negara.

b) Perkembangan teknologi merupakan dasar atau prakondisi bagi berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan.

c) Untuk mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkandung di dalam teknologi baru, perlu diadakan serangkaian penyesuaian kelembagaan, sikap, dan ideologi. Inovasi dalam bidang teknologi harus dibarengi dengan inovasi dalam bidang sosial.34

Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi 1) Faktor ekonomi, terdiri atas:

(a) Sumber alam; (b) Akumulasi modal, yaitu semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal sumber daya manusia; (c) Organisasi; (d) Kemajuan teknologi, teknologi merupakan cara bagaimana berbagai sumber alam, modal, tenaga kerja, dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasikan tujuan produksi.

Ada tiga macam kemajuan teknologi, yaitu kemajuan teknologi yang menghemat tenaga kerja, kemajuan teknologi yang menghemat modal, dan kemajuan teknologi yang menghemat tenaga kerja dan modal; (e) Pembagian kerja; (f) Skala produksi.35

2) Faktor non-ekonomi, terdiri atas:

34Todaro, M.P. dan Smith, S.C. 2006. Pembangunan Ekonomi. Jilid I Edisi Kesembilan. Haris Munandar (penerjemah). Erlangga, Jakarta. Hal 276

35Mangkunegara, Anwar Prabu., 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Refika Aditama. Hal 178

(27)

(a) Manusia, suatu bangsa dapat mewujudkan kemajuan teknologi, termasuk ilmu pengetahuan dan manajemen, serta modal fisik seperti bangunan dan peralatan mesin-mesin hanya jika negara tersebut memiliki modal manusia yang kuat dan berkualitas. Modal manusia berperan secara signifikan, bahkan lebih penting daripada faktor teknologi dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Modal manusia tersebut tidak hanya menyangkut kuantitas, tetapi yang jauh lebih penting adalah kualitas; (b) Sosial; (c) Budaya, dan (d) Politik dan administratif. 36 2. Dampak Pengangguran Terhadap Pelaksanaan Pembangunan

(a) Pendapatan nasional menurun;

(b) Pendapatan per kapita masyarakat rendah;

(c) Produktivitas tenaga kerja rendah;

(d) Upah yang rendah;

(e) Investasi dan pembentukan modal rendah;

(f) Sumber utama kemiskinan;

(g) Pemborosan sumber daya dan potensi yang ada;37

Dampak sosial lainnya yang ditimbulkan oleh pengangguran sehingga akan berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan nasional, antara lain:

(a) Menjadi beban keluarga dan masyarakat;

(b) Penghargaan diri yang rendah;

(c) Kebebasan yang terbatas;

(d) Mendorong peningkatan keresahan sosial dan criminal;38

36Kuncoro, Mudrajad. 2006. Ekonomika Pembangunan Teori, Masalah dan Kebijakan.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Hal 154

37Sukirno, S. 2004. Teori Pengantar Makroekonomi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hal 139

(28)

Berikut beberapa cara yang ditempuh oleh pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran.

a) Menciptakan kesempatan kerja, terutama di sektor pertanian melalui penciptaan iklim investasi yang lebih kondusif.

b) Menumbuhkan usaha-usaha baru, memperluas kesempatan berusaha, dan mendorong pengusaha-pengusaha memperluas usahanya atau membuka investasi baru.

c) Meningkatkan keterampilan tenaga kerja menuju profesionalisme.

d) Meningkatkan kualitas tenaga kerja sesuai dengan tuntutan dunia industri dan dunia usaha melalui perbaikan isi kurikulum sistem pendidikan nasional.

e) Untuk menumbuhkembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri perlu keberpihakan kebijakan, termasuk akses, pendamping, pendanaan usaha kecil dan tingkat suku bunga kecil yang mendukung.

f) Pembangunan nasional dan kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.

g) Kebijakan pemerintah pusat dengan kebijakan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.

38 Sukirno, S. 2007. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan. Kencana, Jakarta. Hal 231

(29)

h) Penempatan tenaga kerja Indonesia memiliki kompetensi dengan kualitas yang memadai di luar negeri.39

3. Indikator Pembangunan Ekonomi

Saat ini semua Negara di berbagai dunia mencoba untuk meningkatkan laju pembangunannya agar tidak tertinggal dengan Negara lain baik dari tingkat kesejahteraan maupun penguasaan teknologi. Pembangunan yang sedang dilakukan ini tidak mungkin dapat kita ketahui tingkat keberhasilannya tanpa adanya indicator-indikator pembangunan itu sendiri.

Pembangunan dewasa ini banyak dikaitkan dengan pembangunan dari segi ekonomi. Hal ini yang kemudian sering dikenal dengan pembangunan ekonomi.

Pembangunan Ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita.40 Di samping itu, pembangunan ekonomi juga dapat dikatakan sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi yang berskala besar, yakni skala sebuah Negara. Oleh karena skala yang besar tersebut, dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan pembangunan ekonomi masih sering mengalami kesulitan. Ditambah lagi ukuran tingkat kesejahteraan yang tidak sederhana karena meliputi banyak hal atau multidimensi. Untuk mengatasi hal-hal tersebut, ahli ekonomi pembangunan menyusun dan mengidentifikasikan berbagai indicator pembangunan.

39 Sukirno, S. 2007. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan. Kencana, Jakarta. Hal 176

40Irawan dan M. Suparmoko.2002.Refleksi Realitas Otonomi DaerahdanTantangan ke Depan.

Jakarta: Pustaka Quantum. Hal 6

(30)

Indikator merupakan sumber informasi yang sistematik serta obyektif yang hampir setiap hari beberapa surat kabar menulis statistik yang baru dikeluarkan oleh pemerintah.41 Indikator adalah sebuah instrument yang menunjukkan keterkaitan berbagai hal.42 Pemerintah secara regular mensurvei rumah tangga ataupun perusahaan untuk mempelajari aktivitas dan dampak kegiatan mereka terhadap kesejahteraannya. Tanpa adanya indikator-indikator ini, pola atau gejala yang sedang terjadi serta pengaruhnya akan sulit diketahui secara pasti. Indikator yang diperoleh secara survey oleh pemerintah ataupun lembaga yang berkepentingan digunakan sebagai tolak ukur untuk mengawasi dan merumuskan suatu kebijakan. Dapat disimpulkan bahwa indicator pembangunan ekonomi adalah suatu instrument untuk mengetahui derajat pembangunan yang dilakukan oleh suatu Negara yang meliputi beberapa aspek.43

Adapun pentingnya indicator-indikator pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut :

1) Memantau perilaku perekonomian;

2) Kepentingan analisis ekonomi;

3) Dasar pengambilan keputusan;

4) Dasar perbandingan internasional;44

41Irawan dan M. Suparmoko.2002.Refleksi Realitas Otonomi DaerahdanTantangan ke Depan.

Jakarta: Pustaka Quantum. Hal 9

42 Todaro, M.P. dan Smith, S.C. 2006. Pembangunan Ekonomi. Jilid I Edisi Kesembilan. Haris Munandar (penerjemah). Erlangga, Jakarta. Hal 152

43 Sukirno, S. 2004. Teori Pengantar Makroekonomi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hal 191

44Sukirno, S. 2004. Teori Pengantar Makroekonomi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hal 192

(31)

Pembangunan ekonomi memiliki empat indikator pokok, berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing indikator pembangunan ekonomi :

a. Indikator Moneter (Pendapatan Per Kapita)45

Pendapatan perkapita seringkali digunakan pula sebagai indikator pembangunan selain untuk membedakan tingkat kemajuan ekonomi antara Negara-negara maju dengan Negara sedang berkembang.

Pendapatan per kapita selain dapat memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan masyarakat di berbagai Negara juga dapat menggambarkan perubahan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi di antara berbagai Negara.

Melalui indikator pendapatan perkapita ini Bank Dunia (2014) mengklasifikasikan negara menjadi tiga golongan, yaitu :

1) Negara berpenghasilan rendah (low-income economies)

Negara-negara ini memiliki Pendapatan perkapita Kurang atau sama dengan US$ 745 pada tahun 2014 (Rp 10.430.000,-/tahun atau 869.166,667,-/bulan).

2) Negara berpenghasilan menengah (middle-income economies)

Kelompok Negara ini memiliki Pendapatan perkapita lebih dari US$

745 namun kurang dari US$ 8.626 pada tahun 2014 (10.430.000 sampai120.764.000,-/tahun atau 869.166,667,-sampai 10.063.666,7,- /bulan).

45M. Meierdan RE. Baldwin, (1974:29-32) yang dikutip oleh Irawan dan M. Suparmoko. 2002.

Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: BPFE. Hal 61

(32)

3) Negara berpenghasilan tinggi (high- income economies)

Negara di dalam kelompok ini mempunyai pendapatan perkapita sebesar US$ 9.206 atau lebih pada tahun 2014 (128.884.000,-/tahun atau 10.740.333,3,-/bulan).

Dalam menggunakan pendapatan per kapita sebagai indicator pembangunan, kita harus senantiasa hati-hati dan teliti. Hal ini disebabkan oleh adanya pendapat yang mengatakan pembangunan itu bukan hanya sekedar meningkatkan pendapatan riil saja, akan tetapi kenaikan tersebut haruslah berkesinambungan yang disertai dengan perubahan sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan sosial yang sebelumnya menghambat kemajuan-kemajuan ekonomi.

b. Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih46

Suatu perkembangan baru mengenai Indikator Pembangunan Ekonomi kaitannya dengan pemenuhan kesejahteraan masyarakat dikemukakan oleh Hadi Soesastro. Mereka mencoba menyempurnakan nilai-nilai GNP dalam upaya untuk memperoleh suatu indikator ekonomi yang lebih baik yakni dengan menggunakan atau mengenakan konsep Net Economic Welfare(NEW).Kedua orang ini yakin, walaupun memiliki berbagai kelemahan, GNP perkapita adalah indikator pembangunan yang cukup baik.47 Maka dari itu, Hadi Soesastromengemukakan koreksi

46M. Meierdan RE. Baldwin, (1974:29-32) yang dikutip oleh Irawan dan M. Suparmoko. 2002.

Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: BPFE. Hal 61

47 Hadi Soesastro. 2005. Pemikiran dan permasalahan ekonomi di Indonesia dalam setengah abad terakhir: 1945-1959, Membangun Ekonomi Nasional. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia. Hal 125

(33)

terhadap GNP tersebut. Berikut ini adalah penjelasan dari kedua koreksi tersebut :

1) Koreksi Positif

GNP perkapita kadang-kadang tidak memasukkan beberapa hal yang sebenarnya membuat masyarakat sebuah perekonomian dalam suatu Negara lebih meningkat kesejahteraannya. Berikut ini hal-hal yang termasuk dalam pembahasan koreksi positif.

a. Waktu Senggang

Beberapa penduduk yang sudah kaya rela bekerja lebih sedikit untuk sekedar bisa menikmati masa luang, dan kegiatan ini menambah tingkat kesejahteraan mereka, meskipun bukan berupa tambahan pendapatan. Ini harus dimasukkan dalam GNP hasilnya lebih mencerminkan kesejahteraan masyarakat (dalam arti menambah).

Kepuasan dari waktu senggang ini diharapkan akan sebesar kepuasan yang diperoleh dari barang dan jasa yang dihasilkan. Oleh karena itu, GNP akan turun walaupun tingkat kesejahteraan meningkat. Dengan demikian agar kepuasan batin itu ikut diperhitungkan, maka suatu koreksi harus ditambahkan pada GNP dan akan menghasilkan Net Economic Welfare (NEW).

(34)

b. Kegiatan Substansi

Kegiatan-kegiatan yang benar-benar mendatangkan nilai tambah tetapi tidak pernah dimasukkan dalam GNP.

c. Kegiatan Sektor Informal

Pada masa sekarang ini sektor informal telah berkembang secara pesat. Kegiatan sektor informal dibedakan menjadi dua.

Yakni kegiatan ekonomi legal dan melanggar/ilegal. Pada umumnya kegiatan ekonomi yang legal tersebut memasukkan pajak ke dalam bisnisnya.

2) Koreksi Negatif

Dalam proses produksi dan konsumsi, terdapat biaya yang muncul tetapi belum diinternalisasikan dalam harga pasar. Kegiatan yang dimaksud seperti polusi air dan udara yang ditimbulkan oleh berbagai pabrik. Akan tetapi GNP tidak pernah dimasukkan ke GNP.

Supaya GNP betul-betul mencerminkan kesejahteraan masyarakat, maka hal-hal yang tadi harus dimasukkan ke dalam GNP.

c. Indikator Non-Moneter48

Indikator ini merupakan indikator yang diambil dari beberapa hal pokok yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan indikator sebelumnya, Indikator memiliki beberapa macam- macam sub- Indikator. Berikut ini adalah uraiannya.

48M. Meierdan RE. Baldwin, (1974:29-32) yang dikutip oleh Irawan dan M. Suparmoko. 2002.

Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: BPFE. Hal 91

(35)

1) Indikator Sosial

Ahli pembangunan ekonomi yang bernama Beckerman membedakan berbagai penelitian tentang cara-cara membandingkan tingkat kesejahteraan dalam 3 kelompok.

Kelompok pertama, merupakan suatu usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan yang terjadi dalam masyarakat yang ada di dalam dua atau beberapa Negara dengan cara memperbaiki pelaksanaan dalam perhitungan pendapatan nasional biasa.

Kelompok kedua, dengan usaha membuat penyesuaian dalam pendapatan masyarakat yang dibandingkan dengan melihat pertimbangan perbedaan tingkat harga disetiap Negara.

Kelompok ketiga, adalah usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari setiap Negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter seperti, jumlah kendaraan bermotor, konsumsi minyak, jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan.49

Dari tiga cara diatas, cara yang dirasa paling tepat adalah cara yang kedua. Cara ini merupakan usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dan pembangunan di berbagai Negara dengan memperbaiki metode pembanding dengan menggunakan data pendapatan nasional dari masing-masing Negara.

49 Beckerman. 2011. yang dikutip oleh Irawan dan M. Suparmoko. Recounts The Historic Trajectory Of This Grand Assertion Of Human Rights With Passionate Clarity and Pellucid Conviction.Cynthia Ozick. Page 598

(36)

Dengan cara-cara diatas memiliki kelemahan pada Negara sedang berkembang. Pada dasarnya Negara berkembang tidak memiliki data-data tentang cara-cara diatas. Sehingga Beckerman mengemukakan lagi cara yang lain dalam membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di berbagai Negara yaitu dengan menggunakan data yang bukan bersifat moneter untuk menentukkan indeks kesejahteraan masyarakat disetiap Negara. Cara ini sering disebut dengan indikator non-moneter disederhanakan.

2) Indeks Kualitas Hidup dan Indeks Pembangunan Manusia

Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, ada sebuah indeks gabungan yang dikenal dengan Physical Quality of Line Index (PQLI) dan Indeks Kualitas Hidup (IKH). Indeks ini diperkenalkan oleh Morris D. Morris. Indeks Kulaitas Hidup (IKH) terdiri dari 3 indikator yakni, tingkat harapan hidup, angka kematian, dan tingkat melek huruf.

Sejak tahun 1990, United Netions for DevelopmentProgram (UNDP) mengembangkan indeks yang sering dikenal dengan istilah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sedangkan indikator yang digunakan untu mengukur indeks ini adalah :

a) Tingkat harapan hidup;

b) Tingkat melek huruf masyarakat;

c) Pendapatan riil perkapita berdasarkan daya beli masing-masing Negara;

(37)

d. Indikator Campuran50 1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu indikator yang digunakan dalam mengukur pembangunan ekonomi suatu Negara. Pada umumnya, dalam Negara maju tingkat pendidikan rata-rata tinggi dengan pendapatan dari tahun ketahun selalu meningkat. Negara maju sangat memperhatikan tingkat pendidikan para penduduknya.

Berbeda dengan Negara sedang berkembang, pendidikan di Negara sedang berkembag masih rendah jika dibandingkan Negara maju.

Terbukti tingkat melek huruf dan pendapatan serta angka partisipasi sekolah masih rendah. Sehingga, dari perbandingan tersebut, indikator yang dapat diukur dalam pendidikan yakni ; tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat partisipasi pendidikan.

2) Kesehatan

Kesehatan merupakan hak asasi yang harus dipenuhi demi keberlangsungannya kehidupan bermasyarakat. Indikator tingkat kesehatan dapat dilihat dari rata-rata hari sakit dan ketersediaannya fasilitas kesehatan. Ketika terpenuhinya pembangunan ekonomi berupa kesejahteraan dalam bidang kesehatan, dapat dilihat dari beberapa indikasi berupa tingkat mortalitas yang tinggi, angka pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan angka harapan hidup yang tinggi.

50M. Meierdan RE. Baldwin, (1974:29-32) yang dikutip oleh Irawan dan M. Suparmoko. 2002.

Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: BPFE. Hal 102

(38)

3) Perumahan

Rumah merupakan kebutuhan primer yang harus terpenuhi oleh masing-masing penduduk. Indicator perumahan yang sesuai dengan tujuan kesejahteraan penduduk yakni sumber air bersih dan listrik, sanitasi, dan mutu rumah tinggal.

4) Angkatan Kerja

Penduduk yang dikatakan angkatan kerja adalah orang yang telah berumur 15-64 tahun. Angkatan kerja ini juga dibagi lagi menjadi dua yakni bekerja dan sedang mencari pekerjaan (menganggur). Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan angkatan kerja adalah, partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, dan status pekerjaan.

5) Keluarga Berencana

Indikator yang dapat digunakan yakni, penggunaan asi, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.

6) Ekonomi

Pembangunan ekonomi pada dasarnya di ikuti dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, kita dapat melihat indikator ekonomi itu sendiri, yakni tingkat pendapatan dan konsumsi per kapita.

(39)

7) Kriminalitas

Pada dasarnya Negara maju memiliki tingkat kriminalitas yang rendah, hal ini disebabkan sudah lengkapnya alat keamanan Negara yang digunakan oleh Negara tersebut. Hal ini berbeda dengan keadaan di Negara sedang berkembang. Di Negara sedang berkembang, banyak terjadi kriminalitas yang disebabkan beberapa factor seperti adanya cultural shock, ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan, dan adanya kepentingan dari suatu pihan.

Indicator kriminalitas itu sendiri diantaranya adalah jumlah pencurian per tahun, jumlah pembunuhan per tahun, dan jumlah pemerkosaan per tahun.

8) Perjalanan Wisata

Indikatornya adalah frekuensi perjalanan wiata per tahun.

9) Akses Media Massa

Akses media bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam masyarakat itu sendiri. Indikatornya antara lain jumlah surat kabar, jumlah radio, dan jumlah televisi.

4. Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi

a. Dampak Positif Pembangunan Ekonomi

1) Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.

(40)

2) Adanyapembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga akan mengurangi pengangguran.

3) Terciptanya lapangan pekerjaan dari pembangunan ekonomi secara langsung memperbaiki tingkat pendapatan nasional.

4) Pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan menjadi semakin beragam dan juga dinamis.

5) Pembangunan ekonomi menuntut adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia sehingga dimungkinkan ilmu pengetahan dan teknologi menjadi semakin berkembang pesat. Sehingga makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.51

b. Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi

1) Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik sehingga mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup.

2) Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.

3) Hilangnya habitat alam baik itu alam hayati atau hewani.

4) Terjadinya pencemaran air, udara, dan tanah dari ketidakdisiplinannya manusia.52

51Sukirno, S. 2004. Teori Pengantar Ekonomi Makro. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hal 187

52Sukirno, S. 2004. Teori Pengantar Ekonomi Makro. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hal 192

(41)

5. Teori Pembangunan Ekonomi

a. Hasan. 2004. Membahas tentang konsep dan tujuan pembangunan ekonomi dari perspektif Islam dan mendiskusikan beberapa isu penting seperti peran pemerintah dan masalah populasi. Menurutnya, Islam melihat pembangunan ekonomi sebagai pertumbuhan kematangan manusia, dimana kemajuan materi harus menunjang kematangan spiritual. Beberapa tujuan penting mesti diprioritaskan seperti:

pertumbuhan diiringi dengan tenaga kerja penuh,stabilitas ekonomi, keadilan distributif dan kepedulian terhadap alam. Terkait isu kontrol populasi, Hasan melihat bahwa hal ini tidak terlepas dari norma-norma Syariah yang terkandung dalam Maqhasid Syariah.53Abu Ishaq al-Shatibi merumuskan lima tujuan hukum Islam, yakni: a) Hifdz Ad-Din (Memelihara Agama), b) Hifdz An-Nafs (Memelihara Jiwa), c) Hifdz Al’Aql (Memelihara Akal), d) Hifdz An-Nasb (Memelihara Keturunan), e) Hifdz Al-Maal (Memelihara Harta).54

b. Ibrahim. 2011.Mengutarakan bahwa concern utama pembangunan ekonomi pada sistem ekonomi Islam adalah kesejahteraan manusia (humanwelfare). Proses pembangunan ekonomi dalam Islam menurut Ibrahim harus semanusiawi. Pembangunan ekonomi harus konsern terhadap pendidikan, mengutamakan integrasi sosialdan konservasi terhadap lingkungan. Baginya, pembangunan ekonomi harus konsistain

53Hasan, Zubair.2007. Economic Development in Islamic Perspective: Concept, Objectives, andSome Issues. MPRA Paper No. 3011.

54Ahmad Warson Munawwir. 1997. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, cet. 14, Surabaya:

Penerbit Pustaka Progressif. hal 712

(42)

(berkelanjutan) dan tidak melupakan generasi yang akan datang (futuregeneration).55

D. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Hasil penelitian yang sudah penulis temukan adalah:

a. Handayani, Astuti. 2011. Dampak Penambangan Bahan Galian Golongan C terhadap Tingkat Kerusakan Lingkungan dan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Aikmel dan Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur.56

a. Penelitian ini menekankan kajian pada persoalan hubungan yang signifikan antara kepadatan penduduk dengan intensitas penambangan.

Hal ini karena intensitas penambangan ditentukan oleh faktor-faktor lain.

Namun, terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas penambangan dengan tingkat kerusakan lingkungan. Dampak positif penambangan terhadap sosial ekonomi masyarakat yaitu mengurangi jumlah pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengembangkan pendidikan anak sedangkan dampak negatifnya yaitu meningkatnya intensitas terkena penyakit, dan kurangnya keamanan dan keselamatan penambang dalam bekerja sehingga mengakibatkan sering terjadi kecelakaan kecil pada sebagian penambang.

55Ibrahim, Patmawati, Siti Arni Basir, and Asmak Ab Rahman. 2011. Sustainable Economic Development: Concept, Principles and Management fromIslamic Perspective. European Journal of Social Sciences –Volume 24, No. 3.

56 Handayani, Astuti. 2011, Dampak Penambangan Bahan Galian Golongan C terhadap Tingkat Kerusakan Lingkungan dan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Aikmel dan Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur.

(43)

b. Perbedaan fokus penelitian ini dengan fokus yang penulis teliti adalah pada pengaruh galian c terhadap kesempatan lapangan kerja bagi penduduk sekitar pertambangan.

b. Budimanta. 2007. Kekuasaan dan Penguasaan Sumber Daya Alam. Studi Kasus Penambangan Timah Bangka.57

a. Penelitian ini menekankan kajian pada persoalan bahwa aktivitas penambangan di daerah Bangka Belitung memberikan berbagai dampak positif dan negatif pada kehidupan warga. Dampak positif akibat aktivitas penambangan diantaranya adalah meningkatnya penghasilan devisa bagi Negara, terciptanya lapangan pekerjaan. Selain itu, adanya perbaikan infrastruktur seperti akses jalan ke Penangan dari Pangkal Pinang menjadi semakin mudah dan kondisi jalanan semakin baik.

Waktu tempuh menjadi semakin efisien dibandingkan sebelumnya yang membutuhkan waktu hingga dua hari bagi para pejalan kaki. Pada aspek ekonomi, pendapatan yang diperoleh warga menjadi semakin meningkat.

Hal ini terlihat dari adanya kemampuan warga untuk mendirikan rumah permanen yang terbuat dari bahan bata dan semen, dibandingkan kondisi sebelumnya yang hanya terbuat dari kayu penyangga.

b. Perbedaan fokus penelitian ini dengan fokus yang penulis teliti adalah potensi alam sebagai sumberdaya alam yang dimanfaatkan oleh orang banyak tanpa merusak lingkungan di pertambangan galian golongan C.

57Budimanta, A. 2007. Kekuasaan dan Penguasaan Sumberdaya Alaam Studi Kasus Penambangan Timah di Bangka. Jakarta. Indonesia center for sustainable development.

(44)

c. Qomariyah. 2002. Dampak Pertambangan Tanpa Izin Batu Bara Terhadap Kualitas Sumber Daya Lahan dan Sosial Ekonomi Masayarakat.58

a. Penelitian ini menekankan kajian pada persoalan dampak akibat aktivitas pertambangan batu bara bukan hanya menimbulkan pencemaran udara yang mengakibatkan penurunan kesehatan saja, melainkan juga timbulnya cekungan besar yang dikelilingi tumpukan tanah bekas galian yang telah bercampur dengan sisa-sisa bahan tambang (tailing). Pada saat musim hujan, cekungan tersebut dialiri air dan berubah menjadi danau.

Sisa-sisa bahan tambang mengalir ke sungai-sungai dan menutupi lahan pertanian serta areal perkebunan. Hal ini mengakibatkan hilangnya vegetasi (tanaman) populasi satwa liar dan menurunnya kualitas air.

Sementara itu di daerah bagian hilir pasca tambang rawan terjadinya bencana erosi akibat sedimentasi tanah.

b. Perbedaan fokus penelitian ini dengan fokus yang penulis teliti adalah reklamasi pada bekas galian tambang.

E. Kerangka Pemikiran

Pertambangan galian c gunung kuda merupakan upaya pengambilan manfaat atas Sumber Daya Alam (SDA) supaya dapat dijadikan lahan penghidupan atau mata pencaharian bagi masyarakat sekitar. Namun, eksploitasi penambangan galian c di gunung kuda akan mempunyai dampak negatif juga

58Qomariah, R.2002. Dampak Pertambangan Tanpa Izin Batu Bara Terhadap Kualitas Sumberdaya Lahan dan Sosial Ekonomi Masyarakat. Institut Pertanian Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pembahasan yang dikemukakan dalam laporan akhir ini, kesimpulan yang didapatkan ialah untuk tingkat likuiditas perusahaan dianggap likuid tetapi

Jamak tadim adalah menempatkan shalat yang kedua pada waktu shalat pertama (melaksanakan shalat Ashar pada waktu Zuhur, Isya’ pada waktu Magrib) 11. Setelah itu

In measuring phase the sequences (i.e. patterns) of HO and LAU zones can be determined and stored in database on each road. There are operating solutions and IPRs based

Kami juga akan memberikan dukungan dan pantauan kepada yang bersangkutan dalam mengikuti dan memenuhi tugas-tugas selama pelaksanaan diklat online. Demikian

PENERAPAN PAKEM MELALUI STRATEGI MASTER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Sertifikasi Bidang Studi NRG

Data hasil pretes dan postes yang telah diperoleh akan dianalisis untuk melihat bagaimana efektivitas model pembelajaran reflektif untuk meningkatkan pemahaman

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan (X) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen (Y) Mie Tek-Tek Salero Kito Medan dengan nilai F hitung