• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. petunjuk atau sinyal kepada investor mengenai bagaimana manajemen menilai prospek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. petunjuk atau sinyal kepada investor mengenai bagaimana manajemen menilai prospek"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Menurut Brigham dan Houstan (2013), manajemen perusahaan memberikan petunjuk atau sinyal kepada investor mengenai bagaimana manajemen menilai prospek perusahaan. Teori sinyal dapat diartikan sebagai suatu perusahaan memberikan sebuah informasi kepada investor. Fungsi utama dari teori sinyal adalah memberikan informasi sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi investor.

Dalam penelitian ini, yang dimaksudkan dengan pemberian sinyal terkait informasi adalah stock split. Teori sinyal menyatakan stock split dianggap sebagai sinyal yang positif bagi investor karena perusahaan yang akan melakukan stock split mempunyai prospek yang baik di masa mendatang. Perusahaan yang melakukan stock split, menggambarkan perusahaan memiliki harga saham yang tinggi. Harga suatu saham yang tinggi dinilai memiliki kinerja yang baik bagi investor.

2.1.2 Trading Range Theory

Trading range theory menyatakan bahwa dengan harga saham menjadi lebih rendah setelah stock split, diharapkan dapat meningkatkan daya beli investor terhadap

(2)

saham sehingga akan meningkatkan likuiditas saham tersebut (Waelan, 2009).

Perusahaan menilai, harga saham yang sudah terlalu tinggi akan kurang diminati oleh investor untuk diperdagangkan. Perusahaan berupaya untuk menata kembali harga saham dengan menjadi lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Meningkatnya volume perdagangan saham, menggambarkan bahwa saham tersebut diminati oleh investor.

2.1.3 Return Saham

Saat investor melakukan investasi, investor akan mengharapkan sebuah keuntungan yang dapat diperoleh atas investasi yang sudah diberikan. Keuntungan tersebut disebut return saham. Menurut Samsul (2006), return adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham. Jika harga jual lebih tinggi dibandingkan harga beli disebut capital gain dan sebaliknya disebut capital loss.

Jenis-jenis dari return saham terbagi menjadi dua, yaitu return realisasi dan return ekspektasian. Return realisasi adalah sebuah keuntungan yang sudah terjadi.

Return realisasi memiliki peranan penting dalam mengukur kinerja perusahaan di masa mendatang bagi investor. Selain itu, return realisasi dapat digunakan sebagai menghitung return dan risiko mendatang dengan rumus (Jogiyanto, 2010).

Ri,t =(𝑃𝑖𝑡)−(𝑃𝑡−1) (𝑃𝑖𝑡−1)

Keterangan:

(3)

Pit = Harga saham i pada periode t Pit-1 = Harga saham pada i periode t-1

Return ekpektasian adalah return yang diharapkan oleh investor atas investasinya di masa mendatang. Perbedaan utama return ekspektasian dengan return realisasi adalah sebuah return yang belum terjadi. Faktor yang mempengaruhi return ekspektasian adalah kinerja perusahaan di masa mendatang.

2.1.4 Abnormal Return

Menurut Jogiyanto (2010) abnormal return adalah kelebihan dari return yang seharusnya terjadi terhadap return normal. Pada umumnya, abnormal return terjadi disebabkan oleh suatu informasi atau kondisi tertentu yang diterima oleh investor.

Contoh faktor eksternal yang bisa menimbulkan abnormal return adalah hari libur nasional atau kondisi perekonomian. Selain itu, abnormal return dapat terjadi karena investor telah memperoleh informasi atau kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan seperti penawaran perdana saham (IPO) dan stock split. Abnormal return yang positif memiliki arti sebagai tingkat keuntungan di atas normal. Sebaliknya, abnormal return negatif memiliki arti sebagai tingkat keuntungan di bawah normal.

(4)

2.1.5 Stock Split

Stock split adalah sebuah kebijakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang bertujuan untuk memecah harga saham nominal sesuai dengan rasio yang ditentukan oleh perusahaan. Meskipun stock split memecah harga saham dengan menjadi lebih murah, tetapi stock split tidak menyebabkan kerugian pada investor, melainkan menambah jumlah lembar saham yang di pegang oleh investor. Tujuan lain dilakukannya stock split adalah meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Dengan harga saham menjadi lebih murah, stock split bisa menstimulus investor untuk berpeluang mendapatkan keuntungan yang lebih besar melalui harga saham yang lebih murah.

2.1.6 Trading Volume Activity

Trading volume activity atau aktivitas perdagangan saham adalah jumlah dari setiap transaksi jual beli saham di pasar modal. Penurunan harga saham yang disebabkan oleh stock split, membuat investor akan tertarik untuk melakukan investasi saham sehingga akan meningkatkan transaksi penjualan saham. Meningkatnya transaksi perdagangan saham akan berpengaruh terhadap return saham yang akan diperoleh di masa mendatang. Naiknya volume perdagangan saham, menggambarkan terdapat peningkatan aktivitas transaksi jual beli investor di pasar modal. Menurut Ang (1997), trading volume activity dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar. Hal ini

(5)

disebabkan oleh volume perdagangan saham lebih merefleksikan aktivitas investor terkait transaksi jual beli saham

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian Trijunanto (2019) menganalisis pengaruh stock split terhadap abnormal return dan likuiditas saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2011-2015 dengan sampel 30 perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis uji beda Paired Sample T-Test untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan sebelum dan sesudah stocks plit terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham. Hasil penelitian ini menemukan tidak terdapat perbedaan sebelum dan sesudah stock split terhadap abnormal return. Namun, ditemukan perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split.

Penelitian Purnamasari (2013) meneliti pengaruh stock split terhadap abnormal return, bid ask spread dan volume perdagangan saham. Hasil dari penelitian ini menemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah stock split terhadap abnormal return. Namun, terdapat perbedaaan yang signifikan terhadap volume perdagangan dan bid ask spread saham sebelum dan sesudah stock split.

Penelitian Triana Diah, Rina & Rita (2016) menganalisis pengaruh stock split terhadap trading volume activity dan average abnormal return pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dan uji instrumen dalam pengujian hipotesis. Penelitian ini menyimpulkan

(6)

terdapat peningkatan yang signifikan terhadap average abnormal return dan average trading volume activity sesudah stock split.

Penelitian Ayu dan Dewa (2014) menguji dampak stock split terhadap perbedaan bid ask spread dan abnormal return pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2008–2012 dengan sampel 28 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara bid ask spread dan abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham.

Wijanarko dan Prasetiono (2012) menganalisis pengaruh stock split terhadap likuiditas saham dan return saham. Penelitian ini mengambil 31 perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. Penelitian ini menggunakan menggunakan One Sample T-Test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan terhadap abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Namun, terdapat perbedaan pada trading volume activity sebelum dan sesudah stock split.

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Stock Split terhadap Abnormal Return

Stock split bertujuan untuk membuat harga saham menjadi lebih murah.

Saham dengan harga yang lebih murah, akan menjadi daya tarik bagi investor untuk melakukan investasi, dengan catatan emiten memiliki fundamental yang baik. Saat

(7)

para investor akan bereaksi terhadap stock split. Saat investor membeli saham, fluktuasi harga saham akan cenderung naik. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan terhadap saham. Meningkatnya harga saham, diharapkan akan diikuti dengan abnormal return yang diperoleh investor. Hal ini sejalan dengan penelitian Puspita dan Kartika (2019) yang mengemukakan terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Selain itu, penelitian Janiantari dan Badera (2014) juga mengemukakan terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukannya stock split terhadap abnormal return. Oleh karena itu, hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut.

Ha1 = Terdapat perbedaan antara abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa stock split.

2.3.2 Pengaruh Stock Split terhadap Trading Volume Activity

Bamber (2006) berpendapat trading volume activity dapat digunakan sebagai pengukur reaksi pasar. Trading volume activity menggambarkan pergerakan perdagangan saham yang dilakukan di pasar modal yang disebabkan oleh suatu informasi. Fluktuasi pasar modal akan dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran perdagangan saham. Fluktuasi harga saham akan memengaruhi return yang akan diperoleh oleh investor. Stock split sebagai informasi positif, dilakukan untuk menurunkan harga saham yang diharapkan dapat menjadi daya tarik untuk dibeli dengan harga yang lebih murah dan memiliki kinerja perusahaan yang baik bagi

(8)

investor. Trading volume activity memiliki peran sebagai pengukur likuiditas saham dengan melihat dari transaksi perdagangan saham dari investor. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut.

Ha2 = Terdapat perbedaan antara trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa stock split

2.4 Kerangka Pemikiran Hipotesis

Stock split adalah sebuah aksi korporasi yang dilakukan emiten yang akan memengaruhi hal lainnya, seperti abnormal return dan trading volume activity. Secara sistematis, penulis menyusun kerangka pemikiran teoritas yang dapat dilihat sebagai berikut.

(9)

Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2015-2019

Peristiwa Stock Split

Abnormal Return Trading Volume

Activity

Uji Beda

Ada

Perbedaan Tidak Ada

Perbedaan Gambar 2.1

Kerangka Pikir Penelitian Sebelum

Stock Split

Sesudah Stock Split

Sebelum Stock Split

Sesudah Stock Split

Referensi

Dokumen terkait

Dengan judul yang dipilih dalam Skripsi dan dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 ialah “ Analisis Fitokimia Ubi Kayu Aksesi Lokal Bangka pada Umur Panen yang berbeda ” yang

adverbs, position and function adverb of frequency in English and Indonesian,.. contrastive analysis and hypothesis of

Pada tugas akhir ini menggunakan algoritma genetika untuk melakukan optimasi bobot fitur ekstraksi pada peringkasan teks bahasa Indonesia dikarenakan permasalahan bobot

Berdasarkan analisis struktural dapat diketahui fungsi cerita kentrung Wali Sanga bagi masyarakat pendukungnya. Penelitian ini menghasilkan pertama, dokumentasi kentrung

As reference so that can create another idea especially regarding with distribute of Zakat, HDI, and Low level of poverty rate in Indonesia especially in Padang City..

[r]

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PT Dexa Medica yang.. berlangsung pada tanggal 1 Oktober hingga 30 November

Setelah adanya perhitungan dapat dilihat bahwa waktu pengamatan pada loket Manajemen lebih besar dari waktu yang diharapkan maka hpotesa yang menandakan bahwa pelayanan loket yang