• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Restoran, Hotel Dan Pariwisata Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Ulfia Khairani NIM: 11140820000072

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020 M/1441 H

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI:

Nama : Ulfia Khairani

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Mei 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Ir. H. Juanda No. 87 RT.003/RW.003

Ciputat Timur, Cempaka Putih. Tangerang Selatan, Banten.

No.telepon : 0858 – 8925 – 0089

Email : ulfiakhairanidrws@gmail.com

PENDIDIKAN

1. Madrasah Pembangunan Ibtidaiyah Syarif Hidayatullah : 2002 – 2008

2. SMP Negeri 86 Jakarta : 2008 – 2011

3. SMA Negeri 46 Jakarta : 2011 – 2014

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2014 – 2021

PENGALAMAN ORGANISASI

• Anggota Departemen Hubungan Masyarakat Himpunan Mahasiswa Islam

• Anggota DEMA Fakultas Ekonomi & Bisnis Periode 2015-2016 LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Drs. Anas Darwis, Msi.

Ibu : Elly Danum Anak : 1 dari 2 saudara

(7)

THE INFLUENCE OF INTELLECTUAL CAPITAL ON COMPANY VALUE WITH FINANCIAL PERFORMANCE AS A MODERATING VARIABLE (Study on Restaurant, Hotel and Tourism Sub-Sector Companies Listed on the

Indonesia Stock Exchange for the 2015-2019 Period) ABSTRACT

This study aims to explain the influence of intellectual capital on firm value with financial performance as a moderated variable that carried out on companies in the restaurant, hotel and tourism sub-sector that have been listed on the Indonesia Stock Exchange in the 2015-2019. This study used 23 companies in the restaurant, hotel and tourism sub-sector listed on the stock exchange in the 2015-2019 period as research samples. Data was collected based on published company financial reports. This research used multiple regression analysis and moderated regression analysis (MRA)or interaction test using SPSS version 23 software. The results stated that capital employed, human capital, structural capital have a significant effect on the value of the restaurant, hotel and tourism sub-sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2015-2019 and financial performance can moderate the relationship between intellectual capital and company value.

Keywords: Intellectual Capital, Company Value, Financial Performance.

(8)

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI

VARIABEL MODERASI

(Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Restoran, Hotel Dan Pariwisata Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel moderasi dengan perusahaan sub sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2015-2019 sebagai objek penelitian. Penelitian ini menggunakan 23 perusahaan sub sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di bursa efek selama periode 2015-2019 sebagai sampel penelitian. Data dikumpulkan berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan. Teknik analisis data yang digunakan adalah Moderated Regretion Analysis (MRA) atau uji interaksi menggunakan software SPSS versi 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa capital employed, human capital, structural capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan sub sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019 serta kinerja keuangan dapat memoderasi hubungan antara intellectual capital dengan nilai perusahaan.

Kata kunci: Intellectual Capital, Nilai Perusahaan, Kinerja Keuangan.

(9)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Restoran, Hotel Dan Pariwisata Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019)”. Shalawat serta salam senantiasa penulis hanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang. Penyusunan skripsi ini ditujukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari adanya banyak pihak yang turut serta membantu dalam proses penyelesaian ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih atas do’a, bantuan, dan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis mempunyai kekuatan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua tercinta yang telah membesarkan serta memberikan banyak dukungan baik moril maupun materil, juga memberikan semangat yang tak terkira sehingga penulis dapat terus belajar, tumbuh, dan mengembagkan potensi yang dimiliki. Terima kasih karena selalu ada untuk penulis, menjadi tempat bersandar dan selalu memberikan kekuatan bagi penulis terutama disaat proses penulisan skripsi untuk meraih gelar sarjana ini.

(10)

3. Adik penulis yaitu Shahara Putri Gusevi, SE. yang menjadi penyemangat dan memabantu bagi penulis dalam segala kondisi.

4. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si., Ak,. CA,. QIA,. BKP., CRMP., selaku Dekan dan Dosen Mata Kuliah Metodologi Penelitian Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu Zuwesty Eka Putri, M.Ak., selaku pembimbing skripsi yang selalu ada untuk penulis ketika penulis membutuhkan bantuin terkait penulisan skripsi ini dan juga terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

8. Ibu Ismawati Haribowo, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan dukungan pada penulis, memberikan segala saran yang terbaik bagi penulis selama kuliah dan juga terima kasih atas segala ilmu serta masukan yang diberikan agar dapat menjadi bekal bagi penulis ke depannya.

9. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta, terima kasih atas ilmu dan pelajaran yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat mengembangkan diri serta memperluas ilmu yang penulis miliki, dan semoga ilmu tersebut dapat menjadi berkah kebaikan dan bekal bagi penulis di masa depan.

10. Seluruh Staff Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

11. Sahabat semenjak masa awal kuliah Reka Faradillah Hehanussa selalu ada untuk penulis dan selalu memberi bantuan serta dukungan untuk penulis.

(11)

12. Teman tercintaku Nafilah Gustiyani yang selalu mau di repotkan saat pengerjaan skripsi ini dan yang tidak pernah bosan untuk menjawab pertanyaan penulis baik yang berkenaan dengan skripsi maupun bukan.

13. Terkhusus untuk Avianti Paramitha termiakasih banyak telah mempbantu dan mendukung penulis sejak awal menjalani ujian komprehensif hingga skripsi ini selesai.

14. Teman Omdo Official yaitu Annisa Faradilla, Alida Zia Syifa, Reka Faradillah Hehanussa, Avianti Paramitha, Megisty Fitriani, Astika Rahmah, Pramitha Shabrina, Tszy Aqila, terimakasih banyak selalu medukung dan menyemangati penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

15. Seluruh teman akuntansi angkatan tahun 2014, terima kasih atas semua kenangan dan kebahagiaan yang selalu menjadi bagian dari keseharian penulis.

16. Juga semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah membantu saya selama kuliah dan dalam segala proses penyusunan skripsi. Terima kasih atas segala bantuannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu penulis

berharap adanya saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan bagi penulis ke depannya. Dan diharapkan dengan adanya penelitian ini akan memberikan banyak manfaat bagi berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 8 Juli 2021

Ulfia Khairani

(12)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAA KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ...vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 15

A. Landasan Teori ... 15

1. Stakeholder Theory ... 15

2. Legitimacy Theory ... 16

3. Resources Based Theory ... 17

4. Intellectual Capital ... 18

(13)

5. Nilai Perusahaan ... 22

6. Kinerja Keuangan Perusahaan ... 23

B. Penelitian Terdahulu ... 26

C. Kerangka Berpikir ... 31

D. Pengembangan Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel ... 35

1. Populasi... 35

2. Sampel ... 35

C. Jenis dan Sumber Data ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

1. Penelitian Kepustakaan ... 38

2. Data Sekunder ... 38

E. Teknik Analisis Data ... 38

1. Statistik Deskriptif ... 38

2. Uji Asumsi Klasik ... 39

3. Uji Hipotesis ... 41

F. Operasional Variabel Penelitian ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 46

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 46

B. Analisis dan Pembahasan ... 47

1. Deskriptif Sampel ... 47

(14)

xiv

2. Deskriptif Variabel ... 48

3. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 51

4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 53

5. Hasil Uji Hipotesis ... 58

6. Hasil Uji Moderated Regretion Analysis (MRA) ... 67

C. Pembahasan ... 68

BAB V PENUTUP ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN ... 80

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 ... 10

Gambar 3.1 ... 31

Gambar 4.1 ... 47

Gambar 4.2 ... 48

Gambar 4.3 ... 49

Gambar 4.4 ... 49

Gambar 4.5 ... 50

Gambar 4.6 ... 53

Gambar 4.7 ... 55

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 ... 26

Tabel 3.1 ... 35

Tabel 3.2 ... 36

Tabel 3.3 ... 39

Tabel 3.4 ... 44

Tabel 4.1 ... 45

Tabel 4.2 ... 46

Tabel 4.3 ... 51

Tabel 4.4 ... 53

Tabel 4.5 ... 54

Tabel 4.6 ... 56

Tabel 4.7 ... 57

Tabel 4.8 ... 58

Tabel 4.9 ... 59

Tabel 4.10 ... 59

Tabel 4.11 ... 60

Tabel 4.12 ... 62

Tabel 4.13 ... 64

Tabel 4.14 ... 65

Tabel 4.15 ... 68

(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada perkembangan teknologi saat ini, menyebabkan persaingan bisnis antar perusahaan semakin ketat dan tak dapat dihindari. Agar suatu perusahaan dapat memenangkan persaingan bisnis saat ini, perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan aset yang berwujud saja, tetapi juga harus memanfaatkan aset tak berwujud yang dimilikinya. Perusahaan mempertahankan daya saing melalui penyusunan strategi dan kebijakan kondisi pasar dengan mengubah dari bisnis yang berdasarkan labor based business (tenaga kerja) ke arah knowledge based business (bisnis berdasarkan pengetahuan) dimana karakteristik utamanya yaitu ilmu pengetahuan (Widjarnako, 2006 dalam Kartikasari dan Hadiprajitno, 2014). Ilmu pengetahuan sendiri merupakan salah satu unsur dari aset tak berwujud yang disebutkan dalam Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 19 (revisi 2010). PSAK mendefinisikan aset tak berwujud sebagai aset non-moneter teridentifikasi tanpa wujud fisik.

Wujud tanpa fisik atas aset tak berwujud tersebut belum memungkinkan untuk dicatat dan diungkapkan dalam laporan keuangan tradisional. Keterbatasan pelaporan keuangan pada akuntansi tradisional dalam menjelaskan nilai perusahaan menunjukkan bahwa sumber ekonomi tidak berupa aset fisik melainkan penciptaan intellectual capital (Suhendah, 2012).

Menurut Sullivan (2000), perhatian terhadap praktek pengelolaan aset tidak berwujud (intangible asset) telah meningkat secara dratis. Salah satu

(18)

pendekatan yang dilakukan untuk mengukur intangible asset yaitu intellectual capital yang telah menjadi fokus perhatian dalam beberapa bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi maupun akuntansi (Guthrie dan Petty, 2000). Perusahaan berbasis knowledge based company akan lebih mengandalkan ilmu pengetahuan dalam meningkatkan daya saingnya, yaitu dengan lebih berinvestasi di bidang intellectual capital atau modal intelektual.

Intellectual capital merupakan sumber daya perusahaan yang berbasis pengetahuan dan berupa aset tidak berwujud yang digunakan untuk menghasilkan aset bernilai tinggi dan memberikan manfaat ekonomi di masa mendatang bagi perusahaan. Perusahaan yang mampu mengelola sumber dayanya dengan baik dapat menciptakan nilai perusahaan sehingga unggul dalam kompetisi dan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya untuk jangka panjang. Memaksimalkan nilai perusahaan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan sebuah prestasi yang sesuai dengan keinginan para pemilikya, dengan meningkatkan nilai perusahaan, maka kesejahteraan pemilik akan meningkat.

Menurut Noerirawan dan Muid (2012) nilai perusahaan merupakan kondisi yang telah dicapai oleh perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat, setelah melalui proses kegiatan sejak perusahaan tersebut didirikan sampai saat ini. Maka dari itu, nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi menggambarkan nilai perusahaan yang tinggi serta tingkat kepercayaan pasar terhadap kinerja

(19)

perusahaan saat ini maupun di masa depan. Ada beberapa indikator yang mencerminkan nilai perusahaan di antaranya dengan rasio Tobin’s Q. Rasio ini dinilai dapat memberikan informasi paling baik dikarenakan dalam perhitungannya memasukkan semua unsur utang dan modal dan saham perusahaan. Tidak hanya saham biasa dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukan, namun seluruh aset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor dalam bentuk saham tetapi juga untuk kreditur. Sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja, melainkan dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004).

Wahyuni et.al. (2017) menunjukakan fenomena terjadinya naik turunnya nilai perusahaan manufaktur sehingga mendorong peneliti melakukan penelitian tentang nilai perusahaan. Banyak faktor yang menyebabkan penurunan nilai perusahaan, menurut Stewart (1997) penurunan nilai perusahaan salah satunya karena perusahaan cenderung berfokus pada aset yang bersifat nyata tanpa memperhatikan intangible asset yang dimiliki perusahaan. Intangible asset dapat meningkatkan potensi nilai perusahaan yang dikenal sebagai intellectual capital.

Di Indonesia tingkat pengungkapan modal intelektual ternyata masih terbilang rendah yaitu rata-rata sebanyak 34,5% (Suhardjanto dan Wardhani, 2010). Beberapa hal yang diungkapkan dalam pengungkapan modal intelektual adalah elemen-elemen modal intelektual seperti capital employed, human capital dan structural capital. Selain itu, pengakuan intellectual capital dan

(20)

pelaporannya dalam neraca juga belum diperhatikan secara serius, sehingga elemen intellectual capital yang sebenarnya mungkin dikuasai oleh suatu perusahaan tidak diakui dan tidak dilaporkan sebagaimana mestinya.

Mohammadi (2005) berpendapat bahwa intellectual capital berperan penting dalam peningkatan nilai perusahaan maupun kinerja keuangan. Setiap perusahaan yang mampu memanfaatkan modal intelektualnya secara efisien, maka nilai pasarnya serta kinerja keuangannya akan meningkat. Nilai perusahaan merupakan hal penting karena dapat menggambarkan kinerja perusaaan yang nantinya akan mempengaruhi investor perusahaan. Kinerja perusahaan akan menentukan apakah perusahaan tersebut dapat mencapai tujuannya dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak internal maupun eksternal. Laporan keuangan suatu perusahaan dapat dijadikan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan (Ujiyantho et.al., 2007). Kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk mengetahui atau mengukur kondisi keuangan perusahaan dan prestasi perusahaan.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan cerminan apakah perusahaan memanfaatkan sumber dayanya dengan baik atau tidak. Laba merupakan parameter dalam mengukur kinerja keuangan. Oleh karena itu, laba sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan. Laba akan diperolah jika perusahaan melakukan kegiatan operasionalnya secara terus-menerus.

Kegiatan operasional perusahaan akan terlaksana jika mempunyai sumber daya yang berpengetahuan dan berkompetensi di bidangnya. Laba perusahaan menjadi sinyal bagi prospek perusahaan di masa depan tentang kinerja keuangannya, sehingga pertumbuhan laba yang terus meningkat menjadi sinyal

(21)

positif bagi kinerja keuangan suatu perusahaan. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan agar mencapai kinerja yang baik dan dapat berinovasi yaitu mengembangkan sumber daya manusianya yang berkualitas secara efektif, menggunakan teknologi yang handal, serta menjaga hubungan baik dengan stakeholder dimana hal tersebut adalah elemen dari intellectual capital.

Informasi mengenai kinerja keuangan berguna untuk menetapkan kebijakan yang akan diambil oleh pihak manajemen suatu perusahaan. Oleh karena itu, informasi dan ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan sebagai modal untuk menghadapi persaingan yang terjadi saat ini maupun yang akan datang.

Pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut perusahaan menyesuaikan segala bentuk perubahan tersebut. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dijadikan kekuatan untuk menguasai pasar sehingga diharapkan mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahan di masa yang akan datang.

Kinerja keuangan dapat diukur dengan beberapa rasio keuangan. Rasio keuangan perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur apakah perusahaan mampu mengelola seluruh dana yang ditanamkan pada asetnya secara efektif dan dapat menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas yang akan digunakan yaitu Return on Asset (ROA). ROA merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Munawir, 2002). ROA berguna untuk melihat efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada aset yang dimilikinya. Hal

(22)

tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar ROA, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan dari segi penggunaan asset. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik pula produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal tersebut akan menjadi daya tarik perusahaan kepada investor karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Profitabilitas suatu perusahaan juga memiliki keterkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Profitabilitas yang tinggi akan mencerminkan kinerja keuangan yang semakin baik. Intellectual capital dimanfaatkan oleh suatu perusahaan untuk mempertahankan dan menaikkan profitabilitasnya.

Jika perusahaan mengacu pada bisnis berdasarkan pengetahuan, maka perusahaan dapat bersaing dengan keunggulan kompetitif yang diperoleh melalui inovasi kreatif yang dihasilkan oleh Intellectual Capital (IC) perusahaan. Perusahaan yang sukses yaitu perusahaan yang mampu mengelola sumber daya manusianya dan kemampuan berpikir serta pengetahuan yang dimiliki sebagai modal utama dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

Oleh karena itu, perusahaan semakin mementingkan aset pengetahuan sebagai aset tidak berwujud untuk menciptakan keunggulan kompetitif.

Kesulitan pengukuran modal intelektual secara langsung dapat mengakibatkan keberadaannya dalam perusahaan sulit untuk diketahui.

Bertolak belakang dengan meningkatnya pengakuan intellectual capital dalam mendorong nilai dan keunggulan kompetitif perusahaan, pengukuran terhadap intellectual capital yang tepat belum dapat ditetapkan. Pulic (1998)

(23)

mengembangkan alat ukur tidak langsung atas aset tak berwujud dalam bentuk intellectual capital dengan menggunakan metode Value Added Intellectual Capital (VAICTM). Metode ini didesain untuk menyediakan informasi mengenai efisiensi penciptaan nilai (value creation) dari aset berwujud dan aset tak berwujud yang dimiliki perusahaan yaitu physical capital (VACA – Value Added Capital Employed), human capital (VAHU – Value Added Human Capital), dan structural capital (STVA – Structural Capital Value Added).

Intellectual ability yang selanjutnya disebut dengan (VAICTM) menunjukkan bahwa kedua sumber daya yaitu physical capital dan intellectual capital secara efisien telah dimanfaatkan oleh perusahaan. Tujuan utama dalam ekonomi yang berbasis pengetahuan yaitu menciptakan value added atau nilai tambah, maka dari itu untuk mendapatkannya dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical capital (dana keuangan) dan intellectual potential (karyawan yang memiliki potensi atau kemampuan). Investor cenderung memilih perusahaan yang dapat memberikan keuntungan atau kemakmuran financial dengan melihat kinerja keuangannya melalui laporan keuangan. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kinerja keuangan perusahaan dan salah satu faktor yang diperhitungkan yaitu Intellectual Capital. VAIC merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kinerja Intellectual Capital perusahaan yang relatif mudah dilakukan karena menggunakan akun-akun dalam laporan keuangan perusahaan. Intellectual capital di dalam suatu perusahaan merupakan sumber daya pengetahuan yang didasari oleh pelanggan, proses dan teknologi yang digunakan untuk menciptakan suatu nilai

(24)

(Bukh et.al., 2005). Apabila perusahaan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan laba, maka pelayanan dan hubungan yang baik terhadap pelanggan sangat diperlukan sebagai kunci bagi suatu perusahaan untuk menciptakan value added perusahaan dan tercapainya keunggulan kompetitif perusahaan.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Suryarahm dan Wirama (2018). Dalam penelitian ini, peneliti menambahkan variabel moderasi yaitu kinerja keuangan perusahaan yang diukur menggunakan ROA. Selain itu variabel nilai perusahaan dalam penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Suryarahm dan Wirama (2018) yaitu Tobin’s Q karena banyaknya proksi yang dapat digunakan untuk mengukur nilai suatu perusahaan.

Beberapa penelitian sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Lestari (2018) menemukan bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan, serta profitabilitas dapat memoderasi hubungan intellectual capital dengan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sayyidah dan Saifi (2017) menemukan bahwa human capital berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan komponen lainnya seperti capital employed dan structural capital tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, serta kinerja keuangan berpengaruh signifikan dalam memediasi hubungan antara intellectual capital dengan nilai perusahaan.

Ulum et.al (2014) menggunakan indikator intellectual capital yang dimodifikasi dengan menambahkan relation capital (RCE) ke dalam komponennya. Maka dari itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel moderasi.

(25)

Selain itu, penting untuk meneliti tentang topik ini dengan melihat keadaan saat ini perusahaan belum melaporkan adanya intangible asset berupa intellectual capital dalam menciptakan keunggulan kompetitif untuk memenangkan persaingan bisnis yang sangat ketat.

Penelitian ini akan menggunakan perusahaan yang berada pada sub sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Industri pariwisata Indonesia diharapkan mampu menunjang pembangunan negara melalui peningkatan devisa negara, menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, meningkatkan industri rakyat, memperluas kesempatan berusaha di sektor formal dan informal, membantu usaha pendidikan dan latihan, meningkatkan pendapatan pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta memeratakan pembangunan dan meningkatkan hubungan antar bangsa.

Menurut Bank Indonesia (BI), sektor pariwisata merupakan sektor yang paling efektif dalam meningkatkan devisa Indonesia. Salah satu alasannya karena sember daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan pariwisata terdapat di dalam negeri. Adanya peningkatan jumlah kedatangan turis mancanegara setiap tahun yang juga diikuti dengan pertumbuhan PDB yang hampir mencapai 5% dan pertumbuhan investasi menandakan semakin baiknya kondisi pariwisata Indonesia, karena wisatawan yang datang membutuhkan penginapan seperti hotel dan juga tempat wisata kuliner yang termasuk salah satunya adalah restoran sehingga akan meningkatkan permintaan terhadap hotel dan restoran tersebut. Dilaporkan oleh matamatapolitik.com pada tahun 2017, Indonesia didatangi oleh lebih dari 14 juta wisatawan mancanegara, jumlah tersebut mingkat lebih dari dua juta turis dari tahun sebelumnya. Hal tersebut merupakan hasil dari upaya pemerintah dalam mengkoordinir

(26)

pertumbuhan industri pariwisata. Pada tahun 2015, Menteri Pariwisata Indonesia menetapkan target 20 juta wisatawan mancanegara di tahun 2019.

Gambar di bawah ini merupakan grafik Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara tahun 2015 – 2018 .

Gambar 1.1

Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara tahun 2015 – 2018 .

Sumber : Badan Pusat Statistik

Berdasarkan gambar 1.1 dapat diketahui bahwa setiap tahunnya jumlah wisatawan mengalami peningkatan. Salah satu faktornya yang dapat meningkatkan jumlah wisatawan yaitu melemahnya Rupiah, sehingga pemerintah merancang dan menerapkan beragam upaya dengan mendongkrak daya tarik Indonesia sebagai destinasi wisata bagi turis asing. Faktor lainnya yaitu penyusunan kembali struktur. Kementerian Pariwisata dalam memasarkan Indonesia secara agresif sebagai destinasi wisata. Di tahun 2015, Menteri Pariwisata menyatakan rencana strategis berupa target yang akan dicapai di tahun 2019, salah satunya meliputi 20juta wisatawan mancanegara serta pertukaran valuta asing sebanyak Rp240 triliun atau $17,2 miliar, mempekerjakan 13 juta orang di industri pariwisata. Maka dari itu perusahaan

220000000 240000000 260000000 280000000 300000000 320000000

2015 2016 2017 2018

Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara

Orang

(27)

sub sektor ini diharapkan dapat meningkatkan sumber daya yang dimilikinya tidak hanya aset berwujud, tetapi aset tak berwujud seperti intelektual Capital dalam kegiatan operasional perusahaannya sehingga dapat berkompetisi di pasar global.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Mardianti et.al (2018). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel kinerja keuangan dengan proksi ROA sebagai variabel moderasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mardianti et.al (2018) ditemukan bahwa modal intelektual tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian serupa juga ditemukan oleh Lestari dan Sapitri (2016) yang menemukan bahwa modal intelektual tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.

Hasil yang berbeda ditemukan oleh Dyah et.al (2018). Pada penelitiannya ditemukan bahwa modal intelektual memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan objek yang berbeda, yaitu perusahaan yang terdaftar di Sub Sektor Restoran, Hotel dan Pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Jayanti et.al (2017). Peneliti menemukan bahwa salah satu indikator modal intelektual yaitu structural capital tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian serupa juga ditemukan oleh Sayyidah et.al (2017) yang menyatakan bahwa structural capital tidak memiliki pengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas serta beragamnya hasil temuan dari beberapa penelitian terdahulu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan dan menjadikannya bahan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul

(28)

“Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Moderasi (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Restoran, Hotel dan Pariwisata yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka rumusan masalah yang akan peneliti kembangkan dalam penelitian ini antara lain:

1. Apakah capital employed atau modal fisik berpengaruh terhadap nilai perusahaan sub sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019?

2. Apakah human capital atau modal manusia berpengaruh terhadap nilai perusahaan sub sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019?

3. Apakah structural capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan sub sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019?

4. Apakah kinerja keuangan dapat memoderasi hubungan antara intellectual capital dengan nilai perusahaan sub sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah capital employed berpengaruh terhadap nilai perusahaan sub sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019.

(29)

2. Untuk mengetahui apakah human capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan sub sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019.

3. Untuk mengetahui apakah structural capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan sub sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019.

4. Untuk mengetahui apakah kinerja keuangan dapat memoderasi hubungan antara intellectual capital dengan nilai perusahaan sub sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015- 2019.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk beberapa pihak, antara lain:

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan untuk peneliti mengenai apakah terdapat pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel moderasi pada perusahaan sub sektor restoran, hotel dan pariwisata.

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan menambah literatur akuntansi tentang pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel moderasi.

(30)

3. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan manfaat kepada perusahaan, khususnya pihak manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan modal intelektual yang dimiliki seperti kualitas sumber daya, hubungan dengan stakeholder.

Sebagai bahan pertimbangan dan informasi dalam mengambil kebijakan atau keputusan yang tepat bagi keberlangsungan jangka panjang perusahaan.

4. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi investor dalam pertimbangan pengambilan keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan, khususnya perusahaan yang terdaftar di sub sektor restoran, hotel dan pariwisata. Selain itu, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan investor mengenai modal intelektual, nilai perusahaan serta kinerja suatu perusahaan.

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Stakeholder Theory

Antara pihak manajemen atau perusahaan dengan stakeholder harus menjalin hubungan yang baik dalam bentuk apapun. Manajemen perusahaan diharapkan untuk melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder dan melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder sebagai bentuk tanggung jawab. Menurut Meek dan Fray (1988) dalam Baroroh (2013:174) menyatakan bahwa consensus yang berkembang dalam konteks teori stakeholder adalah bahwa laba akuntansi hanyalah merupakan ukuran yang lebih akurat yang diciptakan oleh stakeholders dan kemudian didistribusikan kepada stakeholder yang sama.

Pendapat lainnya juga diungkapkan oleh Zuliyati dan Arya (2011:114) teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull. Kelompok stakeholder inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan dalam mengungkapkan atau tidak mengungkapkan suatu informasi di dalam laporan keuangan. Konsesus yang berkembang dalam konteks teori stakeholder adalah bahwa laba akuntansi hanyalah merupakan ukuran return bagi pemegang saham (shareholder), sementara value added adalah ukuran yang lebih akurat yang diciptakan oleh stakeholder dan kemudian didistribusikan kepada stakeholder yang sama. Hal ini dapat meningkatkan value added bagi perusahaan atau disebut juga dengan VAICTM yang akan mendorong keuangan perusahaan. Sedangkan bidang manajerial menjelaskan bahwa para stakeholder harus mengendalikan sumber daya organisasi jika ingin meningkatkan kesejahteraan mereka yang diwujudkan dengan meningkatnya return yang dihasilkan perusahaan.

(32)

Dasar dari teori stakeholder yaitu semakin kuat hubungan korporasi , maka akan semakin baik bisnis korporasi tersebut. Sebaliknya, semakin buruk hubungan korporasi maka akan semakin sulit bisnis korporasi. Hubungan yang kuat dengan para pemangku kepentingan adalah berdasarkan asas kepercayaan, rasa hormat dan kerjasama. Teori ini merupakan suatu konsep manajemen strategis, yang tujuannya adalah untuk membantu korporasi memperkuat hubungan dengan kelompok- kelompok eksternal dan mengembangkan keunggulan kompetitifnya. Teori ini menyebutkan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi atas kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut.

Salah satu tantangan pertama bagi korporasi adalah untuk mengidentifikasi:

• Pemegang saham dan investor yang menginginkan hasil optimal atas investasi mereka.

• Karyawan ingin tempat kerja yang aman, gaji yang kompetitif, dan keamanan kerja.

• Pelanggan menginginkan barang dan jasa berkualitas dengan harga yang wajar.

• Masyarakat setempat ingin investasi masyarakat.

• Regulator ingin sesuai dengan peraturan yang berlaku 2. Legitimacy Theory

Menurut Degan (2004) dalam Baroroh (2013:174) bahwa organisasi secara berkelanjutan mencari cara untuk menjamin operasi mereka berada dalam batas dan norma yang berlaku di masyarakat. Teori legitimasi berhubungan erat dengan teori stakeholder. Dalam perspektif teori legitimasi, suatu perusahaan akan secara sukarela melaporkan aktifitasnya jika manajemen menganggap bahwa hal ini adalah yang

(33)

diharapkan komunitas. Teori legitimasi berhubungan sangat erat dengan pelaporan modal intelektual dan juga memiliki hubungan dengan penggunaan metode content analysis sebagai ukuran dari pelaporan tersebut. Perusahaan lebih cenderung melaporkan intellectual capital mereka jika mereka memiliki kebutuhan khusus untuk melakukannya. Hal ini mungkin terjadi ketika perusahaan menemukan bahwa perusahaan tersebut tidak mampu melegitimasi statusnya berdasarkan tangible asset yang umumnya dikenal sebagai simbol kesuksesan perusahaan.

Teori ini menyatakan bahwa perusahaan dan komunitas sekitarnya memiliki relasi sosial yang erat karena keuanya terikat dalam suatu “social contract”. Teori legitimasi menyatakan bahwa keberadaan perusahaan dalam suatu area karena didukung secara politis dan dijamin oleh regulasi pemerintah serta parlemen yang juga merupakan representasi dari masyarakat. Dengan demikian, ada kontrak sosial secara tidak langsung antara perusahaan dan masyarakat yang dalam hal ini masyarakat memberi cost dan benefit untuk keberlanjutan korporasi (Andreas, 2011:6).

3. Resources Based Theory

Resourced based theory merupakan teori yang menyatakan bahwa perusahaan dapat meningkatkan keunggulan bersaing dengan mengembangkan sumber daya sehingga mampu mengarahkan perusahaan untuk bertahan secara jangka panjang.

Kunci dari teori ini yaitu pada strategi memahami hubungan antara sumber daya, kapabilitas, keunggulan bersaing dan profitabilitas khususnya dapat memahami mekanisme dengan mempertahankan keunggulan bersaing dari waktu ke waktu.

Model seperti ini membutuhkan pemanfaatan efek karakteristik unik pada perusahaan.

Teori ini pertam kali dikemukakan oleh Wernelfelt (1984) dalam karyanya yang berjudul “A Resource-based view of the firm”. Tetapi penelitian yang banyak dijadikan rujukan adalah artikel karya Barney (1991) “Firm Resource and Suistaned Competitive Advantage”. Dijelaskan firm resource membantu

(34)

perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Selanjutnya yaitu keunggulan kompetitif bersaing dapat dipahami dengan menanamkan pemahaman bahwa perusahaan terdiri dari elemen yang heterogen dan tak bergerak. Langkah untuk memaksimalkan keunggulan kompetitif bersaing, perusahaan harus memenuhi

empat kriteria, yaitu

a. Sumber daya harus bisa menambah nilai positif bagi perusahaan atau valueable, b. Sumber daya harus sulit untuk ditiru oleh competitor atau inimitability.

c. Sumber daya harus bersifat unik atau rareness.

d. Sumber daya tidak mudah digantikan dengan pesaing lainnya atau non- substitutability

Apabila perusahaan dapat memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, maka perusahaan tersebut akan memiliki suatu value added yang dapat memberikan suatu karakteristik tersendiri. Oleh karena itu, dengan adanya karakteristik yang dimiliki, perusahaan mampu mencapai keunggulan kompetitif yang nantinya hanya dimiliki oleh perusahaan itu sendiri dan perusahaan akan mendapatkan nilai tambah yang berupa peningkatan kinerja perusahaan.

4. Intellectual Capital

a. Pengertian Intellectual Capital

Pengertian intellectual capital menurut Kartika dan Hartane (2013:17) merupakan aset utama suatu perusahaan disamping aset fisik dan finansial. Maka dalam mengelola aset fisik dan finansial dibutuhkan kemampuan yang handal dari intellectual capital itu sendiri, di samping dalam menghasilkan suatu produk yang bernilai diperlukan kemampuan dan daya pikir dari karyawan, sekaligus bagaimana mengelola organisasi dan menjalin hubungan dengan pihak eksternal.

Pengertian lainnya dari intellectual capital yang diungkapkan oleh Stewart dalam

(35)

Ulum (2014) merupakan suatu modal intelektual yang mengandung materi intelektual pengetahuan, informasi, hak pemilikan intelektual, pengalaman yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan.

Selain itu, definisi intellectual capital di Indonesia secara tidak langsung sudah disinggung pada PSAK No.19 revisi 2000 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2012) mengenai intangible assets. Dimana, intangible assets atau aktiva tidak berwujud didefinisikan sebagai aktiva non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa intellectual capital atau modal intelektual merupakan suatu aset perusahaan yang tidak berwujud yang menjadi salah satu aset utama selain aset fisik dan finansial yang mengandung materi intelektual pengetahuan, informasi, hak pemilikan intelektual dan pengalaman yang digunakan untuk mengelola organisasi dan menjalin hubungan dengan pihak eksternal untuk menciptakan kekayaan perusahaan.

b. Komponen Intellectual Capital

1) Relational Capital/Capital Employed

Relational capital atu modal relasi merupakan hubungan yang harmonis yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar (Arifah dan Medyawati, 2012). Pulic dalam Ulum (2014) mengungkapkan bahwa modal intelektual ini sebagai capital employed, dimana menggambarkan modal yang dimiliki perusahaan berupa hubungan yang harmonis kepada para mitranya serta pengelolaan physical capital guna membantu penciptaan nilai tambah (value added) bagi perusahaan.

(36)

2) Human Capital

Human capital atau modal manusia merupakan kombinasi dari knowledge, skill, innovativeness dan kemampuan individu dalam sebuah perusahaan.

Menurut Baroroh (2013:174) human capital yang tinggi akan dapat mendorong peningkatan kinerja keuangan. Human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan, keterampilan, inovasi dan kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat menciptakan suatu nilai. Human capital dapat meningkat jika perusahaan dapat memanfaatkan dan mengembangkan pengetahuan, kompetensi dan keterampilan karyawan secara efisien. Dengan memiliki karyawan yang memiliki keterampilan dan keahlian maka dapat meningkatkan kinerja suatu perusahaan.

3) Structural Capital/Organizational Capital

Menurut Baroroh (2013:174) structural capital atau modal struktural merupakan kemampuan organisasi meliputi infrastruktur, sistem informasi, rutinitas, prosedur dan budaya organisasi yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan intelektual yang optimal. Suatu organisasi yang memiliki prosedur yang baik maka intellectual capital akan mencapai kinerja secara optimal. Structural capital menjadi infrastruktur perusahaan yang membantu meningkatkan produktivitas karyawan. Termasuk dalam hal ini yaitu database, organizational charts, process manuals, strategies routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar dari materialnya.

c. Value Added Intellectual Capital Coefficient (VAIC)

Pulic (2000) dalam Ulum (2014) memperkenalkan pengukuran yang secara tidak langsung mengukur intellectual capital melalui nilai yang dimiliki. Metode Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) atau Koefisien Nilai Tambah Modal Intelektual dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1998 yang didesain untuk

(37)

menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible assets) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki perusahaan. VAICTM merupakan instrumen untuk mengukur kinerja modal intelektual suatu perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan, karena dikonstruksi dari akun-akun dalam laporan keuangan perusahaan (neraca dan laba rugi) (Ulum, 2014). Metode ini untuk mengukur seberapa dan bagaimana efisiensi intellectual capital dan capital employed dalam menciptakan nilai berdasarkan pada hubungan tiga komponen utama, yaitu (1) Human capital, (2) Structural capital, (3) Capital employed.

Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). Value added adalam indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA dihitung sebagai selisih antara output dan input. Output (OUT) merepresentasikan revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input (IN) mencakup seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Hal penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labour expense) tidak termasuk dalam IN. Karena peran aktifnya dalam proses value creation, intellectual potential (yang direpresentasikan dengan labour ecpense) tidak dihitung sebagai biaya (cost) dan tidak termasuk dalam komponen IN (Ulum, 2014).

1) Value Added Capital Employed (VACA)

VACA atau nilai tambah modal merupakan indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi.

(38)

Keterangan:

VA = Selisih antara input dan output

CE = Dana yang tersedia (ekuitas dan laba bersih) 2) Value Added Human Capital (VAHU)

VAHU atau nilai tambah modal manusia menunjukkan berapa banyak VA yang dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi.

VAHU = VA / HC Keterangan:

VA = Selisih antara output dan input HC = Beban karyawan

3) Structural Capital Value Added (STVA)

Nilai tambah modal struktural yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptan nilai.

STVA = SC / VA Keterangan:

VA = Selisih antara output dan input

SC = Selisih antara Value Added (VA) dan Human Capital (HC) 5. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan nilai yang mencerminkan harga pasar saham perusaaan yang menggambarkan keputusan dividen dan penilaian investor terhadap perkembangan perusahaan. Nilai suatu perusahaan berubungan dengan harga saha, perusahaan. Menurut Harmono (2009:233) nilai perusahaan adalah kinerja perusahaan

(39)

yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran pasar modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaa.

Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan maka nilai perusahaan tersebut juga semakin tinggi (Hermuningsih, 2013). Nilai perusahaan yang dilihat dari nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang investasi. Untuk mengukur nilai perusahaan, salah satu cara yang digunakan dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor James Tobin pada tahun 1967. Rasio ini menunjukkan nilai pengembalian dari jumlah yang diinvestasikan sesuai dengan estimasi pasar keuangan masa kini. Tobin’s Q dirumuskan sebagai berikut:

Tobins Q = ME + DEBT Total Aktiva Keterangan:

ME = Jumlah Saham Beredar x Harga Penutupan DEBT = Liabilitas

Tobin’s Q adalah sebagai berikut:

a. Mencerminkan aset perusahaan secara keseluruhan

b. Mencerminkan sentiment pasar, misalnya analisis dilihat dari prospek perusahaan dan spekulasi

c. Mencerminkan modal intelektual perusahaan

d. Mengatasi masalah dalam memperkirakan tingkat keuntungan 6. Kinerja Keuangan Perusahaan

Menurut Moeheriono (2012:95) kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.

Pengertian lainnya dari kinerja yaitu suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu (Hanafi dan Halim, 2007:69). Sebagai suatu

(40)

organisasi, perusahaan pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam kegiatan usahanya untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran kondisi perusahaan dalam mewujudkan tujuannya serta upaya evaluasi perusahaan dalam mengelola sumber dayanya.

Penilaian keberhasilan atau kinerja suatu perusahaan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal.

Sedangkan kinerja keuangan menurut IAI (2007:3) merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang dimilikinya.

Pengertian lainnya disebutkan bahwa kinerja keuangan merupakan penentuan ukuran- ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba (Sucipto, 2003). Pengukuran kinerja keuangan perusahaan merupakan upaya pengukuran keberhasilan suatu perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang dimiliki dalam memperoleh laba. Selain itu kinerja keuangan juga dapat digunakan sebagai gambaran kondisi keuangan perusahaan dengan menganalisis alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui baik atau buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu.

Penelitian ini menggunakan Return on Asset (ROA) sebagai proksi dari kinerja keuangan perusahaan. Return on asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi (Mardiyanto, 2009:196). Menurut Lestari dan Sugiharto (2007:196) ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Semakin tinggi ROA suatu perusahaan maka semakin baik produktifitas asetnya dalam memperoleh keuntungan bersih yang selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan di mata investor. Angka ROA dapat dikatakan baik apabila >2% (Lestari dan Sugiharto, 2007:196). Dengan adanya peningkatan kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dalam salah satu rasio

(41)

keuangan yaitu ROA diharapkan dapat menjadi peningkatan daya Tarik para investor, karena tingkat pengembalian yang akan semakin besar.

Untuk menghitung ROA suatu perusahaan diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

ROA = Laba Bersih

Total Aset 𝑥 100%

Semakin besar ROA suatu perusahaan, maka semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai, Sebaliknya, semakin kecil rasio ini maka menandakan kurangnya kemampuan perusahaan dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya.

(42)

26 B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu lainnya disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 2.1.

Daftar Penelitian Terdahulu

No Judul Penulis (Tahun)

Hasil (Kesimpulan)

Persamaan Perbedaan

1 Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return pn Equity, Return on Asset dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Rahmantio et.al.

(2018)

•DER

berpengaruh tidak signifikan terhadap Tobin’s Q

•ROE

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tobin’s Q

•ROA

berpengaruh tidak signifikan terhadap Tobin’s Q

•Ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap Tobin’s Q.

Meneliti pengaruh ROA terhadap Nilai Perusahaan

Meneliti Pengaruh ROA sebagai

Variabel Moderasi

2 Effect of Intellectual

Subaida, I dan

•VAIC tidak berpengaruh

Meneliti pengaruh

Menggunakan ROA sebagai

(43)

No Judul Penulis (Tahun)

Hasil (Kesimpulan)

Persamaan Perbedaan

Capital and Intellectual Capital Disclosure on Firm Value

Mardianti, N.E.

(2018)

terhadap Tobin’s Q.

• Intellectual Capital Disclosure berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tobin’s Q.

• ROA

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tobin’s Q.

intelektual kapital terhadap nilai perusahaan

variabel moderasi dalam melihat pengaruh intelektual kapital

terhadap nilai perusahaan

3 The Effect of Corporate Financial Ratio Upon The Company Value

Sadi’ah, K.

(2018)

•ROA

berpengaruh positif signifikan terhadap PBV

•DPR

berpengaruh positif signifikan terhadap PBV.

•DER

berpengaruh tidak signifikan terhadap PBV.

Meneliti pengaruh ROA

terhadap nilai perusahaan

Meneliti Pengaruh ROA sebagai Variabel Moderasi

Nilai Perusahaan diproksikan dengan Tobin’s Q

4 Pengaruh Modal Intelektual paada Rasio Price To Book Value

Suryarahm an, E. dan Wirama, D.G.

(2018)

•VACA berpengaruh positif signifikan terhadap PBV.

•VAHU tidak berpengaruh terhadap PBV.

•STVA berpengaruh positif signifikan terhadap PBV.

Meneliti pengaruh intelektual kapital terhadap nilai perusahaan

• Menggunakan ROA sebagai variabel moderasi dalam melihat pengaruh intelektual kapital terhadap nilai perusahaan

• Nilai Perusahaan diproksikan dengan Tobin’s Q

(44)

No Judul Penulis (Tahun)

Hasil (Kesimpulan)

Persamaan Perbedaan

5 Pengaruh Intellectual Capital

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi

Dyah, A.D.L. dan Made, D.S.

(2018)

• Intellectual Capital berpengaruh terhadap Tobin’s Q

• ROA tidak memliki

pengaruh terhadap Tobin’s Q

• ROA dapat memoderasi hubungan antara intellectual capital dengan ROA

Meneliti pengaruh intelektual kapital terhadap nilai perusahaan dengan ROA sebagai variabel moderasi

Meneliti pengaruh terhadap perusahaan yang terdaftar pada sub sektor Restoran, Hotel Dan Pariwisata di Bursa Efek Indonesia

6 Pengaruh Intellectual Capital

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Jayanti, Dwi Lutfia dan

Binastuti, Sugiharti (2017)

•VACA berpengaruh terhadap ROA

•STVA berpengaruh terhadap ROA

•VAHU tidak berpengaruh terhadap ROA

•VACA berpengaruh terhadap nilai perusahaan

•VAHU berpengaruh terhadap nilai perusahaan

•STVA tidaj berpengaruh terhadap nilai perusahaan

•ROA berhasil memediasi hubungan antara STVA dan nilai perusahaan

Meneliti pengaruh intelektual kapital terhadap nilai perusahaan dengan ROA sebagai variabel moderasi

•Meneliti pengaruh terhadap perusahaan yang terdaftar pada sub sektor

Restoran, Hotel Dan Pariwisata di Bursa Efek Indonesia

•ROA sebagai variabel moderasi

(45)

No Judul Penulis (Tahun)

Hasil (Kesimpulan)

Persamaan Perbedaan

•ROA tidak berhasil

memediasi hubungan antara VACA dan VAHU 7 Pengaruh

Intellectual Capital

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitias Sebagai Variabel Moderasi

Sayyidah, Ulfah dan Saifi, Muhamma d

(2017)

• VAHU berpengaruh signifikan terhadap Tobin’s Q

• VACA tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobin’s Q

• STVA tidak berpengaruh terjadap Tobin’s Q

• ROI

berpengaruh signifikan dalam memediasi hubungan antara VAICTM terhadap Tobin’s Q

Meneliti pengaruh intelektual kapital terhadap nilai perusahaan dengan variabel moderasi

ROA sebagai variabel

moderasi

8 Pengaruh Intellectual Capital dan Earning Per Share

Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada

Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010- 2014)

Suparno dan Ramadini, R.

(2017)

• VAIC berpengaruh positif terhadap PBV

• EPS

berpengaruh positif terhadap PBV

Meneliti pengaruh intelektual kapital terhadap nilai perusahaan

Menggunakan variabel moderasi

Tobin’s Q sebagai proksi nilai

perusahaan

(46)

No Judul Penulis (Tahun)

Hasil (Kesimpulan)

Persamaan Perbedaan

9 Pengaruh Intellectual Capital

Terhadap Nilai Perusahaan

Lestari, N.

dan Sapitri, R.C.

(2016)

• VAIC tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

• Ketiga variabel kontrol tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Meneliti pengaruh intelektual kapital terhadap nilai perusahaan

Menggunakan variabel moderasi

10 Pengaruh Intellectual Capital

Terhadap Nilai Perusahaan Pada Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indoesia

Juwita, R.

dan Angela, A.

(2016)

• HCE

berpengaruh positif signifikan terhadap PBV

• SCE

berpengaruh positif signifikan terhadap PBV

• CEE

berpengaruh positif signifikan terhadap PBV

Meneliti pengaruh intelektual kapital terhadap nilai perusahaan

• Menggunakan variabel moderasi

• Tobin’s Q sebagai proksi nilai

perusahaan

(47)

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 3.1 sebagai berikut

Gambar 3.1.

Kerangka Berpikir

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN

SEBAGAI VARIABEL MODERASI

BASIS TEORI: STAKEHOLDER THEORY, LEGITIMACY THEORY, RESOURCES BASED

THEORY

NILAI TAMBAH MODAL FISIK (VACA)

NILAI TAMBAH MODAL MANUSIA (VAHU)

NILAI TAMBAH MODAL STRUKTURAL

NILAI

ROA

Metode Analisis : Regresi Liniear Berganda Dengan Variabel Moderasi

Hasil Penelitian

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran

(48)

D. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Nilai Tambah Modal Fisik (VACA) terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan Reseources Based Theory (RBT), sebuah perusahaan dipersepsikan sebagai kumpulan aset maupun kemampuan berwujud dan tak berwujud (Firer dan Williams, 2003). Teori ini menjelaskan bahwa nilai perusahaan yang baik menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset berwujud maupun tak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan atau intellectual ability secara efektif dan efisien. Penelitian yang dilakukan oleh Suryarahman dan Wirama (2018), Jayanti dan Binastuti (2017), Sayyidah dan Saifi (2017) serta Juwita dan Angela (2016) menyatakan bahwa VACA berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana apabila perusahaan mampu mengelola sumber daya perusahaan dengan baik maka dapat meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

H1 : Nilai Tambah Modal Fisik (VACA) berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

2. Pengaruh Nilai Tambah Modal Manusia (VAHU) terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan konsep RBT, agar dapat menciptakan nilai, maka perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perusahaan juga harus dapat mengelola sumber daya manusia dengan maksimal sehingga dapat menciptakan value added bagi perusahaan. Pengelolaan sumber daya yang baik akan menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Peningkatan kinerja keuangan dalam laporan keuangan akan menjadi salah satu daya Tarik minat beli investor terhadap saham perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Sayyidah dan Saifi (2017) serta Juwita dan Angela (2016) bahwa VAHU berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang berkaitan dengan

(49)

kombinasi pendidikan, pengalaman dan kompetensi yang dimiliki perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

H2 : Nilai Tambah Modal Manusia (VAHU) berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

3. Pengaruh Nilai Tambah Modal Struktural (STVA) terhadap Nilai Perusahaan Structural capital meliputi database, organizational charts, process manuals, strategies routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar dari nilai materialnya. Dalam RBT perusahaan yang mampu memenuhi kebutuhan proses rutinitas dan struktur yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja bisnis dan kinerja intelektual yang optimal. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Suryarahman dan Wiraman (2018), Jayanti dan Binastuti (2017) serta Juwita dan Angela (2016) bahwa STVA berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

H3 : Nilai Tambah Modal Struktural (STVA) berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

4. Pengaruh Kinerja Keuangan Memoderasi hubungan antara Modal Intelektual dengan Nilai Perusahaan

Dalam RBT terdapat asumsi dimana perusahaan akan dapat menciptakan nilai perusahaan dengan mengelola dan menggunakan secara maksimal capital asset atau sumber daya fisik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan. Kinerja keuangan dapat mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya secara efektif dan efisien maka berdamoak pada nilai perusahaan. Kinweja keuangan juga akan menentukan tinggi rendahnya harga saham di pasar modal. Harga saham yang ada di Bursa Efek Indonesia mencerminkan

(50)

perkiraan kinerja perusahaan di masa depan karena investor yang membeli saham untuk investasi di masa yang akan datang dalam jangka waktu yang panjang. Apabila kinerja keuangan perusahaan dapat menunjukkan adanya prospek yang baik, maka sahamnya akan diminati investor dan harga sahamnya akan meningkat sehingga berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

H4 : Kinerja Keuangan dapat Memoderasi hubungan antara Nilai Tambah Modal Fisik (VACA) dengan Nilai Perusahaan

H5 : Kinerja Keuangan dapat Memoderasi hubungan Nilai Tambah Modal Manusia (VAHU) dengan Nilai Perusahaan

H6 : Kinerja Keuangan dapat Memoderasi hubungan Nilai Tambah Modal Struktural (STVA) dengan Nilai Perusahaan

(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel moderating. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sub sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2015-2019.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2016:117) populasi merupakan wilayah generalisasi objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sub sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 35 perusahaan.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2016:118) sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti melakukan penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti ingin meneliti tentang populasi tersebut dan memiliki keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel, sehingga generalisasi kepada populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel menurut Sugiyono (2016:81) merupakan cara untuk menentukan sampel yang akan digunakan. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan yaitu teknik non probability yang menurut Sugiyono (2016:82) merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

Gambar

Gambar  di  bawah  ini  merupakan  grafik  Jumlah  Perjalanan  Wisatawan  Nusantara  tahun 2015 – 2018

Referensi

Dokumen terkait

 Memahami makna dalam teks lisan fungsional dan monolog pendek sederhana berbentuk report untuk berinteraksi dengan lingkungan

Maka penulis meneliti lebih lanjut dan membuat ke dalam bentuk karya ilmiah dengan judul “Analisis Tekstual dan Musikal Nangen Nandorbin Pada Masyarakat Pakpak

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah metode kualitatif dan hasil yang didapat penulis adalah sebuah nyanyian, teks serta liturgi peribadatan di gereja Holy

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Hal ini dibuktikan dengan Fhitung> Ftabel, yaitu 13,538>1,79 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak artinya terdapat pengaruh

Mengkaji uraian diatas terlihat begitu pentingnya melakukan pembangunan infra- struktur dengan tidak meremehkan pentingnya penyusunan kontrak yang dilakukan oleh para

Pengukuran risiko dengan menggunakan standard deviasi hanya dapat melihat penyimpangan dari return saham, tetapi tidak dapat mengukur berapa kira-kira jumlah kerugian yang