PERBEDAAN KADAR SEROTONIN DAN SKOR NYERIPADA KANKER SERVIKSSETELAH PSIKOTERAPI
REALITAS
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian PersyaratanMencapai Derajat Magister Program Studi Magister Kedokteran Kesehatan
Minat Umum: Ilmu Biomedik
Oleh:
Adhitya Ardhianto NIMS501108001
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
iii
PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSYARATAN
PUBLIKASI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :
1. Tesis yang berjudul : “ PERBEDAAN KADAR SEROTONIN DAN SKOR NYERI PADAKANKER SERVIKSSETELAHPSIKOTERAPI REALITAS” ini adalah karya penelitian sendiri dan tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dengan acuan yang disebutkan sumbernya, baik dalam naskah karangan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan unsur-unsur plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi, baik tesis beserta gelar magister saya dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah harus menyertakan tim promotor sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Surakarta, September 2015
iv
S501108001
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, solawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW.
Tesis dengan judul: “ PERBEDAAN KADAR SEROTONIN DAN SKOR
NYERI PADAKANKER SERVIKS SETELAHPSIKOTERAPI REALITAS”
inidisusun untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis I Obstetri dan Ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta serta untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Magister Kesehatan di Program Studi Magister Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Dr. Supriyadi Hari R, dr., Sp.OG (K).sebagai pembimbing I yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan dorongan, bimbingan, dan saran dalam proses penyelesaian tesis ini.
Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Dr. Soetrisno, dr., Sp.OG (K). sebagai pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan dorongan, bimbingan, dan saran dalam proses penyelesaian tesis ini.
v
Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.Si., sebagai Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. sebagai Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas maret dan Prof.Dr. Ir. Ahmad Yunus MS, sebagai mantan Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas maret.
3. Prof. Dr. A. A. Subiyanto, dr., MSsebagaiKetua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Prof. Dr. Hartono, dr., M.Si, sebagai Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Endang Agustinar, dr., Mkes., sebagai Direktur RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan Basoeki Sutardjo, drg., MMR., sebagai mantan Direktur RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
6. Dr. Supriyadi Hari R, dr., Sp.OG (K)., sebagai Kepala Bagian SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Dr. Sri Sulistyowati, dr., Sp.OG (K)., sebagai Ketua Program Studi SMF Obstetri dan GinekologiFakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
vi
Sp.OG (K)., Teguh Prakosa, dr., Sp.OG (K)., Muh. Adrianes Bachnas, dr., Sp.OG (K)., Dr. Uki Retno B, dr. Sp.OG (K)., Darto, dr., Sp.OG (K)., Wisnu Prabowo, dr., Sp.OG., Affi Angelia R, dr., Sp.OG., Eric Edwin, dr.Sp.OG (K)., Asih Anggraeni, dr., SpOG., Nutria WPA, dr. Sp.OG., MKes.
9. Semua rekan residen PPDS I Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang banyak membantu pelaksanaan tesis ini.
10. Ayahanda HM. Darmawan Setijanto SH., dan ibunda Nunuk Nurjannahyang telah membesarkan, mengasuh dan mendidik disiplin kepada penulis dengan penuh kasih sayang, memberikan dorongan, serta mendoakan kelancaran selesainya tesis ini..
11. Kakak kakak tersayang, dan anak tercintaanandaRayhana Almira A.yang telah membantu dan selalu mendorong serta mendoakan penulis dalam penyelesaian tesis ini
12. Semua pasien kanker serviks stadium lanjut yang telah bersedia menjadi subjek penelitian tesis ini, yang dengan ikhlas memberikan pengorbanan demi kemajuan ilmu pengetahuan.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam tesis ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak.
Akhir kata semoga tesis ini bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, dan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karuniaNYA kepada kita semua.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
vii
THE DIFFERENCE OF SEROTONIN LEVEL AND PAIN SCORE IN CERVICAL CANCER AFTER REALITY PSYCHOTHERAPY
Adhitya Ardhianto. Supriyadi Hari Respati, Soetrisno.
Family Medical Study Program, Postgraduate Program, Surakarta Sebelas Maret University
ABSTRACT
Background: Cervical cancer is the most leading cause of death in developing countries. The women diagnosed with cervical cancer in the advance stadium, often develops extraordinary emotional stress. This can make depression and make effect to serotonin level. Psychotherapy administration can exert positive effect.
Objective: To analyze the difference of serotonin level and pain score in advanced-stage cervical cancer patient having received reality psychotherapy compared with standard therapy in Moewardi Local General Hospital of Surakarta.
Method: Experimental double blind randomized clinical trial post test group design. The 30 subjects of research were divided into 2 groups (standard therapy without reality psychotherapy and standard therapywith reality psychotherapy) and each group consisted of 15 subjects. This research was conducted in obstetric and gynecology ward and polyclinic of dr. Moewardi Local General Hospital of Surakarta and Prodia Laboratory, from January to March 2015.
Result:The distribution of serotonin level mean value in cervical cancer patient intervention groupseemed to be upper(223.59 + 41.20), than the control group (78.22 + 30.49). From the t-test analysis, it could be seen that there was a significant difference of serotoninlevel in cervical cancer intervention group and control group with p value = 0.000 (< 0.05).The distribution of pain score level mean value in intervention group seemed to be lower (5.46 + 0.83) than in the control group (6.00 + 1.06).From the t test analysis, it could be seen that there was not a significant difference of pain score in control group and intervention goup with p value =0.139 (>0.05).
viii
ix
PERBEDAAN KADAR SEROTONIN DAN SKOR NYERI PADAKANKER SERVIKS SETELAHPSIKOTERAPI REALITAS
Adhitya Ardhianto. Supriyadi Hari Respati, Soetrisno.
Program Studi Kedokteran Keluarga,Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Abstrak
LatarBelakang:Kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak di negara berkembang. Wanita yang didiagnosis kanker serviks stadium lanjut sering menderita stress emosional yang luar biasa.Stress emosional lama kelamaan akan menyebabkan depresi yang akan menurunkan kadar serotonin.Pemberian psikoterapi dapat berdampak positif.
Tujuan:Menganalisis terjadinya perbedaan kadar serotonin dan skor nyeri pasien kanker serviks stadium lanjut setelah mendapatkan psikoterapi realitas bila dibandingkan dengan terapi standart di RSUD dr Moewardi Surakarta.
Metode Penelitian:Experimental double blind randomized clinical trial post test group design. 30 subyek penelitian dibagi 2 kelompok (terapi standart tanpa psikoterapi realitas dan terapi standar denganpsikoterapi realitas) dansetiapkelompok terdiri dari 15 subjek. Penelitian dilakukan di bangsal dan poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD dr Moewardi Surakarta dan Laboratorium Prodia, dimulai bulan Januari – Maret 2015.
Hasil:Distribusi rerata kadar Serotonin pada kelompok pasien kanker serviks yang mendapatkan perlakuan tampak lebih tinggi (223.59 + 41.20), dibandingkan dengan kelompok kontrol (78.22 + 30.49). Analisis uji t terbukti bahwa kadar serotonin pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol terdapat perbedaan yang signifikan dimana nilai p=0.00 (<0.05).Distribusi rerata skor nyeri pada kelompok perlakuan tampak lebih rendah (5.46 + 0.83), dibandingkan dengan kelompok kontrol (6.00 + 1.06).Analisis uji t terbukti bahwa kadar serotoninantara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan dimana nilai p=0.139 (>0.05).
Kesimpulan:Terdapat perbedaan kadar serotonin yang signifikan pada kelompok terapi standart dengan intervensi psikoterapi realitas. Pemberian psikoterapi realitas efektif meningkatkan kadar serotonin pada pasien kanker serviks stadium lanjut. Tidak terdapat perbedaan skor nyeri yang signifikan pada kelompok terapi standart dengan intervensi psikoterapi realitas
xi
C. Depresi ... 20
1. Gambaran Umum Depresi ... 20
2. Kriteria Diagnosis Gangguan Depresi Mayor ... 21
3. Etiologi Gangguan Depresi Mayor ... 22
D. Psikoneuroimunologi Depresi dan Kanker ... 23
E. Serotonin... 24
1. Sintesis Serotonin ... 24
2. Sekresi Serotonin ... 26
3. Serotonin Reuptake ... 27
4. Degradasi Serotonin ... 27
5. Reseptor Serotonin dan Depresi ... 27
F. Nyeri pada Kanker ... 29
G. Intervensi Psikoterapi pada Pasien Kanker ... 30
H. Psikoterapi Realitas ... 31
I. Pokok-Pokok Pemikiran Psikoterapi Realitas ... 36
J. Kerangka Konsep ... 39
K. Hipotesis ... 42
BAB III METODE PENELITIAN ... 43
A. Jenis dan Rancangan Penelitian... 43
1. Jenis Penelitian ... 43
2. Rancangan Penelitian ... 43
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 44
C. Populasi dan Subyek Penelitian... 44
1. Populasi ... 44
2. Subyek... 44
3. Besar Sampel... 45
D. Identifikasi dan Variabel Penelitian ... 45
1. Variabel Bebas ... 45
2. Variabel Terikat ... 45
3. Variabel Luar ... 45
xii
F. Prosedur Penelitian ... 47
G. Teknik Pengumpulan Data ... 49
H. Uji Statistik dan Analisis Data ... 49
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Hasil Penelitian... ... 50
1. Karakteristik Subyek Penelitian... 50
2. Kadar Serotonin... 51
3. Skor Nyeri... 52
B. Pembahasan... ... 54
C. Keterbatasan Penelitian... ... 58
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 59
A. Kesimpulan... ... 59
B. Saran... .... 59
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Subjek Penelitian ... 50
Tabel 2. Hasil uji normalitas data serotonin pasien kanker
serviks stadium lanjut ... 51
Tabel 3. Uji beda rerata serotonin pada kelompok kontrol dan
perlakuan ... 51
Tabel 4. Hasil uji normalitas data skor nyeri pasien kanker
serviks stadium lanjut ... 52
Tabel 5. Uji beda rerata skor nyeri pada kelompok kontrol dan
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pengantar Penelitian Lampiran 2 .Ethical Clearance
xvi
DAFTAR SINGKATAN
ACTH : Adreno Corticotropin Hormon CRH : Corticotropin Releasing Hormon CBP : Corticoid Binding Protein CT : Computerized Tomografi DNA : Deoxyribo Nucleic Acid DRD : Dorsal Raphe Dorsal DRN : Dorsal Raphe Nucleus DRV : Dorsal Raphe Ventral
DRVL : Dorsal Raphe Nucleus Ventrolateral
DSM : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder EBRT : Echi Brachio Terapy
FIGO : Federation of Gynaecology and Obstetric GABA : Gamma Amino Butyric Acid
GDM : Gangguan Depresi Mayor
Gy : Grey
HOGI : Himpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia HPA : Hypotalamic Pituitary Adrenal Axis
HPV : Human Papiloma Virus
HIV : Human Immunodeficiency Virus IFN : Interferon
IL : Interleukin
IVP : Intra Venous Pyelograph KGB : Kelenjar Getah Bening LAK : Limfosit Activated Killer LHPA : Limbic Hypothalamus Pituitary LVSI : Lymphovascular Space Invasion MAOA : Mono Amine Oxidase A
MRI : Magnetic Resonance Imaging NK : Natural Killer
PDSKJI : Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia PET : Positron Emition Tomograph
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah RT : Radioterapi
17 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker serviks adalah penyakit ganas pada serviks uteri. Keganasan ini sebagian besar disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus (HPV). Kanker ini berasal dari metaplasia epitel di skuamokolumner junction yaitu daerah peralihan dari mukosa vagina dan mukosa kanalis servikalis (Prawiroharjo, 2010).
Insidensi dan mortalitas kankerserviks di dunia menempati urutan keduasetelah kanker payudara. Kanker ini menyerang 1,4 juta wanita di seluruh dunia. Lima ratus ribukasus baru kanker serviks terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya,dengan kejadian kematian lebih dari 250.000 kasus.World Health
Organization (WHO) memperkirakan kematian akibat kanker serviks akan
meningkat sampai 25% untuk 10 tahun kedepan.Di Indonesia yang berpenduduk kurang lebih 220 juta jiwa, diperkirakan ada lebih dari 52 juta perempuan yang terancam menderita kanker serviks ( Rasjidi, 2009).
18
18
kekhawatiran mengenai aktivitas seksual di masa depan yang akan terganggu setelah pengobatan kanker.
Sebagai salah satu rangkaian pengobatan pada pasien kanker serviks, kemoterapi dapat menghambat produksi neurotransmiter, seperti serotonin, norephineprin, dopamin, dan GABA. Serotonin dihasilkan dari metabolisme triptofan yang merupakan asam amino essensial, yang kemudian akan mengalami hidroksilasi menjadi 5-hidroksitriptofan (5-HTP) dan kemudian mengalami dekarboksilasi menjadi 5-hidroksitriptamin (5-HT, serotonin) yang terdapat relatif tinggi di hipotalamus dan otak tengah. Serotonin adalah salah satu neurotransmitter yang kadarnya sangat dipengaruhi oleh kejadian depresi atau stres, dimana perubahan pada neurotransmitter ini akan mempengaruhi mood. Beberapa penelitian telah mengimplikasikan gangguan dalam sistem serotonin (5-HT) dan aksis Hipotalamus-Pituitari-Adrenal (HPA) sebagai dua perubahan neurobiologi yang paling konsisten berhubungan dengan kecenderungan depresi (Juan, 2002).
Nyeri merupakan keluhan terbanyak pada para penderita kanker (sekitar 30-60%). Rasa nyeri yang tidak terkontrol ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga mendorong penderita untuk mencari pengobatan. Penyebab nyeri paling banyak pada penderita kanker adalah akibat metastase tumor ke jaringan tubuh, seperti tulang, otot, kulit, pembuluh darah, dll (David Schiff, 2003).
19
19
keadaan yang normal, yang merupakan suatu reaksi universal terhadap penyakit serius dan sebagian reaksi tersebut timbul dalam bentuk neurovegetatif (Krebs, 2003).
20
20 B. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan kadarserotoninpada kankerserviks stadium lanjutsetelah mendapatkan psikoterapirealitas?
2. Apakah terdapat perbedaan skor nyeri pada kankerserviks stadium lanjutsetelah mendapatkan psikoterapirealitas?
C. TujuanPenelitian
Menganalisis terjadinya perbedaan kadar serotonindan skor nyeri pasien kanker serviks stadium lanjut setelah mendapatkan psikoterapi realitas bila dibandingkan dengan terapi standart di RSUD dr Moewardi Surakarta.
D. ManfaatPenelitian 1. Manfaat Teoritis
a. Mengetahui kadar serotonin dan skor nyeri pasien kanker serviks stadium lanjut yang mendapatkan psikoterapi realitas.
b. Mengetahuiperbedaaankadar serotonin dan skor nyeripasienkankerserviks stadium lanjut setelah mendapatkan psikoterapi realitas bila dibandingkan dengan terapi standart.
2. Manfaat Praktis
Dasar studi lebih lanjut mengenai peran intervensi psikoterapi realitas dalam meningkatkan kualitas hidup dan daya tahan serta menurunkan morbiditas pada pasien kanker serviks stadium lanjut.
21
21
Pedoman dalam menghadapi pasien kanker serviks stadium lanjut yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan daya tahan serta menurunkan morbiditas setelah dilakukan intervensi psikoterapi realitas. E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuranpublikasiilmiah dipublikasi medis, ditemukan penelitian dengan judul :
1. Studi kasus depresi pada pasien karsinoma serviks dengan keluhan utama nyeri di poli paliatif dan bebas nyeri RSUD DR. Soetomo, Surabaya, 2002. Pada penelitian ini hanya diteliti nyeri pada pasien kanker serviks yang mengalami depresi dengan skor Beck Depression Inventory , tetapi tidak diukur kadar serotoninnya. Nyeri memiliki
kaitan erat dalam meningkatkan manifestasi gejala-gejala gangguan suasana mood yang besar pada penderita kanker serta meningkatkan derajat depresi. Tidak ada bukti yang cukup kuat dalam penelitian ini yang mendukung bahwapenderita dengan nyeri kanker senantiasa jatuh ke dalam depresi. Gejaladepresi yang seolah-olah termanifestasi belum tentu manifestasi gejala depresi, karenabisa jadi itu merupakan manifestasi proses koping yang sedang terjadi.
2. Perbedaan kadar kortisol pada pasien kanker serviks stadium lanjut setelahpemberian psikoterapi dibandingkan dengan yang hanya
22
22