• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian tumbuh kembang anak 2.1.1 Pertumbuhan dan perkembangan

Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Setiap keluarga juga mengharapkan anaknya kelak bertumbuh kembang secara optimal dapat dibanggakan, serta berguna bagi nusa dan bangsa.sebagai aet bangsa , anak harus mendapatperhatian sejak masih dalam kandungan sampai mereka menjadi manusia dewasa. Anak juga menjadi buah hati keluarga. Apapun yang berhubungan dengan anak selalu menjadi perhatian rang tuanya.

Terlebih pada dua tahun pertama yang membutuhkan kasih sayang orang tua yang muthlak. Dua tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan periode emas dalam tumbuh kembangnya. Namun bukan berarti selepas usia itu anak tidak memerlukan peran orang tua, justru tanggung jawab orang tua semakin besar (Khomsan, 2017).

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses yang berlangsung seiring dengan bertambanhnya usia anak. Di dalam pertumbuhan dan perkembangan terdapat dua peristiwa yang bersifat berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit di pisahkan. Proses ini termasuk perubahan yang terjadi pada setiap makhluk hidup. Perubahan yang terjadi tidak hanya yang terlihat saja tetapi juga sensorik, motorik dan emosional ( (Sunarsih, 2018)

Pertumbuhan dan perkembangan seseorang mempunyai definisi atau

(2)

sehari-hari sering di gunakan secara bergantian kedua istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda, walaupun memang dapat dipisahkan tetapi mereka tidak dapat bekerja sendiri: pertumbuhan yang di maksud yaitu bertambahnya ukuran fisik dan truktur tubuh seseorang hingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari kematangan fungsi fisik yang berlangsung secara normal dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan juga mempunyai sifat kuantitatif yang dapat diukur dengan satuan berat (gram, kilogram) dan dengan satuan panjang (m, cm),umur tulang, dan keseimbangan metabolik.

Pertumbuhan juga meliputi sel-sel serta jaringan interceluler, yang berarti bertambahnya ukuran fisik dan peubahan struktur seluruh tubuh.pertumbuhan juga memiliki ciri khusus, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri lama, serta munculnya ciri baru.

Pertumbuhan memiliki ciri unik yaiytu kecepatan yang berbeda di setiap kelompok umur dan masing- masing organ juga memiliki pola pertumbuhan yang berbeda. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat,yaitu masa janin,masa bayi 0-1 tahun, dan masa pubertas (Mulyani, 2018)

Sedangkan perkembangan, berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif. Dengan demikian perkembangan bisa didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren atau keserasian yang terjadi karena koordinasi. Berdeda dengan pertumbuhan, perkembangan dapat berubah secara kualitatif. Hal ini berarti bahwa perkembangan bukan hanya sekedar penambahan berapa sentimeter(cm) pada tinggi seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks. Dalam perspektif psikologi, bahwa perkembangan merupakan

(3)

perubahan progresif yang menunjukkan cara organisme bertingkah laku dan berinteraksi dengan lingkungan. Dengan demikian dibandingkan pertumbuhan, perkembangan lebih mencerminkam sifat sifat yang khas menganai psikologi yang tampak. Perkembangan memiliki dua proses yang berbeda dan saling bertentangan tetapi terjadi secara serempak dalam kehidupan, yaitu involusi dan evolusi. Keduanya mulai daripembuhan hingga kematian. Sifat yang ada pada proses perkembangan ini terjdi sejak kehidupan janin hingga dewasa (Soetjiningsih, 2016).

Proses pertubuhan dan perkembangan setiap individu sangat berbeda.

Hal ini tergantung dari beberapa faktor salah satunya adalah faktor bakat, genetik, lingkungan, pola pendidikan, dan konvergensi yaitu perpaduan antara bakat dan lingkungan. Hal inilah yang menjadikan indiviu itu berbeda-beda dan tidak dapat disamaratakan. Selain itu, pertumbuhan dan perkembangan dapat di pengaruhi oleh faktor prenatal, perinatal, dan postnatal. Oleh karena itu ketiga faktor itu menjadikan setiap anak besifat unik, jadi tidak adan anak yang sama persis proses pertumbuhannya, walaupun mereka kembar (Ranuh, 2016).

2.1.2 Tumbuh kembang anak Prasekolah

Sekolah adalah tempat seorang belajar, berinteraksi sosial,dan mengembangkan kemampuannya di luar lingkungan keluarga. Karena itu, orang tua akan memberikan perhatian khusus dan cukup besar dalam hal ini.

Orang tua juga harus mengetahui kemampuan dan perkembangan anak di sekolah, agar orang tua dapat mengikuti proses pendidikan yang di berikan oleh sekolah. Pengembangan seorang anak prasekolah di pengaruhi oleh

(4)

mengalami gangguan akan bermuara pada suatu permasalahan pada tumbuh kembang anak (Indriyani,2016).

Usia prasekolah merupakan masa peka perkembangan dari sisi motorik dan sensorik. Anak usia prasekolah adalh anak yang berusia 3-6 tahun. Pada masa prasekolah terjadinya pematangan fungsi psikis dan fisik yang merespon stimulus lingkungan kedalam pribadi anak. Anak prasekolah harus memiliki kecerdasan dan keterampilan yang cukup untuk menghadapi lingkungan sosial di sekolah. Perkembangan personal sosial pada anak prasekolah dapat di pengaruhi oleh pola asuh orang tua, genetik, lingkungan, status kesehatan, dan kelompok teman sebaya. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah di pengaruhi oleh kecukupan nutrisi yang dikonsumsi dan pencegahan terhadap cedera (Soejatningsih,2017).

Anak usia prasekolah akan mengalami perkembangan psikis menjadi lebih mandiri dan dapat membentuk emosinya. Bentuk luapan emosi yang di keluarkan anak yaitu anak hanya dapat menangis atau menjerit saat anak merasa tidak nyaman. Sifat yang terbentuk ini dapat mempengaruhi pola makan anak. Hal ini berdampak anak yang sulit untuk mengonsumsi makanan sehat dan lebih memilih untuk menyukai makanan ringan di luar waktu jam makan. Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah dapat di pengaruhi oleh faktor nutrisi yang dikonsumsi anak. Jika nutrisi tidak terpenuhi makan akan terjadi masalah pada tumbuh kembang anak,kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi secara adekuat dapat menyebabkan gizi buruk pada anak prasekolah (Afridawaty,2018).

(5)

2.1.3 Aspek-Aspek Perkembangan

Perkembangan anak meliputi beberapa aspek yaitu : fisik-motorik, inteleltual, moral, emosional, sosial, bahas, dan kreativitas. Selain ituperkembangan anak juga ditambahkan dengan perkembangan kognitif.

Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang aspek perkembangan dibawah ini di jabarkan beberapa aspek perkembangan yang lain (Kusnandi, et al., 2019):

a. Perkembangan kemampuan gerak kasar

Aspek ini yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh anak yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan lainnya.

Tujuannya agar anak dapat terampil kan tangkas melakukan gerakan yang diperlukan untuk menyusuaikan diri dengan lingkungannya.

b. Perkembangan kemampuan gerak halus

Anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu yang di lakukan oleh otot kecil. Perkembangan ini bertujuan untuk melatih keterampilan anak dan kecermatan menggunakan jemari nya dalam kehidupan sehari-hari khususnya untuk tugas sekolahnya.

c. Perkembangan kemampuan memahami apa yang di katakan orang lain( komunikasi pasi)

Kemempuan yang memberikan resspon terhadap suara, berbicara, dan berkomunikasi. Komunikasi pasif adalah kesanggupan untuk mengerti isyarat dan pembicaraan orang lain. Tujuannya agar anak lebih mudah menangkap, serta memahami maksud dan penjelasan orang lain tanpa salah pengertian.

(6)

d. Perkembangan kemampuan berbicara ( komunikasi aktif)

Yaitu kemempuan menyatakan perasaan, keinginan, dan pemikiran.

Baik dengan tangisan, gerak tubuh isyarat maupun kata-kata. Tujuannya untuk anak agar dapat mengungkapkan perasaan diri dengan baik.

e. Perkembangan kecerdasan

Yang dimaksud dengan kemammpuan kecerdasana yaitu anak cepat tanggap, cepat paham, mampu dalam melaksanakankegiatan tertentu, menyelesaikan masalah sesuai dengan usia dan diharapkan mempunyai banyak gagasan. Agar kecerdasan ini dapat berkembang dengan optimal maka sejak anak dalam kandungan perlu dirangsang pertumbuhan dan perkembangan.

f. Perkembangan dapat menolong diri sendiri

Perkembangan ini yaitu kemampuan dan keterampilan seorang anak untuk melakukan sendiri kegiatan sehari-hari untuk dirinya sendiri. Tujuannya agar anak mampu melakuakn sediri segala bentuk kegiatan sehari-harinya sehingga mempunyai rasa percaya diri, memiliki keberanian, dan tidak terlalu merepotkan orang lain.

g. Perkembangan kemampuan bergaul (tingkah laku sosial)

Kemampuan ini untuk menjalin hubungan dengan anggota keluarga ataupun oranglain. Tujuannya agar anak dapat mudah bergaul, tidak canggung dalam memasuki lingkungan baru, mengerti disiplin, sopan santun, dan dapat mengikuti aturan yang ada di lingkungannya

2.1.4 Tahapan perkembangan kemampuan anak menurut usia

Perkembangan kemampuan anak dapat terjadi melalui urutan dan tahapan yang berbeda. Tahapan tersebut dapat menjelaskan cara anak berfikir

(7)

dan menyimpan informasi, juga beradaptasi di lingkungannya. Tahapan ini di bagi menjadi beberapa sesuai usia anak.Tahapan pertama sensori- motorik,Pada tahapan ini anak usia 0-2 tahun mampu menggunakan alat indranya dan kemampuannya untuk memahami lingkungan sekitarnya. Anak juga mengalami perkembangan gerak refleks sederhana menuju beberapa langkah skematik yang lebih teratur. Tahapan kedua yaitu periode pra- operasional. Pada tahapan ini anak usia 2-7 tahun, anak dapat menyesuaikan perseptual dan motorik terhadap objek dan kejadian yang ada di lingkungannya. Tahapan ketiga konkret- operasional, tahapan ini anak memasuki usia 7-11 tahun, di sini amak sudah bisa menggunakan logikanya dalam melakukan aktifitas di kesehariannya. Tahapan formal-operasional anak usia 11-15 tahun , dalam tahapan ini anak sudah dapat mengungkapkan apa yang mereka pikirkan dan apa yang mereka lihat dengan verbal, yang jangkauannya di masa kini sampai dengan masa depan (Garder,2013).

Tahapan perkembangan lainnya yang terlihat yaitu perkembangan motorik kasar anak. Perkembangan motorik kasar merupakan aspek yang paling terlihat dari pertumbuhan ataupun perkembangan anak (Beaty,2014).

Tabel 2.1 Pertumbuhan dan perkembangan di usia prasekolah Usia Pertumbuhan dan perkembangan anak 3-4 tahun Berdiri 1 kaki selama 2 detik

Melompat dengan 2 kaki di angkat Mengayuh sepada roda tiga Menggambar garis lurus Menumpuk 8 kubus

4-5 tahun Berdiri 1 kaki selama 6 detik Melompat lompat dengan 1 kaki Menari

Menggambar tanda silang Menggambar lingkaran

(8)

Berdiri dngan satu kaki selama 11 detik

2.1.5 Faktor – faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

Tumbuh kembang anak di mulai dari konsep sampai dewasadi pengaruhi dengan beberapa faktor tersebut adalah faktor genetik dan faktor lingkungan yang dapat menghambat tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, di butuhkan lingkungan yang menunjang, agar bayi tumbuh kembang sesuai dengan potensi genetiknya. Secara umu terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu (Soetjiningsih,2016).

a) Faktor genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Yang termasuk dengan faktor genetik adalah bebagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa. Potensi genetik yang baik, bila berinteraksi dengan lingkungan yang positif, akan membuahkan hasil akhir yang optimal. Gangguan perumbuhan yang lebih sering terjadi disebabkan oleh faktor genetik ini, misalnya kelainan bawaan yang disebabkan oleh kelainan kromosom seperti sindrom down, sindrom turner dan sebagainya.

b) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menuntuknan untuk perkembangan anak. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya potensi genetik, sedangkan yang tidak baik akan menghambatnya. Jika lingkungan itu tidak kondusif untuk perkembangan anak, dapat menimbulkan penyakit seperti infeksi, kurang gizi, penelantaran anak dan yang berdampak terhadap tingginya angka kematian bayi anak. Lingkungan yang kondusif juga

(9)

mendorong perkembangan fisik dan mental anak. Lingkungan ini merupakan lingkungan biopsikososial yang merupakam individu setiap hari mulai dari konsepsi sampai akhir khayaynya. Faktor lingkungan di jelaskan menjadi beberapa faktor yaitu: faktor lingkungan pranatal, faktor lingkungan perintal, dan faktor lingkungan pascanatal.

Lingkungan pacanatal yaitu lingkungan biopsikososial pada masa pascanatal yang lebih sering dan lebih banayak mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat di jabarkan (Mulyani,2018):

a) Faktor biologis

Pertumbuhan yang di pengaruhi dengan ras/suu bangsa. Selain itu jenis kelamin juga menjadi penunjang faktor biologis. Di katakan anak laki- lakilebih sering sakit dibanding anak perempuan. Pertumbuhan fisik dan motorik antara anak laki-laki dan perempuan lebih cendeung aktif anak laki- laki di banding anak perempuan. Penunjang pertumbuhan dan perkembangan anak lainnya adalh umur dan gizi. Umur yang paling rawan yaitu masa balita, terutama pada umur 1 tahun pertama, karena pada masa ini anak sangat rentan terhadap penyakit dan yang paling seringanak terserang kurang gizi . di samping itu, masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak.

Karena itu, pada masa ini di perlukan perhatian khusus.

Gizi memegang peranan pentingdalam tumpuh kembang anak. Kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena gizi yang cukup untuk anak, selain untuk akttivitas sehari – hari, juga untuk pertumbuhan. Ketahanan atau kebiasaan makan pada keluarga bisa mempengaruhi status gizi anak.

Ketahanan makanan keluarga mencangkup ketersediaan makanan dan

(10)

walaupun bisa terjadi kepentingan budaya yang tidak singkron dengan kepentingan biologis anggota keluarga. Kejadian yang biasa terjadi di masyarakat yaitu lebih mementingkan kebutuhan ayah dari pada kepentingan gizi anak. Satu aspek penting untuk ditambahkan yaitu keamanan pangan yang mencangkup pembebasan makanan dari makanan beracun yang mengancam kesehatan keluarga.

b) Faktor lingkungan fisik

Cuaca,musim, dan keadaan geografis suatu daerah dapat juga berdampak pada tumbuh kembang anak, sebagai akibat dari kurangnya persediaan pangan dan meningkatnya wabah penyakit, sehingga banyak anak yang terganggu pertumbuhan dan perkembangannya. Sanitasi lingkungan juga memiliki peran yang cukup dominan, kebersihan lingkungan ataupun perorangan juga menjadi faktor timbulnya penyakit dan mempengaruhi faktor tumbuh kembang anak. Demikian pula, polusi udara yang mengakibatkan ISPA( infeksi saluran pernafasan akut). Selain itu keadaan rumah dan radiasi menjadi salah satu faktor pencetus terganggunya tumbuh kembang anak.

c) Faktor psikososial

Stimulasi dari lingkungan merupakan hal yang penting untuk tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepet berkembang. Stimulasi juga akan mengoptimalkan potensi genetik yang dipunyai anak. Anak juga membutuhkan motivasi. Motivasi yang diberikan yaitu lingkungan yang nyaman untuk anak belajar agar anak menjadi sumber daya yang bermutu dan berkualitas. Pembelajaran yang di berikan kepada anak bukan hanya secara akademik tetapi, juga di berikan pembelajaran bersosial. Dengan memberikan waktu kepada anak untuk

(11)

berinteraksi dengan dan berkomunikasi dengan lingkungan ataupun teman sebayanya. Cara ini tetap dibutuhkan pematauan dari orang tua dengan siapa anak bergaul dan apa aktivitas yang dilakukannya. Pembelajaran lainnya yang harus di berikan kepada anak untuk menunjang tumbuh kembang anak yaitu memberikan ganjaran atau hukuman, jika anak melakukan hal yang baik berikan pujian ataupun hadiah untuk anak, agar anak dapat mengulangi hal baik tersebut. Sebaliknya jika anak melakukan hal buruk maka beri dia hukuman, hukuman yang diberikan kepada anak harus tetap objektif tidak memberatkan anak ataupun membuat anak stres. Jika anak stres hal tersebut juga memicu terganggunya tumbuh kembang anak. Hukuman tersebut bertujuan agar anak tidak mengulangi hal buruk yang anak lakukan. Hukuman dan ganjaran tersebut sebagai tanda bahwa cinta dan kasih sayang yang di berikan kepada anak.

d) Faktor keluarga dan adat istiadat

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan kebutuhan dasar anak. Pendidikan juga menjadi hal penting untuk tumbuh kembang anak. Karena orang tua yang pendidikannya baik dapat menerima egala informasi dari luar terutama cara pengasuhan anak yang baik, menjaga kesehatan anak, mendidik dan lain sebagainya. Pola asuh yang diberikan kepada anak dengan baik akan membentuk sifat, sikap dan kepribadian anak dengan baik dan bertanggung jawab. Kebiasaan – kebiasaan yang biasa di lakukan di lingkungannya juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Karena keluarga adalah lingkungan pembelajaran awal untuk pertumbuhan fisik dan mental anak.

(12)

2.2 Pola makan

Pola makan adalah berbagi informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu . Devinisi lain dari pola makan menurut Sri Handajani adalah tingkah laku manusia atau sekolonpok manusia dalam memenuhi makanan.

Sedangkan menurut Suharjo pola makan bisa diartikan sebagai cara seseorang atau sekolompok orang yang memilih makanan dan mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologi, budaya dan sosial. Sumber lain mengatakan bahwa pola makan di definisikan sebagai karakteristik dari kegiatan yang berulang untuk memenuhi kebutuhaan akan makan, fisiologis, sosial hingga emosional(Sulistyoningsih, 2018).

Pola makan sehat menurut beberapa pakar yaitu cara pemenuhan kebutuh zat gizi yang di peroleh dari makanan yang digunakan sebagai bahan energi tubu. Pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Sedangkan menurut pakar lain pola makan merupakan informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang di makan tiap hari oleh suatu orang dan merupakam ciri khas untuk susatu kelompok masyarakat tertentu. Jadi, pola makan adalah tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan makan dan pemenuhan kebtuhan gizi yang cukup untuk manusia tersebut (Baliwati,2009).

Pola makan dapat pula di artikan suatu kebiasaan yang menetap yang berhubungan dengan konsumsi makanan seseorang. Pola makan yang dibutuhkan ya itu makan yang mengandung banyak nutrisi, karena nutrisi

(13)

tersebut sangat berguna untuk menjaga kesehtan dan mencegah penyakit.

Memperbaiki kebiasaan makan makanan sehat sejak dini dapt mengurangi adanya penyakit yang muncul. Pola makan yang salah dapat mengakibatkan munculnya penyakit – penyakit (Khumaidi,2017).

2.2.1 Pola makan sehat

Pola makan sehat menurut depkes RI, 2017 yaitu pola makan ynag mengandung sumber energi, zat pembangun dan zat pengatur serta dapat memelihara kesehatan tubuh. Pola makan sehat sepenhnya mengikuti standar dari 4 sehat 5 sempurna, pola makan sehat ini bertujuan agar proses pencernaan makan, penyerapan sari makanan, pemanfaatan tubuh dan pembuangan sampah makanan berlangsung secara efektif tidak menghambat kerja dari sistem pencernaan. Dengan demikian, seluruh organ tubuh dapat bekerja sesuai kapasitasnya.

Pola makan sehat dalam penegertian lain yaitu cara yang di tempuh seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial.

Pola makan sehat yang isinya terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlaj dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna memelihara kebutuha sek dalam tubuh.

Pola makan sehat ini telah di atur oleh beberapa pakar yang mempunyai pendapat, pola makan sehat yang di dalamnya mengandung kelompok bahan makanan sehat berdasarkan fungsi di dalam tubuh, yaitu:

(Almatsier, 2019)

(14)

1. Sumber energi/tenaga, fungsinya untuk bekerja, belajar dan lainny.

Bahan makanan sumber zat tenaga adalah padi-padian, tepung, sagu, pisang, dan makanan yang mengandung zat energi lainnya.

2. Sumber zat pembangu, berfungsi untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan tubuh yang rusak. Bahan makanan sumber zat pembangun terdapat di ikan, ayam, telur, daging, susu, kacang-kacangan dan hasil olahannya, seperti tempe, tahu, dan oncom

3. Sumber zat pengatur, berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit.

Bahan makanan sumber zat pengatur adalah semua jenis sayur- sauran dan buah –buahan, yang mengandung berbagai macam vitamin dan mineral.

Penyajian pola makan sehat yang dapat di berikan kepada anak sebagai berikut:

1. Cukup kuantitas. Maksudnya, banyaknya makanan yang di makan oleh setiap orang tergantung pada berat badan. Jenis kelamin, usia dan jenis kesibukan orang tersebut.

2. Proposional. Jumlah makanan yang dikonsumsi sesuai dengan proporsi makanan sehat seimbang, yaitu karbohidrat, lemak, protein, dan kebutuhan dari vitamin, air, dan mineral.

3. Cukup kualitas. Perlu mempertimbangkan kualitas makanan, sperti kadar proporsionalnya, rasa dan penampilan.

4. Sehat dan higenies. Makanan harus steril atau bebas dari kuman penyakit.

Salah satu upaya untuk mensterilkan makanan tersebut dengan cara

(15)

mencuci makanan sebelum di konsumsi dan di masak dengan suhu yang tepat.

5. Makanan segar dan bukan suplemen. Sayuran dan buah segar yang menyehatkan .

6. Cara masak jangan berlebihan.

7. Teratur dalam penyajian. Penyajian yang teratur yang di maksud yaitu jangan membiasakan makan kapan ingat karna cara tersebut dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada pencernaan.

8. Frekuensi lima kali sehari. Maksudnya yaitu makan utama 3 kali (pagi,siang,sore) dan makan selingan 2 kali, tetapi dengan kapasitas lambung yang tepat.

9. Meminum enam gelas air sehari atau 2550 liter air untuk mencukupi kebutuhan mineral dan air untuk tubuh.

Pola makan sehat di dalam penelitian yang akan saya lakukan mengandung pengertian suatu cara atau usaha dalam mengatur jumlah dan jenis makanan yang di konsumsi dengan maksud untuk memepertahankan kesehatan dan mengetahui seberapa sering seseorang mengonsumsi makanan sehat. Merubah pola makan kebiasaan menjadi pola makan sehat akan mencegah tubuh kita dari berbagai penyakit terutama pada anak balita yang sangat mudah terkena penyakit.(Irianto,2017)

2.2.2 Pedoman makanan sehat

Pedoman tentang makanam sehat atau pola makan sehat yang memenuhi standart 4 sehat 5 sempurna yang isinya:

1. Makanan pokok sumber karbohidrat/kalori.

(16)

3. Sayur mayur sumber vitamin dan mineral.

4. Susu sumber lemak,protein dan kalsium.

Pedoman pesan dasar gizi seimbang menyampaikan pesan untuk mencegah masalah gizi ganda dan mencapai gizi seimbang guna menghasilkan kualitas sumber daya mmanusia yang andal. Pesen tersebut seperti dijelaskan oleh Dirjen Binkesmas Depkes RI antara lain:

(Murdiati,2018).

1. Makanlah makanan yang beranegaram tetapi tetap sehat.

2. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi.

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.

4. Batasi konsumsi lemak dan mimyak sampai seperempat dari kecukupan energi.

5. Gunakan garam beryodium. Menggunakan garam yang beryodium dapat mengurangi gangguan akibat kekurangan garam beryodium.

6. Berikan ASI saja pada bayi sampai berumur 4 bulan.

7. Biasakan makan pagi atau sarapan. Sarapn pagi berguna untuk mempertahankan kesegaran tubuh dan mengingatkan produktifitas dalam bekerja.

8. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya, air minum disini air yang steril dan bebas dari kuman agar metebolisme tubuh berjalan dengan lancar.

9. Lakukan kegiatan fisik atu olah raga yang teratur , karema untuk membantu mempertahankan berat badan normal.

(17)

10. Makanlah makanan yang aman dan sehat, makan dengan teratur juga dapat membatu mencegah tubuh dari timbulnya penyakit.

Pedoman makanan sehat juga di sajikan dengan piramid sebagai berikut:

lemak minyak, garam, dan gula sumber:pedoman makanan dapat digunakan sedikit sehat edisi II.

susu, yogurt dan keju 2-3 sajian

Sayur dan buah 2-5 sajian sereal 6-11 sajian

2.2.3 Pola makan anak usia prasekolah

Pada masa usia prasekolah biasanya petumbuhan anak menurun dan kebutuhankalori pada anak menurun tidak setinggi pada waktu masa bayi, dan nafsu makannya menurun. Pedoman umum yang dapat digunakanadalah kebutuhan kalori pada masa awal anak yang di setiap usianya berbeda.

Walalupun demikian, kebutuhan protein, vitamin dan mineral tetap tinggi.

Jadi hanya tersedia sedikit ruangan bagi kalori atau makanan dengan tinggi lemak.

Kekurangan zat besi juga dapat terjadi pada anak yang terlalu berlebihan mengonsumsi susu karena anak akan merasa kenyang dan tidak mau

(18)

mengambil tempat makanan yang kaya akan zat besi. Kebutuhan kalsium pada anak juga cukup tinggi. Tetapi, kalsium sendiri tidak hanya di dapat dari susu. Kalsium sendiri dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi.

Kebiasaan mengonsumsi makanan yang tinggi kalsium penting untuk mencegah gangguan pada tulang. (Sudjatmoko,2017)

Pada masa usia prasekolah umumnya konsumsi kalsium, fosfor, besi, dan vitamin A mulai menurun karena berhentinya konsumsi bubur bayi yang di tambahkan oleh zat besi, konsumsi susu dan kurang tertariknya anak terhadap sayuran. Pada masa ini konsumsi karbohidrat dan lemak akan menigkat. Konsumsi protein dapa meningkat ataupun menurun. Perilaku anak pada masa ini di jelaskan dengan beberapa bentuk sebagai berikut:

(More,2014) 1. Ritual makan

umumnya anak mengalami masalah makan. Anak biasanya tidak trtarik pada makanan selama beberapa bulan sampai bebrapa tahun. Kesukaan khusus terhadap makanan tertentu merupakan hal yang biasa. Suka atau tidak suka terhadap makanan dapat berubah dari hari kehari atau dari minggu keminggu.

2. Nafsu makan

selama periode usia prasekolah nafsu makan anak tidak dapat di tentukan dan tidak bisa diduga. Anak dapat makan lahap pada suatu waktu, tetapi menolaknya pada waktu makan berikutnya. Makan malam pada umumnya paling banyak anak menolak. Walaupun nafsu makan anak menurun dan konsumsi makanan tidak menentu, namun anak menyukai makanan yang disiapkan atau di sajikan secara menarik, sehingga anak mengonsumsi

(19)

makanan yang mengandung zat-zat gizi sesuai kebutuhannya. Pemberian makanan dan snack harus diatur waktunya untuk menjaga nafsu makannya.

Jarak pemberian makan dan snack harus bervariasi, meskipun tidak tetap yang pentingjarak pemberiannya tidak terlalu dekat.

3. Kesukaan makanan

biasanya anak menyukai makanan kaya karbohidrat yang mudah dikunyah, seprti serealia, roti, biskuit, susu dan hasil olahannya buah, sari buah, dan makanan manis. Anak akan suka jika dalam keadaan tenang dan lapar diberi makanan dengan suhu,bentuk dan ukuran yang sesuai.

4. Frekuensi makan

sebagian besar anak makan lebih dari 3 kali sehari. Frekuensi makan kelihatannya tidak berhubungan denga asupan zat gizi, kecuali apabila anak mengonsumsi kurang dari 4 atau 6 kali sehari. Karena, asupan energi, kalsium, protein, vitamin C dan besi anak yang makan kurang dari 4 kali sehari, lebih sedikit dibangdingkan rata- rata asupan anak lain yang makan lebih dari 3 kali.

5. Jenis makanan

anak lebih menyukai makanan dalam bentuk sederhana, tidak banyak bumbu, dan diberikan pada suhu yang tepat. Berikan makanan dengan warna menarik agar anak berminat untuk makan makanan tersebut.

6. Kemudahan menangani atau memproses

maksudnya makanan harus mudah di makan dengan tangan anak agar anak dapat mengenali tekstur dari makanan tersebut. Makanan disajikan sedemikian rupa sehingga anak dapat memakannya dengan tangan anak.

Sebagian besar makanan hendak disajikan dalam bentuk potongan agar anak

(20)

7. Karakteristik makanan

ada 3 karakteristik makanan yang mempengaruhi pengembangan rasa, penerimaan, dan keterampilan makanan sendiri. Ketiga aspek ini adalah tekstur, aroma, dan porsi.

2.2.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan pola makan anak Penerimaan terhadap makanan dan pola makan pada anak di pengaruhi berbagai faktor yang multikompleks. Kecukupan asupan makanan dan asupan gizi anak tidak hanya tidak hanya tergantung pada kesediaan makanan, tetapi juga pada faktor – faktor lain seperti budaya, lingkungan, dan interaksi sosial. Selain itu juga ada beberapa faktor lain antara lain:

(Subarkah,2016)

1. Penerimaan makanan

Penerimaan makanan ini juga dapat di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti status Gizi, tingkat kekenyangan rasa makanan, pengalaman masa lalu, dan kepercayaanterhadap makanan tertentu. Biasanya anak tidak menyukai ra makanan yang pahit, asam dan pedas. Makanan yang mempunyai rasa pahit akan membuat anak trauma terhadap makanan tersebut.

2. Pengaruh orang tua

peran orang tua juga sangat penting terhadap pola makan pada usia anak pra sekolah. Karean orang tua dapat menuntun kesukaan makanan anak dan membentuk gaya yang berpengaruh pada pola makan anak.

3. Penegtahuan gizi

orang tua dan pengasuh anak ternyata sangat berpengaruh terhadap pilihan makanan anak. Tingkat pengetahuan gizi yang dipraktikkan pada keluarga tampaknya berhubungan dengan sikap positif ibu terhadap diri

(21)

sendiri, kemampuan ibu dalam memecahkan masalah, dan mengorganisasikan keluarga.

4. Model

kebiasaan makanan anak di pengaruhi oleh model yang ditunjukkan oleh orang tua lain yang dekat dengannya. Kebiasaan makan teman sebaya dan idola juga berpengaruh, khususnya padda anak usia prasekolah.

5. Interaksi orang tua dan anak

juga berpengaruhterhadap pilihan makan dan pola makan anak. Bila orang tua tidak terlalu menanggapi kesukaan anak terhadap makanan tertentu yang kuang baik, kebiaasan makan akan terus sampai dia remaja. Lingkungan sosial – emosional anak berkaitan dengan kecukupan asupan makanannya.pendampingan saat makan, suasana rumah yang positif, dan perilaku terkait dengan makanan anak.kesukaan terhadap makanan meningkat bila makanan diberikan sebagai hadiah dengan interaksi sosisla positif dengan orang dewasa.

6. Kemungkinan – kemungkinan lain

Pilihan makandibentuk oleh faktor-faktor fisiologi, aktivitas, lingkungan, dan paparan terhadap makanan dalam sedret interaksi yang kompleks. Pemaparan terhadap berbagai makanan baru dapat memperbanyak pilihan bergizi bagi anak.

7. Sikap dan permintaan makanan

Media massa dapat mempengaruhi sikap anak terhadap makanan dan permintaanya akan makanan tertentu. Di antara semua media, yang penting

(22)

berpengaruh adalah video ataupun televisi, karena bisa menjangkau anakusia prasekolah sebelum banyak menyita waktu mereka.

2.2.5 Penatalaksanaan

a. Pengajaran keluarga/pasien

Tujuan pengajaran adalah untuk mengarahkan dan mengembangkan pola makan yang baik untuk anak yang akan meyakinkan konsumsi zai gizi yang cukup dan minimumkan resiko obesitas dan persoalan kesehatan lainnya.

b. Kembangkan kebiasaan makan yang baik

Anak- anak perlu untuk mengonsumsi diet dengan pangan yang beragam dari segala jenis makanan untuk meyakinkan dan seimbang.

Kebiasaan makan orang tua sangat mempengaruhi apa yang dimakan anaknya, jadi orang tua mesti berusaha untuk makan yang seimbang juga beragam dan hindari pengucapan ketidaksukaan terhadap makanan apa saja.

Anak-anak telah mengembangkan kesukaan dan ketidaksukaan terhadap makanan sejak dini. Orang tua mesti terus mendorong anaknya untuk makan makanan yang beragam, sementara tetap menghormati kesukaan anaknya.

Anak kadang menolak makanan hanya karena belum kenal makanan tersebut.

Pendapat anak terhadap makanan tertentu akan membaik setelah pengenalan beberapa kali terhadap makanan tersebut.(Rusilanti,2018)

c. Kesukaan makan

Kesukaan makanan, pada masa anak-anak hanya mau mkanan satu atau dua jenis saja untuk beberapa hari, hal ini menjadi hal yang umum di usia anak balita hingga usia prasekolah. Penyebabnya biasa nya anak banyak meniru dari apa yang idola mereka makan.

(23)

d. Keahlian makan

Anak-anak yang masih usia muda biasanya mereka ingin menyuapi dirinya sendiri dan karena itu perlu mempelajari beberapa keahlian yang diperlukan. Walaupun prosesnya sangat kotor dan berantakan tetapi harus tetap ad dorongan dari orang tua. Penekanan yang keterlaluan pada kerapian akan dapat menyebabkan anak stres pada waktu makan dan dapat mengganggu dalam pengembangan kebiasaan makan yang baik.

e. Konsumsi mineral

Untuk meyakinkan anak dalam mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi yang cukup, setiap hari anak mesti memakan paling tidak 2 sajian seperti daging, ayam, ikan, dan 2 sajian roti ataupun sereal.

Sayuran dan daun daunan dengan warna hijau juga dapat memberikan zar besi.

f. Kalsium

Kalsium untuk meyakinkan konsumsi yang cukup, anak mesti mengonsumsi beberapa komponen di bawah ini:

1. Meminum susu secara teratur : jika anak tidak menyukai susu putih atau susu dengan rasa tambahan bisa memberi anak susu rasa coklat, walaupun susu rasa coklat dapat menghalangi penyerapan kalsium.

2. Sering makan keju : tawarkan kepada anak keju sebagai camilan, menggunakan keju pada makan utama atau sebagai saos pada camilan anak agar anak mau untuk mengonsumsi keju.

3. Gunakan susu bubuk instan: cara ini dapat di tambahkan ke makanan snack yang di sukai anak seperti biskuit atau serel.

(24)

4. Makan yogurt: dapat di makan pada saat sarapan pagi atau sebagai makan ringan bagi anak.

g. Minimumkan risiko obesitas

Orang tua atau pun pengasuh anak harus memperhatikan tentang apa yang mereka anggap sebagai makanan yang buruk. Orang tua juga harus ingat tentang laju pertumbuhan si anak, bahwa laju pertumbuhan si anak pada usia prasekolah sudah molai melambat tidak secepat pada saat bayi dan nafsu makan pada anak yang dapat mencerminkan hal tersebut. Umumnya besar ukuran sajian kira-kira 1 sendok makan setiap umurnya. Jika anak masih lapar dapat di berikan lebih dari porsi biasanya tetapi dengan aturan tertentu.

Hampir semua makanan yang digunkanan mesti dipilih dari kelompok pangan,karena kebutuhan kalorinya terlampau rendah untuk memungkinkan konsumsi makaan manis atau tinggi lemak. Penggunaan makanan yang manis secara rutin mesti dikurangi, dan sebagai gantinya gunakan buah-buahan.

Penggunaan goreng-gorengan mesti dibatasi dengan ketat.

Orang tua atau pun pengasuh seharusnya membatasi anak dalam menonton televisi untuk mencegah anak terangsang inaktivitas dan memperlihatkan kepada anak ajakan berganda untuk makan. Orang tua atau pengasuh harus lebih merangsang anak dalam aktivitas yang menggunakan otot mereka, agar sistem metabolisme tubuh mereka berjalan dengan baik dan mengurangi obesitas pada anak. Karena jika anak terlalu banyak menonton video yang beriklan atau pun televisi acar anak-anak biasanya banyak memancing anak lewat iklan tentang makanan yang membuat mereka ingin memakannya.

(25)

2.2.6 Hubungan pola makan dengan nafsu makan

Nafsu makan dalam kamus besar bahasa indonesia dapat di artikan selera makan atau keinginan makan. Kehilangan nafsu makan dapat di sebabkan karena berbagai macam faktor, yaitu kecemasan, depresi, atau efek samping dari penggunakaan obat tertentu. Jika kehilangan nafsu makan secara terus menerus dapat berdampak pada penuruanan berat badan. Beda dengan orang dewasa faktor penyebab dari hilangnya nafsu makan pada anak yaitu anak kurang menyukai bentuk, rasa ,ataupun aroma makanan. Jika pada anak mengalami kehilangan nafsu makan dapat berdampak pada berat badan dan tumbuh kembangnya, sehingga anak mudah terserang berbagai penyakit.

Pola makan menurut Depkes RI, adalah suatucara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan informasi gambaran dengan mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan yaitu cara yang di temouh oleh seseorang untuk memilih makanan dan mengonsumsi setiap hari yang diperoleh melalui suatu pendapatan setiap hari. Pola makan yang baik mengandung makanan sumber energi. Dengan pola makan keseharian yang seimbang dan aman, berguna untuk mencapai pertambahan status gizi dan kesehatan yang optima.

Nutrisi yang baik sangat penting untuk semua orang, terutama untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Tetapi, banyak sekali anak yang memiliki pola makan yang tidak sehat. Diperlukan usaha untuk mengubah kebiasaan makan mereka, namun perubahan sederhana dapat memberikan perbedaan yang besar. Jika pola makan terjaga dengan baik maka lebih mudah

(26)

orang tua menjaga kesehatan, berat badan dan tumbuh kembang anak.

(Santoso & Ranti,2004).

Masalah makan pada anak balita yang di hadapi pada ibu berbeda antara satu ibu dengan ibu yang lain. Pola makan dengan nafsu makan memiliki hubungan yang nyata karena pola makan yang sehat dapat mengatasi kesulitan makan ataupun kurangnya nafsu makan. Mengatasinya pun perlu dengan perhatian khusus dan fokus. Dengan memeberikan pola makan yang sehat dan teratur sesuai dengan waktu yang di tentukan, maka kebutuhan makanan akan terpenuhi dan satu hari. Jadwal makan untuk anak yang tepat dapat di lihat di bawah ini.

Tabel 2.2 Jadwal makan yang tepat dan pola makan yang baik untuk anak prasekolah

Jam Makan

07.00-08.30 Makan pagi / sarapan

10.00 Makan selingan (snack dan susu)

12.00-13.00 Makan siang

16.00 Makan selingan (snack)

18.00-19.00 Makan malam

20.00-21.00 Susu (akan tidur)

Penanaman pola makan pada anak dapat di muliai sejak dini dengan memberikan kebiasaan sarapan pagi. Pada usia ini selain menanamkan kebiasaan makan di jam-jam makan, kapan waktu di beri makan, juga dikenalkan dengan bahan bahan-bahan makanan di dalam makanan sehari hari mereka. Pada usia 3-6 tahun, anak memiliki daya ingat yang kuat dan memori yang sangat tajam sehingga apa yang diberikan pada usia ini akan selalu di ingat sampai usia selanjutnya. Penanaman waktu makan dan perilaku saat makan

(27)

perlu ditananamkan sejak dini karena agar anak mempunyai disiplin makan, baik wajtu makan atau pun jenis makanan (Lepang,2013).

Untuk mencapai satu hal yang penting, dalam pemenuhan gizi seimbang perlu diketahui berapa jumlah makanan sehari-hari yang diberikan kepada anak.

Berikut kebutuhan bahan makanan sehari-hari yang tepat untuk anak usia prasekolah. (Soenardi,2005)

Tabel 2.3Bahan makan untuk anak Bahan

makanan Berat (gr) URT(ukuran rumah tangga)

Nasi 300 2 ½gelas

Daging 100 2 piring

Telur 50 1 butir

Tempe 50 2 potong sedang

Kacang ijo 10 1 sdm

Buah 200 2 bh piring

Sayuran 100 2 mangkok

Gula pasir 25 2 ½sdm

Minyak 10 2 gelas makan

Susu 400 ml 2 gelas

Selain bahan makanan di atas suasana makan juga penting untuk meningkatkan nafsu makan anak, karena suasana yang sugar atau marah dapat menurunkan tingkat nafsu makan. Selain itu setelah makan juga di anjurkan untuk merasa bahagia tidak dalam keadaan marah, karena jika keseringan seperti itu juga tidak baik bagi kesehatan badan menjadi cepat gemuk dan makanan yang di makan sering merasa kurang. Maka dari itu orang tua harus tetap menjaga perasaan anak saat makan, sebelum dan setelah makan. Jika tidak, anak akan melewatkan kan jam makan yang telah di tentukan. Kalau makasalah ini di biarkan makan dapat menimbulkan nafsu makan anak yang berkurang dan mengganggu asupan gizi yang masuk dalam tubuh anak

(28)

2.3 Pengertian suplemen 2.3.1 Suplemen

Suplemen makan adalah produk jadi yang dikonsumsi untuk melengkapi makanan sehari – hari. Suplemen makanan di dalamnya mengandung satu atau lebih bahandari vitamin, mineral, tumbuhan atau bahan dari tumbuhan yang diolah, asam amino, bahan yang untuk meningkatkan angka kecukupan gizi (AKG). Suplemen sendiri juga bisa di ambil dari extra sayuran ataupun buah. Suplemen bisa di artikan produk kesehatan yang mengandung satu atau lebih zat yang bersifat nutrisi dan obat.

Yang bersifat nutrisi termasuk vitamin, mineral, dan asam amino, seangkangan yang berupa obat biasanyadiambil dari tanamanatau jaringan tubuh hewan yang memiliki khasiat sebagai obat. Pada umumnya, suplemen makanan kesehatan berasal dari bahan- bahan alami tanpa bahan kimia atau murnidan merukan dari sari makanan. Suplemen biasanya diberikan pada tubuh yang mengalami zat gizi, khususnya energi dan protein, pada tahap awal saat mengonsumsi suplemen biasanya merasakan ras lapar dan dalam jangka waktu panjang berat badan akan menurun dan di sertai dengan menurunya produktivitas kerja.kekurangn zat giszi yang berkelanjutan akan menyebabkan status gizi berkurang dan menjadi gizi buruk.(Yuniarti,2009)

Suplemen makanan merupakan mkanan yang mengandung zat – zat gizi dan nongizi. Fungsinya sebagai pelengkap kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk mejaga agar vitalitas tubuh tetap prima. Suplemen makanan umumnya berasal dari bahan- bahan alami tanpa tambahan zat – zat kimia walaupun pada vitamin tertentu ada yang sintetis. Suplemen vitamin seperti assam folat dalam bentuk sistetis memeng lebih mudah terserap

(29)

tubuh, walaupun vitamin E dari bahan alami jauh lebih baik penyerapannya dari pada yang sintetis. Suplemen makanan digolongkan sebagai nutraceutical, sedangkan obat-obatan masuk golongan pharmaceutical.(Resanti,2009)

Sebagai makanan tambahan atau pelengkap tentunya suplemen makanan harus benar – benar di konsumsi dalam kondisi yang tepat dan sesuai dengn kondisi tubuh seseorang, seperti yang telah dibahas dalam uraian sebelumnya. Bila makanan yang dikonsumsi seseorang sudah seimbang dan memenuhi prinsip “ 4 sehat 5 sempurna “, cukup berolahraga,c ukup beristirahat atau tidur, hidup teratur, tidak stres, bahkan bebas dari cemaran zat polutan ( udara, makanan dan air ), maka suplemen makanan tentunya tidak dianjurkan untuk di konsumsi karena kebutuhan gizi sudah dipenuhi dari makan sehari-hari.

Namun, berbeda jika kita dalam masyarakat ,moderen. Pola makan yang tiak seimbang karena kesibukan dan kurangnya persiapan makanan dengan menu seimbang atau kebiasaan mengonsumsi makanan olahan, seperti junk food yang terkadang memakai zat pengawet atau zat tambahan agar makanan tetap awet, faktor itu akan mempengaruhiasupan gizi yang masuk ke dalam tubuh. Belum lagi kurangnya waktu untuk berolahraga karena kesibukan kerja, tidak cukup tidur dan istirahat, bahkan faktor stres yang banyak melanda masyarakat terutama di perkotaan.

Hampir semua lapisan masyarakat mengenal makanan tambahan yang lebih di kenal dengan food suplement atau health food untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi. Keinginan untuk mengonsumsi produk yang praktis dan dapat melengkapi pemenuhan kebutuhanzat gizi yang belum

(30)

semakin meningkat. Pengguanaan suplemen perlu diperhatikan aturan pakainya. Selain itu, perlu diingat bahwa suplemen hanya berkhasiat pada mereka yang betul- betul memerlukan. Jika seseorang tersebut sudah mendapatkan zat gizi yang tepat dan cukup maka di satrankan untuk tidak memakai suplemen atau tambahan untuk lebih menambah kebutuhan gizi.

Suplemen sesuai dengan namanya hanya bersifat menambahkan atau melengkapi. Ketika tubuh memberikan sinyal tanda adanya suatu ketidakberesan, maka pada saat itu kita mulai mempertimbangkan konsumsi suplemen untuk membantu mengatasinya. Maka, suplemen dirancang bukan untuk menggantikan makanan. Bagaimanapun sedikit suplemen yang diberikan tidak dapat menggantikan semua nutrisi yang kita butuhkan.

Misalnya, dalam buah dan sayuran terdapat antioksidan yang berkhasiat melindungi tubuh terhadap penyakit, tetapi antioksidan tersebut termasuk dalam jenis yang belum berhasil diidentifikasi. Oleh karena itu antioksidan ini tidak dapat pada suplemen atau pun pil (Yuliarti, 2009).

2.3.2 Manfaat pada suplemen

Kebutuhan pemakaian suplemen berkembang pesat seiring dengan banyaknya gangguan kesehatan karena terganggunya keseimbangan fungsi tubuh. Akibatnya, gejala – gejala penyakit sering mudah terjadi infeksi, alergi, dan gangguan lain akhirnya muncul. Pada awalnya penggunaan suplemen makanan masih terbatas utnuk mengembalikan fungsi metabolic, dimana seluruh proses terbut dikendalikan oleh enzim sebagai katalis reaksi kimia tubuh yang membuat sel-sel bekerja secara optimal. Sebuah penelitian menemukan manfaat setelah mengonsumsi suplemen sebagai berikut: 1.

Merasakan stamina dan kebugaran pada tubuh, 2. Tidak gampang sakit

(31)

ataupun lelah, 3. Merasakan tubuh lebih sehat, 4. Dapat menyembuhkan penyakit. Manfaat lain yang terdapat pada suplemen yaitu: 1. Menghindari kekurangan gizi akibat pola makan yang kurang baik, 2. Membantu mengembalikan metabolisme tubuh dengan baik, 3. Mencegah timbulnya penyakit pada tubuh.(Puspita,2018)

Beberapa maanfaat lain pada saat menggunakan suplemen makanan antaranya:

a. Memperkuat sistem kekebalan dengan suplemen vitamin A, vtamin C, Herbal Echinaceha, dan jamur shiitake. Untuk mengobati infeksi spesifik di gunakaan goldenseal (infeksi bakteri), licorice ( infeksi virus), dan tea tree oil ( infeksi jamur pada kulit).

b. Menghilangkan racun dalam tubuh (detoksifikasi) dengan suplemen betakaroten, vitamin C, vitamin E dan klorofil. Untuk mengatasi keracunan khusus diberikan suplemen laktobacilus. Untuk dektoksifikasi hati biasanya dipakai suplemen bawang putih atau garlic, sylibum marianum, sayuran golongan brassica( kubis, brokoli, brussel sprout), dan glutathione.

c. Mengtasai radang dengan suplemen vitamin E dan vitamin C dosis tinggi untuk menormalkan kembali fungsi respon tubuh terhadap radang.

Untuk menurunkan efek peradangan di gunakan suplemen quercetin, flax seed oil, evening primorse oil, dan minyak ikan atau omega 3.

d. Mengoptimalkan fungsi metabolic terutama untuk memperbaiki sistem pencernaan dengan suplemen herbal bitter, betain hidroklorida, dan enzim prepsim.

(32)

a. Memperbaiki hormon tiroid dengan pemberian suplemen mineral tembaga, selenium, seng, dan extrak kelenjar tiroid.

b. Mrningkatkan kadar hormon DHEA dengan suplemen siberian panax ginseng dan suplemen DHEA.

c. Meningkatkan keseimbangan hormon wanita deng suplemen mineral seng dan vitamin A.

d. Meningkatkan fungsi hormon pria dengan mengonsumsi suplemen mineral zing, siberian panax ginseng, dan pribulus yang dapat bekerja dengan baik ketika di gabung dengan suplemen DHEA dan ZMA.

f. Untuk mencegah penuaan dini ( antiaging ) di perlukan suplementasi vitamin C, vitamin E, vitamin B12, coenzym Q10, glukosamine sulfat, glutathione, chrumium, magnesium, celenium, dan flax seed oil.

Sedangkan dari kelompok herbal yang di sarankan adalah suplemen siberian panax gingseng, gingko biloba, dan crateagus oxycanthe.

Pada perkembangan selanjutnya, penggunaan suplemen makanan tidak lagi terbatas pada vitamin dan mineral saja karena herbal tertentu untuk mengembalikan kesegaran tubuh semakin banyak digunakan, misalnya gingseng sebagai bagian dari komposisi produk. Seiring dengan konsep kembali ke alam (back to nature), berbagai penelitian lain yang dapat membantu penyembuhan. Penambahan flavonoit (suatu subtansi yang mirip vitamin) dari daun ginko biloba, misalnya, dapat meningkatkan efektifitas pengobatan pada infeksi berat.

Oleh sebab itu, saat ini batasan suplemen nutri semakin lebar hingga mencakup zat-zat nutrisi dan penyembuh yang terdapat pada herbal dan

(33)

bahan obat alami lainnya. Saat di sebutkan “ suplemen “, kita akan menjumpai produk- produk untuk membantu mengoptimalkan fungsi metabolic, sistem imunitas, detoksifikasi, meredakan radang (inflamatorik), dan menyeimbangkan sistem hormonal dan endukrin.

2.3.3 Faktor- faktor penggunaan suplemen

Faktor orang tua dalam memberikan suplemen pada anak, mereka berfikir dalam memberikan suplementasi vitamin dan mineral sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Tetapi suplemen yang diberikaan biasanya suplemen nutrisi, berbeda dengan vutamin dan mineral.

Dibandingkan memberikan makanan pada nak orang tua lebih banyak memilih memberikan suplemen nutrisi. Karena, dapat dengan cepat dan mudah untuk memenuhi kebutuhan ntrisi anak. Untuk melihat faktor orang tua memberikan suplemen pada anak, berikut menurut penelitian dari Evi Firna, 2009. Ibu memberikan suplemen pada anak karena : 1. Menambah daya ingat, 2. Menambah nafsu makan, 3. Meningkatkan daya tahan tubuh, 4. Mencegah terserangnya penyakit pada tubuh atau pun imun anak, 5. Melengkapi gizi yang kurang untuk anak.

Ada juga penelitian lain yang meneliti tentang faktor yang berhubungan dengan pemberian suplemen pada anak juga mempengaruhi ibu untuk memberikan suplemen tersebut yaitu: (Muhammad,2018)

1. Tingkat pengetahuan orang tua tentang gizi, banyak ibu dengan rata- rata tingkat pengetahuan mereka tinggi dan lebih mengerti tentang pendidikan gizi yang seharusnya diberikan pada anak.

(34)

2. Keterpaparan orang tua terhadap promosi, biasanya orang tua lebih banyak terkait dengan suplemen karena adanya promosi yang mengajak orang tua untuk menggunakan atau memberikan suplemen pada anak yang kurang dalam kecukupan gizinya. Promosi yang diberikan biasanya lewat sosial media, iklan atau pun televisi.

3. Adanya kesulitan makan pada anak. Hal ini memicu orang tua untuk memberikan nutrisi tambahan pada anak.

4. Perepsi ibu tentang klaim kesehatan dan manfaat yang diberikan pada nak. Para orang tua percaya dengan manfaat yang dikandung didalam suplemen.

5. Orang tua merasa perlu anaknya untuk diberikan suplemen agar anak mereka mendapatkan mafaat yang di kandung dalam suplemen terebut.

Faktor lain yang mendorong ibu memberikan suplemen pada anak antara lain: 1. Televisi, yang di dalmnya mengandung iklan yang menarik untuk konsumen membeli suplemen tersebut, 2. Majalah atau pun tabloit, 3. Resep dari dokter atau pun dari ahli gizi yang menyarankan memberikan suplemen tertentu, 4.Lembaga pendidikan, 5.Keluarga dan teman dekat yang saling memberikan informasi tentang suplemen yang terbaik untuk anak mereka.

Dari beberapa faktor pendorong di atas yang banyak memicu orang tua memberikan suplemen pada anaknya yaitu dari informasi yang di dapat memalui televisi atau pun sosial media.

2.3.4 Panduan mengonsumsi suplemen

Setelah kita mengungkapkan segala sesuatu tentang suplemen makanan, kita tidak boleh gegabah dalam menggunakannya. Kita telah

(35)

mengetahui bahwa menggunakan suplemen makanan memiliki sisi positif dan sisi negatif sehingga anda harus bijaksana dalam menggunakannya agar gangguan kesehatan yang mungkin terjadi dapat terminimalisir. Jika ingin menggunakan suplemen makanan seperti vitamnin, jamu dan sejenisnya sebagai pengobatan alternatif atau komplementer maka lebih dulu kita perlu mempertimbangkan segala sesuatunya dengan cermat.kumpulan berbagai informasi terpercaya tentang penggunaan suplemen makanan yang kita inginkan. Termasuk produk-produk dari produsen mana yang berkualitas.

Seperti halnya obat-obatan, suplemen makanan memepunyai efek samping dan resiko dan hanya bisa digunakan pada takaran tertentu. Berbeda dengan obat-obatan yang sudah melalui uji laboratorium ketat, produsen suplemen makanan biasanya membuat aturan pakai sendiri dengan hanya atau tanpa pengawasan medis.(Yuniarti,2019)

Jika anda memercayai produsen hanya dari iklan atau label kemasan saja maka kemungkinan kita mendapatkan banyak informasi menyesatkan, misalkan khasiat yang di gembar gemborkan, dosis yang aman atau pun potensi bahaya yang tidak diungkapkan. Informasi mengenai suplemen makanan hanya berasal dari pengalaman atau pendapat pribadi seseorang, bukan dari penelitian yang objektif. Sebaiknaya kita berhati-hati dalam memilih suplemen yang ingin kita gunakan, jangan gampang percaya dengan produk suplemen yang memanfaatkan testimoni dari 1- 2 orang yang tidak jelas asl- usulnya.

Sementara itu, sebagai patokan umum kita harus mewaspadai beberapa kesalahan yang sering diulang – ulang oleh produsen suplemen

(36)

pada pemikiran bahwa vitamin dan mineral adalah zat-zat yang menyehatkan tubuh, bisa melawan penyakit, berfungsi sebagai antioksidan, yang tentunya makin banyak dikonsumsi makin baik. Oleh karena itu, kita sebelum menggunakan suatu produk dari suplemen yang kita harus lakukan adalah mencari tahu apa saja yang dikandung di dalam suplemen makanan yang hendak kita konsumsi, kemudian kita konsultasikan kepada dokter atau ahli gizi tentang kemungkinan reaksi dari suplemen tersebut. (Junaidi,2019) 2.3.5 Waktu yang baik untuk mengonsumsi suplement

Tidak setiap orang memerlukan suplemen makanan. Tubuh hanya membutuhkan suplemen makanan dalam kondisi sebagai berikut:(Yuniarti,2019)

1. Ketika tubuh kita memberikan sinyal tanda adanya ketidaksesuaian pada tubuh. Pada saat itu kita membutuhkan suplemen untuk membatu mengatasinya. Jika kita tidak segera memperbaiki metabolisme tubuh yang kurang maka daya tahan tubuh akan melemah. Dalam keadaan demikian penyakit akan mudah hinggap. Karena pada saat itu tubuh tidakdapat membendung serangan dari penyakit.

2. Ketika terjadi ketidakseimbangan dalam tubuh, imunitas menurun, dan tubuh dapat terganggu hingga membuat tubuh rentan terhadap penyakit.

Penyakit yang timbul disebabkan karena adanya sesuatu yang tidak beres dalam tubuh, jiwa, atau pikiran yang akhirnya membuat tubuh tidak lagi berfungsi dengan normal.

3. Kondisi lingkungan yang buruk, misalnya tingginya pencemaran yang menyebabkan tingginya kadar radikal bebas di lingkungan, juga menjadi penyebab mengapa kita perlu mengonsumsi suplemen kesehatan.

(37)

Kondisi tersebut salah satu yang membawa kita ketingkat parah, dimana penyakit kemungkinan akan menyebar dan sulit diatasi.

4. Insan produktif di tengah kehidupan perkotaan yang bermobilitas tinggi kerap terjebak dalam gaya hidup yang kurang menguntungkan dari sisi kesehatan. Rutinitas kehidupan yang membutuhkan banyak energi dan merusak pola makan menjadi tidak teratur sehingga jauh dari angka ideal kecukupan gizi.

5. Hidup dengan makan dengan minim gizi. Pola makan yang tidak seimbang membuat pasokan energi tidak sesuai dengan keluaran energi.

6. Gaya hidup di perkotaan yang umumnya berisiko yang menbuat munculnya kebiasaan pola makan yang buruk. Hal tersebut dapat diperparah lagi dengan pemaparan toksin dari seseorang dari makanan yang di konsumsi dan menjagi gaya hidup yang tidak sehat.

Setelah mempelajari kapan saja kita harus mengonsumsi suplemen yang baik. Berikut ini tips agar suplemen yang anda konsumsi memberi manfaat yang baik antara lain :1. Mengonsumsi dengan dosis yang tepat, 2.Berkonsultasi dengan ahlinya, 3. Ketepatan dalam memilih suplemen, 4.

Perhatikan petunjuk pemakaian, 5.Taati aturan pakai, 6. Pastikan suplemen yang anda konsumsi aman, 7. Jangan lupakan kebutuhan antioksidan, 8.Pemeriksaan setiap perkembangan dari effek suplemen, 9.Jangan mengonsumsi terlalu berlebihan, 10.Jangan lupakan mineral di dalam suplemen tersebut.

2.3.6 Dampak pemberian suplemen

Orang tua sering kali panik dan terlalu terburu-buru memberikan

(38)

Padahal, suplemen semacam itu tidak selalu diperlukan untuk anak sehat dan yang tumbuh secara normal. Para ahli kesehatan anak pun menyarankan agar suplemen anak hanya diberikan jika dokter ataupun ahli gizi merekomendasikannya. Sebagian besar anak tidak membutuhkan suplemen, karena nutrisi yang di perlukan masih bisa diperoleh dari berbagai sumber lain melalui asupan makan dan pola makan yang baik.

Jika orang tua memprioritaskan suplemen dibandingkan dengan memberikanmakanan yang bergizi pada anak, organ pencernaan anak pun dapat menjadi tidak lancar. Begitu juga pada anak mengonsumsi makanan yang merusak organ pencernaan mereka. Oleh karena itu, disarankan utnuk tidak memberikan suplemen secara berlebihan. Untuk lebih jelasnya berikut beberapa dampak negatif yang disebabkan karena pemberian suplemen secara berlebihan:

1. Anak terlihat letih, terkadang merasa mual dan muntah, serta bisa mengakibatkan organ hatinya membesar dan terganggu.

2. Mengarah pada pengristalan ginjal atau biasa disebut dengan batu ginjal yang di sebabkan karena, adanya pengendapan karena suplemen yang di konsumsi terlalu banyak dan berlebihan.

3. Meningkatkan adanya resiko pendarahan, karena suplemen yang di konsumsi secara berlebihan dapat menekan suplemen lain dan merusaknya.

4. Memicu sembelit dan mempengaruhi penyerapan mineral lain seperti seng dan besi yang sangat dibutuhkan tubuh dalam proses pertumbuhan

Dampak lain dari kelebihan pemberian suplemen pada anak usia balita dan prasekolah. Jika suplemen tersebut diberikan secara terus- menerus

(39)

dalam jangka waktu yang lama, secara umum akan berdampak munculnya obesitas. Dari obesitas tersebut dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit yang bermunculan. Kita telah mengetahui dampak bahaya terlalu banyak mengonsumsi suplemen secara berlebihan. Namun demikian buakan berarti suplemen tidak bermanfaat bagi tubuh. Suplemen akan bermanfaat bagi tubuh asal penggunaanya tepat.( Eveline & Nanang, 2019)

2.3.7 Hubungan pemberian suplemen dengan nafsu makan anak Pertumbuhan dan perkembangan anak mulai melambat pada usia 3-6 tahun atau bisa di sebut usia prasekolah. Usia prasekolah dimana anak sudah bisa menentukan makanan kesukaannya, biasa nya anak-anak juga hanya mau makanan yang menarik sehingga anak berkesan terlalu memililih makanan yang mau mereka makan dan menyebabkan anak krang nafsu untuk makan.

Gangguan nafsu makan juga biasa di alami oleh anak usia 3-6 tahun atau usia prasekolah. Pada usia ini anak menjadi kurang nafsu makan karena mereka sudah dapat merasakan enak atau menariknya makanan yang mereka makan.

Padahal pada usia ini nutrisi yang cukup untuk anak sangat dibutuhkan untuk perkembangan tubuh dan otak anak. Indonesia terdapat 25% anak dengan penurunan nafsu makan, yang berdampak pada penurunan asupan makanan (Judarwabto, 2016).

Faktor penyebab dari anak sulit menerima makanan yang diberikan yaitu terlalu lama mengenalkan makanan, sugesti terhadap makanan tertentu sebagai pemicu timbulnya alergi,kontrol berlebihan dari orang tua sehingga anak lebih menolak jika di berikan makanan,menu yang di berikan kurang bervariatif, terlalu banyak minum susu atau camilan sehingga anak kehilangan

(40)

usia prasekolah dapat menjadi masalah yang serius, karena anak lebih membutuhkan energi dan gizi untuk pemtumbuhannya. Masalah gizi yang kurang di sebabkan dari penurunan nafsu makan anak setelah di sapih menyebabkan anak kerusakkan protein-kalori yang dapat menyebabkan kerusakkan otak secara permanen (Limananti & Triratnawati,2018)

Peningkatan berat badan di pengaruhi oleh konsumsi makanan.

Konsumsi makan pada anak dapat di tingkatkan dengan meningkatkannafsu makan. Salah satu alternatif yang biasa dilakukan oleh ibu atau orang tua dengan anak usia prasekolah adalah dengan memberikan sumplemen nafsu makan untuk meningkatkan nafsu makan pada anak. Manfaat dari suplemen yang di berikan anak yaitu biasanya yang mengandung minyak ikan, karena dapat meningkatkan nafsu makan pada anak dengan cepat. Di dalam suplemen juga terdapat banyak vitamin yang dapat menjda imunitas anak.

Suplemen sendiri sudah mencangkup semua vitamin yang di butuhkan tubuh dari vit b1, omega, dan zinc zeng. Efek yang di berikan pada suplemen mengakibatkan adanya peningkatan penyerapan makanan oleh tubuh, maka kebutuhan gizi pada anak dapat terpenuhi(Renny et al.,2019).

Faktor orang tua memberikan suplemen yaitu adanya penurunan nafsu makan pada anak, hal ini memicu orang tua untuk memberikan suplemen pada anak. Di dalam sumplemen sendiri terdapat mafaat yang lebih banyak di bandingkan dengan makan yang biasa di sajikan di rumah. Selain untuk meningkatkan nafsu makan anak, orang tua memberikan suplemen untuk memberikan tambahan nutrisi bagi kesehatan anak ataupun tumbuh kembang anak. Keterpaparan orang tua tentang informasi suplemen yang baik untuk kecukupan gizi anaknya.

(41)

Mengonsumsi suplemen secara berlebihan memicu munculnya dampak buruk pada anak salah satunya adalah obesitas dan penyakit lainnya yang dapat merugikan bagi pertumbuhan anak dan kesehatannya. Jika orang tua lebih memprioritaskan suplemen dibandingkan dengan pemberian makanaan yang bergizi pada anak, pencernaan pada anak dapat tidak lancar sama seperti memberikan makanan yang tidak sehat. Oleh karena itu di sarankan untuk tidak memberikan supleen secara berlebihan( Eveline, 2019).

Referensi

Dokumen terkait

Jika Dila mempunyai bintik-bintik diwajah, maka probabilitas (kemungkinan) Dila terkena cacar adalah 0,8.?. • Permutasi (sejumlah kemungkinan susunan jika terdapat satu

Setelah mendapatkan hasil harga penggunaan material maka data akan mudah diolah seperti yang diketahui bahwa penelitian ini menggunakan sampel atap dari rumah

Pelingkupan No Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Berpotensi Menimbulkan Dampak Lingkungan Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan Komponen Rona Lingkungan Terkena

bahwa kriteria teknis yang digunakan untuk menentukan produk industri kehutanan tertentu yang dapat diekspor sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan

Pemeriksaan diagnostik kontras radiologi #$%&IVP adalah ilmu yang mempela!ari  prosedur atau tata cara pemeriksaan gin!al, ureter, dan buli&buli menggunakan sinar&'

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan rahmat-Nya kepada penulis dalam menyelesaikan tesis yang berjudul Respons Pertumbuhan dan

Hasil wawancara dengan Bapak Syarifuddin, Selaku Kepala Dinas Sosial Kota Binjai, Senin 08 Juli 2019 Jam 09.30.. Memfasilitas keinginan, minat dan bakat yang terpendam bagi

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel