E-PAPER
PERPUSTAKAAN DPR RI
Telepon : (021) 5715876, 5715817, 5715887 Fax : (021) 5715846
e-mail: [email protected]
Follow us @perpustakaandpr Become a Fan Perpustakaan DPR RI
http://perpustakaan.dpr.go.id http://epaper.dpr.go.id
Rabu 13 Januari 2021
No. Judul Surat Kabar Hal.
1. KECELAKAAN SRIWIJAYA AIR SJ-182, PRESIDEN MINTA SEGERA DIUNGKAP
Bisnis Indonesia 7
2. Sisa Anggaran Dialokasikan untuk Vaksinasi: APBN 2020 Bisnis Indonesia 11 3. TRANSPORTASI ,Penghapusan Pembatasan Kursi Pesawat Picu Kekhawatiran
Publik
Kompas 0
4. Ekonomi Pascapandemi Kompas 6
5. Beban Berat untuk Mengawali 2021: Keuangan Negara Kompas 10
6. Prioritaskan Kualitas Kompas 10
7. Hilal Tanda-Tanda Perbaikan Ekonomi Makin Jelas Media Indonesia -
8. Survei BI: Kegiatan Dunia Usaha Kuartal IV-2020 Membaik Rakyat Merdeka -
9. BI: Kegiatan Dunia Usaha Membaik pada Kuartal IV 2020 Republika -
10. Kegiatan Dunia Usaha Membaik di Kuartal IV/2020, Ini Pendorongnya Seputar Indonesia -
11. Arah Perekonomian Global & Indonesia 2021 Kontan -
Rabu, 13 Januari 2021 Bisnis Indonesia Hal. 7
Bisnis, JAKARTA — Presiden Joko Widodo menginstruksikan penyebab kecelakaan pesawat Boeing 737-500 milik Sriwijaya Air dengan registrasi PK-CLC segera diungkap kepada publik agar kecelakaan yang sama tak terulang. Anitana W. Puspa [email protected] M enteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan instruksi itu merupakan satu dari tiga perintah yang dibebankan kepada Kementerian Perhubungan dan instansi terkait. Selain perintah mengungkap penyebab kecelakaan tragis itu, Presiden Joko Widodo meminta percepatan pencarian black box atau kotak hitam pesawat yang berisi rekaman data penerbangan dan rekaman suara di kokpit. Jokowi juga minta percepatan pemberian santunan dan asuransi kepada keluarga korban pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ-182. “Insyaallah apa yang menjadi perintah presiden akan kami lakukan,” ujarnya, Selasa (12/1). Budi Karya menyatakan kotak hitam khusus rekaman data penerbangan atau fl ight data recorder (FDR) sudah ditemukan oleh Tim penyelam TNI Angkatan Laut di sekitar Pulau Laki-Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Selasa (12/1) sekitar pukul 16.20 WIB. FDR itu diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk segera diunduh datanya dan diinvestigasi guna mengungkap misteri penyebab kecelakaan tersebut.
Menhub melanjutkan mengatakan Presiden telah menyampaikan duka cita yang mendalam atas musibah jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182. Budi Karya membeberkan bahwa presiden menghubunginya lebih dari lima kali. Sebaliknya, dia juga melaporkan soal perkembangan pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 kepada presiden dua kali dalam sehari. Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono menduga bahwa mesin pesawat Sriwijaya Air PK-CLC masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air.
Dugaan itu merupakan hasil analisis dari data Radar ADS-B dari Perum Lembaga Penyelenggara Layanan Navigasai Penerbangan Indonesia/ Airnav Indonesia. “Dari data ini kami menduga bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air,” kata Soerjanto. Soerjanto memaparkan pesawat Boeing 737-500 registrasi PK-CLC yang dioperasikan oleh Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak pada 9 Januari 2021 mengudara pukul 14.36 WIB. Pada pukul 14.40 WIB, pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki dan mulai turun hingga data terakhir pesawat pada ketinggian 250 kaki.
Dengan terekamnya data sampai dengan ketinggian 250 kaki, hal itu mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Selain itu, data lapangan yang didapat KNKT dari KRI Rigel adalah sebaran puing pesawat memiliki lebar 100 meter dan panjang 300 meter hingga 400 meter. Sebaran pecahan pesawat itu konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air. Tak hanya itu, temuan bagian besar yang telah dikumpulkan oleh Basarnas salah satunya bagian mesin yaitu turbin disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan. Kerusakan pada fan blade, sebutnya, menunjukkan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan hal ini sejalan dengan dugaan sistem saat masih berfungsi sama sampai dengan pesawat ketinggian 250 kaki. Khusus analisis kotak hitam jenis FDR pesawat Sriwijaya Air, dia menyatakan masih membutuhkan waktu 2 hari hingga 5 hari untuk mengunduh datanya. Soerjanto mengatakan misteri kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 secara perlahan dapat terungkap setelah pengunduhan data berhasil dilakukan. Selanjutnya, tim masih mencari perangkat kotak hitam lainnya berupa cockpit voice recorder (CVR) atau rekaman percakapan dalam kokpit. “Setelah FDR diharapkan menemukan CVR segera,” ujarnya. Dia juga mengharapkan terungkapnya penyebab kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 menjadi pembelajaran agar kecelakaan yang sama tidak terjadi di kemudian hari.
JALANI AUDIT Sementara itu, manajemen Sriwijaya Air mengklaim telah memperpanjang Sertifi kat Kelaikudaraan atau Air Operator Certifi cate (AOC) serta menjalani audit keamanan dan keselamatan yang diselenggarakan oleh Basic Aviation Risk Standard (BARS) sejak Maret 2020. Direktur Utama Sriwijaya Air, Jefferson Jauwena mengatakan BARS melakukan audit terhadap beberapa hal seperti keselamatan dan manajemen kualitas sistem, manual operasi, lisensi dan data pelatihan awak penerbangan serta pengawasan terhadap pesawat dan suku cadang. “Dan selain telah memperpanjang sertifi kat izin AOC dari regulator, Sriwijaya Air juga telah melengkapi sertifi kasi aspek keamanan dan keselamatan ini dengan adanya audit independen dari BARS,” kata Jefferson. Sejauh ini, dia menambahkan maskapai milik keluarga Chandra Lie tersebut memfasilitasi kebutuhan keluarga penumpang SJ-182 selama proses identifi kasi berlangsung dan segala hak-hak penumpang akan menjadi prioritas Sriwijaya Air untuk diselesaikan. “Sriwijaya Air sejak hari pertama selalu siap berupaya terbaik memberikan pelayanan dan informasi yang dibutuhkan keluarga penumpang SJ-182. Sriwijaya Air juga menjamin untuk memberikan pendampingan yang terbaik dan menjamin memenuhi hak-hak para keluarga penumpang,” katanya. Juru bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati mengatakan Sriwijaya Air PK-CLC memang dinyatakan dalam kondisi laik udara sebelum terbang. Pesawat jenis B737-500 tersebut telah memiliki Certifi cate of Airworthiness (Sertifi kat Kelaikudaraan) yang diterbitkan oleh Kemenhub dengan masa berlaku sampai dengan 17 Desember 2021. Adita menambahkan Ditjen Perhubungan Udara telah melakukan pengawasan rutin sesuai dengan program pengawasan dalam rangka perpanjangan sertifi kat pengoperasian pesawat AOC Sriwijaya Air pada November 2020. Hasilnya, Sriwijaya Air telah memenuhi ketentuan yang ditetapkan
Rabu, 13 Januari 2021 Bisnis Indonesia Hal. 11
Bisnis, JAKARTA — Pemerintah memastikan sisa lebih perhitungan aggaran (SiLPA) pada tahun lalu akan dialokasikan untuk program vaksinasi pada tahun ini. Pemerintah mencatatkan SiLPA earmark anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) senilai Rp50,94 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan PEN 2021, termasuk vaksinasi. Dalam rangka mengoptimalkan biaya atas pendanaan program PEN 2020, dana senilai Rp47,07 triliun akan menjadi SiLPA yang bersifat earmark Anggaran itu nantinya akan dimanfaatkan pada tahun ini untuk mendukung program vaksinasi, sebagai bagian dari penanganan pandemi pada 2021. “Untuk menjamin ketercapaian realisasi program PEN tersebut, monitoring dan evaluasi dilakukan secara rutin tiap pekan,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Rahayu Puspasari, Selasa (12/1). Sementara itu, dana senilai Rp3,87 triliun akan menjadi SiLPA yang bersifat earmark, dan dimanfaatkan pada tahun ini untuk mendukung pogram dukungan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selain itu, dana tersebut juga akan dialokasikan untuk membantu korporasi, atau penanganan dampak Covid-19 dan pemulihan ekonomi lainnya. Pemerintah melaporkan anggaran program PEN tahun lalu hingga akhir 31 Desember 2020 hanya terealisasi Rp579,78 triliun atau 83,4% dari total pagu sebesar Rp695,2 triliun. Realisasi Rp579,78 triliun meliputi bidang kesehatan Rp63,51 triliun, dan perlindungan sosial yang tercatat Rp220,39 triliun Selain itu sektoral K/L dan Pemda Rp66,59 triliun. Kemudian juga UMKM Rp112,44 triliun, pembiayaan korporasi Rp60,73 triliun, serta insentif usaha Rp56,12 triliun. Rahayu menambahkan, berbagai analisis awal memperlihatkan bahwa program PEN telah membantu daya beli masyarakat maupun sektor usaha. Estimasi yang dilakukan Kementerian Keuangan memperlihatkan program perlindungan sosial mampu mengerem laju peningkatan kemiskinan. (Tegar Arief)
Rabu, 13 Januari 2021 Kompas Hal. 0
Kebijakan baru Kementerian Perhubungan yang tidak lagi membatasi kapasitas keterisian pesawat mengkhawatirkan pengguna maskapai penerbangan. Oleh ERIKA KURNIA JAKARTA, KOMPAS — Kebijakan baru Kementerian Perhubungan yang tidak lagi membatasi keterisian pesawat mengkhawatirkan pengguna maskapai penerbangan. Kekhawatiran di tengah terus naiknya kasus Covid-19 membuat sebagian pengguna mencari moda transportasi alternatif. Pada 9 Januari lalu, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Pada Masa Pandemi Covid-19. Kementerian Perhubungan pun menindaklanjuti, salah satunya dengan mengeluarkan SE 3 Tahun 2021 terkait transportasi udara. Salah satu yang diatur adalah mengenai pembatasan kapasitas kursi maksimal 70 persen yang tidak lagi diberlakukan. Artinya, pesawat boleh terisi penuh, dengan syarat maskapai harus menyisakan tiga baris kursi di setiap pesawat untuk penumpang yang terdeteksi terinfeksi Covid-19. Mengetahui kebijakan tersebut, Iqbal Ilham (31), pekerja swasta yang telah berencana cuti ke Yogyakarta, pun berpikir ulang ketika akan membeli tiket pesawat. Sebelumnya, ia berencana menggunakan maskapai penerbangan yang menerapkan pembatasan kursi untuk pulang pada 18 Januari 2020.
Pesawat dipilih karena cepat dan masih relatif murah. ”Tetapi, karena tidak ada lagi seat distancing (pembatasan kursi), saya bingung mencari sarana transportasi yang murah dan aman. Jaga jarak menurut saya penting karena tes Covid-19 untuk naik transportasi enggak sepenuhnya valid,” ujarnya kepada Kompas, Rabu (13/1/2021). Akhirnya, ia memilih menggunakan kereta kelas eksekutif yang masih menerapkan pembatasan kapasitas dan kursi. Dengan harga tidak jauh berbeda, ia rela menerima konsekuensi melalui perjalanan 8 jam atau 7 jam lebih lama daripada menggunakan pesawat. Fikri Nur Fakhmi (29), yang hendak kembali ke tempat kerja di Ternate, Maluku Utara, akhir pekan ini dari Jakarta, juga khawatir dengan aturan baru pemerintah di tengah terus meningkatnya kasus infeksi Covid-19. Per hari ini saja, Indonesia kembali mencatatkan rekor penambahan kasus harian, yakni 11.278 kasus. ”Namun, beruntungnya, masih ada maskapai nasional yang menerapkan seat distancing walaupun harganya lebih mahal daripada tiket maskapai swasta,” katanya yang baru membeli tiket pulang hari ini.
Sementara itu, Friska (36), warga Jakarta yang berencana menghadiri pernikahan kakaknya di Palembang, Sumatera Selatan, akhir bulan ini mengaku tidak menyesal karena membatalkan perjalanan. Ia mengaku masih trauma dengan pesawat penuh seperti pengalamannya beberapa bulan lalu. ”Beberapa bulan lalu pesawat dan bandara ramai sekali, apalagi sekarang kalau kapasitas tidak dibatasi. Adanya aturan pengetatan pembatasan sosial terbaru (penerapan pembatasan kegiatan masyarakat), saya kira juga tidak terlalu berpengaruh banyak,” ujarnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penumpang pesawat domestik pada November 2020 sebanyak 3 juta orang atau naik 33,43 persen dibanding bulan Oktober 2020. Jumlah penumpang domestik terbesar melalui Bandara Soekarno Hatta di Banten, yaitu mencapai 828.100 orang atau 27,92 persen dari total penumpang domestik. Disusul Bandara Juanda di Jawa Timur, mencapai 238.000 orang atau 8,02 persen. Meski demikian, secara tahunan, jumlah penumpang angkutan udara domestik pada periode Januari-November 2020 hanya 28,7 juta orang. Jumlah itu anjlok 58,78 persen dibanding periode sama di tahun lalu yang mencapai 69,7 juta orang. Tes diperketat Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati, dalam keterangan pers beberapa waktu lalu, menjelaskan, kebijakan pelonggaran kapasitas kursi pesawat berkaitan dengan masa berlaku tes Covid-19 yang dipersempit. Hasil tes negatif Covid-19 melalui tes usap antigen dan PCR kini menjadi syarat bagi penumpang untuk naik pesawat. Namun, jarak awal tes dan waktu naik pesawat semakin dipersempit untuk meminimalkan peluang calon penumpang terpapar virus. Penumpang wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 3x24 jam.
Sedangkan untuk tes usap antigen harus diambil dalam kurun waktu maksimal 2 x 24 jam sebelum keberangkatan. Aturan di atas dikecualikan untuk tujuan dari dan menuju Bali, yang wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 2x24 jam atau hasil negatif rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1x24 jam sebelum keberangkatan. Selain itu, aturan baru juga mengimbau penumpang agar tidak berbicara searah atau dua arah menggunakan telepon atau langsung selama di dalam pesawat. Penumpang dalam penerbangan kurang dari 2 jam juga tidak boleh makan di dalam pesawat, kecuali yang harus mengonsumsi obat-obatan tertentu. "Wajib menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan (3M), yaitu memakai masker (sesuai standar penerbangan), menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan handsanitizer," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto yang menyetujui SE terbaru tersebut. Keamanan pesawat Pengamat penerbangan sekaligus anggota Ombudsman Alvin Lie, kepada Kompas, mengatakan, masyarakat tidak perlu terlalu khawatir dengan keamanan pesawat terbang. Pesawat dinilai sebagai tempat yang relatif aman dari kemungkinan penularan virus penyebab Covid-19, dibanding ruang tertutup lainnya. Hal ini sebelumnya telah dibuktikan berbagai riset oleh pembuat pesawat. "Ini ditambah adanya sistem penyaring udara HEPA (High Efficiency Particulate Air) filter yang membuat udara di dalam kabin dapat didaur ulang dan membersihkan bakteri dan virus hingga 99 persen," kata dia. Oleh karenanya, ia tidak mempermasalahkan pelonggaran kapasitas di pesawat selama protokol kesehatan dipatuhi baik oleh penumpang maupun maskapai penerbangan.
Rabu, 13 Januari 2021 Kompas Hal. 6
Rabu, 13 Januari 2021 Kompas Hal. 10
Rabu, 13 Januari 2021 Kompas Hal. 10
Rabu, 13 Januari 2021 Media Indonesia Hal. -
TANDA-tanda perbaikan kondisi perekonomian terus bermunculan. Kemarin dilaporkan bahwa konsumen makin mendekati posisi optimis. Kini giliran kondisi dunia usaha menunjukan perbaikian. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan kegiatan dunia usaha membaik pada triwulan IV 2020, meskipun masih dalam fase kontraksi. "Indikasi itu tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada triwulan IV 2020 sebesar minus 3,90%, membaik dari minus 5,97 % pada triwulan III 2020," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono di Jakarta, Rabu. Dijelaskan, perbaikan kegiatan usaha didorong oleh kinerja sejumlah sektor yang tumbuh positif, yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi, keuangan, real estate dan jasa perusahaan, listrik, gas dan air bersih, serta jasa-jasa. Selain itu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan, dan sektor konstruksi terindikasi membaik. "Perbaikan kondisi kegiatan usaha didukung oleh permintaan yang meningkat saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru, ketersediaan bahan baku produksi, dan peningkatan jumlah pelanggan baru di subsektor listrik,"
kata Erwin. Sejalan dengan perkembangan SKDU, menurut dia, survei penggunaan tenaga kerja dan kondisi keuangan dunia usaha membaik pada triwulan IV 2020, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu kapasitas produksi terpakai mencapai 71,96% pada triwulan IV 2020, cenderung stabil dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya. Pada triwulan I 2021, kata Erwin, responden memprakirakan kegiatan usaha akan mencatat kinerja positif dengan SBT sebesar 7,68%. Berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan diperkirakan terjadi pada seluruh sektor ekonomi, terutama sektor keuangan, sektor real estate & jasa perusahaan, serta sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. (Ant/E-1)
Rabu, 13 Januari 2021 Rakyat Merdeka Hal. -
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia mengindikasikan kegiatan dunia usaha membaik pada kuartal IV-2020, meskipun masih dalam fase kontraksi. "Indikasi itu tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada triwulan IV 2020 sebesar minus 3,90 persen, membaik dari minus 5,97 persen pada triwulan III 2020," kata Erwin di Jakarta, dikutip Antara, Rabu (13/1). Dia menjelaskan, perbaikan kegiatan usaha didorong oleh kinerja sejumlah sektor yang tumbuh positif, yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi, keuangan, real estate dan jasa perusahaan, listrik, gas dan air bersih, serta jasa-jasa. Selain itu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan, dan sektor konstruksi terindikasi membaik. "Perbaikan kondisi kegiatan usaha didukung oleh permintaan yang meningkat saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru, ketersediaan bahan baku produksi, dan peningkatan jumlah pelanggan baru di subsektor listrik," imbuhnya.
Sejalan dengan perkembangan SKDU, menurut dia, survei penggunaan tenaga kerja dan kondisi keuangan dunia usaha membaik pada triwulan IV 2020, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu kapasitas produksi terpakai mencapai 71,96 persen pada triwulan IV 2020, cenderung stabil dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya.
Pada kuartal I-2021, responden memperkirakan kegiatan usaha akan mencatat kinerja positif dengan SBT sebesar 7,68 persen. Berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan diperkirakan terjadi pada seluruh sektor ekonomi, terutama sektor keuangan, sektor real estate & jasa perusahaan, serta sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. [azz]
Rabu, 13 Januari 2021 Republika Hal. -
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan dunia usaha membaik pada kuartal IV 2020, meskipun masih dalam fase kontraksi. Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada kuartal IV 2020 sebesar -3,90 persen, membaik dari -5,97 persen pada kuartal III 2020. Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono menyampaikan perbaikan kegiatan usaha didorong oleh kinerja sejumlah sektor yang tumbuh positif. Yaitu sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan; Listrik, Gas dan Air Bersih, serta Jasa-jasa. "Selain itu, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Industri Pengolahan dan sektor Konstruksi terindikasi membaik," katanya dalam keterangan pers, Rabu (13/1). Perbaikan kondisi kegiatan usaha didukung oleh permintaan yang meningkat saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan tahun baru, ketersediaan bahan baku produksi, dan peningkatan jumlah pelanggan baru di sub sektor listrik. Sejalan dengan perkembangan SKDU, survei penggunaan tenaga kerja dan kondisi keuangan dunia usaha membaik pada kuartal IV 2020, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Sementara itu, kapasitas produksi terpakai mencapai 71,96 persen pada kuartal IV 2020, cenderung stabil dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya. Pada kuartal I 2021, responden memprakirakan kegiatan usaha akan mencatat kinerja positif dengan SBT sebesar 7,68 persen. Berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan diperkirakan terjadi pada seluruh sektor ekonomi. Terutama sektor Keuangan, sektor Real Estate dan Jasa Perusahaan, serta sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan.
Rabu, 13 Januari 2021 Seputar Indonesia Hal. -
JAKARTA - Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan dunia usaha membaik pada kuartal IV/2020, meskipun masih dalam fase kontraksi. Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan, perbaikan itu tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada kuartal IV/2020 sebesar -3,90%, membaik dari -5,97%
pada kuartal III/2020. "Perbaikan kegiatan usaha didorong oleh kinerja sejumlah sektor yang tumbuh positif, yaitu sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan; Listrik, Gas dan Air Bersih, serta Jasa-jasa.
Selain itu, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran: sektor Industri Pengolahan dan sektor Konstruksi terindikasi membaik,"
kata Erwin di Jakarta, Rabu (13/1/2021). Perbaikan kondisi kegiatan usaha didukung oleh permintaan yang meningkat saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan tahun baru, ketersediaan bahan baku produksi, dan peningkatan jumlah pelanggan baru di subsektor listrik. "Sejalan dengan perkembangan SKDU, survei penggunaan tenaga kerja dan kondisi keuangan dunia usaha membaik pada kuartal IV/2020, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya," katanya. Sementara itu, kapasitas produksi terpakai mencapai 71,96% pada kuartal IV/2020, cenderung stabil dibandingkan dengan capaian pada kuartal sebelumnya. Pada kuartal I/2021, responden memprakirakan kegiatan usaha akan mencatat kinerja positif dengan SBT sebesar 7,68%. Berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan diperkirakan terjadi pada seluruh sektor ekonomi, terutama sektor Keuangan, sektor Real Estate & Jasa Perusahaan, serta sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan.
Rabu, 13 Januari 2021 Kontan Hal. -
KONTAN.CO.ID - Sejumlah lembaga internasional memberikan prediksi yang menggembirakan mengenai outlook perekonomian global di 2021 ini. Mulai dari rasa optimisme pelantikan Joe Biden pada 20 Januari 2020 nanti hingga program vaksinasi korona di seluruh dunia pada kuartal I-2021. Lantas, berakhirnya lockdown di sejumlah negara Eropa disertai pemulihan ekonomi lebih lanjut pada 2021 ini bisa membuat perekonomian global "kembali normal" seperti sebelum masa pandemi. Meski ada risiko utang besar yang terakumulasi selama 2020, kebijakan preventif pengelolan utang yang hati-hati tentu sudah disiapkan di setiap negara. Outlook pemulihan ekonomi global ini akan memberikan efek positif ke perbaikan harga komoditas, minyak khususnya. Permintaan komoditas dan minyak akan meningkat yang berdampak pada kenaikan harga. Perbaikan ekonomi di sejumlah negara maju dan negara berkembang akan memperkuat mata uang mereka.
Maka setelah pemulihan ekonomi yang sangat kuat pada paruh pertama 2021, pertumbuhan ekonomi secara bertahap akan kembali turun ke pertumbuhan tren global berkisar 3%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terus berada di Tiongkok mewakili kawasan Asia yang bertumbuh serentak. Oxford Economics bersama the Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW), memperkirakan pertumbuhan ekonomi di seluruh Asia Tenggara (ASEAN) kontraksi 4,1% di 2020. Namun kemudian pada 2021 angka pertumbuhan ekonomi ASEAN akan melonjak menjadi 6,2%. Dalam laporan tersebut, pemulihan ekonomi di ASEAN pada 2021 sebagian disebabkan low base effect dari 2020 sebagai baseline. Tetapi kebijakan makroekonomi dinilai akan tetap berperan akomodatif, dengan dukungan fiskal yang ekstensif dan suku bunga rendah. Outlook Indonesia 2021 Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 berkisar minus 1,7% hingga minus 2,2%. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dari pemerintah tersebut tak jauh beda dengan lembaga internasional. Asian Development Bank (ADB), misalnya, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar minus 2,2%. Bank Dunia memproyeksikan minus 2,2%. Kemudian Organisasi dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mematok minus 2,4%. Bagaimana dengan outlook 2021? Pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 masih akan dibayang-bayangi oleh dampak pandemi Covid-19. Namun sebagian orang yakin turbulensi akan berakhir karena harapan besar adanya vaksin Covid-19 sebagai game changer yang utama. Beberapa lembaga keuangan dunia dan domestik telah mengeluarkan prediksi ekonomi di 2021. Dana Moneter Internasional (IMF) menilai proyeksi ekonomi Indonesia dalam zona positif, dimana ekonomi mulai mengalami rebound pada semester kedua 2020. IMF memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,8% pada 2021 dan 6%
pada tahun 2022. Proyeksi tersebut ditopang oleh dukungan kebijakan yang kuat, termasuk rencana distribusi vaksin Covid-19 serta membaiknya kondisi ekonomi dan keuangan global. Kendati demikian, proyeksi IMF ini jauh lebih rendah dari perkiraan pada Oktober 2020 yang memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 6,1 persen tahun ini. Ketidakpastian seputar prospek pertumbuhan ternyata lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Untuk mengamankan momentum pemulihan yang sedang terjadi, dukungan kebijakan yang memadai sangat penting. Bauran kebijakan ekonomi makro yang akomodatif diharapkan tetap jalan di 2021. Terkait dengan Undang-Undang No 11/2020 tentang Cipta Kerja, IMF menegaskan undang-undang ini sangat membantu mengurangi hambatan bagi investasi penciptaan lapangan kerja baru dan meningkatkan produktivitas. Untuk itu standar tata kelola yang berkualitas tinggi di pengaturan regulasi saat mengimplementasikan UU ini harus dipertahankan.
Lembaga internasional lainnya, Bank Dunia, memprediksikan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,4% di 2021.
Proyeksi Bank Dunia ini tercatat dalam Global Economic Prospect edisi Januari 2021. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di zona positif menyusul proyeksi pertumbuhan di kawasan Asia Timur dan Pasifik di level 7,4% di sepanjang 2021. Pandangan itu berpijak pada peluncuran vaksin yang efektif pada kuartal I-2021 di negara-negara besar, negara-negara berkembang, dan negara-negara kecil. Bagaimana pandangan pemerintah? Kurang lebih tone-nya sama dengan IMF maupun Bank Dunia.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati meyakini pertumbuhan ekonomi tahun ini mulai menunjukkan angka positif. Salah satu faktornya adalah proses vaksinasi yang mulai berjalan. Ekonomi Indonesia pada Maret-April 2021 diproyeksikan tumbuh dalam rentang antara 4,5%-5,5%. Begitu pula pada Mei-Juni 2021, ekonomi diprediksi bertahan di level 4,5%-5,5%. Kemudian, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi menembus 5% pada September-Oktober 2021. Lalu, ekonomi diprediksi bertahan di level 5%
pada Desember 2020, sebagaimana tertuang di asumsi APBN 2021. Hanya saja, pertumbuhan ekonomi tahun ini masih sangat bergantung dengan perkembangan Covid-19 dan proses vaksinasi. Jika penularan bisa ditekan dan vaksinasi berhasil, maka dampaknya positif untuk ekonomi. Akselerasi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi berpotensi terjadi. Apalagi pada 2021 ini pemerintah juga telah merencanakan anggaran sebesar Rp 403,9 triliun untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
Dari total dana ini, sebesar Rp 25,4 triliun di antaranya akan dialokasikan untuk anggaran kesehatan. Bahkan anggaran kesehatan ini masih akan ditambah dengan belanja yang tidak terserap 2020. Sementara itu, anggaran perlindungan sosial dialokasikan sebesar Rp 110,2 triliun. Pemerintah pun masih akan memberikan insentif usaha sebesar Rp 20,6 triliun dan dukungan UMKM serta pembiayaan korporasi senilai Rp 63,84 triliun. Disain kebijakan fiskal yang ekspansif memberikan jaminan bahwa outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 akan jauh lebih baik dibanding 2020 yang kontraksi. Dalam hal ini Bank Indonesia (BI) optimistis perekonomian Indonesia di 2021 akan kembali ke zona positif, bahkan melesat hingga berada di kisaran 4,8% hingga 5,8%. Ketahanan perekonomian di tahun ini ditopang oleh membaiknya sejumlah komponen pembentuk produk domestik bruto (PDB), yaitu perbaikan kinerja ekspor didukung dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi global.
Konsumsi swasta maupun konsumsi pemerintah juga cenderung akan menguat dengan adanya relaksasi kebijakan social distancing dan vaksinasi masal. Komponen itu bisa kokoh menopang perekonomian domestik seiring dengan bergulirnya stimulus fiskal lewat program perlindungan sosial. Selanjutnya, sumber pertumbuhan ekonomi yang lain datang dari investasi langsung seiring dengan berlakunya Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.