• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Dominasi Komponen Komitmen Organisasi pada Guru SMK "X" di Kota Subang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Dominasi Komponen Komitmen Organisasi pada Guru SMK "X" di Kota Subang."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ii Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dominasi komponen komitmen organisasi pada guru SMK “X” di Kota Subang. Judul dari penelitian ini adalah “Studi Deskriptif Mengenai Dominasi Komponen Komitmen Organisasi Pada Guru SMK “X” di Kota Subang”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Pengambilan data dilakukan kepada 30 orang responden dengan menggunakan metode total sampling.

Penelitian ini menggunakan teori komitmen organisasi dari Meyer & Allen (1997). Komitmen organisasi terdiri dari komponen affective, continuance, dan normative. Alat ukur yang digunakan adalah modifikasi dari alat ukur Organizational Commitment Questionaire (OCQ) yang dikonstruksi oleh Meyer & Allen (1997). Uji validitas dilakukan dengan korelasi Rank Spearman, dengan 24 item diterima dari total keseluruhan dengan range 0,355 hingga 0,816. Uji reliabilitas alat ukur diuji dengan Alpha Cronbach.

Hasil pengolahan data menunjukkan 63,3% responden memiliki komponen komitmen organisasi dominan affective. Dengan demikian tergambar bahwa yang menjadi alasan utama bagi sebagian besar guru untuk tetap mempertahankan statusnya sebagai guru SMK “X” Subang adalah karena didasari oleh keinginan pribadinya sendiri (want to), serta karena merasa bangga, nyaman serta menyenangi status sebagai guru di SMK “X” Subang. Dominansi komponen komitmen organisasi yang menempati urutan kedua adalah komponen normative commitment yang dimiliki oleh 30,0% responden. Dominansi komponen komitmen organisasi yang menempati urutan ketiga adalah komponen continuance commitment yang dimiliki oleh 6,7% responden.

(2)

iii Universitas Kristen Maranatha

Abstract

This research is conducted to determine the dominance component of organizational commitment on the teacher of SMK “X” in Subang. The title of this research is “A Descriptive Study Regarding Dominance Component Organizational Commitment on The Teacher of SMK “X” in Subang”. This research used a descriptive methods with a survey technique. Data collection was conducted on 30 respondents using total methods of sampling.

This research used the organizational commitment theory of Meyer & Allen (1997). Organizational commitment consists of affective, continuance, and normative components. Measuring instruments used in this research is a modification of Organizational Commitment Questionaire (OCQ) that was constructed by Meyer & Allen (1997). Validity test processed with Spearman’s Rank Correlation obtained 24 acceptable items from total items with range 0,355 to 0,816. Reliability test processed with Alpha Cronbach Methods technique. Calculation of the validity and reliability of measuring instruments performed with SPSS 21.

The results of data processing showed 63.3% of respondents have a dominant affective organizational commitment. Thus envisaged that the main reason for most members to retain their membership in SMK “X” Subang is due to their willingness (want to), also because they feel, rightfully proud and comfortable to become a teacher of SMK “X” in Subang. The dominant component of organizational commitment which in second ranks was normative commitment owned by 30,0% respondents. The dominant component of organizational commitment which in third ranks was continuance commitment owned by 6,7% respondents.

(3)

vi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 7

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian... 7

1.3.1. Maksud Penelitian ... 7

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 8

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 8

1.5. Kerangka Pemikiran... 9

(4)

vii Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 18

2.1. Komitmen Organisasi ... 18

2.1.1. Model of Commitment ... 18

2.1.1.1. Affective Commitment ... 18

2.1.1.2. Continuance Commitment ... 18

2.1.1.3. Normative Commitment ... 19

2.1.2. Faktor – Faktor yang Memengaruhi Komitmen Organisasi ... 19

2.1.3. Konsekuensi dari Komitmen Organisasi ... 22

2.1.4. Pengukuran Komitmen Organisasi ... 24

2.2. Masa Dewasa Awal………...25

2.3. Masa Dewasa Menengah...26

2.4. Guru...27

2.4.1. Pengertian Guru...27

2.4.2. Peran Guru...27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28

3.1. Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 28

3.2. Bagan Rancangan Penelitian... 28

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 29

3.3.1. Variabel Penelitian ... 29

3.3.2. Definisi Operasional... 29

3.4. Alat Ukur ... 29

3.4.1. Alat Ukur Komitmen Organisasi ... 29

3.4.2. Prosedur Pengisian ... 30

3.4.3. Sistem Penilaian ... 31

3.4.4. Data Pribadi dan data Penunjang ... 32

(5)

viii Universitas Kristen Maranatha

3.5.1. Validitas Alat Ukur ... 32

3.5.2. Reliabilitas Alat Ukur ... 34

3.6. Populasi dan Penarikan Sampel ... 35

3.6.1. Populasi Sasaran... 35

3.6.2. Teknik Penarikan Sampel ... 35

3.7. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1. Gambaran Responden ... 38

4.2. Hasil Penelitian ... 41

4.3. Pembahasan... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 47

5.1. Simpulan ... 47

5.2. Saran ... 47

5.2.1. Saran Teoritis ... 47

5.2.2. Saran Praktis... 48

DAFTAR PUSTAKA ... xii

(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Alat Ukur ... 30

Tabel 3.2 Sistem Penilaian ... 31

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 38

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Mengajar ... 39

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Struktur Organisasi ... 39

Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Kebijakan Dalam Sekolah ... 40

Tabel 4.5 Gambaran Responden Berdasarkan Relasi Dengan Kepala Sekolah ... 40

Tabel 4.6 Gambaran Responden Berdasarkan Relasi Dengan Sesama Guru ... 41

(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kisi-kisi Alat Ukur Lampiran 2 : Alat Ukur

Lampiran 3 : Data Pribadi dan Data Penunjang Lampiran 4 : Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Lampiran 5 : Data Mentah Per Komponen Komitmen Organisasi Lampiran 6 : Tabulasi Silang

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Empat jenjang pendidikan tersebut terbagi menjadi dua kelompok yaitu, pendidikan negeri yang dikelola oleh pemerintah dan pendidikan swasta yang dikelola oleh yayasan.

Jenjang sekolah yang akan diteliti adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) milik swasta. SMK merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP. SMK lebih mempersiapkan siswa-siswinya untuk dapat bekerja setelah lulus dari sekolah. Proses pembelajarannya lebih banyak praktikum daripada pemberian teori. Begitu juga halnya dengan proses pembelajaran yang diberikan SMK “X” di kota Subang.

Keberadaan guru memiliki pengaruh penting dalam proses belajar mengajar SMK “X” di kota Subang dalam meningkatkan kualitas siswa siswi-nya. Dibutuhkan

(10)

2

Universitas Kristen Maranatha

pengembangan kurikulum serta melaksanakan tugas tertentu di sekolah. Beban kerja Guru (Pasal 35 UU Guru) mencakup kegiatan pokok serta melaksanakan tugas tambahan sekurang-kurangnya 24 JMTK dan sebanyak-banyaknya 40 JMTK dalam satu minggu sehingga dapat menghasilkan siswa siswi yang berkualitas.

SMK “X” di kota Subang memiliki lima jurusan yaitu teknik sepeda motor,

(11)

3

Universitas Kristen Maranatha

Selain melalui dana BOS, guru-guru SMK “X” di kota Subang juga mendapat upah dari dana sertifikasi dan komite (upah dari biaya uang masuk siswa baru dan biaya ujian). Sertifikasi adalah upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru untuk mencetak peserta didik berkualitas demi pencapaian tujuan pendidikan nasional. Pemerintah mengadakan uji kompetensi awal dan guru yang sudah lulus akan mendapatkan sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik diberikan sebagai tanda bahwa guru tersebut layak melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pemerintah memberikan apresiasi kepada guru yang telah menyelesaikan program sertifikasi berupa kelipatan gaji sebagai keuntungan dari program sertifikasi tersebut. Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu guru yang diiringi peningkatan kesejahteraan guru dengan memberikan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru (UU no. 14 tahun 2005) kepada guru PNS dan Non-PNS (Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2009 pasal 3 ayat 2). Melalui program-program ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan (Jurnal Untan, 24 November 2013).

Dana sertifikasi yang didapat setiap guru beragam tergantung golongan. Sepuluh guru SMK “X” di kota Subang yang telah mengajar selama delapan tahun mendapatkan tunjangan sebesar Rp 1.500.000,00 dan lima orang guru SMK “X” di

(12)

4

Universitas Kristen Maranatha

sertifikasi akan dikalkulasikan dan ada pula yang hangus. Hal ini berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan hidup guru-guru di SMK “X” di kota Subang.

Menurut Mowday, Porter dan Streers tahun (1982) kenaikan gaji menggambarkan jenjang hierarki yang dilalui oleh karyawan dan tingkat prestasi kariernya. Dalam artian, tingkat gaji dan kenaikan posisi mencerminkan andil seseorang dalam upaya pencapaian prestasi organisasi. Imbalan eksentrik penting karena dapat menjadi rangsangan bagi individu untuk mempertahankan keanggotaannya dengan organisasi. Sistem penggajian guru SMK swasta sebagian besar berasal dari sumbangan wali murid dan usaha sekolah serta tentu saja sebagian kecil dari dana pemerintah, misalnya melalui bantuan operasional sekolah (BOS). Meskipun mengalami keterlambatan upah yang berakibat pada kehidupan perekonomian para guru, hal tersebut tidak membuat guru-guru untuk memilih berpindah kerja. Bahkan kepala sekolah SMK “X” di kota Subang mempersilahkan para guru untuk pindah ke sekolah lain karena kondisi sekolah yang seperti itu. Meskipun demikian, para guru tidak ingin berpindah sekolah karena sudah bertahun-tahun bekerja di SMK “X” di kota Subang sehingga membuat mereka merasa

nyaman dengan rasa kekeluargaannya.

Komitmen merupakan kondisi psikologis yang merupakan karakteristik hubungan pekerja dengan organisasi dan keterlibatan pekerja untuk memutuskan tetap menjadi bagian dari organisasi. Komponen-komponen komitmen organisasi menurut Meyer, Allen dan Smith (1997) dibagi menjadi tiga, yaitu Affective Commitment adalah komitmen terhadap organisasi yang berasal dari keinginan

(13)

5

Universitas Kristen Maranatha

mengajar di sekolah atau pindah ke sekolah lain, takut tidak mendapatkan pekerjaan lain dan tidak dapat menafkahi keluarga. Normative Commitment adalah komitmen terhadap sekolah yang berasal dari nilai-nilai yang dianut oleh guru karena merasa memiliki tanggung jawab untuk membimbing dan membina siswa siswi SMK “X” di kota Subang atas apa yang telah ia terima dari pihak sekolah.

Seorang guru yang bertahan atas dasar affective commitment organisasi yang kuat akan terlihat dari kedekatan emosional yang erat terhadap sekolah dan seluruh komponennya, hal ini berarti bahwa guru tersebut akan memiliki motivasi dan keinginan untuk berkontribusi secara berarti terhadap SMK “X” di kota Subang. Guru akan bertahan di sekolah bukan karena alasan emosional, tapi karena adanya kesadaran dalam diri seorang guru tersebut akan kerugian besar yang dialami jika meninggalkan sekolah. Guru akan bertahan di sekolah karena merasa adanya kewajiban dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran serta menilai hasil pembelajaran agar meningkatkan mutu pendidikan. Berdasarkan beberapa penelitian, affective commitment memiliki hubungan erat dengan seberapa sering seorang guru tidak hadir atau absen dalam organisasi.

Continuance commitment adalah pertimbangan untung rugi dalam mengerjakan

(14)

6

Universitas Kristen Maranatha

Normative commitment yaitu rasa kewajiban moral dalam melakukan

pekerjaan tersebut. Seorang guru yang telah lama bekerja sebagai guru, belum tentu akan menampilkan perilaku kerja yang optimal dan berupaya mencurahkan seluruh potensi yang dimilikinya bagi kepentingan pekerjaannya. Hal ini tergantung dari komponen komitmen apa yang paling dominan dalam diri guru tersebut. Guru memilih tetap bertahan bekerja sebagai guru dapat disebabkan oleh berbagai hal. Ada yang disebabkan karena menyenangi pekerjaan sebagai guru, karena keuntungan materi dan imbalan yang diterima ataupun karena rasa wajib melakukan pekerjaannya. Seorang guru yang memiliki normative commitment yang tinggi akan tetap bertahan di SMK “X” di kota Subang karena merasa adanya kewajiban atau tugas yang tidak bisa ditinggalkan dan tergantikan oleh posisi lain.

Setiap guru memiliki tiga komponen komitmen organisasi dalam dirinya namun terdapat satu komponen pada diri setiap guru yang lebih dominan. Terdapat tiga faktor yang memengaruhi komitmen awal terhadap organisasi selama masa jabatan seseorang, salah satunya adalah pengalaman masa kerja dimana persepsi tentang gaji menjadi variabel yang termasuk pada pengalaman kerja.

(15)

7

Universitas Kristen Maranatha

menggunakan metode yang berbeda untuk setiap mata pelajaran dengan harapan agar anak didik tidak mudah bosan dan dapat dengan mudah memahami materi yang diberikan. Mereka menyadari bahwa guru adalah sumber daya manusia yang memegang peranan penting dalam pencapaian visi sekolah.

Dengan melihat fenomena tersebut, guru menunjukkan komponen komitmen yang berbeda-beda. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai tipe komitmen organisasi pada guru SMK “X” di kota Subang.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui bagaimana gambaran mengenai dominasi komponen komitmen organisasi pada Guru SMK “X” di kota Subang.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai dominasi komponen komitmen organisasipada Guru SMK “X” di kota Subang.

1.3.2 Tujuan Penelitian

(16)

8

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Memberi informasi tambahan pada bidang Psikologi, khususnya Psikologi Industri dan Organisasi mengenai komitmen pada Guru SMK “X” di kota Subang.

2. Memberi informasi tambahan pada peneliti lain yang tertarik untuk meneliti topik yang serupa dan mendorong dikembangkannya penelitian yang berhubungan dengan hal tersebut.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberi informasi tambahan kepada Kepala Sekolah SMK “X” di kota Subang mengenai dominasi komponen komitmen para guru agar Kepala Sekolah dapat membuat pelatihan bagi para guru guna meningkatkan komitmennya dengan melihat tipe komitmen yang dimiliki oleh setiap guru sehingga diharapkan kinerjanya dapat meningkat.

2. Memberi masukan kepada Guru SMK “X” di kota Subang mengenai dominasi komponen komitmen organisasi yang mereka miliki agar mereka dapat melakukan evaluasi diri untuk lebih meningkatkan kinerjanya.

1.5 Kerangka Pemikiran

(17)

9

Universitas Kristen Maranatha

mendapat dana sertifikasi setiap tiga bulan sekali dari pemerintah agar para guru lebih sejahtera. Dalam prosesnya, dana sertifikasi SMK “X” di kota Subang seringkali datang terlambat sehingga berpengaruh pada perekonomian para guru. Dalam kondisi demikian, para guru SMK “X” di kota Subang masih memiliki minat untuk mengajar di SMK tersebut. Keinginan guru tersebut perlu didukung dengan komitmen organisasi yang kuat, dengan demikian dibutuhkan komitmen organisasi pada diri seorang guru agar dapat bertahan di sekolah dan dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten.

Meyer dan Allen (1997) menyatakan pengertian komitmen, di mana komitmen adalah kondisi psikologis yang merupakan karakteristik hubungan pekerja dengan organisasi dan keterlibatan pekerja untuk memutuskan tetap menjadi bagian dari organisasi. Komitmen organisasi dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu Affective Commitment, Normative Commitment, dan Continuance Commitment. Setiap

komponen tersebut tidak dapat dijumlahkan dan dijadikan dalam satu kesimpulan karena setiap komponen jelas didasari oleh motif yang berbeda. Di antara ketiganya pun tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk karena jika komitmen organisasi pada tiap komponen berada pada level tinggi, maka kualitas pekerjaannya pun akan baik.

(18)

10

Universitas Kristen Maranatha

commitment kuat akan memiliki motivasi untuk memberikan kontribusi yang berarti

bagi sekolah dibandingkan dengan guru yang memiliki affective commitment lemah. Terjadinya affective commitment dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu organizational characteristic, personal characteristic, dan pengalaman kerja.

Organizational characteristic meliputi job design, serta variasi dan tantangan.

Pekerjaan yang bervariasi dan menantang dapat memacu komitmen guru terhadap sekolahnya. Personal characteristic seperti usia dan lama bekerja biasanya mempengaruhi komitmen guru SMK “X” di kota Subang terhadap sekolah. Semakin tua usia guru, maka akan semakin mendekati akhir masa kerjanya sehingga guru SMK “X” di kota Subang cenderung akan menghabiskan masa kerjanya di sekolah

tersebut, dengan demikian affective commitment terhadap sekolah akan semakin kuat. Pengalaman kerja meliputi bagaimana perlakuan sekolah terhadap guru dapat memunculkan sikap positif sehingga dapat mengarahkan tingkah laku kerja yang muncul, seperti perasaan dihargai, serta pemberian fasilitas dan imbalan.

Komponen yang kedua adalah continuance commitment. Komitmen ini bersifat ekonomis, guru dapat bertahan di sekolah tersebut karena ia membutuhkan (need) keuntungan upah. Guru SMK “X” di kota Subang dengan continuance commitment yang kuat akan bertahan dalam sekolah, bukan karena alasan emosional, tapi karena adanya kesadaran dalam individu tersebut akan kerugian besar yang dialami jika meninggalkan sekolah. Guru terpaksa menjadi anggota untuk menghindari kerugian finansial dan kerugian lain. Guru SMK “X” di kota Subang yang memiliki continuance commitment yang kuat akan tetap bergabung dengan sekolah, bukan

(19)

11

Universitas Kristen Maranatha

continuance commitment yang lemah akan meninggalkan sekolah dan memilih untuk

mengajar di sekolah lain.

Terjadinya continuance commitment disebabkan oleh tiga hal, yaitu management factors, environmental conditions, dan role states. Management factors adalah

kemampuan guru dalam mengatur segala hal yang berkaitan dengan apa yang akan dikerjakan. Environmental conditions adalah kondisi lingkungan di mana adanya tanggung jawab, contohnya adalah memberikan nafkah pada keluarga sehingga membuat guru SMK “X” di kota Subang akan memiliki continuance commitment yang baik dikarenakan takut kehilangan sumber penghasilan. Role states seperti rolling jabatan yang sesuai dengan kapasitas yang dimiliki oleh masing-masing guru

sehingga guru SMK “X” di kota Subang bisa merasakan keadaan yang berbeda dan

tidak merasa bosan dalam bekerja.

(20)

12

Universitas Kristen Maranatha

kota Subang dengan normative commitment yang lemah akan mengikuti berbagai aturan sekolah karena keharusan.

Terjadinya normative commitment disebabkan oleh dua hal, yaitu sosialization experience dan psychological contract. Sosialization experience adalah

pengalaman sosialisasi selama berada dalam sekolah. Jika sekolah menanamkan kepercayaan pada guru bahwa sekolah mengharapkan loyalitas guru, maka guru juga akan menunjukkan normative commitment yang kuat. Psychological contract merupakan penyebab dari terjadinya normative commitment. Sebagai contoh, guru SMK “X” di Kota Subang yang memiliki psychological contract dengan bentuk

relational (berisi tentang tanggung jawab yang berhubungan antara kedua pihak,

sekolah dan guru, lebih abstrak dan berdasarkan pada prinsip social exchange), maka guru ini akan memiliki normative commitment yang kuat. Ia akan bekerja karena rasa tanggung jawabnya terhadap psychological contract yang ia yakini.

Selain ketiga komponen tersebut, komponen komitmen organisasi juga dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan pengalaman selama masa kerja. Faktor pertama yang mempengaruhi komitmen organisasi adalah karakteristik individu (usia dan lama bekerja). Perbedaan usia seseorang akan menimbulkan pula perbedaan dalam menanggapi dan menghayati pekerjaan atau tugas-tugasnya. Guru yang tergolong muda usianya masih mempunyai harapan untuk mengembangkan kemampuannya. Sedangkan bagi guru yang golongan usianya lebih tua, masa-masa pengembangan diri telah mereka lalui.

(21)

13

Universitas Kristen Maranatha

mereka untuk mencari kesempatan lain sempit dikarenakan oleh faktor usia yang sudah tua. Biasanya guru yang usianya semakin tua, komitmen organisasinya akan semakin kuat karena mereka merasa masa kerjanya semakin singkat sehingga mereka cenderung akan menghabiskan masa kerjanya di sekolah tersebut dengan memberikan yang terbaik pada lembaga. Selain itu, kesempatan pasar kerja yang berkurang untuk usia yang sudah tua menyebabkan pekerja menjadi lebih bertanggungjawab dan lebih berkomitmen dalam melakukan pekerjaan mereka sekarang. Hal tersebut dipengaruhi juga oleh pengalaman-pengalaman mereka sebelumnya. Lama bekerja juga dapat mempengaruhi komitmen organisasi pada seseorang. Biasanya guru yang sudah lama bekerja dalam suatu sekolah akan memiliki rasa bangga karena ia telah menjadi guru senior di sekolah tersebut. Senioritas sering akan membawa keuntungan yang mengarah pada pengembangan sikap kerja yang baik sehingga akan muncul keinginan untuk memberikan contoh yang baik pada guru-guru baru. Individu yang mengembangkan keterikatan yang mendalam dengan organisasi dan rekan kerja mereka serta menghabiskan lebih banyak waktu dengan rekan kerja akan memengaruhi komitmen organisasi seseorang.

(22)

14

Universitas Kristen Maranatha

menggambarkan penerimaan terhadap kebijakan tersebut sehingga menimbulkan efek yang positif bagi affective commitment. Mengenai cara sekolah dalam menetapkan kebijakan juga memiliki hubungan dengan affective commitment. Guru yang merasa puas dengan keadilan dalam perusahaan akan merasa nyaman, tetapi jika guru tidak merasa puas dengan keadilan akan cenderung tidak akan bertahan lama di SMK “X” di kota Subang. Bagaimana perlakuan SMK “X” di kota Subang

terhadap guru dapat memunculkan sikap positif sehingga dapat mengarahkan tingkah laku kerja yang positif.

Faktor ketiga yang memengaruhi komitmen organisasi adalah pengalaman selama masa kerja, meliputi tantangan pekerjaan, hubungan antara guru dengan pemimpinnya dan sosialisasi yang dilakukan anggota. Pekerjaan yang bervariasi dan menantang dapat memacu komitmen guru terhadap SMK “X” di kota Subang. Pada

umumnya, guru melakukan tugas utama sebagai pendidik. Tugas utama yang paling banyak menyita waktu adalah tugas mengajar disusul membuat perencanaan pembelajaran dan menilai sehingga kurangnya waktu untuk mengembangkan diri. Besarnya jumlah jam kerja untuk mengajar di SMK “X” di kota Subang disebabkan oleh jumlah waktu yang diperlukan untuk pembelajaran praktik dan laboratorium. Pengalaman kerja yang menyenangkan dan kepuasan kerja memiliki korelasi positif dengan normative commitment. Semakin tinggi kepuasan kerja seorang guru yang didapatkan melalui pengalaman kerja yang menyenangkan akan menghasilkan semakin kuatnya normative commitment guru tersebut.

(23)

15

Universitas Kristen Maranatha

(e.g., Jermier dan Berkers, 1979; Rhodes dan Steers, 1981) dan kepala sekolah yang memberikan perhatian (e.g., Bycio et al., 1995; DeCotiis dan Summers, 1987) serta bersikap adil (e.g., Meyer dan Allen, 1990) terhadap semua guru akan menghasilkan guru yang memiliki affective commitment yang kuat.

Pengalaman sosialisasi yang dialami seorang guru dikatakan dapat mempengaruhi normative commitment. Guru yang mampu bersosialisasi dengan baik terhadap keluarga, budaya di dalam sekolah tersebut, dan dengan segala komponen yang ada di dalam sekolah akan menginternalisasi segala kebiasaan serta dinamika yang ada di dalam sekolah tersebut sehingga menjadi sebuah kepercayaan yang akan meningkatkan loyalitas guru tersebut terhadap sekolah.

(24)

16

Universitas Kristen Maranatha

v

Skema 1.1 Kerangka Pikir Faktor-faktor yang mempengaruhi Komponen Komitmen Organisasi:

1. Karakteristik Pribadi (usia dan lama kerja) 2. Karakteristik Organisasi (struktur organisasi

dan kebijakan organisasi)

3. Pengalaman masa kerja (tantangan pekerjaan, hubungan antara organisasi dengan pemimpinnya dan sesama anggota)

Komitmen terhadap Organisasi

Dominasi Komponen Komitmen Organisasi Guru SMK “X”

Subang

Tiga Komponen Komitmen Affective Commitment Continuance Commitment

(25)

17

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Asumsi

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka dapat ditarik sejumlah asumsi, yaitu :

1. Setiap guru SMK “X” di kota Subang memiliki komponen komitmen organisasi yang berbeda-beda yaitu affective commitment, continuance commitment dan normative commitment.

2. Affective commitment ditunjukkan melalui guru yang ikut terlibat dalam

kegiatan yang diadakan SMK “X” di kota Subang.

3. Continuance commitment ditunjukkan melalui guru yang merasa mengalami kerugian jika meninggalkan SMK “X” di kota Subang.

4. Normative commitment ditunjukkan melalui guru yang merasa bertanggung

jawab dan berkewajiban untuk bertahan di SMK “X” di kota Subang.

(26)

47 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Dominasi komponen komitmen organisasi pada guru SMK “X” di kota Subang yang paling dominan adalah affective commitment dengan presentase 63,3%.

2. Dominasi komponen komitmen organisasi urutan kedua pada guru SMK “X” di kota Subang adalah normative commitment dengan persentase 30,0%.

3. Dominasi komponen komitmen organisasi urutan ketiga pada guru SMK “X” di kota Subang adalah continuance commitment dengan persentase 6,7%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan :

5.2.1 Saran Teoritis

(27)

48

Universitas Kristen Maranatha

paling berperan dalam mendorong berkembangnya komitmen tertentu pada anggota organisasi.

5.2.2 Saran Praktis

1. Disarankan kepada kepala sekolah untuk memberikan pelatihan-pelatihan khusus bagi para guru untuk meningkatkan kualitas mengajar. Sehingga komponen normative commitment dapat berkembang.

2. Disarankan kepada guru untuk tetap mempertahankan hubungan baik yang sudah terjalin dengan sesama guru, agar mendukung guru untuk mengembangkan affective commitment terhadap SMK “X” di kota Subang.

(28)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI DOMINASI KOMPONEN KOMITMEN

ORGANISASI PADA GURU SMK “X” DI KOTA SUBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Sidang Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung

Oleh:

SOERHAPSARI SIMBARSILADRI SOELISTIYANI

NRP : 0930172

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(29)
(30)
(31)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT atas ridho-Nya sehingga skripsi dengan judul “Studi Deskriptif Mengenai Dominasi Komponen Komitmen Organisasi Pada Guru SMK “X” Subang ini dapat terselesaikan. Penelitian ini disusun

untuk memenuhi tugas akhir di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Dengan segala keterbatasan pengetahuan, kemampuan, informasi, dan pengalaman, peneliti menyadari sepenuhnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu peneliti terbuka akan kritik maupun saran yang bersifat membangun guna mengoreksi kesalahan yang peneliti lakukan dalam penelitian ini dan dapat berguna bagi peneliti di masa yang akan datang.

Dalam menyusun skripsi ini, peneliti mendapat banyak sekali bantuan dan dorongan saat menghadapi kesulitan-kesulitan dalam menyusun penelitian ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada: 1) Dr. Yuspendi, M.Psi., M.Pd selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Kristen Maranatha.

2) Efnie Indrianie M.Psi, Psikolog selaku dosen pembimbing utama dan Elda Anggriana, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing pendamping yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran untuk membimbing dan mengajarkan bagaimana teknis penyusunan penelitian, memberikan feedback, masukan, serta memberikan dorongan serta semangat kepada peneliti agar dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

(32)

4) Kedua orangtua tercinta, papa dan mama yang selalu memberikan kasih sayangnya kepada peneliti, yang senantiasa mendoakan, dan selalu memberikan dukungan kepada peneliti.

5) Adik, Kumara Bhamakerti Apta yang selalu memberikan dukungan moril, semangat, dan senantiasa mendoakan peneliti.

6) Teman-teman seperjuangan di kampus, Iting, Vivi, Tata, Rara, Uni yang senantiasa memberikan dukungan, semangat dan bantuan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

7) Semua pihak yang telah membantu penyusunan penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga Allah SWT membalas kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu peneliti, dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membaca, khusunya rekan-rekan di Fakultas Psikologi.

Bandung, Januari 2016

(33)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Manurung, Rosida T. 2003 :TeknikPenulisanKaryaIlmiah. Bandung :Fakultas Sastra Universitas Kristen Maranatha

Meyer, John P & Natalie J. Allen.1997.Commitment in the workplace: Theory, research, and application.United States of America: Sage Publications, Inc.

Nazir, Mohammad.2003.MetodePenelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Santrock, John W.2012.Life-Span Development.13 Edition.New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Siegel, Sidney.1992.StatistikNonparametikUntukIlmu-IlmuSosial.Jakarta: PT GramediaPustakaUtama

(34)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Deskripsi guru. http://zonainfosemua.blogspot.com/2014/03/pengertian-guru menurut-pakar-pendidikan.html (diakses pada tanggal 13 maret 2015)

Peran guru. http://anomsblg.wordpress.com/profesi-kependidikan/peran-guru-dalam-pembelajaran/ (diakses pada tanggal 13 maret 2015)

Profil sekolah. Staf TU

Gambar

Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Kebijakan Dalam Sekolah ................ 40

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Buatkan program kondisi dengan SWITCH CASE dengan kondisi sebagai berikut :.. Kode Jurusan Nama Jurusan

terfokus kepada mengkaji visualisasi (tipografi, ilustrasi, dan tata letak) desain sampul buku novel karya Andrea Hirata yaitu, “Laskar Pelangi”, “Sang Pemimpi”,

Bagi investor yang ingin menanamkan modalnya untuk memperoleh dividen pada perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh manajemen disarankan untuk tidak terpacu

a) Analisa perbandingan laporan keuangan, yaitu metode dan teknik analisa dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, sehingga akan

Harga yang semakin meningkat dari minyak mentah, yang mengarah ke peningkatan dalam harga bahan bakar, dan cadangan membatasi bahan bakar fosil konvensional bersama

Psdiria diddo Fda joiDe sm s0 kv 3i*uir

Dalam penelitian ini akan dilakukan Image Enhancement pada gambar bawah air yang nantinya gambar tersebut akan digunakan untuk proses Image Matching menggunakan