• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEDIA SOSIAL FACEBOOK TERHADAP HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK DI MA SYAMSUL ULUM KOTA SUKABUMI JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MEDIA SOSIAL FACEBOOK TERHADAP HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK DI MA SYAMSUL ULUM KOTA SUKABUMI JAWA BARAT"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh FERANITA NPM. 1211010266

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Pembimbing I

: Dr. Hj. Rumadani Sagala, M.Ag.

Pembimbing II

:

Dr. Rijal Firdaos, M.Pd.

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

PENGARUH MEDIA SOSIAL FACEBOOK TERHADAP HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK DI MA. SYAMSUL ULUM

KOTA SUKABUMI JAWA BARAT

Oleh FERANITA ABSTRAK

Tindak kejahatan yang berawal dari perkenalan di dunia maya misalnya, remaja yang berinisial M 16 tahun, seorang pelajar sekolah menengah atas yang diculik oleh Ardi Wicaksono 19 tahun, warga Jambe Kabupaten Tangerang dan pelaku meminta tebusan Rp. 200 juta. Kemudian, Febriani remaja 17 tahun merupakan siswa sebuah SMAN di Bantul kabur

dari rumah diduga termakan bujuk rayu lelaki kenalannya dari Facebook

pada bulan Januari 2014. Data penanganan kasus di Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menunjukkan, pemerkosaan pada remaja putri oleh kenalannya di media sosial mulai muncul pada tahun 2011 sebanyak 36 kasus. Tahun 2012, sebanyak 29 kasus dan pada Januari-Maret 2013 ini jumlahnya naik lagi menjadi 37 kasus. Dari data di atas

bagaimanapun juga, Facebook ibarat pisau bermata dua. Apabila tidak

mampu menggunakannya secara baik, maka tidak mustahil kerugian yang akan diterimanya. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis dalam penelitian ini merumuskan masalah. Adakah pengaruh Media Sosial

Facebook terhadap hasil belajar aqidah akhlak di MA. Syamsul Ulum Kota Sukabumi?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui pengaruh

Media Sosial Facebook terhadap hasil belajar aqidah akhlak di MA. Syamsul

Ulum Kota Sukabumi. Adapun teknik yang dipakai dalam pengumpulan data yaitu kuesioner dan dokumentasi hasil tes, kemudian analisis data menggunakan uji prasyarat uji normalitas, uji linieritas dan analisis dengan uji korelasi product moment, selanjutnya bila dilihat dari jenisnya maka penelitian merupakan penelitian kualitatif deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Tidak terdapat

Pengaruh media sosial Facebook terhadap hasil belajar siswa di MA.

Syamsul Ulum, dibuktikan dengan nilai rhitung mengakses Media sosial

F a cebook sebesar 0,191 dengan nilai signifikansi sebesar 0,280. Oleh karena

nilai rhitung lebih kecil dari rtabel (0,191<0,339) dan nilai signifikansi (p) lebih

besar dari taraf signifikansi 5% (0,280>0,05). Maka media sosial Facebook

tidak memiliki pengaruh yang siknifikan terhadap hasil belajar aqidah akhlak siswa di MA. Syamsul Ulum Kota Sukabumi Jawa Barat.

(3)
(4)
(5)

MOTTO





















Artinya : Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang

telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang

mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan)

bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk

mereka saja) di hari kiamat." Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu

bagi orang-orang yang mengetahui.. (Q.S. Al-Araf : 32)1

1

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul. Pengarauh Jejaring Sosial Facebook Terhadap Hasil Belajar Aqidah Akhlak Di MA. Syamsul Ulum Sukabumi Jawa Barat.

Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umat manusia dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang yakni agama Islam.

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih jauh sempurna, namun harapan timbul dari lubuk hati yang paling dalam semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu yang akan datang, untuk itu kritik, saran dan koreksi dari pembaca akan penulis terima dengan ikhlas dan lapang dada.

Penulis haturkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

IAIN Raden Intan Lampung dan seluruh staf yang telah memberikan kemudahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Dr. Imam Syafei, M.Ag. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.

3. Dr. Hj. Rumadani Sagala, M.A.g Selaku pembimbing I yang telah membimbing

(7)

4. Dr. Rijal Firdaos, M.Pd. Selaku pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dengan sangat arif dan bijaksana.

5. Bapak dan Ibu Dosen beserta segenap Karyawan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Raden Intan Lampung yang telah membekali ilmu pengetahuan dan berbagai pengalaman pada penulis.

6. Drs. H. Aab Abdullah, S.IP., M.Ag. Selaku Kepala MA. Syamsul Ulum

Sukabumi Jawa Barat beserta staf dan segenap bapak/ibu dewan guru yang telah membantu untuk kemudahan dalam penelitian ini.

7. Rekan-rekan, peserta KKN dan peserta PPL juruan PAI Angkatan 2012,

semoga menjadi pengalaman yang terindah dan silaturahmi kita tetap Terjaga.

Semoga bantuan Bapak/ibu/saudara yang tulus ikhlas membantu penulis, mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT sesuai dengan amal ibadahnya.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Bandar Lampung, Maret 2017 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

HALAMA JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Situs Jejaring Sosial Facebook ... 10

1. Sosial Media ... 10

2. Jejaring Sosial (Social Network) ... 10

3. Pengertian Facebook ... 11

4. Kelebihan Facebook... 12

5. Dampak Facebook bagi pelajar ... 13

B. Hasil Belajar ... 14

1. Pengertian Belajar ... 15

2. Pengertian Hasil Belajar ... 17

3. Indikator Hasil Belajar ... 19

(9)

C. Akhlak ... 25

1. Pengertian Akhlak ... 25

2. Dasar Dan Tujuan Akhlak ... 27

3. Macam-macam Akhlak. ... 29

4. Macam-macam Akhlak ... 32

D. Bidang Studi Aqidah Akhlak ... 40

1. Pengertian Bidang Studi Aqidah Akhlak ... 40

2. Aspek Kognitif dalam Materi Aqidah Akhlak ... 43

E. Kerangka Berfikir ... 46

F. Hipotesis ... 47

BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN A.Jenis Penelitian ... 49

B.Desain Penelitian ... 49

C.Variabel Penelitian ... 49

D.Populasi Dan Sampel ... 50

E.Definisi Operasional Variabel Penelitian... 52

F. Metode Pengumpulan Data ... 53

G.Instrumen Penelitian ... 54

H.Uji Coba Instrumen Penelitian ... 56

I. Teknik Analisis Instrumen ... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Validitas Instrumen. ... 66

B.Hasil Penelitian ... 69

C.Uji Prasyarat ... 78

D.Uji Hipotesis ... 80

E.Kategori siswa mengakses facebook terhadap hasil belajar ... 81

(10)

A.Kesimpulan ... 90 B.Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL T a b e l Ha la ma n

1. Perincian Jumlah Populasi Penelitian... 51

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian... 55

3. Pemberian Skor Untuk Setiap Butir Pertanyaan... 56

4. Hasil Uji Validitas Kegiatan Mengakses Facebook... 59

5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 62

6. Deskripsi Data Kegiatan Mengakses Facebook... 67

7. Deskripsi Kategori Mengakses Facebook... 68

8. Deskripsi Kategori Frekuensi Kegiatan Mengakses Facebook... 70

9. Deskripsi Kategori Kegiatan Mengakses Facebook... 71 10

.

Deskripsi Data Kegiatan Hasil Belajar...

72 11

.

Deskripsi Kategori Hasil Belajar...

73 12 . Deskripsi Statistik... 74 13 . Uji Normalitas... 75 14 . Uji Linearitas... 76 15 .

Hasil Analisis Korelasi Product Moment...

77 16

.

Kategori Siswa Mengakses Facebook Terhadap Hasil Belajar...

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampi ran

Halaman

1. Lembar Pemohonan mengadakan penelitian... 98

2. SK balasan penelitian... 99

3. Kartu Konsultasi Skripsi... 100

4. Questioner/Angket... 101

5. Hasil angket/jawaban responden... 104

6. Leger nilai siswa kelas IX... 106

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gam b a r

Hala m an

1. Desain

Penelitian...

49

2. Grafik Distribusi Data Kegiatan Mengakses

Facebook...

68

3. Grafik Pie Distribusi Kategori Kegiatan Mengakses

Facebook...

...

69

4. Grafik Pie Distribusi Frekuensi Mengakses

Facebook...

...

70

5. Grafik Pie Distribusi Kegiatan

Mengakses...

72

6. Grafik Distribusi Data Hasil

Belajar...

73

7. Grafik Pie Distribusi Kategori Hasil

Belajar...

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diera globalisasi seperti saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan sebagainya dan salah satunya adalah teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan penggunaan multimedia dalam menyebarkan informasi dan komunikasi berpengaruh terhadap tatanan kehidupan masyarakat di dunia, baik sosial budaya maupun sosial psikologis. Menyebarkan informasi dari waktu ke waktu sudah menembus segala penjuru dunia, hal tersebut mengakibatkan wawasan masyarakat terhadap peristiwa dunia makin terbuka. Secara langsung maupun tidak langsung suasana tersebut berpengaruh terhadap pergeseran nilai dan norma yang berlaku sehingga timbul persoalan

moral.2

Memang kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Berbagai informasi yang terjadi diberbagai belahan dunia, dapat langsung diketahui berkat kemajuan teknologi.Keadaan seperti

ini sepatutnya menjadi perhatian para praktisi content provider (penyedia

konten) terutama bagi mereka yang memiliki perhatian dan kemampuan lebih dibidang moral, untuk menyajikan produk-produk teknologi yang siap diserap

2

Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelaja ran,

(15)

dalam aplikasi e-learning yang bervisi IMTAQ. Sangat memprihatinkan jika

ada fitur digital yag miskin akan nilai-nilai moral.3

Dijaman sekarang ini, media terpenting dan memiliki jaringan paling luas adalah internet, yang menghubungkan jaringan komputer satu dengan lainnya. Media internet ini menjadi media yang tercepat dan mengalami inovasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat, hampir semua media dan kebutuhan masyarakat dikoneksikan dengan internet. Artinya internet bisa dikatakan sebagai media komunikasi massa. Para ahli komunikasi

berpendapat bahwa yang dimaksud komunikasi masa (mass communication)

adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan singkatan dari

komunikasi media massa (mass media communication).4 Sehingga internet

mempunyai banyak pengaruh atau dampak terhadap dinamika kehidupan manusia dari segala bidang.

Untuk pemakaian internet saat ini sangatlah mudah dan dapat dijangkau siapapun, di manapun, dan kapanpun. Contohnya sekarang ini

hampir semua alat komunikasi seperti handphone pun sudah memiliki aplikasi

yang memudahkan penggunanya untuk menjelajah internet. Bahkan kemajuan teknologi tersebut menyebabkan munculnya berbagai macam situs media

sosial, seperti friendster, Facebook, twitter, email, youtube, dan lain-lain.

Sedangkan yang paling fenomenal saat ini adalah media sosial Facebook.

3

Ibid, h. 14.

4

(16)

Facebook adalah salah satu media sosial yang berguna untuk mencari

teman lama. Facebook juga dapat diaplikasikan dengan cara mengirim foto,

video, bermain games, berdiskusi, dan masih banyak lagi. Media sosial ini didirikan pertama kali pada tanggal 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg bersama teman sekamarnya dan sesama mahasiswa Universitas Harvard, yaitu

Eduardo, Saverin, Andrew Mc Collum, Dustin Moskovits dan Chris Hughes.5

Facebook merupakan salah satu media sosial yang sampai saat ini masih diminati oleh semua kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak,

hingga orang dewasa. Mark pun mengolah Facebook dengan menambah

fitur-fitur yang dapat dipakai diFacebook, dengan fitur itu membuat media sosial

ini menjadi lebih menarik, luasnya jaringan yang dibuat Facebook membuat

para pengguna berfikir untuk memanfaatkannya tidak hanya untuk mengunggah foto, memperbarui status dan lainnya, tetapi orang yang ingin

mencari untung dari Facebook pun berusaha membuat website yang

dimanfaatkan untuk bisnis secara online, pendidikan hingga kriminalitas.

Berdasarkan pemanfaatan media Facebook oleh sebagian orang pada

saat ini tentunya tidak menutup kemungkinan adanya dampak negatif seperti halnya akhir-akhir ini banyak sekali dijumpai pemberitaan di media cetak dan elektronik mengenai penyalahgunaan situs media sosial ini, beberapa pemberitaan yang mencuat akhir-akhir ini yaitu kasus penculikan, penipuan

5

(17)

bahkan sampai pembunuhan dan sebagainya, yang awalnya adalah perkenalan

melalui Facebook, serta prostitusi online dan penipuan berkedok pekerjaan.

Tindak kejahatan yang berawal dari perkenalan di dunia maya misalnya, remaja yang berinisial M 16 tahun, seorang pelajar sekolah menengah atas yang diculik oleh Ardi Wicaksono 19 tahun, warga Jambe

Kabupaten Tangerang dan pelaku meminta tebusan Rp200 juta.6 Kemudian,

Febriani remaja 17 tahun merupakan siswa sebuah SMAN di Bantul kabur

dari rumah diduga termakan bujuk rayu lelaki kenalannya dari Facebook pada

bulan Januari 2014.7 Data penanganan kasus di Komisi Nasional Perlindungan

Anak (Komnas PA) menunjukkan, pemerkosaan pada remaja putri oleh kenalannya di media sosial mulai muncul pada tahun 2011 sebanyak 36 kasus. Tahun 2012, sebanyak 29 kasus dan pada Januari-Maret 2013 ini jumlahnya

naik lagi menjadi 37 kasus.8 Dari data di atas bagaimanapun juga, Facebook

ibarat pisau bermata dua. Apabila tidak mampu menggunakannya secara baik,

maka tidak mustahil kerugian yang akan diterimanya.9 Dalam pandangan

Islam sendiri tersirat dalam QS. Al-A’raf ayat 32 yang berbunyi :

6

Tempo, Remaja Jadi Korban Penculikan Kenalan di Facebook, edisi Senin, 25 Maret 2013.

7

Detik Health, http://health.detik.com, diunduh tanggal 1 Maret 2016.

8

Kompas, Awa s Bujukan di Media Sosial, edisi Senin, 15 April 2013.

9Ali Rif’an, dkk.,Mengungkap “Gizi

(18)





















Artinya : Katakanlah : "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah

yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat." Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui (QS.Al-A’raf ayat 32).10

Dari ayat di atas dapat diartikan, kalau pemanfaatannya adalah untuk

perkara yang sia-sia dan tidak bermanfaat, maka Facebook pun bernilai sia-sia

dan hanya membuang-buang waktu. Begitu pula jika Facebook digunakan

untuk perkara yang haram, maka hukumnya pun menjadi haram. Intinya adalah tergantung pada pemanfaatannya. Ini berarti bahwa dalam hal apapun

terutama dalam penggunaan media sosial seperti Facebook harus bisa

dikontrol dan yang terpenting adalah diri sendiri dalam menggunakannya karena banyak modus yang digunakan oleh pihak yang berniatan untuk kejahatan melalui media ini.

Terlepas dari hal negatif yang ditimbulkan dari pemanfaatan media sosial yang penomenal tersebut media sosial ini juga memiliki banyak

10

(19)

manfaat. Kita dapat melihat pengaruh dampak negatif Facebook dalam pendidikan dan hasil belajar remaja saat ini. Mereka sering larut dalam

Facebook sampai melupakan kegiatan mereka sebagai seorang pelajar. Bukan hanya ini saja dampak negatif nya, masih banyak dampak-dampak negatif lainnya, dimana dapat merugikan banyak orang terutama dalam dunia pendidikan. Sebab pendidikan yang selama ini kita dapatkan yang seharusnya juga dapat mendidik moral dan juga dapat menumbuhkembangkan norma dalam diri kita, akan menjadi sia-sia hanya karena pengaruh media sosial

Facebook ini.

Hadirnya Facebook di masyarakat terutama di kalangan pelajar

maupun mahasiswa memberikan dampak positif dan negatif terutama jika digunakan secara berlebihan. Banyak berita yang muncul dari media cetak maupun elektronik yang memberitakan tentang penyalahgunaan situs media

sosial ini. Keadaan ini sangat ironis dengan tujuan utama Facebook, yaitu

untuk memperluas jaringan sosial. Tidak hanya kehidupan umum yang

terkena dampak dari Facebook, namun pengaruhnya mulai dirasakan dalam

dunia pendidikan. Dampak terburuk dari pengaruh Facebook adalah

menurunnya hasil belajar siswa di sekolah.

Siswa dalam usia remaja, dengan Facebook mereka menjadi ekspresif

(20)

media termasuk Facebook, sehingga guru bisa jadi pengarah sekaligus pengawas siswanya di luar sekolah.

Fitu-fitur Facebook banyak yang dapat digunakan oleh para pendidik,

seperti fitur foto tagging. Guru bisa menggunakan fitur tersebut untuk menggumpulkan siswanya dengan penjelasan sebuah foto dan meminta

siswanya untuk berkomentar pada foto tersebut. Facebook dapat menjadi

media pembelajaran yang baik untuk para penggunanya terutama para pelajar dan mahasiswa. Tetapi faktanya masih banyak para pelajar mengunakan

Facebook untuk hal-hal yang kurang baik, seperti saling ejek dengan teman, berbagi foto yang tidak wajar ataupun mengumbar gosip yang tidak jelas dan dapat menimbulkan kejahatan.

Jadi untuk mengontrol dari berbagai dampak negatif yang timbul dari

Facebook ini perlu dukungan dari berbagai pihak, terutama dalam bidang pendidikan. Karena peran pendidikan itu sendiri adalah untuk membentuk manusia yang lebih berkualitas. Seperti dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.11

11

(21)

Selain itu, pendidikan juga harus memberikan pengetahuan kepada para siswa tentang perkembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang pendidikan mereka. MA Syamsul Ulum adalah sekolah yang berbasis Islami, didirikan oleh Almarhum KH. Ahmad Sanusi (Pahlawan Nasional). Didirikan pada tahun 1993, dalam rangka memenuhi tantangan kebutuhan akan sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa, berilmu amaliyah dan beramal ilmiyah serta memiliki akhlakul karimah. Salah satu cara untuk mewujudkan cita-cita tersebut, MA Syamsul Ulum menggunakan teknologi informasi sebagai sumber belajar dan fasilitas belajar. Sekolah ini dilengkapi laboratorium komputer untuk proses pembelajaran dan fasilitas Wi-Fi sehingga siswa dapat mengakses internet di lingkungan sekolah. Namun sekolah ini melarang siswanya membawa handphone dan laptop di sekolah dengan alasan agar tidak mengganggu siswa pada proses belajar mengajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar masalah di atas, maka dapat dirumuskan sebagai

berikut: Apakah ada Pengaruh Media Sosial Facebook Terhadap Hasil Belajar

(22)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah. Untuk

mengetahui pengaruh Media Sosial Facebook terhadap hasil belajar aqidah

akhlak di MA. Syamsul Ulum Kota Sukabumi.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi MA Syamsul Ulum Kota Sukabumi

a. Memberi masukan kepada pihak civitas akademik MA Syamsul Ulum

sejauh mana dampak situs media sosial Facebook terhadap hasil

belajar siswa.

b. Menambah studi kepustakaan bagi pengembangan ilmu pengetahuan

di MA Syamsul Ulum.

2. Bagi penulis

(23)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Situs Media Sosial Facebook

1. Sosial Media

Sosial media atau media sosial merupakan sarana percakapan yang

terjadi di internet dan ditopang oleh alat berupa aplikasi atau software.12

Tidak seperti komunikasi di internet pada masa sebelumnya yang

cenderung searah, komunikasi di sosial media kini bersifat interaktif,

terbuka dan memungkinkan setiap orang untuk ikut berpartisipasi di

dalamnya. Beberapa situs sosial media yang popular sekarang ini antara

lain : Blog, Twitter, Facebook, Wikipedia, YouTube. dll. Perkembangan

sosial media dalam beberapa tahun belakangan ini telah menujukkan grafik peningkatan yang signifikan.

2. Media Sosial (Social Network)

Menurut Adrianto M.Wijaya, salah satu perkembangan internet yang paling mencolok dibanding dengan layanan lain adalah media sosial atau

social network.13Dalam berbagai situs ensiklopedia menyebutkan bahwa media sosial atau jaringan (umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi,

12

Mardiana Wati dan A.R. Rizky, 5 Jam Menjadi Terkenal Lewat Facebook, (Bandung : C.V Yrama Widya, 2009), h. 13.

13

(24)

ide, teman, keturunan, dan lain-lain. Analisis jaringan sosial memandang hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan. Simpul adalah aktor individu dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut. Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukan bahwa jaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluarga hingga negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan dan memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan individu dalam mencapai tujuannya.

Layanan media sosial yang ada di internet sangat banyak antara lain :

Friendster, Facebook, Myspace, youtube. Dan yang sangat fenomenal

pada saat ini adalah media social Facebook.

3. Pengertian Facebook

Menurut Mardiana Wati dan A.R. Rizky Facebook merupakan media

sosial (social network) yang bisa dimanfaatkan oleh para pengguna untuk

saling mengenal dan berkomunikasi dalam berbagai keperluan dan juga

bersifatrekreasi.14 Facebook adalah situs website media sosial yang

diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg,

seorang lulusan Harvard danmantan murid Ardsley High School.

Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts),

14

(25)

Rochester, Stanford, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk

dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya

ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat email suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs media sosial ini.

Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006,

orang dengan alamat surat email apa pun dapat mendaftar di Facebook.

Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis. Hingga Juli 2007, situs ini memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Dari September 2006 hingga September 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika Serikat, mengungguli situs publik lain

seperti Flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat setiap harinya.

4. Kelebihan Facebook

(26)

Mardiana Wati dan A.R. Rizky, beberapa kelebihan dari keberadaan facebook adalah :

a. Lebih informative

Pada Facebook telah tersedia beberapa fasilitas yang berbeda dengan

situs media lain, misalnya tersedia: News feed, Status Update, Photos,

dan lain sebagainya. Dengan demikian, pengguna Facebook dapat

memantau apasaja yang terjadi dalam Facebook.

b. Kemudahan dalam pengecekan komunikasi dengan orang lain dalam

media sosial tersebut.

c. Pengguna Facebook dapat memasang foto-foto tertentu, yang dapat

diketahui dan dilihat orang lain.

d. Sebagai media promosi, membangun komunitas, bahkan menghimpun

massa untuk kepentingan dan tujuan-tujuan lain sesuai dengan kepentingan.

e. Mekanisme pencegahan atas pengambilalihan akun Facebook illegal.

Yaitu apa bila pengguna Facebook berhasil mengambil alih

akunFacebook dan berusahaa menganti alamat emailnya, maka

Facebook akan mengirim e-mail konfirmasi ke alamat e-mail yang

lama.15

5. Dampak Facebook bagi pelajar

Menurut Adrianto M.Wijaya, terdapat dampak negative dan positif

mengakses Facebook bagi pelajar yaitu :

a. Dampak negatif Facebook bagi pelajar:

1) Banyaknya kasus kriminalitas baik penipuan atau sebagainya.

2) Menyita waktu belajar bagi pelajar.

3) Mengobsesi waktu para pelajar untuk selalu mengakses.

4) Para pelajar tidak peduli dengan daerah sekitarnya.

5) Menghamburkan uang terlebih lagi jika mengakses facebook

diwarnet.

6) Mengganggu kesehatan mata karena terus duduk di depan

komputer.

7) Data pribadi yang menyebar luas.

8) Timbulnya rasa malas, baik mandi, makan ataupun sebagainya.

15

(27)

b. Dampak positif Facebook bagi pelajar:

1) Mendapatkan mendapatkan teman yang banyak.

2) Mempermudah berkomunikasi dengan kerabat di tempat yang

jauh.

3) Mendapatkan info-info tertentu dengan mudah.

4) Menjadi sarana untuk berdiskusi dengan teman-teman.

5) Mendapatkan tali persaudaraan.

6) Sebagai tempat diskusi.

7) Sebagai sarana untuk promosi.

8) Sarana refresing karena di dalam facebook terdapat beberapa game

yang mudah terhubung dengan teman lain.

9) Sarana dakwah memberikan pengetahuan tentang keagamaan.16

Sebagai ruang publik, facebook dinobatkan sebagai representasi ruang publik baru. Keberadaannya sudah menjadi wahana untuk melakukan proses

aktivitas berkomunikasi.17 Sarana opini publik, karena dianggap bisa

memuaskan hasrat setiap manusia untuk menyalurkan dan

mengimplementasikan ide, ego dan super egonya melalui media maya yang

sederhana tapi berkualitas.18

B. Hasil Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Oleh sebab itu belajar memiliki sebuah arti penting bagi kehidupan

manusia seperti yang diungkapkan oleh Muhibbin Syah, yaitu sebagai key

16

Adrianto M. Wijaya, Op. Cit. h. 77.

17

A. Yogaswara, The Power Of Facebook, Cet. 1, (Yogyakarta : Mediakom, 2010), h. 7

18

(28)

term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga

tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.19

Hal ini membuktikan bahwa proses pendidikan yang ditempuh oleh siswa di sekolah tidak dapat dipisahkan dari aktivitas belajar. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa belajar hanya terjadi ketika siswa berada di sekolah. Aktivitas belajar dapat dilakukan dimanapun mereka berada melalui berbagai proses kehidupan yang mereka lakukan. Seperti yang diungkapkan oleh Vermon A. Magnesen dalam Gordon Dryden dan Jannette Vos, bahwa seseorang belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari

apa yang ia katakan, 90% dari apa yang ia katakan dan lakukan.20

Dengan adanya fasilitas belajar yang baik, diharapkan terjadi kompetisi yang sehat antar siswa untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Maka dari hasil tersebut secara otomatis akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia negeri ini.

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Dengan melakukan aktifitas belajar, maka sesuatu organisme (dalam hal ini siswa) akan mengalami perubahan. Hal ini serupa dikatakan oleh Slameto, bahwa belajar adalah

19

Muhibbin Syah, Prose Belajar Mengajar, Bumi Aksara, (Bandung: 2009:59)

20

(29)

suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi

dengan lingkungannya.21 Pendapat ini didukung oleh M. Dalyono, bahwa

pengertian belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan didalam diri seseorang mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan dan keterampilan.

Belajar merupakan kecakapan yang relatif menetap sebagai akibat dari aktivitas latihan, interaksi dengan lingkungan, maupun hasil dari pengalaman seseorang. Seperti halnya yang diungkapkan Muhibbin Syah, bahwa belajar merupakan tahapan perubahan tingkah laku seseorang yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi

dengan lingkungan yang melibatkan proeses kognitif.22 Jadi seseorang

dapat dikatakan mengalami proses belajar jika telah mengalami kecakapan baru sebagai akibat dari perbuatan yang disengaja dan kecakapan baru tersebut bersifat relatif menetap.

Ana Suhaenah Suparno, mengartikan belajar sebagai suatu aktivitas yang menimbulkan perilaku yang relatif permanen akibat dari

upaya-upaya yang dilakukannya.23 Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses

interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi

21

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Renika Cipta, (Jakarta: 2003), h.2

22

Muhibbin Syah, Op.Cit, h. 68

23

(30)

perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Pengertian tersebut diperkuat oleh tim penyusun buku psikologi FIP UNY, bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Selain itu belajar juga dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik.24

Dari beberapa pengertian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang sifatnya relatif menetap.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yakni

“Hasil” dan “Belajar”. Hasil berarti sesuatu yang diadakan (dibuat,

dijadikan, dsb) oleh usaha. Belajar adalah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Berikut ini dalah beberapa Pengertian Hasil Belajar menurut para ahli:

24

(31)

a. Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru.

b. Dilihat dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan

mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat belum belajar.

c. Dari sisi guru hasil belajar adalah saat terselesaikannya bahan

pelajaran.25

Kemudian pendapat lain juga menyatakan bahwa hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahhu menjadi tahu, dari tidak mengerti

menjadi mengerti.26

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima proses pembelajaran atau pengalaman belajarnya. Hasil belajar memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan-tujuan belajar melalui kegiatan belajar mengajar. Selanjtunya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

25

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : Alfabeta, 2006), h. 23.

26

(32)

3. Indikator Hasil Belajar.

Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai setelah seseorang belajar. Hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan itu merupakan suatu target atau tujuan pembelajaran. Indikator hasil belajar menurut Benjamin S. Bloom, memaparkan bahwa hasil belajar diklarifikasikan kedalam 3 ranah yaitu :

a. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual ranah kognitif terdiri dari 6 aspek, yaitu :

1) Pengetahuan hafalan (knowedge) ialah tingkat kemampuan untuk

mengenal atau mengetahui adanya respon, fakta, atau istilah-istilah tanpa harus mengerti, atau dapat menilai dan menggunakannya

2) Pemahaman adalah kemampuan memahami arti konsep, situasi

serta fakta yang diketahuinya. Pemahaman dibedakan menjadi 3 kategori :

(a) Pemahaman terjemahan,

(b) Pemahaman penafsiran,

(c) Pemahaman eksplorasi.

3) Aplikasi atau penerapan adalah penggunaan abstraksi pada situasi

konkrit yang dapat berupa ide, teori atau petunjuk teknis.

4) Analisis adalah kemampuan menguraikan suatu intregasi atau

situasi tertentu kedalam komponen-komponen atau unsur-unsur pembentuknya.

5) Sintesis yaitu penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam

suatu bentuk menyeluruh.

6) Evaluasi adalah membuat suatu penilaian tentang suatu

pernyataan, konsep, situasi, dan lain sebagainya.

b. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai sebagai hasil belajar, ranah afektif terdiri dari :

1) Menerima, merupakan tingkat terendah tujuan ranah afektif berupa

(33)

2) Merespon, merupakan kesempatan untuk menanggapi stimulus dan merasa terikat serta secara aktif memperhatikan.

3) Menilai, merupakan kemampuan menilain gejala atau kegiatan

sehingga dengan sengaja merespon lebih lanjut untuk mencapai jalan bagaimana dapat mengambil bagian atas yang terjadi.

4) Mengorganisasi, merupakan kemampuan untuk membentuk suatu

sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang dipercaya.

5) Karakterisasi, merupakan kemampuan untuk

mengkonseptuali-sasikan masing-masing nilai pada waktu merespon, dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai atau membuat

pertimbangan-pertimbangan.27

c. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor berhubungan dengan keterampilan motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi badan antara lain:

1) Gerakan tubuh, merupakan kemampuan gerakan tubuh yang

mencolok.

2) Ketepatan gerakan yang dikoordinasikan, merupakan keterampilan

yang berhubungan dengan urutan atau pola dari gerakan yang dikoordinasikan biasanya berhubungan dengan gerakan mata, telinga dan badan.

3) Perangkat komunikasi non verbal, merupakan kemampuan

mengadakan komunikasi tanpa kata.

4) Kemampuan berbicara, merupakan yang berhubungan dengan

komunikasi secara lisan.28

Untuk mempermudah mengetahui hasil belajar, maka indikator hasil belajar yang digunakan pada penelitian ini adalah indikator hasil belajar Benjamin S.Bloom. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa ke 3 ranah yang diajukan lebih terukur dalam artian bahwa untuk mengetahui hasil belajar yang dimaksudkan mudah dan dapat dilaksanakan, khususnya pada pembelajaran yang bersifat formal.

27

Dimyati dan Mudjiono, Op. Cit. h. 206.

28

(34)

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Didalam proses belajar mengajar itu ikut berpengaruh sejumlah faktor lingkungan, yang merupakan masukan dari lingkungan dan sejumlah faktor instrumentalyang dengan sengaja dirancang dan dimanipulasikan

guna menunjang tercapaianya keluaran yang dikehendaki.29 Adapun faktor

yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar yakni :

a. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik. Keduanya mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap belajar anak didik disekolah. Oleh karena itu kedua lingkungan ini akan dibahas satu demi satu dalam uraian berikut :

1) Lingkungan Alami

Pencemaran lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi peserta didik yang hidup didalamnya salah satunya udara yang tercemar, oleh karena itu keadaan suhu dan kelembaban udara berpengaruh terhadap belajar peserta didik disekolah. Belajar dengan keadaan

29

(35)

udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar dalam keadaan udara yang pengap.

2) Lingkungan Sosial Budaya

Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa lepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem sosial yang terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada norma-norma sosial, susila, dan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Demikian juga halnya disekolah, ketika anak didik berada disekolah, maka dia berada dalam sistem sosial disekolah. Peraturan dan tata tertib sekolah harus anak didik taati. Pelanggaran yang dilakukan oleh anak didik akan dikenakan sanksi sesuai dengan jenis berat ringannya pelanggaran. Lahirnya peraturan sekolah bertujuan untuk mengatur dan membentuk perilaku anak didik yang menunjang keberhasilan

belajar disekolah.30

3) Faktor Instrumental

Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai, program sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar mengajar. Sarana dan fasilitas yang tersedia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar berdaya guna dan berhasil guna bagi kemajuan belajar anak didik disekolah. Adapun yang terdapat dalam faktor instrumental yakni:

a) Kurikulum: tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak

dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan dalam suatu pertemuan kelas, sebelum guru programkan sebelumnya. Setiap guru harus mempelajari dan menjabarkan isi kurikulum kedalam program yang lebih rincidan jelas sasarannya.

b) Program: Setiap sekolah mempunyai program pendidikan.

Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan disekolah tergantung dari

30

(36)

baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga, sarana dan prasarana.

c) Sarana dan fasilitas: Sarana mempunyai arti penting dalam

pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat yang stretegis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengjar disekolah. Salah satu persyaratan untuk membuat suatu sekolah adalah pemilikan gedung sekolah, yang didalamnya da ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang dewan guru, ruang perpustakaan, ruang BP, ruang tata usaha, auditorium, dan halam sekolah yang memadai. Semua bertujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik.

d) Guru: guru merupakan unsure manusiawi dalam pendidikan

kehadiran guru mutlak diperlukan didalamnya. Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar disekolah. Jangankan ketiadaan guru, kekurangan guru saja sudah merupakan masalah. mata pelajaran tertentu pasti kekosongan guru yang dapat memegangnya. Itu berarti mata pelajarn itu tidak dapat diterima anak didik, karena tidak ada guru yang memberikan

pelajaran untuk mata pelajaran itu.31

4) Kondisi Fisiologis

Pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlaianan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi, mereeka lekas lelah mudah ngantuk, dan sukar menerima pelajaran. Demikian pendapat Noehi Nasution, dkk.

31

(37)

5) Kondisi Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tertentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, maka dari itu minat, kecerdasan,bakat, motivasi dan kemampuan-kemampuan kognitif adalah factor psikologis yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. Demi jelasnya , kelima faktor ini akan diuraikan satu demi satu. Yakni :

a) Minat: suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu

pertanyaan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Dapat pula dipartisipasikan dalam suatu aktivitas.

b) Kecerdasan: seorang ahli seperti Raden Cahaya Prabu

berkeyakinan bahwa perkembangan taraf intelegensi sangat pesat pada masa umur balita dan mulai menetap pada akhir masa remaja. Taraf intelegensi tidak mengalami penurunan, yang menurun hanya penerapannya saja, terutama setelah berumur 65 tahun ke atas bagi mereka alat indranya mengalami kerusakan.

c) Bakat: disamping intelegensi (kecerdasan), bakat merupakan

(38)

bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu. Akan tetapi banyak sekali hal-hal yang menghalangi untuk terciptanya kondisi yang sangat diinginkan oleh setiap orang.

d) Motivasi: mengingat motivasi merupakan motor penggerak

dalam perbuatan, maka bila anak didik yang kurang memiliki motivasi intrinsik, diperlukan dorongan dari luar, yaitu motivasi ekstrinsik agar anak didik termotivasi untuk belajar. Disini diperlukan pemanfaatan bentuk-bentuk motivasi secara kurat dan bijaksana. Penjabaran dan pembahasan lebih

mendalam tentang bentuk-bentuk motivasi dalam belajar.32

C. Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Dilihat dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab yaitu ( ٌ َ ْ َ ) dan jama’ dari kata ( ٌ ُ ُ ) yang menurut bahasa artinya budi

pekerti, adat kebiasaan, perangai, muru’ah atau segala sesuatu yang

menjadi tabi’at.33

Menurut Imam Abdul Mukmin Sa’aduddin akhlak berasal dari bahasa

arab yang merupakan bentuk jamak dari khuluk yang mengandung arti diantaranya :

a. Tabi’at, yaitu sifat dalam diri yang terbentuk oleh manusia tanpa dikehendaki dan di upayakan.

b. Adat, yaitu sifat dalam diri yang diupayakan manusia

melaluilatihan,yakni berdasarkan keinginanya.

32

Ibid, h. 167.

33

(39)

c. Watak, yaitu cakupanya meliputi hal-hal yang menjadi tabi’at dan hal-hal yang diupayakan hingga menjadi adat, kata akhlak juga

bisa berarti kesopanan dan agama.34

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa akhlak adalah suatu

tindakan atau perbuatan, tabi’at, adat kebiasaan serta watak seseorang

yang ada dalam dirinya. Sedangkan menurut terminologi akhlak mengandung unsur-unsur antara lain:

a. Menjelaskan arti baik dan buruk.

b. Menerangkan apa yang harus dilakukan.

c. Menunjukkan jalan untuk melakukan perbuatan.

d. Menyatakan tujuan didalam perbuatan.35

Dalam hal ini Yunahar Ilyas mengungkapkan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul secara sepontan bilamana diperlukan, tanpa perlu pemikiran atau pertimbangan

lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.36

Dari berbagai penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akhlak adalah budi pekerti,perangai, tingkah laku atau adab yang dilakukan oleh seseorang yang bersipat konstan, spontan, tidak temporer dan tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar. Atau ilmu yang membahas tentang perbuatan mulia serta cara mengungkapkan

34 Imam Abdul mukmin sa’aduddin

Meneladani Akhlak Nabi (Membangun Kpribadian Muslim), (PT.Ramaja: Rosda Karya Bandung 2006), h 15

35

Barmawie umary Materi Akhlak (Solo: Romadhon 1991), h.4

36

(40)

perbuatan buruk serta cara menjauhinya. Pendidikan akhlak berkisar tentang persoalan kebaikan dan kesopanan, tingkah laku terpuji serta berbagai persoalan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana seharusnya peserta didik bertingkah laku.

2. Dasar Dan Tujuan Akhlak

a. Dasar Akhlak

Sebagaimana telah diketahui bahwa semua tindakan dan perbuatan manusia yang dirinya terlibat oleh suatu perbuatan yang harus ditaati tentunya mempunyai dasar dan tujuan. Begitu juga tentang akhlak yang merupakan cermin daripada umat Islam yang sudah jelas mempunyai dasar, dan dasar inilah yang harus dihayati dan di amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan penjelasan di atas, jelas dapat dipahami bahwa sumber atau dasar akhlak itu adalah Al-Quran dan Sunnah Rasul, serta kebiasaan masyarakat yang sesuai dengann ajaran agama Islam. Hal ini sesuai dengann firman Allah swt. Dalam Q.S.Al-Qalamayat :4











Artinya: “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang

agung.(Q.S.Al-Qalam.ayat : 4)37

Ayat di ataspun selajan dengann hadits Rasulullah saw. Yang menjelaskan dasar akhlak adalah :

37

(41)

هنع ه ِر رَذا ِا ع

.

ََس هيلع ه ََص ه لوسر تعَ

:

م تُِ تثعب ا َ ا

َِا ر

ا

لا

خ

ا

َس ير

)

Artinya:“Dari Abi Dzar r.a. Bahwasanya telah mendenganr Rasulullah

SAW bersabda: Bahwasanya aku diutus untuk

menyempurnakan akhlak (HR. Bukhari dan Muslim)”38

Berdasarka apa yang telah ditegaskan dalam Al-Quran dan Sunnah (hadist) tersebut dapat dipahami bahwa segala bentuk perilaku manusia yang mengaku dirinya muslim harus menterjemahkan kedua sumber diatas dalam kehidupan sehari-hari.

Akhlak merupakan cerminan bagi orang Islam yang telah dicontohkan oleh Rasulullahsaw, oleh karena itu orang Islam harus mencontoh akhlak Rasulllah saw, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran surah Al-Ahzab. ayat : 21 :







Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan

Dia banyak menyebut Allah.(Q.S. Al-Ahzab.ayat :21)”39

Dari ayat di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa pada diri Rasulullah saw. Itu sudah ada suri tauladan yang baik, karenanya

38

Ibid. h.419

39

(42)

merupakan utusan untuk seluruh umat Islam bahkan alam semesta. Oleh karena itu sebagai umatnya haruslah dapat mencontoh akhlak beliau.

b. Tujuan Akhlak

Menrut M.Ali Hasan, tujuan pokok akhlak adalah “agar setiap orang berbudi pekerti (berahklak), bertingkah laku (taabi’at),

berperangai atau beradat istiadat yang baik, yang sesuai dengann

ajaran Islam”.40

Dari dua pendapat diatas, jelas bahwa tujuan dari akhlak adalah agar setiap manusia bertingkah laku dan bersikap yang baik serta terpuji baik lahir maupun batin serta tindakan dan perbuatan kita hendaklah dijiwai oleh iman serta ketakwaan kepada Allah swt. Maka kita sudah termasuk orang yang mempunyai ukuran orang yang baik atau mempunyai akhlak yang mulia dihadapan Allah swt dan di tengah-tengah masyarakat.

3. Macam-macam Akhlak

Menurut Mustafa Kamal secara garis besar akhlak itu terbagi menjadi dua macam, dimana keduanya bertolak belakang efeknya bagi kehidupan manusia, yaitu: Akhlak yang terpuji atau akhlak yang mulia dan akhlak

yang tercela.41

40

Ali hasan.MTuntunanAkhlak(Jakarta: BulanBintang, 1978), h.11

41

(43)

a) Akhlak terpuji

Akhlak terpuji adalah segala tingkah laku manusia yang baik, spontan, terus menerus tanpa pamrih terhadap orang lain dengann mengharap ridho Allah semata. Yang termasuk akhlak terpuji/akhlakul karimah, antara lain sebagai berikut :

1. Taat kepada Allah dan kepada kedua orang tua serta senang

berbakti kepada masyarakat.

2. Bertutur kata dan berbuat baik kepada orang lain (keluarga,

tetangga, dan teman).

3. Gemar bersih dan kebersihan (badan, pakaian, tempat

tinggal dan sekolah).

4. Gemar melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam

kehidupan sehari-hari dengann lingkungan.

5. Senantiasa melakukan sifat-sifat terpuji (hemat, disiplin,

cinta ilmu pengetahuan, jujur, pemaaf, dan sabar).

6. Senantiasa menghindari penyakit hati (iri, dengki,

hasut,fitnah, buruk sangka, dan khianat).42

Serta masih banyak sifat-sifat terpuji lainya seperti patuh dan hormat kepada guru, rajin, penyantun, dan sebaginya.

b) Akhlak Tercela

Akhlak tercela maksudnya sifat yang tidak dapat dilihat dari hasil prilaku semata, karena hasil yang merupakan suatu kesuksesan, tetapi diperoleh dengann cara buruk yang keluar dari hati tidak ikhlas atau tidak dengann nama Allah. Yang termasuk akhlak tercela antara lain sebagai berikut :

42

(44)

1. Nurani buruk, artinya hati yang tidak dapat petunjuk dari Allah, sehingga perilaku yang muncul tidak dari hati yang ikhlas.

2. Niat buruk, seperti syirik, dengki, putus asa, dendam dan

lain-lain.

3. Motivasi buruk, seperti egoistis, ingin dipuji,ingin di

denganr kelebihanya dan lain-lain.

4. Pikiran buruk, seperti hasut, fitnah, pembual, mengumpat,

adu domba, berolok-olok, dan lain-lain.

5. Perilaku buruk, seperti sihir, minum khamar,

berjudi,mencuri, berzina, dan lain-lain.

6. Pengetahuan tidak sama dengann prilaku seperti munafik,

bohong, khianat, mungkir janji, dan lain-lain.43

Berdasrkan teori di atas dapt kita simpulkan macam-macam akhlak berdasarkan pendapat Abdullah Yatimi bahwa akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah adalah:

1. Akhlak Mahmudah:

a. Benar/jujur

b. Iklas

c. Bersifat kasih sayang

d. Malu

e. Adil

f. Sabar

g. Menefati janji

h. Hemat

i. Pemaaf

j. Istiqomah(teguh dalam pendirian).

2. Akhlak Mazmumah :

a. Bohong/dusta

b. Dengki

c. Khianat

d. Sombong

e. Pemarah

f. Bakhil

g. Riya’/pamer

h. Ingin di puji

43

(45)

i. Munafiq

j. Adu domba.44

4. Faktor yang Mempengaruhi Akhlaq

Sebagaimana kita ketahui bahwa akhlaq manusia itu dapat dirubah, berarti akhlaq kita dapat berubah dan dipengaruhi oleh sesuatu. Karena itu ada usaha-usaha untuk mendidik dan membentuk akhlaq seseorang yang artinya berusaha untuk memperbaiki kehidupan yang nampak kurang baik sehingga menjadi lebih baik.

Dengann demikian untuk mempengaruhi supaya anak mempunyai akhlaq muslim, supaya usaha yang diberikan dapat membentuk akhlaq anak sesuai dengann norma-norma Islam serta kepercayaan dari seluruh aspek jiwanya, menunjukan pengabdiannya kepada Tuhan, penyerahan diri kepada-Nya. Di dalam usaha-usaha ini untuk mencapai suatu akhlaq

muslim, maka manusia tidak terlepas dari faktor–faktor yang

mempengaruhinya dari pribadi itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlaq itu adalah hereditas, pengalaman dan kulture atau

kebudayaan.45

Menurut Tayar Yusuf, dalam rangka membinaan akhlak sangat

dipengaruhi oleh beberapa paktor diantaranya: “faktor kebiasaan atau

faktor pembiasaan dan faktor pengertian atau kesadaran serta sistem

44

Abdullah.Yatimi, Studi Akhlak Dalam Perspektif Alquran,Amzah, Jakarta,2007,h.25-26

45

(46)

nilai dalam masyarakat terutama yang menyangkut norma-norma baik dan

buruk.”46

Dari faktor-faktor tersebut berada pada tiga lingkungan

pendidikan moral, yaitu: “Baik dalam rumah tangga, sekolah, maupun

masyarakat”.47

Dari kedua pendapat di atas jelas bahwa faktor dari dalam maupun dari luar diri peserta didik sangat berperan dalam rangka memberikan pengaruh terhadap akhlak peserta didik, hal ittu juga yang telah di jelaskan oleh Abuddin Nata bahwa. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak yaitu faktor dari dalam yaitu potensi, fisik, intelektual dan dari (Rohaniah) yang dibawa si anak sejak lahir, dan faktor dari luar. Dalam hal ini kedua orang tua dirumah, guru disekolah, dan tokoh-tokoh

pemimpin dimasyarakat.48

Dalam rangka untuk mencapai keberhasilan dalam pembentukan akhlak peserta didik juga sering dihadapkan dengann beberapa faktor yang menghambatnya. Hambatan-hambatan dalam membina akhlak peserta didik sama halnya dengann hambatan yang dirasakan atau dihadapi dalam peroses belajar dan pengajaran lainya, seperti keadaan fisik peserta didik (misalnya cacat tubuh), kurangnya bakat dan minat pesert didik, ketidak harmonisan dalam keluarga, kondisi ekonomi yang lemah dalam keluarga,

46

Tayar Yusuf, Ilmu Praktek Mengajar, (Bandung: Al-Ma’arif ,1985), h.34

47

M.Arifin. Hubungan Timbal Balik Pendidika n Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, (Jakarta, Bulan Bintang, 1978), h.66

48

(47)

kurangnya sarana dan prasarana di sekolah, teman pergaulan yang nakal, dan sebagainya.

Uraian diatas sejalan dengann apa yang dikemukakan oleh para ahli bahwa. faktor-faktor yang menghambat dalam membina akhlak yaitu:

1. Faktor interen peserta didik, meliputi gangguan atau kekurangan

maupun fsikologis fisik peserta didik, seperti rendahnya kapasitas intelegensi peserta didik.

2. Faktor eksteren peserta didik, meliputi semua situasi dan kondisi

lingkungan sekitar peserta didik, seperti ketidak harmonisan hubungan antara ayah dan ibu, teman sepermainan yang nakal,

kondisi sekolah dan guru.49

Sedangkan menurut Roestiyah, bahwa faktor penghambat dalam membina akhlak peserta didik yaitu :

1. Edogen ialah hambatan yang dapat timbul dari diri anak sendiri hal

ini bersifat

a. Biologis ialah hambatan yang bersifat kejasmanian seperti

kesehatan, cacat badan, kurang makan, dan sebagainya

b. Psikologis ialah hambatan yang bersifat psikis seperti perhatian,

minat bakat, IQ, konstatlis psikis yang berwujud emosi dan gangguan psikis.

2. Exogen ialah hambatan yang dapat timbul dari luar diri anak seperti

dari orang tua, yang berwujud cara mendidik, hubungan orang tua dengann anak-anaknya, suasana rumah, keadaan sosial ekonomi dan latar belakang kebudayaan juga dapat timbul dari sekolah dan

masyarakat.50

Bila kita cermati lebih teliti dari masing-masing indikator faktor-faktor di atas sebagai bahwa yang sangat berpengaruh dan tentu saja akan dapat menyebabkan kurang baiknya akhlak peserta didik hal ini pun telah di

49

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,1997), h.173

50

(48)

sampaikan oleh Zakiyah Drajat dalam tulisanya bahwa faktor yang menyebabkan merosotnya akhlak peserta didik :

1. Kurang tertanamnya jiwa agama.

faktor-faktor yang menimbulkan gejala kemerosotan moral dalam masyarakat modern sangat banyak. Dan yang terpenting diantaranya adalah kurang tertanamnya jiwa agama dalam hati

tiap-tiap orang baik oleh individu maupun oleh masyarakat.51

Dari pendapat di atas jelas bahwa faktor yang menyebabkan kemerosotan akhlak peserta didik adalah karena tidak tertanamnya agama pada diri peserta didik, maka hilanglah kontrol yang ada dalam dirinya. Semakin jauh peserta didik dari agama, akan semakin susah mengarahkanya dan semakin kacau suasana kepribadianya, karena semakin banyak pelanggaran-pelanggaran atas hak-hak, hukum dan nilai akhlak.

2. Tidak terlaksananya pendidikan akhlak.

Faktor kedua juga penting adalah tidak terlaksananya pendidikan moral menurut biasanya baik dalam rumah tangga,

sekolah, maupun masyarakat.52 Adapun dalam rangka memberikan

pembinaan kepada peserta tentu yang berawal diri lingkungan rumah

51

Zakiyah Drajat, Peranan Mental Dalam Kesehata n Menta, (Jakarta: Gunung Agung, 1983), h. 65

52

(49)

tangga tempat awal peserta didik mendapatkan pembinaan banyak hal yang mesti diperhatikan antara lain:

a. Kualitas rumah tangga atau kehidupan keluarga

Kualitas rumah tangga atau kehidupan keluarga jelas merupakan peran paling paling besar dalam membentuk kepribadian anak, misalnya rumah tangga yangg berantakan, keluarga yang diliputi konflik, perceraian,poligami, semua itu

merupakan sumber yang subur untuk memunculkan

delinkuensi.53

Bila kita amati dari pendapat di atas begitu pentingya hubungan antara orang tua dan kondisi rumah dimana peserta didik tersebut tinggal, karena hal itu sangat berpengaruh terhadap terbentuknya akhlak peserta didik dalam rangka mendapatkan

pembinaaan kearah akhlak yang baik. Tentu saja

keharmonisanan dalam suatu keluarga dapat berpengaruh pada baik atau tidaknya akhlak peserta didik tersebut karena didalam

keluarga tersebutlah awal peserta didik mendapatkan

pembinaank akhlak.

b. Pengaruh lingkungan

Anak yang hidup diantar tetangga-tetangga yang baik, akan menjadi baiklah ia, sebaliknya anak yang hidup diantara

53

(50)

orang yang buruk akhlaknya akan menjadi buruklah ia.54 Bila kita berbicara lingkungan tentu saja tidak bisa terlepaskan dari pada:

1. lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman, tetangga,

sampai dengann pengaruh dari berbagai media audio visual seperti, TV dan VCD atau media cetak seperti koran, majalah dan lain sebagainya. Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan berkembang akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak. Terutama dari cara para orang tua mendidik dan membesarkan

anaknya.55

2. Lingkungan sekolah

Sekolah dapat membentuk pribadi siswa, kebiasaan dalam berpakaian di sekolah dapat membentuk kepribadian siswa berciri khas baik diluar maupun didalam sekolah, guru dan siswa di sekolah harus menunjukkan akhlak yang

mulia dan menjadi suri teladan yang baik.56

Dari pendapat di atas dapat kita pahami bahawa faktor lingkungan adalah sangat besar terhadap akal dan akhlak anak dalam hal ini peserta didik, sehingga dengann demikian kita dapat memastikan, bahwa hari depan anak

54

Ibid. h. 83

55

Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak (peran moral, intelektual, emosional, dan sosial sebagai wujud integritas membangun jati diri), (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 19

56

(51)

tergantung kepada keadaan masyarakat dimana anak itu tinggal. Hal tersebut debenarkan bila melihat dari segi kejiwaan peserta didik (remaja awal ), Menurut Mappiare

masa remaja berlangsung antara umur 12 – 21 tahun bagi

wanita dan 13 – 22 tahun bagi peria.57

Pembinaan akhlak peserta didik memang sudah seharusnya dilaksanakan sejak kecil, baik melalui pembiasaan, penanaman sikap yang dianggap baik buat penumbuhan akhlak. Tanpa dibiasakan menanamkan kebiasaan yang baik, maka peserta didik akan dibesarkan dengann kebiasan yang kurang baik tentunya akan berdampak pada akhlaknya, karena secara tidak langsung dalam masa pertumbuhan seorang anak untuk menginjak remaja hingga dewasa ada fase-fase tertentu dimana anak akan mencari jati diri tentu saja dalam hal ini di sinilah peran penting penanaman dan pembinaan kepribadian yang menyangkut akhlak peserta didik diperlukan.

Dengann demikian seorang pendidik baik ia seorang pendidik di lingkungan sekolah, keluarga ataupun masyarakat semuanya mempunyai peranan dan tugas yang amat penting

57

(52)

dalam mempengaruhi akhlaq seorang anak, untuk diarahkan pada akhlaq yang berlandaskan ajaran Islam.

Seorang pendidik harus berusaha menghindari anak didiknya dari pengaruh-pengaruh yang buruk, sehingga anak

memiliki akhlaq yang baik, sebagaimana firman Allah yaitu :



Gambar

Grafik Distribusi
grafik peningkatan yang signifikan.
Gambar.1 Desain Penelitian
Tabel. 1  Perincian Jumlah Populasi Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

The weight gain kinetics of the steel with mixtures of salt deposits display a rapid growth rates, compared with the weight gain kinetics of AISI 1020 steel without salt deposit in

Dengan adanya pengelolaan risiko dalam organisasi pada lembaga perkreditan desa (LPD) masyarakat Desa Ketewel maupun seluruh perangkat Desa Ketewel harus mempertahankan eksistensi

Peran seorang guru dalam melaksanakan komunikasi efektif dalam pembelajaran sangat diperlukan, terutama dalam hal: (a) Menghormati, mendengar dan belajar dari

Apabila laporan ini benar, maka pembabatan hutan di tempat tersebut akan mengurangi bidang permukaan transpirasi dan, dengan demikian, dapat menurunkan jumlah hujan yang

Keunggulan-keunggulan sistem pertanian organik dibanding pertanian konvensional tidak tidak berarti penerapan sistem ini tanpa masalah.Dari kegiatan pengabdian Prodi EP

Industri media online merupakan industri yang membutuhkan tingkat kreativitas tinggi, dimana mereka ditantang untuk menghasilkan output yang menarik dan berbeda dengan yang

pada bab tersebut, yakni peringatan agar tidak membuka pintu pinangan setelah me- nerima pinangan dari orang lain serta pertimbangan bagi yang telah menikah untuk tidak

Dr Angka, Bancarkembar, Ruko Permata Hijau, Blok