• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Pengendalian Persediaan Terintegrasi Tiga Eselon (Studi Kasus Di PT Coca Cola Amatil Indonesia Lampung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Usulan Pengendalian Persediaan Terintegrasi Tiga Eselon (Studi Kasus Di PT Coca Cola Amatil Indonesia Lampung)."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PT Coca Cola Amatil Indonesia merupakan salah satu produsen minuman ringan berkarbonasi terbesar di Indonesia. Saat ini, PT Coca Cola Amatil Indonesia telah memiliki 10 pabrik yang tersebar hampir di seluruh Indonesia, yaitu Medan, Padang, Bekasi, Cikedokan, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Manado dan Lampung. PT Coca Cola Amatil Indonesia Lampung memproduksi berbagai jenis minuman ringan yang sesuai dengan standar yang telah diterapkan di seluruh dunia. Selain memproduksi minuman ringan, PT Coca Cola Amatil Indonesia Lampung juga mendistribusikan hasil produksinya dari pabrik ke tiap pusat distribusi. Pusat distribusi kemudian mendistribusikan produk dari outlet sampai ke konsumen. PT Coca Cola Amatil Indonesia Lampung memiliki kondisi dimana antara ketiga eselon yaitu pabrik, distributor, dan outlet

tidak terintegrasi dalam satu rantai pasok. Pihak pabrik, distributor, dan outlet

memiliki kebijakan atau policy masing-masing dalam menentukan pengendalian persediaannya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengintegrasikan setiap eselon untuk meminimisasi biaya pengendalian persediaan di sepanjang rantai pasok sehingga akhirnya dapat meningkatkan daya saing perusahaan.

Saat ini pihak pabrik menggunakan pola yang menyerupai EPQ sedangkan distributor dan outlet menggunakan pola yang menyerupai EOQ. Untuk meminimisasi biaya pengendalian persediaan di antara ketiga eselon tersebut digunakan kebijakan waktu siklus tunggal dimana dengan kebijakan ini akan menyamakan waktu produksi dan waktu pemesanan diantara ketiga eselon. Langkah pengolahan datanya, dimulai dengan melakukan peramalan untuk tiap produk, kemudian melakukan pemilihan metode peramalan terbaik, memvalidasi data peramalan, dan agregasi produk. Langkah berikutnya adalah menghitung komponen-komponen biaya persediaan yang ada di tiap eselon seperti biaya pesan, biaya simpan, biaya stockout, dan biaya setup, kemudian melakukan perhitungan biaya pengendalian persediaan saat ini dan usulan dengan menggunakan kebijakan waktu siklus tunggal. Hasil perhitungan usulan menghasilkan ukuran lot pemesanan dan waktu pemesanan optimal. Langkah terakhir adalah melakukan disagregasi produk.

(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii 1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 1-2 1.4 Perumusan Masalah ... 1-3 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-3 1.6 Sistematika Penulisan ... 1-4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.7 Manajemen Persediaan ... 2-4 2.8 Metode Economic Production Quantity (EPQ) ... 2-7 2.9 Metode Economic Order Quantity (EOQ) ... 2-8 2.10 Sistem Persediaan Multi Eselon ... 2-9 2.11 Kebijakan Waktu Siklus Tunggal ... 2-10

(3)

2.11.2 Notasi Parameter ... 2-11 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flowchart Penelitian ... 3-1 3.2 Keterangan Flowchart ... 3-1 3.2.1 Penelitian Pendahuluan ... 3-1 3.2.2 Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 3-1 3.2.3 Perumusan Masalah ... 3-1 3.2.4 Penentuan Tujuan Penelitian ... 3-1 3.2.5 Studi Pustaka ... 3-2 3.2.6 Penentuan Metode Pemecahan Masalah ... 3-2 3.2.7 Pengumpulan Data ... 3-4 3.2.8 Pengolahan Data ... 3-4 3.2.9 Analisis ... 3-8 3.2.10 Kesimpulan Dan Saran ... 3-8 BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Sejarah Perusahaan ... 4-1 4.2 Struktur Organisasi ... 4-2 4.3 Aliran Distribusi ... 4-4 4.4 Data Permintaan ... 4-5 4.5 Kapasitas Produksi ... 4-7 4.6 Data Biaya ... 4-7

4.6.1 Data untuk Perhitungan Biaya Setup pada Eselon

Produksi ... 4-7 4.6.2 Data untuk Perhitungan Biaya Simpan pada Eselon

Produksi, Distributor dan Outlet ... 4-8 4.6.3 Data untuk Perhitungan Biaya Pesan pada Eselon

(4)

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Pengolahan Data ... 5-1 5.1.1 Perhitungan Coefficient of Variance ... 5-1 5.1.2 Perhitungan Peramalan Permintaan Produk

Non-Stationer ... 5-5 5.1.3 Perhitungan Peramalan Permintaan Produk Stationer ... 5-5 5.1.4 Hasil Perhitungan Peramalan ... 5-5 5.1.5 Pemilihan Metode Peramalan Terbaik ... 5-6 5.1.6 Pengujian Validasi Peramalan ... 5-6 5.1.7 Pengujian Kenormalan Data Peramalan ... 5-8 5.1.8 Perhitungan Agregasi ... 5-9 5.1.9 Perhitungan Biaya-Biaya ... 5-10

5.1.9.1 Perhitungan Biaya-Biaya Pada Eselon Produksi .. 5-10 5.1.9.2 Perhitungan Biaya-Biaya Pada Eselon

Distributor ... 5-15 5.1.9.3 Perhitungan Biaya-Biaya Pada Eselon Outlet ... 5-17 5.1.10 Pengendalian Persediaan Saat Ini pada Eselon Produksi.. 5-18 5.1.11 Pengendalian Persediaan Saat Ini pada Eselon

(5)

5.2.8 Analisis Perbandingan Ukuran Pemesanan dan

Waktu Pemesanan ... 5-29 5.2.9 Analisis Perubahan Frekuensi Pengiriman dari Pabrik

ke Distributor ... 5-30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 6-1 6.2 Saran ... 6-1 6.2.1 Saran untuk Perusahaan ... 6-1 6.2.2 Saran untuk Penelitian Selanjutnya... 6-2 DAFTAR PUSTAKA

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

4.1 Data Permintaan dari Distributor 4-5

5.1 Perhitungan CV untuk Tiap Produk 5-1

5.2 Rangkuman Peramalan Produk Non Stationer 5-5

5.3 Rangkuman Peramalan Produk Stationer 5-6

5.4 Nilai Error Peramalan dengan Metode MSE 5-6 5.5 Hasil Uji Validasi Tracking Signal-Brown Coca Cola 5-7 5.6 Rangkuman Uji Kenormalan Data Peramalan 5-8

5.7 Agregasi Produk 5-9

5.8 Permintaan Agregat 5-9

5.9 Biaya Setup Mesin 5-10

5.10 Biaya Penerangan 5-11

5.11 Penggunaan Air 5-11

5.12 Biaya Tenaga Kerja 5-12

5.13 Biaya Setup Pabrik 5-12

5.14 Biaya Depresiasi Gudang 5-13

5.15 Biaya Penerangan Gudang 5-13

5.16 Biaya Material Handling 5-14

5.17 Barang yang Disimpan 5-14

5.18 Persentase Biaya Simpan 5-15

5.19 Biaya Pesan 5-16

5.20 Persentase Biaya Simpan 5-16

5.21 Biaya Pesan 5-17

5.22 Persentase Biaya Simpan 5-18

5.23 Biaya StockoutOutlet 5-18

5.24 Data Eselon Pabrik 5-19

5.25 Data Eselon Distributor 5-20

(7)

Tabel Judul Halaman

5.27 Rangkuman Kebijakan Pengendalian Persediaan Saat Ini 5-21

5.28 Disagregasi Produk 5-23

5.29 Perbandingan Total Biaya Pengendaliam Persediaan Per

Tahun 5-23

5.30 Rangkuman Kebijakan Pengendalian Persediaan Usulan 5-24 5.31 Biaya Pengendalian Persediaan Saat Ini 5-24

5.32 Biaya Pengendalian Persediaan Usulan 5-25

5.33 Total Biaya Pengendalian Persediaan 5-25

5.34 Perbandingan Biaya Pesan 5-26

5.35 Perbandingan Biaya Simpan 5-27

5.36 Perbandingan Biaya Setup 5-28

5.37 Perbandingan Biaya Stockout 5-28

5.38 Ukuran Pemesanan Metode Saat Ini 5-29

5.39 Ukuran Pemesanan Metode Usulan 5-29

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Simplifikasi Model Rantai Pasok 2-1

2.2 Model Production Order Quantity 2-7

2.3 Model Penyimpanan Klasik 2-8

2.4 Tahapan Multi Eselon 2-9

2.5 Struktur Sistem Persediaan Berjenjang 2-10

2.6 Kebijakan Waktu Siklus Tunggal 2-11

3.1 Algoritma Waktu Siklus Tunggal 3-3

3.2 LangkahPengolahan Data 3-5

3.3 Flowchart Metodologi Penelitian 3-9

4.1 Struktur Organisasi PT. Coca Cola Amatil Indonesia 4-2 4.2 Aliran Distribusi dari Plant sampai Outlet 4-4

4.3 Cases (CS) Coca Cola 4-9

5.1 Plotting Data Coca Cola 5-3

5.2 Plotting Data Sprite 5-3

5.3 Plotting Data Fanta Strawberry 5-4

5.4 Plotting Data Fanta Soda Water 5-4

5.5 Peta Kendali Tracking Signal Metode Pegels 5-8 5.6 Grafik Perubahan Biaya Pesan Distributor dan Outlet 5-26

5.7 Grafik Perubahan Biaya Simpan 5-27

5.8 Perbandingan Biaya Setup 5-28

5.9 Perbandingan Biaya Stockout 5-29

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

A Hasil Peramalan Non-Stasioner A-1

B Hasil Peramalan Stasioner B-1

C Hasil Uji Validasi Tracking Signal C-1

D Hasil Uji Kenormalan Data Peramalan D-1

(10)

DAFTAR NOTASI

Ct = Komponen musiman aditif

X = Permintaan aktual pada periode t Ft+m = Hasil ramalan periode t

dt = Permintaan aktual pada periode t dt’ = Hasil ramalan periode t

α = Kemungkinan terjadinya stockout

zα = Nilai z pada distribusi normal standar untuk tingkat α

SL = Standar deviasi dalam stockout

f (ZL) = Probabilitas tidak terjadi stockout

ψ (zα) = Ekspektasi parsial

B = Reorder point

DL = Permintaan selama lead time

N = Jumlah hari kerja SS = Safety stock

(11)

MSE = Mean Square Error

n = Jumlah periode masa lalu

Lij = Lead Time dari distributor j ke outlet i (tahun)

Di = Permintaan rata-rata pada outlet i (CS)

SSi = Safety stock pada outlet i (CS)

Qi = Jumlah pemesanan outlet (CS)

Ci = Total biaya pengendalian persediaan pada outlet i (Rp/tahun)

Ai = Biaya pesan dari outlet i ke distributor j (Rp/pesan)

Hi = Biaya simpan pada outlet i (Rp/CS/tahun)

Bi = Biaya stockout pada outlet i (Rp/CS)

Mi = Jumlah stockout pada outlet i (CS/tahun)

Ti* = Panjang satu siklus pada eselon outlet (tahun)

Lmj = Lead Time dari pabrik ke distributor j (tahun)

Dj = Di = Permintaan rata-rata pada distributor j (CS)

Qj = Jumlah pemesanan distributor (CS)

Cj = Total biaya pengendalian persediaan pada distributor j (Rp/tahun)

Aj = Biaya pesan dari distributor j ke pabrik (Rp/pesan)

Hj = Biaya simpan pada distributor j (Rp/CS/tahun)

Tj* = Panjang satu siklus pada eselon distributor (tahun)

Dm = ∑6j=1Dj = Permintaan rata-rata pada pabrik (CS)

Qm = Jumlah produksi pabrik (CS)

Cm = Total biaya pengendalian persediaan pada pabrik (Rp/tahun)

Am = Biaya setup pada pabrik (Rp/setup)

Hm = Biaya simpan pada pabrik (Rp/CS/tahun)

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangnya zaman, perusahaan semakin dituntut untuk melakukan berbagai macam perubahan. Dalam persaingan global seperti saat ini, persaingan terjadi bukan hanya antar perusahaan melainkan persaingan antar rantai pasok. Setiap rantai pasok dituntut untuk dapat meminimisasi total biaya pengendalian persediaan yang dikeluarkan agar menghasilkan keuntungan yang maksimal. Salah satu perusahaan yang mengalami tantangan di atas adalah PT Coca Cola Amatil Indonesia.

PT Coca Cola Amatil Indonesia adalah perusahaan minuman ringan berkarbonasi terbesar di Indonesia. Perusahaan ini memproduksi dan mendistribusikan minuman ringan tersebut ke Indonesia sejak tahun 1932. Selain itu, PT Coca Cola Amatil Indonesia memiliki beberapa kantor cabang di berbagai daerah dan salah satunya berada di Lampung.

PT Coca Cola Amatil Indonesia Lampung memiliki kondisi dimana antara ketiga eselon yaitu pabrik, distributor, dan outlet belum terintegrasi dalam satu rantai pasok. Pihak pabrik, distributor, dan outlet memiliki kebijakan atau policy

masing-masing dalam menentukan pengendalian persediaannya. Akibat dari hal tersebut adalah biaya persediaan atau total cost yang ada di dalam satu rantai pasok tersebut menjadi mahal. Untuk itu, diperlukan sebuah sistem pengendalian persediaan yang dapat meminimisasi biaya persediaan di dalam jaringan rantai pasok. Hal ini juga bertentangan dengan konsep Supply Chain Management yang menekankan pentingnya koordinasi, kolaborasi, dan integrasi dari setiap eselon untuk dapat memenangkan persaingan pasar. Dengan demikian, diharapkan dalam jaringan rantai pasok tersebut memiliki biaya persediaan yang lebih murah.

(13)

BAB 1 Pendahuluan 1-2

yang lebih baik yang memberikan total biaya pengendalian persediaan minimum. Dengan sistem pengendalian persediaan yang diusulkan, diharapkan dapat meningkatkan daya saing perusahaan dapat menjadi lebih baik.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, maka dapat diketahui bahwa ada sebuah masalah yang terjadi di antara eselon pabrik, distributor dan

outlet sebagai sebuah rantai pasok. Kondisi yang dihadapi adalah tidak adanya integrasi antara ketiga eselon tersebut, dimana ketiga eselon tersebut mempunyai perbedaan kebijakan dalam mengelola pengendalian persediaan. Akibat dari tidak adanya integrasi dalam jaringan rantai pasok tersebut adalah biaya persediaan di dalam jaringan tersebut menjadi besar atau mahal. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perbaikan dalam metode pengendalian persediaan agar total biaya persediaan di ketiga eselon tersebut menjadi minimum.

1.3Batasan Masalah dan Asumsi

1.3.1 Batasan Masalah

Agar penelitian dapat berjalan dengan baik, maka penulis memberikan beberapa batasan masalah. Berikut batasan masalah yang diberikan, yaitu:

1. Eselon yang diamati hanya eselon pabrik, distributor dan outlet saja (tiga eselon).

2. Line yang diamati adalah line satu yang memproduksi minuman ringan Coca Cola, Sprite, Fanta Strawberry, Fanta Soda Water dan Frestea dalam kemasan botol kaca.

(14)

BAB 1 Pendahuluan 1-3

1.3.2 Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Biaya-biaya yang digunakan konstan selama penelitian berlangsung. 2. Lead time konstan selama penelitian berlangsung.

3. Pola permintaan masa datang mengikuti pola permintaan masa lalu.

1.4Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa kelemahan metode pengendalian persediaan saat ini di PT Coca Cola Amatil Indonesia Lampung?

2. Apa metode usulan pengendalian persediaan yang tepat untuk diterapkan di PT Coca Cola Amatil Indonesia Lampung?

3. Apa keuntungan yang diperoleh perusahaan jika menggunakan metode usulan tersebut?

1.5Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini berdasarkan perumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kelemahan metode pengendalian persediaan saat ini di PT Coca Cola Amatil Indonesia Lampung.

2. Memberikan usulan metode pengendalian persediaan yang tepat untuk diterapkan di PT Coca Cola Amatil Indonesia Lampung.

(15)

BAB 1 Pendahuluan 1-4

1.5.2 Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dan penulis, yaitu:

• Bagi perusahaan

- Mendapatkan jaringan yang lebih terkoordinasi sehingga dapat meminimalisasi biaya persediaan pada jaringan rantai pasok.

- Meningkatkan daya saing perusahaan yang terlibat dalam satu rantai pasok yang saling terkait.

• Bagi penulis

- Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dalam penerapan ilmu

Supply Chain Management.

1.6Sistematika Penulisan

Untuk lebih mempermudah dan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang isi dari tugas akhir ini, maka pembahasan dilakukan secara komprehensif dan sistematik meliputi:

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisikan gambaran umum tentang penelitian, yang didalamnya terdapat latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tentang pengantar teori-teori yang mendukung pembahasan dari penelitian yang dilakukan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Menguraikan langkah-langkah mengenai kerangka penelitian, dari awal hingga akhir.

(16)

BAB 1 Pendahuluan 1-5

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Melakukan pengolahan terhadap data-data sesuai dengan metode yang digunakan dan membahas tentang analisis terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan sebelumnya diapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kelemahan metode perusahaan saat ini adalah tidak adanya integrasi antara tiap eselon yang ada dalam rantai pasok perusahaan sehingga menyebabkan total biaya pengendalian persediaannya menjadi mahal. Hal ini dapat dilihat dari total biaya pengendalian persediaan saat ini yaitu sebesar Rp 1.735.445.996/tahun. Hal ini disebabkan karena perbedaan waktu pemesanan dan juga jumlah lot yang dipesan hanya menguntungkan salah satu pihak.

2. Metode usulan yang tepat untuk pengendalian persediaan di PT Coca Cola Amatil Indonesia Lampung adalah metode pengendalian persediaan yang terintegrasi yaitu metode waktu siklus tunggal. Dengan penerapan metode ini terlihat terjadi penurunan total biaya yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp 1.513.405.032/tahun dengan jangka waktu pemesanan selama enam hari dan jumlah pemesanan optimum yaitu 24.154 CS.

3. Penghematan yang diperoleh perusahaan setelah menerapkan metode ini adalah sebesar Rp 222.040.965/tahun atau 12,79%.

6.2 Saran

6.2.1 Saran untuk Perusahaan

(18)

BAB 6 Kesimpulan dan Saran 6-2

6.2.2 Saran untuk Penelitian Lanjutan

1. Metode waktu siklus tunggal yang diusulkan tidak hanya mengamati dari pihak pabrik, distributor dan outlet saja tetapi bisa juga ditambahkan dengan mengamati seluruh eselon mulai dari supplier atau hingga ke konsumen.

2. Mengamati seluruh jenis produk yang dihasilkan perusahaan.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

1. Nur Bahagia, S. 1999. “Model Optimasi Integral Sistem Rantai Nilai Tiga Eselon”. Jurnal Seminar Sistem Produksi.

2. Nur Bahagia, S.2006. “Sistem Inventory”.Penerbit ITB. Bandung

3. Pujawan, I. Nyoman; ER, Mahendrawathi.2010. ”Supply Chain Management”.Guna Widya.

4. Santoso, Heryanto, Rainisa M. 2014. “The Proposal of Applying Multi Echelon Inventory to Minimize Supply Chain Total Cost for Soft Drinks

Products”. Jurnal APIEMS.

5. Smith, B. Spencer.1989. “Computer Based Production and Inventory”.Prentice-Hall Inc.

6. Tersine, Richard J.1994. “Principle of Inventory and Material Management”. 4rd ed. Prentice-Hall International.

Gambar

Grafik Perubahan Biaya Pesan Distributor dan Outlet

Referensi

Dokumen terkait

Praktikan memperoleh gambaran langsung pembelajaran di dalam kelas, cara mengelola kelas dan cara menyampaikan mata pelajaran menerapkan dasar dasar elektronika. Dan

Manajer Investasi dapat melakukan investasi pada Efek derivatif tanpa harus terlebih dahulu memiliki Efek yang menjadi aset dasar ( underlying ) dari derivatif tersebut

del final del alargue (para darle una coloración trágica al resultado que cuadra bien con el sentimiento argentino) estuvo organizado por Fuerza Bruta, o bien esta selección es

Central attacking midfielders in the FAPL covered similar distances in high-intensity running in both defensive and attacking play, whereas central attacking midfielders in La

Gambar 10 menunjukkan grafik kuesioner yang menyatakan bahwa aplikasi mudah untuk digunakan, gambar 11 menunjukkan grafik kuesioner yang menyatakan bahwa tampilan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh efikasi dari pada stres akademik guna mengurangi stres akademik

Adapaun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitiaan Historis yang terdiri dari lima tahapan penulisan yang meliput: (1) Penentuaan Tema/ Topik, (2)

Penelitian ini menunjukkan bahwa 60% dari anggota TNI AD memiliki psychological well- being yang rendah sedangkan sisanya sebesar 40% memiliki psychological