Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU
MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratMenempuhUjianSidang SarjanaPendidikanPada Program StudiPendidikanAkuntansi
Disusunoleh AKHMAD RIZALUDIN
NIM. 0906089
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU
MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh :
Akhmad Rizaludin
Sebuahskripsi yang diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelar
SarjanaPendidikanpadaFakultasPendidikanEkonomidanBisnis
©Akhmad Rizaludin 2014
UniversitasPendidikan Indonesia
Juni 2014
HakCiptadilindungiundang-undang.
Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhnyaatausebagian,
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu AKHMAD RIZALUDIN
Pembimbing : Drs. H. Yayat Supriyatna, MM.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku menyontek mahasiswa dan untuk mengetahui pengaruh iklim motivasional kelas terhadap perilaku menyontek mahasiswa Program Studi Akuntansi dan Program Studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Pendidikan Indonesia.
Penelitian didesain secara non-eksperimental dengan pendekatan kajian lapangan (field study). Peneliti mengambil sampel sejumlah 224 mahasiswa Prodi Akuntansi dan mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi terdiri dari tiga angkatan, yakni mahasiswa angkatan 2013, 2012, dan 2011. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh iklim motivasional kelas terhadap perilaku menyontek mahasiswa adalah uji korelasi sederhana.
Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif iklim motivasional performance terhadap perilaku menyontek mahasiswa. Artinya, semakin tinggi tingkat orientasi performance yang dimiliki suatu kelas, maka semakin besar kemungkinan terjadinya praktik-praktik menyontek.
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu AKHMAD RIZALUDIN
Supervisor: Drs. H. Yayat Supriyatna, MM.
ABSTRACT
The research aims to reveal the overview of college-students’ cheating behavior and to learn how classroom motivational climate affects cheating behavior among Undergraduate students of Accounting Program and Accounting Education Program at Universitas Pendidikan Indonesia.
This is a non-experimental research using field study approach. As a sample, the researcher took 224 students of Accounting Program and Accounting Education Program from three batches: students from batch 2013, 2012 and 2011. The data analysis technique that used to measure the relationship between classroom motivational climate and student cheating behavior is the simple linear correlation (Pearson’s Product Moment Correlation).
Results indicated that there is a positive influence of performance motivational climate on cheating behavior among college students. It means that the higher performance orientation result implies on much likely cheating will occur.
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ... viii
Daftar Gambar ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 7
1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.4.Kegunaan Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Iklim Motivasional Kelas ... 11
2.1.1. Teori Orientasi Tujuan ... 11
2.1.2. Pengertian Iklim Motivasional Kelas ... 12
2.1.3. Jenis Iklim Motivasional Kelas ... 14
2.1.3.1. Iklim Motivasional Mastery ... 14
2.1.3.2. Iklim Motivasional Performance... 15
2.1.4. Efek Iklim Motivasional Kelas ... 16
2.1.4.1. Efek terhadap Aspek Afektif ... 16
2.1.4.2. Efek terhadap Aspek Kognitif ... 17
2.1.4.3. Efek terhadap Aspek Perilaku ... 18
2.1.5. Indikator Iklim Motivasional Performance ... 20
2.2.Perilaku Menyontek ... 22
2.2.1. Pengertian Perilaku Menyontek ... . 22
2.2.2. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Menyontek ... 24
2.2.2.1. Faktor Demografi ... 24
2.2.2.2. Faktor Akademik ... 26
2.2.2.3. Faktor Motivasional ... 27
2.2.2.4. Faktor Sifat Kepribadian ... 28
2.2.3. Indikator dan Bentuk Perilaku Menyontek ... 29
2.3.Kajian Empirik Beberapa Hasil Penelitian Terdahulu ... 31
2.4.Kerangka Pemikiran ... 34
2.5.Hipotesis ... 38
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Desain Penelitian ... 39
3.2.Operasionalisasi Variabel ... 39
3.3.Populasi dan Sampel ... 41
3.3.1. Populasi ... 41
3.3.2. Sampel ... 42
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 50
3.6.1. Uji Normalitas ... 50
3.6.2. Statistik Deskriptif ... 52
3.6.3. StatistikInferensial ... 54
3.6.3.1. Uji Korelasi Sederhana ... 54
3.6.3.2. Koefisien Determinasi ... 55
3.6.3.3. Uji Hipotesis ... 55
BAB IV PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Objek Penelitian ... 57
4.1.1. Identitas Program Studi ... 59
4.1.2. Sejarah Singkat Perkembangan Program Studi ... 59
4.1.3. Struktur Organisasi Program Studi ... 60
4.1.4. Visi, Misi, dan Tujuan Program Studi ... 61
4.2.Deskripsi Hasil Penelitian ... 63
4.2.1. Iklim Motivasional Performance ... 64
4.2.1.1. Deskripsi Umum ... 64
4.2.1.2. Deskripsi Setiap Indikator ... 66
4.2.2. Perilaku Menyontek Mahasiswa ... 72
4.2.2.1. Deskripsi Umum ... 72
4.2.2.2. Deskripsi Setiap Dimensi ... 73
4.3.Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Penelitian ... 76
4.3.1. Uji Normalitas ... 76
4.3.2. Analisis Korelasi ... 78
4.3.3. Koefisien Determinasi ... 79
4.3.4. Pengujian Hipotesis ... 79
4.4.Pembahasan Hasil Penelitian ... 80
4.4.1. Iklim Motivasional Performance di Prodi Akuntansi dan Prodi Pendidikan Akuntansi UPI ... 80
4.4.2. Perilaku Menyontek Mahasiswa Prodi Akuntansi dan Prodi Pendidikan Akuntansi UPI ... 81
4.4.3. Pengaruh Iklim Motivasional Performance terhadap Perilaku Menyontek Mahasiswa di Prodi Akuntansi dan Prodi Pendidikan Akuntansi UPI ... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 86
5.2.Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 89
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendidikan Akuntansi UPI ... 2
Tabel 2.1 Orientasi Tujuan dan Efeknya terhadap Motivasi dan Aspek Kognitif Lainnya... 19
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel... 40
Tabel 3.2 Populasi Mahasiswa Prodi Akuntansi dan Prodi Pendidikan Akuntansi ... 42
Tabel 3.3 Sampel Mahasiswa Setiap Prodi... 43
Tabel 3.4 Sampel Mahasiswa Perangkatan... 43
Tabel 3.5 Rekapitulasi Pengujian Reliabilitas ... 47
Tabel 3.6 Rekapitulasi Pengujian Validitas Variabel Iklim Motivasional Kelas ... 48
Tabel 3.7 Rekapitulasi Pengujian Validitas Variabel Perilaku Menyontek ... 49
Tabel 3.8 Format Tabulasi Jawaban Responden ... 53
Tabel 3.9 Kelas Interval ... 53
Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Variabel/Dimensi ... 54
Tabel 4.1 Data Responden Sampel Penelitian ... 64
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Iklim Motivasional PerformanceProdi Akuntansi dan Prodi Pendidikan Akuntansi ... 65
Tabel 4.3 Kesuksesan Dinilai dari Rewards Ekstrinsik ... 66
Tabel 4.4 Mementingkan Kemampuan Tinggi Peserta Didik yang Normatif ... 67
Tabel 4.5 Peserta Didik Dihargai jika Kompetitif ... 67
Tabel 4.6 Menekankan Pada Kinerja Peserta Didik ... 68
Tabel 4.7 Kesalahan/Kegagalan Menimbulkan Kecemasan bagi Peserta Didik ... 69
Tabel 4.8 Fokus pada Hasil Kerja Peserta Didik ... 69
Tabel 4.9 Alasan Berusaha Peserta Didik ... 70
Tabel 4.10 Kriteria Evaluasi Normatif/Social Comparisons ... 71
Tabel 4.11 Rekapitulasi Tiap Indikator Iklim Motivasional Performance . 71 Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Perilaku Menyontek Mahasiswa Prodi Akuntansi dan Prodi Pendidikan Akuntansi ... 72
Tabel 4.13 Perilaku Menyontek Saat Ujian Dalam Kelas ... 73
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Setiap Item Pernyataan Perilaku Menyontek Saat Ujian Dalam Kelas ... 74
Tabel 4.15 Perilaku Menyontek Saat Menyelesaikan Tugas di Luar Kelas 75 Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Setiap Item Pernyataan Perilaku Menyontek Saat Menyelesaikan Tugas di Luar Kelas ... 75
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia, khususnya pada tingkat perguruan tinggi, perilaku
menyontek mulai mendapat perhatian sejak dikeluarkannya Permendiknas Nomor
17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan
Tinggi. Selain itu, pada tanggal 4 Mei 2011 juga ada penanda-tanganan Deklarasi “Anti Menyontek dan Anti Plagiat” oleh pemimpin perguruan tinggi negeri dan
koordinator KOPERTIS seluruh Indonesia. Dasar hukum ini diharapkan mampu
menekan jumlah perilaku curang di dunia akademisi. Namun, hasil wawancara
yang dilakukan oleh penulis cukup membuktikan bahwa kecurangan di dunia
akademisi, khususnya mahasiswa akuntansi, masih terjadi.
Kecurangan akademik berupa perilaku menyontek mahasiswa akuntansi
tampak dari hasil wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 15-17 Januari
2014 terhadap 27 mahasiswa Program Studi (Prodi) Akuntansi dan Program Studi
(Prodi) Pendidikan Akuntansi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Rata-rata responden mengakui dirinya sering melakukan praktik menyontek, baik
dalam ujian maupun saat menyelesaikan tugas. Selain itu, responden juga diminta
melaporkan bagaimana perilaku menyontek teman-temannya di kelas. Hampir
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
saat menyelesaikan tugas. Berikut adalah data hasil wawancara yang disajikan
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1
Perilaku Menyontek Mahasiswa Prodi Akuntansi dan Prodi Pendidikan Akuntansi UPI (N=27)
Indikator Intensistas
Sementara itu, telah ditemukan bahwa kebiasaan menyontek saat
menempuh pendidikan akan berdampak pada perilaku curang seseorang di dunia
kerja (Nonis & Swift, 2001). Berdasarkan temuan inilah maka kemudian banyak
yang mengaitkan skandal-skandal akuntansi yang terjadi beberapa tahun ini
(misalnya kasus WorldCom di Amerika Serikat atau kasus Gayus Tambunan di
Indonesia) dengan isu-isu etika, khususnya perilaku menyontek, saat para calon
akuntan menempuh pendidikan (Hayes, Hurtt, & Bee, 2006; Morris & Kilian,
2006; Abu Bakar, Ismail, & Mamat, 2010; Rangkuti, 2011).
Secara umum tujuan dari pendidikan akuntansi adalah untuk mengembangkan akuntan profesional yang kompeten. Kompetensi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan peran pekerjaan dengan standar yang ditetapkan dengan mengacu pada lingkungan kerja. Untuk menunjukkan kompetensi, seorang akuntan profesional harus memiliki beberapa aspek yang diperlukan, yaitu: (a) pengetahuan profesional, (b) keterampilan profesional, dan (c) nilai-nilai profesional, etika, dan sikap (IFAC, 2010: 13).
Perilaku menyontek berdampak negatif terhadap banyak aspek dalam
dunia pendidikan, seperti pembelajaran, pengajaran, dan penilaian (Setya, 2005).
Menurut Ehrenkranz (2001), umumnya dampak perilaku menyontek tidak disadari
oleh peserta didik. Misalnya, mereka akan kesulitan saat dituntut untuk
menunjukkan kompetensinya sesuai dengan prestasi/nilai yang diperoleh (dalam
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dianggap tidak kompeten walaupun nilai-nilai yang ia peroleh saat menempuh
pendidikan sangatlah baik.
Hal semacam itu bisa terjadi akibat adanya kesalahan saat dilakukan
pengukuran tingkat kemajuan pemahaman peserta didik terhadap materi yang
telah diberikan. Pentingnya validitas dalam pelaksanaan ujian/penugasan
berkaitan dengan aspek ketelitian penafsiran kemampuan peserta didik
berdasarkan nilai yang diperoleh (Cizek, 2001), sedangkan nilai yang diperoleh
peserta didik melalui praktik-praktik menyontek tidaklah menunjukkan tingkat
kemampuan dan pemahaman mereka yang sesungguhnya.
Peserta didik yang berperilaku menyontek “memotong” proses
pembelajaran hanya untuk meraih nilai/peringkat yang tinggi. Padahal mereka
akan kehilangan kesempatan untuk belajar dan pengalaman merasakan perjuangan
intelektual yang seharusnya akan menuntun kepada pengembangan kemampuan
dan pengetahuan (Whitley & Keith-Spiegel, 2002; dalam Sieman, 2009).
Perilaku menyontek juga mendapat perhatian lebih terkait keadilan di
dalam kelas. Peserta didik yang menyontek memperoleh keuntungan secara tidak
wajar dibandingkan dengan peserta didik yang jujur (Whitley & Keith-Spiegel,
2002; dalam Sieman, 2009). Peserta didik yang jujur kemudian akan berkecil hati
atau patah harapan saat mereka mengetahui bahwa temannya yang berperilaku
menyontek bisa dengan bebas melakukan praktik-praktik curang dalam meraih
prestasinya. Mereka akan merasa kecewa dan mulai meragukan nilai dari sebuah
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian juga menunjukkan bahwa perilaku menyontek bisa menjadi
bentuk kebiasaan di setiap jenjang pendidikan. Peserta didik yang menyontek dan
terbebas dari sangsi akan cenderung mengulanginya. Peserta didik yang
berperilaku menyontek di tingkat sekolah menengah akan cenderung berperilaku
menyontek lagi di perguruan tinggi (Harding et al., 2007). Kemudian, mereka
yang menyontek di perguruan tinggi akan cenderung berperilaku curang di dunia
kerja (Nonis & Swift, 2001; Harding et al., 2003).
Saat peserta didik menyontek, sebenarnya institusi pendidikan juga
menderita kerugian. Skandal kecurangan akademik (menyontek/plagiarism)
berskala besar, seperti yang telah disebutkan di awal, seringkali menarik perhatian
media massa lokal maupun nasional. Publikasi semacam ini akan menciptakan
keraguan masyarakat terhadap kredibilitas institusi pendidikan terkait maupun
peserta didik dan lulusannya (Sieman, 2009).
Telah banyak variabel yang dijadikan bahan kajian oleh para peneliti guna
mengidentifikasi karakteristik peserta didik yang berperilaku menyontek.
Anderman dan Murdock (2007: 10) mengelompokkan variabel-variabel yang
telah diuji mempunyai keterkaitan dengan perilaku menyontek menjadi empat
kategori, yakni: faktor demografi (gender, usia, agama, dll), faktor akademis
(prestasi belajar, mata pelajaran, ekstrakurikuler, dll), faktor motivasional
(kepercayaan diri, teori tujuan/alasan belajar, dll), serta faktor personal (kontrol
diri, sikap dan moralitas, tingkat kreatifitas, dll).
Anderman dan Murdock (2007) juga menambahkan bahwa masih ada
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meskipun populer dan banyak ditemukan dalam literatur penelitian, tetapi dalam
banyak kasus variabel ini bersifat tetap (fixed variables) dan terlalu umum. Oleh
sebab itu, kalaupun ada, hanya sedikit yang bisa dilakukan untuk mempengaruhi
atau mengubah faktor-faktor ini. Faktor-faktor demografi tidak mampu
mengidentifikasi proses yang mendasari keputusan peserta didik untuk
berperilaku menyontek. Sehingga hasil yang diperoleh tidak mengarah pada
rekomendasi konstruktif bagaimana cara untuk mengurangi jumlah praktik
menyontek yang terjadi. Apalagi penelitian-penelitian terkait faktor demografi ini
belum memberikan hasil yang konsisten (Smith et al., 2009).
Sedangkan faktor-faktor yang bersifat akademis, meskipun bisa digunakan
untuk mengenali karakteristik para pelaku menyontek, tetapi masih kurang
memberi kontribusi terhadap upaya untuk mengekang dan mengendalikan
perilaku menyontek. Begitupun faktor-faktor motivasional, meskipun banyak
membantu peneliti untuk mempelajari mekanisme perilaku menyontek, namun
akan lebih dipahami dan mengarahkan ke penelitian yang lebih mendalam bila
dikombinasikan dengan faktor kontekstual (Anderman dan Murdock, 2007: 21).
Faktor-faktor kontekstual terkait perilaku menyontek memang belum
terlalu banyak memperoleh perhatian, tetapi telah ada beberapa penelitian yang
menguji variabel dalam konteks sosial, salah satunya adalah penelitian kualitatif
yang dilakukan McCabe, Trevino, dan Butterfield (2001). Dari penelitian mereka
didapat fakta banyaknya peserta didik yang memberi komentar bahwa perilaku
menyontek didorong oleh variabel-variabel bersifat motivasional yang mengakar
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
seluruh responden menyadari bahwa sebenarnya menyontek merupakan perbuatan
yang salah. Namun, mereka terpaksa melakukan praktik menyontek dengan alasan
merasakan adanya tekanan untuk memperoleh nilai tinggi di kelas, takut gagal dan
tertinggal dari teman-teman (kompetisi).
Hal ini memberi peringatan bahwa perlu dipikirkan juga aturan yang
berlaku di dalam kelas dan mempertimbangkan apakah menyontek mungkin lebih
merupakan tanda kelemahan dalam sistem pendidikan daripada karakter siswa itu
sendiri (Kohn, 2007). Banyak dari pendidik hanya memikirkan bahwa peserta
didik yang melakukan praktik menyontek harus dihukum. Namun, pendidik
beserta institusi pendidikan harus juga mengoreksi diri apakah pelaksanaan
pembelajaran yang diterapkan sudah terbebas dari kecenderungan-kecenderungan
yang justru mendorong peserta didik untuk berperilaku curang.
Di akhir laporan penelitiannya, Rangkuti (2011) menyarankan bahwa
institusi pendidikan akuntansi dan staff pendidiknya harus memberi perhatian
yang serius terhadap peraturan akademik yang berlaku terkait dengan perilaku
menyontek dan orientasi pembelajaran yang diadopsi di dalam kelas (berorientasi
performance atau mastery). Orientasi pembelajaran dalam kelas yang dimaksud di
sini mengarah pada iklim motivasional kelas.
Berdasarkan kajian literatur yang dilakukan Jordan (2001), disimpulkan
bahwa iklim motivasional kelas merupakan faktor penting dalam perilaku
menyontek mahasiswa. Selain itu, kajian literatur juga dilakukan oleh Murdock
dan Anderman (2006). Penelitian mereka menunjukkan hasil yang sama,
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
motivasional yang diciptakan oleh para pendidik sangat berpengaruh.
Pengadopsian iklim motivasional tertentu di dalam kelas memang dapat
mendorong peserta didik berperilaku menyontek atau justru menghindarinya
(Anderman dan Murdock, 2007: 95).
Berdasarkan pertimbangan terhadap hasil penelitian sebelumnya dan
melihat kenyataan yang terjadi saat ini, ada indikasi bahwa iklim motivasional
kelas dapat digunakan untuk mengidentifikasi perilaku menyontek. Penelitian ini
dilakukan untuk mengungkapkan peranan iklim motivasional kelas terhadap
perilaku menyontek mahasiswa Program Studi Akuntansi dan Program Studi
Pendidikan Akuntansi di Universitas Pendidikan Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan
dalam penelitian ini dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan berikut:
1. Bagaimana iklim motivasional kelas pada Program Studi Akuntansi dan
Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia?
2. Bagaimana perilaku menyontek mahasiswa Program Studi Akuntansi dan
Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh iklim motivasional kelas terhadap perilaku
menyontek mahasiswa Program Studi Akuntansi dan Program Studi
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Peneliti bermaksud menghimpun data-data informasi sesuai dengan
rumusan masalah di atas, oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana iklim motivasional kelas pada Program
Studi Akuntansi dan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas
Pendidikan Indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku menyontek mahasiswa Program
Studi Akuntansi dan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas
Pendidikan Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh iklim motivasional kelas terhadap
perilaku menyontek mahasiswa Program Studi Akuntansi dan Program
Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia.
1.4. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian yang
diharapkan adalah sebagai berikut:
1.4.1. Manfaat Praktis
a. Bagi institusi pendidikan akuntansi dan pendidik
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang perilaku
menyontek yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Akuntansi dan
Program Studi Pendidikan Akuntansi, sehingga dapat dijadikan salah satu
bahan pertimbangan untuk menentukan langkah-langkah strategis dan
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memperhatikan pelaksanaan pembelajaran dan pembentukan lingkungan
belajar (iklim motivasional) di kelas.
b. Bagi peserta didik (mahasiswa akuntansi)
Dengan adanya penelitian ini mahasiswa bisa memperoleh sudut
pandang lain yang lebih baik terhadap perilaku menyontek sehingga akan
lebih berusaha menghindari perilaku negatif ini.
c. Bagi peneliti
Penelitian ini merupakan sarana aplikasi teori dan pembelajaran yang
didapatkan dalam perkuliahan dan digunakan sebagai syarat untuk
memenuhi tugas akhir kuliah.
1.4.2. Manfaat Teoritis
Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan
dan pengembangan pengetahuan khususnya mengenai perilaku menyontek
mahasiswa program akuntansi. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
1.1. Desain Penelitian
Penelitian ini didesain secara non-eksperimental dengan pendekatan kajian
lapangan (field study), sebab peneliti tidak mengontrol secara langsung
variabel-variabelnya, sifat hakikat variabel yang ada memang menutup kemungkinan
diadakannya manipulasi (Kerlinger, 1990). Kajian lapangan tidak harus dilakukan
saat mahasiswa berada dalam kelas akuntansi. Saat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian mahasiswa diminta untuk
merenungkan pengalaman-pengalaman belajar sebelumnya secara spesifik.
Pengujian mengenai perilaku menyontek dan iklim motivasional kelas dilakukan
pada satu waktu. Artinya semua pertanyaan diajukan secara bersamaan dalam satu
lembar kerja. Langkah-langkah khusus akan dijelaskan pada bahasan selanjutnya.
1.2. Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yakni iklim motivasional kelas
sebagai variabel bebas (independen) dan perilaku menyontek sebagai variabel
terikat (dependen). Berikut adalah definisi operasional setiap variabel:
1.2.1. Iklim Motivasional Kelas
Iklim motivasional dalam penelitian ini adalah yang terasa di kelas dengan
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
skor total yang menunjukkan persepsi mahasiswa bahwa pelaksanaan pengajaran
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menunjukkan kemampuan tinggi dan menghindarkan diri dari terlihat tidak
kompeten. Total hasil perhitungan akan menunjukkan makin tinggi skor maka
makin kuat persepsi mahasiswa bahwa iklim motivasional di kelasnya berorientasi
performance.
1.2.2. Perilaku Menyontek
Perilaku menyontek dioperasionalkan sebagai skor total yang
menunjukkan kecenderungan mahasiswa menyontek pada saat ujian, kuis dan
penyelesaian tugas akademis di luar maupun di dalam kelas akuntansi. Total hasil
perhitungan akan menunjukkan makin tinggi skor maka makin tinggi
kecenderungan mahasiswa menyontek.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Iklim
Motivasional
Performance
Definisi kesuksesan
Kesuksesan dinilai dari besarnya rewards
ekstrinsik yang didapat (nilai/IPK/ranking)
Peserta didik dihargai jika mampu bersaing dengan yang lain (kompetitif)
Orientasi pendidik
menekankan pada bagaimana kinerja/hasil yang bisa dicapai peserta didik
Pandangan mengenai kesalahan/ kegagalan
kesalahan merupakan hal yang
menimbulkan kecemasan bagi peserta didik
Fokus perhatian
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
evaluasi belajar antar peserta didik (social comparisons)
Perilaku Menyontek
Ujian di dalam kelas
memberi dan/atau menerima informasi jawaban saat ujian (termasuk tes/kuis yang diberikan di dalam kelas ataupun secara online/take-home)
menggunakan alat-alat yang tidak diizinkan (misalnya catatan) menyebarkan dan/atau menerima
materi/konten/kunci jawaban ujian secara tertulis maupun bentuk digital
membantu orang lain menyontek atau berbohong untuk melindungi mereka
Interval
Tugas di luar kelas
membuat tugas (makalah/paper) untuk orang lain —atau meminta seseorang mengerjakan tugas— (termasuk membagi pekerjaan dan/atau mengerjakan secara berkelompok ujian take-home/online, kecuali diizinkan)
menyabotase, menyajikan dengan keliru, atau memalsukan tugas tertulis, sumber referensi, penelitian atau hasilnya
Interval
1.3. Populasi dan Sampel
1.3.1. Populasi
Fokus penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi. Sedangkan penelitian ini
dilakukan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), di mana terdapat dua
program studi (prodi) dengan spesialisasi berbeda, yakni Program Studi
Pendidikan Akuntansi dan Program Studi Akuntansi. Prodi Pendidikan Akuntansi
berorientasi pada bidang akuntansi kependidikan, lulusannya lebih diarahkan
untuk menjadi tenaga pendidik (guru) atau seorang akuntan pendidik. Prodi
Akuntansi berorientasi pada bidang akuntansi non-kependidikan, lulusannya
diarahkan untuk menjadi seorang akuntan profesional. Oleh karena itu peneliti
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan mahasisa Prodi Akuntansi yang berjumlah 257 sebagai populasi penelitian ini.
Berikut tabel yang menunjukkan populasi dengan rincian jumlah mahasiswa aktif
tiap angkatan di masing-masing program studi:
Tabel 3.2
Populasi Mahasiswa Prodi Akuntansi dan Pendidikan Akuntansi
Angkatan Program Studi Total
Akuntansi Pendidikan Akuntansi
2011 107 88 195
2012 68 73 141
2013 82 89 171
Total 257 250 507
Sumber: Dok. Seksi Akademik dan Kemahasiswaan FPEB UPI
1.3.2. Sampel
Pengambilan sampel untuk penelitian ini menggunakan teknik simple
random sampling, yakni dengan mengambil anggota sample dari populasi secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2011: 120).
Ukuran sampel minimalnya dihitung menggunakan rumus Taro Yamane berikut:
(Riduwan & Akdon, 2010: 249)
Keterangan:
n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = presisi yang ditetapkan
Kemudian ditetapkan presisi (tingkat kesalahan) sebesar 5%, maka jumlah
mahasiswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah:
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari perhitungan di atas diperoleh ukuran sampel untuk penelitian ini
adalah sejumlah 224 mahasiswa. Sedangkan penarikan sampel mahasiswa dari
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Riduwan, 2008: 29) Keterangan:
N = jumlah populasi keseluruhan Ni = jumlah populasi program studi n = jumlah sampel keseluruhan ni = jumlah sampel program studi
Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan perhitungan ukuran sampel
Setelah diperoleh jumlah sampel untuk masing-masing prodi, selanjutnya
ditentukan sampel untuk setiap angkatannya secara proporsional dengan
menggunakan rumus yang sama. Berikut adalah tabel yang menunjukkan
perhitungan ukuran sampel untuk setiap angkatan di masing-masing prodi:
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari tabel 3.4 dapat dilihat bahwa yang menjadi sampel adalah mahasiswa
angkatan 2011 berjumlah 48 orang dari Prodi Akuntansi dan 39 orang dari Prodi
Pendidikan Akuntansi, mahasiswa angkatan 2012 berjumlah 30 orang dari Prodi
Akuntansi dan 32 orang dari Prodi Pendidikan Akuntansi, serta mahasiswa
angkatan 2013 berjumlah 36 orang dari Prodi Akuntansi dan 39 orang dari Prodi
Pendidikan Akuntansi. Mahasiswa yang menjadi sampel penelitian adalah
mahasiswa yang terpilih secara acak.
1.4. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab (Sugiyono, 2011: 199). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
tertutup, yakni yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal
memilih (Arikunto, 2010: 195).
1.4.1. Alat Ukur Iklim Motivasional Kelas
Kuesioner (angket) yang digunakan untuk mengukur iklim motivasional
kelas dalam penelitian ini merupakan hasil adaptasi dan modifikasi dari Pattern
Adaptive of Learning Scale (PALS). PALS merupakan alat ukur yang
menggunakan teori goal orientation sebagai kerangka untuk meneliti hubungan
antara lingkungan pembelajaran dengan motivasi, afeksi dan perilaku peserta
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun item-item yang ada dalam alat ukur ini tersaji dalam bentuk skala
numerik (numerical scale) dengan lima alternatif jawaban, yaitu point 5 untuk
pernyataan positif tertinggi hingga point 1 untuk pernyataan positif terendah.
Skala numerik bisa digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang gejala sosial dengan data yang
diperolehnya adalah data interval (Sekaran, 2006: 33).
1.4.2. Alat Ukur Perilaku Menyontek
Memang tidak ada alat ukur yang secara khusus digunakan untuk
mengukur kecenderungan menyontek. Kebanyakan penelitian perilaku menyontek
memilih kuesioner (angket) sebagai alat ukur dan dirancang secara khusus dengan
jumlah item yang tidak banyak tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.
Dalam penelitian ini, kuesioner (angket) yang digunakan untuk mengukur
perilaku menyontek merupakan adaptasi dan modifikasi dari beberapa alat ukur
yang telah digunakan peneliti sebelumnya (Anderman dkk., 2010; Rangkuti,
2011; Setya, 2005). Item-item dalam alat ukur ini juga disajikan dalam bentuk
skala numerik (numerical scale) dengan lima alternatif jawaban, yaitu point 5
untuk pernyataan positif tertinggi hingga point 1 untuk pernyataan positif
terendah.
Secara keseluruhan setiap itemnya berkenaan dengan perilaku yang
merujuk pada perilaku menyontek yang dilakukan mahasiswa pada saat ujian
dalam kelas dan penyelesaian tugas akademis lainnya di luar kelas.
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen dalam penelitian ini perlu diuji terlebih dahulu agar ketika
dilakukan uji hipotesis dapat memberikan hasil yang konklusif. Dua aspek dari
instrumen yang perlu diuji adalah:
1.5.1. Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui
apakah seluruh item yang ada konsisten, bila digunakan beberapa kali mengukur
obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2011: 173).
Untuk meghitung reliabilitas suatu instrumen berbentuk angket seperti dalam
penelitian ini maka perlu menggunakan rumus Alpha Cronbach:
[ ] [ ∑ ]
(Arikunto, 2010: 239) Keterangan:
= reliabilitas instrumen k = banyaknya item pertanyaan ∑ = jumlah varians item
= varians total
Dengan rumus variansnya adalah:
(Arikunto, 2010: 239) Keterangan:
= varians skor tiap item ∑ = jumlah kuadrat skor item
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah diperoleh hasil dari perhitungan, maka untuk menafsirkan hasilnya
perlu membandingkannya dengan tabel r taraf signifikansi 5%, menggunakan
kriteria uji sebagai berikut:
jika > , berarti instrumen yang diuji reliabel
jika ≤ , berarti instrumen yang diuji tidak reliabel.
Pengujian validitas dilakukan terhadap 35 responden. Data yang terkumpul
sebagaimana terlampir. Kemudian untuk perhitungannya, penulis menggunakan
perangkat lunak ANATES versi 4.0. Berikut rekapitulasi hasil uji reabilitas
masing-masing variabel disajikan dalam bentuk tabel:
Tabel 3.5
Rekapitulasi Pengujian Reliabilitas
Variabel rhitung rtabel Keterangan Iklim Motivasional Performance 0,79 0,336 Reliabel Perilaku Menyontek 0,92 0,336 Reliabel
Sumber: Data diolah.
Berdasarkan tabel 3.8, diketahui bahwa nilai rhitung untuk angket iklim
motivasional performance adalah 0,79 dan nilai rtabel (N = 35; α = 0,05) sebesar
0,336. Artinya rhitung lebih besar dari rtabel, angket iklim motivasional performance
dinyatakan reliabel, atau dengan kata lain mempunyai daya ketetapan.
Selain itu, tabel 3.8 menunjukkan bahwa nilai rhitung untuk angket perilaku
menyontek adalah 0,92 dan nilai rtabel (N = 35; α = 0,05) sebesar 0,336. Artinya
rhitung lebih besar dari rtabel, angket perilaku menyontek dinyatakan reliabel, atau
dengan kata lain mempunyai daya ketetapan.
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Validitas instrumen adalah tingkat kemampuan instrumen untuk
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010: 211).
Tingkat validitas instrumen penelitian ini dihitung dengan menggunakan
pendekatan korelasi Product Moment dari Pearson. Berikut adalah rumus korelasi
product moment dengan angka kasar:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
(Arikunto, 2010: 213) Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y ∑ = jumlah skor item
∑ = jumlah skor total N = jumlah responden
Kemudian, untuk menentukan valid atau tidaknya item, maka perlu
membandingkan nilai dengan . Nilai dapat dilihat pada tabel
daftar nilai koefesien korelasi dengan taraf signifikan 5%. Kriteria ujinya adalah:
jika > maka item valid dan dapat digunakan
jika maka item tidak valid dan tidak dapat digunakan.
Pengujian validitas dilakukan terhadap 35 responden. Data yang terkumpul
sebagaimana terlampir. Kemudian untuk perhitungannya, penulis menggunakan
perangkat lunak ANATES versi 4.0. Berikut rekapitulasi hasil uji validitas tiap
item dari masing-masing variabel disajikan dalam bentuk tabel:
Tabel 3.6
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 0,491 0,336 Valid
mengukur iklim motivasional kelas terdapat empat item yang dinyatakan tidak
valid, sehingga item-item tersebut tidak dapat digunakan. Sedangkan 12 item lain
yang dinyatakan valid layak dijadikan sebagai alat ukur penelitian.
Tabel 3.7
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 11 0,418 0,336 Valid
Tabel 3.7 menunjukkan bahwa dari 20 item pernyataan dalam angket yang
akan digunakan untuk mengukur perilaku menyontek mahasiswa, diperoleh 16
item yang dinyatakan valid. Sedangkan empat item yang dinyatakan tidak valid
akan dieliminasi, sebab tidak akan bisa digunakan sebagai alat ukur.
1.6. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah
diajukan dalam penelitian, maka perlu dilakukan analisis dan perhitungan
terhadap data yang terkumpul. Analisis dan perhitungan dilakukan dengan
menggunakan teknik-teknik tertentu sesuai dengan pendekatan atau desain
penelitian. Berikut adalah teknik analisis data dan pengujian hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini:
1.6.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan
berdistribusi normal. Hasil pengujiannya akan menentukan penelitian ini
menggunakan statistik parametris atau statistik non-parametris. Jika hasilnya
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
parametris bisa digunakan (lihat Sugiyono, 2011: 210). Pengujian normalitas data
menggunakan teknik Chi Kuadrat, berikut adalah langkah-langkahnya:
1) Menentukan skor terbesar dan terkecil.
2) Menghitung rentangan: selisih antara skor terbesar dan skor terkecil 3) Mencari Banyaknya Kelas (BK) dengan Rumus Sturgess:
BK = 1 + 3,3 log n
4) Mencari nilai panjang kelas (i)
5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong seperti berikut:
No. Kelas Interval f
Nilai Tengah
( ) f. f .
Jumlah Σ f Σ f
6) Mencari rata-rata (mean) ̅ Σ
7) Mencari simpangan baku (standard deviasi)
√ Σ Σ
8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara
Menentukan batas kelas: angka skor kiri kelas interval pertama
dikurangi 0,5 dan angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval, rumus:
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mencari luas 0-Z dari Tabel Kurve Normal dari 0-Z dengan
menggunakan angka-angka untuk batas kelas.
Mencari luas tiap kelas interval dengan mengurangkan
angka-angka 0-Z yaitu angka-angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka-angka
baris kedua dikurangi baris ketiga dan seterusnya, kecuali untuk
angka yang berbeda pada baris tengah ditambahkan dengan angka
pada baris berikutnya.
Mencari frekuensi yang diharapkan (fe), mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden (n).
No. Batas Kelas Z Luas O-Z
Luas tiap
kelas interval Σ
9) Mencari chi-kuadrat hitung
∑
10) Membandingkan dengan , dengan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k -1. Kriteria uji:
Jika maka distribusi data tidak normal
Jika ≤ maka distribusi data normal.
1.6.2. Statistik Deskriptif
Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan teknik analisis deskriptif untuk menjawab rumusan masalah yang
pertama dan kedua, yakni mengenai gambaran umum variabel iklim motivasional
kelas dan variabel perilaku menyontek.
Berikut merupakan langkah-langkah untuk memperoleh gambaran umum
iklim motivasional performance dan perilaku menyontek secara keseluruhan:
1. Menentukan skor tertinggi dan terendah dari hasil tabulasi jawaban
responden.
2. Menentukan rentang dengan cara skor tertinggi dikurangi skor terendah.
3. Menentukan nilai rata-rata tiap indikator untuk selanjutnya diberikan kriteria
penilaian: membagi total nilai tiap indikator dengan total jumlah pernyataan.
4. Menentukan kriteria penilaian, dalam penelitian ini ada tiga kriteria, yaitu
kriteria tinggi, sedang, dan rendah.
Untuk mengetahui secara lebih rinci, berikut merupakan langkah-langkah
untuk mendapatkan gambaran setiap dimensinya:
1. Membuat tabulasi untuk setiap jawaban kuesioner yang telah diisi responden.
Tabel 3.8
Format Tabulasi Jawaban Responden
No. Responden Dimensi 1 Dimensi 2 Dimensi 3 Skor Total 1 2 3 ∑ 1 2 3 ∑ 1 2 3 ∑ ∑1-…
2. Membuat kriteria penilaian untuk setiap variabel dengan menentukan:
a. Menentukan skor tertinggi dan terendah berdasarkan hasil dari tabulasi
jawaban responden untuk setiap dimensi maupun secara keseluruhan.
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Rentang kelas = skor tertinggi – skor terendah
c. Menentukan banyak kelas, banyak kelas yang akan digunakan adalah tiga
kelas. Tiga kelas yang akan digunakan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9
d. Menentukan panjang kelas interval dengan rumus:
Panjang interval kelas
=
e. Menentukan interval untuk tiap kriteria penilaian.
3. Membuat distribusi frekuensi untuk memperoleh gambaran umum maupun
gambaran setiap indikator dengan bentuk sebagai berikut:
Tabel 3.10
Distribusi Frekuensi Variabel/Dimensi
Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Tinggi
Sedang Rendah
Jumlah
4. Menghitung persentase masing-masing kriteria:
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Membuat interpretasi hasil distribusi frekuensi untuk memperoleh
gambaran umum maupun gambaran setiap indikatornya. Penentuan kriteria
penilaian, yakni dengan melihat persentase yang paling tinggi di setiap kriteria.
1.6.3. Statistik Inferensial
1.6.3.1. Uji Korelasi Sederhana
Untuk menerangkan keeratan dan bentuk hubungan antara dua variabel,
maka digunakan teknik analisis korelasi linier sederhana. Keeratan hubungan,
atau disebut dengan koefisien korelasi (r), antara dua gejala interval seperti dalam
penelitian ini bisa dihitung dengan rumus korelasi Product-Moment berikut:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
(Arikunto, 2010: 317) Keterangan:
= koefisien korelasi sederhana antara variabel X dan variabel Y ∑ = jumlah skor variabel X
∑ = jumlah skor variabel Y N = jumlah responden
Nilai koefisien korelasi hasil perhitungannya akan menunjukkan
tingkat keeratan dan bentuk hubungan antara perilaku menyontek (Y) dengan
iklim motivasional kelas (X).
1.6.3.2. Koefisien Determinasi
Dalam penelitian ini akan diketahui juga besarnya kemampuan iklim
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan menghitung koefisien determinasinya. Besarnya koefisien determinasi
diartikan sebagai besarnya pengaruh yang diberikan variabel bebas terhadap
variabel terikat. Koefisien determinasi dapat dihitung dengan rumus:
(Sudjana, 2005: 369) Keterangan:
KD = nilai koefisien determinasi r = nilai koefisien korelasi
1.6.3.3. Uji Hipotesis
Uji keberartian dilakukan untuk menguji apakah hubungan yang terjadi
berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi). Hal pertama yang dilakukan untuk
menguji keberartian koefisien korelasi adalah merumuskan hipotesis. Berikut
adalah hipotesis penelitian ini:
, iklim motivasional performance tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku menyontek mahasiswa.
, iklim motivasional performance memiliki pengaruh positif terhadap perilaku menyontek mahasiswa.
Setelah rumusan hipotesis dibuat, langkah selanjutnya adalah melakukan
perhitungan keberartian koefisien korelasi dengan rumus:
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut:
Jika > maka H0 ditolak.
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, pengujian hipotesis serta hasil pembahasan
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Iklim motivasional kelas Program Studi Akuntansi dan Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia memiliki tingkat
orientasi performance dengan kategori sedang.
2. Perilaku menyontek mahasiswa Program Studi Akuntansi dan Program
Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia berada pada
kategori sedang.
3. Iklim motivasional performance berpengaruh positif terhadap perilaku
menyontek mahasiswa Program Studi Akuntansi dan Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia.
5.2. Saran
Berikut peneliti sampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat memberi
kontribusi serta menjadi pelajaran bagi pihak-pihak yang membutuhkan:
1. Pendidik/dosen diharapkan mampu mengurangi kecenderungan iklim
motivasional kelasnya berorientasi performance, yaitu dengan cara
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belajar menjadi lebih bermakna; menyediakan variasi tugas yang memiliki
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mahasiswa terlibat di dalamnya; memberi kesempatan pada mahasiswa
untuk memiliki pilihan dan kontrol tertentu terkait berbagai aktivitas di
kelas; fokus pada kemajuan dan penguasaan individual; meminimalkan
pembandingan sosial dan iklim kompetisi dengan tidak mengumumkan
skor ujian secara terbuka; membantu mahasiswa memandang kesalahan
sebagai kesempatan belajar.
2. Prodi Akuntansi dan Prodi Pendidikan Akuntansi serta staf pengajarnya
(dosen) diharapkan mampu mencegah perilaku menyontek. Pertama, perlu
mengenali dulu praktik-praktik menyontek seperti apa saja yang biasa
dilakukan mahasiswa, untuk itu kajian ilmiah atau penelitian mengenai
menyontek harus lebih sering dilakukan, karena perilaku menyontek juga
berkembang. Selanjutnya, dengan memperketat pengawasan, misalnya
dengan memperbanyak pengawas pada saat ujian. Sedangkan untuk
perilaku menyontek saat penyelesaian tugas di luar kelas, dosen
diharapkan lebih teliti dalam memeriksa hasil kerja mahasiswa, serta
menekankan untuk menyantumkan sumber yang jelas untuk tugas karya
tulis ilmiah. Pemberian tugas atau soal ujian yang membutuhkan
kemampuan analisis mahasiswa juga diyakini mampu mencegah
mahasiswa melakukan kecurangan. Terakhir, mempertegas hukuman bagi
mereka yang terbukti menyontek, agar memberi efek jera dan mencegah
yang lain melakukan kecurangan yang sama. Hukuman yang bisa
diberikan misalnya penangguhan pemberian nilai atau mengulang
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Penelitian selanjutnya disarankan melibatkan variabel-variabel lain seperti
peran orientasi tujuan mahasiswa (personal goal structure) dan faktor
mental berkelompok (group mentality) yang diduga dapat memperkaya
dalam penjelasan kecenderungan menyontek mahasiswa. Selain itu,
mengenai ketidak-jujuran responden dalam mengisi angket tentang
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Anderman, E. M., & Murdock, T. B., (eds). (2007). Psychology of Academic Cheating. New York: Academic Press Inc.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian – Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Hartanto, D. (2012). Bimbingan & Konseling Menyontek: Mengungkap Akar Masalah dan Solusinya. Jakarta: Index.
Jones, L. R. (2011). Academic Integrity & Academic Dishonesty: A Handbook About Cheating & Plagiarism. Florida Institute of Technology.
Kerlinger, F. N. (1990). Asas-asas Penelitian Behavioural. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Midgley, C. (2000). Manual for the Patterns of Adaptive Learning Scales. The University of Michigan.
Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Riduwan, & Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta.
Schunk, D. H., Pintrich, P. R., & Meece, J. L. (2012). Motivasi dalam Pendidikan – Teori, Penelitian, dan Aplikasi. Jakarta: Indeks.
Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
__________. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi (POPS). Bandung: Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia. Jurnal:
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adeyemi, S. B., & Adelaja, S. O. (2011). Deterrent Measures and Cheating Behaviour of Accounting Undergraduates in Tertiary Institutions in Lagos Nigeria. International Journal of Business and Management. Vol. 6 No. 12 p. 195-204. http://dx.doi.org/10.5539/ijbm.v6n12p195
Alhadza, A. (2001). Masalah Perilaku Menyontek (Cheating) di Dunia Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Edisi 38. [Online]. Tersedia: http://www.depdiknas.go.id/jurnal/38/
Alkharusi, H. (2010). Literature Review on Achievement Goals and Classroom Goal Structure: Implications for Future Research. Electronic Journal of Research in Educational Psychology, 8(3), p. 1363-1386.
Ames, C., & Archer, J. (1988). Achievement Goals in the Classroom: Students’ Learning Strategies and Motivation Processes. Journal of Educational Psychology. Vol. 80 No. 3 p. 260-267.
Anderman, E. M., Cupp, P. K., & Lane, D. (2010). Impulsivity and Academic Cheating. The Journal of Experimental Education. 78, p. 135-150.
Anderman, E. M., Griesinger, T., & Westerfield, G. (1998). Motivation and Cheating During Early Adolescence. Journal of Educational Psychology. Vol. 90 No. 1p. 84-93.
Anderman, E. M., & Midgley, C. (2004). Changes in Self-reported Academic Cheating Across the Transition from Middle School to High School. Contemporary Educational Psychology. Vol. 29 p. 499-517.
Athanasou, J., & Olasehinde, O. (2002). Male and Female Differences in Self-report Cheating. Practical Assessment, Research and Evaluation, 8(5). [Online]. Tersedia: http://www.edresearch.org/pare/getvn.asp?v=8&n=5
Caroll, C. A. (2004). Cheating is Pervasive Problem in Education, Forum Participants Say. Education Week, 23(24), p. 10.
Cizek, G. J. (2001). An Overview of Issues Concerning Cheating on Large-Scale Tests. Paper presented at the annual meeting of the National Council on Measurement in Education. Seattle: University of South Carolina.
Cunningham, G. B., & Xiang, P. (2008). Testing the Mediating Role of Motivational Climate in the Realtionship Between Achievement Goals and Satisfaction: Are the Relationship Invariant Across Sex? Journal of Teaching in Physical Education, 27, 192-204.
Akhmad Rizaludin, 2014
PENGARUH IKLIM MOTIVASIONAL KELAS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Harding, T. S., Passow, H. J., Carpenter, D. D., & Finelli, C.J. (2003). An Examination of the Relationship Between Academic Dishonesty and Professional Behavior. 33rd ASEE/IEEE Frontiers in Education Conference.
Harding, T., Mayhew, M., Finelli, C., & Carpenter, D. (2007). The theory of planned behavior as a model of academic dishonesty in humanities and engineering undergraduates. Journal of Ethics & Behavior, 17(3), p. 255-279.
Hayes, D., Hurt, K., & Bee, S. (2006). The War on Fraud: Reducing Cheating in the Classroom. Journal of College Teaching & Learning. Vol. 3 No. 2.
Jordan, A. E. (2001). College Student Cheating: The Role of Motivation, Perceived Norms, Attitudes, and Knowledge of Institutional Policy. Journal of Ethics & Behaviour, 11(3), p. 233-247.
Kaplan, A., Gheen, M., & Midgley, C. (2002). Classroom Goal Structure and Student Disruptive Behavior. British Journal of Educational Psychology, 72, p. 191-211.
Magnus, J. R., Polterovich, V. M., Danilov, D. L., & Savvateev, A. V. (2002). Tolerance of Cheating: An Analysis Across Countries. Journal of Economic Education. p. 125-135.
McCabe, D. L., Trevino, L. K., & Butterfield, K. D. (2001). Cheating in Academic Institutions: A Decade of Research. Ethics & Behavior. Vol. 11 No. 3 p. 219-232.
Morgan, K., & Kingston, K. (2010). Promoting a Mastery Motivational Climate in a Higher Education Sports Class. Journal of Hospitality, Leisure, Sport & Tourism Education. Vol. 9 No. 1 p. 73-84.
Morris, D. E., & Kilian, C. M. (2006). Do Accounting Students Cheat? A Study Examining Undergraduate Accounting Students’ Honesty and Perceptions of Dishonest Behavior. Journal of Accounting, Ethics & Public Policy. Vol. 5 No. 3 p. 375-392.
Murdock, T. B., & Anderman, E. M. (2006). Motivational Perspective on Student Cheating: Toward an Integrated Model of Academic Dishonesty. Journal of Educational Psychologist, 41(3), p. 129-145.