Tatu Agustiyani, 2013
MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN
DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Tatu Agustiyani
NIM 0903823
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
Tatu Agustiyani, 2013
MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN
KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN
DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL
Oleh
Tatu Agustiyani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Tatu Agustiyani2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Tatu Agustiyani, 2013
MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL
ii Tatu Agustiyani, 2013
MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
v
Tatu Agustiyani, 2013
MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN ... i
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Hasil Penelitian ... 6
F. Definisi Istilah ... 6
Bab II GAMBAR TUNGGAL, KARANGAN DESKRIPSI DAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI . 9 A. Gambar Tunggal ... 9
a. Pengertian Gambar Tunggal ... 9
B. Menulis dan Karangan Deskripsi ... 11
1. Pengertian Menulis ... 11
2. Pengertian Karangan Deskripsi ... 13
a. Macam-macam karangan deskripsi ... 16
b. Keterampilan mengarang ... 17
c. Pembelajaran Keterampilan Mengarang ... 19
vi
Tatu Agustiyani, 2013
MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab III METODOLOGI PENELITIAN ... 23
A. Pendekatan Penelitian ... 23
B. Metode Penelitia ... 23
C. Teknik Penelitian ... 23
1. Teknik pengumpulan data ... 23
a. Observasi partisipan ... 23
b. Wawancara mendalam ... 24
c. Analisis dokumen ... 24
2. Teknik analisis data ... 25
D. Instrumen Penelitian ... 25
E. Latar Penelitian ... 25
F. Subyek Penelitian ... 25
G. Langkah-langkah Penelitian ... 26
Bab IV DATA TEMUAN DAN ANALISIS DATA TEMUAN ... 33
A. Data Temuan... 33
1. Prasiklus... 33
2. Siklus I ... 33
a. Data Temuan Hasil Obserpasi Partisipan ... 34
b. Data Temuan Hasil Wawancara Mendalam ... 34
c. Data Temuan Hasil Analisis Dokumen ... 36
3. Siklus II... 37
a. Data Temuan Hasil Observasi Partisipan ... 37
b. Data Temuan Hasil Wawancara Mendalam ... 38
c. Data Temuan Hasil Analisis Dokumen ... 39
B. Analisis Data... 40
1. Siklus I ... 40
a. Analisis Data Temuan Hasil Observasi Partisipan ... 40
b. Analisis Data Temuan Hasil Wawancara Mendalam .... 41
Tatu Agustiyani, 2013
MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Siklus II... 42
a. Analisis Data Temuan Hasil Observasi Partisipan ... 42
b. Analisis Data Temuan Hasil Wawancara Mendalam .... 43
c. Analisis Data Temuan Hasil Analisis Dokumen ... 44
Bab V PENUTUP... 46
A. Kesimpulan ... 46
B. Rekomendasi ... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1 Tatu Agustiyani, 2013
MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) diperlukan umtuk menemukan
suatu masalah yang nyata dan alami. Dalam awal pencarian masalah peneliti
melakukan observasi partisipan untuk mendapatkan langsung gambaran
mengenai masalah yang dimaksud. Observasi partisipan yang penulis lakukan
terhadap pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas V SD Negeri
Kadupandak 1 pada hari senin, 18 Maret 2013 pukul 08.00 WIB
menghasilkan data sebagai berikut. Pada awal pembelajaran hampir semua
siswa dalam mengikuti pelajaran sangat antusias, dalam menit ke 10
semangatnya luar biasa tetapi dalam menit ke 20 siswa kebanyakan keluar
masuk kelas sehingga proses belajar-mengajar (PBM) tidak kondusif. Dalam
pembelajaran berlangsung dari ke 10 siswa ditanya 5 orang siswa tidak
menjawab dan 5 orang siswa menjawab tetapi kurang tepat. Ini menunjukan
bahwa hasil observasi partisipan siswa masih banyak yang mengalami
kesulitan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi.
Setelah melakukan penelitian observasi partisipan peneliti
melanjutkan dengan melakukan wawancara kepada guru kelas V SD Negeri
Kadupandak 1, wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam.
Peneliti mewawancarai guru kelas V yaitu pak Safaat S. Pd sebagai wali
kelasnya dan menanyakan mengenai masalah yang dialami dalam
untuk masalah penelitian, “ma’af pak, selama mengajar apakah bapak ada
kesulitan tentang kemampuan menulis di kelas V SD Negeri Kadupandak 1
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia? ”Tanya peneliti kepada guru.
Ternyata, pada saat melakukan wawancara ditemukan suatu masalah dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Berikut kutipannya, “Ya ada, biasanya anak
-anak masih kurang terarah dalam menulis karangan deskripsi, sehingga -
anak-anak dalam menulis karangan deskripsi belum bisa mendeskripsikan keadaan
yang sebenarnya, mereka hanya tahu menceritakan pengalamannya sendiri
kedalam sebuah karangan narasi. Hal itulah yang sering ditemukan,
“ungkapan sang guru dalam kelanjutan wawancara mengalir kepada obrolan
yang apa adanya sampai masalah itu benar-benar apa penyebab terjadi
kesulitan dalam menulis karangan deskripsi.
Analisis dokumen yang peneliti lakukan terhadap rekapan nilai siswa,
catatan siswa, catatan anekdot guru, pada tanggal 19 Maret 2013 dalam
pembelajaran menulis karangan deskripsi sebagai berikut.
3
Berdasarkan tabel 1.1 nilai siswa terhadap pembelajaran menulis karangan
deskripsi hasil yang siswa miliki ternyata belum mencapai KKM rata-rata
nilai tes nya 64 yang seharusnya 70 karena nilai KKMnya adalah 70. Rekapan
nilai siswa yang sudah ada siswa kurang mampu dalam belajar menulis
termasuk menulis karangan deskripsi walaupun guru tersebut sudah
menjelaskan beberapa kali tetapi setiap ditanya siswa tersebut menjawab
sudah paham ketika waktu di tes ternyata hasilnya kurang memuaskan.
Pembelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar mengarahkan siswa
untuk memiliki kemampuan berbahasa yaitu; menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Kemampuan menulis di SD siswa diharapkan agar
dapat menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan dalam
berbagai konteks (Depdiknas, 2006). Menulis sebagai salah satu dari empat
keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis) yang
diajarkan di sekolah dasar merupakan sarana yang penting dikuasai siswa
agar dapat mengungkapkan gagasan pendapat, pengalaman, dan perasaan
yang dapat dipahami dan dipelajari. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006 pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V
dengan materi karangan deskripsi salah satu “Standar Kompetensi” yang
harus dicapai yaitu siswa dituntut untuk “mengungkapkan pikiran, pendapat,
dan perasaan secara fakta dengan menceritakan hasil pengamatan”.
Sedangkan “Kompetensi Dasar” yaitu “menulis karangan berasarkan
pengamatan dengan memperhatikan sebuah media gambar tunggal yang
diamati oleh siswa”.
Berdasarkan kenyataan di atas terbukti bahwa kemampuan siswa kelas
V dalam menulis karangan deskripsi belum mencapai KKM dan belum
sesuai dengan IPHB, kenyataan ini membuat peneliti ini layak melakukan
penelitian dengan demikian penulis mencoba untuk mengatasi kesulitan siswa
kelas V SDN Kadupandak 1 dalam menulis karangan deskripsi kesulitan
siswa tersebut mencoba peneliti atasi dengan menggunakan media gambar
tunggal.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah dalam penelitian yaitu ada 2 masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini.
Identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Kurangnya pemahaman siswa dalam menulis karangan deskripsi yang
disampaikan oleh guru, dalam penelitian ini berupaya untuk mengatasi
kesuilitan siswa menulis karangan deskripsi. Peneliti akan mengatasi
5
2. Kurang efektifnya dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi.
Penelitian ini menggunakan media gambar tunggal dalam proses
pembelajarannya. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan media
tersebut untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis karangan
deskripsi yang diberikan oleh guru.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Apakah siswa sulit dalam menulis sebuah karangan deskripsi dengan
menggunakan gambar tunggal?
2. Bagaimana lankah-langkah gambar tunggal dengan menulis karangan
deskripsi?
3. Apakah gambar tunggal dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis karangan deskripsi.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menulis karangan deskripsi
dengan gambar tunggal.
2. Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menyusun sebuah karangan
deskripsi dengan menggunakan gambar tunggal.
E. Manfaat Hasil Penelitian
manfaat dalam penelitian ini adalah.
1. Praktis
Sebagai alternatif dalam menyelesaikan sebuah masalah dalam kesulitan
siswa tentang menulis karangan deskripsi dengan menggunakan gambar
tunggal. Sebagai alternatif kelompok kerja guru dan dijadikan
pertimbangan dalam praktek pembelajaran di kelas khususnya dalam
menulis karangan deskripsi.
2. Teoritis
Secara teorotis dapat bermanfaat untuk referensi keilmuan.
3. Kebijakan
Manfaat ini untuk pihak yang membaca khususnya peneliti. Manfaat ini
memusatkan kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), perlu ditegaskan
bahwa tugas guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswalah
yang harus didorong agar siswa aktif berlatih dalam menggunakan bahasa
khususnya dalam keterampilan menulis.
F. Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalahan tafsir tentang isi skripsi oleh pihak lain
yang membaca, maka istilah-istilah dan pengertian-pengertian dalam skripsi
ini harus dioperasinalkan, karena operasionalisasi hanya diartikan sebagai
7
1. Kesulitan Belajar
Mengatasi kesulitan siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan
siswa kelas V SDN Kadupandak 1 dalam menulis karangan deskripsi yang
masih berada di bawah KKM atau belum sesuai dengan IPHB menjadi
sesuai dengan IPHB dan mencapai KKM.
2. Menulis Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi merupakan karangan yang kita susun untuk
melukiskan sesuatu dengan maksud untuk menghidupkan kesan dan daya
khayal mendalam pada si pembaca. Untuk mencapai tujuan deskripsi itu, kita
tuntut untuk mampu memilih dan mendayagunakan kata-kata yang dapat
memancing kesan serta citra indrawi dan suasana hidup, dan tepat.
Dalam menulis deskripsi kita harus mampu menghidupkan objek yang
kita lukiskan yang sehidup-hidupnya, sehingga pembaca seolah-olah dapat
melihat apa yang kita lihat, dapat mendengar apa yang kita dengar, dan dapat
merasakan apa yang kita rasakan, kita ajak pembaca mengalami apa yang kita
alami (Suparno, 2002: 47). Dalam penelitian ini siswa yang di maksud adalah
siswa kelas V SD Negeri Kadupandak 1 Kecamatan Picung, Kabupaten
Pandeglang.
3. Media Gambar Tunggal
Berdasarkan apa yang saya ketahui bahwa gambar adalah tiruan
barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya). Gambar merupakan
media visual dua dimensi di atas bidang yang tidak transparan.Gambar atau
dan foto sifatnya universal, mudah dimengerti, dan tidak terikat oleh
keterbatasan bahasa.
Gambar tunggal yang saya ketahui adalah gambar yang di dalamnya
menceritakan satu tema dengan mempunyai satu arah dimana gambar tersebut
memiliki cerita dari awal sampai akhir dan memiliki batasan waktu, ruang
23 Tatu Agustiyani, 2013
MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bab III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data dalam
penelitian ini berupa fenomena sosial (Sugiyono, 2009). Fenomena sosial
berupa kejadian atau peristiwa yang terjadi di kelas V SDN Kadupandak 1
dalam menulis karangan deskripsi.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah metode PTK, karena
penelitian ini dilaksanakan di kelas V untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
menulis karangan deskripsi. Model penelitian yang di gunakan dalam
penelitian adalah menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart, menurut
Wiriaatmadja, 2009 dan Taniredja, 2010, setiap siklus atau putaran terdiri dari
empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), observasi
(observasing), dan refleksi (reflektif).
C. Teknik Penelitian
Dalam teknik penelitian dibagi menjadi dua yaitu:
1. Teknik Pengumpulan data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara observasi
partisipan, wawancara mendalam dan analisis dokumen.
a. Observasi partisipan
Observasi partisipan dilaksanakan pada hari rabu tanggal 1, mei,
2013 Terhadap kesulitan belajar dalam menulis karangan deskripsi di
Dalam kegiatan observasi partisipan peneliti menghasilkan data bahwa
nilai siswa belum mencapai KKM dan belum sesuai dengan IPHB.
b. Wawancara mendalam
Wawancara mendalam dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 2
2013 terhadap kesulitan belajar dalam menulis karangan deskripsi di
kelas V SDN Kadupandak 1. Dalam kegiatan wawncara ini dilakukan
oleh peneliti kepada guru kelas V SD tentang kemampuan menulis
karangan deskripsi. Dalam isi wawancara ini guru mengatakan, “
anak-anak belum mampu menulis sebuah karangan, hasilnya belum
mencapai KKM karena masih banyak yang belum bisa menulis. Dalam
hal ini menulis karangan deskripsi siswa harus lebih di bina lagi dalam
latihan menulis karangan deskripsi”.
c. Analisis dokumen
Teknik analisis dokumen dilaksanakan setelah pembelajaran
menulis karangan deskripsi di kelas V SD Negeri Kadupandak 1
berlangsung yang menghasilkan dokumen-dokumen resmi yang
dimiliki SD Negeri Kadupandak 1 kecamatan Picung, kabupaten
Pandeglang dan dokumen-dokumen dari mitra guru penelitian.
Dokumen yang dianalisis dalam penenlitian sebagai berikut. Rekapan
nilai siswa, catatan siswa, anekdot guru. Dari hasil nilai siswa yang
didapat menunjukan bahwa pemahaman siswa dalam menulis karangan
deskripsi sangat jauh dari hasil yang diharapkan dan belum mencapai
KKM, karena dari rata-rata siswa yang diperoleh masih banyak yang
25
2. Teknik Analisis Data
1. Mengenali data
2. Mengelompokan data
3. Membandingkan data
D. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian adalah peneliti, karena penelitian ini
adalah penelitian kualitatif. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk
mengatasi kesulitan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan
menggunakan media gambar tunggal.
E. Latar Penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada bulan April-Mei semester genap
tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini di laksanakan di kelas V SDN
Kadupandak 1 kecamatan. Picung, kabupaten. Pandeglang. Alasan peneliti
melakukan penelitian di SDN Kadupandak 1 ini adalah untuk mengatasi
kesulitan siswa dalam menulis karangan deskripsi, diharapkan dengan adanya
pnelitian ini siswa dapat memiliki sikap dan etika yang baik ketika menulis
dan kemampuan menulis karangan deskripsi dapat lebih meningkat. Selain itu
lokasinya strategis dekat dengan rumah, sehingga dapat mengetahui lebih
banyak tentang kebiasaan siswa dalam menulis khususnya menulis karangan
deskripsi.
F. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri
Kadupandak 1 dengan jumlah siswa 23 orang dalam menulis karangan
G. Langkah-Langkah Penelitian
Bagan 3.1
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988)
Dalam pelaksanaannya kemungkinan peneliti telah mempunyai
seperangkat rencana tindakan (yang didasarkan pengalaman), sehingga dapat
langsung memulai tahap tindakan ada juga peneliti yang sudah memiliki
seperangkat data, sehingga memulai dengan kegiatan pertamanya dengan
kegiatan refleksi awal, akan tetapi pada umumnya para peneliti mulai dari
fase refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam
merumuskan masalah penelitian selanjutnya, diikuti perencanaan,
27
pelaksanaan tindakan, tindakan observasi dan refleksi yang dapat diuraikan
sebagai berikut.
a. Refleksi Awal
Refleksi awal dimaksudkan untuk penjajagan yang dimanfaatkan
untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan
dengan tema penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan
pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya.
Berdasarkan hasil refleksi awal yang dilakukan pemfokusan masalah yang
selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian.
1) Penyususnan Perencanaan
Penyususnan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan
refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan
dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan
sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan.
Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat
berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti
sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan
berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam
PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik
agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program
3) Observasi pengamatan
Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan
pengumpulan data dalam penelitian formal.Dalam kegiatan ini peneliti
mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau
dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang
dikumpulkan melalui teknik observasi.
4) Refleksi
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis,
sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat
kegiatan tindakan.Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan.Setiap informasi
yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan
kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan
relevan.Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang
mantap dan tajam.
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu
untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa
perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya
model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian
dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan,
29
1. Prasiklus
Pada kegiatan ini peneliti hanya mengobservasi kegiatan belajar
mengajar siswa dan mengambil hasil belajar siswa melalui temuan-temuan
dilapangan.
a. Observasi
Hal pertama yang dilakukan peneliti untuk mengetahui
permasalahan yang muncul ketika proses belajar sedang berlangsung yaitu
dengan cara mengobservasi. Setelah itu peneliti mencatat semua kejadian
apa saja yang muncul dan yang akan menjadi permasalahan dalam
menggunakan media gambar tunggal pada karangan deskripsi di kelas V.
b. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan masalah tentang kesulitan
dalam kerapihan dan cara menggunakan tanda baca pada menulis karangan
deskripsi dengan menggunakan gambar tunggal. Maka dari peneliti
mengadakan dialog dengan guru kelas V tentang hasil observasi yang telah
dilakukan dengan tujuan untuk merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan pada siklus 1, peneliti mempersiapkan perangkat dan bahan
yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan pada masa siklus 1.
2. Siklus I
a. Perencanaan
Dalam perencanaan siklus I yang pertama merancang skenario
pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis sebuah karangan deskripsi
observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi pada waktu kegiatan
belajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan upaya yang dilakukan oleh
peneliti dalam perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
Pada tahap pelaksanaan tindakan terutama guru melakukan
tindakan-tindakan yang relevan terhadap pelaksanaan.Kegiatan yang biasa
dilakukan sehari-hari. Tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya
selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang
diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.
Dalam kegiatan ini peneliti berisi tentang pelaksanaan yang akan
dilakukan oleh guru dalam tindakan kelas. Tahap ini disebut juga
implementasi. Tindakannya dititik beratkan kepada kemampuan siswa
membuat sebuah karangan deskripsi dengan mengamati sebuah gambar
tunggal.
c. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan
orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek
alam yang lain.
Penelitian pada siklus 1 dilaksanakan melalui instrument penelitian
berupa paduan observasi. Instrument observasi ini ditunjukan untuk siswa
31
untuk mengetahui kemampuan intelektual siswa dalam membuat karangan
deskripsi.Instrument observasi untuk guru bertujuan untuk mengetahui
kemampuan guru dalam menerapkan judul, isi, kerapihan, dan kesesuian
paragraf pada karangan deskripsi.
Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2011) bahwa:
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti bessrta guru sebagai
peneliti utama, proses pelaksanaan penelitian di lakukan secara langsung
di kelas sewaktu melaksanakan observasi peneliti menggunakan pedoman
yang telah disusun dan ditentukan sebelumnya.
3. Siklus II
Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka peneliti dan guru kelas
akan merencanakan kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut.
a. Rencana
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan pada siklus II
ini merupakan hasil dari pemantauan siklus I diantaranya yaitu.
1) Mendata hasil yang diperoleh dari siklus I.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan
dilakukan dalam siklus II.
3) Mempersiapkan lembar pedoman observasi.
b. Tindakan
Kegiatan pada tahap ini merupakan lanjutan dari tindakan siklus I
yaitu kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan
mengamati sebuah gambar tunggal. Yang direncanakan sesuai denga RPP
yang telah dibuat sebagai tindakan untuk perbaikan kekurangan dalam
siklus I yaitu sebagai berikut.
1) Guru melakukan apersepsi tentang materi yag akan dipelajari.
2) Di dalam kegiatan inti guru membacakan contoh karangan deskripsi.
3) Memahami penggunaan kata dan ejaan.
4) Siswa menentukan judul karangan
5) Siswa melengkapi bagian awal, tengah, dan akhir cerita.
6) Siswa menulis karangan deskripsi berdasarkan pengamatan.
c. Observasi
Pada penelitian siklus II ini, observasi yang bertujuan untuk
memantau perkembangan proses belajar dalam menulis karangan deskripsi
dengan mengamati sebuah gambar tunggal pada kelas V, serta mencatat
perkembangan aktivitas siswa dalam proses belajar.
d. Refleksi
Peneliti dan guru mengadakan refleksi dengan tujuan untuk
melakukan evaluasi dan diskusi dari hasil observasi dalam perkembangan
proses belajar siswa dalam siklus I dan II, terutama tentang kekurangan
dan kendala yang ditemukan data dari siklus I dan II. Bila tujuan peneliti
telah dicapai, maka penelitian dihentikan dan apabila masih dipandang
46 Tatu Agustiyani, 2013
MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bab V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian di SD Negeri
Kadupandak 1 Kecamatan Picung Kabupaten Pandeglang tentang “Mengatasi
Kesulitan Siswa Kelas V SD Negeri Kadupandak 1 dalam Menulis Karangan
Deskripsi dengan Gambar Tunggal” dapat di simpulkan sebagai berikut.
1. Menulis karangan deskripsi dengan gambar tunggal mengalami
peningkatan yakni dari yang kurang mengerti dan kurang paham dalam
menulis karangan deskripsi menggunakan gambar tunggal menjadi
mengerti dan menjadi paham. Hal ini penggunaan media gambar
sangatlah penting karena mereka bisa membedakan sebuah karangan yang
menggambarkan suatu objek dan menceritakan pengalamannya sendiri.
Adapun cara penerapan dalam menggunakan gambar tunggal dengan cara
observasi, wawancara dan tes. Menggunakan gambar tunggal pada
karangan deskripsi dapat meningkatkan kemampuan siswa dan keaktifan
siswa dalam menulis karangan, proses pembelajaran yang dilakukan
melibatkan siswa aktif dalam menulis dan dapat menimbulkan rasa
senang dan gembira sehingga dapat memberikan suatu kesempatan
kepada siswa untuk memperoleh pengalaman membuat suatu karangan.
2. Adanya peningkatan hasil belajar dari setiap siklus, yang dilaksanakan
Tatu Agustiyani, 2013
MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilihat dari penilaian sebagai berikut tahap siklus I (70) dan tahap siklus II
(80).
3. Berdasarkan data yang diperoleh untuk memudahkan menulis karangan
deskripsi dengan menggunakan gambar tunggal, seorang guru harus
menciptakan strategi pembelajaran yang menarik, seperti menggunakan
sebuah media yang menarik dipandang oleh siswa.
B. Rekomendasi
Atas dasar kesimpulan di atas maka rekomendasi yang diberikan sebagai
berikut.
1. Kepada siswa SD disarankan agar dapat berlatih membuat karangan
secara efektif, dengan menulis diharapkan dapat meningkatkan perolehan
hasil belajar yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Kepada guru SD Negeri Kadupandak 1 disarankan agar membimbing dan
melatih siswa agar giat dalam menulis sebuah karangan, sehingga siswa
mampu berkembang kognitifnya dan kreatifnya. Penyediaan waktu dalam
2 jam pelajaran per minggu untuk menulis sangatlah membantu program
ini, penyedian bahan bacaan yang memenuhi kriteria bacaan siswa SD
menarik dan benyak yang perlu diupayakan untuk dapat menambah
motivasi belajar siswa dalam kegiatan menulis.
3. Kepada kepala sekolah disarankan agar memberikan kemudahan kepada
guru untuk mengembangkan keterampilan bahasa dalam menulis pada
saat proses belajar-mengajar sebagai isi kurikulum di sekolah.
48
Tatu Agustiyani, 2013
MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
disamping membaca dan berhitung (Calistung) perlu ditanamkan kepada
guru SD Negeri Kadupandak 1, hasil yang diharapkan agar guru mampu
membimbing dan melatih menulis kepada siswa sedini mungkin sejak
siswa duduk di kelas satu. Kepala sekolah perlu memberikan pelatihan
cara mengajar yang efektif kepada guru dan menyediakan fasilitas bahan
bacaan buku perpustakaan.
4. Penelitian ini merupakan bagian kecil dalam upaya meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis selain faktor dari sebuah media gambar
dapat menghambat kemampuan menulis kepada siswa, banyak faktor lain
yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis. Oleh karena
itu, kepada para peneliti selanjutnya disarankan agar mengadakan
penelitian lanjutan yang serupa pada masalah lain agar dapat
mengungkapkan kendala-kendala yang menyebabkan terhambatnya
Tatu Agustiyani, 2013
MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Asrori. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Wacana Prima
Cahyani. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Bandung : UPI PRESS
Depdiknas. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan
Nur’aini umri dan Indriyani. (2008). Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta : CV Arya Duta
Resmini, N. Churiah, Y. Dan Sundari, N. 2010. Membaca dan Menulis di SD. Bandung : UPI PRESS
Subana dan Sunarti. (2000). Strategi Belajar Bahasa Indonesia berbagai
Pendekatan, Metode Teknik, dan Media Pengajaran. Bandung : Pustaka
Setia
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta
Suparno. (2002). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta : Universitas Terbuka
Taniredja Tukiran, Pujiati dan Nyata. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Alfabeta
Tarigan, H.G.2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa