• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Determinasi Return Saham Melalui Analisis Market Value Added, Earning Per Share, dan Economic Value Added

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Determinasi Return Saham Melalui Analisis Market Value Added, Earning Per Share, dan Economic Value Added"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Determinasi Return Saham Melalui Analisis Market Value Added, Earning Per Share, dan Economic Value Added

Julita Fransiska1, Trisnadi Wijaya2

Program Studi Akuntansi Universitas Multi Data Palembang

1julitafransiska@mdp.ac.id, 2trisnadi@mdp.ac.id

Abstract: This study aims to analyze the effect of market value added, earnings per share, and economic value added, respectively, on stock returns. Based on signal theory, investors can judge whether the company is of good or bad quality by looking at the signals announced by the management. This research uses quantitative research through data processing in SPSS version 26 in the form of descriptive statistical tests, classical assumption tests, and hypothesis testing. The data sources used are the annual financial reports of basic and chemical industry companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2016–2020 and stock price data taken on the Yahoo Finance website. The sampling technique uses the purposive sampling method. Based on the results of SPSS 26 testing, the results of the study show that there is an influence between earnings per share and stock returns and that there is no influence of the market value added and economic value added variables on stock returns, respectively. and the F test showed an influence between market value added, earnings per share, and economic value added that have a concurrent effect on stock returns.

Keywords: Market value added, earnings per share, economic value added, stock returns.

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara market value added, earning per share, dan economic value added masing-masing terhadap return saham. Berdasarkan teori sinyal, investor dapat menilai apakah perusahaan tersebut berkualitas baik atau buruk dengan melihat sinyal yang diumumkan oleh pihak manajemen.

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif melalui pengolahan data SPSS versi 26 berupa uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Sumber data yang dipakai dari laporan keuangan tahunan perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 hingga 2020 dan data harga saham diambil pada website Yahoo Finance. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil pengujian SPSS 26, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara earning per share terhadap return saham dan tidak ada pengaruh variabel market value added dan economic value added masing-masing terhadap return saham dan Uji F menunjukkan adanya pengaruh antara market value added, earning per share, dan economic value added terdapat pengaruh secara bersamaan terhadap return saham.

Kata kunci: Market value added, earning per share, economic value added, return saham

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia mengalami kemajuan perubahan teknologi yang cukup pesat. Teknologi yang tinggi menciptakan semangat bagi para pesaing untuk meningkatkan kegiatan ekonomi, sehingga

perusahaan membutuhkan modal untuk melakukan berbagai kegiatan seperti perluasan usaha, menciptakan produk inovasi, kreatifitas dan biaya- biaya lain yang dibutuhkan dalam memenangkan pesaingan bisnis. Persaingan ini memberikan efek berupa tingginya permodalan yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga disediakan tempat pengumpulan dana melalui pasar modal.

(2)

Sehubungan dengan dana tersebut, Emiten memanfaatkan perkembangan teknologi ini di pasar modal untuk mengumpulkan dana dari investor.

Investor memiliki keinginan untuk berinvestasi dari pengembalian yang diharapkan atau sering disebut dengan return saham. Return saham dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor mikro ekonomi berupa earnings per share, economic value added, dan market value added serta terdapat faktor makro ekonomi berupa inflasi, pendapatan nasional, kurs rupiah, dan sebagainya.

Pengukuran kinerja dalam penelitian ini yaitu menganalisis variabel independen yang memiliki pengaruh dengan return saham sebagai variabel dependen yaitu market value added, earning per share, dan economic value added.

Namun dalam penerapannya, earning per share merupakan bagian dari rasio keuangan sehingga memiliki kelemahan yaitu tidak memperhatikan dan mempertimbangkan jumlah modal yang diinvestasikan oleh investor serta rasio keuangan sangat bergantung pada metode akuntansi yang dipakai sehingga peneliti mencoba menganalisis dengan variabel independen lainnya seperti nilai tambah yang terdiri dari market value added dan economic value added.

Selain itu terdapat fenomena yaitu menurut pihak manajemen PT Bangunan solusi Indonesia Tbk (SMCB) sebagai salah satu perusahaan sektor industri dasar dan kimia telah menetapkan akan mengalokasikan dividen tunai sebesar 30 persen atau Rp195,29 miliar setara Rp25,48 per lembar dan 70 persen atau Rp455,69 miliar yang akan digunakan dalam mendanai operasional perusahaan yang bersumber dari www.panensaham.com (2021) sehingga penetapan 30% tersebut akan mempengaruhi return saham karena pembagian dividen tunai berkaitan dengan earning per share yang akan dibagikan ke investor sehingga pada periode laporan keuangan tahun 2020 yaitu PT Bangunan Solusi Indonesia berhasil meningkatkan earning per share sehingga return saham yang diterima pun tinggi.

Selain itu, return saham memiliki pengaruh terhadap nilai tambah yang terdiri dari market value added dan economic value added berupa dari sisi nilai tambah industri sektor dasar dan kimia yang terdiri dari nilai tambah pasar dan nilai tambah ekonomis menunjukkan pencapaian dalam tiga tahun terakhir juga stabil di angka US$225,67 miliar.

Sehingga sukses menumbuhkan nilai tambah dibandingkan dengan tahun 2014 lalu yang hanya sebesar US$ 202,82 miliar yang bersumber dari www.cnnindonesia.com (2017).

Adapun perbedaan penelitian oleh peneliti sebelumnya, menurut Trisnawati (2009) menyatakan bahwa economic value added, arus kas operasi, residual income, earning per share, operating leverage, dan market value added tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.

Sedangkan, menurut Lusiana,dkk (2017) menyatakan bahwa earning per share, arus kas operasi, economic value added, dan market value added memiliki pengaruh signifikan terhadap return Saham sehingga terjadi perbedaan dalam penelitian.

Meskipun banyak peneliti yang melakukan penelitian, namun variabel ini menarik untuk dijadikan topik penelitian karena nilai yang dihasilkan dari tiap peneliti selalu tidak konsisten. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengangkat topic penelitian dengan judul “Determinasi Return Saham Melalui Analisis Market Value Added, Earning Per Share, dan Economic Value Added”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh market value added terhadap return saham pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI dari tahun 2016 sampai dengan 2020?

2. Bagaimanakah pengaruh earnings per share terhadap return saham pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI dari tahun 2016 sampai dengan 2020?

(3)

3. Bagaimanakah pengaruh economic value added terhadap return saham pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI dari tahun 2016 sampai dengan 2020?

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh market value added terhadap return saham pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2016-2020.

2. Untuk mengetahui pengaruh earnings per share terhadap return saham pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2016-2020.

3. Untuk mengetahui pengaruh economic value added terhadap return saham pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2016-2020.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Teori Signaling

Menurut Fahmi, dkk (2011), Signaling Theory adalah teori yang membahas tentang naik turunnya harga di pasar modal dengan memberikan suatu isyarat atau sinyal dari keputusan atau tindakan pihak manajemen sehingga akan memberikan pengaruh pada keputusan investor dalam berinvestasi.

Cara penilaiannya dengan melihat sinyal yang diumumkan oleh pihak manajemen berupa informasi akuntansi mengenai prospek kinerja atau program kerja perusahaan melalui laporan keuangan tahunan.

2.1.2 Return Saham

Menurut Shook (2002), mengemukakan bahwa return merupakan laba dari investasi yang

diperoleh melalui bunga maupun dividen yang berarti semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko yang diterima. Saham merupakan salah satu sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal.

Adapun menurut Hartono (2017), rumus return saham berupa:

Ri = harga saham periode-t - harga saham periode sebelum-t / harga saham periode sebelum-t

2.1.3 Market Value Added

Menurut Young (2001), market value added merupakan perbedaan antara nilai pasar perusahaan yang termasuk ke dalam ekuitas dan utang serta modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan. apabila market value added menghasilkan nilai positif maka menyatakan bahwa semakin baik kinerja manajemen bagi investor dan sebaliknya apabila market value added menghasilkan nilai negatif berarti kondisi perusahaan sedang memburuk.

Adapun rumus menghitung market value added menurut Brigham,dkk (2018):

Market Value Added = (Harga saham x saham beredar) - modal yang diinvestasikan

2.1.4 Earning Per Share

Menurut Fahmi,dkk (2011), menyatakan bahwa earning per share merupakan suatu bentuk pendapatan per lembar saham dalam bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada investor atas setiap lembar saham yang dimilikinya.

Semakin tinggi nilai earning per share dibandingkan tahun sebelumnya maka semakin besar imbal hasil yang diterima investor dan sebaliknya semakin rendah earning per share maka semakin kecil imbal hasil yang diterima investor. Adapun rumus earning per share menurut Nazwirman (2008) sebagai berikut:

Earning per share = Laba bersih pemilik induk / rata-rata beredar saham tertimbang

(4)

2.1.5 Economic Value Added

Economic Value Added merupakan suatu estimasi dari laba ekonomis bisnis yang sebenarnya terhadap tahun berjalan (Brigham dkk, 2018). Apabila economic value added lebih kecil dari nol maka nilainya negatif artinya tidak terjadi proses nilai tambah, sehingga menyatakan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan tingkat pengembalian operasi yang melebihi biaya modal dan sebaliknya.

Adapun rumusnya menurut Young (2001) sebagai berikut:

Economic Value Added = (Return On Net Assets - WACC) x modal yang diinvestasikan

2.2 Kerangka Pemikiran

Variabel bebas terdiri dari Market Value Added (X1), Earning per share (X2), dan Economic value Added (X3) terhadap variabel terikat berupa Return Saham (Y). Kerangka pemikiran ini menggambarkan apakah variabel X berpengaruh terhadap variabel Y sebagai berikut:

Keterangan:

= Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersamaan)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Sumber: Penulis, 2021

= Pengaruh variabel independen masing- masing terhadap variabel dependen secara

parsial

3. METODE PENELITIAN

Penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif karena informasi data diperoleh dari situs web www.idx.co.id (2016-2020) berupa laporan keuangan dari periode 2016 hingga 2020 dan situs resmi dari setiap perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan pendekatan asosiatif yang kausal atau menggambarkan sebab akibat antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Objek penelitian yang diteliti adalah menganalisis pengaruh market value added, earning per share, dan economic value added terhadap return saham pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 hingga 2020. Subjek penelitian yang dipakai adalah semua perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016 hingga 2020.

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan metode purposive sampling, telah terpilih sampel penelitian sebanyak 16 perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2016 hingga 2020 sehingga diperoleh sebanyak 80 data.

Data yang dipakai adalah data sekunder dengan teknik pengumpulan data berupa teknik dokumentasi yang diperoleh melalui buku, jurnal penelitian, dan arsip laporan keuangan serta teknik analisis data yang tersusun dari Analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan uji hipotesis.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

(5)

Tabel 2. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2021 Pada Tabel 2 di atas terlihat bahwa nilai market value added menunjukan nilai minimum sebesar 1.478.722.000.000 dan nilai maksimum sebesar 3.710.870.000.000 sedangkan nilai rata-rata sebesar 128.822.953.690.834.272 dan nilai standar deviasi senilai 637.123.684.369.171.840 dikarenakan nilai standar deviasi lebih besar dari nilai mean berarti data market value added menunjukkan hasil yang normal.

Dan nilai earning per share menunjukan nilai minimum sebesar 1 dan nilai maksimum sebesar 208.31 sedangkan nilai rata-rata sebesar 59.6250 dan nilai standar deviasi senilai 532,1936 dikarenakan nilai standar deviasi lebih besar dari nilai mean berarti data earning per share menunjukkan hasil yang normal.

Serta nilai economic value added menunjukan nilai minimum sebesar -43.472.631.388 dan nilai maksimum sebesar 78.981.650.076 sedangkan nilai rata-rata sebesar 9.857.045.107,24 dan nilai standar deviasi senilai 23.307.754.871.91 dikarenakan nilai standar deviasi lebih besar dari nilai mean berarti data economic value added menunjukkan hasil yang normal.

Dan nilai return saham menunjukan nilai minimum sebesar -471 dan nilai maksimum sebesar 818. sedangkan nilai rata-rata sebesar 47.20 dan nilai standar deviasi senilai 248.57 dikarenakan nilai standar deviasi lebih besar dari nilai mean berati data return saham menunjukkan hasil yang normal

(6)

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2021 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa

nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,200 sehingga

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinieritas

nilai signifikan 0,200 lebih besar dari 0,05 artinya data dikatakan normal.

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2021

(7)

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan nilai tolerance market value added sebesar 0,917 atau lebih besar dari 0,10 dan VIF sebesar 1,091 atau lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance earning per share sebesar 0,927 atau lebih besar dari 0,10 dan VIF sebesar 0,079 atau lebih kecil dari 10

Serta nilai tolerance economic value added sebesar 0,924 atau lebih besar dari 0,10 dan VIF sebesar 0,082 atau lebih kecil dari 10 artinya market value added, earning per share, economic value added masing-masing terhadap return saham tidak terjadi multikoliniearitas.

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan nilai market value added sebesar 0,622 atau lebih besar dari 0,05 sehingga variabel market value added tidak terjadi heteroskedastisitas, nilai earning per share sebesar 0,685 atau lebih besar dari 0,05 sehingga

Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2021

variabel earning per share tidak terjadi heteroskedastisitas dan nilai economic value added sebesar 0,571 atau lebih besar dari 0,05 sehingga variabel economic value added tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi

(8)

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan variabel market value added memiliki nilai (sig 2 tailed) sebesar 0,273 > 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi antara variabel market value added dengan return saham, variabel earning per share memiliki nilai (sig 2 tailed) sebesar 0,151 > 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi antara variabel earning per share dengan return saham, dan variabel economic value added memiliki nilai (sig 2 tailed) sebesar 0,399 >

0,05 maka tidak terjadi autokorelasi antara variabel economic value added dengan return saham.

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan Nilai-

thitung pada variabel market value added adalah

1,702< t-tabel 2,008559 dengan signifikan 0,095 atau lebih besar daripada 0,05 artinya secara individu variabel market value added tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham artinya sesuai dengan teori sinyal bahwa apabila market value added menghasilkan nilai positif maka semakin baik kinerja manajemen bagi investor. Hal ini juga didukung penelitian dari Wulandari (2017), menyatakan bahwa fluktuatif harga saham yang disebabkan oleh faktor perekonomian global yang membuat market value added menjadi tidak berpengaruh.

Nilai-thitung pada variabel earning per share adalah 3,389> t -tabel 2,008559 dengan signifikan 0,001 atau lebih kecil daripada 0,05 artinya secara

Tabel 7. Uji T

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2021

individu variabel earning per share berpengaruh signifikan terhadap return saham artinya sesuai dengan teori sinyal bahwa apabila earning per share tinggi semakin besar imbal hasil yang diterima investor (Fahmi 2011). Hal ini tidak sejalan dengan penelitian dari Yusmaniarti (2019), menyatakan bahwa earning per share tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia periode 2013-2015 karena nilai earning per share negatif dan perusahaan kurang mampu menghasilkan laba berdasarkan saham yang dimiliki sehingga laba pun menurun yang mengakibatkan return saham juga menurun.

Berdasarkan hal ini, pengujian peneliti menghasilkan earning per share yang tinggi dibandingkan penelitian dari Yusmaniarti (2019) sehingga mengasumsikan earning per share yang tinggi akan meningkatkan return saham yang diharapkan.

Nilai-thitung pada variabel economic value added adalah -0,695< t-tabel 2,008559 dengan signifikan 0,49 atau lebih besar daripada 0,05 artinya secara individu variabel economic value added tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham artinya sesuai dengan teori sinyal bahwa apabila economic value added menghasilkan nilai negatif maka tidak terjadi proses nilai tambah atau perusahaan tidak mampu menghasilkan tingkat pengembalian operasi yang melebihi biaya modal (Young 2001). Hasil ini relevan dengan penelitian Wulandari (2017), economic value added tidak berpengaruh terhadap return saham karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi sosial, politik, dan ekonomi atau harga saham yang tidak stabil.

Tabel 8. Hasil Uji F

(9)

Berdasarkan Tabel 8, maka diketahui nilai signifikan untuk pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen adalah sebesar 0,01 < 0,05 dan nilai F-Hitung 4,158 > F- tabel 2,79, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan nilai R2 sebesar 0,200 yang berarti dapat dijelaskan bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen hanya sebesar 20% dan sisanya berupa 80% dipengaruhi oleh variabel independen lainnya.

Berdasarkan Tabel 10 di atas maka persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y= -78,535 + 0,00000000000008772X1 + 2,081X2 + -0,0000009757X3

Tabel 9. Koefisien Determinasi (R2)

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2021

Tabel 10. Analisis Regresi Berganda

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2021

Maka dapat dijelaskan bahwa:

1. Nilai konstanta sebesar -78,535 artinya apabila variabel market value added, earning per share, dan economic value added bernilai nol maka return saham adalah -78,535.

2. Koefisien regresi market value added sebesar 0,00000000000008772 artinya jika variabel market value added meningkat 1%

serta variabel economic value added dan earning per share bernilai tetap maka return saham akan meningkat sebesar 0,00000000000008772.

3. Koefisien regresi earning per share sebesar 2,081 artinya jika variabel earning per share meningkat 1% serta variabel market value added dan economic value added bernilai tetap maka return saham akan meningkat sebesar 2,081.

4. Koefisien regresi economic value added sebesar -0.0000009757 artinya jika variabel economic value added meningkat 1% serta variabel market value added dan earning per share bernilai tetap maka return saham akan menurun sebesar -0.0000009757.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya, maka berkesimpulan terkait Determinasi Return Saham Melalui Analisis Market Value Added, Earning Per Share, dan Economic Value Added pada perusahaan sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI periode 2016-2020 sebagai berikut:

1. Return saham tidak dipengaruhi oleh market value added karena adanya dampak Covid-19 pada harga saham sehingga nilai naik atau turun dari market value added tidak berpengaruh pada return saham.

(10)

2. Return saham dipengaruhi oleh earning per share artinya tinggi atau rendahnya nilai earning per share akan mempengaruhi return saham.

3. Return saham tidak dipengaruhi oleh economic value added karena adanya dampak covid-19 pada harga saham sehingga semakin tinggi atau rendah nilai economic value added tidak berpengaruh pada return saham.

4. Variabel market value added, earning per share, dan economic value added mempengaruhi secara simultan terhadap return saham.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan terkait dengan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di bursa efek indonesia, sebaiknya meningkatkan prospek kinerja keuangan di masa depan sehingga laba akan meningkat secara terus menerus karena laba yang tinggi dapat menarik minat investor.

2. Bagi investor, sebaiknya memperhitungkan nilai market value added dan economic value added karena dapat memprediksi di masa depan dengan akurat.

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menambahkan variabel independen lainnya atau menggunakan variabel intervening maupun moderating

DAFTAR PUSTAKA

[1] Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston 2018, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 14, Salemba Empat, Jakarta.

[2] Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti Hadi 2011, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Teori

Soal dan Jawaban, Edisi 2, Alfabeta, Bandung.

[3] Hartono, Jogiyanto 2017, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 11, BPFE, Yogyakarta.

[4] Hilton, Ronald 2009, Managerial Accounting, Salemba Empat, Surabaya.

Index, Regional 2020. IHSG Awal Bulan April Rebound 0,43 persen ke level 6.011, Diakses 28 September 2021, dari www.panensaham.com.

[5] Lusiana, dan Indri Yenni 2017, Pengaruh Earning Per Share, Arus Kas Operasi, Economic value added, dan Market Value Aded Terhadap Return Saham (pada Perusahaan Manufaktur (Financial Institusion) yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia).Universitas Sains Al-Quran, Diakses pada tanggal 20 Maret 2021, dari www.scholar.google.co.id.

[6] Muthmania, Dinda Audriene 2017, Investasi Sektor Industri Melesat 261,4% Dalam 3 Tahun, Diakses 28 September 2021, dari www.cnnindonesia.com.

[7] Nazwirman. 2008. Penilaian Harga Saham Dengan Earning Price Ratio (PER) Studi Kasus pada Saham Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia. Makara.

Sosial Humaniora, Vol. 12, No. 2 Desember 2008: 98-106.

[8] Shook, R. J. 2002, Kamus Lengkap Wall Street (Terjemahan), Erlangga, Jakarta.

[9] Trisnawati, Ita. 2009. “Pengaruh Economic Value Added, Arus Kas Operasi, Residual Income, Earnings, Operating Leverage dan Market Value Added terhadap Return Saham”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 11 No. 1. Hal 65-78.

Referensi

Dokumen terkait

Objektif kajian ini adalah (i) Mengenalpasti faktor yang mempengaruhi minat pembelajaran Bahasa Inggeris sebagai bahasa kedua dan (ii) Mengenalpasti kesan penggunaan Kaedah

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui instrument tersebut valid atau tidak. Pada penelitian ini validasi ahli terkait validasi angket

Hasil penelitian menunjukkan penyimpanan tempe dengan metode modifikasi atmosfer dengan perlakuan konsentrasi udara dan kemasan memberikan pengaruh pada kadar

Teknik Elektro, Jurnal Tugas Akhir, Universitas Udayana, Bali.. [5] IT Telkom, 21 Desember 2013, Standar Kompresi

18 If Mother Tongue is other than Tamil, whether studied Tamil Language as Part I If No, Specify the Qualifying Test Passed.. 19 .If any Punishment given for the past 5 years

Sementara ini prestasi tertinggi dari tim robot Indonesia adalah pada WRO 2007 di Taipei, Taiwan, melalui robot Rubik Solver yang meraih penghargaan Golden Award, untuk robot

Isolasi dan identifikasi golongan flavonoid dalam penelitian ini diawali dengan mengesktrak serbuk daun dandang gendis (Clinacanthus nutans) dengan pelarut etanol

[r]