• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN GERAK DASAR PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA MELALUI PERMAINAN BOLA BERVARIATIF PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUGANANGAN KECAMATAN CIPICUNG KABUPATEN KUNINGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN GERAK DASAR PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA MELALUI PERMAINAN BOLA BERVARIATIF PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUGANANGAN KECAMATAN CIPICUNG KABUPATEN KUNINGAN."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN GERAK DASAR PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA MELALUI PERMAINAN BOLA BERVARIATIF PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI 2 SUGANANGAN KECAMATAN CIPICUNG KABUPATEN KUNINGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

NUR NUROHIM SHIDIK

0905539

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SUMEDANG

(2)

ii

KABUPATEN KUNINGAN

Oleh

NUR NUROHIM SHIDIK

0905539

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing

Pembimbing I

Dr. TATANG MUHTAR, M.Si

NIP. 19590603 198603 1 005

Pembimbing II

DINAR DINANGSIT, M.Pd

NIP. 19820515 201012 2 004

Mengetahui

Ketua Program PGSD S-1 Penjas UPI Kampus Sumedang

Drs. RESPATY MULYANTO, M.Pd

(3)

i

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “MENINGKATKAN GERAK

DASAR PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA MELALUI PERMAINAN BOLA BERVARIATIF PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUGANANGAN KECAMATAN CIPICUNG KABUPATEN KUNINGAN”

adalah sepenuhnya karya saya sendiri tidak ada bagian di dalamnya yang

merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan

atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan

yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini,

atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2013

Yang Membuat Pernyataan

NUR NUROHIM SHIDIK

(4)

i

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 11

2. Tujuan Pendidikan Jasmani... 12

3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 13

4. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 14

B. Perkembangan Anak ... 20

C. Permainan Kecil dengan Alat ... 21

D. Pembelajaran Pukulan Forehan Tenis Meja ... 23

E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 26

D. Prosedur Penelitian... 36

E. Instrumen Penelitian... 39

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 46

(5)

ii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian ... 50

1. Paparan Data Awal ... 50

2. Paparan Data Tindakan ... 61

a. Siklus I ... 61

b. Siklus II ... 74

c. Siklus III ... 88

B. Pembahasan ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Saran-saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 110

(6)

iii

Tabel Halaman

1.1 Data Hasil Tes Awal Pukulan Forehand ... 4

3.1 Keadaan Guru SDN 2 Suganangan ... 31

3.2 Daftar Jumlah Siswa SDN 2 Suganangan ... 31

3.3 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ... 32

3.4 Instrumen Kinerja guru dalam Perencnaan Pembelajaran ... 40

3.5 Instrumen Kinerja guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran ... 41

3.6 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 42

3.7 Pedoman Wawancara Guru ... 43

3.8 Pedoman Wawancara Siswa ... 43

3.9 Catatan Lapangan ... 44

3.10 Lembar Penilaian Hasil Belajar Pukulan Forehand Kelas V ... 45

3.11 Kriteria Nilai dalam Setiap Aspek yang Diamati ... 47

4.1 Hasil Observasi Perencanaan Data Awal ... 52

4.2 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Data Awal ... 55

4.3 Data Observasi Aktivitas Siswa Awal ... 57

4.4 Daftar Nilai Tes Awal Pukulan Forehand Kelas V B ... 58

4.5 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Tindakan Siklus l ... 63

4.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 65

4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 67

4.8 Daftar Nilai Tes Pukulan forehand Siklus I ... 68

4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Data Awal dan siklus I ... 69

4.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 70

4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa siklus I ... 71

4.12 Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I ... 72

4.13 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 77

4.14 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 79

(7)

iv

4.16 Daftar Nilai Tes Pukulan forehand Siklus II ... 82

4.17 Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Data Awal, Siklus I dan II ... 83

4.18 Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Data Awal, Siklus I dan II ... 84

4.19 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I dan II... 85

4.20 Rekapitulasi Hasil Belajar Data Awal , Siklus I dan II ... 86

4.21 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 90

4.22 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 92

4.23 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 94

4.24 Daftar Nilai Pukulan Forehand Siklus III ... 95

4.25 Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Data Awal, Siklus I, II dan III... 96

4.26 Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Data Awal, Siklus I, II dan III ... 97

4.27 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I, II dan III... 97

(8)

v

Gambar Halaman

2.1 Denah Lokasi SDN 2 Suganangan ... 30

(9)

vi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Rekapitulasi Pencapaian Rencana Pembelajaran Data Awal, Siklus I,

II. dan III ... 100

4.2 Rekapitulasi Pencapaian Kinerja Guru Data Awal, Siklus I, II, dan III . 102

4.3 Rekapitulasi Pencapaian Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I, II.

dan III... 103

4.4 Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Data Awal, Siklus I,

(10)

vii

Lampiran Halaman

1. Instrumen Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 112

2. Instumen Observasi Kinerja Guru ... 119

3. Instrumen Observasi Aktivitas Siswa ... 127

4. Instrumen Tes Belajar Siswa ... 129

5. RPP Siklus I ... 131

6. Hasil Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 138

7. Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I ... 139

8. Hasil Wawancara Untuk Guru Siklus I ... 140

9. Hasil Wawancara Siswa Siklus I ... 141

10. Catatan Lapangan Siklus I ... 142

11. RPP Siklus II ... 143

12. Hasil Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 149

13. Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II ... 150

14. Hasil Wawancara Untuk Guru Siklus II ... 151

15. Catatan Lapangan Siklus II ... 152

16. Hasil Wawancara Siswa Siklus II ... 153

17. RPP Siklus III ... 154

18. Hasil Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 161

19. Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III ... 162

20. Hasil Wawancara Untuk Guru Siklus III ... 163

21. Hasil Wawancara Siswa Siklus III ... 164

22. Catatan Lapangan Siklus III ... 165

23. SK Penunjukkan Pembimbing ... 166

24. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 167

25. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 168

26. Lembar Monitoring ... 169

27. Foto-foto ... 170

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

dari pendidikan secara umum yang bertujuan untuk mengembangkan aspek

kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas

emosional, tindakan moral, gaya hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih

melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang direncanakan secara

sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan

Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah memegang peranan

yang sangat penting bagi peserta didik, yaitu memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui

aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan vang dilakukan secara sistematis.

Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan berdasarkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006: 119) terdiri dari

beberapa aspek diantaranya:

Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja,

tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya …

Tenis meja merupakan salah satu aspek pendidikan dan jasmani, olahraga

dan kesehatan yang tercantum dalam kurikulum. Dalam perkembangan olahraga

dewasa ini, tenis meja menjadi salah satu nomor olahraga yang dilombakan dalam

Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (OOSN) baik pada tingkat Kabupaten,

Provinsi, maupun tingkat nasional. Bahkan Olahraga tenis meja adalah olahraga

yang telah menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam

Olympiade dan mendapat perhatian khusus di dunia internasional.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka pembinaan harus dilaksanakan

sejak usia muda. Pembelajaran tenis meja di sekolah dasar tidak boleh melupakan

kondisi perkembangan anak didik seusia peserta didik sekolah dasar.

(12)

Namun selama ini, pilihan utama para guru penjas adalah aktivitas penjas yang

lebih condong ke arah cabang-cabang permainan yang terfokus pada aktivitas

pembelajaran teknis sehingga seringkali terkesan membosankan. Pada akhirnya

materi kurang diminati peserta didik. Pada akhirnya guru sendiri kurang tertarik

pada aktivitas pembelajaran.

Dalam tenis meja ada dua tenaga yang paling mendasar yaitu tenaga

pukulan membentur bola yang lebih dikenal dengan sebutan memukul, dan yang

satunya lagi adalah tenaga pergesekan yang lebih dikenal dengan sebutan

menggesek bola. Selain bola yang tinggi dekat net, dapat dipukul secara ringkas,

memukul bola-bola yang lainya harus dilengkapi dengan gesekan. Kenyataan

menunjukkan bahwa dalam permainan tenis meja, latihan memukul bola dengan

teknik yang benar belum terlaksana dengan baik. Oleh karena itu perlu adanya

pembinaan terhadap peserta didik agar dapat melakukan pukulan-pukulan yang

benar sehingga dapat meningkatkan mutu permainan yang dilakukannya.

Kendala yang dialami dalam pembelajaran pukulan tenis meja di SDN 2

Suganangan Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan diantaranya adalah

kendala yang bersifat internal. kendala tersebut merupakan kendala yang muncul

dari diri peserta didik itu sendiri. Cara memukul bola banyak jenis dan

macammnya, tetapi bagaimanapun memukul bola adalah cara yang dilakukan

untuk mengembalikan bola agar bisa melewati net/jarring. Memukul bola ini

dilakukan dengan suatu teknik yang berkaitan dengan cara memegang bet,

bagaimana sikap tubuh waktu memukul bola, bagaimana posisi kedua kaki pada

saat gerakan lengan waktu memukul bola agar bola dapat melalui net dan jatu

pada bidang meja lawan dengan kecepatan bola sesuai dengan yang diinginkan

dan bagaimana mempersiapkan pukulan berikutnya dari bola yang datang dari

pukulan lawan.

Melihat kondisi tersebut maka salah teknik dasar yang paling mudah

dikenalkan pada peserta didik SD adalah teknik dasar memukul forehand. Namun

demikian pembelajaran gerak dasar pukulan forehand juga memerlukan sebuah

strategi pembelajaran yang tepat agar tujuan meningkatkan gerak dasar tenis meja

(13)

3

Berdasarkan uraian di atas, dalam membina dan meningkatkan aktivitas

pengembangan kemampuan daya gerak peserta didik sekolah dasar terhadap

pukulan tenis meja, guru Penjas perlu mendesain bentuk-bentuk gerakan

manipulatif seperi melempar, memukul bola yang sesuai dengan karakteristik

peserta didik sekolah dasar.

Selain kondisi di atas, berdasarkan pengamatan terhadap pembelajaran

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di kelas V SD Negeri 2 Suganangan

Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan dengan materi pukulan forehand tenis

meja, diperoleh data :

Tabel 1.1

Data Awa Hasil Tes Pukulan Forehand tenis meja Kelas V

No. Nama

gerak lanjutan Tuntas Tidak

Tuntas

Persentase Ketuntasan 25% 75%

Dari nilai-nilai peserta didik tersebut didapat sekitar dari 25 % dari 12

jumlah peserta didik masih ada yang belum lulus/tuntas pada mata pelajaran

pendidikan jasmani dan kesehatan khususnya pada materi pukulan forehand tenis

(14)

Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal pada SD Negeri 2 Suganangan

sebagai berikut.

Tabel 1.2

Kriteria Ketuntasan Minimal Pendidikan Jasmani Kelas V

STANDAR KOMPETENSI

1. Mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. 1.2 Mempraktikkan teknik dasar

salah satu olahraga perorangan da beregu (buku tangkis, tenis meja, dan tenis) dengan kontrolyang baik serta nilai semangat, sportivitas, kerjasama, percaya diri dan kejujuran..

 Mempraktikkan teknik sikap awal, gerakan backswing, swing ke depan, dan sikap akhir atau gerakan lanjutan pada tenis meja,

70 72 70

70

70

Beberapa faktor penyebab rendahnya pencapaian KKM diantaranya: (1)

pada sikap awal cara memegang bet, peserta didik belum dapat melakukannya

dengan baik, dan badan kaku (2) pada backswing peserta didik tidak memutar

badan dan lengan ke belakang, (3) pada gerakan swing ke depan, bet tidak

diarahkan miring ke depan, (4) pada sikap akhir peserta didik tidak kembali ke

posisi siap. Di samping itu agar pembelajaran dapat menyenangkan perlu kiranya

merancang pembelajaran yang dikemas dengan memanipulasi gerak dalam sebuah

permainan.

Kendala lainnya adalah kendala yang bersifat eksternal yaitu permasalahan

yang muncul dari luar diri peserta didik. Kendala tersebut diantaranya: (1) guru

(15)

5

tenis meja yaitu jarak kecepatan, (2) guru lebih banyak memberikan drill tanpa

ada perbaikan, (3) guru kurang menguasai materi pelajaran pendidikan jasmani,

dan (4) metode pembelajaran kurang bervariasi.

Keempat hal tersebut dapat menyebabkan timbulnya masalah antara lain:

(1) suasana belajar kurang menyenangkan, (2) metode pembelajaran pendidikan

jasmani tidak menarik, dan (3) materi pembelajaran atletik tidak disukai karena

melelahkan. Dari ke tiga penyebab itu, setelah didiskusikan dengan beberapa

orang guru pendidikan jasmani, bahwa yang paling mungkin menjadi penyebab

adalah model pembelajaran pendidikan jasmani tidak menarik dan tidak bervariasi

sehingga peserta didik kurang menyenangi pembelajaran dan pada akhirnya tujuan

pembelajaran kurang berhasil.

Melihat kondisi tersebut maka salah teknik dasar yang paling mudah

dikenalkan pada peserta didik SD adalah teknik dasar memukul forehand. Namun

demikian pembelajaran gerak dasar pukulan forehand juga memerlukan sebuah

strategi pembelajaran yang tepat agar tujuan meningkatkan gerak dasar tenis meja

dapat berhasil.

Berdasarkan asumsi tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti

bagaimana meningkatkan gerak dasar pukulan forehand tenis meja melalui

permainan bola bervariatif peserta didik kelas V SD Negeri 2 Suganangan

Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang serta identifikasi masalah tersebut, maka

dapat dirumuskan rumusan masalah yaitu: “Bagaimana pembelajaran untuk

meningkatkan gerak dasar pukulan forehand melalui permainan bola bervariatif

pada peserta didik Kelas V SD Negeri 2 Suganangan Kecamatan Cipicung

Kabupaten Kuningan ?” Dari rumusan masalah tersebut dikembangkan dalam

pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan gerak dasar

(16)

didik Kelas V SD Negeri 2 Suganangan Kecamatan Cipicung Kabupaten

Kuningan?

2. Bagaimana kinerja guru untuk meningkatkan gerak dasar pukulan forehand

tenis meja melalui Permainan bola bervariatif pada peserta didik Kelas V SD

Negeri 2 Suganangan Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan?

3. Bagaimana aktivitas peserta didik dalam pembelajaran untuk meningkatkan

gerak dasar pukulan forehand tenis meja melalui Permainan bola bervariatif

pada peserta didik Kelas V SD Negeri 2 Suganangan Kecamatan Cipicung

Kabupaten Kuningan?

4. Bagaimana hasil belajar gerak dasar pukulan forehand tenis meja melalui

Permainan bola bervariatif pada peserta didik Kelas V SD Negeri 2

Suganangan Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan?

C. Pemecahan Masalah

Secara umum pembelajaran permainan bola bervariatif bertujuan

mengembangkan kualitas fisik dan kedua dan mengembangkan kualitas non fisik.

Khusus pengembangan kualitas fisik, maka berdasarkan masalah yang

terjadi dalam pembelajaran pukulan forehand tenis meja, permainan bola

bervariatif diharapkan dapat meningkatkan kualitas gerak dasar memukul bola,

reaksi bergerak dan daya tahan peserta didik dalam permainan pukulan forehand

tenis meja. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa faktor utama dari kondisi fisik

yang dominan pada pukulan forehand tenis meja adalah gerak dasar memukul

dengan alat. Sedangkan melalui pembelajaran permainan bola bervariatif yang

bertujuan meningkatkan akurasi dan reaksi gerak, maka aktivitas belajar peserta

didik menjadi lebih menyenangkan dalam mengikuti pembelajaran pukulan

forehand tenis meja. Dalam pelaksanaannya dilakukan beberapa tahap yaitu:

1. Tahap Persiapan

Guru merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu yang

diperlukan untuk pelaksanaan tindakan. Pertama, mempersiapkan rencana

(17)

7

digunakan. media yang diperlukan antara lain, bola kasti, bola tenis meja, bet,

meja tenis yang disusun berdasarkan indikator:

a. Merumuskan tujuan pembelajaran/Indikator

b. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media

c. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran

d. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat

e. Tampilan dokumen rencana perbaikan pembelajaran

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan ini guru menggunakan pedoman penilaian

kinerja guru dengan indikato:

a. Pra Pembelajaran

b. Membuka Kegiatan Pembelajaran

c. Mengelola Inti pembelajaran.

d. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran Penjas,

e. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar, Kesan umum kinerja guru

3. Tahap Aktivitas Siswa

Selain itu aktivitas siswa juga diobservasi dengan berpedoman pada

indikator aktivitas siswa sebagai berikut:

a. Motivasi

b. Disiplin

c. Sportivitas

4. Tahap Hasil Belajar

Untuk mengukur tingkat keberhasilan dilakukan evaluasi pada awal dan akhir

pelaksanaan tindakan dengan menggunakan tes gerak dasar Smash bola voli

berdasarkan aspek yang dinilai sebagai berikut:

a. Sikap awal

b. backswing

c. swing ke depan

(18)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian dan pemecahan masalah yang

telah diurakan, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan gerak

dasar pukulan forehand tenis meja melalui permainan bola bervariatif pada

peserta didik Kelas V SD Negeri 2 Suganangan Kecamatan Cipicung

Kabupaten Kuningan.

2. Untuk mengetahui kierja guru dalam meningkatkan gerak dasar pukulan

forehand tenis meja melalui permainan bola bervariatif pada peserta didik

Kelas V SD Negeri 2 Suganangan Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan.

3. Untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam meningkatkan gerak dasar

pukulan forehand tenis meja melalui permainan bola bervariatif pada peserta

didik Kelas V SD Negeri 2 Suganangan Kecamatan Cipicung Kabupaten

Kuningan.

4. Untuk mengetahui hasil peningkatan gerak dasar pukulan forehand tenis meja

melalui permainan bola bervariatif pada peserta didik Kelas V SD Negeri 2

Suganangan Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat

scara praktis maupun secara teoritik. Secara khusus manfaat penelitian tindakan

diuraikan sebagai berikut.

1. Bagi Peserta didik

a. Dapat memotivasi minat peserta didik agar lebih aktif dalam mengikuti

pembelajaran tenis meja khususnya pukulan forehand.

b. Dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar pukulan forehand.

2. Bagi Guru

a. Mengembangkan profesionalisme guru penjaskes dalam melaksanakan

(19)

9

b. Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar pukulan

forehand dengan menciptakan berbagai model pembelajaran yang dikemas

dalam bentuk permainan.

3. Bagi Peneliti

a. Untuk dapat memahami penelitian tindakan kelas sebagai upaya

pengembangan profesionalisme atau kemampuan penulis.

b. Untuk meningkatkan pengalaman dan pemahaman penulis.

4. Bagi Lembaga Sekolah Dasar

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam rangka

menunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP )

b. Sebagai masukan dalam rangka efektivitas dan efesiensi pembinaan,

pengelolaan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan.

5. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini diharapkan menjadi referensi serta

sebagai bahan perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang

mengambil tema tenis meja, khususunya guru Penjaskes dan Olahraga.

6. Bagi peneliti lainnya

Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai bahan perbandingan untuk

peneliti-peneliti lainnya dalam rangka memperkaya temuan-temuan dan hasil

peneltian dalam bidang kajian yang serupa.

F. Batasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah dari judul

penelitian ini, maka penulis rumuskan pengertiaannya dalam batasan istilah

sebagai berikut:

Gerak dasar merupakan pola gerak yang inheren yang membentuk dasar-dasar

untuk ketrampilan gerak yang kompleks yang meliputi gerak lokomotor, gerak

non lokomotor dan gerak manipulatif. Furqon dalam (Elgisha, 2011: 1).

Pukulan forehand adalah pukulan dimana waktu memukul bola posisi telapak

(20)

merupakan pukulan yang paling kuat, selain itu tenaga yang digunakan biasanya

lebih maksimal daripada pukulan backhand.

Permaianan bola bervariatif adalah permainan menggunakan beragam jenis

bola yang dimanfaatkan untuk latihan gerak dilakukan dengan lomba maupun

latihan khusus baik secara berkelompok maupun individual. (Modifikasi Penulis)

Tenis meja adalah suatu permainan yang menggunakan meja sebagai lapangan

yang dibatasi oleh jaring (net) yang menggunakan bola kecil yang terbuat dari

celluloid dan permainannya menggunakan pemukul atau yang disebut bet

(21)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Suganangan,

Kecamatan Cipicung, Kabupaten Kuningan yang beralamat di Jalan Raya Desa

Suganangan, Blok Puhun, Desa Suganangan, Kecamatan Cipicung, Kabupaten

Kuningan. Denah SDN 2 Suganangan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.1

Denah Lokasi SDN 2 Suganangan

Penulis memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian, berdasarkan

pertimbangan sebagai berikut.

a. Penulis merupakan salah satu tenaga pendidik di sekolah tersebut, sehingga

penulis memahami kondisi sekolah, karakteristik peserta didik, serta proses

pembelajaran yang berlangsung.

b. Penulis berkeinginan meningkatkan kemampuan gerak dasar peserta didik,

khususnya gerak dasar pukulan forehand dalam permainan tenis meja.

c. Penulis ingin meningkatkan kompetensi serta profesionalisme diri sebagai

(22)

Berikut ini digambarkan kondisi guru, peserta didik SDN 2 Suganangan

Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan yang dijadikan lokasi penelitian dalam

upaya meningkatkan gerak dasar pukulan forehand melalui permainan bola

bervariatif.

Tabel 3.1

Keadaan Guru SDN 2 Suganangan

No Nama NIP Jabatan Gol Ijazah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian tenaga pendidik di

SDN 2 Suganangan sudah sarjana S1, tetapi masih terdapat sebagian guru yang

masih berpendidikan D2 dan SMA. Namun pada saat ini, mereka sedang

menempuh pendidikan S1.

Berikut ini digambarkan kondisi jumlah peserta didik SDN 2 Suganangan

tiap kelas dan pembagiannya berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 3.2

Daftar Jumlah Peserta didik SDN 2 Suganangan

(23)

32

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama empat bulan yang dimulai pada bulan

Februari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013. Penelitian ini dimulai dengan

observasi awal sampai berakhirnya tindakan, sehingga diperoleh hasil dari

penelitian tersebut. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.3 3. Penyempurnaan Proposal 4. Pelaksanaan Penelitian 5. a. Tindakan Siklus I 6. b. Tindakan Siklus II 7. c. Tindakan Siklus III

8. Pengolahan data dan analisis data

9. Penyusunan dan revisi laporan penelitian

10 Pertanggungjawaban laporan

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas V SDN 2

Suganangan Kecamatan Cipicung, Kabupaten Kuningan yang berjumlah 12

peserta didik, mereka terdiri dari 6 orang peserta didik perempuan dan 6 orang

peserta didik laki-laki (data terlampir). Kebanyakan dari mereka adalah asli

penduduk daerah itu. Latar belakang kehidupan sosial ekonomi orang tua mereka

kebanyakan berprofesi sebagai pedagang dan petani, dengan latar belakang

pendidikan kebanyakan hanya tamatan SD/SMP. Peneliti memilih kelas V sebagai

objek dari penelitian ini dikarenakan dijumpainya permasalahan dalam

pemahaman materi, dan peneliti juga ingin mencoba meningkatkan prestasi

olahraga, khususnya tenis meja yang atlit dalam lomba maupun kompetisi banyak

(24)

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas (PTK) atau class action research sebagai cara untuk menjawab

permasalahan yang ada. Menurut Taggart dalam Kasbolah (1999: 3) “penelitian

tindakan kelas itu biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia

mengajar dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan

praktek pembelajaran.”

PTK menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut yang terjadi di

lapangan untuk segera dikaji dan ditindaklanjuti secara reflektif, partisipatif, dan

kolaboratif. Sesuai dengan pendapat Kasbolah (1999: 8) yang menyatakan:

Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan peserta didik-peserta didiknya, yaitu satu kesatuan kerja sama dengan perspektif berbeda. Misalnya bagi guru demi mutu profesionalnya dan bagi peserta didik peningkatan prestasi belajarnya.

Metode PTK ini sangat tepat digunakan dalam pembelajaran pukulan

forehand tenis meja karena dilaksanakan dalam lingkungan pembelajaran secara

langsung dengan tetap memprioritaskan peran profesionalisme guru dalam

kaitannya dengan refleksi diri terhadap kinerja dan aktivitas mengajarnya. Dalam

hal ini guru memiliki wewenang yang luas (otonom) dalam melaksanakan

tindakan-tindakannya selama proses pembelajaran

Kelebihan PTK yaitu terasa manfaatnya secara langsung, mandiri, poin

lumayan tinggi, murah, dan kapan saja dapat dilakukan. Kelebihan utama PTK

adalah kebermanfaatannya karena hasil PTK dapat dirasakan secara langsung oleh

guru. Begitu sebuah metode atau model pembelajaran PTK digunakan, saat itu

pula hasilnya dapat diketahui, baik melalui perubahan kualitatif maupun

kuantitatif. Perubahan kualitatif dapat diketahui dari sikap siswa yang lebih

bergairah untuk belajar dan perubahan kuantitatif dapat diketahui dari peningkatan

perolehan nilai.

Kelebihan kedua adalah mandiri atau perseorangan. PTK hanya dilakukan

oleh seorang guru dan untuk mata pelajaran yang diampu guru bersangkutan. Jika

(25)

34

pembelajaran dan itu hanya bersifat kolaborator atau fasilitator. PTK adalah

kegiatan ilmiah oleh, dari, dan untuk guru.

Kelebihan ketiga adalah angka kredit yang lumayan tinggi, yaitu 4 poin.

Bandingkan dengan artikel yang hanya berbobot 1-2 poin. Jika akan mengurus

kenaikan pangkat, guru tinggal menghitung kebutuhan poin atau angka kreditnya

sehingga dapat ditentukan jumlah PTK yang harus disusun.

Kelebihan keempat adalah murah. PTK memang berbiaya murah karena

dapat dilakukan berdasarkan kemampuan guru. Untuk melakukan PTK, guru

hanya memerlukan bahan kertas, kamera, dan kemampuan menulis. Kertas

digunakan untuk menuliskan semua tahapan kegiatan penelitian. Kamera

digunakan untuk merekam kegiatan. Kemampuan menulis mutlak diperlukan agar

kegiatan ilmiah itu dapat didokumentasikan ke dalam laporan.

Kelebihan kelima adalah waktu yang fleksibel. PTK dilakukan bersamaan

dengan proses belajar mengajar atau PBM. Itu berarti bahwa guru dapat

memanfaatkan waktu pelajaran sambil meneliti. Agar menghasilkan penilaian

yang objektif, para murid dikondisikan secara alami. Oleh karena itu, guru dapat

memilih jenis Kompetensi Dasar (KD) yang memang layak diteliti karena

perolehan nilai KD tersebut jelek

2. Desain Penelitian

Menurut Suherman (2012: 62) sekurang-kurangnya ada empat model

penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikenal, yaitu: “model yang dikembangkan

oleh Ebbut (1985), Kemiss dan Taggart (1988), Elliot (1991), dan Mckernan

(1991). Dari keempat model tersebut, nampaknya model Kemmis dan Mc

Taggart tidak terlalu sulit untuk dilakukan”.

Penelitian disusun menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart

(Wiriaatmadja, 2005: 66). Dengan sistem model spiral, terdiri dari rencana,

tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahap selanjutnya, hasil refleksi

dimanfaatkan dalam menyusun perencanaan kembali. Hal ini merupakan dasar

untuk suatu rancangan pemecahan permasalahan pada siklus berikutnya. Model

(26)

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 67)

Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu plan (perencanaan) tindakan.

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, dimana, siapa dan

bagaimana tindakan penggunaan metode eksperimen tersebut dilakukan. Kegiatan

ini dilakukan secara kolaborasi antara pihak yang melakukan tindakan (observer)

dan pihak yang mengamati proses (peneliti) jalannya tindakan.

Tahap kedua dalam tindakan ini, yaitu pelaksanaan tindakan (action) yang

merupakan implementasi isi rancangan. Dalam hal ini tentu saja penerapan

metode eksperimen dalam pembelajaran penjas.

Tahap ketiga, yaitu pengamatan (observation), observasi dilakukan pada

saat proses diterapkannya tindakan yaitu pada saat penerapan pembelajaran

perubahan ketinggian sasaran Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan dan

memperoleh data baik kinerja guru maupun aktivitas peserta didik selama proses

pembelajaran berlangsung sebagai bakal untuk perbaikan data siklus berikutnya.

REFLECT

ACTION OBSERVE

PLAN

REFLECT

ACTION OBSERVE

PLAN

REFLECT

ACTION OBSERVE

(27)

36

Tahap keempat adalah kegiatan reflection (refleksi) merupakan kegiatan

analisis, interprestasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh

dari hasil observasi untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

Tahap ini dimaksudkan untuk menelaah kembali secara menyeluruh tindakan

yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan

evaluasi (dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terlibat) guna

menyempurnakan tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu siklus

atau satu putaran, artinya sesudah langkah keempat, kemudian kembali lagi ke

pertama dan seterusnya. Jadi satu siklus adalah dimulai dari tahap penyusunan

rancangan sampai dengan refleksi untuk melakukan evaluasi.

D. Prosedur Penelitian

Penyusunan prosedur penelitian sangat penting dalam pelaksanaan sebuah

penelitian. Adapun prosedur penelitian dalam penelitian ini adalah berbentuk

siklus yang akan dilaksanakan dalam dua atau tiga siklus (tergantung

keberhasilan).

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Perencaanaan tindakan ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di

mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Perencanaan

tindakan dilakukan secara kolaboratif, misalnya antara guru dengan peneliti untuk

membicarakan tentang pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang akan

disampaikan.

Menurut Trianto (2007: 65) pada tahap perencanaan (Design) bertujuan

menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat

langkah yaitu, (a) Penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang

menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan

hasil perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (Kompetensi Dasar dalam

kurikukum KTSP). Tes ini merupakan suatu alat mengukur terjadinya perubahan

tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar, (b) Pemilihan

(28)

format. Di dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji

format-format perangkat yang sudah ada dan yang dikembangkan di

negara-negara yang lebih maju.

Perencanaan tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum

melaksanakan tindakan. Adapun perencanaan tindakan ini meliputi :

a. Mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah SDN 2 Suganangan

Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan untuk mengadakan penelitian.

b. Melakukan penelitian awal (observasi dan wawancara) untuk mengetahui

permasalahan yang akan dicarikan pemecahannya.

c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan

media pembelajaran.

d. Menyusan rancangan tindakan

e. Mempersiapkan alat peraga dan bahan untuk melakukan pembelajaran.

f. Menyusun lembar observasi bagi guru dan peserta didik untuk melakukan

pembelajaran (kinerja guru dan aktivitas peserta didik)

g. Menyusun alat penilaian berupa tes penilaian bagi peserta didik untuk melihat

perubahan peningkatan hasil belajar.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan rancangan

yang kemudian akan diikuti dengan kegiatan observasi dan refleksi. Dalam

penelitian ini dilakukan tiga siklus yang mana berpegang pada siklus sebelumnya

yang dirasakan belum berhasil.

Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap pelaksanaan tindakan adalah

sebagai berikut.

a. Kegiatan Awal:

Pada kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan kegiatan yang

dilaksanakan sebagai berikut.

(1) Apersepsi dengan memberikan penjelasan singkat mengenai materi yang

akan disampaikan dalam proses pembelajaran.

(29)

38

b. Kegiatan Inti:

(1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

(2) Guru menjelaskan dan memberi contoh cara melakukan pukulan

forehand melalui permainan bola bervariatif.

(3) Pada Siklus I, peserta didik dibariskan berkelompok menjadi dua

kelompok, setiap peserta didik diberi kesempatan untuk melempar bola

dari samping setingi pinggang ke arah tempok dengan sasaran. Sasaran

dibuat dari kertas warna yang diukur ketinggiannya berdasarkan tinggi

meja tenis. Setelah peserta didik melakukan lemparan, peserta didik

memungut bola dan mengoperkannya kepada peserta didik berikutnya.

Seluruh peserta didik melakukannya berulang-ulang. Setelah dirasakan

cukup, bola tenis lantai diganti dengan bola tenis meja. Kegiatannya

sama seperti di atas. Kelompok yang paling banyak mengenai sasaran

keluar sebagai pemenang.

(4) Pada Siklus II, peserta didik melakukan latihan memukul bola tenis meja

yang digantung dengan ketinggian yang disesuaikan dengan posisi dan

ketinggian bola forehand. Seluruh peserta didik mendapat giliran

melakukan pukulan dengan menggunakan bet.

(5) Pada Siklus III, adalah dengan menggunakan setengah meja yang

ditempelkan ke tembok. Peserta didik melambungkan bola sendiri dan

dipukul secara forehand. Latihan ini menjadi dua tahap yang pertama

adalah gerkan service forehand dan gerakan pukulan forhand. Peserta

didik yang paling lama dapat mempertahankan bola dengan pukulan

forehand keluar sebagai pemenang. Pada tahap akhir, dengan bola yang

dioperkan oleh guru, kemudian peserta didik melakukan gerakan

mengembalikan bola dengan forehand.

(4) Guru memberi koreksi tentang kesalahan tugas gerak yang dilakukan

peserta didik secara individu maupun klasikal.

(30)

c. Kegiatan Akhir:

(1) Peserta didik melakukan penenangan dengan cara duduk-duduk santai

sambil mendengarkan guru mengenai kesimpulan materi pembelajaran.

(2) Guru memberikan koreksi secara klasikal tentang kesalahan gerak yang

dilakukan peserta didik.

(3) Guru menyuruh peserta didik untuk berlatih di rumah sebagai tindak

lanjut

3. Tahap Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses diterapkannya tindakan, yaitu saat

tindakan berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan dan

memperoleh data baik kinerja guru maupun aktivitas peserta didik selama proses

pembelajaran berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan

lembar instrument penilaian kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran,

lembar instrumen kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi

aktivitas peserta didik, catatan lapangan, wawancara peserta didik dan guru yang

kesemuanya dapat memberikan masukan tentang tindakan yang akan dilakukan di

lapangan.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

terjadi. Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang

telah dilakukan (siklus 1, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian

dilakukan evaluasi (dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terkait)

guna memberikan masukan untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya yang

akan dilaksanakan pada siklus-siklus berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Format Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

(31)

40

bertujuan untuk mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik

juga kinerja guru pada saat pembelajaran perubahan ketinggian sasaran Alat untuk

mengumpulkan datanya berupa pedoman observasi yang terdiri dari:

a. Lembar/Instrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran

Tabel 3.4

Instrumen Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran

NO Aspek yang Diamati SKOR Jml

1 2 3 4 A Merumuskan tujuan pembelajaran

1 Merumuskan tujuan pembelajaran khusus

2 Kejelasan rumusan

3 Kejelasan cakupan rumusan 4 Kesesuaian dengan kompetensi dasar

Jumlah A

Rata-rata

Persentase

B Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media, sumber belajar dan metode pembelajaran

1 Menggambarkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran 2 Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran

3 Memilih sumber belajar 4 Memilih metode pembelajaran

Jumlah B

3 Menentukan criteria penilaian

(32)

Tabel 3.4 menunjukkan Instrumen Kinerja Guru dalam Perencanaan

Pembelajaran. Deskriptor dan kriteria penilaian dapat dilihat pada lampiran.

b. Lembar/Format Observasi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Tabel 3.5

Instrumen Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

NO Aspek yang Diamati SKOR Jml

1 2 3 4

A Pra Pembelajaran

1 Kesiapan sarana, prasarana, alat dan media

2 Memeriksa kesiapan siswa

Jumlah A

Rata-rata

Persentase

B Membuka Kegiatan Pembelajaran

1 Melakukan kegitan apersepsi dan pemanasan

2 Menyampaikan komponen tujuan yang akan dicapai dan rencan kegiatan

Jumlah B

Rata-rata

Persentase

C Mengelola Inti pembelajaran

1 Memberikan petunjuk dan contoh gerakan yang berkaitan dengan isi pembelajaran 2 Menyesuaikan dengan tingkat pertumbuhan anak 3 Melakukan komunikasi verbal, visual dan praktek 4 Mengkondisikamn dan menjaga ketertiban siswa 5 Memantapkan penguasaan keterampilan gerak siswa

Jumlah C

Rata-rata

Persentase

D Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran Penjas

1 Merangkaikan gerakan

2 Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa melakukan aktivitas gerak 3 Membimbing siswa melakukan gerakan dan melakukan aktivitas gerak 4 Memberikan pertolongan kepada siswa yang mengalami kesulitan 5 Penggunaan media dan alat pembelajaran

Jumlah D

Rata-rata

Persentase

E Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar 1 Melaksanakan penilaian selama proses dan akhir pembelajaran

2 Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

Jumlah E

Rata-rata

Persentase

F. Kesan umum kinerja guru

6.1 Keefektifan proses pembelajaran 6.2 Penampilan guru dalam pembelajaran

(33)

42

Dari tabel 3.5 tentang Instrumen Kinerja Guru dapat diketahui

pelakaksanaan pembelajaran mencakup Pra pembelajaran, Membuka kegiatan

pembelajaran, mengelola inti pembelajaran, kemampuan khusus dalam

pembelajaran penjas, pelaksanaan evaluasi proses dan hasil belajar, serta kesan

umum kinerja guru. Deskriptor dan kriteria penilaian dapat dilihat pada lampiran

2.

c. Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik

Tabel 3.6

Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik

No. Nama Aspek yang diamati Jumlah

Skor

Nilai Kriteria Motivasi Disiplin Sportivitas

1 2 3 1 2 3 1 2 3 B C K

Tabel 3.6 menjelaskan aktivitas peserta didik mencakup aspek motivasi,

disiplin dan sportivitas. Deskriptor dan kriteria penilaian dapat dilihat pada

lampiran.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai pendapat

peserta didik selama pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh

gambaran tentang faktor-faktor kesulitan dan ketertarikan peserta didik tentang

pembelajaran pukulan forehand tenis meja melalui permainan bola bervariatif.

Lembar wawancara ditujukan kepada guru sebagai observer serta peserta didik

tertentu. Lebih jelasnya mengenai lembar wawancara guru dan peserta didik

(34)

Tabel 3.7

Pedoman Wawancara Guru

No Pertanyaan Deksripsi/Jawaban

1 Bagaimana pendapat Bapak apabila pembelajaran gerak dasar pukulan forehand melalui permainan bola

bervariatif?

2 Kesulitan apa yang ditemui jika melaksanakan pembelajaran gerak dasar pukulan forehand melalui permainan bola bervariatif?

3 Kemudahan apa yang didapat jika melaksanakan pembelajaran gerak dasar pukulan forehand melalui permainan bola bervariatif?

4 Menurut pemdapat Bapak, apakah penggunaan permainan bola bervariatif dapat mengatasi kesulitan peserta didik dalam pembelajaran gerak dasar pukulan forehand?

5 Menurut pemdapat Bapak, hal-hal apa saja yang harus diperbaiki dalam pembelajaran gerak dasar pukulan forehand melalui permainan bola bervariatif?

Sedangkan untuk wawancara dengan peserta didik, format dan

pertanyaannya sebagai berikut:

Tabel 3.8

Pedoman Wawancara Peserta didik

No Pertanyaan Jawaban

1.

2. 3.

4. 5.

Bagaimana perasaanmu pada saat pembelajaran Pendidikan jasmani dan kesehatan tadi ?

Apa yang diajarkan pada pelajaran tadi ?

Apakah kamu menemukan kesulitan pada saat pembelajaran tadi ?

Jika ada kesulitan, pada bagian mana ?

Bagaimana cara kamu untuk mengatasi kesulitan tadi ?

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting dalam penelitian karena berguna

sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar dan dialami dengan catatan

sebelumnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai mengadakan penelitian.

(35)

44

“Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,

dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data refleksi terhadap data

dalam penelitian kualitatif”. Lebih jelasnya mengenai aspek catatan lapangan

terdapat pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Catatan Lapangan

No Kegiatan Temuan dilapangan

1. Pra pembelajaran.

a. Kesiapan sarana b. Kesiapan media

c. Memeriksa kesiapan peserta didik.

2. Kegiatan awal

a. Melaksanakan tahapan persiapan belajar,

seperti: berbaris, berdoa dan dan mengabsen peserta didik dan mengkondisikan peserta didik untuk belajar pendidikan jasmani dan kesehatan. b. Melakukan kegiatan pemanasan berupa senam

dan lari kecil keliling lapangan c. Melakukan apersepsi.

3. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi keterampilan dasar pukulan forehand tenis meja

b. Guru menjelaskan keterampilan dasar pukulan

forehand dengan menggunakan permainan bola

bervariatif.

c. Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk berlatih pukulan forehand dengan menggunakan permainan bola bervariatif yang diawali dengan pembelajaran gerak dasar dan diakhiri guru mengontrol kegiatan peserta didik dalam latihan.

4. Kegiatan akhir

a. Guru menyimpulkan materi pelajaran. b. Guru memberi tes kepada peserta didik. c. Guru Menutup pembelajaran

5. Dll.

4. Dokumentasi

Kamera foto digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan

pembelajaran berfungsi juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang

(36)

(Moleong, 2005: 160) bahwa : “ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan

dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang

dihasilkan oleh peneliti sendiri.

5. Tes Hasil Belajar Pukulan Forehand

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelengensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Suharsimi, 2001: 150).

Tes digunakan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan serta pemahaman

peserta didik setelah model pembelajaran perubahan ketinggian sasaran

dilaksanakan adalah tes perbuatan.

Berikut adalah tabel contoh penilaian hasil belajar pukulan forehand pada

peserta didik kelas V SDN 2 Suganangan. Deskriptor dan kriteria penilaian yang

dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 3.10

Lembar Penilaian Hasil Belajar Pukulan Forehand Kelas V

No. Nama

gerak lanjutan Tuntas Tidak

(37)

46

F. Teknik Pengolahan dan Analisis data 1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data proses terdiri dari teknik pengolahan data proses

kinerja guru dan teknik pengolahan data aktivitas peserta didik. Teknik

pengolahan data kinerja guru terdiri dari teknik pengolahan data proses kinerja

guru dalam perencanaan dan teknik pengolahan data proses kinerja guru dalam

pelaksanaan pembelajaran.

Adapun uraian mengenai teknik pengolahan data sebagai berikut:

a. Teknik Pengolahan Data Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran

Skor ideal = 17 x 4 = 68

Skor Nilai = Skor yang diperoleh X 100

Skor ideal

Kriteria skor : Skor 4 : apabila 4 deskriptor terpenuhi (tampak)

Skor 3 : apabila 3 deskriptor terpenuhi (tampak)

Skor 2 : apabila 2 deskriptor terpenuhi (tampak)

Skor 1 : apabila 1 deskriptor terpenuhi (tampak)

b. Teknik Pengolahan Data Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Skor ideal = 21 x 4 = 84

Skor Nilai = Skor yang diperoleh X 100

Skor ideal

Kriteria skor : Skor 4 : apabila 4 deskriptor terpenuhi (tampak)

Skor 3 : apabila 3 deskriptor terpenuhi (tampak)

Skor 2 : apabila 2 deskriptor terpenuhi (tampak)

Skor 1 : apabila 1 deskriptor terpenuhi (tampak)

c. Teknik Pengolahan Data Aktivitas siswa

Skor Ideal = 3 x 3 = 9

Nilai persentase = Skor yang diperoleh X 100

Skor Ideal

Kriteria skor : Skor 3 : apabila 3 deskriptor terpenuhi (tampak)

Skor 2 : apabila 2 deskriptor terpenuhi (tampak)

(38)

Untuk teknik pengolahan data hasil maka dapat dilihat melalui data hasil

belajar sebagai berikut.

Nilai setiap indikator adalah 4

Tabel 3.11

Kriteria Nilai dalam setiap aspek yang diamati

Nilai Penjelasan

1 Satu deskriptor nampak 2 Dua deskriptor nampak 3 Tiga deskriptor nampak 4 Empat deskriptor nampak

Nilai ideal adalah 4 x 4 indikator = 16

Analisis dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,

selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Analisis data yang akan

dilakukan secara kualitatif, mengategorikan dan mengklarifikasi analisis,

kemudian ditafsirkan dalam konteks keseluruhan permasalahan penelitian.

Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut.

a. Kategorisasi dan kodifikasi. Pada tahap ini data yang telah terkumpul

kemudian diseleksi dan dihimpun sesuai dengan karakteristiknya.

b. Reduksi data. Pada tahap ini data yang terkumpul di lapangan, setelah

dikategorisasikan kemudian dikodifikasi dalam laporan.

c. Klarifikasi data, untuk melihat gambaran data secara keseluruhan atau

bagian-bagian tertentu.

Analisis kuantitatif digunakan untuk memperoleh nilai kinerja guru, baik

dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran, aktivitas peserta didik

serta hasil belajar. Data diolah dengan menggunakan persentasi. Kemudian,

dilanjutkan dengan analisis kualitatif untuk menginterpretasikan nilai tersebut

(39)

48

Dalam analisis kualitatif, data hasil observasi kinerja guru dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta aktivitas peserta didik, nilai

yang diperoleh dikategorisasi berdasarkan kategori: kurang, cukup, dan baik.

Sedangkan untuk tes hasil belajar, nilai yang diperoleh dibandingkan dengan

KKM sebesar 70 untuk menentukan tuntas atau belum tuntasnya peserta didik

dalam mengikuti pembelajaran pukulan forehand tenis meja.

G. Validasi Data

Validasi data dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins

(Wiriaatmadja, 2005: 168-171) bahwa untuk mengetahui sebuah data dapat

menggunakan :

1. Member Chek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber,

apakah keterangan itu sifatnya tetap sehingga dapat dipastikan kebenarannya

atau tidak. Dalam kegiatan penelitian ini, kegiatan triangulasi dilakukan

secara reflektif kolaboratif antara peneliti dan guru dengan jalan

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dengan

berbagai responden atau membandingkan hasil wawancara dengan hasil suatu

dokumentasi.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh dengan

membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara

kolaboratif. Kegiatan ini penulis lakukan dengan cara menannyakan kembali

informasi yang disampaikan sebagian peserta didik kelas V, observer,

maupun Kepala Sekolah pada waktu yang berbeda. Suatu data tentang

pembelajaran gerak dasar pukulan forehand melalui permainan bola

bervariatif sebagai sumber belajar belum dikatakn valid sebelum penulis

mengecek kembali keterangan tersebut pada waktu yang berbeda. Dalam

proses ini data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang

diperoleh peneliti dikonfirmasikan kebenarannya kepada guru mitra melalui

diskusi balikan (reflektif kolaboratif), pada setiap akhir pelaksanaan tindakan

(40)

3. Audit Trail, yaitu pengecekan kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan

metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan hasil-hasil temuan

bersama teman-teman sekelompok. Pada validasi dengan menggunakan audit

trail, kegiatan yang dilakukan oleh penulis adalah berdiskusi dengan

pembimbing, teman-teman mahapeserta didik S1 Penjas, dan dengan guru

olahraga yang dianggap kompeten di bidang pukulan forehand.

4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan

penelitian kepada pakar professional di bidangnya. Dalam kegiatan ini

peneliti mengkonsultasikan temuan penelitian kepada Dr. Tatang Muhtar,

M.Si selaku pembimbing I dan kepada Dinar Dinangsit, M.Pd selaku

pembimbing II, untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi

(41)

105

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri 2 Suganangan

Kecamatan Cipicung Kabupaten Cirebon dalam pembelajaran gerak dasar

pukulan forehand melalui permainan bola bervariatif akan disimpulkan dan

disajikan saran-saran yang diperoleh dari temuan di lapangan selama pelaksanaan

pembelajaran gerak dasar pukulan forehand melalui permainan bola bervariatif.

A. Kesimpulan

1. Perencanaan Pembelajaran

Dalam perencanaan pembelajaran, penulis akan menyimpulkan tahap

perencanaan. Yang pertama penulis mempersiapkan materi yang akan

disampaikan dalam pembelajaran gerak dasar pukulan forehand, menentukan

tujuan pembelajaran, dampak pengiring, metode pembelajaran, dan penerapan

permainan bola bervariatif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

melakukan gerak dasar pukulan forehand. Kemudian menentukan

langkah-langkah pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang akan

digunakan untuk mengetahui hasil belajar dengan permainan bola bervariatif.

Perencanaan pembelajaran pada tindakan siklus III dapat dikatakan sangat

baik, hal ini dapat dibuktikan dengan persentase pencapaian dalam data awal

mencapai 91,12%, Siklus I 72,22%, Siklus II 86,11 %, sedangkan Siklus III

93,06%. Dengan demikian peningkatan persentase dari data awal sampai dengan

siklus III sebesar 31,94%.

2. Kinerja Guru

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, guru menyampaikan tujuan

penerapan permainan bola bervariatif untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam melakukan gerak dasar pukulan forehand. Penilaian pada akhir

pembelajaran dengan menggunakan tes akhir dan penilaian selama proses

pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi,

(42)

sportivitas. Sedangkan penilaian hasil belajar adalah dengan menggunakan tes

praktek gerak dasar pukulan forehand.

Berdasarkan hasil pengamatan observasi pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan format observasi kinerja guru didapat hasil pada kinerja

guru dalam pelaksanaan pembelajaran sangat baik, hal ini dapat dilihat kinerja

guru terus mengalami peningkatan setiap tindakan yang dilakukan oleh guru. Pada

data awal persentasenya hanya mencapai 66,11%, hal ini disebabkan pada saat

pembelajaran dilaksanakan guru terlihat kurang siap untuk mengajar, guru hanya

membuat RPP dan instrumen penilaian siswa saja. Guru kurang mengkondisikan

siswa terlebih dahulu pada awal pembelajaran, tujuan pembelajaran pun hanya

disampaikan secara sekilas sehingga siswa kurang memahami apa yang

disampaikan guru.

Pada Siklus I persentasinya meningkat mencapai 73,61% dan pada siklus

II mencapai 88,89%, sebagai hasil tindakan yang dilakukan oleh guru dengan

memberikan penjelasan yang menarik dan tentang manfaat permainan bola

bervariatif agar siswa lebih tertarik lagi dalam pembelajaran, mengaitkan

pembelajaran dengan pengalaman siswa agar pembelajaran mudah dipahami.

Hasilnya pada siklus III mengalami peningkatan menjadi 97,22%. Dengan

demikian peningkatan kinerja guru dari data awal hingga siklus III mencapai

31,11%.

3. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa terus mengalami peningkatan pada setiap pembelajaran yang

dilaksanakan. Observasi Aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar pukulan

forehand dengan menggunakan permainan bola bervariatif yang meliputi,

motivasi, disiplin dan sportivitas. Pada aspek motivasi Siklus I, guru memberikan

dorongan dalam mengikuti pembelajaran dengan memperhatikan kerja keras,

keberanian serta kreativitas. Pada aspek disiplin siklus I, guru memberikan

teguran agar siswa dapat mentaati peraturan, menjaga ketertiban dan bersikap

sopan selama pembelajaran. Pada aspek sportivitas siklus I, adalah dengan

mendorong siswa agar mampu menerima kelebihan orang lain sebagai suatu

(43)

107

tampak adanya perubahan yang menujukkan peningkatan dikarenakan pada proses

pembelajaran siklus II dan III, Guru aktif dalam memberikan semangat kepada

siswa sehingga percaya diri siswa meningkat, serta memberikan kesempatan bagi

siswa untuk dapat bekerja sama, sehingga semua aktivitas siswa dapat meningkat,

misalnya dengan memberi pengertian tentang bergurau akan menyebabkan celaka

pada teman. Berdasarkan analisis selama proses pembelajaran dapat dilihat

hampir seluruh siswa menunjukkan aktivitas yang baik.

Pencapaian aktivitas siswa secara keseluruhan terus meningkat, hal ini

dibuktikan dengan persentase yang terus mengalami peningkatan pada setiap

kegiatan tindakan pembelajaran. Data awal menunjukkan pencapaian aktivitas

siswa sebesar 69, 45%. Pada siklus I hanya mencapai 75,10% sedangkan pada

akhir siklus III mencapai 83,34%. Dengan demikian dapat dikatakan aktivitas

siswa dalam pembelajaran gerak dasar pukulan forehand melalui permainan bola

bervariatif dapat dikatakan sangat baik.

4. Peningkatan Hasil Belajar

Pembelajaran gerak dasar yang digunakan dalam pembelajaran gerak

dasar pukulan forehand adalah melalui permainan bola bervariatif. Pada setiap

siklus ada empat aspek yaitu sikap awal, backswing, gerakan swing ke depan, dan

sikap akhir. Pada siklus I, aspek tumpuan kaki sebagian besar siswa masih kurang

hal disebabkan kurangnya peregangan pada otot-otot kaki, sehingga pada aspek

backswing, dan gerakan swing ke depan dinamis. Pada siklus II, aspek sikap

awalan sudah mulai ada perkembangan hal ini disebabkan pemanasan yang

berorientasi pada gerakan inti berupa peregangan otot lebih ditingkatkan. Pada

siklus II juga mulai tampak adanya perkembangan gerakan swing ke depan yang

mulai tidak ragu-ragu membuat gerakan pukulan, hal ini disebakan karena model

pembelajaran dengan menggunakan bola tenis yang digantung sehingga siswa

terbiasa dengan pukulan forehand. Pada siklus III lebih mengutamakan kekuatan

dan akurasi, perubahan penggunaan meja yang sesungguhnya dimaksudkan untuk

meningkatkan akurasi dan kekuatan pukulan yang mendekati permainaan

sesungguhnya dalam tenis meja untuk siswa SD. Berdasarkan hasil analisis hasil

(44)

peningkatan yang baik, setiap aspek yang diamati mengalami peningkatan setiap

siklusnya mulai dari rata-rata nilai siswa, maupun pada persentase ketuntasan.

Pada data awal siswa yang tuntas hanya 25%, pada Siklus I siswa yang tuntas

hanya 58,34%, dan pada siklus II baru mencapai 76,05%, namun setelah diadakan

tindakan Sampai Siklus III menjadi 100%.

Dengan hasil ini maka pembelajaran gerak dasar pukulan forehand melalui

permainan bola bervariatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan

demikian maka hipotesis tindakan terbukti atau dapat diterima.

B. Saran-Saran

Setelah disimpulkan dari hasil penelitian tindakan kelas ini, maka perlu

kiranya dibuat saran-saran untuk menjadi perhatian dan bahan pertimbangan

dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan mutu pembelajaran

khususnya mata pelajaran Penjas. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa:

a. Dalam penerapan permainan bola bervariatif untuk meningkatkan gerak

dasar pukulan forehand terlebih dahulu memperhatikan petunjuk atau

langkah-langkah pembelajaran.

b. Menegaskan pentingnya berlatih agar dapat meningkatkan kemampuan

gerak dasar pada pukulan forehand.

2. Bagi Guru:

a. Menciptakan berbagai model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk

permainan yang berhubungan dengan gerak dasar pukulan forehand.

b. Dalam mengembangkan profesionalisme guru penjaskes dalam

melaksanakan pembelajaran di sekolah dasar maka guru harus memiliki

kemampuan dan keterampilan mengelola siswa di lapangan, dan

menciptakan pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM.

c. Mempersiapkan sarana dan prasarana sebelum menerapkan pembelajaran

agar siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran.

d. Melalui permainan bola bervariatif dapat dijadikan sebagai salah satu

(45)

109

pembelajaran dalam upaya peningkatan pembelajaran gerak dasar

khususnya pukulan forehand serta mutu pembelajaran Pendidikan Jasmani.

3. Bagi Lembaga Sekolah Dasar:

a. Bahwa pembelajaran penjas yang menyenangkan peserta didik, dapat

dijadikan salah satu model pembelajaran pendidikan Jasmani dalam KTSP.

b. Pembelajaran gerak dasar pukulan forehand melalui permainan dapat

dijadikan masukan dalam rangka efektivitas dan efesiensi pembinaan,

pengelolaan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan.

c. Memberikan kontribusi berupa sarana dan prasarana yang mendukung

setiap pembelajaran yang berorientasi kepada peningkatan mutu

khususnya pendidikan jasmani.

4. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang

a. Hasil yang didapatkan dari penelitian dapat menjadi referensi serta

sebagai bahan perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang

mengambil tema tenis meja khususnya pukulan forehand.

b. Hasil penelitian dapat dipublikasikan secara umum sehingga hal ini akan

membawa dampak positif terhadap mahasiswa dalam mengembangkan

model-model pembelajaran pukulan forehand.

5. Bagi Peneliti lain

a. Bahwa dalam rangka meningkatkan hasil belajar pukulan forehand kepada

peneliti lain diharapkan dapat mencari model permainan lainnya agar

lebih meningkatkan lagi hasil belajar sesuai yang diharapkan.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian praktis sebagai hasil penelitian

Gambar

Tabel
Gambar
Data Awa Hasil Tes Pukulan Tabel 1.1 Forehand tenis meja Kelas V
Tabel 1.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN POHON HURUF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pada hari ini rabu tanggal dua puluh enam bulan juni tahun dua ribu tiga belas, Pokja pengadaan barang dan jasa Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga untuk

31 Maka berbeda pada masa ini terjadi pergeseran nilai dalam kelompok Jawara itu sendiri, mereka adalah elit masyarakat karena di antara mereka ada yang menyibukan diri di

Persiapan Administrasi dan Bahan Musrenbang serta Teknik Persidangan Musrenbang ( SC + OC) Pelaksanaan Musrenbang Provinsi (RKPD 2012) dan Forum SKPD 2011 yang diikuti

Tujuan umum penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran meningkatkan kognitif anak usia dini melalui pemanfaatan

Anggota budaya konteks tinggi lebih terampil membaca perilaku nonverbal dan "dalam membaca lingkungan" , dan mereka menganggap bahwa orang lain juga akan mampu melakukan

3 permasalah di atas, penelitian ini ditujukan untuk mendapat informasi mengenai bioekologi dan etnobotani jenis pandan dimanfaatkan oleh Orang Rimba di Taman

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Penggunaan Protein Nabati