MOTIF UTAMA SISWA SMA DI KOTA BANDUNG DALAM
MENGGELUTI CABANG OLAHRAGA FUTSAL
( Studi Deskriptif pada SMA di Kota Bandung yang Mempunyai Prestasi yang Baik dalam Cabang Olahraga Futsal )
skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Disusun Oleh:
DANI NURGALA HERMANSYAH 0706084
PROGRAM STUDI KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Dani Nugraha Hermansyah, 2013
MOTIF UTAMA SISWA SMA DI
KOTA BANDUNG DALAM
MENGGELUTI CABANG
OLAHRAGA FUTSAL
Oleh
DANI NURGALA HERMANSYAH
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan olahraga dan kesehatan
© Dani Nurgala Hermansyah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Dani Nugraha Hermansyah, 2013
ABSTRAK
Dani Nurgala Hermansyah, NIM: 0706084. Pembimbing 1: Drs.H. Dede Rohmat N, M.Pd., Pembimbing II: Muhamad Tafaqur, M.Pd. Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2013.
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “ Motif Utama Siswa SMA di Kota Bandung dalam menggeluti Cabang Olahraga Futsal (Studi Deskriptif pada SMA di Kota Bandung yang Mempunyai Prestasi yang Baik dalam Cabang Olahraga Futsal) ”. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui motif utama siswa SMA di kota Bandung dalam menggeluti cabang olahraga futsal di SMA di kota Bandung yang mempunyai prestasi yang baik dalam cabang olahraga futsal.
Populasi penelitian ini adalah siswa putera SMA di kota Bandung yang menggeluti cabang olahraga futsal dari 4 SMA yang mempunyai prestasi yang baik dalam cabang olahraga futsal yang berjumlah 228 siswa. SMA tersebut adalah SMAN 12, SMAN 16, SMAN 18, dan SMA Pasundan 2 kota Bandung . Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel berjumlah 76 siswa. 76 siswa tersebut adalah siswa yang masuk ke dalam tim yang mewakili 4 SMA tersebut dalam setiap ajang kejuaraan futsal.
Berdasarkan hasil penelitian dari 3 motif berkuasa, motif berprestasi, dan motif berafiliasi, menunjukan hasil motif berkuasa 28,13% , motif berprestasi 36,55% , dan motif berafiliasi 35,31%. Maka dapat disimpulkan bahwa motif berprestasi merupakan motif yang di jadikan motif utama siswa dalam menggeluti cabang olahraga futsal di SMA di kota Bandung yang mempunyai prestasi yang baik dalam cabang olahraga futsal.
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH……….……….. V
DAFTAR ISI………...………. Ix
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. B. Motif ... Hakikat Permainan Futsal ... 8
16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 26
B. Prosedur penelitian ………... 26
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ……….... 28
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 31
F. Pengembangan Instrumen Penelitian ……... 40
G. Teknik Analisis Data Deskriptif ... 43
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Motif Utama Anak SMA Dalam Menggeluti Olahraga Futsal………... 45
B. Pembahasan Hasil Penelitian... C. Diskusi Penemuan... 75
76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………... 79
B. Saran……….………... 80
DAFTAR PUSTAKA……….……….... 81
LAMPIRAN………... 83
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal DAFTAR TABEL
Variabel, Indikator, Sub Indikator, Instrumen Pertanyaan uji
angket...
Hasil uji angket / uji validitas...
Hasil uji validitas...
Variabel, indikator, sub Indikator, Instrumen Pertanyaan
Angket sebenarnya...
Skala Likert...
Presentase jawaban ...
4.15 Tingkat Motif Berprestasi SMA N 16 secara kelompok ... 55
4.16 Motif Berafiliasi SMA N 16 ... 56
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal DAFTAR GAMBAR
2.1 Hubungan minat, motif, dan perilaku ... 8
2.2 Perkembangan minat sepanjang rentang kehidupan ... 10
2.3 Gambar ukuran lapangan futsal ... 18
2.4 Gambar gerakan dribbling ... 24
2.5 Gambar gerakan pengontrolan bola ... 25
2.6 Desain penelitian ... 28
DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ...
2. Data Hasil Penelitian ...
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga yang dilakukan dengan benar sangat bermanfaat dalam
kehidupan manusia. Olahraga tidak hanya dijadikan sebagai salah satu kegiatan
untuk menyalurkan hobi atau sekedar memanfaatkan waktu luang, lebih dari itu
olahraga dapat dijadikan sebagai sarana dalam rangka memelihara dan
meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Selain bermanfaat bagi kesehatan
jasmani, olahraga juga bermanfaat bagi kesehatan rohani seseorang. Olahraga
memberikan dampak positif tidak hanya pada aspek fisik, secara mental seseorang
yang menyukai kegiatan olahraga memiliki tingkat kesehatan mental yang lebih
baik, karena melalui olahraga stress akibat rutinitas sehari-hari dapat dihilangkan.
Dalam olahraga juga ditanamkan nilai-nilai kejujuran, kerjasama, dan sportifitas.
Selain mewujudkan manusia yang sehat baik jasmani dan rohani, olahraga juga
dapat dijadikan sebagai ajang dalam pencapaian prestasi yang dapat dijadikan
sebagai alat untuk mengharumkan nama bangsa dan negara.
Olahraga tidak hanya dilakukan pada waktu libur. Di beberapa sekolah
menengah atas Kota Bandung beragam kegiatan olahraga disediakan dan
ditawarkan kepada siswa dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler. Jenis-jenis
olahraga tersebut diantaranya adalah olahraga bolabasket, bolavoli, beladiri,
futsal, dan sepakbola. Tujuan kegiatan olahraga dalam ekstrakulikuler senggang
atau diarahkan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan sesuai kurikulum
yang tertuang dalam pendidikan olahraga.
Menurut Wikipedia (diakses 10 Desember, 2012) futsal berasal dari kata
futbol sala (bahasa Spanyol) yang berarti sepakbola ruangan. Olahraga ini
diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani.
Olahraga futsal dapat dimainkan di ruangan tertutup (indoor) dan ruangan terbuka
(outdoor), dengan bahan yang khas. Jenis lapangannya terdiri dari rumput sintetis
dan lapangan real floor. Oleh karena lapangan futsal yang berbeda tersebut, maka
jenis sepatu yang dipakai oleh pemain juga berbeda-beda disesuaikan dengan
medan lapangan. Dalam Kamus Pintar Futsal ( 2005:22 ) di jelaskan bahwa :
Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing-masing regu beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki, selain lima pemain utama, setiap regu juga diijinkan memiliki pemain cadangan.
Futsal mulai berkembang di Indonesia sekitar tahun 1998. Pada tahun
2000 futsal berkembang semakin pesat, dan pada tahun 2002 untuk pertama
kalinya Indonesia telah berhasil menyelenggarakan kejuaraan futsal tingkat Asia
di Jakarta. Untuk mengembangkan olahraga futsal di Indonesia maka di adakan
re-suffle di PSSI dan dibentuk Badan Futsal Nasional (BFN).
Olahraga futsal terus berkembang dari tahun ke tahunnya. Setelah
dibentuknya organisasi yang memegang peran penuh olahraga futsal, futsal
semakin menjamur dikalangan masyarakat umum dan dilingkungan pendidikan.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan munculnya ekstrakulikuler futsal di
sekolah-sekolah, UKM di universitas, dan munculnya klub-klub futsal amatir atau
profesional di setiap kotanya.
Terdapat beberapa sekolah menengah atas yang menawarkan olahraga
futsal sebagai kegiatan ekstrakulikuler. Selain kemudahan dalam penyediaan
lapangan, olahraga futsal cukup digemari para siswa. Olahraga Futsal lebih mudah
dilakukan dibandingkan dengan sepakbola terutama di kota-kota besar. Dari sisi
waktu, metode pelatihan, pelatih, karakteristik siswa yang beragam menjadikan
kegiatan ekstrakulikuler futsal lebih fleksibel dan menyenangkan. Beberapa anak
SMA yang ditemui pada saat latihan futsal di tempat futsal di kota Bandung
mengungkapkan bahwa kegiatan bermain futsal sangat menyenangkan, selain bisa
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal
futsal juga dapat dijadikan sarana untuk mengurangi stress setelah melakukan
proses belajar di sekolah.
Permainan futsal adalah permainan bola dengan menggunakan kecepatan,
selain itu permainan futsal memerlukan ball feeling yang baik, artinya bagaimana
menggunakan perasaan saat menyentuh bola dengan kaki. Penggunaan kaki
memang harus terampil, dengan begitu bola dapat dimainkan dengan leluasa.
Kegiatan olahraga futsal dapat meningkatkan kemampuan gerakan manipulatif
siswa. Mengenai olahraga futsal Tenang (2008:63-64) menjelaskan bahwa :
Dibandingkan dengan sepak bola lapang besar, futsal lebih menekankan pada penguasaan bola dengan melakukan teknik passing dan dribbling yang benar. Tanpa skill ini, bola akan lebih mudah direbut pemain lain. Tidak ada istilah kick and run karena lapangan terlalu kecil dan pemain bertumpuk dalam jarak yang sangat dekat.
Beberapa sekolah di kota Bandung yang memberikan tawaran kegiatan
ekstrakulikuler futsal telah memiliki prestasi yang baik yaitu tim futsal dari SMA
Negeri 12, 16, 18, dan SMA Pasundan 2. Ketersediaan lapangan serta kemudahan
bergabung membuat siswa mengikuti kegiatan futsal. Ke empat sekolah tersebut
aktif mengikuti kompetisi antar SMA se-kota Bandung dengan prestasi yang
ditorehkan masing-masing sekolah tergolong baik.
Olahraga futsal selain di jadikan media untuk mendidik para siswa agar
memahami nilai-nilai sportivitas, kerjasama, dan kejujuran juga merupakan media
untuk pengembangan potensi dan bakat siswa dalam olahraga. Selain itu olahraga
futsal juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk maeraih prestasi.
Dalam kenyataannya aspek psikologis jarang diperhatikan dalam kegiatan
futsal, padahal aspek tersebut tidak kalah pentingnya dengan aspek lainnya.
Pelatih hanya memperhatikan aspek fisik dan teknis seperti kondisi fisik,
kemampuan teknis, dan pendekatan strategi bermain. Kemampuan fisik yang
ditunjang dengan aspek psikologis akan mendorong tercapainya prestasi
Pernyataan tersebut menegaskan pentingnya aspek psikologis dalam
meningkatkan prestasi. Untuk itu perlu adanya telaah ilmiah tentang aspek
tersebut. Salah satu aspek psikologis yang harus di perhatikan adalah motif
seseorang dalam mengikuti olahraga futsal. Pemahaman yang jelas tentang motif
seseorang dalam mengikuti cabang olahraga futsal akan mendorong terjadinya
proses perbaikan dalam penyusunan program, perbaikan latihan serta penguatan
motif agar lebih kuat. Gambaran tentang motif berprestasi akan mengarahkan
penyusunan program latihan lebih terencana serta memberikan pencerahan bagi
sekolah untuk mendukung futsal secara penuh.
Motif adalah keadaan dalam pribadi orang mendorong individu untuk
melakukan aktifitas-aktifitas tertentu guna untuk mencapai sesuatu tujuan.
(Suryabrata, 1995:70).
Motif didasarkan pada kodrat manusia sebagai mahluk dan ada motif yang
dipelajari karena faktor lingkungan. Motif yang bersifat asali seperti makan dan
minum, sedangkan motif yang dipelajari adalah motif yang berkembang karena
adanya interaksi seseorang dengan lingkungan yang menumbuhkan motif.
Sebagai contoh perilaku mencari makan karena lapar merupakan motif asali
sedangkan motif untuk melakukan latihan atau belajar karena ingin berprestasi
dan memperoleh sejumlah pujian merupakan motif yang dipelajari karena
interaksinya dalam lingkungan. Interaksi tersebut mendorong tumbuhnya
pemahaman tentang makna berprestasi, pujian atau penghargaan.Motif yang
dipelajari itu muncul dari pengalaman individu selama perkembangan hidupnya.
Sementara itu, Mc Clelland yang dikutip oleh Hamzah (2011:47)
menjelaskan jenis-jenis motif yaitu :1) Motif untuk berprestasi ( Need For
Achievement ), 2) Motif untuk berkuasa ( Need For Power ), 3) Motif untuk
berafiliasi atau berhubungan ( Need For Afiliation ).
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul: ”Motif Utama Siswa SMA di Kota
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal
SMA di Kota Bandung yang Mempunyai Prestasi yang Baik dalam Cabang
Olahraga Futsal)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: “ Motif utama apakah yang dijadikan dasar siswa
SMA dalam menggeluti cabang olahraga futsal di SMA di Kota Bandung yang mempunyai prestasi baik dalam cabang olahraga Futsal ?”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui motif utama yang
dijadikan dasar siswa SMA dalam menggeluti cabang olahraga futsal di SMA di
kota Bandung yang mempunyai prestasi baik dalam cabang olahraga Futsal.
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil penelitian ini memberikan kegunaan atau manfaat
sebagai berikut :
1. Secara teori
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi bagi pengembangan
ilmu dan pengetahuan mengenai motif berolahraga pada remaja terutama siswa
SMA di kota Bandung.
2. Secara praktis
a. Bagi peneliti penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar yang
berharga dalam penelitian olahraga futsal serta motif remaja dalam
menggeluti olahraga tersebut.
b. Bagi pihak sekolah yaitu hasil penelitian dapat mendorong pihak sekolah
bidang olahraga futsal. Futsal tidak hanya dijadikan sebagi pelengkap
pendidikan. Olahraga futsal dapat digunakan sebagai media untuk
meningkatkan kualitas siswa serta mendorong perilaku positif dalam
masyarakat.
c. Bagi siswa yaitu hasil penelitian dapat menambah pengetahuan tentang
permainan futsal dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan
olahraga futsal.
E. Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut :
a. Populasi penelitian ini adalah siswa putera SMA di Kota Bandung yang
menggeluti cabang olahraga futsal dari 4 SMA yang mempunyai prestasi
yang baik dalam cabang olahraga futsal yang berjumlah 228 siswa. SMA
tersebut adalah SMAN 12, SMAN 16, SMAN 18, dan SMA Pasundan 2 Kota
Bandung.
b. Sampel penelitian berjumlah 76 siswa . 76 siswa tersebut adalah siswa yang
masuk dalam tim yang mewakili sekolah tersebut dalam kejuaraan futsal.
c. Lokasi penelitian dilakukan di SMAN 12, SMAN 16, SMAN 18, dan SMA
Pasundan 2 Kota Bandung.
d. Aspek yang diteliti adalah mengenai motif utama siswa dalam kegiatan
olahraga futsal.
F. Definisi Operasional
Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering berbeda sehingga dapat
menimbulkan kekeliruan dan menimbulkan ke tidak cocokan atau mengaburkan
pengertian. Oleh karena itu, penulis menafsirkan istilah-istilah dalam penelitian
ini berdasarkan pendapat para ahlii sebagai berikut :
1. Motif
Motif merupakan bentuk dorongan bersifat mental yang menjadi dasar
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal
menjelaskan bahwa: “Motif keadaan dalam diri orang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan”.
2. Menggeluti
Menggeluti artinya perilaku terlibat secara aktif dalam kegiatan dengan
melibatkan aktivitas fisik dan psikis untuk mendapatkan hasil maksimal. Menurut
Setiawan, (KBBI versi 1.1 diakses 20 April 2013) menjelaskan bahwa “menggeluti artinya menekuni pekerjaan”.
3. Futsal
Futsal adalah permainan olah raga yang memiliki karakteristik permainan tim
yang cepat bertujuan untuk memasukan bola kegawang lawan dan menjaga agar
gawang sendiri dari serangan lawan. Futsal merupakan permainan bola besar yang
dimainkan oleh dua regu yang masing-masing beranggotakan lima orang.
Tujuannya adalah memasukan bola kegawang lawan, dengan memanipulasi bola
dengan kaki. selain memiliki pemain utama, setiap regu juga diijinkan memiliki
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (deduktif) dan Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2010: 11), Metode
deskriptif adalah: “Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel, atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan,
atau menghubungkan dengan variabel yang lain”. Nazir (2003:54) menjelaskan
bahwa :
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Dalam penelitian ini, penulis berusaha menggambarkan bagaimana tingkat
motif utama siswa dalam kegiatan futsal yang diselenggarakan sebagai bagian dari
kegiatan pembelajaran di Sekolah Menengah Atas di kota Bandung.
B. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah yang
mengacu pada langkah-langkah tertentu agar proses penelitian sesuai dengan
tujuan penelitian. Langkah tersebut adalah :
1. Merumuskan dan mendefinisikan masalah
Masalah yang ditetapkan dianggap urgen untuk dipecahkan melalui
penelitian ilmiah. masalah yang muncul dalam kegiatan futsal adalah
kurangnya gambaran yang ilmiah mengenai motivasi berprestasi dalam
kegiatan olahraga futsal .
2. Mengadakan studi kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari hasil-hasil penelitian
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan di perpustakaan yang menyediakan karya ilmiah dan melalui
situs-situs yang menampilkan hasil-hasil penelitian dan jurnal ilmiah baik
internasional maupun nasional tentang motivasi dalam olahraga futsal .
3. Mengumpulkan Data
Data yang dikumpulkan melalui angket kepada siswa SMA Kota Bandung
dan melakukan observasi untuk memperkuat data yang diperoleh melalui
angket. untuk memperoleh data mengenai perilaku warga belajar, proses
pelatihan maupun fenomena yang terjadi di lapangan.
4. Menyusun, menganalisa dan memberikan interpretasi
Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk melakukan analisisi.
penyusunan dan analisis data menggunakan program SPSS.17 dan program
Exel untuk mempermudah analisisi. setelah data dianalisisi, maka langkah
selanjutnya melakukan interpretasi terhadap data tersebut. Interpretasi data
tidak hanya berdasarkan angka. Interpretasi ditambah dengan pengalaman
peneliti dilapangan dan hasil pengamatan terhadap objek penelitian.
5. Membuat generalisasi dan kesimpulan
setelah memberikan interpretasi dan penafsiran terhadap hasil analisis.
Peneliti membuat generalisasi penemuan-penemuan dan selanjutnya
memberikan kesimpulan.
6. Membuat laporan ilmiah
Laporan ilmiah berisi hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian mengenai
motif bermain futsal dalam kegiatan ekstrakulikuler.
Skema 2.6
Skema penelitian PSP3
(Sumber : Modifikasi dari Nazir, 2003:42)
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan individu yang akan diteliti, paling sedikit
mempunyai satu sifat atau ciri yang sama dengan kenyataan subjek dan akan
digeneralisasikan. Lutan et al (2011:83) menegaskan bahwa : ”Populasi selalu
merupakan sekelompok orang-orang, siswa, guru-guru, atau individu lain yang
mempunyai karakteristik tertentu.lebih lanjut Menurut Furqon (2009:146) bahwa: Teori
Masalah di Lapangan Masalah penelitian
TujuanPenelitian
Kerangka teoritis Konseptual
Mengumpulkan data ( angket, observasi, studi pustaka)
Analisis Data dengan bantuan Program SPSS
Penafsiran data
Generalisasi
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
paling tidak memiliki satu karakteristik yang sama”. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa SMA di kota Bandung yang menggeluti cabang olahraga futsal dari
4 SMA di kota Bandung yang mempunyai prestasi yang baik dalam cabang
olahraga futsal. Populasi bejumlah 228 siswa. SMA tersebut adalah SMAN 12,
SMAN 16, SMAN 18, dan SMA Pasundan 2 Kota Bandung.
Adapun ciri – ciri karakteristik dalam populasi pada penelitian ini, sebagai
berikut :
A. Semua jenis kelamin laki – laki yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler futsal yang dijadikan penelitian.
B. 3 SMA Negeri yaitu : SMA N 12, SMA N 16 ,dan SMA N 18 dan 1
SMA Swasta yaitu : SMA Pasundan 2 yang dijadikan tempat
penelitian. Semua bertempat di Kota Bandung.
C. Siswa yang diteliti adalah 76 siswa yang aktif dalam ekstrakulikuler
futsal yang termasuk ke dalam sebuah tim disekolahnya yang selalu
mewakili sekolahnya dalam setiap kejuaraan futsal yang di ikuti oleh
sekolahnya.
2. Sampel
Sampel dianggap bagian dari populasi karena memiliki karakteristik yang
hampir sama dengan populasi. Penelitian ini tidak menggunakan semua populasi
untuk dijadikan sampel tetapi hanya mengambil dari sebagian populasi. Sampel
representatif digunakan apabila populasi penelitian dalam jumlah besar karena
bukan merupakan sesuatu yang mudah meneliti dalam jumlah besar karena
keterbatasan waktu, biaya dan kesempatan. ”Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2010:118).
Ridwan dan Achmad (2008: 40) menyatakan bahwa : ” sampel harus representatif
, disamping itu peneliti wajib mengerti tentang besar ukuran sampel , teknik
sampling, karakteristik populasi dalam sampel”
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan
peneliti ”.
Sampel dalam penelitian berjumlah 76 siswa dengan rincian 18 siswa
dari SMA 12, 16 siswa dari SMA 16, 20 siswa dari SMA 18, dan 22 siswa dari
SMA Pasundan 2. 76 siswa tersebut adalah siswa yang mewakili SMA tersebut
dalam setiap kejuaraan futsal.
Ciri – ciri khusus pada 4 SMA yang di jadikan sampel dalam penelitian ini
sebagai berikut :
A. Sampel penelitian ini terdiri dari 3 SMA Negeri yaitu : SMA Negeri
12, SMA Negeri 16, dan SMA Negeri 18. Dan 1 SMA Swasta yaitu :
SMA Pasundan 2.
B. Semua berjenis kelamin laki – laki atau atlet putra yang aktif dalam
ekstrakulikuler futsal di sekolahnya yang menjadi sampel penelitian.
C. Semua SMA yang diteliti bertempat di Kota Bandung dan Dukungan
dari sekolah Dukungan pihak sekolah di ke empat sekolah yang
dijadikan objek penelitian sangat baik. Pihak sekolah selalu
memfasilitasi setiap kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
futsal. Sekolah selalu mengikutsertakan tim futsal sekolahnya dalam
setiap kejuaraan futsal baik ditingkat lokal maupun nasional.
D. Peran pelatih sangat krusial dalam pencapaian prestasi dalam cabang
olahraga futsal. Dengan adanya pelatih yang profesional maka
motivasi berprestasi para siswa akan meningkat. Dari hasil observasi
maka ditemukan bahwa ke empat sekolah mempunyai pelatih yang
profesional, SMA 12 dilatih oleh mantan pemain liga profesional futsal
Indonesia, SMA 16 dilatih oleh pelatih akademi futsal Sixteen
Bandung, SMA 18 dilatih oleh pelatih yang melatih tim Libido Fc liga
profesional futsal Indonesia, dan SMA Pasundan 2 dilatih oleh mantan
pemain liga profesional futsal Indonesia.
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang kususnya di adakan di Kota Bandung 4 sekolah tersebut selalu
mendapatkan hasil prestasi yang baik. Salah satunya pada event
kejuaraan KIT Futsalismo dan Piala Specs 4 sekolah tersebut berada
pada puncak partai semifinal dengan hasil pada semifinal SMA N 18
berhadapan dengan SMA Pasundan 2 dan SMA N 16 berhadapan
dengan SMA N 12, dan menghasilkan partai final antara SMA N 18
berhadapan dengan SMA N 16. Menghasilkan juara SMA N 18 Kedua
SMA N 16 ditempat Ketiga SMA pasundan 2 dan tempat ke Empat
SMA N 12. Di setiap event yang lain ke 4 SMA tersebut selalu hadir
mengikuti kejuaraan futsal yang berjenjang antar kota maupun
nasional.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Untuk memperjelas variabel dalam penelitian ini dan mempermudah
pengukurannya maka diperlukan definisi variabel pada penelitian ini dan definisi
operasional Hatch dan Farhady (Sugiyono, 2007:32). Menegaskan bahwa : “
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek,
yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain”.
Variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel X, motif utama yaitu dorongan utama yang mempengaruhi
keikutsertaan siswa di Kota Bandung dalam olahraga futsal. Variabel
penelitian tersebut dijabarkan ke dalam konsep-konsep variabel, indikator dan
skala ukur seperti pada tabel 3.1 kisi – kisi angket sebelum melakukan uji
angket dan tabel 3.2 kisi – kisi angket sebenarnya setelah melakukan uji
Tabel 3.1
Variabel, Indikator, Sub Indikator, Instrumen Pertanyaan Pada Uji Coba Angket
Variabel Konsep Dimensi Indikator Instrumen Pertanyaan
3.Memilih resiko yang
sedang didalam
3.Mencari persetujuan atau
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
oranglain.
4.Lebih suka dengan
oranglain daripada
sendirian.
5.Selalu berusaha
menghindari konflik.
c. Berkuasa
1. Menyukai pekerjaan
dimana mereka
menjadi pimpinan.
2. Sangat aktif dalam
menentukan arah
kegiatan dari sebuah
organisasi dimanapun
ia berada.
3. Mengumpulkan
barang-barang atau
menjadi anggota suatu
perkumpulan yang
dapat mencerminkan
prestise.
Sangat peka terhadap
struktur pengaruh antar
pribadi dari kelompok
atau organisasi.
1,4,7,8,9,12
15,20,24,29,
Tabel 3.2
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
p35 0,5 Valid
Bedasarkan hasil uji angket / validitas untuk menjelaskan kelompok yang
didasarkan pada gejala pusat dari kelompok jawaban dengan menggunakan
program SPSS versi 17, tabel diatas menunjukan bahwa terdapat 11 soal pada uji
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Variabel, Indikator, Sub Indikator, Instrumen Pertanyaan Angket Sebenarnya
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menentukan
arah kegiatan
dari sebuah
organisasi
dimanapun ia
berada.
6. Mengumpulkan
barang-barang
atau menjadi
anggota suatu
perkumpulan
yang dapat
mencerminkan
prestise.
Sangat peka
terhadap
struktur
pengaruh antar
pribadi dari
kelompok atau
organisasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk
memperoleh data untuk mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi artinya pengamatan langsung ke lapangan. “Observasi adalah
kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar”
(Sugiyono, 2010: 203). Lebih lanjut Nazir (2003:175) menjelaskan bahwa:
Kriteria observasi yang dilakukan adalah a) pengamatan digunakan untuk penelitian dan direncanakan secara sistematik b)pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang direncanakan c) pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja d) pengamatan dapat dicek dan dikontrol validitas dan reliabilitas.
Berdasarkan pendapat tersebut peneliti melakukan observasi terhadap
kegiatan futsal pada masing-masing sekolah untuk mengetahui bagaimana motif
utama siswa menggeluti futsal. Observasi digunakan untuk mendukung penjelasan
instrumen utama angket.
2. Kuesioner sebagai instrumen utama
Kuesioner merupakan instrumen utama penelitian yang berisi pernyataan
dengan jawaban menggunakan skala likert. Nazir (2003:203) menjelaskan tentang
kuesioner yaitu : “Alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang
sering disebut secara umum dengan kuesioner atau daftar yang cukup terperinci
dan lengkap”. Lebih lanjut Supranto (2006:23) bahwa : ”Kuesioner atau daftar
isian adalah satu set pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan standar
pertanyaan yang sama dapat diajukan terhadap setiap responden”
F. Pengembangan Instrumen Penelitian a. Observasi
Observasi dilakukan dengan melibatkan diri dalam kegiatan futsal. Peneliti
adalah assisten pelatih yang membantu program latihan dibeberapa sekolah
tersebut. Dalam penelitian ini pengamatan yang dilakukan terstruktur, aspek yang
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
dengan skala likert. Beberapa prinsip yang dikembangkan memenuhi beberapa
prinsip penulisan , pengukuran dan penampilan fisik seperti dikatakan Sekarang
Sugiyono (2010:200).
Prinsip itu adalah isi dan tujuan merupakan bentuk pengukuran, bahasa yang digunakan dimengerti responden, Pertanyaan dibuat tertutup dalam kalimat positif , pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan yang sudah lupa, pernyataan tidak menggiring, pertanyaan tidak terlalu panjang, urutan pertanyaan dari yang umum ke lebih spesifik serta penampilan fisik angket menarik.
Kuesioner menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban
menggunakan yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
seperti pada tabel 3.2 berikut ini :
Tabel 3.5 Skala Likert
NO Alternatif Jawaban Bobot Nilai
Bila Positif Bila Negatif 1.
STS (Sangat Tidak Setuju)
5
Sumber : Metode Penelitian Sugiyono (2007)
Untuk jenis data yang diperoleh berdasarkan angket , langkah pertama
yang dilakukan :
a. Pengujian Validitas Instrumen
Untuk menguji validitas konstruk dapat dipergunakan pendapat para ahli
bangunan teorinya sudah benar maka, maka hasil pengukuran dengan alat
(instrument) yang berbasis pada teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang
valid“. Angket kemudian diujicobakan dan dihitung. Perhitungan dilakukan dengan membagi 27 % kelompok tertinggi dan 27 % kelompok terendah dengan
rumus :
t
=
̅
1
-
̅
2S gab
√
+
Keterangan : ̅ 1 : rata-rata jawaban skor kelompok tinggi
̅2 : rata-rata kelompok skor terendah
N1 : jumlah sampel pada kelompok skor tinggi
N2 : jumlah sampel pada kelompok skor tinggi
S gab diperoleh dari :
√
Ketentuan yang berlaku adalah apabila ke dua kelompok tesebut diatas
0,30 maka dianggap instrument memiliki validitas konstruksi yang baik.
Untuk melakukan validitas butir pertanyaan maka langkah yang dilakukan
adalah mengkorelasikan skor factor tiap butir dengan jumlah total. Uji koreasi
menggunakan rumus pearson product moment. yaitu :
]
Instrumen pertanyaan yang tidak memiliki validitas diatas 0.30 akan
dibuang. Instrumen diujicobakan kepada siswa dari sekolah lain yang memiliki
karakteristik hampir sama dan menggeluti futsal. Siswa yang membantu uji coba
instrument berjumlah 30 siswa dari beberapa SMA di Kota Bandung di luar
sampel penelitian.
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n
x
x
Pengujian reliabilitas instrument (keajegan instrument dalam penelitian ini
dilakukan secara internal. Secara internal reliabilitas instrument dapat diuji
dengan menganalisa konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan
teknik belah dua dari spearman Brow (split half) (Sugiyono, 2010: 185).
=
Keterangan : r1 = reliabilitas internal seluruh instrument
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dengan
belahan kedua
Data dianggap memiliki reliabilitas instrumen apabila nilai korelasi antara kedua
belahan tersebut diatas angka 0.60.
G. Teknik Analisis Data Deskriptif
Beberapa penyajian data yang akan dikemukakan pada penelitian untuk
analisis deskriptif adalah Tabel data interval (hasil angket) dan Grafik Batang.
Tabel tersebut diperoleh melalui pengukuran gejala pusat.
Pengukuran gejala pusat menggunakan teknik statistik mean (rata-rata
hasil jawaban) untuk menjelaskan kelompok yang didasarkan pada gejala pusat
dari kelompok jawaban dengan rumus sebagai berikut : Mencari nilai rata-rata
dari setiap variabel, digunakan rumus sebagai berikut :
1).
Keterangan:
x = Nilai rata-rata yang dicari
x = Skor mentah
n = Jumlah sampel
2. Menghitung simpangan baku untuk mengetahui skor yang diperoleh oleh tiap
sampel dengan mempergunakan rumus berikut :
1
3. Pengelompokkan kelas berdasarkan angket jawaban responden berdasarkan
disusun dan disajikan sebagai berikut :
a. Nilai indeks maksimum = 1 x jumlah pertanyaan x jumlah responden
b. Nilai indeks maksimum = 5 x jumlah pertanyaan x jumlah responden
c. Interval = Nilai indeks maksimum – nilai indeks
1. Penafsiran terhadap kemampuan motif dilakukan dengan menggunakan
kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.6 Presentase jawaban
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
0 % 1 % - 24 % 25 % - 49 %
50 % 51 % - 74 % 75 % - 99 %
100 %
Tidak ada Sebagian kecil Hampir setengah
Setengahnya Sebagian besar Hampir seluruhnya
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka maka dapat disimpulkan bahwa motif
utama anak SMA dalam menggeluti cabang olahraga futsal di SMA kota Bandung
yang mempunyai prestasi yang baik dalam cabang olahraga futsal adalah motif
berprestasi dengan rincian : 1) Motif berprestasi sebesar 36,55%, 2) Motif
berafiliasi 35,31%, dan 3) Motif berkuasa 28,13%.
Berdasarkan hasil pengolahan analisis data yang telah disusun dan telah
diuji , maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Motif utama anak SMA dalam menggeluti cabang olahraga futsal adalah
motif berprestasi.
Tingkat Motif Secara Peringkat Yang Menjadi Motif Utama
Motif Persentase
1.Berprestasi 36,55%
2.Berafiliasi 35,31%
3.Berkuasa 28,13%
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal B. Saran
Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis menyarankan :
1.Bagi Sekolah yang dijadikan obyek penelitian.
Sekolah diharapkan terus mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang
sudah diraih dengan cara selalu menjaga motif berprestasi para siswanya dalam
menggeluti cabang olahraga futsal. Untuk menjaga motif berprestasi para
siswanya hendaknya sekolah selalu memberikan dukungan berkenaan penyediaan
sarana-prasarana, penyediaan pelatih yang profesional, dan selalu memfasilitasi
apabila tim futsal akan mengikuti kejuaraan.
2.Bagi sekolah yang lain.
Hasil penelitian hendaknya dijadikan gambaran bagi sekolah yang lain
bahwa untuk mempunyai prestasi yang baik dalam cabang olahraga futsal maka
para siswa yang menggeluti cabang olahraga futsal harus mempunyai motif
berprestasi yang tinggi. Untuk meningkatkan motivasi berprestasi para siswa
maka sekolah hendaknya menyediakan sarana prasarana yang baik, pelatih yang
profesional, dan selalu mendukung apabila tim futsal sekolah tersebut akan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma.
Ibrahim,Komarudin (2007) Psikologi Pelatihan. Bandung FPOK UPI.
Irawan Andri, (2009). Teknik dasar modern futsal , Jakarta : Pena pundi.
Imran (1996). Belajar dan pembelajaran. Malang. Pustaka jaya.
Jarvis M (2010). Teori-Teori Psikologi. Alih Bahasa Teamwork. Bandung : Nusa Media
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2003 versi I.I).
Kusmaedi, Husdarta (2004).Pertumbuhan dan perkembangan sepanjang rentang
kehidupan. Bandung FPOK UPI.
Lutan, R., Berliana dan Sunaryadi, Y. (2007). Metode Penelitian Pendidikan
Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Murhantanto. (2006). Dasar-Dasar Permainan Futsal. Jakarta: Kawan Pustaka
Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurhasan. (2007). Modul Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. FPOK Bandung
Pedoman. (2009) . Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia
Suhaebah (2001) Psikologi Pendidikan. Bandung Alpabeta.
Setyobroto, Sudibyo (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta.Anem.
Sucipto dkk. (1999). Permainan Sepak Bola. Bandung.
Dani Nugraha Hermansyah, 2013
Motif Utama Anak SMA Di Kota Bandung Dalam Menggeluti Olahraga Futsal
Tenang, John D. (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung: Mizan Bunaya Kreativa.
Internet :
Wikipedia (Di akses 10 Desember 2012)
Setiawan, (KBBI versi 1.1 di akses 20 april 2013)
http://id.wikipedia.org/wiki/Futsal (diakses 20 september).
http://www.scribd.com/doc/27517771/Teknik-Dasar-Bermain-Futsal (diakses 20 September).
http://www.google.co.id/imgres?q=dribbling+dalam+Futsal&num (diakses 13 september).
Wikipedia ( diakses 10 Desember, 2012 ).
skripsi
Suhaebah, Siti. (2005). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pada
Mata Pelajaran Ekonomi di SMA di Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Universitas