• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ………..………..

B. Rumusan Masalah …………..………...

C. Hipotesis Tindakan ………

D. Tujuan Penelitian ………..………

E. Manfaat Hasil Penelitian ………...

F. Penjelasan Istilah …...………

BAB II MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

TENTANG POKOK BAHASAN STRUKTUR DAN FUNGSI

TUMBUHAN ………

A. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar ……….

1. Pengertian IPA ………..

2. Prinsip – prinsip Pembelajaran IPA di SD ………

B. Pembelajaran IPA ……….

1. Tujuan Pembelajaran IPA di SD ………..

2. Hasil Belajar ……….

C. Model Pembelajaran Interaktif ………. 1. Pengertian Model Pembelajaran Interaktif ……… 2. Tahap Model Pembelajaran Interaktif ……….…………..

(2)

Weni Haerani,2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar SiswaDalam Mata Pelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Struktur Dan Fungsi Tumbuhan

DAFTAR TABEL

D. Faktor Pendukung Penerapan Model Pembelajaran Interaktif Pada Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Struktur dan Fungsi

Tumbuhan ……….. E. Materi Pembelajaran Struktur dan Fungsi Tumbuhan ……… 1. Akar ………... 2. Batang ………

3. Daun ………..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………

A. Metode Penelitian ………..

B. Model Penelitian ... C. Lokasi Penelitian ...

D. Subjek Penelitian ………...

E. Prosedur Penelitian ………

F. Instrumen Penelitian ………

G. Pengolahan dan Analisis Data ………

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..

A. Persiapan Penelitian ………...

B. Deskripsi Hasil Penelitian ……….

1. Hasil Tindakan Siklus I ………...

Tabel 3.1 Langkah Pembelajaran ………..

Tabel 3.2 Rencana Jadwal Pelaksanaan ……… Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Awal ……….. Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ………..

Tabel 4.3 Hasil Post Tes Siklus I ………..

Tabel 4.4 Refleksi Siklus I ……… Tabel 4.5 Hasil Post Tes Siklus II ………. Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ………... Tabel 4.7 Refleksi Siklus II ………...

Tabel 4.8 Penilaian Siswa Pada Siklus III ……….

Tabel 4.9 Aktivitas Siswa Siklus III ……….. Tabel 4.10 Refleksi Siklus III ……… Tabel 4.11 Persentase Kenaikan Nilai ………...

(3)

DAFTAR GAMBAR BAGAN

DAFTAR GRAFIK

Gambar 1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Interaktif ……… Gambar 3 Model PTK Kemmis dan Mc Taggart ………..

Gambar 5 Alur Penelitian ………..

(4)

Grafik 4.1 Persentase Kenaikan Nilai ………...

Grafik 4.2 Ketuntasan Siswa ……….

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggungjawab semua

pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru SD, yang merupakan

ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling

berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat

bersaing di jaman pesatnya perkembangan teknologi. Guru SD dalam setiap

pembelajaran selalu menggunakan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran

yang dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkannya, namun

masih sering terdengar keluhan dari para guru di lapangan tentang materi

pelajaran yang terlalu banyak dan keluhan kekurangan waktu untuk

mengajarkannya semua.

Menurut pengamatan penulis, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas

penggunaan model pembelajaran yang bervariatif masih sangat rendah dan guru

cenderung menggunakan model konvesional pada setiap pembelajaran yang

dilakukannya. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap

model-model pembelajaran yang ada, padahal penguasaan terhadap model-model

pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan profesional

guru, dan sangat sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi.

Kurikulum berbasis kompetensi yang mulai diberlakukan di sekolah dasar

(6)

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini hanya dapat tercapai

apabila proses pembelajaran yang berlangsung mampu mengembangkan seluruh

potensi yang dimiliki siswa, dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran IPA.

Disamping itu kurikulum berbasis kompetensi memberi kemudahan kepada guru

dalam menyajikan pengalaman belajar, sesuai dengan prinsip belajar sepanjang

hidup yang mengacu pada empat pilar pendidikan universal, yaitu belajar untuk

mengetahui (learning to know), belajar dengan melakukan (learning to do), belajar

untuk hidup dalam kebersamaan (learning to live together), dan belajar menjadi

diri sendiri (learning to be). Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu

pembelajarannya, dimulai dengan rancangan pembelajaran yang baik dengan

memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, materi yang diajarkan, dan sumber

belajar yang tersedia. Kenyataannya masih banyak ditemui proses pembelajaran

yang kurang berkualitas, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan

cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Hal

ini dapat dilihat dari hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Bukit Mulya Cianjur

yang menunjukkan bahwa siswa pada pembelajaran masih rendah seperti

rendahnya minat siswa belajar kelompok dimana pelaksanaan pembelajaran di

lapangan melalui belajar kelompok masih jarang, jika ada dilaksanakan hasil yang

di capai masih rendah. Pada umumnya siswa cenderung pasif, hanya menerima

apa yang di sampaikan guru tanpa bisa mengeluarkan pendapat, bertanya, serta

menjawab pertanyaan. Jika guru mengajukan pertanyaan, siswa tidak berani

menjawab, jika ada itu hanya 4-5 orang siswa saja. Dan jika ada kendala siswa

(7)

ketuntasan belajar, dimana standar yang di gunakan adalah 68. Dari hasil

pengamatan, diketahui beberapa hal, yakni 22 orang siswa dari 43 siswa yang

belum mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 51 %

Rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA di SDN Bukit

Mulya Cianjur menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar

siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas.

Untuk mengetahui mengapa prestasi siswa tidak seperti yang diharapkan, tentu

guru perlu merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab

ketidakberhasilan siswa dalam pelajaran IPA. Sebagai guru yang baik dan

profesional, permasalahan ini tentu perlu ditanggulangi dengan segera.

Berdasarkan hal tersebut diatas, penerapan model pembelajaran interaktif

menjadi alternatif untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata

pelajaran IPA. Dengan menerapkan model pembelajaran interaktif ini, diharapkan

kemampuan profesional guru dalam merancang model pembelajaran akan lebih

baik lagi dan dapat menerapkan model pembelajaran yang lebih bervariatif.

Disamping itu dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merefleksi diri

terhadap kinerja yang telah dilakukannya, sehingga dapat melakukan perubahan

dan perbaikan kualitas pembelajaran dan mengelola proses pembelajaran yang

lebih terpusat pada siswa.

Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan

pertanyaan anak. Model ini dirancang agar siswa akan bertanya dan kemudian

menemukan jawaban pertanyaan mereka sendiri (Faire & Cosgrove dalam Harlen,

(8)

pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terlalu melebar dan seringkali kabur

sehingga kurang terfokus. Guru perlu mengambil langkah khusus untuk

mengumpulkan, memilah, dan mengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut ke

dalam kegiatan khusus. Pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah ini dan

menampilkan suatu struktur untuk suatu pelajaran IPA yang melibatkan

pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai

pusatnya (Harlen, 1992:48-50).

Salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah bahwa

siswa belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan

mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan melakukan

kegiatan observasi (penyelidikan). Dengan cara seperti itu siswa atau anak

menjadi kritis dan aktif belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang menjadi rumusan

masalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan struktur

dan fungsi tumbuhan pada siswa SDN Bukit Mulya Cianjur Kelas IV melalui

menerapkan model pembelajaran interaktif ?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan struktur

dan fungsi tumbuhan pada siswa SDN Bukit Mulya Cianjur Kelas IV melalui

(9)

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang

pokok bahasan struktur dan fungsi tumbuhan pada siswa kelas IV di SDN

Bukit Mulya Cianjur melalui penerapan model pembelajaran interaktif ?

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan penjelasan

istilah yang ada, maka dapatlah dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :

melalui penerapan model pembelajaran interaktif dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPA terutama pada Pokok Bahasan Struktur dan

Fungsi Tumbuhan.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian tindakan kelas dengan penerapan model

pembelajaran interaktif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN

Bukit Mulya Cianjur tentang struktur dan fungsi tumbuhan adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA tentang pokok

bahasan struktur dan fungsi tumbuhan pada siswa SDN Bukit Mulya Cianjur

Kelas IV melalui penerapan model pembelajaran interaktif

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan

struktur dan fungsi tumbuhan pada siswa SDN Bukit Mulya Cianjur kelas IV

(10)

3. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran

IPA tentang pokok bahasan struktur dan fungsi tumbuhan pada siswa kelas IV

di SDN Bukit Mulya Cianjur melalui penerapan model pembelajaran

interaktif.

2. Manfaat Hasil Penelitian

Secara umum manfaat dari hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi

baru tentang kemajuan belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran

interaktif dalam pembelajaran IPA dan rinciannya adalah sebagai berikut :

a. Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan minat belajar

2) Dapat belajar lebih aktif

3) Memiliki keberanian untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat

4) Membuat keterampilan siswa meningkat atau lebih tinggi dari apa yang

telah dipelajari dari teori yang disampaikan

5) Dapat memahami apa yang disampaikan

b. Bagi Guru

1) Menambah pengetahuan dalam merencanakan dan mengembangkan

langkah-langkah pembelajaran IPA dalam pembelajaran tentang struktur

dan fungsi tumbuhan dengan menerapkan model pembelajaran interaktif

2) Dapat menambah kajian dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran IPA tentang struktur dan fungsi tumbuhan dengan

(11)

c. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan dalam menjalankan proses pembelajaran di sekolah

terutama pada pembelajaran IPA tentang struktur dan fungsi tumbuhan dengan

menerapkan model pembelajaran interaktif

d. Bagi Sekolah

1) Sumber masukan yang berarti dalam dunia pendidikan

2) Meningkatkan prestasi siswa

3) Meningkatkan professional guru

E. Penjelasan Istilah

a. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa melalui

kegiatan belajar dan evaluasi dalam bentuk tes.

b. Ilmu Pengetahuan Alam

KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari

tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan”.

c. Model Pembelajaran Interaktif

Model interaktif adalah suatu strategi pembelajaran sains yang melibatkan

pengumpulan dan pertimbangan atas pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai ciri

(12)

melalui penyelidikan, jadi siswa sendirilah yang menemukan jawaban atas

pertanyaan sendiri. Kunci keberhasilan dalam pembelajaran dengan model

interaktif terletak pada pola pikir siswa sehingga siswa dapat mencari sendiri

konsep yang sedang dipelajari dengan berbagai cara. Tahapan belajar model

interaktif ini terdiri atas tahap persiapan – pengetahuan awal – eksplorasi –

pertanyaan siswa – penyelidikan - pengetahuan akhir – refleksi.

d. Struktur dan Fungsi Tumbuhan

Struktur dan fungsi tumbuhan adalah salah satu pokok bahasan dalam

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang diberikan di Sekolah Dasar Negeri

(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pencapaian suatu tujuan dibutuhkan suatu pendekatan, yakni dengan cara

yang dapat mengungkapkan masalah sesuai tujuan yang diharapkan .Dalam

penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif dan

kuantitatif, karena tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menghasilkan

data deskriptif berupa angka – angka atau nilai para siswa yang diambil dengan

adanya pre-test dan postest. Tujuan penelitian kuantitatif adalah untuk

mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, persitiwa, aktivitas sosial, sikap,

kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.

Desain penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah desain

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yang dilakukan secara

kolaboratif antara teman sejawat dengan peneliti. Dalam memilih desain

penelitian, seorang peneliti harus mengikuti proses mulai awal hingga akhir secara

konsisten.. Menurut Hopkins, sebagaimana yang dikutip oleh Rochiati Wiriatmaja

(2005: 11) PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian

dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri,

atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat

dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Menurut Ebbutt (1985), dalam

(14)

penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dan upaya perbaikan

pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan

tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai

hasil dari tindakan-tindakan tersebut (2005: 12). Menurut T. Raka Joni (1998)

dalam FX. Soedarsono (2001: 2)

PTK merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku

tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari

tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk memperbaiki kondisi-kondisi dimana

praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Secara ringkas Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) adalah bagaimana sekelompok guru dapat

mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari

pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan

dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu

(Rochiati Wiriatmaja 2005: 13).

Secara singkat karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) atau PTK dapat disebutkan: Situasional, artinya berkaitan langsung

dengan permasalahan konkret yang dihadapi guru dan siswa. Kontekstual, artinya

upaya pemecahan yang berupa model dan prosedur tindakan tidak lepas dari

konteksnya, mungkin konteks budaya, sosial politik, dan ekonomi di mana proses

pembelajaran berlangsung. Kolaboratif, partisipasi antara guru-siswa dan mungkin

asisten atau teknisi yang terkait membantu proses pembelajaran. Hal ini

didasarkan pada adanya tujuan yang sama yang ingin dicapai. Self recletive dan

(15)

melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap hasil atau kemajuan yang dicapai.

Modifikasi perubahan yang dilakukan didasarkan pada hasil refleksi dan evaluasi

yang mereka lakukan. Fleksibel, dalam arti pemberian sedikit kelonggaran dalam

pelaksanaan tanpa melanggar kaidah metodologi ilmiah. Misalnya, tidak perlu

adanya prosedur sampling, alat pengumpul data yang lebih bersifat informal,

sekalipun dimungkinkan dipakainya instrumen formal sebagaimana dalam

penelitian eksperimental (Soedarsono FX, 2001: 5).

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki,

meningkatkan, dan mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik sebagai upaya

pemecahan masalah, serta menemukan model dan prosedur tindakan yang

memberikan jaminan terhadap upaya pemecahan masalah yang mirip atau sama,

dengan melakukan modifikasi dan penyesuaian seperlunya. kegiatan pembelajaran

dalam mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran (Soedarsono FX, 2001: 5).

B. Model Penelitian

Model atau desain yang digunakan berbentuk spiral mengadopsi dari

Kemmis dan Mc Taggart (Depdiknas, 2004 : 2) yang mempunyai tiga komponen

utama yaitu: planning, action (observing), dan reflecting. Perbedaan lain dengan

model yang pertama adalah tidak adanya pembatasan siklus tergantung seberapa

keberhasilan/peningkatan yang ingin diperoleh.

Prosedur dalam penelitian tindakan kelas (PTK) alurnya terarah dan

terencana. Untuk melaksanakan rencana penelitian yang terarah dan teratur dalam

prosesnya yang panjang dan kompleks, maka peneliti membagi pelaksanaan

(16)

pengamatan, refleksi dan pelaporan. Siklus tersebut adalah pratindakan, siklus I,

siklus II, dan siklus ke III. Peneliti kemudian mempertajam judul atau objek

penelitian, mengidentifikasi masalah penelitian, mereviu kepustakaan,

menetapkan konsep dan tujuan penelitian. Pada saat di lapangan, peneliti

melakukan bimbingan, tanyajawab, pengamatan, pencatatan dan mengumpulkan

sumber data. Peneliti melakukan kunjungan beberapa kali untuk melakukan aksi

dan pengumpulan data.

Berdasarkan refleksi yang dilakukan tim peneliti, kemudian dirancanglah

penelitian berikutnya dengan membuat skenario tindakan baru yang merupakan

perbaikan/revisi yang telah dilaksanakan di siklus pertama.

(17)

Jumlah siklus secara teoritis tampak tidak ada batasan. Untuk membatasi

seberapa jauh tindakan sudah dikatakan berhasil, maka harus ditentukan kriteria

hasil pencapaian melalui tindakan yang dilakukan. Kriteria ini merupakan kriteria

hasil yang harus dicapai oleh tim peneliti.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan

pada prinsip Kemmis dan MC. Taggart (Depdiknas, 2004 : 2) yang mencakup

kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation),

refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara

berulang dalam bentuk siklus. Penelitian ini dilakukan dengan cara berkolaborasi

antara peneliti dan teman sejawat di SDN Bukit Mulya Cianjur. Keempat kegiatan

itu antara lain :

a. Tahap Perencanaan (Planning)

1. Mengidentifikasi masalah

2. Menganalisis dan merumuskan masalah

3. Merancang model Pembelajaran interaktif

4. Mendiskusikan penerapan model pembelajaran interaktif

5. Menyiapkan instrumen (angket, pedoman observasi, tes akhir)

6. Menyusun kelompok belajar siswa

7. Merencanakan tugas kelompok

b. Tahap Melakukan Tindakan (Action)

1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan

(18)

3. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai

rencana

4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang

dilaksanakan

5. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat

melakukan tahap tindakan

c. Tahap Mengamati (observasi)

1. Melakukan diskusi dengan guru SD dan kepala Sekolah untuk rencana

observasi

2. Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran interaktif

yang dilakukan guru kelas lima

3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model

pembelajaran interaktif

4. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang

kelamahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran

5. perbaikan untuk pembelajaran berikutnya

d. Tahap refleksi (Reflection)

1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan observasi

2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model

pembelajaran interaktif dan mempertimbangkan langkah selanjutnya

3. Melakukan refleksi terhadap penerapan model pembelajaran interaktif

4. Melakukan refleksi terhada kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA

(19)

C. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Bukit Mulya Kecamatan

Cianjur Kabupaten Cianjur. Alasan penelitian menjadikan SDN Bukit Mulya

Cianjur ini sebagai lokasi penelitian adalah :

1. Lokasi tersebut tempat peneliti bekerja;

2. Sekolah berada di tempat yang kondusif bagi terlaksananya pembelajaran,

karena tempatnya jauh dari kebisingan dan keramaian kendaraan sehingga

membuat suasana belajar aman dan tenang;

3. Lokasi tersebut belum pernah dijadikan tempat penelitian

Peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat (guru lain). Teman sejawat

sebagai pengamat (observer) yang akan memberikan masukan terhadap

kekurangan ataupun kesalahan selama penelitian berlangsung.

D. Subyek Penelitian

Sebagai subyek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas

IV SDN Bukit Mulya Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran

2012 – 2013 yang berjumlah 43 orang dengan keadaan siswa laki-laki 25 dan

siswa perempuan 18 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada saat pembelajaran

mata pelajaran IPA pada pokok bahasan Struktur dan Fungsi Tumbuhan.

1. Letak geografis

SDN Bukit Mulya beralamat di Kampung Warung Kiara Desa Sukamaju

(20)

perkotaan yang tidak begitu jauh dari Ibukota Kecamatan yang kurang lebih 2 km

jaraknya.

2. Keadaan Sosial Ekonomi

Latar belakang sosial ekonomi orang tua siswa sebagian besar bekerja

sebagai petani dan buruh kuli. Keadaan ekonominya sangat timpang sekali antara

ekonomi menengah dan bawah sekali. Karena itu setiap tahunnya ada kira – kira

20 orang siswa yang selalu mendapat Bantuan Siswa Miskin yang setiap bantuan

selalu digilir, selain itu ada beberapa siswa yang selalu mendapat bantuan

transportasi dari Dana Bantuan Operasional Sekolah karena siswa tersebut benar –

benar membutuhkannya.

3. Staf Pengajar dan Tingkat Pendidikan

SDN Bukit Mulya belum begitu lengkap memiliki sarana prasarana baik

itu ruang kelas maupun ruang lainnya, sedangkan siswa – siswinya tiap tahun

selalu bertambah. Karena dari itu di SDN Bukit Mulya dilaksanakan dua

pelaksanaan pembelajaran pagi dan siang. Jumlah staf pengajar di SDN Bukit

Mulya Cianjur semuanya berjumlah 15 orang, yaitu 1 orang Kepala Sekolah, 10

orang guru kelas diantaranya, 7 orang PNS dan 3 orang Tenaga Honorer, yang 5

orang lagi adalah guru mata pelajaran diantaranya, 2 orang PNS dan 2 orang

masih Tenaga Honorer.

Tingkat Pendidikan guru – guru di SDN Bukit Mulya Cianjur sudah

hampir semuanya berijazah D-IV/SI, yaitu 2 orang berijazah D-II, 8 orang

(21)

E. Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Perencanaan (planning) adalah apa yang akan dilakukan peneliti untuk

memperbaiki, meningkatkan dan membantu guru dalam mengembangkan model

pelajaran. Adapun model yang akan dikembangkan dalam penelitian tindakan

kelas adalah Penerapan Model Pembelajaran Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Tentang Pokok Bahasan Struktur dan

Fungsi Tumbuhan Terhadap Siswa kelas IV di SDN Bukit Mulya Cianjur, antara

lain :

a) Mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah yang akan dijadikan

tempat penelitian;

b) Melakukan sosialiasi dengan siswa yang akan dijadikan subjek penelitian

yang kebetulan subjeknya adalah siswa yang diajar oleh peneliti;

c) Mengidentifikasi KTSP khususnya mata pelajaran IPA mulai dari kompetensi

dasar, standar kompetensi, hasil belajar, indikator, dan materi pokok;

d) Merumuskan model pembelajaran yang akan digunakan untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran

IPA;

e) Membuat rencana pembelajaran yang disesuaikan dengan model pembelajaran

interaktif;

f) Membuat lembar observasi, untuk melihat aktifitas guru dan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran

(22)

g) Membuat lembar panduan wawancara untuk melihat aktifitas guru dan siswa

selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

interaktif;

h) Membuat media gambar dan menyediakan alat peraga yang disesuaikan

dengan materi pembelajaran;

i) Membuat alat evaluasi belajar yang dikerjakan secara individual untuk meningkatkan siswa.

Peneliti mulai mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul saat

pelaksanaan pembelajaran. Peneliti mencoba menganilisis dan merumuskan

masalah yang mungkin muncul saat pembelajaran. Peneliti merancang model

pembelajaran interaktif, dibantu peneliti. Guru dan peneliti melakukan diskusi

mengenai penerapan model pembelajaran interaktif, terutama langkah-langkah

kegiatan diskusi kelompok siswa. Peneliti dan guru bersama-sama membuat

angket untuk siswa dan pedoman observasi. Peneliti menyusun kelompok

berdasarkan siswa yang pandai dibagi merata kesetiap kelompok. Peneliti

merencanakan tugas kelompok tentang topik/materi IPA/Sains

2. Tahap Melakukan Tindakan/pelaksanaan (Action)

Pelaksanaan adalah apa yang akan dilakukan peneliti dalam upaya

meningkatkan proses dan hasil pembelajaran siswa khususnya dalam

pembelajaran IPA. Selain itu, tindakan yang dilakukan diharapkan dapat

menimbulkan perubahan sikap sosial siswa dalam mengemukakaan pendapatnya.

Peneliti melaksanakan langkah-langkah kegiatan sesuai perencanaan

(23)

Sains/IPA. Peneliti dan pengamat (teman sejawat dan kepala sekolah) melakukan

pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana. Peneliti

dan pengamat memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya

kegiatan yang dilaksanakan. Guru belum dapat mengantisipasi kendala dengan

melakukan solusi mengalami kendala saat melakukan tahap tindakan.

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran dilaksanakan melalui tiga tahap kegiatan, yaitu:

(a) kegiatan awal, (b) kegiatan inti, dan (c) kegiatan akhir. Deskripsi kegiatan

dimaksud disajikan dalam tabel 3.1. berikut ini.

Tabel 3.1 Langkah Pembelajaran

Interaktif Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

Alokasi Waktu 1 Pendahuluan Persiapan  Guru menganalisis kurikulum

dan mencari sumber-sumber informasi tentang struktur akar pada tumbuhan.

 Berdo’a dan mengabsen siswa.  Memberikan motivasi

mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran.

 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan.

 Membahas sepintas materi yang telah dibahas.

± 5 menit

2 Kegiatan Inti Pengetahuan Awal

Sebelum pada kegiatan ini guru membagi dahulu siswa kedalam beberapa kelompok

 Guru memperlihatkan

beberapa jenis tumbuhan dan mencoba mengingat siswa pada tumbuhan yang ada di sekitar kebun sekolah.

 Selain pembelajaran di dalam kelas guru membawa siswa ke

(24)

kebun sekolah.

 Guru bertanya : “Siapa yang tahu nama tanaman ini?.”(sambil memperlihatkan jenis tanamannya). Coba lihat perbedaannya pada apanya saja ?.

 Siswa diminta untuk mencatat jawaban masing-masing pada buku catatan masing-masing. 3 Eksplorasi  Guru bertanya : sekarang coba

lihat perbedaan pada akarnya! “Nah , apa saja yang ingin kamu ketahui, kemukakanlah!”.

 Guru menuliskan pertanyaan-pertanyaan siswa pada papan tulis.

 Guru dan siswa memilih pertanyaan-pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya melalui penyelidikan.

4 Penyelidikan  Guru meminta siswa untuk

menentukan urutan

pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya melalui penyelidikan dengan panduan LKS secara jawaban pada pengetahuan awal mereka.

 Setelah menyelesaikan diskusi kelas siswa diajak

untuk menyimpulkan

pembelajaran menjadi suatu konsep baru.

Bersama-sama peserta didik dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang baru

(25)

dipelajari.

 Guru memberikan penguatan serta umpan balik atas kesimpulan yang dibuat oleh peserta didik atas presentasi kelompoknya.

Tabel 3.2

Siklus/

Tindakan Pokok Bahasan Subpokok Bahasan

Waktu pelaksanaan I Struktur dan Fungsi

Tumbuhan

Struktur Akar dan kegunaannya II Struktur dan Fungsi

Tumbuhan

Jenis Batang dan kegunaannya III Struktur dan Fungsi

Tumbuhan

Bentuk daun dan kegunaannya

Tabel di atas merupakan rancangan siklus yang dilakukan pada penelitian

ini. Berdasarkan tabel di atas, juga dapat dilihat perbedaan materi setiap siklus.

Selain itu, jangka waktu pelaksanaan tindakan dapat terlihat dengan jelas.

Pelaksanaan tindakan, dilaksanakan secara sistematis sehingga ada satu tindakan

yang dilakukan secara acak.

Pelaksanaan tindakan ini dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang

telah disusun. Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas bahwa penelitian

tindakan kelas ini dilakukan oleh guru sendiri sebagai peneliti, tetapi dalam proses

observasi guru bermitra dan berkolaborasi dengan teman sejawat yang dibantu

(26)

3. Tahap Mengamati (observasi)

Obsevasi adalah kegiatan mengamati proses, hasil dan segala aktifitas

yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh teman

sejawat dengan menggunakan format lembar observasi yang telah dibuat. Objek

yang diobservasi adalah kegiatan guru dan siswa ketika tindakan atau proses

pembelajaran dilakukan. Observasi yang dilakukan terhadap aspek yang

diobservasi sesuai dengan lembar atau format observasi yang telah ditentukan.

Peneliti, pengamat (teman sejawat dan kepala sekolah) dan guru

melakukan diskusi untuk rencana observasi pada pembelajaran IPA/Sains

berikutnya. Peneliti dan para pengamat melakukan pengamatan terhadap

penerapan model pembelajaran interaktif yang dilakukan guru. Peneliti dan para

pengamat mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan

model pembelajaran interaktif. Pada awal pembelajaran guru melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan prncanaan, namun setelah beberapa saat guru kembali

kepada pola lama yang biasa dilakukan dalam pembelajaran yaitu menjelaskan

materi dan siswa menyimak penjelasan guru dan mencatat hal yang dianggap

penting. Guru nampak tidak percaya diri ketika siswa bertanya tentang materi

yang tidak dimengerti ketika mengerjakan tugas di rumah.

Peneliti, para pengamat dan guru melakukan diskusi untuk membahas

tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan peneliti serta

memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran IPA/Sains berikutnya. Saran

yang diberikan peneliti dan juga para pengamat salah satunya adalah guru harus

(27)

materi tersebut. Guru juga harus membaca beberapa buku referensi lain selain

buku paket dan buku wajib, agar guru lebih percaya diri dan dapat menjawab

semua pertanyaan siswa dengan tepat. Guru harus dapat mengalokasi waktu

dengan baik, sehingga dapat merangkum materi yang dibahas.

4. Tahap refleksi (Reflection)

Refleksi adalah kegiatan mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas

proses dan hasil pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran. Dalam tahap

refleksi peneliti melakukan analisis temuan peneliti dan para pengamatan saat

melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran oleh guru. Peneliti dan para

pengamat menganalisis kelemahan dan keberhasilan peneliti saat menerapkan

model pembelajaran interaktif dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.

Terutama dalam mengelola kelas, saat siswa melakukan kerja kelompok. Guru

melakukan refleksi terhadap penerapan model pembelajaran interaktif pada

pelajaran IPA/Sains. Selama diskusi kelas guru berusaha berkeliling pada setiap

kelompok. Guru menanyakan kesulitan atau masalah yang dihadapi saat

melakukan percobaan. Guru dibantu peneliti melakukan refleksi terhadap

kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA/Sains, di samping itu guru mengadakan

evaluasi tentang topik yang sudah dibahas dan nilai rata-rata siswa 68,71.

Kreativitas meningkat setelah mengalami pembelajaran yang dilaksanakan guru.

Siswa terlibat aktif dalam diksusi kelompok dan percobaan. Guru melakukan

refleksi terhadap hasil belajar siswa, mengevaluasi terhadap kekurangan dan

kelemahannya dalam pelaksanaan pembelajaran, berupaya untuk

(28)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam

penelitian untuk mengumpulkan data. Menurut Suharsim Arikunto (2002 : 126)

instrument adalah pada waktu penelitian yang menggunakan suatu metode.

Kegiatan pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan observasi dan

melalui hasil penelitian yang dilakukan peneliti selama menggunakan

pengamatan langsung pada objek bahasan dalam hal ini pada bahasan struktur

dan fungsi tumbuhan.

a. Test Tertulis

Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk

memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang

seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat (Indra Kusuma,

1993:21). Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, didalamnya terdapat

pengertian-pengertian:

Tes itu adalah hanya merupakan alat dan bukan merupakan tujuan.

Sedangkan tujuannya adalah terletak pada apakah maksud kita memberikan tes

itu.

Alat itu telah disusun secara sistematis dan objektif, menurut syarat-syarat

tertentu. Meskipun dalam kenyataannya tidak ada tes yang seratus persen

sistematis dan objektif. Sebab tes itu juga buatan manusia.

Dengan adanya tes yang telah disusun secara sistematis dan objektif itu,

maka hasil yang diperoleh dari tes atau alat itu boleh dikatakan akan tepat.

(29)

Bahwa dengan dipergunakannya tes sebagai alat untuk memperoleh

data-data itu, dapat dilaksanakan secara tepat tidak memakan waktu yang lama. Untuk

memperoleh suatu data tidak perlu berhari-hari, bahkan cukup beberapa jam saja.

Jadi, tes tulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta didik

dengan memberikan jawaban tertulis.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah lembar kerja yang berfungsi untuk

mengobservasi dan mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan

pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar dikelas.

c. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan lembar kerja bagi siswa baik

dalam kegiatan intrakulikuler maupun kokulikuler untuk mempermudah

pemahaman terhadap materi pelajaran yang didapat (dalam Dian 2012 : 64)

Lembar kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang dikemas secara integrasi

sehingga memungkinkan siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri.

Dengan menggunakan LKS dalam pengajaran akan membuka kesempatan

seluas-luasnya kepada siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian guru

bertanggungjawab penuh dalam memantau siswa dalam proses belajar mengajar.

d. Catatan Lapangan

Catatan lapangan untuk mengetahui kegiatan saat belajar mengajar dan

dapat mengukur tentang para siswa dalam menerima pembelajaran tentang materi

(30)

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengumpulan Data

Untuk menganalisis data diperoleh melalui observasi, interview, dan

dokumentasi, maka peneliti menggunakan teknik analisa deskriftif kualitatif dan

kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan –

penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur – prosedur

statistik sedangkan kuantitatif adalah angka – angka dari nilai siswa.

Seluruh rangkaian kegiatan penelitian pada akhirnya menghasilkan data.

Adapun data yang dihasilkan berupa data yang bersifat kualitatif dan data

kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari kegiatan observasi, wawancara, dan

catatan lapangan, adapun data kuantitatif diperoleh dari penilaian proses dan tes

akhir. Berdasarkan data yang dihasilkan di atas, maka analisisi yang dilakukan

dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan satu pendekatan analisis yaitu

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung

rata – rata dan mencari persentase.

2. Menghitung Nilai

Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang

belum memiliki makna sehingga perlu diolah terlebih dahulu. Data yang diperoleh

dari instrumen dan merupakan data kuantitatif maka pengolahannya melalui

teknik statistic. Adapun nilai siswa diperoleh dengan menggunakan rumus :

Skor perolehan

Nilai = x 100

(31)

3. Menghitung Nilai Mean atau rata – rata

Untuk menentukan nilai rata – rata siswa maka akan diperoleh dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

x

= Mean

x = Jumlah Tiap Data

n = Jumlah Data

4. Menghitung Ketuntasan Mengajar

Setelah menganalisis siswa maka akan dihasilkan data kualitatif , teknik

pengolahan data berikutnya adalah mengolah angket atau kuesioner. Hasil angket

atau kuesioner dianalisis dengan cara mencari persentase masing – masing

pertanyaan untuk tiap pilihan jawaban, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Keterangan :

Keterangan :

p = persentase jawaban responden

f = jawaban dari responden

n = jumlah responden

__

x

x=

n

f

p = x 100 %

(32)

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan,

mengabstraksikan, mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional sesuai

dengan tujuan penelitian, serta mendeskripsikan data hasil penelitian itu dengan

menggunakan tabel sebagai alat bantu untuk memudahkan dalam

menginterpretasikan.

Kemudian data hasil penelitian pada masing-masing tabel tersebut

diinterpretasikan (pengambilan makna) dalam bentuk naratif (uraian) dan

dilakukan penyimpulan. Pada dasarnya, analisis data dilakukan melalui tiga tahap,

yaitu (a) reduksi data, (b) paparan data, dan (c) penyimpulan.

a. Reduksi data adalah proses penyederhanaan data hasil penelitian yang

dilakukan melalui proses seleksi, pengelompokkan data sesuai dengan tujuan

penelitian dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang

bermakna.

b. Paparan data adalah proses penampilan atau penyajian data secara lebih

sederhana dalam bentuk tabel untuk diinterpretasikan dalam bentuk naratif.

c. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari keseluruhan paparan

atau penyajian data yang telah dideskripsikan untuk diformulakan dalam

bentuk kalimat yang singkat dan padat sebagai jawaban terhadap tujuan

penelitian.

5. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Untuk mengetahui berhasil tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan

(33)

digunakan adalah bersumber dari tujuan atau misi dilakukannya tindakan.

Adapun misi pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah untuk memperbaiki

dan meningkatkan standar kompetensi Memahami hubungan antara struktur bagian

tumbuhan dengan fungsinya dengan model pembelajaran interaktif pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV di SD Negeri Bukit Mulya Cianjur.

Kriteria yang dijadikan tolok ukur keberhasilan tindakan dimaksud adalah

pencapaian ketuntasan belajar minimal 68 % dengan nilai rata-rata ≥ 70 sesuai isi

(34)

ALUR PENELITIAN

(35)
(36)

1

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis terhadap upaya pengembangan

strategi pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran

interaktif bagi peningkatan hasil belajar siswa Sekolah Dasar. Seperti yang

telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat diperoleh simpulan

sebagai berikut :

1. Perencanaan yang dilakukan dalam penelitian pada pembelajaran IPA

dengan pokok bahasan struktur dan fungsi tumbuhan pada siswa kelas IV

di SDN Bukit Mulya Cianjur dengan cara membuat rencana pembelajaran,

membuat skenario atau langkah-langkah pembelajaran model interaktif

yang terdiri dari tujuh tahapan. Pertama, tahap persiapan guru dan siswa

memilih dan mencari informasi tentang topik struktur dan fungsi

tumbuhan serta mengumpulkan sumber-eumber yang berkaitan dengan

materi yang akan dipelajari. Kedua, tahap pengetahuan awal siswa

mengungkapkan apa yang mereka ketahui tentang topik struktur dan

fungsi tumbuhan. Guru berusaha menggali apa yang telah diketahui oleh

siswa tentang struktur dan fungsi tumbuhan. Ketiga, tahap kegiatan

eksplorasi guru menjelaskan tentang struktur dan fungsi tumbuhan. Siswa

(37)

2

dengan melakukan eksplorasi. Siswa dirangsang untuk mengajukan

pertanyaan. Keempat, tahap pertanyaan siswa pada tahap ini seluruh siswa

diajak untuk membuat pertanyaan mengenai struktur dan fungsi tumbuhan.

Kelima, tahap penyelidikan guru dan siswa memilih

pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui penyelidikan. Keenam, tahap

pengetahuan akhir pada tahap ini pengetahuan masing-masing siswa atau

kelompok dikumpulkan dan dibandingkan dengan jawaban awal. Ketujuh,

tahap refleksi pada tahap ini ditetapkan apa yang telah diuji atau

dibuktikan dan apa yang masih perlu dimantapkan. Bila masih terdapat

pertanyaan susulan pada tahap refleksi ini atau konsep belum terlalu

dikuasai, maka tahap penyelidikan perlu diulang.

2. Dengan pelaksanaan penerapan model pembelajaran interaktif pada proses

pembelajaran yang telah dilakukan, berdasarkan tujuh tahapan yaitu tahap

persiapan, tahap pengetahuan awal, tahap kegiatan eksplorasi, tahap

pertanyaan siswa, tahap penyelidikan, tahap pengetahuan akhir, dan tahap

refleksi yang telah dilakukan maka dapat dilihat dengan menunjukkan

proses pembelajaran terlihat interaktif baik pada gurunya maupun

siswanya.

3. Penerapan model pembelajaran interaktif, dapat meningkatkan

kemampuan siswa. Hal ini ditandai dengan peningkatan hasil belajar

siswa saat pembelajaran berlangsung dari siklus I sampai siklus III

dibandingkan sebelum awal tindakan penelitian. Dilihat dari hasil postest

(38)

3

yang belum tuntas sebanyak 25 orang siswa hal ini dikarenakan aspek

interaktif masih belum dan kurang dipahami oleh siswa dan guru. Hasil

dari siklus II pada subpokok bahasan batang rata-rata kelasnya adalah

75,58 walaupun banyak peningkatan dari siklus I dan lebih dari standar

kriteria ketuntasan minimal belajar namun ada 14 orang yang masih belum

tuntas. Sedangkan pada siklus III tentang subpokok bahasan daun rata-rata

kelas adalah 82,68 dan semua siswa dinyatakan tuntas dalam

pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model

pembelajaran interaktif dalam pokok bahasan struktur dan fungsi

tumbuhan dapat digunakan di Sekolah Dasar dan dalam mata pelajaran

apapun selain IPA karena dengan menerapkan model pembelajaran

interaktif ini siswa akan lebih aktif, kreatif, efektif dan juga

menyenangkan.

B. Rekomendasi

Dari hasil temuan-temuan dalam penelitian ini, maka dapat

direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Bagi guru hasil penelitian pembelajaran interaktif sangat cocok digunakan

dan diterapkan pada mata pelajaran IPA pokok bahasan struktur dan fungsi

tumbuhan, maka guru dapat menjadikan pembelajaran interaktif sebagai

salah satu alternative model pembelajaran IPA di kelas IV. Pembelajaran

interaktif merupakan pembelajaran yang direkomendasikan untuk

digunakan maka dengan demikian diharapkan pada guru-guru SD supaya

(39)

4

2. Siswa hendaknya berusaha untuk mengembangkan pengetahuannya

dengan berskap aktif dalam pembelajaran.

3. Guru SD sebagai guru kelas diharapkan bisa terus mencoba berbagai hal

yang inovatif yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, agar siswa

dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan terutama pada

(40)

Weni Haerani,2013

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. (2008) Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Arifin, Z. (1994). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya : Bandung.

Arikunto, S. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara : Bandung

Badan Standarisasi Nasional Pendidikan. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Mata Pelajaran IPA. Depdiknas : Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional (2004). Model Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas : Jakarta

Nurbaety, D. (2012) . Penerapan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Pada Materi Energi Panas dan Bunyi terhadap Siswa Kelas IV SD Negeri Pataruman Cianjur. Tidak

diterbitkan

Sobry S., (2004). Model Pembelajaran Interaksi Sosial, Pembelajaran Efektif

dan Retorika. NTP Press. Mataram

Soedarsono, FX. (2001). Beberapa Prinsip dalam Penelitian. SEMA FIP IKIP Yogyakarta : Yogyakarta

Sutarno, N. (2004). Materi Dan Pembelajaran IPA SD. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka : Jakarta

Wahyono, Budi. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta

Widodo, Ari dkk. (2007). Modul Pendidikan IPA di SD. UPI Press : Bandung

Wiriatmaja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Remaja Rosdakarya : Bandung

Gambar

Gambar 1 Langkah- langkah Model Pembelajaran Interaktif ………………………
Grafik 4.1 Persentase Kenaikan Nilai ……………………………………………...  4.2 Ketuntasan Siswa ………………………………………………………
Gambar 3. Model PTK Kemmis dan Mc Taggart (dalam Wiriaatmaja : 2008)
Tabel 3.1 Langkah Pembelajaran
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu model Pengembangan Profesional Berkelanjutan Guru IPA melalui Lesson Study berbasis MGMP (PPBLS), untuk

Pada penelitian ini, jaringan saraf tiruan backpropagation digunakan dalam mengenali tulisan tangan aksara Batak Toba melalui beberapa tahap pra proses meliputi binarization

CTRL + ALT + Minus sign [ - ] (Membuat snapshot dari jendela aktif pada clipboard server Terminal dan menyediakan fungsi yang sama dengan menekan PRINT SCREEN

Bagi pihak lain, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lain serta dapat memberikan suatu teknik alternatif mengenai pengenalan

Menggunakan Algoritma Simulated Annealing Untuk Meminimasi

Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan

PERBEDAAN EFISIENSI TURBIN AIR SAVONIUS 4 TINGKAT. BERSEKAT DAN SUDUT GESER

gender, riwayat penyakit dalam keluarga dan faktor yang dapat dikendalikan, seperti hipertensi, hiperlipidemia, hiperurisemia, penyakit jantung, obesitas, merokok, konsumsi