BAB 3
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1.Kerangka Teori
Anemia Ibu Hamil
Faktor Resiko
1.Hamil di usia muda 2.Hamil di usia tua 3.Jarak interval kehamilan
<2 tahun
4.Jumlah Paritas >3 anak 5.Indeks massa tubuh (IMT) 6.Merokok
7.Pengetahuan yang rendah
8.Pendidikan yang rendah 9. Penghasilan yang rendah
10.Kepatuhan konsumsi Tablet Fe
11.Antenatal care (ANC) 12.Pola makan ibu hamil
-
Kehilangan sel darah merah yang
berlebihan
-
Kegagalan sumsum tulang akibat
Kurangnya pembebasan magrofag ke
serum
-
Kebutuhan gizi yang meningkat
-
Kebutuhan asupan oksigen
meningkat
3.2 Kerangka Konsep
3.3 Hipotesa
1. Ada hubungan usia, pendidikan dan ekonomi dengan anemia responden.
2. Ada hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Lingkar Lengan Atas
(LILA) dengan anemia Responden
3. Ada hubungan merokok dengan anemia responden
4. Ada hubungan kunjungan kesehatan (ANC) selama hamil dengan kejadian
anemia reponden
5. Ada hubungan kepatuhan tablet Fe dengan anemia responden
6. Ada hubungan pola makan dengan kejadian anemia responden
Anemia Pada Ibu
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1.Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional, yaitu untuk mengetahui faktor resiko anemia difisiensi besi pada ibu hamil di Desa Tanjung Medan Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan.
4.2Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan (Juli-Agustus 2016) di Desa Tanjung Medan Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan.
4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang untuk melakukan kunjungan antenatal care di praktik bidan desa, posyandu, dan
puskesmas yang ada di Desa Tanjung Medan Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan.
4.3.2 Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling.Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi pada saat dilakukan penelitian.
4.3.3 Kriteria Inklusi
1. Kriteria Inklusi
a. Seluruh ibu hamil di Desa Tanjung Medan Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan.
b. Ibu hamil yang kadar Hb <11 gr/dl
4.6Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data diperoleh dari ibu hamil yang telah bersedia diteliti dengan pengisian kuesioner dan wawancara langsung, sedangkan tentang anemia diperoleh melalui pemeriksaan hemoglobin (Hb) dengan menggunakan alat hemoglobin (Hb) test secara langsung.
4.7 Metode Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan program komputer yaitu Statistic Package for Social Sciences (SPSS) dan diolah dengan metode Chi Square untuk mengetahui faktor resiko anemia pada ibu hamil di Desa Tanjung Medan Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan.
4.6 Definisi Operasional
No Variabel Defenisi
operasional
No Variabel Defenisi Operasional
Cara ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala
Ukur 9. Pendidikan Pendidikan
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Desa Tanjung medan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Di desa Tanjung Medan
terdapat 1 buah Puskesmas (Pusat Kesehatan masyarakat). Puskesmas Tanjung
Medan merupakan Faskes (Fasilitas Kesehatan) tingkat pertama BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial) kesehatan di kabupaten Labuhan Batu Selatan.
Puskesmas Tanjung Medan mempunyai wilayah kerja mencakup 14 dusun:
1. Dusun Pekan Tanjung Medan
2. Dusun Labuhan
3. Dusun Suka Jadi
4. Dusun Gunung Maria
5. Dusun Padang Bulan 1
6. Dusun Padang Bulan 2
7. Dusun Telaga Suka
8. Dusun Perdamean
9. Dusun Pardomuan
10. Dusun Kampung Tebing
11. Dusun Tanah Lapang
12. Dusun Sisalak
13. Dusun Aek Gapuk
14. Dusun Herfinta
Puskemas Tanjung Medan mempunyai 1 Poskesdes dan 5 Posyandu yang berada
di:
1. Poskesdes Perdamean berada di dusun Perdamean
2. Posyandu Melati berada di dusun Pekan Tanjung Medan
3. Posyandu Teratai berada di dusun Padang Bulan 1
5. Posyandu Mawar berada di dusun Perdamean
6. Posyandu Anggrek berada di dusun Telaga Suka
Tanjung Medan merupakan ibu kota dari Kecamatan Kampung Rakyat, yang
berjarak ± 25 Km dari ibu Kota Kabupaten Labuhan Batu Selatan di Kota Pinang.
5.1.2 Karekteristik Responden
a. Karakteristik Sosiodemografi Responden
Pada penelitian ini, sosiodemografi responden dibagi berdasarkan usia, tingkat
pendidikan, pendapatan ekonomi, responden Jumlah responden dalam
masing-masing kelompok dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Sosiodemografi Responden (n)= 53
Sosiodemografi Jumlah Persentase
Usia Ibu Hamil
< 20- >35 tahun 8 15,1 %
20-35 tahun 45 84,9 %
Tingkat Pendidikan
SD-SMP 30 56,6 %
SMA-PT 23 43,4 %
Tingkat Pengetahuan
Rendah 38 71,7%
Baik 15 28,3%
Pendapatan Ekonomi
> UMR 20 37,7%
< UMR 33 62,3%
Usia Kehamilan
Trimester I 14 26,4%
Trimester II 13 24,5%
Trimester III 26 49,1%
Jarak Kehamilan Sebelumnya
≤2 tahun 28 52,8%
>2 tahun 25 47,2%
Jumlah Kehamilan
Kehamilan 1 15 28,3%
Kehamilan 2-3 24 45,3%
Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan hasil bahwa sebanyak 8 responden (15,1%)
memiliki usia beresiko untuk mengalami anemia, sedangkan tertinggi yaitu
sebanyak 45 responden (84,9%) memiliki usia tidak beresiko (20-35 tahun)
mengalami anemia.
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden terbanyak memiliki
tingkat pendidikan SD-SMP sebanyak 30 responden (56,6%) memiliki dan
sebanyak 23 responden (43,4%) memiliki tingkat pendidikan SMA-PT.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil sebanyak 20 responden (37,7%)
dengan klasifikasi UMR ≥Rp. 1.850.000, sedangkan sebanyak 33 responden
(62,3%) dengan klasifikasi UMR < Rp. 1.850.000.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil sebanyak 14 responden (26,4%)
memiliki usia kehamilan trimester I, dan 13 responden (24,5%) usia kehamilan
trimester II, sedangkan tertinggi dengan jumlan responden sebanyak 26 responden
(49,1%) usia kehamilan trimester III.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil sebanyak 28 responden (52,8%)
dengan memiliki jarak kehamilan ≤2 tahun, sedangkan sebanyak 25 responden
(47,2) mempunyai jarak kehamilan >2 tahun.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil sebanyak 15 responden (28,3%)
sedang berada dikehamilan pertama, sedangkan tertinggi yaitu sebanyak 24
responden (45,3%) berada dikehamilan 2-3, dan sebanyak 14 responden (26,4%)
berada dikehamilan >3.
b. Prevalensi Anemia Responden
Tabel 5.2 Deskripsi Prevalensi Anemia Responden
Berdasarkan tabel 5.2 dari 53 orang responden yang dilakukan pengukuran
status anemia dengan kadar Hb < 11 g/dl yaitu sebanyak 27 responden (50,9%),
sedangkan sebanyak 26 responden (49,1%) memiliki kadar Hb ≥11 g/dl tidak
anemia.
Anemia Jumlah Persentase
Ya 27 50,9 %
Tidak 26 49,1 %
c. Frekuensi Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Lengan Atas
Tabel 5.3 Deskripsi Frekuensi Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Lengan
Atas Responden (n)=53
Berdasarkan tabel 5.3 diatas didapatkan hasil sebanyak 24 responden (45,3%)
mempunyai Indeks Massa Tubuh (IMT) normal, sedangkan responden tertinggi
yaitu sebanyak 29 responden (54,7%) mempunyai Indeks Massa Tubuh (IMT) tidak
normal.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil sebanyak 4 responden (7,5%) dengan
Lingkar Lengan Atas <23,5 cm (KEK), sedangkan sebanyak 49 responden (92,5%)
dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) >23,5 cm (tidak KEK).
d. Frekuensi Tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe
Tabel 5.4 Deskripsi Frekuensi Tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe
Responden (n)=53
Tablet Fe Jumlah Persentase
<90 tablet 34 64,2%
≥90 tablet 19 35,8%
53 100 %
Berdasarkan tabel 5.4 diatas didapatkan hasil sebanyak 19 responden (35,8%)
patuh mengkonsumsi 90 tablet besi, sedangkan tertinggi yaitu responden tidak
patuh mengkonsumsi 90 tablet besi sebanyak 34 responden (64,2%).
Variabel Jumlah Persentase
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Normal 24 45,3%
Tidak Normal 29 54,7%
Lingkar Lengan Atas (LILA)
<23,5 cm 4 7,5 %
≥23,5 cm 49 92,5 %
e. Frekuensi Kebiasaan Merokok Responden
Tabel 5.5 Deskripsi Frekuensi Kebiasaan Merokok Responden (n)=53
Kebiasaan Merokok Jumlah Persentase
Ya 2 3,8%
Tidak 51 96,2%
53 100 %
Berdasarkan tabel 5.5 diatas didapatkan hasil sebanyak 2 responden (3,8%)
mempunyai kebiasaan merokok, sedangkan tertinggi yaitu pada responden yang
tidak mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 51 responden (96,2%).
f. Frekuensi Kunjungan antenatal care (ANC) Responden
Tabel 5.6 Deskripsi Frekuensi antenatal care (ANC) Responden (n)=53
Kunjungan ANC Jumlah Persentase
< 4 kali 32 60,4%
≥ 4 kali 21 39,6%
53 100 %
Berdasarkan tabel 5.6 diatas didapatkan hasil tertinggi yaitu sebanyak 32
responden (60,4%) pemeriksaan antenatal care (ANC) <4 kali, sedangkan pada responden dengan antenatal care (ANC) ≥ 4 kali sebanyak 21 responden (39,6%).
g. Frekuensi Pola Makan Responden
Tabel 5.7 Deskripsi Frekuensi Kebiasaan Pola Makan Responden (n)=53
Kebiasaan Pola Makan Responden
Jumlah Persentase
Kurang Sehat 39 73,6%
Sehat 14 26,4%
53 100 %
Berdasarkan tabel 5.7 diatas didapatkan hasil tertinggi yaitu sebanyak 39
responden (73,6%) memiliki kebiasaan pola makan yang kurang sehat, sedangkan
pada responden yang mempunyai pola makan yang sehat sebanyak 14 responden
5.1.3 Hasil Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan variabel
dependent (Anemia Ibu hamil) dengan variabel independent (usia, pendidikan,
pengetahuan, ekonomi, IMT (Indeks Massa Tubuh), merokok, antenatalcare (ANC), kepatuhan konsumsi tablet fe, dan pola makan). Data hasil penelitian dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
a. Hubungan Usia, Pendidikan dan Ekonomi Responden (n)=53
Tabel 5.8 Hubungan Usia dengan Anemia Responden
Dari Tabel 5.8 menunjukkan hubungan usia ibu hamil dengan anemia pada
saat hamil. Kejadian anemia yang terjadi pada responden dengan usia beresiko
sebanyak 4 responden (14,8%), sedangkan untuk responden yang non anemia
dengan usia beresiko sebanyak 4 responden (15,4%), dan tertinggi yaitu usia tidak
beresiko yang mengalami anemia sebanyak 23 responden (85,2%) dan tidak
mengalami anemia sebanyak 22 responden (84,6%).
Setelah dilakukan uji hipotesis dengan metode fisher dengan tingkat
kemaknaan 0,05 (α = 5 %,) diperoleh nilai p value adalah 0,954 (p> 0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian anemia
pada ibu hamil.
Hb Ibu Hamil
Usia Ibu Hamil Anemia Non Anemia Total P
Value
n % n % n %
20 - 35 tahun 23 (85,2%) 22 (84,6%) 45 (84,9%) 0,954
<20 - >35 4 (14,8%) 4 (15,4%) 8 (15,1%)
Tabel 5.9 Hubungan Pendidikan dengan Anemia Responden
Hb Ibu Hamil
P Value
Pendidikan Anemia Non Anemia Total
n % n % n %
SD-SMP 21 (77,8%) 9 (34,6%) 30 (56,6%) 0,002 SMA-PT 6 (22,2%) 17 (65,4%) 23 (43,4%)
27 (100%) 26 (100%) 53 (100%)
Dari Tabel 5.9 menunjukkan hubungan pendidikan responden dengan anemia
pada saat hamil. Kejadian anemia tertinggi yang terjadi pada responden yang
mempunyai pendidikan SD-SMP sebanyak 21 responden (70,0%), sedangkan pada
responden yang mengalami anemia mempunyai tingkat pendidikan SMA-PT
sebanyak 6 responden (26,1%).
Setelah dilakukan uji hipotesis dengan metode Chi Square dengan tingkat kemaknaan 0,05 (α = 5 %,) diperoleh nilai (p value) adalah 0,002 (p<0,05) yang
berarti bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan kejadian anemia
pada ibu hamil.
Tabel 5.10 Hubungan Pendapatan Ekonomi dengan Anemia Responden
Hb Ibu Hamil
P Value Pendapatan
Ekonomi
Anemia Non Anemia Total
n % n % n %
<UMR 25 (92,6%) 17 (65,4%) 42 (79,2%) 0,015
≥UMR 2 (7,4%) 9 (34,6%) 11 (20,8%)
27 (100%) 26 (100%) 53 (100%)
Dari Tabel 5.10 menunjukkan hubungan pendapatan ekonomi responden
dengan anemia pada responden. Kejadian anemia yang terjadi pada responden yang
mempunyai pendapatan diatas UMR (Upah Minimum Regional) sebanyak 2
responden (18,2%) yang mengalami anemia, tertinggi yaitu reponden yang
mempunyai pendapatan dibawah UMR (Upah Minimum Regional) sebanyak 25
responden (59,5%) yang mengalami anemia.
Setelah dilakukan uji hipotesis dengan metode Chi Square dengan tingkat
kemaknaan 0,05 (α = 5 %,) diperoleh nilai p (p value) adalah 0,015 (p< 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara pendapatan ekonomi ibu hamil dengan kejadian
b. Hubungan IMT (Indeks Massa Tubuh) dan Lingkar Lengan Atas (LILA)
dengan Anemia Responden
Tabel 5.11 Hubungan IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan Anemia Responden
Hb Ibu Hamil
P Value Indeks Massa
Tubuh
Anemia Non Anemia Total
n % n % n %
Normal 12 (44,4%) 12 (46,2%) 24 (45,3%) 0,901
Tidak Normal 15 (55,6%) 14 (53,8%) 29 (54,7%)
27 (100%) 26 (100%) 53 (100%)
Lingkar Lengan Atas KEK (<23,5
cm) 3 (11,1%) 1 (3,8%) 4 (7,5%) 0,317
Tidak KEK
(>23,5 cm) 24 (88,9%) 25 (53,8%) 29 (92,5%)
27 (100%) 26 (100%) 53 (100%)
Dari Tabel 5.11 menunjukkan hubungan IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan
anemia pada saat hamil. Kejadian anemia yang terjadi pada responden yang anemia
mempunyai IMT (Indeks Massa Tubuh) normal sebanyak 12 responden (50,0%),
sedangkan responden yang mengalami anemia mempunyai IMT (Indeks Massa
Tubuh) tidak normal sebanyak 15 responden (51,7%). Dan dari tabel 5.11
menunjukkan bahwa sebanyak 3 responden (11,1%) yang mengalami anemia
mempunyai LILA <23,5 cm, sedangkan responden yang mengalami anemia
terbanyak yaitu sebanyak 24 responden (88,9%) dengan LILA >23,5 cm
Setelah dilakukan uji hipotesis Chi Square dengan tingkat kemaknaan 0,05 (α
= 5 %,) diperoleh nilai p value adalah 0,901 (α > 0,05) yang berarti bahwa tidak ada
hubungan antara IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan kejadian anemia pada ibu
hamil. Sedangkan pada Lingkar Lengan Atas responden di lakukan uji Fisher dengan tingkat kemaknaan 0,05) α=5%, diperoleh nilai p value 0,317 (α>0,05) yang
berarti bahwa tidak ada hubungan antara LILA responden dengan kejadian anemia
c. Hubungan Konsumsi Tablet Fe dengan Anemia Responden
Tabel 5.12 Hubungan Konsumsi Tablet fe dengan Anemia Responden
Hb Ibu Hamil
P Value Konsumsi
Tablet Fe
Anemia Non Anemia Total
n % n % n %
≥90 tablet 6 (22,2%) 13 (50,0%) 19 (35,8%) 0,035
<90 tablet 21 (77,8%) 13 (50,0%) 24 (64,2%) 27 (100%) 26 (100%) 53 (100%)
Dari Tabel 5.12 menunjukkan hubungan kepatuhan konsumsi tablet Fe
responden denga kejadian anemia pada responden. Kejadian anemia tertinggi
terjadi pada responden yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 21
responden (77,8%) dengan kategori mengalami anemia, dan responden yang tidak
patuh mengkonsumsi tablet Fe dengan kategori non anemia sebanyak 13 responden
(50,0%), sedangkan pada responden yang patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe
sebanyak 6 responden (22,2%) dengan kategori mengalami anemia, dan responden
yang patuh mengkonsumsi tablet Fe dengan kategori non anemia sebanyak 13
responden (50,0%).
Setelah dilakukan uji hipotesis dengan metode Chi Square dengan tingkat
kemaknaan 0,05 (α = 5 %,) diperoleh nilai p (p value) adalah 0,035 (p< 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet Fe responden dengan
kejadian anemia pada ibu hamil.
d. Hubungan Merokok dengan Anemia Responden
Tabel 5.13 Hubungan Merokok dengan Anemia Responden
Hb Ibu Hamil
Merokok Anemia Non Anemia Total P
Value
n % n % n %
Ya 1 (3,7%) 1 (7,7%) 2 (3,8%) 0,978
Tidak 26 (96,3%) 25 (92,3%) 51 (96,2%)
27 (100%) 26 (100%) 53 (100%)
Dari Tabel 5.13 menunjukkan hubungan kebiasaan merokok responden dengan
kejadian anemia pada saat hamil. Kejadian anemia yang terjadi pada responden
anemia, dan responden yang mempunyai kebiasan merokok dengan kategori non
anemia sebanyak 1 responden (7,7%), sedangkan yang tertinggi yaitu responden
yang mengalami anemia dengan tidak mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 26
responden (96,3%), sedangkan responden yang tidak mengalami non anemia
sebanyak 25 responden (92,3%).
Setelah dilakukan uji hipotesis dengan metode fisher dengan tingkat
kemaknaan 0,05 (α = 5 %,) diperoleh nilai p (p value) adalah 0,978 (p> 0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian
anemia pada ibu hamil.
e. Hubungan Kunjungan Antenatal care (ANC) dengan Anemia Responden
Tabel 5.14 Hubungan Kunjungan Antenatal care (ANC) dengan Anemia
Responden
Dari Tabel 5.14 menunjukkan hubungan pemeriksaan kehamilan antenatal care (ANC) responden dengan kejadian anemia pada saat hamil. Kejadian anemia tertinggi terjadi pada responden yang mengalami anemia melakukan pemeriksaan
kehamilan antenatal care (ANC) tidak sesuai standart <4 kali sebanyak 19 responden (70,4%), dan responden yang tidak mengalami anemia melakukan
pemeriksaan kehamilan antenatal care (ANC) tidak sesuai standart <4 kali sebanyak 13 responden (50,0%) dengan kategori non anemia, sedangkan responden
yang melakukan pemeriksaan kehamilan antenatal care (ANC) sesuai standart ≥4
kali sebanyak 8 responden (29,6%) yang mengalami anemia, dan responden yang
melakukan pemeriksaan kehamilan antenatal care (ANC) sesuai standart ≥4 kali
sebanyak 13 responden (50,0%) non anemia.
Setelah dilakukan uji hipotesis dengan metode Chi Square dengan tingkat
kemaknaan 0,05 (α = 5 %,) diperoleh nilai p (p value) adalah 0,130 (p> 0,05) yang Hb Ibu Hamil
P Value Kunjungan
(ANC)
Anemia Non Anemia Total
n % n % n %
<4 kali 19 (70,4%) 13 (50,0%) 32 (60,4%) 0,130
≥4 kali 8 (29,6%) 13 (50,0%) 19 (39,6%)
berarti bahwa tidak ada hubungan antara pemeriksaan kehamilan antenatal care
(ANC) dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
f. Hubungan Pola Makan dengan Anemia Responden
Tabel 5.15 Hubungan Pola Makan dengan Anemia Responden
Dari Tabel 5.15 menunjukkan hubungan kebiasaan pola makan ibu responden
dengan kejadian anemia pada saat hamil. Kejadian anemia tertinggi terjadi pada
responden yang mengalami anemia dengan mempunyai kebiasaan pola makan
kurang sehat yaitu sebanyak 24 responden (88,9%), dan responden yang kebiasaan
pola makan kurang sehat non anemia sebanyak 15 responden (57,7%). Sedangkan
responden dengan pola makan sehat sebanyak 3 responden ( 11,1%) mengalami
anemia dan sebanyak 11 responden (26,4%) dengan pola makan sehat tidak
mengalami anemia.
Setelah dilakukan uji hipotesis dengan metode Chi Square dengan tingkat
kemaknaan 0,05 (α = 5 %,) diperoleh nilai p (p value) adalah 0,010 (p< 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara kebiasaan pola makan ibu hamil dengan
kejadian anemia pada ibu hamil.
5.2 Pembahasan
Anemia merupakan suatu kelainan hematologi yang paling sering dijumpai
pada ibu hamil. Anemia didefenisikan sebagai kadar hemoglobin (Hb), hematokrit,
dan hitung eritrosit darah dibawah nilai normal yaitu <11g/dl.11.12
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor resiko yang berhubungan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Desa Tanjung Medan tahun 2016.
5.2.1 Usia Ibu
Hb Ibu Hamil
P Value
Pola Makan Ibu Anemia Non Anemia Total
n % n % n %
Kurang Sehat 24 (88,9%) 15 (57,7%) 39 (73,6%) 0,010
Sehat 3 (11,1%) 11 (42,3%) 14 (26,4%)
Penelitian mengenai hubungan usia ibu hamil dengan kejadian anemia di Desa
Tanjung Medan tahun 2016. Uji hipotesis dengan metode fisher dengan tingkat kemaknaan 0,05 (α = 5 %,) diperoleh nilai p value adalah 0,954 (α > 0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara usia ibu hamil.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ariyani R pada tahun 2016
di Puskesmas Mojolaban. Ariayani menjelaskan bahwa tidak ada hubungan antara
usia ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hasil penelitian yang
dilakukan peneliti sama dengan hasil penelitian yang dilakukan di Nigeria oleh
Adanikin at al. Pada penelitian yang dilakukannya dari total 255 responden
didapatkan sebanyak 187 reponden berusia 20-34 tahun yang mengalami anemia
sebanyak 55 responden dengan nilai p= 0,749 yang menujukkan bahwa tidak ada
hubungan usia dengan anemia pada penelitian yang dilakukan olehnya.43
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, menunjukkan angka
kejadian anemia lebih banyak didapat pada responden kelompok umur tidak
beresiko 20-35 tahun dibandingkan dengan kelompok umur usia beresiko sehingga
didapatkan proporsi sampel yang tidak seimbang.
Hasil yang sama juga didapat pada penelitian yang dilakukan di Eutopia oleh
Bekele pada bulan Februari-April tahun 2015, dari 332 responden, penelitian yang
dilakukannya mendapatkan sebanyak 256 responden (77,1%) berusia 20-29 tahun
yang mengalami anemia yaitu 176 responden. Sehingga, dia mendapatkan hasil
yang tidak signifikan antara usia ibu hamil dengan kejadian anemia.42
5.2.2 Pendidikan
Hasil penelitian diketahui untuk melihat hubungan tingkat pendidikan
responden dengan kejadian anemia ada ibu hamil. Dari hasil penelitian, peneliti
menemukan tingkat tertinggi pada responden yang mengalami anemia yaitu pada
responden yang pendidikan SD-SMP sebanyak 21 responden (70,0%) di Desa
Tanjung Medan tahun 2016.
Pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam melakukan
tindakan dan mencari solusi masalah dalam kehidupannya. Orang yang mempunyai
pedidikan tinggi biasanya akan semakin mudah dalam menerima informasi
pendidikan tinggi akan terbuka dengan berbagai informasi baru sehingga akan
meningkatkan pengetahuannya dalam menerima informasi mengenai kebutuhan
gizi saat hamil.30,31,38
Setelah dilakukan uji hipotesis dengan metode Chi Square dengan tingkat
kemaknaan 0,05 (α = 5 %,) diperoleh nilai p (p value) adalah 0,012 (p<0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan kejadian anemia
pada ibu hamil. Hasil penelitian ini sama seperti hasil penelitian Mariza A di BPS
Yohan Way Bandar Lampung tahun 2015, berdasarkan hasil penelitian Mariza
memperoleh hasil penelitian dari 14 orang responden berpendidikan rendah
sebanyak 11 responden (78,6%) mengalami anemia.32 Kesamaan hasil penelitian
ini dapat menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan yang lebih baik akan
membentuk pola pikir yang baik.
5.2.3 Pendapatan Ekonomi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, peneliti menemukan
bahwa ada hubungan antara pendapatan ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu
hamil di Desa Tanjung Medan Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten
Labuhanbatu Selatan, yaitu dengan hasil uji hipotesis dengan metode Chi Square
dengan tingkat kemaknaan 0,05 (α = 5 %,) diperoleh nilai p (p value) adalah 0,015 (p< 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara pendapatan ekonomi ibu hamil
dengan kejadian anemia pada ibu hamil didesa tanjung medan.
Hasil penelitian ini sama seperti hasil penelitian yang dilakukan Liow di Desa
Sapa Kecamatan Tenga Kab. Minahasa Selatan tahun 2012, pada penelitian yang
dilakukan Liow didapatkan bahwa dari 44 ibu hamil terdapat 17 orang ibu hamil
yang mengalami anemia dengan pendapatan rendah dengan nilai p value 0.012
<0,05 yang menunjukkan terdapatnya hubungan antara pendapatan ekonomi
dengan kejadian anemia.32
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan keadaan sosial ekonomi
masyarakat Desa Tanjung Medan umumnya yaitu sebagai buruh perkebunan, buruh
rumah tangga, pedagang kecil, ibu rumah tangga, pegawai swasta, PNS. Sehingga,
tingkat sosial ekonomi terbukti berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan
akan memperhatikan dan mengkonsumsi nutrisi yang lebih baik dan berkualitas
selama masa kehamilan. Berbeda dengan ibu yang mempunyai pendapatan
ekonomi lebih rendah dari UMR seringkali ibu tidak memperhatikan makanan dan
sumber zat gizi sehari-hari dikarenakan ketidakmampuan dalam pembelian
makanan yang berkualitas dan bergizi.
5.2.4 IMT (Indeks Massa Tubuh) dan LILA (Lingkar Lengan Atas)
Pengukuran IMT (Indeks Massa Tubuh) merupakan salah satu pengukuran
status gizi. Hasil penelitian pada ibu hamil di Desa Tanjung Medan Kecamatan
Kampung Rakyat Kab. Labuhanbatu Selatan didapatkan hasil Setelah dilakukan uji
hipotesis Chi Square dengan tingkat kemaknaan 0,05 (α = 5 %,) diperoleh nilai p value adalah 0,901 (α > 0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Pada hasil
penelitian pengukuran lingkar lengan atas yang dilakukan peneliti didapat nilai p
value 0,317 sehingga disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara LILA
responden dengan kejadian anemia ibu hamil di lokasi penelitian yang diteliti.
Dalam pemberian gizi haruslah seimbang, sesuai dengan kebutuhan sehingga berat
badan mencapai kesehatan yang optimal.
Hasil penelitian peneliti sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Gebre tahun 2015 di negara Eutopia, pada penelitian yang dilakukannya didapatkan
hasil dari 714 responden terdapat 42 responden yang mengalami anemia yang
mempunyai indeks massa tubuh normal dengan nilai p =0,87, sehingga disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan indeks massa tubuh dengan kejadian anemia yang diteliti
olehnya.4 Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Nurhidati R tahun 2013 di
puskesmas Tawagsari, pada penelitian yang dilakukannya dari 80 responden
didapatkan sebanyak 30 responden (37,5%) mengalami anemia dengan p = 0,186 Hasil penelitian peneliti juga sama dengan Erinta pada tahun 2012 didapatkan
kesimpulan tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu
hamil. Kondisi tersebut disebabkan karena ibu hamil dengan status gizi baik makan
kemungkinan masih dapat mengalami anemia, sebab masih terdapat faktor lain
yang dapat mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil.33,35p
Merokok pada beberapa orang dianggap hal yang biasa, namun perlu diketahui
bahwa rokok memiliki zat yang berbahaya khususnya bagi wanita dan ibu hamil. 35
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan bahwa sebanyak
96,2% responden tidak mempuyai kebiasaan merokok. Hasil uji hipotesis dengan
metode fisher dengan tingkat kemaknaan 0,05 (α = 5 %,) diperoleh nilai p (p value) adalah 0,978 (p> 0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan
merokok dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Hasil peneiltian yang dilakukan oleh peneliti sama dengan hasil yang dilakukan
pada tahun 2015 oleh Ganganahalli at al di Maharashtra. Dari hasil penelitian yang
dilakukannya didapatkan dari 105 responden didapatkan nilai p=0,01 sehingga didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan
merokok responden dengan kejadian anemia pada ibu hamil.44
5.2.6 Kunjungan Antenatal care (ANC)
Ibu hamil yang datang melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur di
puskesmas maupun posyandu masih jarang ditemui. Kunjungan pelayanan
kesehatan pada ibu hamil perlu dilakukan untuk mendeteksi secara dini terhadap
bahaya yang akan terjadi sehingga dapat dilakukan penekanan dan penanganan
bahaya yang akan timbul selama masa hamil antaralain yaitu AKI (Angka Kematian
Ibu) yang merupakan dampak dari anemia selama masa kehamilan.34
Pelayanan antenatal care (ANC) juga merupakan salah satu tempat untuk ibu hamil menerima promosi pelayanan kesehatan, nutrisi, dan informasi mengenai
kesehatan selama kehamilan. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan metode Chi Square dengan tingkat kemaknaan 0,05 (α = 5 %,) diperoleh nilai p (p value) adalah 0,130 (p> 0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara pemeriksaan
kehamilan antenatal care (ANC) dengan kejadian anemia pada reponden yang diteliti oleh peneliti. Dari hasil penelitian ini, didapatkan hasil yang kurang
bermakna dikarenakan responden yang diteliti terbanyak yaitu memiliki usia
kehamilan pada trimester ke-2 sehingga belum memenuhi kriteria patuh akan
kunjungan antenatal care (ANC) yang sesuai Yaitu sebanyak 4 kali datang melakukan kunjunga, kunjungan ANC diimulai pada trimester I (K1) trimester II
5.2.7 Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe
Dari hasil penelitian di dapatkan angka kejadian anemia tertinggi terjadi pada
ibu yang tidak patuh mengkonsumsi tablet fe sebanyak 21 responden (77,8%).
Setelah dilakukan uji hipotesis dengan metode Chi Square dengan tingkat
kemaknaan 0,05 (α = 5 %,) diperoleh nilai p (p value) adalah 0,035 (p< 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet Fe ibu hamil dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di Desa Tanjung Medan Kecamatan Kampung
Rakyat Kab.Labuhanbatu Selatan tahun 2016. Hasil penelitian ini sama dengan
hasil penelitian yang dilakukan di Nigeria Oleh Adanikin, dari hasil penelitian yang
dilakukannya didapatkan sebanyak 101 responden (54,9%) tidak patuh dalam
mengkonsumsi tablet Fe yang diberikan oleh petugas kesehatan dari total 255
responden dengan nilai p value 0,040. Sehingga dari hasil penelitian yang dilakukan
olehnya didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara kepatuhan
konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia.43 (Hidayati di Puskesmas Tawangsari
Kab. Sukoharjo tahun 2013. Dari hasil penelitian Hidayati didapatkan dari 80
responden sebanyak 24 (45,3%) responden tidak patuh mengkonsumsi tablet fe
dengan nilai p value yaitu 0,044 < 0,05.
Ibu hamil sangat memerlukan konsumsi tablet Fe yang berisi zat besi untuk
membantu meningkatkan kadar hemoglobin dan jumlah sel darah merah yang akan
membantu dalam menanggulangi anemia selama masa hamil. Menurut
Salmaryantity untuk membantu meningkatkan penyerapan dan cadangan besi
diperlukan Fe, jika kebutuhan Fe tidak terpenuhi dari diet makanan dapat ditambah
dengan tablet tambah darah (tablet Fe), pemberian tablet tambah darah dalam
jangka waktu panjang dan dosis yang minimal lebih baik dibandingkan dengan
dengan dosis yang besar namun sekali pemberian.35
5.2.8 Pola Makan
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti maka didapatkan hasil kejadian
anemia tertinggi terjadi pada ibu yang mempunyai kebiasaan pola makan kurang
sehat yaitu sebanyak 13 responden (48,1%). Setelah dilakukan uji hipotesis dengan
adalah 0,010 (p< 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara kebiasaan pola
makan ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Pola makan ibu hamil sebaiknya dilakukan dengan cara lebih baik, misalnya
ibu hamil harus melakukan pemilihan makanan yang dikonsumsi beranekaragam
dan bervariasi. Kebanyakan ibu hamil yang mengalami anemia dikarenakan
kebutuhan gizinya meningkat teetapi tidak diseimbangkan dengan pemenuhan
makanan yang bergizi tinggi. Semakin bervariasi bahan makanan yang dikonsumsi
sehari-hari tergantung pada pemilihan makanan yang dapat mempengaruhi
kandungan zat gizi dan nutrisi yang akan diterima oleh bayi selama masa
kehamilan. Beberapa makanan yang berperan sebagai pembantu penyerapan besi
yang mengandung heme antara lain ialah Vitamin C. Namun, Vitamin C tidak
memberikan efek yang berarti dalam penyerapan besi non heme. Kebiasaan
konsumsi makanan dengan minum teh dan kopi juga dapat menurunkan penyerapan
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Desa Tanjung Medan tahun
2016 menunjukkan bahwa dari seluruh responden yang berjumlah 53
responden didapatkan hasil penelitian yaitu sebanyak 27 orang responden
(50,9%) yang mengalami anemia dan 26 responden ( 49,1%) responden tidak
mengalami anemia saat hamil.
2. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa ada hubungan
bermakna antara pendidikan, pendapatan, konsumsi tablet Fe, dan pola makan
dengan kejadian anemia di Desa Tanjung Medan tahun 2016 dengan tingkat
kemaknaan <0,05.
6.2 Saran
1. Bagi Responden (Ibu Hamil)
a. Responden yang mempunyai usia resiko <20 tahun ataupun >35 tahun
dianjurkan untuk lebih sering mengontrol dan memeriksakan kehamilannya.
b. Responden dianjurkan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan sehat serta
beraneka ragam dan menghindari konsumsi makanan instant dan yang banyak
mengandung penyedap.
c. Pada ibu hamil diharapkan untuk disiplin dan patuh dalam meminum tablet
besi sesuai yang diberikan oleh petugas kesehatan.
2. Puskesmas Tanjung Medan
a. Melakukan pendataan pada wanita hamil yang ada diwilayah kerja
Puskesmas Tanjung Medan secara menyeluruh dan berkala.
b. Menyediakan fasilitas kesehatan sesuai dengan standart yang dianjurkan
pemerintah. seperti 5 meja beserta alat-alatnya pada setiap Posyandu yang ada
c. Memilih kader Posyandu yang aktif dalam melakukan kegiatan Posyandu
serta memiliki pengetahuan yang baik.
d. Bidan desa diharapkan sering memantau mengenai tablet Fe yang diberikan