• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Komponen Asam Lemak dari Biji Nangka dengan Metode GC-MS dan Uji Aktivitas Antibakteri (Artocarpus heterophyllus Lam.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Komponen Asam Lemak dari Biji Nangka dengan Metode GC-MS dan Uji Aktivitas Antibakteri (Artocarpus heterophyllus Lam.)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tumbuhan Nangka (Artocarpus heterophyllus lam)

Tanaman ini diduga merupakan tanaman asli dari india yang kini telah menyebaar luas keseluruh dunia. Termasuk Asia Tenggara (Sunarjo,2005). Nama inggrisnya adalah Jackfruit (anonim,2007c). Nangka adalah nama sejenis pohon sekaligus buahnya. Pohon nangka termasuk kedalam suku moraceae, nama ilmihanya adalah Artocarpus heterophyllus L. Pohon nangka umumnya berukuran sedang, sampai sekitar 20 meter tingginya, walaupun ada yang mencapai 30 meter. Batang nangka rata-rata 15-20 kg walaupun ada yang mecapai 40-50 kg produksi buah cukup beragam, ada yang bisa menghasilkan 60 buah pohon per pohon pertahun.

Gambar 2.1 Foto Pohon Nangka

(2)

yang jelas di pangkal bongkol, hijau tua dengan serbuk sari kekuningan dan berbau harum samar apabila masak. Bunga nangka disebut babal setelah melewati masa masaknya. Babal akan membusuk (ditumbuhi kapang), dan menghitam semasa

masih di pohon, sebelum akhirnya terjatuh. Bunga betina dalam bongkol tunggal atau berpasangan, silindris atau lonjong, hijau tua.

Adapun sistematik tanaman nangka yaitu:

Kingdom : Plantae

Devisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Urticales

Familia : Moraceae

Genus : Artocarpus

Spesies : Artocarpus heterophyllus lam

Sumber : (Herbarium Medanense Universitas Sumatera Utara, 2017)

2.1.3 Manfaat Nangka

Tanaman nangka merupakan tanaman yang potensial untuk dikembangkan dan banyak manfaat yang dapat diambil dari tanaman ini. Hampir semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkam selain itu, buah yang merupakan produk utamanya, bagian akar, batang, daun, bakal buah, bahkan kulit dan bijinya pun bisa dimanfaatkan. Bijinya enak dimakan setelah direbus dan daunnya untuk pakan ternak dan dapat digunakan sebagai obat batuk dan tonik. Biji nangka dapat diolah menjadi tepung yang digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan

makan campuran). Mineral mikro dan tembaga dalam nangka juga efektif untuk metabolisme tiroid. Hal ini sangat baik memproduksi hormon dan penyerapan.

(3)

meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh. Dengan phyto-nutrisi dan vitamin C, nangka memiliki sifat anti kanker dan anti penuaan. Nutrisi ini bisa menjauhkan diri dari penyakit degneratif. Buah nangka yang telah matang dapat diolah jadi

makanan seperti dodol dan kripik nangka yang tahan lama disimpan.

2.2 Lipida

Lipida adalah golongan seenyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan binatang (Tarigan,1983). Lipida merupakan komponen mayor dalam pangan dan merupakan golongan senyawa organik kedua yang menjadi sumber makanan, merupakan kira-kira 40% dari makanan yang dimakan sehari-hari, dan bahan baku banyak komiditi penting seperti sabun. Lipida mempunyai sifat umum antara lain: larut dalam pelarut organik tertentu seperti benzene, kloroform, dietil eter, heksana, oksigen dan kadang: mengandung nitrogen dan fosfor hidrolisis menghasilkan asam lemak atau dapat membentuk ester dengan asam lemak dan berperan pada metabolisme tumbuhan dan binatang (Tarigan,1983).

Dalam pengklasifikasian lipida menurut (Akoh et al.2002), dapat didasarkan pada properti fisiknya ( minyak jika berwujud cair dan lemak jika berwujud padat pada suhu kamar), polaritasnya ( lipida polar dan lipida netral), essensialnya pada manusia (asam lemak essensial dan asam lemak non essensial), atau strukturnya (lipida sederhana dan lipida kompleks). Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota lipida netral (Ketaren,1986),. Minyak dan lemak merupakan campuran dari gliserida-gliserida dengan susunan asam-asam lemak yang tidak sama. Apabila minyak atau lemak mengandung gliserida sederhana dalam jumlah sedikit atau sama sekali tidak ada, maka dengan hal itu akan membuat gliserida-gliserida yang

(4)

2.2.1. Asam Lemak

Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak, baik berasal dari hewan maupun tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang, dengan rumus umum :

R C OH

O

dimana R adalah rantai rantai karbon yang jenuh atau yang tidak jenuh, dan terdiri atas 4 sampai 24 buah atom karbon. Rantai karbon yang jenuh ialah rantai karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap, sedangkan yang mengandung ikatan rangkap disebut rantai karbon tidak jenuh. Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik leburnya. Apabila dibandingkan dengan asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh mempunyai titik lebur lebih rendah. Asam oleat mempunyai rantai karbon yang sama panjang dengan asam stearat, akan tetapi suhu kamar asam oleat berupa zat cair. Di samping itu, makin banyak jumlah ikatan rangkap, makin rendah titik leburnya. Hal ini tampak pada titik lebur asam linoleat yang lebih rendah dari titik lebur asam oleat (Poedjiadi, 2006).

Asam lemak dapat dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak

tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya mempunyai ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling

sedikit satu ikatan rangkap di antara satu atom-atom penyusunnya (Tambun, 2006).

(5)

yang lebih tinggi dibandingkan dengan asam lemak tidak jenuh dengan jumlah atom karbon yang sama. Posisi asam lemak pada molekul trigliserida juga mempengaruhi titik cair minyak dan lemak. Posisi asam lemak yang simetris dalam

molekul trigliserida mempunyai titik cair yang lebih tinggi dibandingkan dengan posisi yang tidak simetris (Seager,1994).

Asam lemak dengan jumlah atom C lebih dari 12 tidak larut dalam air dingin maupun air panas, tetapi dengan jumlah rantai atom karbon yang pendek bersifat larut dalam air. Demikian juga sifat kelarutan garam dari asam lemak yang mempunyai berat molekul rendah dan tak jenuh lebih mudah larut dalam alkohol dari pada garam dari asam lemak yang mempunyai berat molekul tinggi dan jenuh .

Sifat fisik dan fisiologi asam lemak ditentukan oleh panjang rantai dan derajat ketidakjenuhan. Semakin panjang rantai atom karbon, maka titik cair asam lemak semakin tinggi. Semakin tinggi derajat ketidakjenuhan asam lemak, maka titik cairnya semakin rendah , serta asam lemak yang berstruktur trans mempunyai titik cair yang lebih tinggi dari pada yang berstruktur cis (Ketaren, 2006).

Keberadaan ikatan rangkap pada asam lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua bentuk, yaitu cis dan trans. Semua asam lemak nabati alami hanya memiliki bentuk cis. Asam lemak trans hanya diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintetis. Akibat polarisasi atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang melengkung. Asam lemak trans karena atom H-nya berseberangan, tidak mengalami efek polarisasi yang kuat dan rantainya tetap relatif lurus (Tambun, 2006).

2.2.2. Esterifikasi

Esterifikasi adalah suatu reaksi ionik yang merupakan gabungan dari reaksi adisi

(6)

H3C C

Esterifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan katalis enzim (lipase) dan asam anorganik (asam sulfat dan asam klorida), dengan berbagai variasi alkohol biasanya methanol, etanol, 1-propanol, 1-butanol, amyl alkohol dan lain-lain. Asam anorganik yang digunakan sebagai katalis akan menyebabkan asam karboksilat mengalami konjugasi, sehingga asam konjugat dari asam karboksilat tersebutlah yang berperan sebagai substrat (Ozgulsun, 2008).

Esterifikasi asam karboksilat dengan alkohol merupakan reaksi reversibel. Bila asam karboksilat diesterkan, digunakan alkohol berlebih. Untuk membuat reaksi kebalikannya, yakni hidrolisis berkataliskan asam dari ester menjadi asam karboksilat digunakan air berlebihan. Kelebihan air ini akan menggeser kesetimbangan kearah sisi asam karboksilat (Fessenden, 1999).

Reaksi esterifikasi ini dapat terjadi secara acak ataupun terarah. Secara umum reaksi esterifikasi dapat terjadi secara batch, semi continuously ataucontinuously. Reaksi ini akan berjalan dengan empat tahapan, yaitu : perlakuanminyak awal, penambahan katalis, terjadi reaksi dan deaktivasi enzim. Reaksi terjadi acak mengikuti hukum kemungkinan hingga komposisi yang terbentuk seimbang. Reaksi ini dapat terjadi pada suhu tinggi ataupun rendah. Secara komersial, reaksi ini berlangsung pada suhu tinggi 249°C tanpa katalis, atau

pada suhu rendah dengan penambahan katalis metal alkali. Proses esterifikasi umumnya dipengaruhi beberapa faktor, yaitu : suhu, lama pengadukan, jenis

(7)

2.2.3. Analisa Asam Lemak

Pemisahan dengan menggunakan alat Kromatografi Gas dan Kromatografi Gas Massa Spektrarmetri adalah proses pemisahan dimana fase geraknya berupa gas dan fase diamnya dapat berupa suatu cairan atau zat padat atau kombinasi zat

padat dan zat cair. Pemisahan dengan menggunakan alat Kromatografi Gas merupakan metode yang baik untuk menentukan komposisi asam lemak dari minyak dan lemak, dalam hal ini asam lemak dari triasilgliserol diubah menjadi bentuk metil esternya yang lebih mudah menguap sehingga mudah di analisis dengan kromatografi gas. Metil ester asam lemak tersebut akan terbawa oleh fase gas (biasanya gas helium) melalui kolom dimana terjadi proses pemisahan. Kemudian masing-masing metil ester akan keluar dari kolom masuk ke detektor dan diidentifikasi sebagai kromatogram yang terdiri dari puncak dari masing-masing metil ester.

2.3. Bakteri

Bakteri, dari kata lain bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok raksasa dari mahluk organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniseluler (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel. Bakteri pertama kali ditemukan oleh anthony van leewenhoek pada 1674 dengan menggunakan mikroskop buatanya sendiri

(8)

Berdasarkan bentuknya di bagi menjadi tiga golongan besar yaitu:

1. Kokus adalah bakteri yang berbentuk seperti bola dan mempunyai beberapa variasi seperti, mikrokokus (kecil dan tunggal), diplokokus (berganda dua), tetrakokus (bergandeng empat), sarcina (bergelombol membentuk kubus),

staphylokokus (bergelombol), streptokokus (membran rantai)

2. Basil adalah kelompok bakteri berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi seperti, diplobasilus (jika bergandengan dua-dua), streptobasilus (jikabergandengan membentuk rantai).

3. Spiral adalah bakteri yang berbentuk lengkungan dan mempunyai variasi seperti, vibrio (berbentuk koma, lengkungan,kurang dari setengah lingkaran), spirochete (jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel. (Tamher,2008)

2.2 Gambar Bentuk-Bentuk Bakteri Kokus .

2.3.1. Bakteri gram positif dan Bakteri gram negatif

(9)

berdasarkan pewarnaan gram menjadi dua kelompok besar, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif . pewarnaan gram meliputi 3 proses utama yaitu pengecatan dengan kristal violet, dekolorisasi (penghapusan warna) dengan etil

alkohol atau aseton, kemudian counterstaining atau pemberi pewarna kontras menggunakan air fukhsin. Pada awal pengecatan, semua bakeri akan berwarna

ungu, proses dekolorasi dan pemberian warna kontras ialah yang dapat membedakan antara kedua jenis bakteri ini. Bakteri gram positif akan menunjukan warna ungu karena memiliki lapisan peptidoglikan tebal yang menahan kristal violet selama pengecatan gram.

A. Gram positif

Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang terdiri atas lapisan peptidoglikan yang tebal memiliki cytoplasmic lipid membran, terdapat asam teichoic dan lipoid yang membentuk lapisan asam lipoteichoic, beberapa spesies memiliki flagellum. Dinding sel bakteri gram positif lebih tipis 20 sampai dengan 80 nm dan tersusun dari 60 sampai 80% peptidoglikan yang secara berkesinambungan (wesley, 1992)

B. Gram negatif

Menurut Tamher (2008) bakteri negatif memiliki lapisan luar, lipo-polisakarida terdiri atas meembran dan lapisan peptidoglikan yang tipis dan terletak pada periplasma (antara lapisan luar dan membransitoplasmik). Sangat sulit untuk memberikan rincian umum secara ringkas tentang bakteri gram negatif karena organisme ini sangat

bermacam-macam dalam sifat struktural dan megenai fungsioanal. Sejauh ini subdivisi berdasarkan atas sifat fungsionalnya. Seperti pada

(10)

Tabel 2.1 perbedaan penyusun dinding sel antara bakteri gram positif dan gram negatif

Pembanding Gram positif Gram negatif

Ketebalan 15-23 nm 10-15 nm

Asam terikoat Ada Tidak ada

Sifat tahan asam Ada Tidak ada

Variasi asam amino Sedikit Beberapa

2.3.2. Bakteri Escherichia e-coli

E-coli umumnya merupakan flora normal saluran pencernaan manusia dan hewan. Sejak 1940 di Amerika Serikat telah ditemukan strain-strain E-coli yang tidak merupakan flora normal saluran pencernaan. Strain tersebut dapat menyebabkan diare pada bayi. E-coli dalam jumlah yang banyak bersama-sama tinja, akan mencemari lingkungan. E-coli merupakan bakteri batang gram negatif, tidak berkapsul, umumnya mempunyai fimbria dan bersifat motile. Sel E-coli mempunyai ukuran panjang 2,0-6,0 um dan lebar 1,1-1,5 um, tersusun tunggal, berpasangan E-coli tumbuh pada suhu anatar 10-400 C dengan suhu optimum 370C

dengan pH optimum untuk pertumbuhannya 7-7,5 pH minimum pada 4 dan maksimum pada 9

E-coli patogen menimbulkan gastroenteritis akut yang terutama menyerang anak-anak di bahwa dua tahun dan infeksi diluar saluran pencernaan yaitu infeksi saluran kemih, usu buntu, peritonitis, radang empedu, dan infeksi pada luka bakar (Sukamto et all, 1998)

2.3.2. Bakteri Staphylococcus aureus

(11)

makanan. Organisme ini dapat berasal dari orang yang mengolah makanan yang merupakan penular atau yang menderita infeksi patogenik (membentuk nanah) (Irianto, 2006)

Staphylococcus aureus merupakan patogen utama pada manusia. Bakteri ini

bersifat gram positif berbentuk bulat dengan diameter 0,5-1,5µ yang biasanya tersusun menyerupai anggur, beberapa isolat memiliki kapsul. (Sukamto,1998)

2.4. Anti Bakteri

Anti bakteri adalah zat yang dapat menggangu pertumbuhan atau bahkan mematikan bakteri dengan cara menganggu metabolisme mikroba yang merugikan dan menghambat aktivitas mikroorganisme. Antibakteri hanya dapat digunakan jika mempunyai sifat toksik selektif, artinya dapat membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit tetapi tidak beracun bagi penderitannya. Mekanisme kerjanya dari senyawa antibakteri diantaranya yaitu :

1. Merusak dinding sel

2. Menggangu permeabilitas sel 3. Menghambat aktivitas enzim

4. Menghamabt sintesa asam nukleat dan protein

(12)

2.5. Media

Beberapa bakteri dapat tumbuh pada berbagai medium, bakteri lain memerlukan media khusus. Media merupakan bahan nutrisi yang disisipkan untuk pertumbuhan mikroba. Agar-agar merupakan kompleks polisakarida, dihasilkan oleh alga laut

dan digunakan untuk pemadat pada makanan. Keunggulan agar adalah sedikit organisme yang dapat mendegradasi, mencair pada suhu yang sama dengan air, namun tetap dalam kedaan cair sampai suhu sekitar 400C, untuk kegiatan laboratorium diletakan pada penangas air suhu 500C. Pada suhu ini agar tidak merusak bakteri, juga dapat di campur dalam penangas air sehingga di dapat suspensi bakteri yang seragam. Bedasarkan kandunganya ada beberapa kandungannya ada beberapa jenis media yaitu :

1. Media Kimia Pasti

Penyiapan media harus mempertimbangkan penyediaan energi sumber karbon, nitrogen, sulfur dan fosfor. Media ini merupakan media yang komposisi kimia diketahui dengan pati.

2. Media Kompleks

Kebanyakan bakteri dan fungi heterotof secara rutin ditumbuhkan pada media kompleks, yaitu media yang komposisi pasti bahan kimia sedikit beragam dari satu kultur ke kultur lain. Media ini biasanya terdiri dari ekstrak yeast, daging sapi, tumbuhan, atau protein yang sudah dicerna. 3. Media Anaerobik

Karena anaerob dapat terbunuh jika terkena oksigen, maak ada media khusus, yaitu media reduksi. Media ini mengandung bahan seperti nantrium tioglikolat yang dapat berikatan dengan oksigen terlarut dan menghilangkan

oksigen pada medium

4. Media Selektif dan Diferensial

(13)

2.6. Pengujian aktivitas antibakteri

Pengujian aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan salah satu cari dari dua metode pokok yang di bawah ini yaitu :

1. Metode Dilusi

Cara ini dapat digunakan untuk menentukan kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh minimal (KBM) dari bahan antibakteri. Prinsip metode ini adalah Menggunakan satu seri tabung reaksi yang diisi media cair dan sejumlah tertentu sel mikroba yang diuji. Kemudian masing-masing tabung diisi dengan bahan yang telah diencerkan secara serial. Selanjutnya seri tabung diinkubasi pada suhu 370C selama 18-24 jam dan diamati yang terjadi kekeruhan yang terjadi pada tabung tersebut. Konsentrasi terendah bahan pada tabung yang ditunjukan dengan hasil biakan yang mulai tampak jernih tidak ada pertumbuhan mikroba adalah KHM dari bahan uji. Selanjutnya biakan dari semua tabung yang jernih diinokulasikan pada media agar padat diinkubasi dan keesokan harinya diamati ada tidaknya koloni mikroba yang tumbuh. Konsentrasi terendah obat pada biakan padat yang ditunjukan dengan tidak adanya perumbuhan koloni mikroba adalah KBM dari bahan terhadap bakteri uji(Tim Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Unibraw ,2011)

2. Metode Difusi Cakram Prinsip dari metode ini adalah.:

Bahan uji yang dijenuhkan dengan blank dish (cakram kertas). Cakram kertas yang mengandung bahan tertentu ditanam pada media pembenihan agar padat yang telah dicampur mikroba tertentu yang akan dijumpai, kemudian diinkubasi 350C selam 18-24 jam. Selanjutnya diamati adanya zona bening disekitar cakram kertas

yang menunjukan tidak adanya pertumbuhan mikroba. Selama inkubasi, bahan uji berdifusi dari cakram kertas ke dalam agar tersebut, sebuah zona inhibisi dengan

(14)

2.7. Ekstraksi

Sampel yang berasal dari tanaman setelah diidentifikasi, kemudian digolongkan menjadi spesies dan famili, sampel kemudian dikumpulkan dari bagian arialnya (daun,biji, batang kulit kayu pada batang, kulit batang, dan akar). Sampel ini

kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan untuk menghindari penguraian komponen oleh udara atau mikroba.

Jika telah dikeringkan, biomassa kemudian digiling menjadi partikel-partikel kecil menggunakan blender atau penggilingan. Proses penggilingan ini penting karena ektraksi efektif pada partikel kecil, dikarenakan memiliki luas permukaan yang lebih besar.Pemilihan pelarut ekstraksi sangat penting. Jika tanaman diteliti dari sudut pandang etnobotani, ektraksi harus mengikuti pemakaiannya secara tradisional. Kegagalan mengekstraksi biomassa dapat menyebabkan kehilangan akses untuk mendapatkan zat aktif.

Terdapat sejumlah metode ekstraksi, yang paling sederhana adalah ekstraksi dingin (dalam labu besar berisi biomassa), dengan cara ini bahan kering hasil gilingan diekstraksi pada suhu kamar secara berturut-turut dengan pelarut yang kepolarannya makin tinggi. Keuntungan utama cara ini adalah merupakan metode ekstraksi yang mudah karena ekstrak tidak dipanaskan sehingga kemungkinan kecil bahan alam terurai. Penggunaan pelarut dengan peningkatan kepolaran secara berurutan memungkinkan pemisahan bahan alam berdasarkan kelarutannya (dan polaritasnya) dalam ektraksi. Hal ini sangat mempermudah proses isolasi. Ekstraksi dingin memungkinkan banyak senyawa terekstraksi, meskipun beberapa senyawa memiliki kelarutan terbatas dalam pelarut ekstraksi pada suhu kamar (Heinrich et al, 2009).

Ekstraksi dianggap selesai bila tetesan terakhir memberikan reaksi negatif

(15)

2.7.1 Identifikasi Komponen Asam Lemak dengan Gas Chromatography Gas kromatografi merupakan teknik yang pertama kali di perkenankan oleh james dan martin pada tahun 1952, teknik ini merupakan metode analisis kuantitatif dan kualitatif yang cepat untuk menganalisis komponen lipida volatil, seperti

hidrokarbon, fatty acid esters, sterol dll (Gunstone,1995)

Spektroskopi massa adalah suatu metode untuk mendapatkan berat molekul dengan cara mencari perbandingan massa terhadap muatan dari ion muatanya diketahui dengan mengukur jari-jari orbit lingkarnya dalam magnetik seragam. Penggunaan kromatografi gas dapat dipadukan dengan spektoskopi massa paduan keduanya menghasilkan data yang lebih akurat dalam pengidentifikasian senyawa yang dilengkapi dengan struktur molekulnya.

Kromatografi gas ini juga mirip dengan analisa fraksional, karna kedua proses ini memisahkan komponen dari campuran utama berdasarkan pada perbedaan titik didih (atau tekanan uap) namun, distilasi fraksional biasanya digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dari campuran pada skala besar sedangkan GC dapat digunakan pada skala yang lebih kecil (Pavia, 2006)

Prinsip dari kerja kromatografi gas ini merupakan jenis yang digunakan dalam kimia organik untuk pemisahan senyawa organik dan menguji kemurnian dari bahan tertentu atau memisahkan komponen campuran dalam beberapa situasi, GC dapat membentuk dalam mengidentifikasi pada senyawa kompleks. Penggunaan kromatografi dibedakan antara dua metode penggunaan yaitu yang pertama kromatografi gas digunakan alat untuk melakukan pemisahan. Penggunaan ini memerlukan pengubahan senyawa sampel menjadi senyawa volatil atau senyawa yang dapat diderivatisasi untuk menghasilkan senyawa volatil. yang kedua yaitu: kromatogarfi gas sebagai pelengkap untuk hasil analisa yang sempurna dalam hal

(16)

dengan perbandingan massa terhadap muatan dan merekam kelimpahan relatif tiap jenis ion yang ada. Umumnya hanya ion positf yang dipelajari karena ion negative yang dihasilkan dari sumber tumbukan umumnya sedikit.

Saat GC dikombinasikan dengan MS, akan didapatkan sebuh analisis yang Peneliti dapat menganalisis larutan organik, memasukkanya ke dalam instrumen,

memisahkanya menjadi komponen tunggal dan langsung mengindentifikasi larutan tersebut selanjutnya, peneliti dapat menghitung analisa kuntitatif dan masing-masing komponen.

Pada metode analisis GCMS (Gas Cromatography Massa Spectroscopy) adalah dengan membaca spectra yang terdapat pada kedua metode yang digabungkan tersebut pada spectra GC jika terdapat bahwa dari sampel mengandung banyak senyawa yaitu terlihat dari banyaknya puncak peak dalam spektra GC tersebut. Berdasarkan data waktu retensi yang sudah diketahui dari literatur, bisa diketahui dari literatur, bisa diketahui senyawa apa saja yang ada dalam sampel. Selanjutnya adalah memasukan senyawa yang diduga tersebut kedalam instrument spektroskopi massa. Hal ini dapat dilakukan karena salah satu kegunaan dari kromatografi gas adalah untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam sampel sedangkan untuk spektra MS, bisa di peroleh dari informasi mengenai massa molekul relatif dari senyawa sample

Tahap-tahap suatu rancangan penelitian GC-MS a. Sample preparation

b. Derivatisation

c. Injeksi : menginjeksikan campuran larutan ke kolom GC lewat injection port GC-MS kurang cocok analisa senyawa labil pada suhu tinggi

karena akan terdekomposisi pada awal pemisahan

d. Separation: campuran dibawa ke gas pembawa (biasanya helium) dengan laju alir tertentu melewati kolom GC yang dipanaskan dalam pemanasan kolom GC memiliki cairan pelapis (fase diam) yang inert. e. MS detector:

(17)

2) Aspek kuantitatif : dengan membandingkan kurva standar dari senyawa yang diketahui kuantitas dari senyawa yang tidak diketahui F. Scanning : spektra massa dicatat reguler dalan interval 0,5-1 detik

selama pemisahan GC dan di simpan dalam sistem instrumen data untuk digunakan dalam analisis spektra massa

Dapat dilihat pada bagan yang ada di bawah ini :

sistem masukkan Sumber ion Penganalisis

Massa Detektor

Pengolahan sinyal Pembacaan

Gambar

Gambar 2.1 Foto Pohon Nangka
Tabel 2.1 perbedaan penyusun dinding sel antara bakteri gram positif dan gram
Gambar 2.3. Bagan Kromatogafi Gas

Referensi

Dokumen terkait

Since it was found that students’ concept mastery have increased after learning using multiple intelligence based learning and students’ were found to have medium to very

Zaat adalah judul senandung yang ketujuh yang dibawakan dalam kesenian bordah. Adapun syair yang terkandung dilama Zaat adalah:. 1) Zaatlidaqwa tihilasyjaa

Sedangkan untuk hasil observasi itu diambil selama proses pembelajaran menggunakan metode problem posing dengan mengisi lembar observasi.Hasil penelitian pada

Melalui pengamatan gamb Melalui pengamatan gambar/animasi ar/animasi peserta didik mampu peserta didik mampu menjelaskan pengertian sitem organ menjelaskan pengertian sitem

Penilitian ini akan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Propinsi Jawa Tengah dengan menggunakan model regresi probit

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

Kuliah Kerja Profesi di MNCTV khususnya di program nondrama televisi banyak sekali memberi pengalaman, apa yang selama ini dipelajari disana. Kegiatan Kuliah Kerja

Gambar 4.17 Grafik hasil pengujian impedansi loop pada stop kontak instalasi listrik proteksi MCB TIPE C (10A) di Ruangan Kepala Laboratorium antara pemutus waktu dan