• Tidak ada hasil yang ditemukan

Langkah Peraturan Presiden Radigro Duterte Terhadap Pemberantasan Narkoba Menurut Convention Against Torture and Other Cruet, In Human or Degrading Treatment or Punishment

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Langkah Peraturan Presiden Radigro Duterte Terhadap Pemberantasan Narkoba Menurut Convention Against Torture and Other Cruet, In Human or Degrading Treatment or Punishment"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

A. Pengertian Narkotika dan Akibat penyalahgunaan pemakaian narkotika

1. Pengertian Narkotika

Masyarakat mengenal istilah narkotika yang kini telah menjadi

fenomena berbahaya yang populer di tengah masyarakat kita. Ada pula

istilah lain yang kadang di gunakan adalah Narkoba( narkotika dan obat

obatan berbahaya). Selain in ada pula istilah yang di gunakan adalah

NAPZA yaitu merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan zat

adiktif lainnya. Semua istilah diatas mengacu pada kelompok pada

sekelompok zat yang mempunyai resiko kecanduan atau adiksi.

Narkotika dan Psikotropika itulah yang secara umum yang biasa di kenal

dengan Narkoba atau NAPZA.

a. Defenisi Narkotika.

Secara umum yang di maksud dengan narkotika adalah suatu

kelompok zat yang bila di masukkan dalam tubuh akan mengakibatkan

membawa pengaruh terhadap tubuh pemakai yang bersifat :

1) Menenangkan.

2) Merangsang.

3) Menimbulkan khayalan.

Secara Etimilogi narkotika berasal dari kata “Narkoties” yang sama

artinya dengan kata “Narcotics” yang berarti membius.12 Sifat dari zat

12

(2)

tersebut terutama berpengaruh terhadap otak sehingga mengakibatkan

perubahan terhadap perilaku, perasaan, pikiran, presepsi, kesadaran, dan

halusinasi di samping dapat di gunakan dalam pembiusan.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman ataupun

bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat

menyebabkan penurunan atau peruban kesadaran, hilangnya rasa,

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan

ketergantungan, yang di bedakan dalam golongan-golongan sebagai

mana terlampir dalam undang-undang ini.13

Defenis dari Biro Bea dan Cukai Amerika Serikat mengatakan

bahwa : yang di maksud dengan narkotika ialah candu, ganja, cocaine,

zat-zat, obat-obat yang bahan mentahnya di ambil dari benda-benda

tersebut yakni morphine, heroin, codein, hashich, cocine. Dan termasuk

juga narkotika sintetis yang menghasilkan zat-zat, obat-obat yang

tergolong Hallucinogen, Depressant dan stimulant.

Berikit ini adalah pandangan dari ahli hukum yang mengenai

pengertian dari narkotika :

1. Menurut Smith Klise dan French Clinical Staff mengatakan bahwa :

narcotics are drugs wich produce insebility stupot duo to their

depressant effect on the control nervous system. Included in yhid

definition are opium derivates (morophine, codein, heroin), and

synthetics opiates,(meperedine, methadone).14

Yang artinya lebih kurang sebagai berikut:

13

Undang –undang nomor 35 tahun 2009 Tentang Narkotika 14

(3)

Narkotika adalah zat-zat (obat) yang dapat mengakibatkan

ketidaksamaan atau pembiusan dikarenakan zat-zat tersebut bekerja

mempengaruhi susunan saraf sentral. Dalam defenisi Narkotika ini

sudah termasuk jenis candu dan turunan turunan candu ( morphine,

codein, heroin) candu sintetis ( meperidine, methadone).

2. Sudarto dalam buku Djoko Prakoso mengatakan bahwa: Perkataan

Narkotika berasal dari bahasa Yunani “Narke” yang berarti terbius

sehingga tidak merasakan apa-apa. Dalam Encyclopedia Amerikana

dapat di jumpai pengertian “ Narcotic” sebagai “ a drug that dulls the senses, relieves pain induces sleep and can produce addiction

and veryingdegress” sedangkan “drug” diartikan sebagai

“Chemical agen that is used therapeuthically to trea

disaese/Morebrodly, adrug maybedelined as any chemical agen

attecis living protolasm” jadi narkotika merupakan suatu bahan yang

menumbuhkan rasa yang menghilangka rasa nyeri dan sebagainya.15

3. Narkotika merupakan zat yang bisa menimbulkan

pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakannya dengan

memasukkannya kedalam tubuh. Pengaruh tubuh tersebut berupa

pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan

halusinasi atau khayalan-khayalan. Sifat tersebut diketauhi dan

ditemui dalam dunia medis bertujuan untuk dimanfaatkan bagi

15

(4)

pengobatan dan kepentingan manusia, seperti dibidang pembedahan

untuk menghilangkan rasa sakit.16

b. Jenis-jenis Narkotika:17

a) Narkotika golongan I:

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan

pengembangan dan tidak digunakan dalam terapi, serta

mempunyai potensi sangat tinggi mengkibatkan ketergantungan.

Antara lain sebagai berikut :

1. Tanaman papaver somniferum L dan bagian bagiannya

termasuk buah dan jeraminya, kucuali bijinya.

2. Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri,

diperoleh dari buah tanaman papaver somniferum L yang

hanya mengalami pengolahan sekedar untuk pembungkus

dan pengangkutan tanpa memperhatikan kadar morfinnya.

3. Opium masak terdiri dari :

1) Candu, hasil yang di peroleh dari opium mentah

melalui suatu rentanan pengolahan khusunya dengan

pelarutan, pemanasan dan peragian dengan atau tanpa

penambahan bahan bahan lain, dengan maksud

mengubahnya menjadi suatu ekstrak yang cocok untuk

pemadatan.

16

Soedjono D, Hukum Narkotika Indonesia, Penerbit Alumni, Bandung,1987, h.3

17

(5)

2) Jicing, sisa-sisa dan candu setelah di hisap, tanpa

memperhatikan candu itu campur dengan daun atau

bahan lain.

3) Jicingko, hasil yang di peroleh dari pengolahan jicing.

4. Tanaman koka, tanaman dari semua genus Erythroxylyon

dari keluarga Erythorxylacae termasuk buah dan bijinya.

5. Daun koka, daun yang belum atau sudah dikeringkan atau

dalam bentuk serbuk dari semua tanaman genus

Erythroxylyondari keluarga Erythroxylacae yang

menghasilkan kokain secara langsung atau melalui

perubahan kimia.

6. Kokain mentah, semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun

koka yang dapat di olah secara langsung untuk mendapat

kokain.

7. Kokaina, metil ester-1-bensoil ekgonina.

8. Tanaman ganja, semua tanaman genus-genus cannabis dan

semua bagian dari tanaman termasuk biji, buah, jerami,

hasil olahan tanaman ganja atau bagian tanaman ganja

termasuk damar ganja dan hasis.

b) Narkotika golongan II:

Narkotika yang berhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan

terkahir dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk

pengembangan ilmu pengetahuan serta mepunyai potensi tinggi

(6)

1. Alfasetilmetadol.

2. Alfameprodina.

3. Alfametadol.

4. Alfaprodina.

5. Alfentanil.

6. Allilprodina.

7. Anileredina.

8. Asetilmetadol.

9. Benzetidin.

10. Benzilmorfina.

11. Morfina -N- okside.

12. Morfin metrobomida dan turunan morfina nitrogen

pentafalent lainnya termasuk bagian turun

morfina-N-oksida, salah satunya kodeina-N-oksida morfina-N-oksida, dan

lain-lain.

c) Narkotika golongan III:

Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan

alam terpai dan atau untuk tujuan pengembengan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

ketergantungan.

Antara lain seperti:

1. Asetildihidrokodeina.

2. Dekstroprokpoksifena :

(7)

3. Dihidrokodeina.

4. Etilmorfina: 3-etil morfina.

5. Kodeina : 3-etil morfina.

6. Nikodikodina : 6- nikotinilkodeina.

7. Nikokodina : 6- nikotinilkodeina.

8. Norkodeina : N-demetilkodeina.

9. Polkodina : Morfoliniletilmorfina.

10.

Propiram:N-(1-metil-2-piperidinoetil)-N-2-piridilpropionamida.

11. Bruprenorfina : 21-siklopropil-7-a-[(S)-1-hidroksi-1,2,2-

trimetilpropil]-6,14-endo-etano-6,7,8,14-tetrahidrooripavina.

12. Garam-garam dari Narkotika dalam golongan tersebut di

atas.

13. Campuran atau sediaan difenoksin dengan bahan lain bukan

narkotika.

2. Penyalahgunaan pemakaian narkotika.

Penyalahgunaan narkotika adalah merupakan suatu tindak kejahatan

dan pelanggaran yang mengancam keselamatan, baik fisik maupun jiwa si

pemakai dan juga terhadap masyarakat di sekitar secara sosial. Yang

bersifat pribadi di bedakan menjadi dua sifat, yaitu secara umum dan

(8)

Secara umum, pemyalahan gunaan narkotika dapat menimbulkan

gejala gejala sebagai berikut :18

1. Euphoria ; suatu rangsangan kegembiraan yang tidak sesuai dengan

kenyataan dan kondisi badan si pemakai ( biasanya efek ini masih

dalam penggunaan narkotika dalam dosis yang tidak begitu banyak.

2. Dellirium ; suatu keadaan dimana pemakai narkotika mengalami

menurunnya kesadaran dan timbulnya kegelisahan yang dapat

menimbulkan gangguan terhadap gerakan anggota tubuh si pemakai

(biasanya pemakai dosis lebih banyak daripada euphoria).

3. Halusinasi ; suatu keadaan dimana si pemakai narkotika mengalami

khayalan seperti melihat, mendengar yang tidak ada pada kenyataan.

4. Weaknes ; kelemahan yang di alami fisik atau psychis atau

kedua-duanya.

5. Drowsiness ; kesadaran merosot seperti orang mabok, kacau ingatan,

mengantuk.

6. Coma ; keadaan si pemakai narkotika sampai pada puncak

kemerosotan yang akhirnya dapat membawa kematian.

Dalam kehidupan sehari-hari, beberapa jenis narkotika yang sering di

salahgunakan adalah:

1. Candu.

Candu atau opium merupakan sumber utama dari narkotika alam.

Berbagai narkotika berasal dari alkoloida candu, misalnya morphine,

heroine. Berasal dari tanaman Papaver Somniferum L dan dari keluarga

18

(9)

Papaveraceae. Nama Papaver Somniferum merupakan sebutan yang

diberikan oleh Linnaeus pada tahun 1753. Selain disebut Papaver

somniferum juga disebut dengan Papaver Nigrum dan Pavot Somnifere.19

Tanaman candu berasal dari Timur Tengah, Yunani, Romawi Kuno.

Orang Mesir, Yunani dan Eropa mengenal candu untuk

bersenang-senang dan sebagai obat penghilang nyeri. Selain itu, candu juga

termasuk jenis depresants yang mempunyai pengaruh hypnotics dan

tranglizers. Depresants yaitu merangsan sistem parasimpatis, dalam

dunia kedokteran dipakai sebagai pembunuh rasa sakit yang kuat.

Bagian yang dapat di pergunakan dari tanaman ini adalah getahnya yang

di ambil dari buahnya. Ciri-ciri dan tumbuhan Papaver Somniverum ini

antara lain:

a. Termasuk golongan tumbuhan semak (perdu).

b. Warna daun hijau tua (keperak-perakan).

c. Lebar daun 5-10 cm dan panjang 10-25 cm.

d. Permukaan daun tidak rata melainkan berlekuk-lekuk.

e. Buahnya berbentuk tabuh gong.

f. Pada tiap tangkai hanya terdapat 1 (satu) buah saja yang berbentuk

buah polong bulat sebesar buah jeruk, pada ujungnya mendatar dan

terdapat gerigi-gerigi.

Jenis jenis candu

Candu dapat di bedakan atas:

a. Candu mentah (raw opium).

19

(10)

b. Candu masak (crude opium), yaitu candu mentah yang belum selesai

di masak.

c. Candu yang khusus untuk di rokok ( smoking opium).

Dalam perdagangan gelap, candu biasanya dipasarkan dalam bentuk:20

a. Candu mentah (raw opium).

b. Candu masak ( processed opium ).

c. Basis morphine ( morphine base).

d. Garam morphine (morphine salt).

e. Heroin mentah (crude heroin).

f. Heroin nomer 3 (purple heroin).

g. Heroin nomer 4 (white heroin).

2. Morphine

Morphine adalah nama yang diberikan oleh Sertuner (tahun 1803)

berasal dari kata morpheus yang merupakan dewa mimpi dalam

masyarakat Yunani.

Morphine terdapat pada candu mentah, diperoleh dengan jalan

mengolah secara kimia. Dalam penjualan farmasi bahan morphine di

campur dengan bahan lain, misalnya tepung gula, tepung kina, dan tablet

APC yang di haluskan.

Khasiat morphine adalah analgetik (penghilang rasa sakit ) yang

sangat kuat, menurunkan rasa kesadaran, menghambat pernafasan,

menghulngkan refleks batuk menimbulkan rasa nyaman, yang

20

(11)

kesemuanya berdasarkan penekanan Susunan Syarat Pusat, misalnya

pada oprasi bedah atau pengobatan luka bakar.

Penyalah gunaan morphine dilakukan dengan:21

a. Dicampur dengan tembakau, kemudian dihisap seperti rokok.

b. Dengan jalan diminum.

c. Disuntikan pada lengan bagian bawah sebelah dalam, atau pada vena

penis bagi pemakai laki-laki.

d. Digosokkan pada goresan silet pada bagian bawah lengan bagian dalam.

Pemakaian morphine akan mempengaruhi aktifitas pada:

a. Otak dan susunan syaraf pusat.

b. Jalannya darah (urat nadi) dan jantung.

Bahaya –bahaya yang timbul setelah penyalahgunaan morphine tehadap si pemakai:22

a. Otak dan syarat bekerja keras karena diforsir secara tidak wajar.

b. Pengotoran pada darah dan akan memaksakan jantung bekerja keras.

c. Pernapasan dan denyut jantung bertambah cepat.

d. Penggunaan dengan over dosis atau karena morphine palsu dapat

mengakibatkan pingsan dan kematian.

e. Timbulnya ketergantungan secara jasmani dan rohani.

f. Timbulnya kecanduan dan ketagihan.

g. Timbulnya keadan yang serius karena putus obat.

21

Ibid , h.42

22Dikutip dari, M. Ridha Ma‟roef,

(12)

3. Heroin

Heroin atau diasetilmorfin atau sering juga disebut putau adalah

obat resmi sintetik yang dihasilkan dari reaksi kimia antar morphine

dengan asetal anhidrat. Berasal dari tumbuhan Papaver somniverum.

Rumus kimianya C12 H23 N5 . Nama Hero dari bahasa Jerman “heroic”

yang artinya pahlawan. Pertama kali ditemukan dicoba untuk penekanan

dan melegakan batuk (antitusif), dan penghilang rasa sakit (analgesik),

menekan aktifitas depresi sistem saraf, melegakan nafas dan jantung.

Heroin juga membesarkan pembuluh darah dan memberikan kehatan serta

melancarkan pencernaan.23

Penyalah gunaan heroin dapat menimbulkan ketergantungan dan

mempunyai efek lebih kuat serta halusinasinya lebih tinggi dari pada

morfin.

Heroin digunakan dengan cara dilarutkan dengan air, disaring

dengan kapas dan di suntikkan ke intervena (lewat pembuluh darah) atau

subkutan (lewat bawah kulit). Cara lain adalah dengan dihisap atau di

sedot, atau dengan shassing (serbuk diletakkan dalam aluminium foil dan

di panaskan bagian bawahnya, uapnya dialirkan lewat sebuah lubang dari

kertas rol atau pipa dan di hirup lewat hidung kemudian lewat paru-paru).

Cara ini juga disebut mengejar naga. Kelebihan dosis yang digunakan

dalam chassing dapat menimbulkan abses paru-paru.

Akibat pemakaian heroin selain ketergantungan fisik dan psikis

seperti narkotik pada umumnya dapat menyebabkan euforia, badan terasa

23

(13)

sakit, mual dan muntah, mosisi dan mengantuk, konstipasi, kejang saluran

empudu, sukar buang air kecil, kegagalan pernapasan bila kelebihan dosis

menimbulkan kematian.

Karena sifatnya lebih lipofil daripada morphine, maka heroin lebih

cepat menembus syaraf dibanding morphine. Oleh karena itu sebenarnya

akibat-akibat yang di derita oleh pecandu heroin sama dengan pecandu

morphine. Dalam tubuh sebenarnya heroin akan diubah menjadi morphine.

Dalam jangka panjang mereka juga menjadi kehilangan dorongan nafsu

seksual sampai impoten atau ada gangguan haid dan kesuburan bagi

wanita. Setelah itu pemakaian akan mengakibatkan sulit konsentrasi.

4. Ganja.

Ganja berasal dari tanaman cannabis yang mempunyai variates

cannbis sativa, cannbis indica dan cannabis Americana. Tanaman tersebut

termasuk keluarga Urticaceae atau keluarga moraceae.

Ganja terbagi atas dua jenis, yaitu :

a. Ganja jenis jantan, dimana ganja jenis ini kurang bermanfat, yang di

ambil hanya seratnya saja untuk pembuatan tali.

b. Ganja jenis betina, jenis ini dapat berbunga dan berbuah, biasanya

digunakan untuk pembuata rookok ganja.

Selain itu, terdapat bebrapa variasi tentang ganja, yaitu :

a. Minyak ganja.

b. Damar atau getah ganja yang disebut dengan hashis yang diperoleh

(14)

c. Budha stick atau thai stick.24

Sifat farmatologi dari ganja:

a. Meredakan susunan syaraf pusat (SPP), sama seperti barbital.

b. Terhadap jantung : pada permulaan tachycardia, setelah

penggunaan lama justru bradycardia dengan penurunan tekanan

darah.

c. Terhadap mata : penurunan tekanan dalam bola mata dan

pelebaran pembuluh-pembuluh konjingvita.

d. Terhadap peredaran zat : mengakibatkan nafsu makan terutama

makanan-makan manis. Di Aceh daerah yang banyak

menghasilkan tanaman ganja, dulu ganja yang baru di petik,

dipegunakan untuk campuran gulai atau sayuran serprti

menggunakan daun salam di Jawa. Hal tersebut akan

menyebabkan nafsu makan bertambah, susana jadi meriah diliputi

rasa gembira, banyak tertawa-tawa, banyak bicara dan tidak

mengantuk. Biasanya keadan ini di persiapkan jika akan

bergadang.

Efek positif yang lain dari penggunaan ganja adalah:

a. Mengatasi mual pada penggunaan obat anti kanker.

b. Menurunkan tekanan intra okuler pada penderita glaukoma.

c. Melemaskan otot.

24

(15)

Namun efek positif tersebut harus dibayar dengan gangguan

kejiwaan, yakni tergangunya aktifitas normal.

Efek penggunaan ganja terhadap tubuh manusia, telah banyak ditulis

oleh ahli. Efek tersebut lebih banyak buruknya daripada baiknya.

Penggunaan ganja sendiri lebih banyak untuk tujuan yang salah dari pada

penggunaan untuk pengobatan. Efek pengunaan ganja menurut Franz

Begel meliputi efek fisik dan psikis.25

Efek pemakaian ganja secara fisik adalah :

a. Timbulnya ataxia yaitu hilangnya koordinasi kerja otot dengan

syaraf sentral.

b. Hilang atau kurangnya kedipan mata.

c. Gerak refleks tertekan.

d. Menyebabkan kadar gula darah turun naik.

e. Nafsu makan bertambah.

f. Mata menyala dan merah.

Sedangkan efek pemakaian ganja secara psikis adalah:

a. Timbulnya sensasi psikis.

b. Gembira, tertawa tanpa sebab.

c. Lalai, malas.

d. Senang dan banyak bicara.

e. Terganggunya daya sensai dan presepsi, khususnya terhadap

ruang dan waktu.

f. Lemahnya daya pikir dan daya ingatan.

25M. Ridha Ma‟roef,

(16)

g. Cemas dan sensitif.

h. Bicaranya ngelantur.

Menurut Nyowito Hamdani, pemakaian ganja memberi rasa:

a. Euforia, perasaan senang dan nyaman, perasaan nyeri hilang.

b. Perasaan fly, perasaan terasa mengambang.

c. Kehilangan pengertian akan waktu dan ruang.

d. Halusinasi penglihatan.26

Selain efek-efek tersebut, ada efek kejiwan yang lain, yakni:

a. Menimbulkan rasa kelegaan disertai sikap melamun.

b. Membawa perubahan dalam kesadaran waktu.

c. Membawa perubahan dalam presepsi visual dan auditif (tak

nyambung).27

Bahaya lain yaitu tidak adanaya susunan yang tetap pada bahan ini,

sehingga si pemakai tidak dapat mengetahuin berapa banyak ganja yag

telah diisapnya. Sementara dosis penggunaan yang berlebihan dapat

menimbulkan akibat yang parah.

Bahaya pemakaian ganja secara sosial ada amotivational symdrome

yaitu:

a. Menarik diri aktifitas sosial.

b. Perhatian terhadap sekolah, pekerjaan dan pencapaian tujuan

menurun.

26

Njowito Hamdani, Ilmu kedokteran kehakiman, PT Gramedia Pustaka, Jakarta, 1992, h.232

27

(17)

5. Cocain

Cocain bersal dari tumbuh-tumbuhan yang disebut erythroxlyon coca.

Untuk memperoleh cocaine yaitu dengan memetik daun coca, lalu di

keringakan dan diolah di pabrik dengan menggunakan bahan kimia.

Serbuk cocaine berwarna putih, rasanya pahit dan lama-lama serbuk tadi

menjadi basah.

Ciri-ciri cocaine antara lain:

a. Termasuk golongan tanaman perdu atau belukar.

b. Tumbuh sangat tinggi kira-kira 2 (dua) meter.

c. Tidak berduri, tidak bertangkai, berhelai daun satu, tumbuh satu-satu

pada cabang atau tangkai.

d. Buahnya berbentuk lonjong berwana kuning-merah atau merah saja

apabila sudah masak.

Berbeda dengan candu, morphine atau heroin yang merupakan narkotika

yang bersiafat menenangkan, maka cocain merupakan narkotika yang

mempunyai sifat obat perangsang seperti turunan amfetamin (golongan

psikotropika). Cocain bekerja memacu jantung, meningkatkan tekanan

darah dan suhu badan disamping menghambat persaan lapar seperti dalam

amfetamin, cocain juga menghasilkan rasa nyaman, ketajaman mental dan

menambah kekuatan fisik.

Cara penyalahgunaan cocain adalah dengan:28

a. Suntikan intervena atau subtukan (dibawah kulit).

28

(18)

b. Mebuat garis serbuk cocain dihirup dengan hidung (disebut sniff)

menggunakan sebua pipa kecil. Dengan cara ini cocain bercampur

dengan darah melalui membran tipis yang ada dalam hidung. Cara ini

dapat mengakibatkan sekat rongga hidung berlubang.

c. Apabila penggunaan cocain dicampur dengan heroin dan di larutkan

kemudian disuntikkan, maka cara menggunakan dengan

mengkobinasikan tersebut dengan “ Speed Ball”. Ini merupakan

kebiasaan pecandu heroin.

d. Daun coca dikunyah, kemudian di telan airnya.

e. Cocain di larutkan kemudian diminum.

f. Bahan dasar cocain (cocain base) dipakai dengan jalan rokok.

Efek pemakaian cocain yang paling penting yaitu menghambat hantaran

syaraf, bila dipakai secara lokal, yakni sebagai anaestasi/pemati rasa. Efek

sistematikanya yang paling mencolok yaitu rangsangan Susunan Syaraf Pusat

(SPP).

a. Efek anaestasi lokal.

Efek lokal cocain yang terpenting yaitu kemampuan untuk

memblokade kodisi syaraf. Atas dasar efek ini, pada suatu masa cocain

pernah digunakan secara luas, untuk tindakan dibidang optalmologi (ilmu

penyakit mata). Tetapi cocain ini dapat mengakibatkan terlepasnya epitel

kornea. Atas dasar ini, dengan adanya kemungkinan penyalahgunaan

obat maka penggunaan cocain sekarang sangat dibatasi untuk pemakai

topikal. Khususnyauntuk anestesi saluran nafas atas.

(19)

Cocaon adala perangsang selebral cortex (kulit otak) yang sangat kuat

pada manusia yang menyebabkan :

1. Banyak bicara.

2. Gelisah.

3. Euforia.

4. Kekuatan mental bertambah.

5. Kapasitas kerja otot meningkat, karena kemungkinan disebabkan

berkurangnya rasa lelah.

c. Efek terhadap jantung.

Efek terhadap jantung adalah sebagai berikut:

1. Cocain dalam dosis kecil memperlambat denyut jantung.

2. Cocain dalam dosis sedang membuat denyut jatung bertambah.

3. Cocain dalam dosis besar menyebabkan kematian mendadak

karena payah jantung sebagai akibat efek toxis (racun) pada otot

jantung.

d. Efek terhadap suhu badan

Cocain mempunyai daya pirogen kuat, kenaikan suhu badan

disebabkan oleh tiga faktor, yaitu:

1. Penambahan aktifitas otot akan meninggikan produksi panas.

2. Vasokontruksi menyebabkan berkurangan kehilangan panas.

3. Efek langsung pada pusat pengatur suhu pada keracunan cocain

dapat terjadi pireksia.29

Jadi jika disimpulkan, efek penggunaan cocain adalah:

29

(20)

1. Euforia.

2. Suka bercakap-cakap.

3. Aktifitas motorik meningkat.

4. Mencegah kelelahan.

5. Perilaku steriotip (berulang-ulang).

6. Bertambah cepat denyut nadi dan pernafasan.

7. Bertambahnya aktifnya kerja mental.

Bilamana cocain dipakai sebagai obat perangsang secara kronis,

maka timbul hal-hal sebagai berikut:

1. Halusinasi.

2. Tidak bisa tidur (insomnia).

3. Tidak bergairah untuk bekerja.

4. Bekerja dan berpikr tanpa tujuan.

5. Tidak ada nafsu makan.

6. Tidak punya ambisi, kemauan dan perhatian.

Akibat keracunan cocain ada dua macam yaitu:30

1. Keracuna yang ditandai dengan pingsan (collapse).

Hal ini terjadi pada orang yang mempergunakan cocain

dalam dosis kecil secara ceroboh atau serampangan. Kelainan yang

timbul adalah muka pucat, kepala pusing, mual mau muntah, mabuk,

denyut nadi bertambah dan hilang kesimbangan.

30M. Ridha Ma‟roef,

(21)

2. Keracunan pada pusat susunan syarag yang ditandai dengan:

a. Pikiran kacau, mata gelap (delirium).

b. Gerak reflek bertambah.

c. Kejang-kejang (convultions).

d. Tingkah laku kasar (maniac behavior).

Pemakaian cocain akan menyebab kan seorang pecandu:

1. Toleransi.

2. Ketergantungan psikis dan fisik.

3. Sindroma putus obat yang di tandai:

a. Disporia (lawan euforia).

b. Depresi.

c. Rasa mengantuk yang hebat.

d. Kelelahan.

Disamping berpengaruh terhadap individu (si pemakai) sendiri,

pemakaian narkotika juga berpengaruh pula bagi masyarakat luas,

akibat-akibat adanya pemakaian narkoba antara lain:31

1. Meningkatnya kriminalitas atau gangguan Kamtibmas.

2. Menyebabkan timbulnya kekerasan baik terhadap perorangan atau

antar kelompok.

3. Timbulnya usaha-usaha yang bersifat dalam masyarakat, misalnya

pasar gelap narkotika, dan sebagainya.

4. Banyak kecelakaan lalu lintas.

31

(22)

5. Menyebarkan penyakit tertentu lewat jarum suntik yang dipakai

pecandu. Misalnya Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV/AIDS.

6. Dan lain-lain berbentuk keabnormalan.

B. Peraturan internasioanal mengenai kejahatan narkotika.

Kebijakan global terkait perlawanan terhadap kejahatan narkotika dimulai

dengan adanya Konvensi Opium di Den Haag Belanda tahun 1912. Konvensi ini

dilatarbelakangi adanya perdebatan yang melibatkan Belanda dan Amerika. Pihak

Amerika bersama beberapa negara Eropa lainnya menentang keras legalisasi

penjualan Opium untuk pembiayaan Perang Dunia I. Sementara Belanda

menganggap Opium masih diperlukan sebagai sumber pembiayaan Perang Dunia

I tanpa memperhatikan aspek kesehatan. Akhirnya, pada tanggal 23 Januari 1912

digelar Konvensi Opium Internasional di Den Haag Belanda. Dalam Konvensi ini

Belanda menyatakan bahwa “Jika Anda tidak bisa mengalahkan, maka

bergabunglah”. Hal ini didasari atas kenyataan bahwa finansial sangat berperan

penting dalam Perang Dunia I. Sejarah mencatat bahwa hasil penjualan Opium

merupakan bisnis besar yang dijual pada kedua kubu yang saling bertikai selama

Perang Dunia I. Konvensi ini ditanda tangani 12 Negara yang melakukan

pengaturan penjualan terhadap 4 (empat) jenis narkotika, yaitu: Opium, Heroin,

Morfin, dan Kokain, dan tidak melarangnya. Dalam aturan tersebut juga tidak

mencantumkan pengaturan narkotika sintetis. Hal ini dimaksudkan untuk

melindungi kepentingan ekonomi Belanda yang bekerja sama dengan industri

farmasi Jerman. Sejak adanya Konvensi ini, Amerika dan Belanda selalu saling

(23)

Pelarangan mengkonsumsi narkotika dimulai sejak dikeluarkannya Single

Convention Narcotics 1961. Amerika mempelopori kebijakan pelarangan tegas

penyalahgunaan narkotika. Konvensi ini memaksa setiap negara anggota

mengkriminalisasikan pelaku tindak penyalahgunaan narkotika. Dalam sidang

PBB di New York 30 Maret 1961 dikeluarkan Single Convention Narcotic Drugs

1961 yang menghasilkan daftar narkotika yang termasuk dalam pengawasan

Internasional (Schedule 1961). Setiap Negara anggota harus melaporkan

penggunaan bahan-bahan narkotika tersebut secara berkala kepada International

Narcotics Control Board (INCB). Dalam konvensi tersebut mengelompokkan

narkotika menjadi 4 (empat) daftar golongan. Sementara tentang perawatan

penyalah guna narkotika belum diatur. Sebab pada periode ini baru saja dimulai

pelarangan keras terhadap penyalahgunaan narkotika yang dipelopori Amerika

dan beberapa negara Eropa lainnya.

Pada tanggal 21 Februari 1971 dalam Single Convention on

Psychotrophics Substance Vienna Tahun 1971 pembahasan akan arti penting

rehabilitasi mulai dilakukan. Dalam konvensi tersebut mulai mempelopori

kebijakan pelarangan penyalahgunaan psikotropika yang menghasilkan daftar

psikotropika ke dalam 4 (empat) golongan yang masuk dalam pengawasan

internasional (Schedule 1971). Dalam konvensi ini mulai muncul pengecualian

hukuman terhadap penyalah guna psikotropika, yakni mengganti hukuman

penjara menjadi perawatan, pendidikan, after-care maupun re-integrasi sosial.

Pada tahun 1972 dilakukan amandemen terhadap The Single Convention

Narcotic Drugs 1961 Geneva dengan Protokol 1972. Protokol tersebut

(24)

dan rehabilitasi terhadap pecandu narkotika. Protokol tersebut juga menambahkan

poin mengenai perawatan, pendidikan, after-care maupun re-integrasi sosial

sebagai pengganti hukuman terhadap pecandu Narkotika.

Pada tanggal 19 Desember 1988, pada United Nations Convention Against

Illicit Traffic in Narcotic Drugs and Psychotropic Substances 1988 Vienna

dibahas mengenai perlawanan keras terhadap peredaran gelap narkotika dan

psikotropika. Konvensi tersebut menekankan langkah-langkah menyeluruh dalam

melawan peredaran gelap narkotika yang dilakukan oleh organisasi kriminal

termasuk pencucian uangnya serta pengawasan bahan prekursor. Konvensi ini

juga menyediakan dasar hukum ekstradisi untuk kasus yang berkaitan dengan

narkotika bagi negara yang belum memiliki perjanjian ekstradisi dan menekankan

bagi negara anggota untuk saling memberikan bantuan hukum satu sama lainnya

dalam memenuhi permintaan yang bertujuan untuk pencarian, penyitaan, maupun

pelayanan dokumen yuridis. Konvensi tersebut juga menekankan perawatan,

pendidikan, after care serta re-integrasi sosial sebagai pengganti hukuman

terhadap penyalah guna dan mengelompokan prekursor ke dalam 2 (dua) daftar

golongan.

Pada tahun 1988, dalam sesi khusus sidang majelis umum PBB

dikeluarkanlah Political Declaration On Countering The World Drug Problem

1998 mengenai asas- asas demand reduction narkotika serta langkah-langkah

peningkatan kerjasama internasional untuk menanggulangi permasalahan

peredaran gelap narkotika dunia. Pada tanggal 8-10 Juni 1998, sesi spesial Majelis

(25)

sebuah deklarasi politik yang menekankan mengatasi permasalahan narkotika

yang terjadi secara global.

Salah satu aksi yang dihasilkan dalam deklarasi ini memfokuskan

pentingnya demand reduction yakni program-program pencegahan yang ditujukan

kepada kelompok beresiko seperti anak-anak muda.

Deklarasi ini juga menekankan kepada Pemerintah untuk menyediakan

perawatan, pendidikan, after care dan re- integrasi sosial sebagai pengganti

hukuman dalam rangka mendorong Penyalah guna Narkotika supaya dapat

kembali normal dalam lingkungan sosialnya.

Pada sidang Commission on Narcotic Drugs (CND) di Wina pada tanggal

11-12 Maret 2009 menghasilkan Political Declaration and Plan of Action of 2009

yang memuat deklarasi politik dan rencana aksi mengenai kerjasama internasional

dalam rangka strategi yang seimbang dan menyeluruh untuk mengatasi

permasalahan narkotika di dunia.

Deklarasi politik ini mendasari adanya keseimbangan langkah demand

reduction dan supply reduction. Keseimbangan langkah inilah yang dijadikan

dasar oleh Negara-negara peserta sidang dalam mengatasi permasalahan narkotika

dengan penekanan akan pentingnya upaya pencegahan dan perawatan terhadap

penyalah guna narkotika.32

C. Peran ASEAN dalam pencegahan narkotika di kawasan Asia Tenggara

Arus globalisasi dan dampak dari krisis dunia telah menyebabkan

peningkatan aksi-aksi kejahatan yang melintas batas suatu negara (transnational

32

(26)

crime).Kawasan Asia Tenggara telah menjadi salah satu kawasan yang berpotensi

dijadikan kawasan jaringan kejahatan internasional. Dibukanya pasar bebas Asia

Tenggara (AFTA) tahun 2003 merupakan salah satu celah yang telah

dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan transnasional untuk mengembangkan

pengaruhnya.Selain itu, negara-negara dikawasan Asia Tenggara cenderung

memiliki institusi dan lembaga pemerintahan yang lemah serta korup. Hal ini

menjadi faktor pendorong peningkatan kejahatan transnasional. Salah satu dari

kejahatan internasional adalah perdagangan narkotika ilegal.

Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang tingkat kejahatan

transnasionalnya relatif tinggi khususnya perdagangan narkotika. Hal ini

disebabkan karena kejahatan transnasional marak terjadi di kawasan dimana

negara negaranya diatur oleh pemerintahan yang korup dan lembaga pemerintahan

yang lemah. Faktor tersebut merupakan latar belakang tingginya tingkat kejahatan

transnasional khususnya peredaran narkotika di Asia Tenggara.

Menurut WHO (1982) narkoba (narkotika dan obat atau bahan berbahaya)

adalah semua zat padat, cair maupun gas yang dimasukkan kedalam tubuh dapat

merubah fungsi dan struktur tubuh secara fisik maupun psikis termasuk makanan,

air dan oksigen dimana dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi tubuh normal33.

Contohnya seperti opioda (morfin, heroin), kokain, ganja, dan alkohol yang mana

memiliki efek dapat merubah fungsi berpikir, perasaan dan perilaku orang yang

memakainya namun sayang seringkali zat yang seharusnya berfungsi sebagai obat

malah disalahgunakan dengan cara dipakai dalam dosis yang kecil maupun besar

untuk dinikmati efeknya, penyalahgunaan ini dapat menyebabkan ketergantungan.

33

(27)

Kejahatan perdagangan narkotika memiliki ciri-ciri: terorganisir

(organized crime), berupa sindikat, terdapat suatu dukungan dana yang besar serta

peredarannya memanfaatkan teknologi canggih. Modus peredaran gelap narkotika

internasional selalu melibatkan warga negara asing dan berdampak terhadap

teritorial dua negara atau lebih serta selalu didahului persiapan atau perencanaan

yang dilakukan diluar batas teritorial negara tertentu. Semakin canggih teknologi

telah dimanfaatkan oleh pelaku perdagangan narkotika ilegal untuk

menyelundupkan narkotika illegal dari suatu negara ke negara lain seperti

penggunaan kapal selam dan pesawat terbang. Adapun modus lain dari pengedar

narkotika adalah menggunakan wanita sebagai kurir. Penggunaan wanita sebagai

kurir narkotika dianggap sebagai cara aman dan tidak dicurigai oleh pihak

keamanan suatu negara. Berkaitan dengan perdagangan narkotika ilegal ada tiga

elemen penting didalamnya yaitu daerah yang menjadi pemasok, orang atau

organisasi yang mendistribusikan narkotika serta pengguna atau pemakai

narkotika.

Dengan jumlah penduduk Asia Tenggara yang hampir 500 juta jiwa,

menjadikan wilayah ini bukan saja sebagai produksi terbesar obat-obatan

berbahaya, namun juga sebagai pasar yang cukup potensial bagi para produsen

dan pengedar narkotika. Perdagangan narkotika ilegal tidak terlepas dari Asia

Tenggara merupakan salah satu penghasil obat-obatan terlarang terbesar didunia

setelah “Bulan Sabit Emas” (Afganistan, India, Pakistan) dan Colombia. Sebutan “Segitiga Emas” atau The Golden Triangle yang merupakan daerah perbatasan

Thailand, Myanmar dan Laos merupakan penghasil 60 persen produksi Opium

(28)

Burma, Thailand, Amerika Selatan dengan pusatnya Bangkok, Thailand, memiliki

keterlibatan dengan kelompok jaringan internasional Golden Crescent yang

beroperasi di Iran, Pakistan dan Afghanistan dengan pusatnya di Pakistan 34.

Perdagangan narkotika tidak lepas dari peranan kelompok sindikat perdagangan

narkotika internasional yang berperan sebagai drug dealer dalam menyelundupkan

narkotika ke kawasan Asia Tenggara.

Munculnya berbagai masalah dan hambatan yang ditimbulkan oleh

penyalahgunaan dan perdagangan narkotika ilegal ini membuat keberadaan suatu

organisasi yang dapat menanggulangi masalah tersebut dirasakan sangat perlu.

Kerjasama antar negara dalam pemberantasan peredaran gelap narkotika harus

dikembangkan karena tidak mungkin suatu negara dapat memberantas peredaran

gelap narkotika berdimensi internasional.

Dalam hal ini mengenai perjalanan perdagangan narkotika Asia Tenggara

dinilai cukup tinggi hal ini dibuktikan dengan adanya Golden Triangle atau

segitiga emas negara pusat produksi, penyelundupan dan perdagangan narkotika

terbesar di Asia Tenggara. Golden Triangle beranggotakan Thailand, Myanmar

dan Laos dimana Myanmar sebagai salah satu opium terbesar di dunia sementara

Laos sebagai negara penghasil opium terbesar kedua dan Thailand mendominasi

produksi narkotika jenis ekstasi, sabu sabu dan narkotika cair lainnya di Asia

Tenggara. Fakta inilah yang menjadi faktor utama mengapa Thailand pernah

menjadi negara dengan tingkat pengguna narkotika tertinggi di dunia, sementara

Phnom Penh Kamboja merupakan pusat money laundering (pencucian uang) dari

hasil keuntungan penjualan narkotika dan kejahatan transnasional lainnya seperti

34

(29)

penyelundupan senjata ilegal, perdagangan manusia, cyber crime, dan lain

sebagainya .

Myanmar merupakan poin penting dalam Golden Triangle karena

Myanmar bertugas sebagai distributor opium ke seluruh dunia, Myanmar bukan

lagi sebagai negara transit dari narkotika namun sebagai negara pembuat

narkotika nomor satu. Selama ratusan tahun, provinsi Shan dari Myanmar yang

sebelah timurnya berbatasan dengan Cina, sebelah baratnya berbatasan dengan

Thailand dimana kota Maesai berada menjadi tempat ladang opium yang paling

utama karena selain tanah dan iklimnya cocok, lokasinya juga strategis karena

terisolir. Berbeda dengan Kolombia atau kawasan Amerika Latin lainnya yang

lebih didominasi oleh peredaran dan perdagangan kokain, Asia Tenggara

merupakan kawasan pusat produksi heroin, opium dan sejenisnya yang

merupakan olahan dari tanaman opium poppy. Di kawasan The Golden Triangle,

heroine di distribusikan ke Thailand melalui rute khusus perdagangan gelap

narkoba.Narkotika lainnya masuk ke provinsi Yunnan-Cina dan tujuan akhirnya

adalah Guangdong, Hongkong dan Macau. Disamping itu Ho Chi Minh City,

Manila dan Phnom Penh juga menjadi komponen penting dalam hal distribusi

drugs ke pasar internasional, karena tujuan distribusi yang berbeda membuat

narkotika tersebut harus melewati tempat atau negara transit untuk memberika

supply terhadap pasar domestik dan pasar internasional.

Peredaran Narkotika tidak hanya terjadi sebatas pada negara anggota

Golden Triangle saja namun di tiap tiap negara Asia Tenggara pasti menghadapi

masalah yang sama seperti di negara Brunei Darussalam terdapat

(30)

karena penggunaannya yang meningkat drastis. Sementara itu di Kamboja di

dominasi oleh methamphetamine pil, kristal dan juga bubuk. Di Indonesia sendiri

merupakan negara penghasil ganja (cannabis/marijuana) terbesar terutama di

provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dimana disana banyak terbentang ladang

ganja dan ditunjang dengan iklim dan kondisi tanah disana yang membuat

tanaman ini tumbuh subur tanpa metode pertanian, selain ganja di Indonesia juga

terdapat heroin, ekstasi dan sabu sabu. Laos sebagai anggota dari Golden Triangle

memiliki empat jenis narkotika yang beredar disana antara lain adalah heroin,

cannabis (ganja), opium, methampethamine pils. Malaysia jenis narkotikanya

sangat variatif antara lain heroin, morfin, cannabis, opium ekstasi meskipun

bervariasi jenis narkotika yang masuk tapi Malaysia berhasil melakukan

penanggulangan permasalahan yang ada. Myanmar juga sebagai anggota dari

Golden Triangle sudah jelas bahwa merupakan negara sebagai penghasil dan

pengedar heroin terbesar karena disana terdapat ladang opium yang merupakan

bahan dasar dari heroin. Di Filipina narkotika yang mendapat perhatian

pemerintah adalah sabu sabu dan cannabis, di Singapura juga bervariasi jenis

narkotika yang masuk tetapi karena kondisi geografis Singapura yang relatif kecil

membuat pemerintah mampu mengatasi penanganan produksi dan penggunaan

narkotika dengan efektif.

Sementara itu di Thailand yang juga merupakan negara anggota dari

Golden Triangle yang juga menjadi negara transit narkotika ke pasar

internasional, jenis narkotika yang banyak disini adalah ya‟ba.Dan Vietnam juga

merupakan negara yang sukses menanggulangi peredaran narkotika di negaranya

(31)

Dalam menghadapi peredaran narkotika Asia Tenggara yang semakin

meningkat, sebagai Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara yang berdiri pada

tanggal 8 Agustus 1967 dengan tujuan mengembangkan kawasan yang

terintegrasi dalam bentuk komunitas, ASEAN melakukan penanggulangan

terhadap permasalahan regional yang dihadapi oleh negara anggotanya.

ASOD ( ASEAN Senior Officials on Drugs Matters ) merupakan

organisasi bentukan ASEAN pada tahun 1984 yang bertugas dan bertanggung

jawab dalam penanggulangan masalah narkoba melalui konsolidasi dan upaya

bersama di bidang hukum, kerjasama internasional, penyusunan undang undang

serta peningkatan partisipasi organisasi organisasi non pemerintahan, membuat

agenda, merencanakan proyek kerjasama terkait permasalahan narkotika serta

menghasilkan rekomendasi dari hasil kerja kelompok yang diwadahi oleh ASOD

sendiri. Selain ASOD juga terdapat Senior Official Meeting on Transnational

Crime ( SOMTC ), ASEAN and China Cooperative Operation in Response to

Referensi

Dokumen terkait

juga dapat melatih siswa untuk berpikir kritis yang sesuai dengan apa yang.. dituliskan oleh J.J Hasibuan dalam karyanya yang berjudul Proses

Deskripsi Materi yang disajikan mencakup semua materi yang terkandung dalam Standar Kompetensi (SK): (1) Memahami ajaran Moksa sebagai tujuan tertinggi dengan kompetensi dasar

Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Pembelajaran Tari Kreasi Bali. Variabel Dimensi Indikator Item Pernyataan Pengumpulan

Mereka juga dapat memperoleh kesempatan lebih lama untuk menikmati masa remaja dan mengeksploitasi berbagai iptek yang ada didunia serta mengikuti

Setelah mendapatkan semua data yang dibutuhkan, dilakukan perancangan desain sistem yang akan digunakan untuk melakukan pendukung keputusan bagi para calon

Kecenderungan wanita karir dalam menunda usia menikah dikota medan saat ini sudah menjadi fenomena yang sangat menarik, dimana fenomena ini sudah tidak lagi tabu

Permainan boy-boyan sendiri adalah salah satu jenis permainan bola kecil yang mengutamakan beberapa unsur kekompakan, ketangkasan dan kegembiraan. Permainan ini

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)