• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Perilaku Diet Dengan Early Childhood Caries (Ecc) Pada Anak Usia 12-36 Bulan Di Kecamatan Medan Selayang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Perilaku Diet Dengan Early Childhood Caries (Ecc) Pada Anak Usia 12-36 Bulan Di Kecamatan Medan Selayang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karies merupakan proses patologis berupa kerusakan pada jaringan keras gigi.

Karies dapat mengenai gigi sulung dan gigi permanen, namun proses karies gigi

sulung berjalan lebih cepat dibandingkan dengan gigi permanen. Karies yang sering

dijumpai pada anak-anak adalah Early Childhood Caries (ECC) yang sebelumnya dikenali sebagai karies rampan atau karies botol yang terjadi dengan tiba-tiba,

mengenai banyak gigi dalam waktu singkat dan cepat melibatkan pulpa.1-3 Pada anak

berusia kurang dari 3 tahun, tanda-tanda karies pada permukaan halus (smooth

surface) merupakan indikasi tingkat keparahan karies yang berat yaitu Severe Early Childhood Caries (S-ECC).1,3 Pada tingkat awal karies, gigi yang terlibat adalah gigi

sulung anterior rahang atas, gigi sulung molar satu rahang atas dan bawah dan

kadang-kadang gigi sulung kaninus rahang bawah. Gigi anterior rahang bawah tidak

terkena karies karena dilindungi oleh lidah.3

Etiologi karies yang utama adalah host, bakteri, substrat dan waktu. Selain

dari itu salah satu faktor signifikan yang menyebabkan karies di kalangan

anak-anak adalah perilaku diet. Perilaku diet adalah tingkah laku manusia atau kelompok

manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap,

kepercayaan dan pemilihan makanan. Kebiasaan makan anak sekolah dasar yang

sering dijumpai pada umumnya yaitu suka jajan di sekolah dan tidak mau makan di

rumah.4

Pada zaman modern ini, banyak dijumpai jenis-jenis makanan yang bersifat

manis, lunak dan mudah lengket pada permukaan gigi misalnya permen, coklat,

bolu, biskuit dan lain-lain. Sifat makanan jenis ini adalah lunak, maka tidak perlu

melakukan pengunyahan yang berlebihan sehingga gampang melekat pada gigi dan

bila tidak segera dibersihkan akan terjadi proses metabolisme dari bakteri penyebab

(2)

demineralisasi enamel yang dapat merusak gigi.5 Proses ini lebih mudah terjadi

pada gigi sulung dibandingkan dengan gigi permanen karena struktur dan

morfologinya. Gigi sulung mengandung lebih banyak bahan organik dan air,

sedangkan jumlah mineral dalam gigi sulung lebih sedikit dibandingkan dengan

gigi permanen dan ketebalan enamel gigi sulung hanya setengah dari gigi

permanen.3

Prevalensi dan keparahan karies pada anak di bawah lima tahun di beberapa

negara di dunia cukup tinggi. Di Amerika Serikat, prevalensi ECC pada anak usia

3-5 tahun sebesar 90%. Di Thailand prevalensi ECC pada bayi usia 15-19 bulan

adalah 82,8%. Edelstein dan Tinanoff menemukan bahwa 30,5% dari 200 anak

prasekolah berusia antara 6 bulan sampai 5 tahun memiliki karies yang bisa

terdeteksi dengan pemeriksaan visual atau radiografi.3 Prevalensi ECC di Malaysia

adalah tinggi sebanyak 76,2%. Pada survei nasional didapati negeri Kelantan

mempunyai prevalensi tertinggi sebanyak 95,8% pada anak-anak prasekolah. Hal

ini karena anak-anak di Kelantan mengonsumsi makanan bergula yang tinggi serta

tempat tinggal mereka mempunyai fluoridasi air yang rendah.6

Prevalensi karies di Indonesia pada anak usia 3-5 tahun terus meningkat. Pada

tahun 1988, prevalensi karies pada anak prasekolah di Jakarta dan sekitarnya adalah

85,17% dan pada tahun 2001, prevalensi karies pada anak usia 3-5 tahun di DKI

Jakarta adalah 81,2% sehingga merupakan masalah yang kritis karena diperparah

dengan faktor-faktor risiko lain seperti keluarga yang berpendapatan rendah,

malnutrisi, mineralisasi gigi sulung, jumlah Streptokokus mutans yang tinggi, pola makan yang tidak tepat, dan buruknya oral higiene anak serta faktor lainnya.7 Sedangkan prevalensi ECC anak usia dibawah tiga tahun yang dilakukan oleh

Febriana di Jakarta adalah sebesar 52,7%. Dibeberapa kota lain, misalnya di

Bandung, prevalensi ECC sebesar 56,78%.7

Besarnya prevalensi ECC pada beberapa kota di Indonesia menarik perhatian

penulis untuk melakukan penelitian tentang salah satu faktor risiko karies yaitu

perilaku diet anak sehari-hari. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan mahasiswa

(3)

usia 12-36 bulan di Kecamatan Medan Selayang, namun hasilnya belum

dipublikasikan. Penelitian sebelumnya menggunakan kuesioner dengan bentuk

pertanyaan tertutup tanpa adanya pencatatan diet anak selama 7 hari sedangkan pada

penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan kartu perilaku diet anak dengan

melihat konsumsi makanan dan minuman anak selama 7 hari yang kemudian

dianalisis dengan kriteria tertentu. Tempat penelitian adalah di Puskesmas serta

Playgroup dan Taman Kanak-Kanak (TK) di Kecamatan Medan Selayang. Alasan pemilihan tempat adalah untuk melanjutkan penelitian sebelumnya di Puskesmas,

Taman Kanak-Kanak dan Playgroup tersebut serta adanya kerja sama dari pihak sekolah dalam kelangsungan penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah umum penelitian ini adalah :

Apakah ada hubungan antara perilaku diet anak dengan pengalaman ECC

pada anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Medan Selayang.

Rumusan masalah khusus penelitian ini adalah :

1. Apakah ada hubungan antara pola makan utama dengan pengalaman ECC

pada anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Medan Selayang.

2. Apakah ada hubungan antara pola makan selingan dengan pengalaman

ECC pada anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Medan Selayang.

3. Apakah ada hubungan antara pola minum minuman manis dengan

pengalaman ECC pada anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Medan Selayang.

4. Apakah ada hubungan antara pola minum susu dengan pengalaman ECC

pada anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Medan Selayang.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah:

(4)

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Menganalisis hubungan antara pola makan utama dengan pengalaman ECC

pada anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Medan Selayang.

2. Menganalisis hubungan antara pola makan selingan dengan pengalaman

ECC pada anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Medan Selayang.

3. Menganalisis hubungan antara pola minum minuman manis dengan

pengalaman ECC pada anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Medan Selayang.

4. Menganalisis hubungan antara pola minum susu dengan pengalaman ECC

pada anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Medan Selayang.

1.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis umum penelitian ini adalah :

Ada hubungan antara perilaku diet anak dengan pengalaman ECC pada anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Medan Selayang.

Hipotesis khusus penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan antara pola makan utama dengan pengalaman ECC pada

anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Medan Selayang.

2. Ada hubungan antara pola makan selingan dengan pengalaman ECC pada

anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Medan Selayang.

3. Ada hubungan antara pola minum minuman manis dengan pengalaman

ECC pada anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Medan Selayang.

4. Ada hubungan antara pola minum susu dengan pengalaman ECC pada

anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Medan Selayang.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

(5)

khususnya terhadap anak-anak serta memberikan pengalaman langsung dalam

melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan untuk mengadakan

penelitian-penelitian selanjutnya.

Manfaat Praktis

1. Informasi tambahan kepada masyarakat tentang perilaku diet yang

menyebabkan terjadinya ECC, membantu dalam pemilihan diet yang tepat untuk

anak dan sebagai tindakan pencegahan terhadap karies gigi pada anak.

2. Memberikan motivasi kepada orang tua untuk memperhatikan perilaku diet

Referensi

Dokumen terkait

l Pengambilan data ECC adalah data sekunder yaitu dari penelitian yang dilakukan oleh Septiarini A (yang belum dipublikasikan) pada anak usia 37-71 bulan.. di Taman Kanak

Apakah ada hubungan sosial ekonomi orang tua, perilaku diet, perilaku membersihkan gigi dan indeks kebersihan rongga mulut dengan prevalensi ECC dan S-ECC serta pengalaman ECC

4.4 Hubungan Pendidikan Ibu, Perekonomian Keluarga, Perilaku Diet, Perilaku Membersihkan Gigi, dan Indeks Kebersihan Rongga Mulut dengan Rerata Pengalaman ECC. Rerata pengalaman

Hasil analisis statistik hubungan perilaku diet pola minum minuman manis dengan rerata pengalaman karies .... Hasil analisis statistik hubungan pengalaman karies dengan

a) Early Childhood Caries (ECC) adalah kerusakan yang terjadi pada satu atau lebih gigi berupa lesi kavitas, gigi yang dicabut karena karies, permukaan gigi sulung

Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. The relationship between diet and dental caries in 2

Streptococcus mutans dalam Plak pada Anak Severe Early Childhood Caries (S- ECC) dan Non S-ECC Usia 36-71 Bulan di Kecamatan Medan Petisah”, secara sadar dan tanpa

Kuesioner orang tua hubungan sosial ekonomi orang tua, perilaku diet, perilaku membersihkan gigi dengan Early Childhood Caries (ECC) pada anak usia 37- 71 bulan di Kecamatan