• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUKU ASMAT DAN SUKU DANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SUKU ASMAT DAN SUKU DANI"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

KELOMPOK 5

NAMA ANGGOTA :

Eka Susanti

07

Eni Rahmawati

08

Glorious Putri Nuraeni10

Kholifatun Nisa

16

Nuris Sobah

19

Putri Khatijah

22

Rosidini Annisa .F

28

(2)
(3)

Lokasi, Lingkungan Alam, dan Demograf

Lokasi

Suku Asmat berdiam di daerah-daerah yang sangat terpencil dan daerah

tersebut masih merupakan alam yang ganas (liar). Mereka tinggal di pesisir barat dayaIrian jaya (Papua).

Batas-batas geografs

Sebelah utara dibatasi pegunungan dengan puncak-puncak bersalju abadi,sebelah selatan berbatasan dengan Laut Arafura, sebelah timur berbatasandengan Sungai Asewetsy, sebelah barat berbatasan dengan Sungai Pomats.Pertemuan Sungai Pomats, Undir (Lorentz), dan

(4)

Kondisi lingkungan alam

Suku Asmat mendiami daerah dataran rendah yang berawa-rawa dan

berlumpur,serta ditutupi dengan hutan tropis. Sungai-sungai yang

mengalir di daerah initidak terhitung banyaknya, dan rata-rata berwarna

gelap karena tertutup dengan lumpur.

Data demograf

Jumlah penduduk di daerah Asmat tidak diketahui dengan pasti. Diperkirakan pada tahun 2000 ada kurang lebih 70.000 jiwa,

9.000 di

antaranya bermukim diKecamatan Pirimapun. Pertambahan penduduk

(5)

Ciri-ciri fsik 

Bentuk tubuh orang Asmat, tinggi badan kaum laki-laki antara 1,67 hingga

1,72 meter, sedangkan kaum perempuan tingginya antara 1,60 hingga 1,65

meter. Ciri-ciri bagian tubuh lainnya adalah bentuk kepala yang lonjong

(6)

Asal Mula Suku Asmat

Nama Asmat sudah dikenal dunia sejak tahun 1904. Tahun1770 kapal yang

dinahkodai James Cook mendarat di sebuh teluk Asmat. Tiba-tiba muncul

puluhan perahu lesung panjang didayungi ratusan laki-laki berkulit gelap dengan

wajah dan tubuh yang diolesi warna-warna merah,hitam, dan putih. Mereka ini

menyerang dan berhasil melukai serta membunuh beberapa anak buah James Cook. Berabad-abad kemudian tanggal 10

Oktober 1904, Kapal SS Flamingo

(7)

Terulang peristiwa yang dialami oleh James Cook dan anak buahnya pada

saat dahulu. Mereka didatangi kembali. Namun, kali ini tidak terjadi kontak

berdarah. Sebaliknya terjadi komunikasi yang menyenangkan di antara

kedua pihak. Dengan menggunakan bahasa isyarat, mereka berhasil

melakukan pertukaran barang. Kejadian ini yang membuka jalan adanya

penyelidikan selanjutnya didaerah asmat. Sejak itu, orang mulai berdatangan

(8)

Bahasa Suku Asmat

Oleh para ahli bahasa, bahasa dibedakan antara orang Asmat pantai atau

hilir sungai dan asmat hulu sungai. Asmat Hilir sungai dibagi menjadi

dua yaitu :

1. Sub kelompok Pantai Barat Laut atau pantai Flamingo, seperti bahasa

Kaniak, Bisman, Simay, dan Becembub. 2. Sub kelompok Pantai Baratdaya atau

Kasuarina, seperti bahasa Batia dan Sapan.

Sedangkan Asmat hulu sungai dibagi menjadi sub kelompok Keenok dan

(9)

Sistem Teknologi

Alat-alat produktif

(10)

Senjata

Perisai digunakan oleh orang Asmat untuk melindungi diri dari tombak dan

panah musuh dalam peperangan. Senjata ini terbuat dari akar besar pohon

bakau atau kayu yang lunak dan ringan. Tombak pada masyarakat Asmat terbuat

dari kayu keras seperti kayu besi atau kulit pohon sagu.Ujungya yang tajam

dilengkapi dengan penutup yang terbuat dari paruh burung atau kuku burung

kasuari.

Makanan

Sagu sebagai makanan pokok. Makanan tambahan, ulat sagu yang didapatkan

didalam batang pohon sagu yang sudah membusuk dan daging manusia yang

(11)

Perhiasan

Orang Asmat memiliki kepercayaan,mereka biasa berhias dengan mengidentifikasi

kan diri seperti burung. Untuk hiasan kepala, mereka menggunakan bulu dari

burung kasuari atau kuskus. Sekeliling matanya diwarnai merah bagaikan mata

burung kakatua hitam bila sedang marah. Hiasan dahi terbuat dari kulit kuskus,

yang merupakan lambang dari si pengayau kepala yang perkasa. Hiasan-hiasan

hidung terbuat dari semacam keong laut, atau kadang-kadang terbuat dari tulang

manusia atau tulang babi. Anting-anting wanita terbuat dari bulu kuskus.Gigi-gigi

anjing diuntai untuk dijadikan kalung penghias leher. Gigi-gigi anjing tersebut

dinilai tinggi bagi mereka, oleh karena itu sering dijadikan sebagai emas kawin

(12)

Tempat Berlindung dan

Perumahan

Menurut tradisi orang Asmat, dalam sebuah kampung terdapat 2 macam

bangunan, yaitu rumah bujang dan rumah keluarga. Rumah yang terdiri dari

satu ruangan ini dibangun di atas tiang tiang kayu dengan panjang 30-60

meter dan lebar sekitar 10meter.

Rumah ini biasa digunakan untuk merencanakan suatu pesta, perang,dan

perdamaian. Pada waktu senggang, rumah ini digunakan untuk menceritakan

(13)

Alat Musik

Alat musik yang biasa digunakan oleh orang Asmat adalah tifa yang terbuat

dari selonjor batang kayu yang dilobangi. Pahatan tifa berbentuk pola leluhur

atau binatang yang dikeramatkan.

Pada bagian atas dibungkus dengan kulit kadal dan kulit tersebut diikat dengan

rotan yang tahan api. Tifa biasanya diberi nama sesuai dengan orang yang

(14)

Alat Transportasi dan Perlengkapannya

Masyarakat Asmat mengenal perahu lesung sebagai alat transportasinya.

Pembuatan perahu dahulunya digunakan untuk persiapan suatu penyerangan

dan pengayauan kepala. Selain itu, perahu lesung juga digunakan untuk

keperluan pengangkutan dan pencarian bahan makanan. Dan setiap 5

(15)

Sistem Mata Pencaharian

Kehidupan sehari-hari

Mata pencaharian hidup orang Asmat di daerah pantai adalah meramu sagu,

berburu binatang kecil, (yang terbesar adalah babi hutan), dan mencari ikan di

sungai, danau, maupun pinggir pantai. Mereka juga terkadang menanam

buah-buahan dan tumbuhan akar-akaran, yang sengaja mereka tanam di kebun

(16)

Kehidupan di Perkampungan

Dengan didirikannya

perkampungan-perkampungan bagi orang-orang Asmat, maka kehidupan mereka yang seminomad itu mulai

berubah. Biasanya,kampung yang satu berjauhan dengan kampung yang lain. Hal ini disebabkan

adanya perasaan takut akan diserang musuh yang sudah tertanam di pikiran orang-orang Asmat.

(17)

Organisasi Sosial

Status dan peran

Dalam kehidupan orang Asmat, peran kaum laki-laki dan perempuan itu

berbeda. Kaum perempuan bertugas melakukan pencarian bahan makanan

dan menjaring ikan di laut atau di sungai. Sedangkan kaum laki-laki, lebih sibuk

dengan melakukan kegiatan perang antar clan atau antar kampung. Kegiatan

(18)

Sistem Kekerabatan

Dasar kekerabatan masyarakat Asmat adalah keluarga inti monogami, atau kadang-kadang poligini, yang tinggal bersama-sama dalam rumah panggung (rumah keluarga) seluas 3 m x 5 m x 4 m yang sering disebut dengan sytem. Walaupun demikian, ada kesatuan-kesatuan keluarga yang lebih besar, yaitu keluarga luas uxorilokal (keluarga yang sesudah menikah menempati

rumah

keluarga istri),

Atau avunkulokal (keluarga yang dudah menikah menempati rumah keluarga istri

dari pihak ibu). Karena itu, keluarga-keluarga seperti itu, biasanya terdiri dari 1 keluarga inti senior dan 2-3 keluarga yunior atau 2 keluarga senior, apabila ada

2

saudara wanita tinggal dengan keluarga inti masing-masing dalam satu rumah. Jumlah anggota keluarga inti masyarakatAsmat biasanya terdiri dari 4-5 atau

(19)

Lembaga Pernikahan

Sistem kekerabatan orang Asmat yang mengenal sistem clan itu mengatur

pernikahan berdasarkan prinsip pernikahan yang mengharuskan orang

mencari jodoh di luar lingkungan sosialnya, seperti di luar lingkungan kerabat,

golongan sosial, dan lingkungan pemukiman (adat eksogami clan).

Garis keturunan ditarik secara patrilineal (garis keturunan pria), dengan adat

menetap sesudah menikah yang virilokal. Adat virilokal adalah yang

menentukan bahwa sepasang suami-istri diharuskan menetap di sekitar pusat

(20)

Dalam masyarakat Asmat, terjadi juga sistem pernikahan poligini yang

disebabkan adanya pernikahan levirat. Pernikahan levirat adalah

pernikahan antara seorang janda dengan saudara kandung bekas

suaminya yang telah meninggal dunia berdasarkan adat-istiadat yang

berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Pernikahan seorang

anak dalam masyarakat Asmat, biasanya diatur oleh keduaorang tua

(21)

Sistem Pemerintahan

Pemerintahan secara tradisional (struktur paroh masyarakat)

Di setiap kampung yang didirikan di wilayah masyarakat Asmat, Terdapat satu

rumah panjang yang merupakan semacam balai desa dimana para warga kampung berkumpul membicarakan masalah-masalah yang menyangkut kepentingan seluruh warga.

Rumah panjang ini merupakan cerminan kehidupan mereka di masa lampau.

Rumah panjang dahulunya berfungsi sebagai rumah bujang, atau Je dalam

(22)

Pemerintahan baru (non tradisional)

Berbeda dengan pola tradisional, pola kepemimpinan dan kekuasaan saat

ini tidak berada pada satu orang secara pribadi saja. Kepala desa, di

dalam penyelenggaraan ketertiban hukum dibantu oleh beberapa orang

pembantu. Kepala desa dan pembantu-pembantunya juga bertanggung

jawab atas pemeliharaan kebersihan kampung, pemeliharaan jalan-jalan

dan juga menjaga agar warga desa memelihara rumahnya dengan sebaik

(23)

Sistem Pengetahuan

Pengetahuan mengenai alam sekitar

Pengetahuan mengenai alam flora dan fauna di daerah tempat tinggal

Pengetahuan mengenai zat-zat, bahan mentah, dan benda-bendadalam

lingkungannya

Pengetahuan mengenai sifat dan tingkah laku (kebutuhan) antar manusia

(24)

Kesenian

Seni Ukir

Ragam kesenian suku Asmat yang banyak dilakukan adalah seni pahat/ ukir.Benda-benda kesenian hasil ukiran Asmat yang menarik adalah

perisai-perisai,tiang-tiang mbis (patung bis/ leluhur), dan tifa.

Seni musik 

Orang Asmat memiliki alat musik khusus yang biasa

digunakan dalam upacara-upacara penting. Tifa adalah alat musik yang paling umum digunakan oleh

masyarakat Asmat dalam kehidupannya.Tifa-tifa

(25)

Seni tari

Orang-orang Asmat kerap kali melakukan

gerakan-gerakan tarian tertentu saat upacara sakral berlangsung. Adanya gerakan-gerakan erotis dan dinamis yang

(26)

Sistem Religi

1. Simbol-simbol (lambang) yang dipercayai/ digunakan

Ukiran simbol manusia dan burung pada perahu orang Asmat biasa dibuat

di ujung perahu yang digunakannya. Ukiran yang berbentuk manusia itu

melambangkan keluarga yang sudah meninggal. Ukiran burung dan binatang

terbang lainnya dianggap melambangkan orang yang gagah berani dalam

pertempuran dan lambang burung juga digunakan sebagai lambang pengayauan, terutama burung atau binatangterbang yang berwarna

gelap

(27)

2. Hiasan

Untuk hiasan kepala, menggunakan simbol burung kasuari atau kuskus. Hiasan dahi yang terbuat dari kulit kuskus merupakan lambang dari si pengayau kepala yang perkasa.

3. Pohon orang Asmat

Pohon orang asmat menyebut dirinya Asmat-ow, yang berarti manusia pohon. Dalam pandangan mereka, pohon adalah manusia dan manusia

adalah pohon. Akar pohon melambangkan kaki manusia, batangnya adalah tubuh manusia,

(28)

4. Sagu

Sagu selain dijadikan bahan makan oleh masyarakat Asmat, sagu juga memilki arti khusus tersendiri bagi orang Asmat. Sagu diibaratkan sebagai wanita. Suatu

kehidupan dipercaya oleh orang Asmat keluar dari pohon sagu sebagaimana

(29)

Roh-roh dan Kekuatan Magis

Roh setan Kehidupan orang-orang Asmat sangat terkait erat dengan alam sekitarnya. Mereka

memiliki kepercayaan bahwa alam ini didiami oleh roh, jin, makhluk halus, yang semuanya disebut dengansetan. Setan ini digolongkan ke dalam 2 kategori :

1. Setan yang membahayakan hidup

(30)

Ritual upacara

Ritual Kematian Orang Asmat tidak mengenal dalam hal mengubur mayat orang yang telah meninggal. Bagi mereka, kematian bukan hal yang alamiah. Bila seseorang tidak mati dibunuh, maka mereka percaya bahwa orang tersebut mati karena suatu sihir hitam yang kena padanya.

Setiap 5 tahun sekali, masyarakat Asmat membuat perahu-perahu baru. Pantangan yang harus diperhatikan saat mengerjakan itu semua adalah tidak boleh membuat

banyak bunyi-bunyian di sekitar tempat itu. Dulu, pembuatan perahu dilaksanakan dalam rangka persiapan

suatu penyerangan dan pengayauan kepala. Bila telah selesai, perahu-perahu ini dicoba menuju tempat musuh dengan maksud memanas-manasi mereka dan memancing suasana musuh agar siap berperang. Sekarang, penggunaan perahu lebih terarahkan untuk pengangkutan bahan

(31)

Upacara bis merupakan salah satu kejadian

penting di dalam kehidupan suku Asmat sebab berhubungan dengan pengukiran patung leluhur (bis) apabila ada permintaan dalam suatu

keluarga. Dulu, upacara bis ini diadakan untuk memperingati anggota keluarga yang telah mati terbunuh, dan kematian itu harus segera dibalas dengan membunuh anggota keluarga dari pihak yang membunuh. Pengukiran patung dikerjakan di dalam rumah panjang (bujang) dan selama

pembuatan patung berlangsung, kaum wanita tidak diperbolehkan memasuki rumah tersebut.

Dalam masa-masa pembuatan patung bis,

biasanya terjadi tukar-menukar istri yang disebut dengan papis. Tindakan ini bermaksud untuk

mempererat hubungan persahabatan yang sangat diperlukan pada saat tertentu,

seperti peperangan. Sekarang ini, karena

peperangan antar clan sudah tidak ada lagi, maka upacara bis ini baru dilakukan bila terjadi

malapetaka di kampung atau apabila

(32)

Upacara pengukuhan dan pembuatan rumah bujang (yentpokmbu) Orang-orang Asmat

mempunyai 2 tipe rumah, yaitu rumah keluarga dan rumah bujang (je). Rumah bujang inilah yang amat penting bagi orang-orang Asmat. Rumah bujang ini

dinamakan sesuai nama marga (keluarga) pemiliknya. Rumah bujang merupakan pusat kegiatan baik yang bersifat religius maupunyang bersifat non religius. Suatu keluarga dapat tinggal di sana, namun apabila ada suatu penyerangan yang akan direncanakan atau upacara-upcara tertentu,wanita dan anak-anak dilarang masuk. Orang-orang Asmat melakukan upacara khusus untuk rumah bujang yang baru, yang dihadiri oleh

(33)
(34)

LETAK KONDISI GEOGRAFIS

Pada umumnya Suku Dani / Orang Dani bermukim di dataran tinggi ±2500m

diatas permukaan laut yaitu, di pegunungan Provinsi Papua. Di sebelah Timur

berbatasan dengan Papua New Guinea, Sebelah barat berbatasan dengan

kabupaten Puncak Jaya, Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten

Pegunungan Bintang dan Kabupaten Mamberamo Tengah, Sebelah utara

(35)

DATA DEMOGRAFI SUKU DANI

Penghuni Lembah Baliem adalah suku Dani yang terkenal sebagai suku yang suka berperang tetapi bukan pengayau seperti suku-suku yang tinggal di

sebelah timur lembah Baliem. Satu-satu kota besar di lembah adalah Wamena dengan jumlah penduduk

12000 jiwa. Jumlah penduduk yang bertempat tinggal di lembah adalah 100.000 jiwa sedangkan jumlah

(36)

KEHIDUPAN SUKU DANI

Meskipun banyak orang menyebut mereka dengan sebutan Suku Dani, namun orang Suku Dani sendiri

menyebut mereka sebagai Suku Parim. Suku Dani atau Suku Parim ini termasuk suku yang masih memegang teguh kepercayaan mereka. Salah satunya adalah

selalu memberi hormat pada orang-orang yang sudah meninggal. Hal tersebut dilakukan dengan cara

(37)

SISTEM PERALATAN HIDUP Senjata

Senjata tradisional seperti tombak, kapak, parang dan juga busur serta anak panah.

Makanan

Makanan pokok orang Papua yang hidup di Wamena (suku Dani) adalah ‘Ifere” atau

(38)

Pakaian

(39)

Perumahan

Bentuk Honai

Bentuk dari rumah adat orang Dani yaitu Bulat/melingkar dan di dalam Honai di bagi menjadi Dua bagian atau tingkat yaitu loteng. Loteng di bagian atas ini sering digunakan untuk beristirahat di waktu malam hari. Orang dari suku Dani juga membangun honai dengan arti yang tersendiri yaitu, Melingkar / bulat artinya:

Dengan Kesatuan dan persatuan yang paling tinggi kita

mempertahankan Budaya yang telah di pertahankan oleh nenek moyang kita dari dulu hingga saat ini. Dengan mewariskan

kepada keturunan di waktu yang akan datang agar tetap

mempertahankan suku, harkat dan martabat Kita sebagai orang Dani.

Dengan tinggal dalam satu honai maka kita sehati, sepikir dan

satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Honai merupakan simbol dari kepribadian dan merupakan

(40)

Fungsi Honai

Honai memiliki fungsi yang sangat banyak diantaranya yaitu:

Honai merupakan tempat tinggal

Tempat menyimpan alat-alat perang

Tempat untuk mendidik dan menasehati anak-anak lelaki

agar bisa menjadi orang yang berguna di masa depan

Tempat untuk merencanakan atau mengatur strategi

perang agar dapat berhasil dalam pertempuran/peperangan.

Tempat menyimpan alat-alat atau simbol dari adat orang

(41)

Aktiftas dalam Rumah Honai

Biasanya dalam pembuatan Honai laki-laki (Pilamo) Maupun Honai Perempuan (Ebeai) tugas ini hanya dikerjakan oleh laki-laki dan yang memimpin adalah kepala keluarga

sedangkan ibu-ibu memiliki tugas juga yaitu menyediakan makanan.

 

Pemilihan Tempat dan Lingkungan

Orang Dani dalam membangun sebuah Honai memilih tempat yang struktur tanahnya

(42)

Pembagian Ruang atau Kamar

Di dalam honai tidak ada pembagian kamar. Namun dalam sebuah Honai lebih jelasnya di sebut dengan

pembagian ruang, misalnya dalam sebuah Honai tempat dari kepala suku tidak bisa di duduki oleh orang lain;

karena itu merupakan pelanggaran; yang berarti dalam hukum adat dia sudah menginjak-injak kepala suku.Di honai lebih jelas jika kita sebut dengan pembagian

ruangan untuk tidur yaitu loteng (Tidlabaga).Di loteng orang Dani, tidak hanya digunakan untuk tidur tapi itu merupakan tempat untuk menyembunyikan

(43)

Perlengkapan dalam Honai (Pilamo)

Beberapa perlengkapan yang ada di dalam honai yaitu:

•Tugu Api

•Las Honai (Pinde/Mbore): Sebagai pengalas yang dibuat menyerupai para-para sehingga tidak menyentuh tanah.

•Alang-alang(wakngger)

Selain perlengkapan yang telah disebutkan diatas ada pula perlengkapan yang ditaruh :

•Tempat gantungan Harmonika (Bognggayok/pingkon)

•Tempat menaruh daging

•Alang-alang untuk alas tempat tidur

•Tempat gantung panah, busur dan alat kerja lainnya

(44)

Perlengkapan atau Bahan Pembuat Honai

Bahan pembuat Honai yang biasanya digunakan antar lain sebagai berikut:

Kayu besi (oopir)Kayu buah besar

Kayu batu yang paling besar Kayu buah sedang

Jagat (Mbore/Pinde) Tali (Kedle)

Alang-alang (wakngger)

Papan yang di kupas (Oo nggege nggagalek)Papan las dan lain-lain

Orang Dani menganggap seorang yang membangun rumah atau Honai berhasil, jikalau orang tersebut dalam membangun Honainya dia menanam Tiang Tengah (Tiru) dari kayu Besi atau kayu yang sangat kuat. Sebab menurut orang-orang dari suku Dani Tiang

(45)

Sistem Mata Pencaharian Hidup

(46)

Sistem Kemasyarakatan

I. Sistem Kekerabatan

1.Kelompok kekerabatan

Kelompok kekerabatan dari suku Dani yang terkecil adalah keluarga luas. Keluarga luas ini sendiri terdiri dari dua atau tiga keluarga inti yang tinggal bersama dalam satu rumah besar yang menyerupai kompleks dengan sekat-sekat

berupa pagar (lima) yang disebut slimo. 2. Paroh Masyarakat

Struktur bermasyarakat Suku Dani merupakan gabungan dari beberapa klan kecil yang disebut ukul, dan klan besar yang disebut ukul oak.

3. Kelompok Teritorial

(47)

II. Organisasi Sosial

Organisasi kemasyarakat pada suku Dani ditentukan berdasarkan hubungan keluarga dan keturunan yang berdasarkan pada kesatuan teritorial. Suku Dani dipimpin oleh seorang kepala suku besar yaitu disebut Ap Kain yang

memimpin desa adat watlangka, selain itu ada juga 3 kepala suku yang posisinya berada di bawah Ap Kain dan memegang bidang sendiri, mereka adalah : Ap. Menteg, Ap. Horeg, dan Ap Ubaik Silimo biasa yang dihuni oleh masyarakat biasa dikepalai oleh Ap. Waregma.

Dalam masyarakat Dani tidak ada sistem pemimpin, kecuali istilah kain untuk pria yang berartikuat, pandai dan terhormat. Pada tingkat uma, pemimpinnya adalah laki-laki yang sudah tua tetapi masih mampu mengatur urusannya dalam satu halaman rumah tangga maupun kampungnya. Urusan tersebut antara lain : Pemeliharaan kebun dan Bahi, serta Melerai pertengkaran.

Pemimpin federasi berwenang untuk memberi tanda dimulainya perang atau pesta lain. Pertempuran dipimpin untuk para win metek. Pemimpin

(48)

BAHASA

Bahasa Daerah Suku Dani yang mendiami Daerah Lembah Baliem menggunakan Bahasa-bahasa yang masuk dalam bahasa Papua dari filum Trans-New Guinea. Bahasa Daerah yang digunakanpun mempunyai perbedaan dialog dan

pengucapan antar satu wilayah dengan wilayah Daerah lainnya walaupun masih berada dalam jangkauan jarak tempuh yang boleh dikatakan masih dekat.

 

Secara garis basar Bahasa dani dikenal dalam tiga bagian besar bahasa yaitu, Bahasa Dani Lembah (Daerah sekitar kota Wamena/Kab.Jayawijaya), Bahasa Dani Barat (Daerah Bag Barat kota Wamena (Kab.Lany Jaya, Kab.Puncak Jaya, dan Kab Tolikara) serta Bahasa Dani Timur /Bahasa Yali

(Kab Yahokimo dan Kab Yalimo).Masyarakat Lokal di Daerah Lembah Baliem sendiri sebagian besar sudah dapat

(49)

Kesenian

Kesenian masyarakat Suku Dani dapat dilihat dari cara membangun tempat kediaman, seperti Honai, Ebeai. dan Wamai. Selain membangun tempat tinggal,

(50)

Seni Ukir

Sebagai wujud penghormatan mereka terhadap nenek moyang atau leluhurnya, secara turun temurun, pola seni ukir yang dibuat oleh suku Dani selalu dikaitkan pada kepercayaan mereka terhadap leluhur. Ada 3 macam warna, merah, hitam, dan putih yang selalu digunakan oleh suku Asmat pada beberapa hasil ukirannya. Merah melambangkan daging, Putih menggambarkan tulang. Sementara hitam

(51)

Sistem Pengetahuan

(52)

Sistem Religi

Sebagian masyarakat Suku Dani sudah memeluk

agama Kristen, akibat pengaruh misionaris Eropa yang pernah datang ke lokasi tersebut sekitar tahun 1935. Meskipun sebagian telah menganut agama Kristen, namun suku yang tinggal di hutan-hutan dengan iklim tropis yang sangat kaya akan flora dan fauna ini masih melakukan serangkaian upacara adat, salah satunya adalah Rekwasi. Rekwasi adalah sebuah upacara

(53)

Ritual Kelahiran Bayi

Seorang wanita Dani akan melahirkan anaknya dalam

ebe ae, yang dibantu oleh beberapa orang wanita.

Kelahiran bayi ini tidak disertai upacara/ritual khusus dan ari-ari serta tali pusar yang terlepas beberapa hari akan dihanyutkan dalam sungai begitu saja. Dan beberapa hari setelah proses kelahiran, wanita tersebut sudah bisa

kembali untuk bekerja. Mereka juga tidak melakukan upacara dalam pemberian nama, nama yang mereka anggap baik, itulah yang akan menjadi nama dari anak tersebut.

Setelah seorang anak berusia 2-3 tahun, jika dia

seorang wanita, ia sudah harus mulai menggunakan rok jerami (sale), sedangkan untuk anak pria, dia baru

memakai alat penutup alat kelamin pada usia 5-6 tahun. Pada suku Dani, mereka mengenal satu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan anak pria Dani yaitu

upacara Waya hagat-abin, yaitu suatu upacara Inisiasi, upacara ini dilakukan ketika seorang anak

berusia antara 5-10 tahun. Upacara inisiasi ini biasanya diadakan bersamaan dengan pesta ebe-ako atau pesta babi. Dan upacara ini biasanya berlangsung selama 9

hari atau lebih.

(54)

Ritual Kematian

Pada upacara pembakaran jenazah, tubuh orang yang meninggal dihias dan didudukkan diatas suatu singgasana ( bea). Upacara ini dilakukan disuatu lapangan dipusat perkampungan. Para kerabat dan orang-orang yang datang untuk melayat akan duduk mengelilingi bea dan menangis sekeras-kerasnya. Tubuh para wanita dilumuri dengan lumpur putih tanda berkabung dengan nyanyian-nyanyian kematian dan ratapan.

Dan pada siang harinya beberapa orang dukun melakukan upacara memotong satu ruas jari dari tiap anggota keluarga inti orang yang meninggal dengan

menggunakan kapak batu tetapi ada juga yang menggunakan bambu. Biasanya jari-jari yang dipotong, bukan hanya sekali saja, tetapi tergantung berapa

banyak kerabat terdekat yang meninggal. Dan apabila jari-jari mereka telah dipotong habis, mereka akan memotong lagi sebagian dari telinga mereka.

Setelah itu, mereka akan melakukan upacara pembakaran jenazah dan para kerabat orang yang meninggal membakar daging babi di dalam lubang-lubang yang mereka gali di dalam tanah dan sebagian akan disajikan untuk ruh

( ame), orang yang meninggal. Sore harinya daging yang telah masak itu

Referensi

Dokumen terkait

Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut sebagai variabel independen dan kejadian karies gigi pada anak

Wald

Maka dari ide dasar poko interaksi simbolik oleh Mead pada penelitian ini yaitu pengasuh membentuk maknanya sebagai seorang pengasuh yang memiliki perbedaan motif

Walau teknik ini sudah di download oleh ribuan orang di Indonesia dan hampir setiap hari saya menerima testimonial kesuksesan yang berhasil mendapatkan pasangan hidup, namun

nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang keolahragaan. 9) Olahraga Pendidikan adalah olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan

Saya sangat mengapresiasi gagasan Bu Adilita yang mengerahkan para OB (office boy) untuk mengumpulkan kertas – kertas yang sudah tak terpakai dan lalu dijual ke loakan dengan

Faktor kemitraan sekolah dengan stakeholder yang ditunjukkan pada tabel 2 diperoleh hasil bahwa 74 orang (71,2%) dari 104 responden menunjukkan kemitraan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga adalah berkonsep kepada nilai dan ajaran