SIKAP KRITIS DAN
KETERLIBATAN TERHADAP
MEDIA
“Media is the most
powerful in the world. It
has power to control
mindset”
-Fokus Diskusi
A.Media sebagai pendidikan
politik
B. Media dan Wacana
•
A. MEDIA,
POLITIK,
Media dan Wacana I
•
Media adalah Wacana yang berbentuk
Artikel, Bacaan, Ceramah, Dialog, Diskusi,
Khotbah, Komunikasi, Lektur
(KBBI)
•
Wacana:
Word, Expression (Literature).
Discourse (Linguistic).
(Echols)
Selanjutnya Echols mengartikan
Discourse: Pidato atau Tulisan,
Percakapan, Ceramah.
•
Discourse: Speech, Lecture,, treatise,
Media dan Wacana II
• Proses komunikasi menggunakan simbol, yang
berkaitan dengan interpretasi
peristiwa-peristiwa, di dalam sistem kemasyarakatan
yang luas. Melalui, pesan-pesan komunikasi, seperti kata-kata , tulisan,
gambar-gambar, dan lain-lain tidak bersifat netral dan steril. Eksistensinya tergantung pada
orang-orang yang menggunakannya, konteks peristiwa yang berkenaan dengannya, situasi masyarakat luas yang melatarbelakangi
keberadaannya, dan lain-lain. Kesemuanya itu dapat berupa ideologi, nilai, emosi,
POLITIK
PENDIDIKAN
Simpulan A
•
Media sebagai pendidikan politik yaitu
sebuah proses
transfer of values
yang
berupaya untuk mempengaruhi, merubah,
menggerakkan dan keterlibatan audiens
terhadap kepentingan dan kekuasaan
politik.
•
Audiens yang menjadi objek media harus
menyadari media tidaklah netral. Maka
harus bersikap kritis dan melek media
(
media literacy
).
•
Audiens harus terlibat partisipasi aktif dalam
•
B. MEDIA DAN
Tiga Masalah Media
•
Kepemilikan
Demokratisasi Media?
•
Kebebasan media
menyampaikan kebenaran
untuk Rakyat, tanpa ada
Pilar Demokrasi
•
Trias Politica
: Eksekutif, Yudikatif,
Legislatif (Montesqiue)
Peran Media
•
Pembentukan Opini Publik
•
Kontrol Sosial
•
Membangun citra
•
Institusi diskursus sosial
•
Struktur mewujudkan hak politik
•
Ruang publik aspirasi
•
Networking
Konsep Media dan
Wacana 1
•
Norman Fairclough
Wacana merupakan
bahasa yang digunakan untuk
merepresentasikan suatu praksis sosial, dari
sudut pandang tertentu.
•
John Fiske
mengatakan bahwa wacana harus
diartikan sebagai suatu pernyataan atau
ungkapan yang lebih dari satu ayat.
•
W’O’Bar,
menyatakan bahwa wacana
merupakan penyampaian ide-ide dari
seseorang kepada yang lainnya.
Media dalam Psikologi Sosial
•
Psikologi Sosial
dalam Politik,
Media berkaitan dengan penggunaan
bahasa, karena bahasa merupakan
aspek sentral dalam suatu subjek
yang digambarkan. Lewat bahasa
ideologi terserap di dalamnya, inilah
yang harus disikapi kritis bagi
Hegemoni Media 1
•
Media is a political commodity, a
phenomenon of exclusion, limitation,
prohibition.
(Focault)
•
berkenaan dengan potensi politis dan
kekuasaan, media adalah elemen taktis
yang bergerak dalam relasi kekuasaan.
Hegemoni Media 2
•
Media merupakan arena pergulatan
antar ideologi yang saling
berkompetisi (
the battle ground for
competing ideologies
). Konsep ini
disebut Gramsci sebagai hegemoni,
yaitu yang kuat mendominasi yang
lemah atau pemaksaan cara
pandang melalui ideologi, hegemoni
ini berlangsung secara sadar
Kepentingan dibalik
Media
• Media diciptakan oleh kepentingan kekuasaan
untuk mendapatkan efek legitimasi politik dari kepentingan-kepentingan yang bertentangan. Olehkarena itu diskursus dalam media
merupakan bentuk pernyataan-pernyataan
rasional, hati-hati dan teroganisir yang dibuat para ahli. Serious speech act, yaitu pernyataan dengan berbagai prosedur validasi yang
diciptakan di dalam suatu komunitas para ahli.
Serious speech act memperlihatkan
keteraturan dengan apa yang disebut Foucault
Kesimpulan Media dan
Wacana
• Media merupakan sebuah proses komunikasi
menggunakan simbol, yang berkaitan dengan interpretasi peristiwa-peristiwa, di dalam
sistem kemasyarakatan yang luas. Melalui, pesan-pesan komunikasi, seperti kata-kata , tulisan, gambar-gambar, dan lain-lain yang tidak bersifat netral dan steril. Eksistensinya tergantung pada orang-orang yang
menggunakannya, konteks peristiwa yang
berkenaan dengannya, situasi masyarakat luas yang melatarbelakangi keberadaannya, dan
lain-lain. Kesemuanya itu dapat berupa