• Tidak ada hasil yang ditemukan

RKPD Kota Pontianak TA 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RKPD Kota Pontianak TA 2016"

Copied!
229
0
0

Teks penuh

(1)

RKPD

LAMPIRAN

PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK

NOMOR 29 TAHUN 2015

TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH

DAERAH KOTA PONTIANAK TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

LAMPIRAN

Peraturan Walikota Pontianak

Nomor 29 Tahun 2015

Tentang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

KOTA PONTIANAK

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI

i

DAFTAR TABEL

iii

DAFTAR GAMBAR

v

DAFTAR GRAFIK

vi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

1.2.

1.3.

1.4.

1.5.

Pendahuuan ...

Landasan Hukum ...

Hubungan Antar Dokumen ...

Maksud dan Tujuan ...

Sistematika RKPD ...

1

4

6

8

8

BAB II

EVALUASI CAPAIAN KINERJA TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA

PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

2.1.

Gambaran Umum Kondisi Daerah ...

10

2.1.1 Aspek Geografi ...

12

2.1.2 Aspek Demografis ...

2.1.3 Aspek Kesejahteraan Rakyat ...

2.1.4 Aspek Kesejahteraan Sosial ...

2.1.5 Aspek Pelayanan Umum ...

12

16

24

26

2.2.

Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun

Berjalan dan Realisasi RPJMD ...

34

2.2.1

Visi Kota Pontianak 2015-2019 ...

2.2.2

Misi Kota Pontianak 2015-2019 ...

2.2.3

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah ...

34

35

39

2.3

Permasalahan Pembangunan Daerah ...

40

2.3.1

2.3.2

2.3.3

2.3.4

2.3.5

2.3.6

2.3.7

2.3.8

2.3.9

Daya Dukung Lahan dan Lingkungan Hidup ...

Tata Ruang dan Infrastruktur Wilayah ...

Demografi dan Tenaga Kerja ...

Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat ...

Ketahanan Pangan ...

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan ...

Energi ...

Sosial dan Budaya ...

Tata Kelola Pemerintahan dan Keuangan ...

40

40

42

43

44

45

45

45

48

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

KEUANGAN DAERAH

3.1

Arah KebijakanEkonomi Daerah ...

51

3.1.1

Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 dan Perkiraan

(10)

3.1.2

Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun

2015 dan Tahun 2016 ...

54

3.2

Arah Kebijakan Keuangan Daerah ...

55

3.2.1

Analisis dan Perkiraan Sumber-Sumber Pendanaan

Daerah ...

56

3.2.2

Arah Kebijakan Keuangan Pemerintah Kota Pontianak..

57

3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Pemerintah Kota

Pontianak

...

57

3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja Pemerintah Kota

Pontianak ...

61

3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Pemerintah Kota

Pontianak ...

68

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

4.1

Tujuan dan sasaran Pembangunan Kota Pontianak Tahun 2016.

70

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

5.1

Program Pembangunan Penunjang Pencapaian Visi dan Misi ...

5.1.1 Program Prioritas Pembangunan Daerah ...

5.1.2 Program Rutin/Wajib Penunjang Organisasi ...

85

86

95

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1

Batas Wilayah Administrasi Kota Pontianak ...

11

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Kota Pontianak Tahun 2010-2014 ...

13

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk di Kota Pontianak per Kecamatan Tahun

2014 ...

14

Tabel 2.4

Kepadatan Penduduk Kota Pontianak Per Kecamatan Tahun

2014

...

15

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun

2010-2014 ...

……….

...

16

Tabel 2.6

Pertumbuhan Ekonomi Kota Pontianak Tahun 2010-2014...

18

Tabel 2.7

Nilai PDRB Kota Pontianak Tahun 2010-2014 Atas Dasar

Harga Berlaku ...

20

Tabel 2.8

PDRB Per Kapita Kota Pontianak Tahun 2009-2013 ...

21

Tabel 2.9

Location Quotient Kota Pontianak Tahun 2013 ...

23

Tabel 2.10

Klassen Tipologi Kecamatan di Kota Pontianak Tahun 2013

24

Tabel 2.11

Angka Melek Huruf dan Angka Partisipasi Sekolah di Kota

Pontianak Periode 2009-2013 ...

25

Tabel 2.12

Usia Harapan Hidup Penduduk Kota Pontianak Tahun

2009-2019 ...

26

Tabel 2.13

Banyaknya Sekolah di Kota Pontianak s/d Tahun 2014 ...

27

Tabel 2.14

Ketersediaan Posyandu di Kota Pontianak Tahun 2014 ...

28

Tabel 2.15

Target dan Realisasi Pajak Daerah Tahun 2011 s/d 2014 ...

30

Tabel 2.16

Indikator Ketenagakerjaan Kota Pontianak Tahun 2014 ...

31

Tabel 2.17

Ketentuan Upah Minimum Yang Berlaku di Kota Pontianak

Tahun 2009-2015 ...

32

Tabel 2.18

Target Indikator Keberhasilan Pembangunan RKPD 2015 ...

38

Tabel 2.19

Perkembangan IPM Kota Pontianak Tahun 2011-2015 ...

39

Tabel 3.1

Kerangka Ekonomi Makro Kota Pontianak Tahun 2011-2016

53

Tabel 3.1

Kebutuhan Investasi Pemerintah Kota Pontianak Tahun

2012-2016 Atas Dasar Harga Berlaku ...

54

Tabel 3.3

Rincian Pendapatan Daerah Kota Pontianak Tahun

2013-2014, Rencana Tahun 2015 dan Proyeksi Tahun 2016 ...

60

Tabel 3.4

Belanja Pemerintah Daerah Kota Pontianak APBD Tahun

2013-2015 dan Proyeksi Tahun 2016 ...

67

Tabel 3.5

Pembiayaan Daerah Pemerintah Kota Pontianak Tahun

2013-2015 dan Proyeksi Tahun 2016 ...

69

(12)

Tabel 4.2

Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Tahun

2015-2019 ...

72

Tabel 4.6

Indikator Kinerja Rencana Program Prioritas Tahun 2016

dalam RPJM 2015-2019 ...

96

Lampiran

Belanja Menurut Unit Organisasi, Urusan Pemerintah

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1

Bagan Alir Tahapan Penyusunan RKPD ...

3

Gambar 2.1

Peta Administrasi Wilayah Kota Pontianak ...

10

Gambar 2.2

Persentase Penduduk Kota Pontianak Tahun 2014 ...

13

Gambar 2.3

Struktur Ekonomi Kota Pontianak Tahun 2014 Terhadap

Total Nilai PDRB Kota Pontianak Tahun 2014 ...

20

Gambar 2.4

Kontribusi Per jenis Pajak Terhadap Pendapatan Pajak

Daerah Kota Pontianak Tahun 2014 ...

30

Gambar 2.5

Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha

(14)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 2.1

Jumlah Penduduk Kota Pontianak Tahun 2014 Berdasarkan

Jenis Kelamin ...

14

Grafik 2.2

Kontribusi Pertumbuhan Sektoral Tahun 2014 ...

17

Grafik 2.3

Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2014 ...

19

Grafik 2.4

Perkembangan Inflasi Kota Pontianak dan Nasional ...

22

Grafik 2.5

Angka Melek Huruf di Kota Pontianak Periode 2009-2013 ...

25

Grafik 2.6

Pelayanan Pembinaan Industri Tahun 2011 s/d 2014 ...

32

(15)

RKPD

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

KOTA PONTIANAK TAHUN 2016

BAB I

1.1

PENDAHULUAN

Perencanaan pembangunan yang berkualitas menjadi salah satu kunci keberhasilan

pembangunan baik dalam skala nasional maupun daerah. Oleh sebab itu maka

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP),

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Tahunan

atau Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Amanat undang-undang tersebut dijabarkan ke

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tata cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Selanjutnya untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tersebut

Pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah, yang didalamnya mengatur tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan

evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang meliputi RPJPD, RPJMD,

Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD.

Memenuhi amanat undang-undang, peraturan pemerintah, serta Peraturan Menteri

Dalam Negeri tersebut di atas, Pemerintah Kota Pontianak telah menyusun dokumen

RPJPD Kota Pontianak 2005-2025 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 10

Tahun 2008. Untuk dokumen RPJMD Tahap III (2015-2019) telah ditetapkan dengan

Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2014.

(16)

Tahapan persiapan penyusunan RKPD meliputi: pembentukan Tim Penyusun RKPD,

orientasi mengenai RKPD, penyusunan agenda kerja, serta penyiapan data dan

informasi perencanaan pembangunan daerah. Proses penyusunan RKPD diawali dengan

perumusan rancangan awal RKPD untuk memberikan panduan kepada seluruh SKPD

untuk menyusun rancangan Renja SKPD dan berfungsi sebagai koridor perencanaan

pembangunan daerah dalam kurun waktu 1 (satu) tahun yang disusun menggunakan

pendekatan teknokratis dan partisipatif.

Tahapan selanjutnya adalah merumuskan dokumen tersebut menjadi rancangan RKPD.

Perumusan Rancangan RKPD pada dasarnya adalah memadukan materi pokok yang

telah disusun dalam rancangan awal RKPD provinsi dengan rancangan Renja SKPD dan

mensinkronkannya dengan kebijakan nasional/ provinsi tahun rencana. Dengan

demikian, penyusunan rancangan RKPD bertujuan untuk menyempurnakan rancangan

awal melalui proses pengintegrasian dan harmonisasi program dan kegiatan prioritas

yang tercantum dalam rancangan Renja SKPD serta untuk mengharmoniskan dan

menyinergikannya terhadap prioritas dan sasaran pembangunan nasional dan provinsi.

(17)
(18)

1.2

LANDASAN HUKUM

Landasan hukum yang digunakan dalam RKPD Kota Pontianak Tahun 2016 ini adalah:

1.

Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2.

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat

Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah

Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong

dengan mengubah Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang

Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Barat (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 2756);

3.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);

4.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4355);

5.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104 Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4438);

7.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

8.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5679);

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan

Antara

Pemerintah,

Pemerintahan

Daerah

Provinsi,

dan

(19)

11.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

12.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keungan Daerah sebagimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

13.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2010 Nomor 517);

14.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan

Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);

15.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah

Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 470);

16.

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Bidang Urusan Pemerintahan yang

Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Pontianak (Lembaran Daerah Tahun 2008

Nomor 7 Seri E Nomor 7);

17.

Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Kota Pontianak 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 9 Seri E

Nomor 9);

18.

Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Perangkat Daerah Kota Pontianak (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 10 Seri D

Nomor 1) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

Daerah Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah

Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kota

Pontianak (Lembaran Daerah Kota Pontianak Tahun 2013 Nomor 10, Tambahan

Lembaran Daerah Kota Pontianak Nomor 120);

19.

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Pontianak Tahun 2010 Nomor 4 Seri E

Nomor 4) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun

2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010 Tentang

Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Pontianak

Tahun 2015 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Pontianak Nomor 133);

20.

Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka

(20)

1.3

HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RKPD sebagai

penjabaran dari RPJM Daerah, Rancangan awal RKPD Kota yang berpedoman pada

RPJMD Kota tersebut juga mengacu pada RPJMD Provinsi dan RPJMN. RKPD Kota

Pontianak tahun 2016 ini disusun dengan berpedoman kepada RPJMD Kota Pontianak

Tahun 2015-2019, mengacu pada RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013

2018,

serta RPJM Nasional Tahun 2015

2019.

Dalam penyusunan dokumen RKPD Kota Pontianak Tahun 2016 digunakan sejumlah

dokumen perencanaan yang ada di tingkat maupun daerah (Provinsi Kalimantan Barat

dan Kota Pontianak), yaitu sebagai berikut:

1.

RPJM Nasional

RPJM Nasional sudah ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019, pada

tanggal 8 Januari 2015. Ada 3 (tiga) dokumen sebagai lampiran dari Peraturan

Presiden Nomor 2 Tahun 2015, yaitu: (i) Buku I - Agenda Pembangunan Nasional; (ii)

Buku II

Agenda Pembangunan Bidang; dan (iii) Buku III

Agenda Pembangunan

Wilayah.

RPJM Nasional menjadi acuan penyusunan Rancangan Awal RKPD Kota Pontianak

Tahun 2016, khususnya dalam menjabarkan program-program sektoral dan program

kewilayahan/ regional. Program yang bersifat sektoral, antara lain dapat dilihat pada

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang

Berkeadilan. Inpres ini memuat program-program yang dinaungi ke dalam Program

Pro-Rakyat, Program Keadilan untuk Semua (

justice for all

); dan Program Pencapaian

Tujuan Milenium (

Millenium Development Goals

- MDGs).

2.

RPJM Daerah Provinsi Kalimantan Barat

RPJM Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018 ditetapkan dengan

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 5 Tahun 2013. Pada dasarnya

setiap daerah dalam rangka penyusunan RKPD memperhatikan prioritas

pembangunan Pemerintah Provinsi. Untuk Provinsi Kalimantan Barat, terdapat 7

(tujuh) prioritas pembangunan yaitu:

a.

Meningkatnya derajat kesejahteraan masyarakat

b.

Meningkatnya kecerdasan sumberdaya manusia

c.

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

d.

Peningkatan sumber daya aparatur dan pelayanan publik

e.

Meningkatnya pembangunan infrastruktur dasar

f.

Peningkatan kemampuan pembiayaan pembangunan

g.

Meningkatnya pemerataan pembangunan, keadilan, aman, damai serta ketahanan

(21)

3.

RPJMD Kota Pontianak

RPJM Daerah Kota Pontianak Tahun 2015-2019 ditetapkan dengan Peraturan Daerah

Kota Pontianak Nomor 6 Tahun 2014. Selanjutnya, RPJMD dijabarkan ke dalam RKPD

sebagai dokumen Perencanaan tahunan Pemerintah. Berdasarkan dokumen tersebut,

maka Skenario RPJM Kota Pontianak untuk tahun 2016 adalah

membangun di atas

fondasi dasar y

ang kokoh yang telah diletakkan

dengan focus pembangunan pada

tahun 2016 adalah sebagai berikut :

a.

Membangun dan memantapkan dasar SDM berkualitas dan berdaya saing;

b.

Mereduksi kemiskinan;

c.

Mereduksi pengangguran;

d.

Mereduksi penyakit-penyakit sosial masyarakat;

e.

Menurunkan kekumuhan;

f.

Pemerataan insfrastruktur perkotaan;

g.

Meningkatkan akses antar wilayah (melanjutkan inner ringroad) dan membangun

jalan-jalan baru;

h.

Melanjutkan pembangunan sanitasi perkotaan; dan

i.

Merintis sistem transformasi publik.

4.

RENJA

SKPD

Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang

memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan

langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong

partisipasi masyarakat. Penyusunan rancangan Renja SKPD merupakan tahapan awal

yang harus dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja SKPD yang

definitif. Rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD Tahun 2016 sebagai bahan untuk

penyusunan Rancangan RKPD Kota Pontianak Tahun 2016. Prinsip-prinsip di dalam

penyusunan Rancangan Renja SKPD, adalah sebagai berikut:

a.

Mengacu pada rancangan awal RKPD Tahun 2016, yang digunakan sebagai acuan

perumusan program, kegiatan, indikator kinerja dan dana indikatif dalam Renja

SKPD Tahun 2016, sesuai dengan rencana program prioritas pada rancangan

awal RKPD Tahun 2016.

b.

Mengacu pada Renstra SKPD Tahun 2015- 2019, sebagai acuan penyusunan

tujuan, sasaran, kegiatan, kelompok sasaran, lokasi kegiatan serta prakiraan

maju berdasarkan program prioritas rancangan awal RKPD yang disusun ke

dalam rancangan Renja SKPD, selaras dengan Renstra SKPD.

c.

Mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode

sebelumnya, sebagai acuan perumusan kegiatan alternatif dan/ atau baru untuk

tercapainya sasaran Renstra SKPD berdasarkan pelaksanaan Renja SKPD

tahun-tahun sebelumnya.

d.

Untuk memecahkan masalah yang dihadapi, sebagai acuan perumusan tujuan,

(22)

e.

Memasukkan usulan kegiatan hasil Musrenbang Kecamatan yang terkait dengan

SKPD, sebagai acuan perumusan kegiatan dalam rancangan Renja SKPD

mengakomodir usulan masyarakat yang selaras dengan program prioritas yang

tercantum dalam rancangan awal RKPD.

f.

Serta memasukkan kesepakatan hasil Forum SKPD terhadap program unggulan

dan intervensi yang harus dilaksanakan oleh SKPD terkait pada tahun 2016.

1.4

MAKSUD DAN TUJUAN

1.

Maksud

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pontianak Tahun 2016 disusun

dengan maksud untuk :

a.

Menyediakan acuan resmi bagi Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah dalam rangka menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (RAPBD) yang didahului dengan penyusunan Kebijakan Umum

APBD (KUA), serta penentuan Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS)

Tahun 2016.

b.

Sebagai pedoman Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah

(Renja SKPD) Tahun 2016.

2.

Tujuan

Tujuan Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Pontianak adalah

untuk menciptakan sinergisitas dalam pelaksanaan pembangunan daerah antar

wilayah, antar sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintahan serta

menciptakan efisiensi alokasi sumber daya dalam pembangunan daerah.

1.5

SISTEMATIKA RKPD

Sistematika Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Pontianak Tahun 2016 adalah

sebagai berikut:

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan rancangan

awal RKPD agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan

baik.

BAB II

EVALUASI CAPAIAN KINERJA TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA

PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

(23)

BAB III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

DAERAH

Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun 2015 dan perkiraan tahun

2016, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah,

sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah yang

diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah meliputi pendapatan

daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.

BAB IV

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Mengemukakan

secara

eksplisit

perumusan

prioritas

dan

sasaran

pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi

pelaksanaan RKPD tahun 2014 dan capaian kinerja yang direncanakan dalam

RPJMD, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak ditingkat daerah dan

nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan.

Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta indikasi prioritas

kegiatannya, juga memperhatikan usulan SKPD berdasarkan prakiraan maju

pada RKPD tahun 2016.

BAB V

RENCANA PROGRAN DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas

daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan

tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD.

Rencana program dan kegiatan prioritas harus mewakili aspirasi dan

kepentingan masyarakat. Diuraikan dari program dan kegiatan yang paling

bermanfaat atau memiliki nilai kegunaan tinggi bagi masyarakat.

BAB VI

PENUTUP

(24)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Pontianak Tahun 2016

BAB II

Evaluasi Capaian Kinerja Tahun Lalu Dan Capaian

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

2.1

Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1

Aspek Geografi

A.

Letak Wilayah

Kota

Pontianak

merupakan

Ibukota

propinsi

Kalimantan

Barat, luas wilayahnya mencapai

107.82 Km

2

. Secara administrasi

Kota Pontianak dibagi menjadi 6

(enam) Kecamatan dan 29 (Dua

Puluh

Sembilan)

Kelurahan

diantaranya Kecamatan Pontianak

Barat (16,94 Km

2

), Kecamatan

Pontianak Kota (15,51 Km

2

),

Kecamatan

Pontianak

Selatan

(14,54

Km

2

),

Kecamatan

Pontianak Tenggara (14,83 Km

2

),

Kecamatan Pontianak Timur (8,78

Km

2

) dan Kecamatan Pontianak

Utara (37,22 Km

2

).

Salah

satu

ciri

khas

Kota

Pontianak adalah berada pada

lintasan/dilalui garis khatulistiwa

dengan

letak

posisi

pada

koordinat 0

0

’ ” LU

- 0

0

0

’ ”

LS dan 109

0

’ ”

BT - 109

0

0

BT, dengan batas barat kota

berjarak sekitar 14,5 Km, dari

muara

Sungai

Kapuas

Besar

terletak muara Sungai Landak yang mengalir dari arah Timur. Letak wilayah

Kota Pontianak secara keseluruhan berbatasan langsung dengan wilayah

Kabupaten Pontianak, dengan rincian seperti tabel dibawah ini.

Gambar 2.1

(25)

Tabel 2.1

Batas Wilayah Administrasi Kota Pontianak

No

Uraian

Batas Wilayah

1

Sebelah Utara

Berbatasan dengan Kecamatan Siantan (Desa Wajok Hulu)

Kecamatan Sungai Ambawang (Desa Kuala Ambawang, Desa

Mega Timur & Desa Jawa Tengah)

2

Sebelah Selatan

Berbatasan dengan Kecamatan Sungai Kakap (Desa Punggur

Kecil), dan Kecamatan Sungai Raya Kab. Kubu Raya

3

Sebelah Timur

Berbatasan dengan Kecamatan Sungai Ambawang (Mega

Timur dan Ambawang Kuala) dan Sungai Raya (Kapur dan

Sungai Raya) Kab. Kubu Raya

4

Sebelah Barat

Berbatasan dengan Kecamatan Sungai Kakap (Sungai Rengas)

Kab. Kubu Raya dan Siantan (Wajok Hulu) Kab. Pontianak

5

Sebelah

Tenggara

Berbatasan dengan Kecamatan Sungai Kakap dan Sungai Raya

(Desa Punggur Kecil) Kab Kubu Raya, Kecamatan Pontianak

Timur dan Selatan

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak

Sedangkan jika dilihat dari batas wilayah masing-masing Kecamatan dengan

wilayah Kabupaten adalah sebagai berikut :

-

Kecamatan Pontianak Utara berbatasan dengan Kecamatan Siantan (Desa

Wajok Hulu) Kecamatan Sungai Ambawang (Desa Kuala Ambawang, Desa

Mega Timur dan Desa Jawa Tengah).

-

Kecamatan Pontianak Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sungai

Kakap (Desa Punggur Kecil) dan Kecamatan Timur Kabupaten Kubu Raya.

-

Kecamatan Pontianak Timur berbatasan dengan Kecamatan Sungai

Ambawang (Mega Timur dan Ambawang Kuala) dan Sungai Raya (Kapur

dan Sungai Raya) Kab. Kubu Raya.

-

Kecamatan Pontianak Barat berbatasan dengan Kecamatan Sungai Kakap

(Sungai Rengas) Kab. Kubu Raya dan Siantan (Wajok Hulu) Kab.

Pontianak.

-

Kecamatan Pontianak Tenggara berbatasan dengan Kecamatan Sungai

Kakap dan Sungai Raya (Desa Punggur Kecil) Kab Kubu Raya, Kecamatan

Pontianak Timur dan Selatan.

-

Kecamatan Pontianak Kota berbatasan dengan Kecamatan Sungai Kakap

(Desa Pal IX) dan (Desa Punggur).

B.

Iklim

(26)

bulan Juli sedangkan untuk musim penghujan terjadi pada bulan September

sampai dengan bulan Desember.

Hasil pencatatan Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak menunjukkan

bahwa pada tahun 2013 rata-rata temperatur udara di Kota Pontianak

berkisar antara 24,4

0

C hingga 33,1

0

C, sedangkan rata-rata tekanan

udaranya berkisar antara 1.010,5 mili bar hingga 1.012,4 mili bar. Selama

tahun 2013 hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Mei yaitu sebanyak 25

hari dengan curah hujan sebesar 297,7 mm. (Badan Pusat Statistik. 2014.

Kota Pontianak Dalam Angka

. Agustus. BPS Kota Pontianak)

C.

Kondisi Tanah dan Hidrologi

Jenis tanah di Kota Pontianak terdiri dari jenis tanah Organosol, Gley, Humus

dan Aluvial dengan karateristik masing-masing berbeda satu dengan yang

lainnya. Pada wilayah tanah yang bergambut ketebalan gambut dapat

mencapai 1

6 meter, sehingga menyebabkan daya dukung tanah yang

kurang baik apabila diperuntukkan untuk mendirikan bangunan besar

ataupun untuk menjadikannya sebagai lahan pertanian.

Kawasan perkotaan Pontianak terbagi oleh keberadaan Sungai Kapuas yang

mengalir dari arah Tenggara dan bermuara di Laut Natuna. Adapun lebar

daripada sungai tersebut bervariasi yang dibagi menjadi empat segmen

yaitu:

a.

Muara Parit Langgar-Muara Parit Simpang Brahima, sungai bercabang

dengan lebar muara berkisar antara 700-1400 m.

b.

Muara Parit Simpang Brahima-Muara Sungai Jawi antara 530-1100, (di

Batu Layang sekitar 970 m)

c.

Muara Sungai Jawi-Muara Sungai Landak, antara 300-520 m.

d.

Muara Sungai Landak-Sukalanting, dengan lebar Sungai antara 170-260m.

Saluran drainase regional yang melalui kawasan perkotaan Pontianak

sebanyak empat sungai yang terdiri dari tiga sungai besar dan satu sungai

kecil yaitu:

a.

Sungai Besar (daerah pengaliran sungai atau DPS>50.000 ha) : Sungai

Kapuas, Sungai Landak dan Sungai Ambawang (DPS>67.400 ha)

b.

Sungai Kecil : Sungai Malaya (DPS>8.600 ha : Hulunya 10 Km dari batas

Utara Kota Pontianak)

2.1.2

Aspek Demografis

A.

Gambaran Umum Demografis

(27)

jiwa, atau dapat digambarkan bahwa kepadatan penduduk Kota Pontianak

setiap kilometer persegi wilayahnya rata-rata dihuni 5.446 jiwa, dengan

Kecamatan Pontianak Timur yang merupakan wilayah dengan kepadatan

penduduk terbesar yaitu dihuni oleh 9.932 jiwa per km

2

, sedangkan wilayah

yang kepadatannya paling kecil adalah kecamatan Pontianak Utara dengan

tingkat kepadatan penduduknya sebesar 3.201 jiwa per km

2

.

Dilihat dari perkembangan selama 5 (lima) tahun periode 2010-2014 jumlah

penduduk di Kota Pontianak setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada

tahun 2010 jumlah penduduk Kota Pontianak adalah 554.764 jiwa dengan

komposisi laki-laki sebanyak 277.971 jiwa (50,11%) dan perempuan

sebanyak 276.793 (49,89%), kemudian pada 2014 jumlah keseluruhan

penduduk di Kota Pontianak menjadi 598.097 jiwa dengan jumlah penduduk

laki-laki sebanyak 298.689 jiwa (49,94%) dan penduduk perempuan

sebanyak 299.408 jiwa (50,06%). Dari jumlah penduduk keseluruhan

tersebut dalam periode lima tahun terakhir antara tahun 2010-2014

pertumbuhan penduduk di Kota Pontianak mencapai 7,8%, dimana

pertumbuhan penduduk laki-laki sebesar 7,4% dan pertumbuhan penduduk

perempuan sebesar 8,2%.

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Kota Pontianak Tahun 2010-2014

No

Tahun

Jumlah Penduduk

Laki-Laki

%

Perempuan

%

1

2010

554.764

277.971

50,11%

276.793

49,89%

2

2011

565.856

283.529

50,11%

282.327

49,89%

3

2012

575.843

288.533

50.11%

287.310

49.89%

4

2013

586.243

293.475

50.11%

292.498

49.89%

5

2014

598.097

298.689 49,94%

299.408

50,06%

Sumber : Badan Statistik Kota Pontianak. 2014. LKPJ Walikota Pontianak Tahun 2014. Maret 2015.

KOTA

20%

BARAT

22%

TIMUR

15%

TENGGARA

8%

SELATAN

15%

UTARA

20%

Gambar 2.2

(28)

Jika dilihat dari segi sex ratio, Kota Pontianak pada tahun 2014 hampir

mendekati 100%, artinya ada 100 perempuan dari 100 laki-laki. Hal ini

menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kota Pontianak relatif berimbang

antara laki-laki dan perempuan.sex ratio penduduk tiap kecamatan juga

menunjukkan hal yang tidak berbeda, dapat dikatakan bahwa jumlah

penduduk laki-laki relatif berimbang dengan jumlah penduduk perempuan.

Walaupun demikian, jika dilihat secara angka, maka Kecamatan Pontianak

Tenggara adalah kecamatan yang perbandingannya antara jumlah penduduk

laki-laki dan jumlah penduduk perempuan terkecil yaitu 95%, sedangkan

kecamatan yang sex ratio nya paling besar adalah Kecamatan Pontianak

Utara yaitu sebesar 102%.

[

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk di Kota Pontianak Per Kecamatan Tahun 2014

Kecamatan

Jenis Kelamin

Rasio Jenis

Kelamin

L

P

TOTAL

Pontianak Selatan

43.686

44.269

87.955

0,99

Pontianak Tenggara

23.705

24.941

48.646

0,95

Pontianak Timur

44.481

44.280

88.761

1,00

Pontianak Barat

66.361

66.878

133.239

0,99

Pontianak Kota

59.146

59.128

118.274

1,00

Pontianak Utara

61.310

59.912

121.222

1,02

KOTA PONTIANAK

298.689

299.408

598.097

1,00

Sumber : Badan Statistik Kota Pontianak. 2014. LKPJ Walikota Pontianak Tahun 2014. Maret 2015.

-10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

43.686

23.705

44.481

66.361

59.146

61.310

44.

269

24.941

44.280

66.878

59.128

59.912

Laki-Laki

Perempuan

Grafik 2.1

(29)

Tingkat kepadatan penduduk Kota Pontianak tahun 2014 adalah 5.547

jiwa/Km

2

, jika dibandingkan dengan tahun 2013 dengan kepadatan

penduduk sekitar 5.446 jiwa/km

2

maka terdapat peningkatan sebesar 1,8%.

Kepadatan penduduk per kecamatan di Kota Pontianak relatif tidak merata.

Kecamatan Pontianak Timur, walaupun dari sisi jumlah penduduk

merupakan kecamatan yang jumlah penduduknya relatif kecil, hanya lebih

besar daripada Kecamatan Pontianak Selatan dan Kecamatan Pontianak

Tenggara, namun Kecamatan Pontianak Timur adalah kecamatan yang paling

padat diantara kecamatan-kecamatan lain di Kota Pontianak.

Secara rata-rata, tiap kilometer persegi di Kecamatan Pontianak Timur

dihuni oleh 10.109 jiwa. Berbeda dengan Kecamatan Pontianak Utara,

walaupun jumlah penduduk nya jauh lebih banyak, bahkan merupakan

kecamatan yang jumlah penduduknya terbanyak kedua setelah Kecamatan

Pontianak Barat, namu Kecamatan Pontianak Utara adalah yang kepadatan

penduduknya paling kecil. Hal ini dikarenakan Kecamatan Pontianak Utara

memiliki luas wilayah terbesar diantara kecamatan lainnya di Kota

Pontianak. Kepadatan Penduduk di kecamatan lainnya dapat dilihat pada

tabel 2.4 dibawah ini.

Tabel 2.4

Kepadatan Penduduk Kota Pontianak Per Kecamatan Tahun 2014

No

Kecamatan

Luas Km2

Penduduk

Kepadatan

Jiwa/Km

Jumlah

%

1

Pontianak Selatan

14,54

87.955

14,71

6.049,17

2

Pontianak Tenggara

14,83

48.646

8,13

3.280,24

3

Pontianak Timur

8,78

88.761

14,84

10.109,45

4

Pontianak Barat

16,94

133.239

22,28

7.865,35

5

Pontianak Kota

15,51

118.274

19,78

7.625,66

6

Pontianak Utara

37,22

121.222

20,27

3.256,90

Kota Pontianak

107,82

598.097

100,00

5.547,18

Tahun 2014

107,82

587.169

100,00

5.446,00

Sumber : Badan Statistik Kota Pontianak. 2014. LKPJ Walikota Pontianak Tahun 2014. Maret 2015

B.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

(30)

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2010

2014

Kelompok Umur

2010

2011

2012

2013

2014

0-4

51,685

52,628

51,185

54,439

56.837

5-9

53,990

54,972

52,702

56,866

51.113

10-14

50,688

51,546

52,305

53,420

49.487

15-19

53,845

55,629

57,387

58,092

58.514

20-24

58,129

59,866

59,551

62,148

63.189

25-29

53,515

53,491

52,576

54,660

53.618

30-34

46,325

47,539

48,782

49,403

49.126

35-39

41,869

42,802

44,726

44,453

46.541

40-44

36,606

37,213

39,040

38,450

41.124

45-49

30,602

31,464

33,155

32,688

35.109

50-54

24,734

24,719

26,694

25,263

28.570

55-59

17,962

18,856

20,802

19,896

23.009

60-64

13,531

13,605

14,666

13,976

16.198

65-69

9,416

9,411

10,025

9,630

11.186

70-74

6,001

7,058

7,061

7,759

7.508

75+

5,866

5,057

6,037

5,100

6.968

Jumlah

554,764

565,856

575,843

586,243

598.097

Sumber : Badan Statistik Kota Pontianak. 2014. LKPJ Walikota Pontianak Tahun 2014. Maret 2015

Sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat yang merupakan pusat aktivitas

penduduk di Kalimantan Barat, mulai dari pendidikan, administrasi dan

kegiatan ekonomi. Oleh karena itu penduduk usia sekolah da usia produktif

dari daerah lain di Provinsi Kalimantan Barat, maupun dari luar Provinsi

banyak datang ke Pontianak untuk sekolah, kuliah atau bekerja. Dilihat dari

data tabel diatas, menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kota Pontianak

menurut kelompok umur 5 - 49 tahun adalah yang paling banyak dan setiap

tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini menandakan juga bahwa

sebahagian besar penduduk Kota Pontianak merupakan golongan penduduk

usia sekolah dan penduduk usia kerja.

2.1.3

Aspek Kesejahteraan Rakyat

A.

Kondisi Perekonomian Kota Pontianak

(31)

Perdagangan, Hotel dan restoran, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan

dan Komunikasi serta sektor Jasa-jasa.

Kinerja sektor Pengangkutan dan Komunikasi menjadi pendorong utama

perekonomian Kota Pontianak dimana kontribusi sektor tersebut dalam

pertumbuhan mencapai 1,89% dari angka pertumbuhan ekonomi secara

keseluruhan sebesar 6,52%. Selanjutnya sektor perdagangan, hotel dan

restoran memberikan andil pertumbuhan sebesar 1,67%, serta sektor

bangunan memberikan kontribusi pada pertumbuhan sebesar 1,35%. Ketiga

sektor tersebut berkontribusi sebesar 4,91% terhadap total pertumbuhan

ekonomi Kota Pontianak sedangkan sektor lainnya rata-rata memberikan

andil antara 0,003% hingga 0,65%, dengan total kontribusi sebesar 1,61%

dalam pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak.

Sumber: Badan Statistik Kota Pontianak. 2014. LKPJ Walikota Pontianak Tahun 2014. Maret 2015

B.

Pertumbuhan Ekonomi

Kinerja perekonomian Kota Pontianak secara sektoral pada Tahun 2015

tumbuh sebesar 6,52% dan ditandai dengan peningkatan pada setiap

sektornya, meskipun mengalami perlambatan sebesar 0,4 point dibanding

tahun 2013 yang tumbuh sebesar 6,92%.

Semua sektor ekonomi pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan positif.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan-komunikasi

dengan pertumbuhan sebesar 9,27%, diikuti oleh sektor Bangunan 7,66%,

sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 6,96%, sektor

keuangan-persewaan-jasa perusahaan 6,06%, sektor jasa-jasa 3,57%, sektor Listrik

dan air bersih 5,88%, sektor Pertanian sebesar 4,83%, dan sektor industri

pengolahan 3,03%.

0,06

0,00

0,22

0,03

1,35

1,67

1,89

0,64

0,65

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik dan Air Minum

Bangunan

Perdagangan, Hotel, Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

Jasa-jasa

Grafik 2.2

(32)

Perkembangan pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir, dari

tahun 2010 hingga 2014 menunjukkan trend peningkatan setiap tahunnya,

ekonomi Kota Pontianak rata-rata tumbuh sebesar 6,15% per tahun, dimana

pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 6,92%.

Sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar

5,38%.

Selama periode 2010

2014 sektor ekonomi yang memberikan kontribusi

pertumbuhan tertinggi diatas rata-rata pertumbuhan PDRB Kota Pontianak

adalah Sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 8,93%, pada tahun

2014 sektor ini mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 9,27%. Sektor ini

tumbuh lebih tinggi dari sektor lainnya, sebagai konsekuensi tumbuhnya

sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan sektor Bangunan utamanya

dalam penggunaan moda transportasi arus distribusi barang dan penduduk

dalam melakukan aktivitas ekonomi, kunjungan wisatawan mancanegara

dan domestik, serta peningkatan volume bongkar muat pada pelabuhan Kota

Pontianak cenderung berpengaruh positif pada sektor pengangkutan dan

komunikasi.

Tabel 2.6

Pertumbuhan Ekonomi Kota Pontianak Tahun 2010-2014

Sektor

2010

2011

2012

2013

2014

(1)

(3)

(4)

(5)

(5)

(6)

1. Pertanian

4,32

4,67

4,73

4,60

2,33

2. Pertambangan & Penggalian

-

-

-

-

-

3. Industri Pengolahan

2,34

2,50

2,71

3,06

4,36

4. Listrik dan Air Bersih

4,28

4,36

4,50

7,83

4,40

5. Bangunan

5,27

5,81

6,46

7,65

7,84

6. Perdag, Hotel & Restoran

6,24

7,24

6,66

8,13

5,11

7. Pengangkutan & Kom

9,11

9,04

9,19

8,03

6,27

8. Keu. Prswaan, & Jasa Persh

5,55

5,64

6,03

5,65

5,72

9. Jasa Jasa

2,42

2,93

3,33

5,19

5,39

PDRB

5,39

5,88

6,07

6,78

5,84

Target RPJM Kota Pontianak

5,15

5,32

5,40

5,56

Sumber: BPS Kota Pontianak Tahun 2014

.

(33)

Sumber: Badan Statistik Kota Pontianak. 2014

Dalam kurun waktu lima tahun (2010-2014) hampir seluruh sektor ekonomi

mengalami kecendrungan pertumbuhan, meskipun demikian terdapat

beberapa sektor yang mengalami perlambatan, pertumbuhan sektor-sektor

tersebut cenderung menurun dan berada dibawah rata-rata Pertumbuhan

Ekonomi Kota Pontianak 2010-2014 sebesar 5,99 persen, seperti Sektor

pertanian dengan pertumbuhan 4,13 persen, sektor Listrik dan Air bersih

pertumbuhannya sebesar 5,07 persen, sektor jasa-jasa dengan pertumbuhan

sebesar 3,85 persen, sektor Industri pengolahan 2,99 persen, serta sektor

Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan dengan Pertumbuhan sebesar

5,72 persen.

C.

Struktur Ekonomi Kota Pontianak

Tahun 2014 Produk Domestik Regional Bruto Kota Pontianak yang dihitung

atas dasar nilai tambah bruto harga berlaku mencapai 21,17 Trilyun Rupiah

meningkat sebesar 3,08 Trilyun Rupiah dari Tahun 2013, Struktur ekonomi

Kota Pontianak Tahun 2014 didominasi oleh 4 sektor tersier yang

mempunyai pengaruh tinggi terhadap pembentukan PDRB Kota Pontianak

yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan

komunikasi, sektor Bangunan, serta sektor jasa-jasa. dengan kontribusi

terhadap nilai tambah bruto sebesar 17,48 trilyun rupiah atau sebesar

82,86% terhadap total PDRB Kota Pontianak. Kinerja sektor Perdagangan,

Hotel dan restoran terus mengalami peningkatan, kontribusi sektor ini

terhadap PDRB pada tahun 2014 sebesar 26,96%, tercatat nilai tambah

bruto nya mencapai 5,70 trilyun rupiah. Sektor Bangunan tahun 2014

berkontribusi sebesar 20,07% terhadap total PDRB Kota Pontianak dengan

nilai tambah sebesar 4,24 trilyun rupiah. Sektor Jasa-jasa pada tahun 2014

4,13

0,00

2,99

5,07

6,61

6,68

8,33

5,72

3,85

5,99

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

Pertanian

Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan

Listik dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel & Restoran

Pengangkutan & Komunikasi

Keu. Persewaan & Jasa Persh

Jasa-Jasa

PDRB

Grafik. 2.3

(34)

tambah bruto sebesar 3,65 trilyun rupiah. Sedangkan Sektor Pengangkutan

dan Komunikasi tahun 2014 berkontribusi sebesar 18,30% terhadap total

nilai PDRB dengan nilai tambah sebesar 3,87 trilyun rupiah. Sementara itu,

empat sektor lainnya seperti sektor Keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan berkontribusi sebesar 8,75%, sektor Industri pengolahan

berkontribusi sebesar 6,78%, sektor Pertanian berkontribusi sebesar 1,43%,

serta Sektor Listrik dan Air memberikan kontribusi sebesar 0,48% terhadap

total nilai PDRB Kota Pontianak.

Tabel 2.7

Nilai PDRB Kota Pontianak Tahun 2010-2014

Atas Dasar Harga Berlaku (Trilyun Rp)

Sektor

2010

2011

2012

2013

2014

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1. Pertanian

0,183

0,201

0,226

0,254

0,300

2. Pertambangan & Penggalian

-

-

-

-

-

3. Industri Pengolahan

0,970

1,018

1,102

1,232

1,384

4. Listrik dan Air Bersih

0,065

0,070

0,076

0,086

0,096

5. Bangunan

2,455

2,718

3,113

3,612

4,034

6. Perdag, Hotel & Restoran

3,080

3,541

4,099

4,823

5,370

7. Pengangkutan & Kom

2,276

2,554

2,903

3,352

3,792

8. Keu. Prswaan, & Jasa Persh

1,183

1,283

1,417

1,588

1,747

9. Jasa Jasa

2,351

2,524

2,783

3,131

3,519

PDRB

12,567 13,913 15,723

18,083

20,254

Sumber: Badan Statistik Kota Pontianak. 2014

Sumber: BPS Kota Pontianak Tahun 2014

Bangunan; 20,07

PHR; 26,96

Pengangkutan &

Kom; 18,30

Jasa-jasa; 17,24

Pertanian; 1,43

Inds Pengolahan;

6,78

Lis & Air; 0,48

Keu, Psw & Jasa

Prsh; 8,75

Other; 17,44

Gambar 2.3

(35)

D.

PDRB Perkapita Kota Pontianak

PDRB Perkapita merupakan salah satu indikator yang dapat mencerminkan

tingkat kemakmuran suatu daerah. PDRB per kapita merupakan rata-rata

nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh setiap penduduk di suatu wilayah

pada satu satuan waktu. Indikator PDRB per kapita ini sering digunakan

untuk mengambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu wilayah

walaupun sebenarnya masih kurang tepat. Semakin besar PDRB per kapita,

secara kasar menunjukkan semakin tingginya tingkat kemakmuran

penduduk pada wilayah tersebut, sebaliknya semakin rendah PDRB per

kapita berarti kemakmuran penduduknya semakin rendah.

Tabel 2.8

PDRB Per Kapita Kota Pontianak

Tahun 2009-2013

Tahun

Penduduk

Pertengahan

Tahun

PDRB

Per Kapita

(Rp.)

PDRB

Per Kapita

US $

Nilai Tukar

Rata-rata US$

Terhadap Rupiah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

2009

543.841

20.547.580

1.966,21

10.450

2010

555.594

22.620.585

2.489,33

9.087

2011

565.856

24.588.026

2.800,78

8.779

2012

575.843

27.304.475

3.250,34

8.400

2013

586.243

30.815.578

2.955,08

10.428

Sumber: Badan Statistik Kota Pontianak. 2014

Secara makro, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku di Kota Pontianak

mengalami kenaikan sebesar 12,86 persen yaitu dari 27,30 Juta Rupiah pada

tahun 2012 menjadi 30,81 juta rupiah pada tahun 2013. Apabila dilihat dari

perkembangan nilai PDRB per kapita selama lima tahun terakhir , yaitu sejak

tahun 2009 hingga 2013, nilai PDRB per kapita telah mengalami peningkatan

sebesar 33,3 persen atau sebesar 10,26 Juta Rupiah.

(36)

E.

Laju Inflasi Kota Pontianak

Inflasi merupakan salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi

suatu daerah karena dapat menggambarkan naik turunnya harga, laju inflasi

yang diperoleh dari Indeks Harga Implisit yaitu perbandingan nilai PDRB

atas dasar harga berlaku dengan harga konstannya menggambarkan

besarnya perubahan harga yang terjadi pada tingkat produsen.

Sumber: Badan Statistik Kota Pontianak. 2014. LKPJ Walikota Pontianak Tahun 2014. Maret 2015

Selama lima tahun terakhir, inflasi tahunan Kota Pontianak selalu berada di

atas inflasi nasional. Data terakhir inflasi Kota Pontianak tahun 2014

mencapai 9,38%, lebih tinggi dibanding inflasi nasional sebesar 8,36%.

Meskipun demikian, tekanan inflasi Kota Pontianak bulan Desember 2014

tersebut masih lebih rendah jika dibanding dengan tekanan inflasi bulan

Desember 2013 yakni mencapai 9,48% yang juga meningkat seiring dengan

kenaikan harga BBM subsidi pada akhir Juli 2013. Sedangkan kelompok

pengeluaran yang mengalami peningkatan inflasi cukup signifikan di Kota

Pontianak adalah pada kelompok tansport, komunikasi dan jasa keuangan

tercatat mencapai 7,61% (yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan Nasional

sebesar 5,55% (yoy).

F.

Analisis Location Quotient

Location Quotient

(LQ) merupakan teknik analisis yang digunakan untuk

menganalisis sektor potensial atau basis dalam perekonomian di suatu

daerah. Sektor unggulan yang berkembang dengan baik akan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang pada

akhirnya akhirnya dapat meningkatkan pendapatan daerah secara optimal.

2010

2011

2012

2013

2014

8,52

4,91

6,62

9,48

9,38

6,96

3,73

4,30

8,38

8,36

Grafik 2.4

Perkembangan Inflasi Kota Pontianak dan Nasional

(37)

Tabel 2.9

Location Quotient Kota Pontianak Tahun 2013

Sektor Ekonomi

Peranan Atas

Harga Konstan

Kota Pontianak

Peranan Atas

Harga Konstan

Prov. Kalbar

Location

Quotient

(LQ)

(1)

(2)

(3)

(4)

1. Pertanian

1,26

23,09

0,05

2. Pertambangan & Penggalian

0,00

2,01

0,00

3.Industri Pengolahan

7,40

16,27

0,45

4. Listrik dan Air Bersih

0,57

0,46

1,25

5. Bangunan

17,64

11,48

1,54

6. Perdagangan Hotel & Restoran

23,95

23,03

1,04

7. Pengangkutan & Komunikasi

20,39

7,36

2,77

8. Keuangan Persewaan, & Jasa

Perusahaan

10,64

4,86

2,19

9. Jasa Jasa

18,16

11,44

1,59

PDRB

100,00

100,00

1,00

Sumber: Badan Statistik Kota Pontianak. 2014. LKPJ Walikota Pontianak Tahun 2014. Maret 2015

Berdasarkan indeks Location Quetient (LQ) Kota Pontianak terhadap

Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2013, sektor pengangkutan dan

komunikasi merupakan sektor yang mempunyai keunggulan untuk

dikembangkan. Selain itu sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

juga mempunyai peranan yang cukup besar untuk lebih dikembangkan.

Sedangkan sektor lainnya yang mampu bersaing dan berpeluang untuk terus

dikembangkan adalah sektor Bangunan, sektor Jasa-Jasa, Sektor Listrik dan

Air Minum, serta sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.

G.

Analisis Tipologi Klassen

Alat analisis

Klassen Typology

(Tipologi Klassen) digunakan untuk

mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi

daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua

indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan PDRB per kapita

daerah.

Melalui analisis ini diperoleh empat karateristik pola dan struktur

pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu: daerah Prima cepat-tumbuh

(

high growth and

high income

), daerah Potensia (

high income but low

growth

), daerah berkembang (

high growth but low income

), dan daerah

relatif tertinggal (

low growth and low income.

)

(38)

Tabel 2.10

Klassen Tipologi Kecamatan di Kota Pontianak Tahun 2013

Tumbuh Cepat

Tumbuh Lambat

PDRB Per

Kapita Besar

PRIMA

POTENSIAL

KEC. PONTIANAK SELATAN

KEC. PONTIANAK KOTA

PDRB Per

Kapita Kecil

BERKEMBANG

RELATIF TERTINGGAL

KEC.PONTIANAK TENGGARA

KEC. PONTIANAK BARAT

KEC. PONTANAK TIMUR

KEC. PONTIANAK UTARA

Sumber: Badan Statistik Kota Pontianak. 2014. LKPJ Walikota Pontianak Tahun 2014. Maret 2015

a.

Kecamatan yang masuk dalam kategori daerah Prima cepat-tumbuh (

high

growth and

high income

), adalah Kecamatan Pontianak Kota dan

Kecamatan Pontianak Selatan dengan Pertumbuhan ekonomi dan PDRB

perkapita yang lebih tinggi dari Kota Pontianak. Hal ini dapat diartikan

bahwa masyarakat di kecamatan ini relatif paling sejahtera dibandingkan

dengan kecamatan-kecamatan lain yang berada di kuadran lainnya.

b.

Kecamatan yang dikategorikan sebagai daerah berkembang (

high growth

but low income

) adalah Kecamatan Pontianak Barat dengan kondisi

mengalami pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari Kota Pontianak

namun dari sisi nilai PDRB perkapita masih berada dibawah Kota

Pontianak karena relatif jumlah penduduk kecamatan ini lebih besar dari

kecamatan lainnnya.

c.

Terdapat tiga Kecamatan yang dikategorikan sebagai Daerah relatif

tertinggal (

low growth and low income

), yaitu : Kecamatan Pontianak

Timur, Kecamatan Pontianak Tenggara, dan Kecamatan Pontianak Utara.

Kondisi tiga kecamatan ini baik dari sisi pertumbuhan ekonomi dan PDRB

perkapita berada dibawah Kota Pontianak, dapat diartikan bahwa

masyarakat di tiga kecamatan ini dalam kondisi tingkat kesejahteraannya

yang berada dibawah kecamatan lainnya.

2.1.4

Aspek Kesejahteraan Sosial

A.

Angka Melek Huruf dan Angka Partisipasi Sekolah

(39)

keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf. Terdapat sekitar

3,46% warga yang buta huruf di Kota Pontianak disebabkan oleh kriteria

pengukuran yang digunakan BPS adalah setiap warga usia 15 tahun keatas

bukan pada rentang usia sekolah, sehingga diduga masih ada penduduk usia

lanjut yang buta huruf masuk dalam pencatatan tersebut. Apabila didasarkan

pada usia wajib sekolah maka dapat dipastikan bahwa tidak terdapat warga

Kota Pontianak yang buta huruf.

Pada tahun 2013, Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kota Pontianak untuk

golongan umur 7-12 tahun adalah 98%. Hal tersebut menandakan bahwa

penduduk Kota Pontianak usia sekolah 7-12 tahun sudah dapat

memanfaatkan fasilitas pendidikan yang ada sesuai dengan usia jenjang

pendidikannya. Sementara itu, APS untuk kelompok umur 13-15 tahun

adalah sebesar 89%.

Tabel 2.11

Angka Melek Huruf dan Angka Partisipasi Sekolah

Di Kota Pontianak Periode 2009-2013

Tahun

Angka Melek Huruf

Angka Partisipasi Sekolah

15-25 th

15-55 th

7-12 th

13-15 th

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

2009

97,77

91,39

92,85

93,40

2010

96,67

84,95

100,00

77,78

2011

97,95

96,42

100,00

91,71

2012

99,57

97,37

100,00

90,06

2013

99,40

97,31

97,82

89,44

Sumber: Badan Statistik Kota Pontianak. 2014

Grafik 2.5

Angka Melek Huruf Di Kota Pontianak Periode 2009-2013

97,77

96,67

97,95

99,57

99,4

91,39

84,95

96,42

97,37

97,31

2009

2010

2011

2012

2013

Gambar

Tabel 2.1  Batas Wilayah Administrasi Kota Pontianak
  Gambar 2.2Persentase Penduduk Kota Pontianak
Grafik 2.1Jumlah Penduduk Kota Pontianak Tahun 2014
Tabel 2.4 Kepadatan Penduduk Kota Pontianak Per Kecamatan Tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Variabel kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROIC dapat digunakan sebagai variabel independen dan dependen untuk menunjukkan adanya pengaruh tidak langsung

Hipotesis kedelapan yaitu ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap biaya audit eksternal yang dibayarkan perusahaan yang terdaftar di index Kompas100.. Berdasarkan

Berkenaan dengan hal tersebut, agar Saudara dapat membawa dokumen asli dan menyerahkan rekaman/copy untuk setiap data yang telah dikirim melalui form isian elektronik aplikasi

TL : Peserta SKD yang tidak memenuhi nilai ambang batas sesuai Permenpan&RB Nomor 37 Tahun 2018, tidak memenuhi peringkat sesuai Permenpan&RB Nomor 61 Tahun 2018 serta

Secanggih apapun perkembangan suatu ilmu, tidak boleh meninggalkan landasan filosofisnya, sehingga ilmu tidak keluar dari esensinya yang bermanfaat bagi kehidupan

MENINGKATKAN KUALITAS PEMANFAATAN RUANG DAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG terutama melalui dukungan sistem informasi dan monitoring penataan ruang di daerah untuk

Semakin meningkatnya lembaga pendidikan dan berdampak kepada minat masyarakat yang semikin meninggi terhadap lembaga pendidikan maka lembaga pendidikan tersebut

Dalam penelitian, yang dikatakan mahasiswa tentang perilaku berpasangan & berkencan tidak selalu sama per orang; yang dikatakan tidak harus sama dengan yang