• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Hubungan Nilai mMRC dengan Faal Paru pada Pasien Penyakit Obstruksi Kronik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Hubungan Nilai mMRC dengan Faal Paru pada Pasien Penyakit Obstruksi Kronik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyebab kematian keempat terbanyak di dunia. PPOK menyebabkan morbiditas dan mortalitas diseluruh dunia dan menimbulkan beban secara ekonomi dan sosial yang berat. PPOK dapat terjadi akibat terpapar faktor resiko selama beberapa dekade dan secara kumulatif (GOLD, 2014).

WHO (2012) memperkirakan, 65 juta orang memiliki penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang sedang sampai berat. Lebih dari 3 juta orang meninggal karena PPOK pada tahun 2005, yang merupakan 5% dari jumlah kematian secara global. Dari sebagian besar informasi yang tersedia tentang prevalensi PPOK, morbiditas dan mortalitas paling banyak dialami di negara-negara berpenghasilan tinggi. Namun di negara-negara tersebut, data epidemiologi yang akurat pada PPOK sulit dan mahal untuk dikumpulkan. Diketahui bahwa hampir 90% dari kematian PPOK terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Di Amerika, tingkat kematian penderita PPOK laki-laki telah menurun antara tahun 1999 (57,0 per 100.000) dan 2010 (47,6 per 100.000). Namun, belum ada perubahan yang signifikan terhadap tingkat kematian pada wanita penderita PPOK (35,3 per 100.000 pada tahun 1999 dan 36,4 per 100.000 pada tahun 2010) (CDC, 2010).

(2)

2

PPOK cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan pendidikan rendah dan kuintil indeks kepemilikan terbawah (Riskesdas, 2013).

Puskesmas sebagai garis terdepan dalam pelayanan kesehatan di Indonesia masih mempunyai keterbatasan, baik dalam penyediaan sarana diagnosis maupun obat-obatan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal pada diagnosis dan penatalaksanaan PPOK, dapat digunakan dan dilaksanakan hal-hal diagnosis awal seperti anamnesa gejala yang dialami pasien, penampilan fisik yang secara umum dan khas ditemukan pada penderita PPOK.

PPOK adalah manifestasi dari penyakit paru kronik yang progresif dan ireversibel, sehingga pada penampilan klinis (keluhan dan tanda klinis yang menonjol) adalah gambaran perburukan penyakit dari waktu ke waktu. Salah satu manifestasi klinisnya adalah sesak nafas (PDPI, 2003).

Menurut Mahler dkk (2009), dalam penelitian ditemukan bahwa tingkat keparahan sesak nafas dapat dikaitkan dengan tingkat keparahan penyakit yang diderita pasien. Penilitian tersebut juga menyimpulkan bahwa pemantauan sesak nafas pada penderita PPOK dapat dijadikan tolak ukur penatalaksanaan PPOK sesuai dengan tingkat keparahannya.

Dalam pengukuran tingkat sesak nafas, diperlukan bebrapa instrumen. Salah satunya adalah kuisoner, dimana keluhan pasien tentang sesak nafas dapat dinyatakan tingkat keparahannya. Ada beberapa kuesioner yang dapat dipakai, seperti Modified British Medical Research Council (mMRC) Questionnaire, COPD Assessment Test (CAT), dan COPD Control Questionnaire. Kuesioner mMRC dianggap cukup memadai untuk penialaian gejala penyakit PPOK, karena mMRC menggambarkan status kesehatan pasien dan memprediksi resiko mortalitas (GOLD,2014).

(3)

3

sumber daya manusia maupun peralatan mendiagnosis seperti spirometri sangat jarang ditemukan (Anwar, 2012). Karena keterbatasan alat diagnosis penunjang pada PPOK yang ada di Rumah Sakit maupun di Puskesmas di Indonesia, dan pentingnya menilai status tingkat keparahan PPOK pada saat diagnosis, untuk itu peneliti merasa perlu unuk melakukan penelitian ini.

1.2.Rumusan Masalah

Bagaimana Hubungan nilai mMRC dengan kondisi faal paru pada penderita PPOK di RSUP HAM?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana hubungan nilai mMRC dengan kondisi faal paru pada penderita PPOK di RSUP HAM.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui karakteristik pasien PPOK di RSUP HAM.

2. Mengetahui gambaran nilai kualitas sesak nafas menurut kuesioner mMRC pada penderita PPOK di RSUP HAM.

3. Mengetahui gambaran faal paru sesuai pemeriksaan spirometri pada penderita PPOK di RSUP HAM.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Institusi Pendidikan (Ilmu Pengetahuan)

(4)

4

1.4.2. Institusi Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit dan Puskesmas)

Hasil dapat digunakan sebagai pertimbangan pedoman diagnosis dan menentukan tingkat keparahan PPOK.

1.4.3. Peneliti

1. Untuk menambah pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Therefore, we present two relative orientation methods by using corresponding image points only: the first method will use quasi ground control information, which is generated

[r]

dilarang di dalam aturan perundang-undangan tentang pemilu Presiden dan Wakil Presiden, pemilu legislatif, dan pilkada sampai dengan adanya dugaan praktik pencucian

Masalah yang akan dipecahkan adalah bagaimana bagian keuangan pada Unit Pelayanan Teknik Dinas Pendidikan Kecamatan Kuala dapat memanfaatkan aplikasi penggajian ini,

[r]

Aplikasi multimedia merupakan bentuk baru untuk penggambaran program komputer yang menggunakan dan menggabungkan lebih dari satu media, didalamnya terdapat elemen gambar, teks,

Nama Lengkap dan

Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama