• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Jumlah Leukosit Urin Dengan Kultur Urin Pada Infeksi Saluran Kemih di RSUP Haji Adam Malik Pada Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Jumlah Leukosit Urin Dengan Kultur Urin Pada Infeksi Saluran Kemih di RSUP Haji Adam Malik Pada Tahun 2014"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih adalah keadaan yang ditandai dengan adanya bakteri dalam urin (bakteriuria). Bakteriuria bermakna bila menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari 100.000 koloni per millimeter pada biakan urin. Bakteriuria bermakna mungkin tanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria asimtomatik. Sebaliknya, bakteriuria disertai adanya presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria bermakna simtomatik. Pada beberapa keadaan pasien

dengan presentasi klinis ISK tanpa bakteriuria yang bermakna (Samirah, et al, 2006).

Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi:

1. Infeksi saluran kemih tanpa gejala (Bakteriuria asimptomatik).

Dimana terdapat bakteri dalam urin lebih dari 100.000 /ml urin. Urin diambil porsi tengah dengan cara vulva dan meatus uretra eksternus dibersihkan terlebih dahulu dengan bahan antiseptik. Atau jumlah bakteri antara 10.000 sampai dengan 100.000 bila urin diambil dengan cara kateter uretra. Pada urinalisis dapat ditemukan adanya leukosit.

2. Infeksi saluran kemih dengan gejala

a. Infeksi saluran kemih bagian bawah (cystitis)

Dengan gejala dapat berupa disuria, terkadang didapatkan hematuria, nyeri daerah suprasimpisis, terdesak kencing (urgency), stranguria, tenesmus dan nokturia. Tetapi jarang sampai menyebabkan demam dan menggigil. Pada urinalisis dapat dijumpai leukosit dan eritrosit.

b. Infeksi saluran kemih bagian atas (pielonefritis).

(2)

nokturia. Pada pemeriksaan darah dapat dijumpai kadar ureum dan kreatinin yang meningkat dan pada pemeriksaan urinalisis ditemukan leukosit. Atau pada pemeriksaan imunologi didapatkan bakteriuria yang diselubungi antibodi (Susan&Midthun, 2004).

2.2 Epidemiologi

Infeksi saluran kemih tergantung banyak faktor seperti usia, gender, prevalensi bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal (Sudoyo AW, et al 2009).

Epidemiologi ISK anak bervariasi berdasarkan usia dan jenis kelamin. Selama tahun pertama kehidupan, anak laki-laki memiliki insiden yang lebih tinggi dari ISK: di semua usia kelompok lain, anak perempuan lebih rentan untuk mengembangkan ISK. Selama tahun pertama kehidupan, kejadian ISK pada anak perempuan adalah 0,7% dibandingkan dengan 2,7% pada laki-laki. selama 6 bulan pertama, anak laki-laki yang tidak disirkumsisi memiliki 10 sampai 12 kali lipat peningkatan risiko mengembangkan ISK. Pada anak usia 1 sampai 5 tahun,

kejadian tahunan ISK adalah 0,9% menjadi 1,4% untuk anak perempuan dan 0,1% menjadi 0,2% untuk anak laki-laki. Insiden ISK adalah sebagian besar tidak berubah dari usia 6 sampai 16 tahun, dengan kejadian tahunan dari 0,7% menjadi 2,3% untuk anak perempuan dan 0,04% menjadi 0,2% untuk anak laki-laki. selama awal dewasa (18-24 tahun), kejadian tahunan ISK pada laki-laki masih relatif rendah pada 0,83%. Namun, hal itu meningkatkan secara substansial pada perempuan menjadi 10,8% (Chang&Shortliffe, 2006).

Penelitian dari 3046 spesimen urin yang dikumpulkan dari pasien yang dirawat di Rumah Sakit Jamnagar. Lebih dari (27,92%) laki-laki dan (64,75%) perempuan memiliki hasil tes positif. Secara keseluruhan positif adalah 46,48% (Patel et al, 2012).

(3)

dengan anus dan vagina yang merupakan sumber bakteri (Subandiyah Krisni, 2004).

Pada umumnya perempuan lebih sering mengalami ISK daripada pria. Namun, pada masa neonatus ISK lebih banyak terjadi pada bayi laki-laki (2,7%) yang tidak menjalani sirkumsisi daripada bayi perempuan (0,7%). Dengan bertambahnya usia, insiden ISK terbalik yaitu pada masa sekolah ISK pada anak perempuan 3%, sedangkan anak laki-laki 1,1%. Insiden ISK ini pada remaja anak perempuan meningkat 3,3% hingga 5,8% (Melati Ayu, 2006).

2.3 Etiologi Infeksi Saluran Kemih

(4)

Tabel 2.1 Famili, Genus dan Spesies Mikroorganisme yang Paling Sering Sebagai Penyebab ISK

Gram Negatif Gram Positif

Famili Genus Spesies Famili Genus Spesies

2.4 Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih

Urin biasanya berada dalam keadaan steril. Infeksi berlaku apabila bakteri masuk ke dalam urin dan mula bertumbuh. Proses infeksi ini biasanya bermula pada pembukaan uretra di mana urin keluar dari tubuh dan masuk naik ke dalam traktus urinari. Biasanya, dengan miksi ia dapat mengeluarkan bakteri yang ada dari uretra tetapi jika bakteri yang ada terlalu banyak, proses tersebut tidak membantu. Bakteri akan naik ke atas saluran kemih hingga kandung kemih dan bertumbuh kembang di sini dan menjadi infeksi. Infeksi bisa berlanjut melalui ureter hingga ke ginjal. Di ginjal, peradangan yang terjadi disebut pielonefritis yang akan menjadi keadaan klinis yang serius jika tidak teratasi dengan tuntas (Balentine, 2009).

Pada individu normal, biasanya laki-laki maupun perempuan urin selalu steril dikarenakan pertahanan jumlah dan frekuensi kencing. Uretro distal merupakan tempat kolonisasi mikroorganisme nonpathogenic fastidious gram positive dan gram negative. Hampir semua ISK disebabkan invasi mikroorganisme ascending dari uretra ke dalam kandung kemih. Pada beberapa pasien tertentu invasi mikroorganisme dapat mencapai ginjal. Proses ini dipermudah refleks vesikoureter. Proses invasi mikroorganisme hematogen sangat

(5)

Stafilokokus aureus. Kelainan ginjal yang terkait dengan endokarditis (Stafilokokus aureus) dikenal Nephritis Lohlein. Beberapa peneliti melaporkan pionefritis akut (PNA) sebagai akibat lanjut invasi hematogen dan infeksi sistemik gram negatif (Sudoyo AW, et al, 2009).

2.5 Manifestasi Klinis Infeksi Saluran Kemih

Tidak semua penderita ISK mengalami keluhan tetapi kebanyakannya ada seperti berkemih yang berulang kali, sensasi panas dan sakit pada kandung kemih atau uretra sewaktu miksi dan lain-lain. Pada perempuan biasanya merasakan tekanan pada bagian superior simfisisnya sedangkan laki-laki sering merasakan kepenuhan (fullness) pada rektum. Ia adalah kebiasaan bagi penderita ISK untuk mengeluhkan walaupun sentiasa ingin berkemih, jumlah urin yang keluar hanya sedikit. Urin biasanya terlihat keruh, atau merah jika ada perdarahan. Dan ISK jarang menyebabkan demam jika lokasi biakan bakteri berlaku di daerah kandung kemih atau uretra melainkan pada ginjal. Keluahan-keluhan lain ISK termasuk

nyeri di bagian punggung, nausea dan muntah (Balentine, 2009).

Lower urinary tract infection (cystitis): sepanjang uretra dan kandung kemih: (Elsevier)

1. Disuria yaitu nyeri ketika buang air kecil.

2. Kerap buang air kecil atau bangun pada malam hari untuk kencing dan jumlah urin biasanya sedikit.

3. Urgency atau tidak bisa menahan urin dalam kandung kemih. 4. Urin yang keruh, busuk atau disertai darah.

5. Nyeri pada bagian abdomen bawah (suprapubik).

6. Demam dan rasa tidak enak tubuh atau malaise.

Upper urinary tract infection (pyelonephritis): (Elsevier) 1. Demam tinggi dan menggigil.

2. Muntah dan mual.

3. Nyeri pada bagian pinggang

(6)

2.6 Diagnosis Infeksi Saluran Kemih

Penegakkan diagnosis infeksi saluran kemih berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan mikroskopis urin dan kultur urin. Pemeriksaan mikroskopik dilakukan untuk menentukan jumlah leukosit dan bakteri dalam urin. Jumlah leukosit yang dianggap bermakna adalah >10/lapang pandang besar (LPB). Apabila didapat leukosituri yang bermakna, perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur (Sudoyo AW, et al, 2009).

2.6.1 Pemeriksaan Leukosit Urin

Sepuluh ml sampel urin yang telah dikocok merata dan disentrifugasi dengan kecepatan 2500 – 3000 rpm selama 5 menit. Cairan yang terdapat diatas tabung pemusing dibuang, ditinggal endapannya. Kemudian satu tetes sedimen ditempatkan ke slide mikroskop, tertutup dan diperiksa menggunakan mikroskop cahaya di bawah 40x perbesaran. Pertama kali dilihat dibawah mikroskopis dengan lapangan pandang kecil (LPK), kemudian beberapa kali dengan lapangan

pandang besar (LPB). Penilaian dilakukan dengan melihat beberapa kali dalam beberapa kali dalam LPB. Laporan dihasilkan bila dijumpai lebih dari 5 leukosit/LPB (Chenari M et al, 2012).

2.6.2 Pemeriksaan Kultur Urin

Pemeriksaan kultur urin adalah pemeriksaan mikrobiologi atau biakan urin berdasarkan kuantitatif bakteri untuk menentukan infeksi saluran kemih. Bahan urin untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya diambil pada pagi hari. Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi suprapubik, dari kateter dan urin porsi tengah (midstream urine). Bahan urin yang paling mudah diperoleh adalah urin porsi tengah yang ditampung dalam wadah bermulut lebar dan steril (Chenari M et al, 2012).

(7)

diperiksa. Ini penting diingat karena diperlukan waktu yang cukup untuk berubahnya nitrat menjadi nitrit di dalam kandung kemih. Tahapan pengambilan sampel urin pancar tengah yang diambil secara bersih adalah sebagai berikut:

1. Cuci labia dan perineum dengan air dan sabun.

2. Duduk atau jongkok di toilet dengan posisi kaki mengangkang, buka labia dengan dua jari.

3. Gunakan kapas, kasa, atau tisu yang sudah dibasahi dengan air steril atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT, air yang sudah dimasak selama minimal 30 menit) untuk membersihkan daerah sekitar orifisium uretra dan bagian dalam labia. Kasa/kapas/tisu diusapkan satu kali saja dari arah orifisium uretra ke arah vagina. Bila diperlukan, harus digunakan kasa/kapas/tisu yang baru dengan arah pengusapan yang. - Keluarkan sedikit kemih tanpa ditampung, lalu tahan sesaat sebelum melanjutkan berkemih ke dalam wadah urin yang diletakkan sedekat mungkin dengan muara uretra tanpa menyentuh daerah genitalia. Pastikan wadah urin minimal terisi

separuhnya

4. Keluarkan sedikit kemih tanpa ditampung, lalu tahan sesaat sebelum melanjutkan berkemih ke dalam wadah urin yang diletakkan sedekat mungkin dengan muara uretra tanpa menyentuh daerah. Pastikan wadah urin minimal terisi separuhnya.

(8)

Tabel 2.2 Interpretasi Hasil Biakan Urin (Andriani Rini, 2010).

Cara penampungan pungsi

suprapubik

Jumlah koloni bakteri gram

negatif

Kemungkinan Infeksi

Kateterisasi Kandung

Kemih

asal ada kuman Bakteri Gram positif:

Beberapa ribu

Bahan urin harus segera dikirim ke laboratorium, karena penundaan akan menyebabkan bakteri yang terdapat dalam urin berkembang biak dan penghitungan koloni yang tumbuh pada biakan menunjukkan jumlah bakteri sebenarnya yang terdapat dalam urin pada saat pengambilan. Sampel harus diterima maksimun 1 jam setelah penampungan. Sampel harus sudah diperiksa dalam waktu 2 jam. Setiap sampel yang diterima lebih dari 2 jam setelah pengambilan tanpa bukti telah disimpan dalam kulkas, seharusnya tidak dikultur dan sebaiknya dimintakan sampel baru. Bila pengiriman terpaksa ditunda, bahan

urin harus disimpan pada suhu 4oC selama tidak lebih dari 24 jam (Joey, 2013). Pemeriksaan Kultur Urin. Deteksi jumlah bermakna kuman patogen (significant bacteriuria) dari kultur urin merupakan baku emas untuk diagnosis

ISK. Bila jumlah koloni yang tumbuh ≥105 koloni/ml urin, maka dapat dipastikan bahwa bakteri yang tumbuh merupakan penyebab ISK, sedangkan bila hanya

tumbuh koloni dengan jumlah ≤ 103 koloni / ml urin, maka bakteri yang tumbuh kemungkinan besar hanya merupakan kontaminasi flora normal dari muara uretra.

(9)

maka kemungkinan besar bahan urin yang diperiksa telah terkontaminasi (Woodford J, 2011).

2.7 Komplikasi Infeksi Saluran Kemih

Komplikasi infeksi saluran kemih tergantung dari tipe yaitu infeksi saluran kemih tipe sederhana (uncomplicated) dan tipe berkomplikasi (complicated).

1. Infeksi saluran kemih sederhana (uncomplicated)

Infeksi saluran kemih akut tipe sederhana (cystisis) yaitu non-obstruksi dan bukan perempuan hamil merupakan penyakit ringan (self limited disiase) dan tidak menyebabkan akibat lanjut jangka lama.

2. Infeksi saluran kemih berkomplikasi (complicated)

- Infeksi saluran kemih selama kehamilan

- Infeksi saluran kemih pada diabetes melitus (Mazzulli T, 2012).

Gambar 2.1. Kriteria diagnosa Infeksi Saluran kemih (Woodford J, 2011).

Bakteriuria

Ditemukan adanya bakteri dalam urin

Asimtomatik Bakteriuria (tidak ditemukan adanya gejala)

Infeksi Saluran Kemih (ada ditemukan gejala) seperti: - Disuria

- Septik (dimana gejala septik tidak bisa dijelaskan secara alternative patologi)

Infeksi SaluranKemih Sederhana - Tidak ada struktur

– Abnormlities dari saluran kemih - Dan pasien tidak

- immunocompromised

Infeksi saluran kemih yang komplikasi - Sebuah kelainan struktural kemih - Saluran (misalnya pembesaran prostat atau

(10)

2.8Penatalaksanaan

Tata laksana ISK didasarkan pada beberapa faktor seperti umur pasien, lokasi infeksi, gejala klinis, dan ada tidaknya kelainan yang menyertai ISK. Cystitis dan pielonefritis memerlukan pengobatan yang berbeda. Keterlambatan pemberian antibiotik merupakan faktor risiko penting terhadap terjadinya jaringan parut pada pielonefritis. Sebelum pemberian antibiotik, terlebih dahulu diambil sampel urin untuk pemeriksaan biakan urin dan resistensi antimikroba. Penanganan ISK pada anak yang dilakukan lebih awal dan tepat dapat mencegah terjadinya kerusakan ginjal lebih lanjut.

Sampai saat ini masih belum ada keseragaman dalam penanganan ISK pada anak, dan masih terdapat beberapa hal yang masih kontroversi. Beberapa protokol penanganan ISK telah dibuat berdasarkan hasil penelitian multisenter berupa uji klinis dan meta-analisis, meskipun terdapat beberapa perbedaan tetapi protokol penanganan ini saling melengkapi. Secara garis besar, tata laksana ISK terdiri atas:

1. Eradikasi infeksi akut,

2. Deteksi dan tata laksana kelainan anatomi dan fungsional pada ginjal dan saluran kemih, dan

Gambar

Tabel 2.1  Famili, Genus dan Spesies Mikroorganisme yang Paling Sering Sebagai Penyebab ISK Gram Negatif Gram Positif
Tabel 2.2  Interpretasi Hasil Biakan Urin (Andriani Rini, 2010).
Gambar 2.1. Kriteria diagnosa Infeksi Saluran kemih (Woodford J, 2011).

Referensi

Dokumen terkait

Infeksi saluran kemih adalah keadaan yang ditandai dengan adanya bakteri dalam urin dan pada pemeriksaan biakan mikroorganisme didapatkan jumlah bakteri sebanyak 100,000 koloni

Hal lain yang bisa mempengaruhi penelitian adalah data kultur urin dari porsi urin tengah kurang mewakili infeksi pada saluran kemih bagian atas dan sering bias,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan CRP dengan kultur urin pada pasien infeksi saluran kemih pada anak di RSUP Haji Adam Malik

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan CRP dengan kultur urin pada pasien infeksi saluran kemih pada anak di RSUP Haji Adam Malik

infeksi saluran kemih (ISK) pada anak. 2) Untuk mengetahui hasil kultur urin pada pasien infeksi saluran. kemih (ISK)

Nama Lengkap : Ahmad Fadhli Zil Ikram bin Mohd Ezanee.. Jenis Kelamin

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara jenis batu berdasarkan lokasinya dengan bakteri hasil kultur urin.. Jenis penelitian ini adalah penelitian

Infeksi Saluran Kemih merupakan penyakit infeksi dengan kondisi dimana jumlah bakteriuria berkembang biak dengan jumlah kuman biakan urin >100.000/ml urin.3 Menurut Sumolang pada tahun