• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMBILAN SPESIMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGAMBILAN SPESIMEN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAMBILAN SPESIMEN PENGAMBILAN SPESIMEN

Salah satu cara menanggulangi penyakit infeksi

Salah satu cara menanggulangi penyakit infeksi adalah dengan menentukan penyebab danadalah dengan menentukan penyebab dan kemudian memberi terapi yang rasional berdasarkan hasil uji laboratorium. Dalam hal kemudian memberi terapi yang rasional berdasarkan hasil uji laboratorium. Dalam hal iniini peranan laboratorium sebagai penunjang diagnosis dan terapi

peranan laboratorium sebagai penunjang diagnosis dan terapi penyakit infeksi menjadi sangatpenyakit infeksi menjadi sangat penting .

penting .

Hasil pemeriksaan mikrobiologik sangat tergantung oleh kualitas

Hasil pemeriksaan mikrobiologik sangat tergantung oleh kualitas spesimen. Spesimen yangspesimen. Spesimen yang diperiksa di lab

diperiksa di lab Mikrobiologi sebagian besar merupakan klinik berkaitan dengan penyakitMikrobiologi sebagian besar merupakan klinik berkaitan dengan penyakit infeksi. Kualitas specimen ditentukan oleh metoda pengambilan dan proses tranportasi ke infeksi. Kualitas specimen ditentukan oleh metoda pengambilan dan proses tranportasi ke laboratorium. Hasil pemeriksaan mikrobiologik negatif tidak selalu berarti bahwa diagnosis laboratorium. Hasil pemeriksaan mikrobiologik negatif tidak selalu berarti bahwa diagnosis salah.

salah.

Kegagalan isolasi mikroorganisme penyebab infeksi sering ditentukan oleh beberapa hal, Kegagalan isolasi mikroorganisme penyebab infeksi sering ditentukan oleh beberapa hal, antara lain :

antara lain : -

- Pengambilan Pengambilan dan dan pengiriman pengiriman spesimen spesimen yang yang tidak tidak benarbenar -

- Teknik Teknik atau atau cara cara kerja kerja di di laboratorium laboratorium uang uang tidak tidak tepattepat

Pengambilan specimen atau bahan pemeriksaan merupakan langkah awal yang sangat Pengambilan specimen atau bahan pemeriksaan merupakan langkah awal yang sangat menentukan hasil pemeriksaan dalam rangka memperoleh jawaban yang menentukan menentukan hasil pemeriksaan dalam rangka memperoleh jawaban yang menentukan

penyebab infeksi. Dapat terjadi bahwa yang diisolasi bukan penyebab tetapi organisme flora penyebab infeksi. Dapat terjadi bahwa yang diisolasi bukan penyebab tetapi organisme flora normal sehingga akan memberikan intreprestasi hasil laboratorium yang keliru dan

normal sehingga akan memberikan intreprestasi hasil laboratorium yang keliru dan menyebabkan langkah terapi yang salah.

menyebabkan langkah terapi yang salah.

Hasil pemeriksaan laboratorium mikrobiologik sangat ditentukan oleh

Hasil pemeriksaan laboratorium mikrobiologik sangat ditentukan oleh cara pengambilan, saatcara pengambilan, saat pengambilan dan seleksi spesimen. Beberapa hal penting

pengambilan dan seleksi spesimen. Beberapa hal penting yang perlu dilakukan untuk yang perlu dilakukan untuk  memperoleh hasil pemerisaan yang baik adalah :

memperoleh hasil pemerisaan yang baik adalah : 1.

1. Bahan pemeriksaan sedapaBahan pemeriksaan sedapat mungkin diambil dari t mungkin diambil dari lokasi yang paling besarlokasi yang paling besar kemungkina

kemungkinannya mengandung penyebab infeksi pada nnya mengandung penyebab infeksi pada stadium tertentu.stadium tertentu. 2.

2. Pada lokasi tubuh yang pada keadaan normal mengandung flora normal, hasilPada lokasi tubuh yang pada keadaan normal mengandung flora normal, hasil laboratorium positif sebaiknya dikorelasikan dengan keterangan klinik ,

laboratorium positif sebaiknya dikorelasikan dengan keterangan klinik , sehinggasehingga mendapatka

mendapatkan suatu n suatu interpertasi yang bermakna.interpertasi yang bermakna. 3.

3. Hasil laboratorium positif sangat bermakna bila diperoleh dari Hasil laboratorium positif sangat bermakna bila diperoleh dari lokasi tubuh yanglokasi tubuh yang dalam keadaan normal steril (cairan serebro

dalam keadaan normal steril (cairan serebro

 – 

 – 

spinal darah, cairan pleura, cairan).spinal darah, cairan pleura, cairan). Agar diperoleh kualitas spesimen

Agar diperoleh kualitas spesimen yang baik, pengambilan spesimen harus memenuhiyang baik, pengambilan spesimen harus memenuhi beberapa kriteria tertentu.

beberapa kriteria tertentu.

Pedoman Umum Pedoman Umum

Spesimen yang diambil harus memiliki syarat sbb : Spesimen yang diambil harus memiliki syarat sbb :

(2)

1. Representatif untuk proses infeksi :

Bahan pemeriksaan harus benar-benar berasal dari tempat infeksi, misalnya:

- bahan pemeriksaan dari luka, sebaiknya diambil dari dasar luka dan dihindari kontak  dengan kulit sekitarnya sehingga tidak memungkinkan bagi kontaminasi oleh flora kulit. - bahan dari asbes diambil dengan cara aspirasi steril.

- sebelum dilakukan pengambilan urine, alat genital dibersihkan untuk menghindari kontaminasi.

- bahan sputum harus benar-benar berasal dari saluran nafas bagian bawah, bukan hanya berupa saliva.

1. Jumlah spesimen cukup untuk memungkinkan pemeriksaan. Misalnya :

- bahan dari pus dalam keadaan infeksi aktif, jumlahnya tidak perlu diperhatikan, tetapi pada infeksi kronik jumlah bahan yang diambil sebaiknya agak banyak.

- Bahan berupa darah, jumlah nya harus cukup. Perbandingan volume darah dengan medium cair adalah 1 :5 atau 1 :10.

- Bahan urine : sebaiknya diambil setelah penderita tidak berkemih sekurang-kurangnya 3 jam, sehingga diperoleh volume cukup untuk diambil.

1. Saat pengambilan perlu diperhatikan. Pengambilan harus dilakukan pada stadium yang tepat, untuk ini perlu diketahui riwayat penyakit penderita. Pada demam tifoid minggu pertama, bakteri akan dapat ditemukan di darah. Sedangkan pada minggu ke 2 dan ke 3, tinja dan urine biasanya positif. S. typhi akan ditemukan pada tinja dan urine selama fase akut dari stadium diare.

2. Terhindar dari kemungkinan kontaminasi baik dari alat, lingkungan, bagian tubuh lain, dan petugas pengambil. Alat dan tempat spesimen harus steril dan sesuai. Misalnya pengambilan urine atau sputum sebaiknya dengan pot bermulut lebar. Setelah bahan ditampung hendaknya ditutup rapat dan dicegah adanya kebocoran untuk menghindari kontaminasi dan pencemaran dari dan pada lingkungan.

3. Pengambilan spesimen dilakukan sebelum pemberian terapi antibiotik. Perlu diperhatikan hal-hal sbb :

- cairan serebrospinal yang purulen, dalam waktu 24 jam setelah pemberian antibiotik  seringkali sudah tidak mengandung bakteri penyebab, misalkan Haemophilus influenzae. - selama pemberian terapi antibiotik pada penderita salmonelosis, dalam tinja penderita tidak akan diketemukan S.typhi.

- Bila bahan yang diperiksa berasal dari pasien yang telah diterapi, sebaiknya klinisi memberi catatan khusus, sehingga bisa dilakukan tindakan-tindakan tertentu. Misalnya dapat

(3)

diberikan Penisinase untuk merusak penisilin. Jadi pada penderita yang telah diterapi bisa dilakukan pemeriksaan mikrobiologik.

1. Bahan pemeriksaan sebaiknya segera dibawa ke laboratorium atau kalau diperlukan dapat pula digunakan media transport yang sesuai, agar bisa diperiksa secepatnya.

Pedoman khusus

Dalam melakukan pengambilan spesimen klinik, perlu diperhatikan beberapa hal khusus sesuai lokasi pengambilan :

1. Cara Pengambilan Darah

Darah biasanya diambil pada saat demam tinggi, dari vena cubiti. Pertama-tama dilakukan palpasi untuk mencari letak vena yang akan diambil. Sebelum pengambilan kulit sekitarnya diusap dengan antiseptik, misalnya Jodium tincture 2%, atau alkhohol 80%. Setelah itu tidak  boleh dilakukan palpasi lagi, juga tidak boleh mengusap jarum suntik dengan kapas alkohol. Volume pengambilan : 10-20 ml untuk dewasa

1-5 ml untuk anak- anak 

Karena organisme pada bakteri jumlahnya kecil, sebaiknya segera diinokulasikan kedalam media kultur setelah pengambilan.

Contoh media kultur darah yang digunakan: - Trypticase Soy Broth, untuk kultur aerob

- Brain Heart Infusion, untuk kultur bakteri aerob atau anaerob - Thioglikolat broth, untuk kultur anaerob

- Gal medium, untuk kultur Salmonella

Dapat pula ditransport secara stril dalam tabung mengandung SPS Interval pengambilan :

endocarditis : 3 kali pengambilan (kultur) dalam 24 jam bakterima : 3 kali pengambilan (kutur) dalam 24-48 jam

- pasien yang diberi antibiotik : 4-6 kali pengambilan dalam 48 jam 2. Cara Pengambilan Tinja atau Usapan Rektal

(4)

Tinja diambil dari bagian yang diperkirakan banyak mengandung organisme penyebab (lendir atau darah), ditampung pada tempat steril, harus segera dibawa ke laboratorim. Sedangkan usapan rectal diambil dengan kapas lidi steril, diputar (360º) pada mukosa rektal diambil dengan kedalaman 1-2 cm, kemudian dimasukkan media transport bersama kapas lidi atau kedalam tabung kosong bertutup ulir steril, tutup rapat, segera dikirim ke laboratorium. Sebaiknya tidak digunakan kertas toilet dalam pengambilan/penampungan tinja, karena pada umumnya mengandung garam bismuth yang dapat membunuh mikroorganisme.

3. Cara Pengambilan Urine

Bahan berupa urine dapat diambil dengan berbagai teknik : - aspirasi supra public

- kateterisasi

- urine pancaran tengah (Mid Stream Urine)

Cara pertama dan kedua hanya dilakukan oleh dokter dengan indikasi tertentu karena

mengandung resiko, harus dilakukan secara aseptik untuk menghindari infeksi. Volume urine minimal 10 ml dan segera dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Seperti diketahui urine adalah medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri, terutama bagi pemeriksaan angka kuman harus segera diperiksa agar tidak terjadi pertumbuhan pesat sebelum diperiksa.

Apabila terpaksa bisa disinpan dalam almari pendingin selama 24 jam, tetapi dianjurkan tidak  lebih dari 8 jam.

4. Cara Pengambilan Dahak atau Sputum

Dahak yang diambil diusahakan tidak tercemar oleh flora normal di rongga mulut, sebaiknya pasien diminta berkumur sebelumnya dengan akuades steril, atau larutan garam fisiologis steril. Dahak ditampung didalam pot steril, dengan cara batuk dalam-dalam, perlu kerjasama dengan pasien. Segera mungkin ditanam dalam media perbenihan yang sesuai dengan jenis pemeriksaan.

5. Cara Pengambilan Discharge Mukosa

Bahan dari mukosa diambil dengan kapas lidi steril, bahan diambil dari : hidung, tenggorokan, mata, telinga, lubang urogenital, luka.

6. Abses

Seleksi dan pengambilan yang adekuat sangat berpengaruh pada hasil pemerisaan. Jika lesi luas atau terdapat beberapa lesi, bahan diambil dari beberapa tempat. Sampel dari abses harus mengandung pus dan bagian dari dinding abses. Sebelum pengambilan kulit dibersihkan dengan larutan fisiologis steril. .

7. Cara Pengambilan Cairan Serebrospinal

Dilakukan dengan punksi lumbal oleh seorang dokter ahli dengan memperhatikan aspek  sterilitas alat dan teknik pengambilan secara benar. Kuman pada bahan ini pada umumnya

(5)

hanya bertahan beberapa jam, sehingga harus segera dikirim ke laboratorium. Meningokokus sangat rentan terhadap suhu rendah, sama sekali tidak dibenarkan menyimpan bahan

pemeriksaan ini pada almari pendingin.

PENGIRIMAN SPESIMEN DAN PENANGANAN SPESIMEN

Apabila bahan pemeriksaan diambil diluar laboratorium seharusnya segera dikirim untuk  diperiksa. Akan tetapi bila tidak memungkinkan karena beberapa keadaan, dapat digunakan media transport sebagai media yang mampu memberikan bahan pertumbuhan untuk 

mikroorganisme tersangka, terutama bagi organisme yang sensitif terhadap pengaruh lingkungan. Kadang-kadang bahan pemeriksaan yang tidak memerlukan media transport karena bahan tersebut telah mengandung bahan yang diperlukan bagi pertumbuhan organisme tersangka. Pada saat pengiriman temperatur dan tempat pengiriman harus diperhatikan.

Adapun medium transport yang biasa digunakan adalah : medium Carry & Blair, medium Stuart, medium Amies.

1.Pengiriman Darah

Setelah diperoleh darah harus segera dikirim ke laboratorium karena kuman didalam darah akan dipengaruhi oleh sel-sel dalam darah ataupun zat-zat yang ada dalam darah. Secara umum telah direkomendasikan bahwa darah untuk perbenihan ditanam dalam perbenihan cair dengan perbandingan 1 : 10 untuk membantu menetralkan efek bakterisidal karena adanya antimikroba dalam (darah pada pasien yang telah diterapi) atau efek komplemen dan fagosit. Bila darah dikirim tanpa menggunakan perbenihan cair seperti penjelasan dimuka, maka volume darah yang dikirim untuk kepentingan isolasi adalah sebanyak 10-20 ml dengan menggunakan antikoagulan, sebaiknya digunakan SPS (Sodium Polynethol Sulfonate) 0.05% atau 0.025 %. Disamping sebagai antikoagulan, SPS merupakan antikomplemen dan

antifagosit dan dapat menetralkan efek anti mikroba. Suhu pengiriman supaya dipertahankan untuk tidak lebih dari 37ºC, dan terhindar dari kekeringan.

2.Pengiriman Tinja

Tinja dapat dikirim tanpa medium transport bila tidak terlalu lama. Apabila jarak pengiriman  jauh sehingga memerlukan waktu lebih dari 4 jam, maka perlu digunakan media transport

yang sekaligus merupakan medium selektif bagi jenis kuman tertentu. Medium transport atau selektif ini berupa medium cair, misalknya : Air peptone alkali, Selenit Broth, dsb. Perlu diperhatikan suhu dan hindarkan dari kekeringan.

3. Pengiriman urine

Urine dikirim tanpa medium transport karena urine merupakan medium yang baik  pertumbuhan kuman. Pengiriman bahan ini harus dilakukan segera mungkin untuk 

(6)

akan menjadi berlipat ganda. Hal ini perlu diperhatikan mengingat diagnosis bakteriuri didasarkan pada jumlah kuman per ml urine. Suhu dan kekeringan harus diperhatikan. 4.Pengiriman Dahak 

Dikirim tanpa medium transport, tetapi harus segera. 5. Pengiriman discharge mukosa

Setelah diambil dengan kapas lidi dapat dimasukkan dalam media transport, kapas lidi dimasukkan dalam tabung media transport secara aseptic.

6. Pengiriman abses, jaringan, spesimen drainage

Bahan pemeriksaan dikirim dengan medium transport semisolid Sturt, Carry & Blair (untuk  kuman anaerob). Spesimen dari usapan (swab), sebaliknya dihindari, lebih baik spesimen langsung. Bila terpaksa, swab harus merupakan sampel yang mewakili bagian yang

mengandung kuman penyebab.

7. Pengiriman Cairan Serebrospinal

Bahan ini dikirim tanpa medium transport, tetapi harus sesegera mungkin dibawa ke

laboratorium dalam waktu kurang dari 1 jam. Segera ditanam pada medium perbenihan padat yang cocok.

Pengambilan Sampel Dan Pemeriksaan

Laboratorium Urine

Posted on January 7, 2011 by Administrator Cara Pengambilan Sampel

B

ahan urin untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya diambil pagi hari. Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi suprapubik (suprapubic puncture=spp), dari kateter dan urin porsi tengah (midstream urine). Bahan urin yang paling mudah diperoleh adalah urin porsi tengah yang ditampung dalam wadah bermulut lebar dan steril.1

Punksi Suprapubik

Pengambilan urin dengan punksi suprapubik dilakukan pengambilan urin langsung dari kandung kemih melalui kulit dan dinding perut dengan semprit dan jarum steril. Yang penting pada punksi suprapubik ini adalah tindakan antisepsis yang baik pada daerah yang akan ditusuk, anestesi lokal pada daerah yang akan ditusuk dan keadaan asepsis harus selalu

(7)

dijaga. Bila keadaan asepsis baik, maka bakteri apapun dan berapapun jumlah koloni yang tumbuh pada biakan, dapat dipastikan merupakan penyebab ISK.1

Kateter

Bahan urin dapat diambil dari kateter dengan jarum dan semprit yang steril. Pada cara ini  juga penting tindakan antisepsis pada daerah kateter yang akan ditusuk dan keadaan asepsis

harus elalu dijaga. Tempat penusukan kateter sebaiknya sedekat mungkin dengan ujung kateter yang berada di dalam kandung kemih (ujung distal). Penilaian urin yang diperoleh dari kateter sama dengan hasil biakan urin yang diperoleh dari punksi suprapubik.1

Urin Porsi Tengah

Urin porsi tengah sebagai sampel pemeriksaan urinalisis merupakan teknik pengambilan yang paling sering dilakukan dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada penderita. Akan

tetapi resiko kontaminasi akibat kesalahan pengambilan cukup besar. Tidak boleh

menggunakan antiseptik untuk persiapan pasien karena dapat mengkontaminasi sampel dan menyebabkan kultur false-negative.

Cara pengambilan dan penampungan urin porsi tengah pada wanita :

1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah vagina dan muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi air atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan daerah vagina selesai.

2. Dengan 2 jari pisahkan kedua labia dan bersihkan daerah vagina dengan potongan kasa steril yang mengandung sabun. Arah pembersihan dari depan ke belakang. Kemudian buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.

3. Bilas daerah tersebut dari arah depan ke belakang dengan potongan kasa yang dibasahi dengan air atau salin hangat. Selama pembilasan tetap pisahkan kedua labia dengan 2 jari dan  jangan biarkan labia menyentuh muara uretra. Lakukan pembilasan sekali lagi, kemudian

keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.

4. Dengan tetap memisahkan kedua labia, mulailah berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang mula-mula keluar. Kemudian tampung aliran urin selanjutnya ke dalam wadah steril sampai kurang lebih sepertiga atau setengah wadah terisi.

5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan kirim segera ke laboratorium.1

Cara pengambilan dan penampungan urin porsi tengah pada pria :

1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah penis dan muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air atau salin hangat dan sepotong lagi

dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan selesai.

2. Tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan dan bersihkan daerah ujung penis dengan kasa yang dibasahi air sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.

3. Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin hangat. Ulangi sekali lagi, lalu keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang telah dipakai ke dalam tempat sampah.

(8)

4. Dengan tetap menahan prepusium ke belakang, mulailah berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang keluar, kemudian tampung urin yang keluar berikutnya ke dalam wadah steril sampai terisi sepertiga sampai setengahnya.

5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan kirim segera ke laboratorium.1

Bahan urin harus segera dikirim ke laboratorium, karena penundaan akan menyebabkan bakteri yang terdapat dalam urin berkembang biak dan penghitungan koloni yang tumbuh pada biakan menunjukkan jumlah bakteri sebenarnya yang terdapat dalam urin pada saat pengambilan. Sampel harus diterima maksimun 1 jam setelah penampungan.2 Sampel harus sudah diperiksa dalam waktu 2 jam. Setiap sampel yang diterima lebih dari 2 jam setelah pengambilan tanpa bukti telah disimpan dalam kulkas, seharusnya tidak dikultur dan sebaiknya dimintakan sampel baru.3 Bila pengiriman terpaksa ditunda, bahan urin harus disimpan pada suhu 4oC selama tidak lebih dari 24 jam.1

Pemeriksaan Urin Empat Porsi (Meares Stamey)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk penderita prostatitis. Pemeriksaan ini terdiri dari urin empat porsi yaitu :

1. Porsi pertama (VB1) : 10 ml pertama urin, menunjukkan kondisi uretra,

2. Porsi kedua (VB2) : sama dengan urin porsi tengah, menunjukkan kondisi buli-buli, 3. Porsi ketiga (EPS) : sekret yang didapatkan setelah masase prostat,

4. Porsi keempat (VB4) : urin setelah masase prostat.4 Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan urinalisis dilakukan untuk menentukan dua parameter penting ISK yaitu leukosit dan bakteri. Pemeriksaan rutin lainnya seperti deskripsi warna, berat jenis dan pH,

konsentrasi glukosa, protein, keton, darah dan bilirubin tetap dilakukan.5 Pemeriksaan Dipstik

Pemeriksaan dengan dipstik merupakan salah satu alternatif pemeriksaan leukosit dan bakteri di urin dengan cepat. Untuk mengetahui leukosituri, dipstik akan bereaksi dengan leucocyte esterase (suatu enzim yang terdapat dalam granul primer netrofil). Sedangkan untuk 

mengetahui bakteri, dipstik akan bereaksi dengan nitrit (yang merupakan hasil perubahan nitrat oleh enzym nitrate reductase pada bakteri). Penentuan nitrit sering memberikan hasil false-negative karena tidak semua bakteri patogen memiliki kemampuan mengubah nitrat atau kadar nitrat dalam urin menurun akibat obat diuretik. Kedua pemeriksaan ini memiliki angka sensitifitas 60-80% dan spesifisitas 70

 – 

98 %. Sedangkan nilai positive predictive value kurang dari 80 % dan negative predictive value mencapai 95%. Akan tetapi

pemeriksaan ini tidak lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskopik urin dan kultur urin. Pemeriksaan dipstik digunakan pada kasus skrining follow up. Apabila kedua hasil menunjukkan hasil negatif, maka urin tidak perlu dilakukan kultur.5,6

Pemeriksaan Mikroskopik Urin

Pemeriksaan mikroskopik dilakukan untuk menentukan jumlah leukosit dan bakteri dalam urin. Jumlah leukosit yang dianggap bermakna adalah > 10 / lapang pandang besar (LPB). Apabila didapat leukosituri yang bermakna, perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur. Pemeriksaan langsung kuman patogen dalam urin sangat tergantung kepada pemeriksa. Apabila ditemukan satu atau lebih kuman pada pemeriksan langsung, perlu dilakukan pemeriksaan kultur.5,7

(9)

Pemeriksaan Kultur Urin

Deteksi jumlah bermakna kuman patogen (significant bacteriuria) dari kultur urin masih merupakan baku emas untuk diagnosis ISK. Bila jumlah koloni yang tumbuh > 105 koloni/ml urin, maka dapat dipastikan bahwa bakteri yang tumbuh merupakan penyebab ISK.

Sedangkan bila hanya tumbuh koloni dengan jumlah < 103 koloni / ml urin, maka bakteri yang tumbuh kemungkinan besar hanya merupakan kontaminasi flora normal dari muara uretra. Jika diperoleh jumlah koloni antara 103 - 105 koloni / ml urin, kemungkinan

kontaminasi belum dapat disingkirkan dan sebaiknya dilakukan biakan ulang dengan bahan urin yang baru. Faktor yang dapat mempengaruhi jumlah kuman adalah kondisi hidrasi pasien, frekuensi berkemih dan pemberian antibiotika sebelumnya.1,5

Perlu diperhatikan pula banyaknya jenis bakteri yang tumbuh. Bila > 3 jenis bakteri yang terisolasi, maka kemungkinan besar bahan urin yang diperiksa telah terkontaminasi.1

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pemberdayaan

|jejakseribupena.com, Soal dan Solusi Simak UI Matematika Dasar, 2011 9.. Nilai z yang memenuhi persamaan tersebut

Berkaitan dengan keputusan Muktamar Nahdalatul Ulama ke-29 Nomor: 02/ MNU-29/1994 tentang pencemaran, maka Nahdlatul Ulama memandang Pencemaran lingkungan sebagai

Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan pengambilan keputusan karir pada siswa kelas XI SMA N 1 Kutasari Purbalingga termasuk

Masa kerja tidak memiliki hubungan (p=0,05) dengan kejadian penyakit ISPA pada pekerja tambang kapur di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo

Namun dalam pelaksanaan kegiatan promosi tersebut Perpustakaan Universitas Sanata Dharma tak lepas dari hambatan-hambatan, seperti : ada mahasiswa yang tidak

Melalui analisis geokimia kandungan unsur logam timah yang terdapat pada sedimen permukaan di sekitar aliran dan muara sungai kurang dari 10ppm lebih kecil dibandingkan