• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL SKRIPSI dan kuesioner. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL SKRIPSI dan kuesioner. pdf"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA

PT. CATUR KARDA DEPO BANGUNAN

KALIMALANG

DISUSUN OLEH

AZIS SOLIHIN

NIM 1334021415

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

JAKARTA

(2)

ii

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang --- 1

1.2 Pembatasan Masalah --- 3

1.3 Perumusan Masalah --- 3

1.4 Tujuan penelitian --- 4

1.5 Manfaat Penelitian --- 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori --- 5

2.1.1 Kompetensi --- 5

2.1.2 Disiplin. --- 6

2.1.3 Kinerja --- 8

2.2 Penelitian Terdahulu --- 9

2.3 Kerangka Penelitian --- 11

2.4 Hipotesis --- 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek, Lokasi Dan Waktu Penelitian --- 13

3.2 Variabel Dan Pengukurannya --- 13

(3)

2.Variabel Bebas ( X 2 ) Disiplin Kerja --- 14

3.Variabel Terikat ( Y ) Kinerja --- 14

3.3 Populasi Dan Sampel --- 14

3.4 Metode Pengumpulan Data --- 15

1.Studi Kepustakaan (Library Research) --- 15

2.Studi Lapangan (Field Research) --- 15

3.Uji Kelayakan Data --- 17

3.5 Teknik Analisis Data --- 19

3.5.1 Uji Asumsi --- 19

3.5.2 Uji Model --- 20

3.5.3 Uji Hipotesis --- 23 DAFTAR PUSTAKA

(4)

1

Pengaruh Kompetensi Dan Disiplin kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Pada PT. Catur Karda Depo

Bangunan Kalimalang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan Toko ritel yang menyediakan bahan-bahan bangunan

di Indonesia kini semakin marak dan banyak Toko ritel bahan bagunan yang

merubah konsep jualannya menjadi konsep Supermarket untuk meraih segmen

pasar yang lebih luas salah satu nya adalah PT. Catur Karda Depo Bangunan.

Lokasi perusahaan di jalan Raya Tarum Barat No 46 Kalimalang Jakarta timur.

Perusahaan yang bergerak dibidang Supermarket bahan bangunan menyediakan

kebutuhan membangun dan merenovasi mulai dari bahan bangunan hingga

kebutuhan rumah tangga. Tujuh cabang lainnya terletak di Alam Sutera

Tangerang, Bandung, Gedangan Surabaya, Malang, Denpasar dan Bogor.

Hampir di semua perusahaan mempunyai tujuan yaitu memaksimalkan

keuntungan dan nilai bagi perusahaan, dan juga untuk meningkatkan

kesejahteraan pemilik dan karyawan. Kinerja karyawan merupakan salah satu

faktor penentu keberhasilan perusahaan atau organisasi dalam mencapai

tujuannya.

Menurut Mangkunegara (2000 : 67), Kinerja ( prestasi kerja ) adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

(5)

jawab yang diberikan kepadanya. Kondisi kinerja karyawan PT. Catur Karda

Depo Bangunan pada saat ini secara keseluruhan sangat baik akan tetapi ada

beberapa individu yang kinerjanya menurun.

Menurut Rivai (2010;298), kompetensi pada umumnya diartikan

sebagai kecakapan, keterampilan, kemampuan. kemampuan karyawan yang

berupa keterampilan, pengetahuan dan sikap perilaku dalam melaksanakan

tugas pekerjaan. Kompetensi karyawan di Depo Bangunan saat ini cukup baik

meskipun ada beberapa individu yang kompetensinya masih kurang mencukupi

untuk melakukan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

Siswanto (2001), memandang bahwa disiplin adalah suatu sikap menghormati,

menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik

yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak

mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan

wewenangyang diberikan kepadanya. Kinerja karyawan di Depo bangunan saat

ini masih ditemukan beberapa pelanggaran disiplin kerja.

Disiplin kerja dan kompetensi menjadi salah satu acuan sebagai penilaian

kerja pada perusahaan PT. Catur Karda Depo Bangunan, Berdasarkan uraian

tersebut penulis tertarik untuk melakukan kajian dan penelitian dengan judul

“Pengaruh Kompetensi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

(6)

3

1.2 Pembatasan Masalah

Kinerja karyawan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya disiplin

kerja, kompetensi, motivasi, kompensansi, kepemimpinan dan lainnya. Karena

keterbatasan referensi dan untuk mempersingkat waktu penelitian maka

penelitian ini dibatasi pada pengaruh kompetensi dan disiplin kerja terhadap

kinerja karyawan pada PT. Catur Karda Depo Bangunan Kalimalang. Faktor –

faktor selain kompetensi dan disiplin kerja tidak dibahas secara esklusif dalam

penelitian ini.

1.3 Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat penulis sajikan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh secara simultan antara disiplin kerja dan kompetensi

terhadap kinerja karyawan PT. Catur Karda Depo Bangunan Kalimalang?

2. Apakah ada pengaruh secara parsial antara kompetensi terhadap kinerja

karyawan PT. Catur Karda Depo Bangunan Kalimalang?

3. Apakah ada pengaruh secara parsial antara disiplin kerja terhadap kinerja

(7)

1.4 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Guna mengetahui pengaruh secara simultan antara disiplin kerja dan

kompetensi terhadap kinerja karyawan PT. Catur Karda Depo Bangunan

Kalimalang.

2. Guna mengetahui pengaruh secara parsial antara kompetensi terhadap

kinerja karyawan PT. Catur Karda Depo Bangunan Kalimalang.

3. Guna mengetahui pengaruh secara parsial antara disiplin kerja terhadap

kinerja karyawan PT. Catur Karda Depo Bangunan Kalimalang.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan dicapainya pelaksanaan penelitian ini kiranya dapat memberikan

manfaat secara praktis dan teoritis sebagai berikut ;

1. Bagi peneliti, sebagai media mengimplementasikan teori - teori yang

penulis peroleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi, Prodi

Manajemen, Universitas Krisnadwipayana.

2. Bagi pembaca, sebagai bahan masukan bagi penelitian lain yang lebih luas

dan konferehensif terkait kajian tentang sumber daya manusia.

3. Bagi perusahaan PT. Catur Karda Depo Bangunan, sebagai bahan masukan

bagi Perusahaan dalam upaya meningkatan kinerja karyawan melalui

perbaikan yang konstruktif terhadap disiplin kerja dan kompetensi para

karyawannya. Dan Penelitian ini dapat memberikan sumbangan PT. Catur

Karda Depo Bangunan dalam penentuan langkah-langkah yang harus

(8)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kompetensi

Secara teoritik penelitian ini dilandasi oleh beberapa teori tentang

kompetensi, disiplin kerja dan kinerja karyawan. Berikut ini definisi

kompetensi menurut para ahli : Wibowo (2012: 325) yang menyatakan bahwa

kompetensi merupakan karakteristik yang mendasar pada setiap individu yang

dihubungkan dengan kriteria yang direferensikan terhadap kinerja yang unggul

atau efektif dalam sebuah pekerjaan atau situasi. Pendapat lain juga

diungkapkan oleh Santiasih (2013) yang menyatakan bahwa kompetensi

merupakan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan atau karakteristik

personal seseorang yang menentukan tingkat prilaku dan keahlian individu

dalam melakukan pekerjaannya yang diharapkan dapat memberikan kinerja

yang unggul dalam pekerjaannya.

Mangkunegara (2007), mengatakan bahwa kompetensi secara harfiah

berasal dari kata competence, yang berarti kemampuan, wewenang dan kecakapan. Dari segi etimologi, kompetensi berarti segi keunggulan, keahlian

dari perilaku seseorang pegawai atau pemimpin yang mana punya suatu

pengetahuan, perilaku dan ketrampilan yang baik. Karakteristik dari

kompetensi yaitu sesuatu yang menjadi bagian dari karakter pribadi dan

menjadi bagian dari prilaku seseorang dalam melaksanakan suatu tugas

(9)

kompetensi sebagai aspek pribadi dari seorang pegawai yang memungkinkan

dia untuk mencapai kinerja yang superior. Aspek-aspek pribadi termasuk sifat,

motif-motif, sistem nilai, sikap pengetahuan, dan keterampilan.

Kompetensi-kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan tingkah laku akan

menghasilkan kinerja.

Narimawati (2007:75), kompetensi adalah Karakter sikap dan perilaku,

atau kemauan dan kemampuan individual yang relatif stabil ketika menghadapi

situasi dan tempat kerja yang terbentuk dari sinergi antara watak, konsep diri,

motivasi internal, serta kapasitas pengetahuan konseptual. Yudistira dan

Siwantara (2012) menyebutkan bahwa kompetensi berpengaruh positif dan

signifikan secara langsung terhadap kinerja karyawan. Hal ini didukung oleh

penelitian dari Sulistyaningsih (2009) bahwa kompetensi berpengaruh

signifikan positif terhadap kinerja karyawan.

2.1.2 Disiplin.

Disiplin dari kata disple yang berarti patuh, patuh baik kepada pimpinan maupun aturan. Adapun pengertian disiplin yang dikemukan oleh para ahli juga

dikatakan oleh Sastrohadiwiryo (2003:291), menyebutkan disiplin kerja dapat

didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat

terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak

tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima

sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan

(10)

7

Dikatakan oleh Hasibuan (2001:190), disiplin kerja adalah kesadaran

dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan

norma-norma sosial yang berlaku. Pridjominto (2003:15), mendefinisikan disiplin

adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari

serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,

keteraturan, dan ketertiban.

Menurut Rivai (2004:44), disiplin kerja adalah suatu alat yang

digunakan para manajer untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu

upaya untuk meingkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Sedangkan

menurut Nawawi (2008:104), menyebutkan bahwa disiplin adalah sebagai

usaha mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan yang

telah disetujui bersama dalam melaksanakan kegiatan agar pembinaan hukuman

pada seseorang atau kelompok dapat dihindari. Sinambela (2012: 239) disiplin

kerja adalah kemampuan kerja seseorang untuk secara teratur, tekun terus-menerus dan

bekerja sesuai dengan aturan-aturan berlaku dengan tidak melanggar aturan-aturan

yang sudah ditetapkan.

Dari uraian tersebut, dapat dikemukakan displin adalah suatu alat atau

sarana bagi suatu organisasi untuk mempertahankan eksistensinya. Hal ini

dikarenakan dengan disiplin yang tinggi, maka para pegawai atau bawahan

akan mentaati semua peraturan-peraturan yang ada sehinggga pelaksanaan

(11)

2.1.3 Kinerja

Kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif

maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab

masing-masing. Pengertian kinerja menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut:

Hasibuan (2007), kinerja atau unjuk kerja merupakan hasil kerja yang

dihasilkan oleh pegawai atau perilaku yang nyata yang ditampilkan sesai

dengan perannya dalam organisasi. Menurut As’ad (2008:48) mengatakan Job

performance ialah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Sedangkan menurut

Mangkunegara (2012:9) Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.

Rivai (2004), menyebutkan bahwa kinerja adalah merupakan perilaku

yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang

dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja

adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang

dalam organisasi, sesuai dengan wewenangnya dan tanggung jawabnya

(12)

9

2.2 Penelitian Terdahulu

Berikut adalah penelitian terdahulu yang relevan dan dipakai oleh

penyusun sebagai tinjauan pustaka:

Kadarisman (2011) “The Effect of Professionalism and Competence on The

Performance of Regional Representatives Council“. Penelitian ini menunjukkan

bahwa profesionalisme dan kompetensi anggota Dewan Perwakilan Daerah

Kabupaten Bogor secara langsung mempengaruhi kinerja mereka dengan cara

yang positif dan signifikan.

Setiyawan dan Waridin (2006), “Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan

Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Di Divisi Radiologi RSUP Dokter

Kariadi Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, budaya organisasi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, disiplin kerja dan budaya

organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan,

Saktina (2010), “Pengaruh Semangat Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan pada Perum Pegadaian Kanwil I Medan”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa semangat kerja dan disiplin kerja berpengaruh secara

signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan pada Perum Pegadaian kanwil

I Medan.

Dari hasil penelitian terdahulu menunjukan bahwa variable - variable

bebas memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variable tetap,

kompetensi dan disiplin kerja mempengaruhi secara positif dan signifikan

(13)

Table 2.1 signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan pada Perum Pegadaian kanwil I Medan.

Sumber : Diolah dari berbagai sumber 2017.

Perbedaan dan persamaan dari penelitian terdahulu dan penelitian yang

akan dilakukan saat ini adalah sebagai berikut:

Persamaannya adalah menggunakan disiplin kerja dan kompetensi sebagai

(14)

11

Perbedaannya adalah nama penulis, judul penelitian, waktu dan lokasi dan

focus variable independen yang mempengaruhi variable dependen ( tetap ) penelitian berbeda dengan penelitan yang dilakukan oleh peneliti saat ini.

2.3 Kerangka Penelitian

Sebagai gambaran yang komperhensif terhadap variabel yang menjadi pokok pembahasan dapat disajikan pada gambar berikut ini ;

Gambar 1 Kerangka penelitian.

Gambar 1 menunjukkan bahwa keterkaitan dari masing-masing variabel

dengan varibel yang lain dengan sub variable dan indikator-indikatornya

sebagai berikut:

(X1) variabel independen/bebas, kompentensi dengan indikator sebagai pengukuran adalah pengetahuan, ketrampilan, konsep diri dan karakteristik

pribadi. (X2) variabel independen / bebas, disiplin kerja dengan indikator pengukuran terdiri dari teladan pimpinan, balas jasa, keadilan, pengawasan,

Kompetensi ( X1 ) Pengetahuan

Ketrampilan

(15)

sanksi hukuman, ketegasan, dan hubungan kemanusiaan. (Y) Variabel

dependen/terikat kinerja dengan indikator pengukuruan kualitas kerja, kuantitas kerja, inisiatif, kerja sama dan tanggung jawab.

2.4 Hipotesis

Guna memberikan jawaban sementara pada rumusan masalah pada bab

sebelumnya maka hipotesis yang dapat diajukan oleh penulis adalah sebagai

berikut :

a. Diduga ada pengaruh secara simultan antara disiplin kerja dan

kompetensi terhadap kinerja karyawan PT. Catur Karda Depo Bangunan

Kalimalang.

b. Diduga ada pengaruh secara parsial antara kompetensi terhadap kinerja

karyawan PT. Catur Karda Depo Bangunan Kalimalang.

c. Diduga ada pengaruh secara parsial antara disiplin kerja terhadap

(16)

13

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek, Lokasi Dan Waktu Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah PT. Catur Karda Depo Bangunan

Kalimalang, sedangkan lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis

mengambil lokasi pada Gerai Depo Bangunan di jalan Raya Tarum Barat no 46

Kalimalang, Jakarta Timur. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan selama

kurang lebih 3 bulan pada bulan mei sampai dengan juni 2017.

3.2 Variabel Dan Pengukurannya

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 96). Dalam penelitian ini terdapat 2

( dua ) variabel bebas ( X ) dan satu variabel terikat. Variabel bebas ( X ) yaitu

variabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang diselidiki pengaruhnya,

variabel terikat ( Y ) adalah variabel gejala atau akibat yang dipengaruhi

variabel lain.

1. Variabel Bebas ( X 1 ) Kompetensi

Kompetensi merupakan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan

atau karakteristik personal seseorang yang menentukan tingkat prilaku dan

keahlian individu dalam melakukan pekerjaannya yang diharapkan dapat

memberikan kinerja yang unggul dalam pekerjaannya. Beberapa indikator

pengukur kompetensi seorang karyawan terdiri atas knowledge (pengetahuan),

(17)

2. Variabel Bebas ( X 2 ) Disiplin Kerja

Disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati,

menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik

yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak

mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan

wewenang yang diberikan kepadanya. Sedangkan dimensi dan

indikator-indikator sebagai pengukur tingkat kedisplinan karyawan pada suatu

perusahaan terdiri dari teladan pimpinan, balas jasa, keadilan, pengawasan,

sanksi hukuman, ketegasan, dan hubungan kemanusiaan.

3. Variabel Terikat ( Y ) Kinerja

Variabel terikat ( dependent )/ Variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah kinerja. Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya sedangkan

dimensi/indikator sebagai pengukurannya adalah kualitas kerja, kuantitas

kerja, inisiatif, kerja sama dan tanggung jawab.

3.3 Populasi Dan Sampel

Menurut Sugiyono (2005:55), populasi adalah objek atau subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah sebagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono (2006: 56).

Populasi dalam penelitian adalah kelompok homogen karyawan dibagian

(18)

15

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

penentuan sampel jenuh (sensus). Menurut Sugiyono (2011 : 68), sampling

jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel didukung pendapat menurut Arikunto (2006: 132) menyatakan

jika jumlah subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sebagai

populasi. Dengan demikian yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah

semua karyawan dibagian gudang pada PT. Catur Karda Depo Bangunan

Kalimalang sebanyak 80 orang kecuali pimpinan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan

atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang

belum dipublikasikan. Metode kepustakaan dilakukan dengan cara membaca,

mempelajari, dan mengutip pendapat dari berbagai sumber seperti buku,

Internet, skripsi, laporan atau dokumen perusahaan serta sumber lain yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Studi lapangan adalah salah satu proses kegiatan pengungkapan fakta -

fakta melalui observasi/pengamatan dan wawancara dalam proses memperoleh

(19)

Dalam studi lapangan menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data,

yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan

kuesioner. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian yaitu PT Catur Karda Depo

Bangunan.

b. Wawancara

Wawancara (interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih antara narasumber dan pewawancara untuk mendapatkan informasi yang tepat

dari narasumber yang terpercaya.

c. Kuesioner

Metode angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,

atau tentang hal-hal yang diketahui. Dalam penelitian ini jenis kuesioner yang

digunakan adalah kuesioner tertutup, yaitu Kuesioner yang terdiri atas

pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan.

Sedangkan daftar pernyataan dibuat dengan skala Likert yang berisi 5 (lima) tingkatan pilihan jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap pernyataan

yang dikemukakan. Skala Likert yang digunakan dalam pengukuran aspek pengaruh kompetensi, disiplin kerja dan kinerja karyawan adalah dengan

(20)

17

a. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju (SS) b. Skor 4 untuk jawaban setuju (S)

c. Skor 3 untuk jawaban kurang setuju (KS) d. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju (TS)

e. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS)

3. Uji Kelayakan Data

Didalam metode pengumpulan data dilakukan uji kelayakan data untuk

menguji kelayakan data adalah sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen

digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono

(2010) untuk menguji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara

skor butir pertanyaan dengan skor totalnya.

Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini adalah Product Moment dari Karl Pearson, sebagai berikut:

rxy= �∑ − ∑ ∑

√ �∑� − ∑ �∑ − ∑

(Sugiyono , 2010) dimana :

rxy = koefisien korelasi X terhadap Y

N = jumlah responden

ΣX = jumlah skor butir

ΣY = jumlah skor total

(21)

ΣY² = jumlah kuadrat skor total

ΣXY = jumlah perkalian skor butir dengan skor total

Menurut Sugiyono, (2010) ketentuan untuk uji validitas dikatakan valid jika

nilai koefisien korelasi > 0,30.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya,

maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap

kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2000 : 3).

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik

Formula Alpha Cronbach karena instrumen dalam penelitian ini berbentuk angket atau daftar pertanyaan yang skornya merupakan rentangan antara 1-5

dan uji validitas menggunakan item total, dimana untuk mencari

reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0.

Rumus Formula Alpha Cronbach :

α =

α = koefisien reliabilitas alpha

k = jumlah item

Sj = varians responden untuk item I Sx = jumlah varians skor total

(22)

19

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Uji Asumsi

Uji asumsi merupakan analisis pengujian sebelum melakukan pengujian

hipotesis. Penelitian statistik dalam uji analisis data terdiri dari uji asumsi dasar

yang meliputi: uji normalitas dan uji asumsi klasik yang meliputi : uji

multikolineritas, uji Autokorelasi, dan uji heteroskedasitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear

berganda variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi

normal atau tidak (Kuncoro, 2001). Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas

adalah jika nilai signifikan > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.

Sebaliknya, jika nilai signifikan < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi

normal.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2012:30) uji multikolonieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atar variabel bebas

(Independen). Model korelasi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi maka

(23)

Untuk mendeteksi adanya multikolonieritas dengan membuat hipotesis:

1) Tolerance value < 0,10 atau VIF > 10: terjadi multikolenearitas

2) Tolerance value > 0,10 atau VIF < 10 : tidak terjadi multikolenearitas c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi

yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini

timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi

ke observasi lainnya, Ghozali (2009 : 93).

d. Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2005:105) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual

dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedatisitas.

3.5.2 Uji Model

1. Regresi Berganda

Regresi berganda berguna untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan

antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat

(Y). Menurut Sarwono (2006:79) pengertian regresi linear berganda adalah

(24)

21

dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier yang melibatkan dua variabel

bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel tergantung.

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

pengaruh pengaruh kompetensi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan

pada PT. Catur Karda Depo Bangunan Kalimalang.

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y= a+b1 X1 + b2 X2 (Sugiyono, 2011 : 275)

dimana :

Y = Kinerja karyawan

a = Bilangan Konstanta

b1 = Koefisien regresi kompetensi

b2 = Koefisien regresi disiplin kerja

x1 = kompetensi

x2 = disiplin kerja

2. Korelasi Sederhana

Korelasi sederhana merupakan suatu teknik statistik yang dipergunakan

untuk mengukur kekuatan hubungan dua variabel dan juga untuk dapat

mengetahui bentuk hubungan antara dua variabel tersebut dengan hasil yang

sifatnya kuantitatif. Kekuatan hubungan antara dua variabel yang dimaksud

disini adalah apakah hubungan tersebut erat, lemah, ataupun tidak erat

sedangkan bentuk hubungannya adalah apakah bentuk korelasinya linear positif

ataupun linear negative, Sugiyono (2012:182). Kekuatan hubungan antara dua

(25)

simbol “r”. Nilai koefisian r akan selalu berada di antara -1 sampai +1.

Sedangkan koefisien korelasi akan selalu berada di dalam Range -1 ≤ r ≤ +1.

Koefisien korelasi sederhana disebut juga dengan koefisien korelasi pearson

(Pearson Product Moment) dengan rumus sebagai berikut :

dimana :

n = Banyaknya Pasangan data X dan Y

Σx = Total Jumlah dari Variabel X

Σy = Total Jumlah dari Variabel Y

Σx2 = Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X

Σy2 = Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y

Σxy = Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y

Table 3.1

Tabel Kriteria Penilaian Korelasi

Interval Koefisien Kriteria Hubungan

0,00 - 0,199 sangat rendah

0,20 - 0,399 rendah

0,40 - 0,599 sedang

0,60 - 0,799 kuat

0,80 - 1,000 sangat kuat

Sumber : Sugiyono (2007) r =

nΣxy –(Σx) (Σy)

√{nΣx² –(Σx)²} {nΣy2 –(Σy)2}

(26)

23

3. Koefisioner Determinasi (R2)

Koefisien determinasi R2 digunakan untuk mengetahui berapa persen

Variasi Variabel Dependent dapat dijelaskan oleh variasi variabel independent. Nilai R² ini terletak antara 0 dan 1. Bila nilai R² mendekati 0, berarti sedikit

sekali variasi variable dependen yang diterangkan oleh variable independen.

Jika nilai R² bergerak mendekati 1 berarti semakin besar variasi variable

dependent yang dapat diterangkan oleh variable independent jika ternyata dalam perhitungan nilai R² sama dengan 0 maka ini menunjukan bahwa

variable dependent tidak bisa dijelaskan oleh variable independent (Sugiyono 2012:184). Formula untuk menghitung besarnya koefisien determinasi adalah

sebagai berikut:

(Nugroho, 2005:53)

Keterangan :

R2 = Koefisien Determinasi

X1 = Pengaruh kompetensi

X2 = pengaruh disiplin kerja

Y = Kinerja karyawan

r = Koefisien Korelasi

3.5.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan

(27)

(tidak terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara

statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor

yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan

sebelumnya.

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk menguji apabila variabel bebas secara

simultan mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan

variabel terikat. Uji signifikansi secara simultan menggunakan uji F dapat

dirumuskan dengan :

F hitung = −R /N−kR / k− (Sugiyono, 2012)

Keterangan rumus uji F :

F = Nilai Fhitung

R2 = Koefisien regresi

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah sampel

Pengambilan keputusan:

a) Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan dengan variabel

terikat.

b) Jika sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan

(28)

25

2. Uji Parsial (Uji t)

Uji T dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel

bebas yang lain tidak berubah.

Uji T menggunakan rumus:

t =

√�−

√ −

(Sugiyono, 2013:250) dimana :

t = Nilai uji t

r = Koefision korelasi pearson r 2 = Koefision determinasi n = jumlah sampel

Pengambilan keputusan untuk uji T:

a) Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti variabel bebas secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan dengan variabel

terikat.

b) Jika sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti variabel bebas secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan

(29)

Karyawan Pada PT. Catur Karda Depo Bangunan Kalimalang

Bersama ini, saya mohon kesediaan bapak/ibu untuk mengisi daftar kuesioner yang diberikan. Informasi yang bapak/ibu berikan merupakan bantuan yang sangat berarti bagi saya dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas bantuan dan perhatian bapak/ibu, saya ucapkan terima kasih.

Identitas Responden

Umur : ……….

Lama bekerja : ………

Jenis Kelamin : ………..

Pendidikan terakhir : ……….

Petunjuk Pengisian

1.Jawablah pertanyaan ini dengan jujur dan benar.

2.Bacalah terlebih dahulu pertanyaan dengan cermat sebelum anda memulai untuk menjawabnya.

3.Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda ( √ ) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling benar.

4.Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda, setiap

responden diharapkan memilih hanya 1 jawaban.

Keterangan Skor Penilaian : 5 = Sangat Setuju (SS) 4 = Setuju (S)

3 = kurang setuju (KS) 2 = Tidak Setuju (TS)

(30)

Form Kuesioner Variabel X1 (Kompetensi Kerja)

No. Pernyataan Alternatif Jawaban SS TS KS TS STS

Indikator pengetahuan

1 Pengetahuan yang anda miliki sesuai dengan standar perusahaan

2 Dengan pengetahuan yang anda miliki, anda dapat menyelesaikan tugas

3 Dengan pengetahuan yang anda miliki, anda mampu memecahkan masalah pekerjaan

Indikator ketrampilan

4 Keterampilan yang anda miliki sesuai dengan standar perusahaan

5 Dengan keterampilan yang anda miliki, anda memiliki inisiatif dalam bekerja

6 Dengan keterampilan, anda dapat menyelesaikan pekerjaan

Indikator konsep diri

7 Anda mampu menyelesaikan pekerjaan dengan keahlian yang saya miliki

8 Anda mampu menyampaikan gagasan atau ide, baik secara lisan maupun tulisan

(31)

Indikator karateristik pribadi

10 Anda dapat memahami kelebihan dan kekurangan dari rekan kerja saya

11 Anda mampu mengambil tindakan yang tepat terhadap permasalahan perkerjaan

(32)

Form Kuesioner Variabel X2 (Disiplin Kerja)

No. Pernyataan Alternatif Jawaban SS TS KS TS STS

Indikator teladan pimpinan

1

Pimpinan memberikan keteladanan yang besar terhadap kedisiplinan karyawan PT Catur Jarda Depo Bangunan

2 Pimpimnan selalu memberi contoh untuk bekerja secara efisien, jujur dan adil

3 Pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawannya

Indikator balas jasa

4 Besarnya gaji yang diperoleh sesuai dengan pekerjaan yang saya lakukan

5 Perusahaan memberikan penghargaan secara tertulis terhadap karyawan yang berdisiplin 6 Pemberian promosi jabatan terhadap karyawan

yang memimiliki rajin dan disiplin Indikator sanksi dan hukuman

7 Atasan akan memberikan teguran apabila pekerjaan tidak dapat diselesaikan

8 Karyawan siap dimutasikan apabila target pekerjaan tidak dapat dipenuhi

9

(33)

Indikator ketegasan

10 Perintah yang diberikan oleh atasan harus langsung dikerjakan

11 Izin dari atasan diperlukan apabila karyawan hendak meninggalkan lingkungan kerja

12

Setiap karyawan harus berusaha untuk melaksanakan tugas sesuai dengan posisi & fungsinya

Indikator hubungan kemanusiaan

13

Hubungan kerja antara atasan dan bawahan baik dan tidak kaku sehingga ada rasa saling memiliki

14 Merasa nyaman terhadap pengawasan dari atasan

(34)

Form Kuesioner Variabel Y ( Kinerja Karyawan )

No. Pernyataan Alternatif Jawaban SS TS KS TS STS

Indikator kualitas kerja

1 Setiap karyawan dapat melakukan proses (cara) kerja dengan baik

2 Hasil pekerjaan karyawan sesuai dengan standar kualitas perusahaan

3

Setiap karyawan dapat menyelesaikan semua pekerjaan yang diberikan sebaik mungkin untuk mendapat hasil yang maksimal

Indikator kuantitas kerja

4 karyawan dapat mencapai target pekerjaan yang ditetapkan perusahaan

5 Tingkat pencapaian volume kerja yang dihasilkan telah sesuai dengan harapan perusahaan

6 Setiap karyawan dapat meningkatkan keakuratan (ketepatan) hasil kerja dari hasil kerja sebelumnya Indikator kerja sama

7

Untuk menghilangkan perselisihan salah paham, setiap karyawan menjalin komunikasi yang baik dengan atasan maupun dengan bawahannya. 8 Setiap karyawan dan rekan kerja dalam tim

bekerja sama dengan baik satu sama lain

9 setiap karyawan dan rekan kerja saling menghargai

(35)

Indikator inisiatif kerja

10

Ketika terjadi suatu masalah, Setiap karyawan dapat memecahkan masalah tersebut dengan pengetahuan yang miliki

11

Setiap karyawan selalu mencari cari ide lain untuk menyelesaikan pekerjaannya ketika mengalami kebuntuan kerja

12 Dalam bekerja, Setiap karyawan dapat memahami setiap akar permasalahan yang terjadi

Indikator tanggung jawab

13

Setiap karyawan memegang erat sistem pendelegasian wewenang, tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan perusahaan

14

Setiap karyawan mampu bekerja dengan baik tanpa adanya pengawas

15

Setiap karyawan mendahulukan pekerjaan – pekerjaan yang merupakan prioritas kerja.

Gambar

Table 2.1
Gambar 1  Kerangka penelitian.
Tabel Kriteria Penilaian Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Melalui model pembelajaran Problem based learning dan mengamati gambarserta diskusi melalui Gmeet, dan Whatsapp group tentang keberadaan orang, peserta didik

Jurnal penutup yaitu jurnal yang digunakan untuk menutup semua akun nominal (pendapatan dan beban) pada akhir periode, dilakukan dengan cara menjurnal akun-akun

Gambar 5.3Contoh Masukan dan Keluaran Permasalahan I Love Strings Suffix Array yang dilengkapi dengan informasi Longest Common Prefix dapat digunakan untuk menyelesaikan

untuk mengetahui apakah metode spektrofotometri visibel untuk penetapan kadar amoksisilin menggunakan pereaksi asetilaseton dan formalin memenuhi parameter validasi metode

aluasi dilakukan saat proses 9*K berlangsung, khususnya pada tahap kerja. *spek yang diealuasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan 9*K. Cntuk 9*K stimulasi persepsi

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khalil (2013) bahwa perusahaan dengan citra yang baik dapat membantu mendapatkan kepercayaan konsumen dan

Diagram Alir Program Pembangkit Kunci Tanda Tangan Digital.. Universitas Kristen Maranatha

Waste transportation adalah jenis pemborosan yang terjadi karena transportasi yang berlebihan sepanjang proses value stream. Berdasarkan Tabel I.4 diketahui