• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM SISTEM RE (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM SISTEM RE (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM

“SISTEM RESPIRASI”

Oleh :

Nama : Hilma Nurbayanti

NIM : 170210104059

Kelas : B

Kelompok : 3

Nama Asisten : 1. Listi Rohmatika

2. Fersty Isna K

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

(2)

I. JUDUL

Sistem respirasi

II. TUJUAN

Mengetahui kapasitas pernapasan paru paru

III. DASAR TEORI

Manusia membutuhkan zat asam (O2) secara terus-menerus. Selain itu CO2 yang

merupakan hasil metabolisme juga harus terus-menerus dikeluarkan dari tubuh. Agar kedua

proses tersebut terjadi, maka harus ada pertukaran gas antara tubuh dengan atmosfer.

Pertukaran gas ini disebut respirasi. Dalam arti kata yang lebih luas, respirasi meliputi

pertukaran gas antara atmosfer dengan paru-paru yang dikenal dengan istilah pernafasan,

transport CO2 dari sel-sel ke paru-paru, dan yang terakhir adalah penggunaan O2 oleh

sel-sel jaringan yang disebut repirasi sel-sel (Waluyo, 2006: 91).

Proses pernapasan merupakan proses yang kompleks dan bergantung pada

perubahan volume rongga dada (toraks) dan perubahan tekanan. Dalam satu siklus

pernapasan terjadi satu kali menghirup udara (inspirasi) dan satu kali proses penghembusan

(ekspirasi) (Mair, 2014: 22).

Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk melakukan

beberapa aktivitas. Misalnya saja, mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan

reproduksi. Oleh karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi sebenarnya saling

berhubungan.

Respirasi adalah proses mengambil oksigen dari udara dan mengeluarkan

karbondioksida ke udara. Atau respirasi adalah pertukaran gas oksigen dari udara bebas

oleh organism hidup untuk serangkaian proses metabolism (oksidasi) di dalam tubuh,

dengan mengeluarkan karbondioksida sebagai sisa metabolism (Waluyo, 2006: 287).

Saluran pernapasan adalah tabung atau pipa yang mengankut udara dari atmosfer

ke kantong udara (alveolus) pada organ paru-paru. Saluran dan organ pernapasan meliputi

hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang

batang ternggorokan), dan pulmo ( paru-paru) (Mair, 2014: 22).

Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung, faring, trakea,

(3)

1. Rongga hidung

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga

hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar

sebasea). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat

saluran pernapasan. selain itu terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi

menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang

mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang

masuk (Waluyo, 2006: 258-259).

2. Faring

Udara dari rongga hidung masuk ke dalam faring. faring merupakan percabangan

dari dua saluran, yaitu saluran pernapasan pada bagian depan dan saluran

percernaan pada bagian belakang. Masuknya udara melalui faring akan

menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara (Waluyo, 2006: 259).

3. Trakea

Trakea (tenggorokan) berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak

sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torac). Dinding tenggorokan tipis

dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga

bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke

saluran pernapasan (Waluyo, 2006: 259).

4. Bronkus

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan

dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya

tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih

besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus

bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus (Waluyo, 2006: 259).

5. Paru-paru (bronkiol dan alveolus)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, dibagian samping

dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang

berotot kuat. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura.

Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam

(pleura visceralis) dan selaput yang menyeliputi rongga dada yang bersebelahan

(4)

Gambar 1. Struktur paru-paru

Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu

sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus

berselaput tipis dan disitu banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya

difusi gas pernapasan (Waluyo, 2006: 259-260).

Masuk dan keluarnya udara respirasi dari paru-paru merupakan hasil kerja otot-otot

dada dan otot diagfragma. Diagfragma adalah sekat antara rongga dada dan rongga perut.

Berdasarkan otot yang mengatur keluar masuknya udara, proses respirasi dibedak

dibedakan menjadi respirasi dada dan respirasi perut (Fazriah, 2006: 48).

a. Respirasi Dada

Respirasi dada adalah respirasi yang melibatkan otot antartulang rusuk. Fase inspirasi,

fase ini berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga rongga dada

membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan

di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. Pada fase ekspirasi, fase ini

merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula

yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil (Fazriah,

2006: 48).

b. Respirasi Perut

Respirasi perut adalah respirasi yang melibatkan otot diafragma. Pada fase inspirasi,

fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar,

akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar

sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. Fase ekspirasi ini merupakan fase

relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya

tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil (Fazriah, 2006: 48).

Dalam keadaan normal volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 ml.

(5)

demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai 3.500

ml, yang 100 ml merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa

mengisi bagian paru-paru (Waluyo, 2006:93).

IV. METODOLOGI PRAKTIKUM

4.1 Alat dan Bahan

4.1.1 Alat

4.1.1.1 Bak besar

4.1.1.2 Botol besar bervolume 5 liter

4.1.1.3 Pipa plastik

4.1.1.4 Papan bedah

4.1.1.5 Skalpel

4.1.1.6 Gelas ukur

4.1.1.7 Jarum pentul

4.1.1.8 Timbangan berat badan

4.1.1.9 Alat ukur atau mit line

4.1.2 Bahan

4.1.2.1 Kapas steril

4.1.2.2 Air secukupnya

4.2 Skema kerja

Membuat skala pada botol dari 0, 250, 500, 750, 1000, 1250, 1500 dan

seterusnya, menggunakan gelas ukuran untuk membuat skala.

Mengisi botol besar lalu dibalik.

Menarik nafas sedalam dalamnya dan menghembuskan nafas sekuat

kuatnya lewat mulut yang dihubungkan dengan pipa plastik. Membaca

(6)

V. HASIL PENGAMATAN

Kel Probandus Umur

(th)

TB

(cm) BB

(kg) LD

(cm)

Kapasitas Vital (cc)

Sebelum Sesudah

1. Ammy 18 154 48 87 1500 1500

2. Septiana 19 149 38 83 2000 2500

3. Intifada 17 149 49 84 1500 2500

4. Anggi 19 150,5 63 91 2250 2000

5. Syefil 19 154 39 74 2000 1750

6. Afina 17 149 36 77 2000 1750

VI. PEMBAHASAN

Pernafasan merupakan proses penghirupan udara guna mendapatkan oksigen (O2)

dan mengeluarkan karbondioksida (CO2). Sebenarnya, pernafasan yang kita lakukan adalah

untuk membakar zat zat makanan yang kita makan. Selain itu, oksigen yang kita hirup juga

dibutuhkan untuk respirasi sel di dalam tubuh. Banyaknya oksigen yang masuk bergantung

pada besarnya volume paru paru kita. Volume paru paru yang kecil otomatis kapasitasnya Menyuruh probandus melakukan gerak badan misalnya naik turun tangga

selama 3 kali.

Menarik nafas sedalam dalamnya dan menghembuskan nafas sekuat

kuatnya lewat mulut yang dihubungkan dengan pipa plastik. Membaca

volumenya.

(7)

untuk menampung udara juga sedikit. Begitupun sebaliknya. Volume paru paru yang besar

juga otomatis dapat menampung udara lebih besar.

Sistem respirasi terdiri atas organ-organ yang berfungsi dalam aktivitas

metabolisme khusunya produksi atau perubahan dari energi kimia yang terkait dalam

materi organik menjadi ATP. Sistem respirasi manusia dapat berlangsung berkat

keberadaan alat-alat pernafasan. Alat pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring,

trakea, bronkus, dan paru-paru.

Hidung merupakan organ pernapasan yang letaknya paling luar. Manusia

menghirup udara melalui hidung. Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut

halus dan selaput lendir yang berfungsi menyaring udara yang masuk dari debu atau benda

lainnya. Di dalam rongga hidung terjadi penyesuaian suhu dan kelembapan udara sehingga

udara yang masuk ke paru-paru tidak terlalu kering ataupun terlalu lembap. Udara bebas

tidak hanya mengandung oksigen saja, namun juga gas-gas yang lain. Dari rongga hidung,

udara selanjutnya akan mengalir ke tenggorokan.

Tenggorokan merupakan bagian dari organ pernapasan. udara masuk menuju

pangkal tenggorokan (laring) melalui faring. Faring terletak di hulu tenggorokan dan

merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dan rongga hidung ke

tenggorokan. Setelah melalui laring, udara selanjutnya menuju ke batang tenggorokan

(trakea). Pada batang tenggorokan ini terdapat suatu katup epiglotis. Katup ini bekerja

dengan cara membuka jika bernapas atau berbicara dan menutup pada saat menelan

makanan. Adanya katup tersebut, udara akan masuk ke paru-paru dan makanan akan

menuju lambung.

Pada laring, di bawah epiglotis, terdapat pita suara. Ketika udara melewati pita

suara, pita suara akan bergetar dan menghasilkan suara. Hal ini terjadi ketika kita berbicara.

Trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur

lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak

teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen

dengan sempurna.

Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus. Setelah bronkiolus, terdapat

lagi namanya alveolus, ruang berbentuk heksagonal dengan lubang besar untuk keluar

masuk udara yang memiliki dinding tipis dan berhubungan dengan alveoli lainnya.

Bronkiolus dan alveolus terdapat pada organ paru-paru. Paru-paru juga tersusun oleh

jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis

(8)

Kapasitas vital paru paru merupakan banyaknya volume udara yang keluar dari paru

paru setelah melakukan inspirasi dan ekspirasi secara maksimum. Volume vital pernafasan

terdiri dari berbagai bagian, diantaranya volume tidal, volume cadangan inspirasi dan

volume cadangan ekspirasi. Selain itu, juga terdapat volume total paru paru. Kapasitas

paru-paru dapat dihitung dengan rumus, KVP = UP + UK + US.

Volume tidal adalah volume udara yang dapat kita hirup dalam keadaan normal atau

bisa dikatakan merupakan volume udara pernafasan. Besarnya kurang lebih adalah 500 cc.

Volume cadangan inspirasi adalah volume udara yang dapat kita hirup setelah melakukan

inspirasi tidal. Besarnya kurang lebih adalah 1500 cc. Jadi setelah kita bernafas dengan

normal, kita masih dapat menghirup nafas lagi dengan maksimal. Volume cadangan

ekspirasi adalah volume udara yang dapat kita hembuskan secara maksimal setelah

melakukan ekspirasi tidal. Besarnya kurang lebih adalah 1500 cc. Jadi setelah kita

menghembuskan nafas tidal sebesar kurang lebih 500 cc, kita masih dapat menghembuskan

nafas lagi dengan maksimal.

Volume vital paru paru adalah volume total udara yang dapat dikeluarkan paru paru

setelah melakukan inspirasi maksimal. Jadi dapat dikatakan bahwa volume vital paru paru

merupakan penjumlahan dari volume tidal, cadangan inspirasi dan cadangan ekspirasi.

Besarnya kurang lebih 3500 cc. Selain itu juga terdapat volume udara sisa atau residu.

Volume udara residu adalah volume udara sisa yang masih tertampung di paru paru setelah

melakukan ekspirasi maksimal. Besarnya kurang lebih adalah 1000 cc. Sedangkan volume

total merupakan volume udara yang dapat ditampung oleh paru paru yang merupakan

penjumlahan dari volume udara tidal, cadangan inspirasi, cadangan ekspirasi dan residu.

Jadi, paru paru kita dapat menampung udara hingga volume kurang lebih 4500 cc.

Kapasitas paru paru seseorang dalam menampung udara saat bernafas berbeda

beda. Perbedaan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya; usia, jenis kelamin,

berat badan, tinggi badan dan aktifitas yang dilakukan.

Faktor utama yang menyebabkan adanya perbedaan kapasitas vital paru-paru pada

manusia adalah usia seseorang. Apabila pada anak kecil yang masih berusia 4 tahun,

kapasitas vital paru-paru akan lebih kecil dibandingkan dengan orang dewasa. Kenapa bisa

demikian, karena pada saat anak berusia 4 tahun, berat badan, tinggi badan, serta lingkar

dadanya masih kecil, sehingga oksigen yang diperlukan oleh tubuh juga belum begitu

banyak. Yang mengakibatkan kapasitas udara atau kapasitas vital paru-paru juga masih

(9)

Usia seseorang berpengaruh pada kapasitas paru parunya. Seseorang yang berusia

dewasa cenderung memiliki paru paru yang lebih besar dibandingkan anak anak. Akan

tetapi perbedaan yang tampak antara pria dewasa dengan anak anak adalah frekuensi

pernafasannya. Frekuensi pernafasan pada anak anak lebih besar dibandingkan pria

dewasa. Selain dengan anak anak, perbedaannya juga terlihat antara orang tua dengan pria

dewasa. Pada orang tua, paru parunya sudah mengerut dan tidak elastis lagi. Hal ini

dikarenakan organ organnya sudah mengalami penuaan. Walaupun volume paru paru dan

usia antara seorang wanita dan pria sama, tetapi antara keduanya terdapat perbedaan. Perbedaan yang menonjol adalah frekuensi pernafasan. Pada umumnya, kita bernafas 15 – 18 kali setiap menitnya. Tetapi wanita memiliki frekuensi pernafasan yang lebih besar

daripada laki laki.

Jenis kelamin mempengaruhi kapasitas vital paru paru. Pria cenderung memiliki

paru paru yang lebih besar dibandingkan wanita. Ini disebabkan karena pada pria tidak

memiliki organ tambahan seperti perbesaran dari kelenjar susu. Perbesaran kelenjar susu

pada wanita mengakibatkan ruang untuk paru paru mengembang menjadi sempit. Jadi

volume vital paru paru pada wanita cenderung lebih kecil. Akan tetapi frekuensi pernafasan

pada wanita lebih cepat dibandingkan pada pria. Hal ini merupakan pengganti yang

diberikan Tuhan kepada wanita untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang hampir sama

dengan pria.

Selain itu, berat badan juga mempengaruhi volume vital paru paru seorang manusia.

Berat badan yang kurang proposional mempengaruhi banyak sedikitnya konsumsi oksigen.

Berat badan yang berlebih akan memaksa paru paru bekerja ekstra. Hal ini dikarenakan

proses pembakaran zat zat makanan di dalam tubuh untuk menghasilkan energi

membutuhkan oksigen yang lebih. Sedangkan orang yang kelebihan berat badan biasanya

malas untuk berolahraga. Permasalahan inilah yang menyebabkan volume paru paru

seseorang menjadi tidak sesuai seperti seharusnya. Hal ini terjadi karena kemalasan orang

tersebut untuk berolahraga mengakibatkan keelastisitasan paru paru menjadi berkurang.

Sehingga saat dilakukan pernafasan secara maksimal hanya sedikit volume vital paru

parunya.

Aktifitas atau kegiatan yang kita lakukan mempengaruhi besarnya volume paru

paru kita. Pada dasarnya paru paru dapat mengembang melebihi ukuran normalnya. Hal ini

dapat terjadi jika kebutuhan oksigen tubuh meningkat. Peningkatan kebutuhan oksigen

dalam tubuh dapat terjadi dengan kita melakukan suatu kegiatan atau aktifitas, misalnya

(10)

di dalam tubuh berjalan semakin cepat untuk menghasilkan energi yang kita butuhkan.

Selain itu, kebutuhan oksigen untuk respirasi sel juga semakin banyak. Sehingga paru paru

akan mengembang untuk menampung lebih banyak udara yang masuk. Pengembangan ini

terjadi hanya pada saat kita melakukan aktifitas saja. Setelah tenang, maka paru paru akan

kembali ke keadaan semula.

Semakin banyak aktivitas seseorang, maka kapasitas pernafasan juga akan semakin

meningkat. Semakin bertambahnya usia seseorang, pasti akan mengalami pertumbuhan dan

perkembangan. Pertumbuhan yaitu penambahan jumlah sel, ukuran, dan volume tubuh.

Dengan bertambahnya usia seseorang, secara otomatis berat badan dan tinggi badan akan

bertambah pula. Bertambahnya berat badan dan tinggi badan pasti jumlah selnya juga kan

berbeda. Dengan naiknya jumlah sel tersebut, secara otomatis jumlah oksigen yang

diperlukan juga akan meningkat sehingga produksi oksigen dalam paru-paru juga akan

bertambah. Pertambahan udara suplementer itulah yang mengakibatkan pernapasan antar

individu berbeda.

Pada praktikum kali ini, menggunakan 6 probandus perwakilan dari setiap

kelompok. Kelompok pertama diwakili oleh Ammy Alya Amelia. Ammy adalah seorang

perempuan berumur 18 tahun dengan tinggi badan 154 cm, berat badan 48 kg dan lingkar

dada 87 cm. Sebelum beraktifitas atau olahraga, kapasitas vital paru parunya adalah 1500.

Setelah melakukan aktifitas naik turun tangga, kapasitas vital paru parunya adalah 1500.

Dari hasil percobaan, data menunjukkan bahwa kapasitas vital paru paru probandus, setelah

dan sesudah percobaan adalah sama.

Probandus kedua adalah Septiana Indah Lestari. Septiana adalah seorang

perempuan berumur 19 tahun dengan tinggi badan 149 cm, berat badan 38 kg dan lingkar

dada 83 cm. Kapasitas vital paru paru sebelum olahraga adalah 2000 cc dan setelah

melakukan olahraga, kapasitas vital paru parunya adalah 2500 cc. Dari hasil menunjukkan

bahwa kapasitas vital paru paru sebelum dan sesudah melakukan aktifitas mengalami

kenaikan. Dan ini sesuai dengan literatur, bahwasanya volume paru paru mengembang

setelah melakukan aktifitas atau sedang melakukan aktifitas. Setelah aktifitas selesai

volume paru paru akan kembali ke keadaan semula.

Kelompok ketiga diwakili oleh probandus Intifada Birul Umaroh. Tifa adalah

seorang perempuan berumur 17 tahun dengan tinggi badan 149 cm, berat badan 49 kg dan

lingkar dada 84 cm. Kapasitas vital paru paru sesudah dan sebelum melakukan aktifitas

mengalami kenaikan. Sebelum melakukan aktifitas kapasitas vital paru parunya adalah

(11)

Dalam literatur dijelaskan bahwa kapasitas vital paru paru sebelum dan sesudah

beraktifitas adalah mengalami kenaikan. Semakin banyak aktivitas seseorang, maka

kapasitas pernafasan juga akan semakin meningkat. Hal in disebabkan karena ketika sedang

beraktifitas, proses pembakaran di dalam tubuh berjalan semakin cepat untuk menghasilkan

energi yang kita butuhkan. Selain itu, kebutuhan oksigen untuk respirasi sel juga semakin

banyak. Sehingga paru paru akan mengembang untuk menampung lebih banyak udara yang

masuk.

Kelompok keempat diwakili oleh Anggi Mulky Fransisca. Anggi adalah seorang

perempuan berumur 19 tahun dengan tinggi badan 150,5 cm, berat badan 63 kg dan lingkar

dada 91 cm. Kapasitas vital paru parunya sebelum melakukan aktifitas adalah apasitas vital

paru parunya sebelum melakukan aktifitas adalah 2250 cc dan sesudah beraktifitas

kapasitas vital paru parunya adalah 2000 cc.

Perwakilan kelompok lima adalah Syefil Hidayah. Syefil adalah seorang perempuan

berumur 19 tahun dengan tinggi badan 154 cm, berat badan 39 kg dan lingkar dada 74 cm.

Kapasitas vital paru parunya sebelum melakukan aktifitas adalah apasitas vital paru

parunya sebelum melakukan aktifitas adalah 2000 cc dan sesudah beraktifitas kapasitas

vital paru parunya adalah 1750 cc.

Probandus keenam adalah Afina Aninnas. Afina adalah seorang perempuan

berumur 17 tahun dengan tinggi badan 149 cm, berat badan 36 kg dan lingkar dada 77 cm.

Kapasitas vital paru parunya sebelum melakukan aktifitas adalah apasitas vital paru

parunya sebelum melakukan aktifitas adalah 2000 cc dan sesudah beraktifitas kapasitas

vital paru parunya adalah 1750 cc.

Kesimpulan dari kapasitas vita paru paru probandus keempat, kelima dan keenam

adalah mengalami penurunan. Seharusnya kapasitas vital paru paru sebelum dan sesudah

melakukan aktifitas mengalami kenaikan. Perbedaan dengan literatur ini bisa disebabkan

karena beberapa hal. Kesalahan dalam menghembuskan nafas melalui pipa plastik juga

mempengaruhi hasil, karena kapasitas vital paru paru adalah udara yang dapat

dihembuskan sekuat kuatnya setelah melakukan respirasi secara maksimum, maka ketika

menghembuskan nafas harus dilakukan secara maksimum. Kesalahan dalam menutup pipa

juga bisa menyebabkan hasilnya berbeda, pipa harus ditutup dengan segera setelah

menghembuskan nafas agar udara di dalam botol tidak keluar.

Lingkar dada juga mempengaruhi besarnya kapasitas vitas paru paru seseorang. Jika

seseorang memiliki lingkar dada yang besar maka volume rongga dada juga semakin besar

(12)

daripada ukuran semula. Pengembangan paru paru ini menyebabkan kapisatas vital paru

paru semakin besar. Semakin lebar ukuran lingkar dada seorang maka kapasitas vita paru

parunya juga semakin besar dan sebaliknya semakin kecil ukuran lingkar dada seseorang

makam kapasitas vital paru parunya juga semakin kecil. Namun, hal ini tidak terjadi pada

semua orang yang memiliki lingkar dada besar. Kebanyakan orang yang obesitas memiliki

lingkar dada yang lebar, tetapi memiliki kapasitas vital paru paru kecil. Hal ini terjadi

karena orang yang mengalami obesitas memiliki kecenderungan malas berolahraga atau

beraktifitas.

VII. PENUTUP 7.1 Kesimpulan

Kapasitas vital paru paru manusia merupakan volume udara maksimal yang

dapat dihembuskan oleh paru paru setelah melakukan inspirasi maksimal, besarnya

kurang lebih 3500 cc. Besarnya kapasitas vital paru paru merupakan penjumlahan

dari volume udara tidal,cadangan inspirasi dan cadangan ekspirasi. Sedangkan

kapasitas total adalah kapasitas udara yang dapat ditampung paru paru, besarnya

kurang lebih 4500 cc. Besarnya kapasitas total paru paru merupakan penjumlahan

antara kapasitas vital paru paru dan udara residu. Kapasitas vital paru paru pada

manusia dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan dan

aktivitas atau kegiatan yang dilakukan.

7.2 Saran

Sebelum praktikum dimulai, praktikan harus mengetahui langkah langkah

percobaan. Agar ketika melakukan percobaan tidak terjadi kesalahan yang

menyebabkan hasil tidak sesuai dengan teori. Meskipun dalam percobaan itu

terdapat beberapa kemungkinan, namun setidaknya kita bisa membuktikan

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember

Mair, Zaid Romegar dan Teguh Supriadi. 2017. Media Pembelajaran Sistem Pernapasan Pada

Manusia Berbasis Multimedia. Jurnal Teknik Informatika. Vol. 6 No. 1: 22

Fazriah, Rosalina dan Eko Budi setiawan. 2014. Multimedia Pembelajaran Dan Simulasi

Proses Respirasi Pada Manusia Menggunakan Augmented Reality. Jurnal Ilmu

(14)

LAMPIRAN

(15)
(16)

Gambar

Gambar 1. Struktur paru-paru

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN KOGNITIF SISWA (Penelitian Tindakan di Kelas VII-A SMPN 1

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Olahraga. ©Dian Indriansah 2016

Memiliki cara berpikir yang berbeda atau out of the box juga diperlukan, sehingga mampu membuat terobosan-terobosan baru atau penyesuaian pada bisnis agar lebih sesuai juga sangat

Pengendalian normatif yang dilakukan ketua seperti dengan memberi contoh diantaranya dengan ketua menjadi nasabah bank sampah dan menyetorkan sampah juga.Lalu sebagian

Pengelolaan lingkungan binaan wisata bunga pada kawasan daerah ekowisata kota Batu, Malang, adalah merupakan suatu model konsep pengelolaan lingkungan yang baik yang dikelola

Segala Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, bimbingan dan kasih karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS KESALAHAN KATA

Oleh karena itu penulis akan menjelaskan mengenai bagaimana membuat suatu sistem Oleh karena itu penulis akan menjelaskan mengenai bagaimana membuat suatu

Kolektor surya tipe prismatik adalah kolektor surya yang dapat menerima energi radiasi dari segala posisi matahari kolektor jenis ini juga dapat digolongkan dalam kolektor plat