• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING (3)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB XIII BIMBINGAN

DAN KONSELING

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Menurut Depdikbud (2004:5), bimbingan adalah pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantapn dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Menurut Abu Ahmadi (1991:1), bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rancana masa depan yang lebih baik.

Menurut Rochman Natawijaya (1978), bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.

(2)

Jadi, bimbingan dan konseling sebagai suatu upaya membentuk perkembangan sumber daya manusia.

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling A. Secara Khusus

Secara khusus pelayanan bimbingan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi sosial, belajar, dan karier. Bimbingan pribadi sosial dalam mewujudkan pribadi yang takwa, mandiri, dan bertanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksud untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier yang dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.

a. Dalam Aspek Tugas Perkembangan Pribadi Sosial

 Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.

 Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.

 Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.

 Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan

konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.

 Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.

(3)

 Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.

 Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.

 Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.

 Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.  Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

b. Dalam Aspek Akademik/Belajar

 Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.

 Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.

 Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

 Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.

 Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan

pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.

 Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

(4)

 Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.

 Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir.

 Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.

 Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.

 Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan

cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.

 Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang

kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.

 Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.

 Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.  Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil

keputusan karir.

(5)

 Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang.

 Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.

 Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.

 Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,

penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling A. Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman ini dimaksudkan agar menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan perkembangan siswa. Pemahaman ini mencakup :

 Pemahaman tentang diri siswa

 Pemahaman tentang lingkungan siswa

 Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas

B. Fungsi Pencegahan

Fungsi pencegahan ini merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar berbagai masalah yang menghambat perkembangannya. Kegiatan ini berupa program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi data dan sebagainya.

C. Fungsi Perbaikan

Fungsi ini akan menghasilkan terpecahkan atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialamai siswa.

(6)

Fungsi ini berarti layanan bimbingan konseling yang diberikan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan.

E. Fungsi Pengembangan

Fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.

F. Fungsi Penyembuhan

Fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.

G. Fungsi Penyaluran

Fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.

4. Peranan Bimbingan dan Konseling

A. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah

(7)

mencapai kematangan emosional dan sosial, sebagai individu dan anggota masyarakat selain menyumbangkan kemampuan inteleknya. Bimbingan dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran, tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah sekolah itu. Kegiatan ini dilakukan malalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh. (Mortensen dan Schemuller, 1969)

Bimbingan dan konseling semakin hari semakin dirasakan perlu keberadaanya di stiap sekolah. Hal ini didukung oleh berbagai macam faktor, seperti dikemukakan oleh Koestoer Partowisastro sebagai berikut:

 Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, dimana anak dalam waktu sekian jam + enam jam hidupnya berada di sekolah.

 Para siswa yang usianya relatif masih muda sangat membutuhkan

bimbingan baik dalam memahami keadaan dirinya, mengarahkan dirinya, mapun dalam mengatasi berbagai macam kesulitan.

 Konselor dan guru merupakan suatu tim yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan. Keduanya dapat saling menunjang terciptanya proses pembelajaran yang lebih efektif. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan dan konseling, tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan sekolah.

Bimbingan konseling diposisikan secara tegas untuk mewujudkan prinsip keseimbangan. Lembaga ini menjadi tempat yang aman bagi setiap siswa untuk datang membuka diri tanpa rasa khawatir akan privacynya. Lembaga ini menjadi tempat setiap persoalan diadukan, setiap problem di bantu untuk di uraikan, bahkan orang tua siswa pun dapat mengambil manfaatnnya dari pelayanan bimbingan konseling.

(8)

Dalam proses pembelajaran siswa setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut seringkali kandas dan tidak bisa terwujud, karena banyak siswa tidak seperti yang diharapkan. Maka sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar. Sebagai petanda bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui dari berbagai jenis gejalanya seperti dikemukakan Abu Ahmadi (1977) sebagai berikut :

1.Hasil belajarnya rendah, dibawah rata-rata kelas

2.Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya.

3.Menunjukkan sikap yang kurang wajar, suka menentang, dusta, tidak mau menyelesaikan tugas-tugas dan sebagainya.

4.Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka mengganggu dan sebagainya.

Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan diatas, maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam (1) bimbingan belajar, (2) bimbingan sosial, (3) bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.

5. Peran Guru Mata Pelajaran dalam Bimbingan Konseling

Peran dan kontribusi guru mata pelajaran sangat diharapkan guna kepentingan efektifitas dan efesiennya pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Selain itu juga, peran yang dijalankan oleh guru yakni sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Berkenaan peran guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur, memahami dan menghargai tanpa syarat.

(9)

a. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan konseling kepada siswa

b. Membantu guru konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling.

c. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan konseling kepada guru konselor.

d. Menerima siswa alih tangan dari guru konselor yakni siswa yang memerlukan pelayanan atau latihan khusus seperti pengajaran atau latihan.

e. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswi yang memerlukan guru konselor.

f. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan atau kegiatan bimbingan konseling untuk mengikuti atau menjalani kegiatan yang dimaksud.

g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penengan masalah siswa.

h. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

6. Bidang Bimbingan dan Konseling a. Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi adalah bidang layanan pengembangan kemampuan mengatasi masalah-masalah pribadi dan kepribadian, berkenaan dengan aspek-aspek intelektual, afektif, dan motorik.

b. Bimbingan sosial

(10)

c. Bimbingan Pendidikan

Bimbingan pendidikan adalah bidang layanan yang mengoptimalkan perkembangan dan mengatasi masalah dalam proses pendidikan yang sedang dijalani maupun yang akan dijalani nantinya. d. Bimbingan Pembelajaran

Bimbingan pembelajaran adalah bidang layanan untuk mengoptimalkan perkembangan dan mengatasi masalah dalam proses pembelajaran.

e. Bimbingan Karier

Bimbingan karier adalah bidang layanan yang merencanakan dan mempersiapkan pengembangan karier anak. Bimbingan karir pada hakekatnya merupakan salah satu upaya pendidikan melalui pendekatan pribadi dalam membantu individu untuk mencapai kompetisi yang diperlukan dalam menghadapi masalah-masalah karir.

7. Landasan Bimbingan Konseling

Pemberian layanan bimbingan dan konseling pada hakekatnya selalu di didasarkan atas landasang-landasan utama dan prinsip-prinsip dasar. Hal ini berupa keyakinan-keyakinan yang pada akhirnya dapat mewarnai seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. Menurut Winkel (1991) landasan-landasan itu adalah sebagai berikut:

a. Bimbingan selalu memperhatikan perkembangan siswa sebagai individu yang mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang b. Bimbingan berkisar pada dunia subyektif masing-masing individu c. Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara

bimbingan dengan yang dibimbing.

d. Bimbingan berdasarkan pengakuan akan martabat dan keluhuran individu yang dibimbing sebagai manusia yang mempunyai hak-hak asasi (human rights).

(11)

f. Pelayanan ditujukan kepada semua siswa, tidak hanya untuk individu yang bermasalah saja.

g. Bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus menerus, berkesinambungan, berurutan dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak.

8. Jenis-Jenis Layanan dan Kegiatan Bimbingan dan Konseling

Jenis-jenis layanan pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari konsep bimbingan dan konseling dalam rangka memenuhi berbagai asas, prinsip, fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional saat ini terdapat tujuh jenis layanan. Namun sangat mungkin ke depannya akan semakin berkembang, baik dalam jenis layanan maupun kegiatan pendukung. Para ahli bimbingan di Indonesia saat ini sudah mulai meluncurkan dua jenis layanan baru yaitu layanan konsultasi dan layanan mediasi. Namun, kedua jenis layanan ini belum dijadikan sebagai kebijakan formal dalam sistem pendidikan di sekolah.Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan ketujuh jenis layanan bimbingan dan konseling yang saat ini diterapkan dalam pendidikan nasional.

a. Layanan Orientasi

Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.

b. Layanan Informasi

(12)

bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.

c. Layanan Pembelajaran

Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.

d. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.

e. Layanan Konseling Perorangan

Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.

f. Layanan Bimbingan Kelompok

(13)

keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan.

g. Layanan Konseling Kelompok

Layanan Konseling kelompok merupakan layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok,. Layanan Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.

DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2007). Penataan Pendidikan

Profesional Konselor. Naskah Akademik ABKIN (dalam proses finalisasi). Hendraanisman. 2013. Landasan Bimbingan dan Konseling. Prayitno dan Amti,Erman. 1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.

Jakarta:Rineka Cipta

Soecipto dan Kosasi, Raflis. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta:Rineka Cipta. Sudrajat, Akhmad. 2008. Tujuan Bimbingan Konseling.

Sukardi, Dewa Kentut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi fisikokimia terhadap biokeramik yang dihasilkan dari campuran HAp-Kitosan dengan presentase perbandingan 70:30%

Dari uraian diatas, tampak bahwa pemahaman karakteristik siswa, terutama siswa dengan kebutuhan khusus seperti siswa CIBI merupakan salah satu aspek penting yang perlu

Pihak lain yang sependapat juga mendukung dengan mengatakan bahwa Adopsi IFRS dapat memperkuat integrasi dan daya saing pasar modalnya terutama bagi negara

ABSTRAK PENYUSUNAN SKALA KECEMASAN ASPEK EMOSI SISWA KELAS IV SD Laurensius Bayu Supriyadi Universitas Sanata Dharma 2018 Penelitian ini dilakukan karena adanya guru yang

Hal tersebut dapat dilihat dari prinsip pencatatan akuntansi yang digunakan dari generasi pertama sampai generasi ketiga, persamaannya sampai ke generasi

Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia memiliki mukjizat yang mampu menghilangkan berbagai penyakit dan mampu menghidupkan orang mati, mengapa Musa yang memiliki mukjizat jauh

Kesulitan menulis hanzi sebagai permasalahan dalam belajar bahasa Mandarin di kelas VI SD Kristen Kalam Kudus Surakarta?. Program Diploma III Bahasa China

Choose a skin from the css/skins folder instead of downloading all of them to reduce