• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuang (8)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuang (8)"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... i

KATA PENGANTAR...1

BAB I... 2

PENDAHULUAN... 2

1.1. Latar Belakang...2

BAB II... 4

PEMBAHASAN... 4

2.1. Masa Kejayaan Nasional...4

2.2. Perjuangan Melawan Sistem Penjajahan...8

2.3.Perjuangan Melawan Masa Penjajahan Jepang (1942-1945)...12

2.4. Sejarah Perumusan Pancasila...19

2.5. Konsep Rumusan Pancasila...30

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia ini. Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Pancasila.

Makalah ini membahas mengenai Masa kejayaan nasional, perjuangan melawan system penjajahan, perjuangan melawan masa penjajahan jepang (1942-1945), sejarah perumusan pancasila, dan konsep rumusan pancasila.

Kami mengharapkan makalah ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan kita semua mengenai Pancasila. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Hal tersebut dikarenakan kami masih dalam proses belajar dan karena kemampuan kami yang terbatas. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk bahan pembelajaran di masa depan.

Malang, 08 Oktober 2014

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia yang diresmikan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Dalam sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung dibalik legitimasi ideologi Negara Pancasila.

Dampak yang cukup serius dalam manipulasi Pancasila oleh para penguasa pada masa lampau, sekarang ini banyak kalangan elit politik serta sebagian masyarakat beranggapan bahwa pancasila merupakan label politik Orde Baru. Pandangan yang sinis serta upaya melemahkan peranan ideologi Pancasila pada era reformasi sekarang ini akan sangat berakibat fatal yaitu melemahnya kepercayaan rakyat terhadap ideologi Negara yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang yang telah lama dibina, dipelihara serta didambakan bangsa Indonesia sejak dahulu.

(5)

Sekarang ini banyak para tokoh politik kurang memahami filsafat hidup serta pandangan hidup bangsa kita yaitu pancasila, namun bersikap seakan–akan memahaminya namun mereka salah dalam menerapkannya.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Masa Kejayaan Nasional

Nenek moyang kita secara jelas sejak zaman dahulu telah menjalani hidup dalam tata masyarakat yang tertatur, bahkan sudah dalam bentuk kerajaan kecil kuno, seperti Kutai yang lahir pada abad V di Kalimantan Timur, dengan rajanya yang terkenal seperti Mulawarman. Hal ini tercatat berdasarkn berita tertua Cina yang bertalian dengan zaman itu, yaitu dari dinasti T’ang tahun 618-906.

Berikutnya Tarumanegara lahir juga pada abad V, berada di daerah Jawa Barat (Banten,Jakarta,Bogor dan Cirebon). Rajanya Purnawarman sedang menurut dugaan sementara, kerajaan Cirebon telah ada sebelumnya yaitu sekitar abad 2.

Sebelum terkenalnya kerajaan nasional pertama Sriwijaya dan kerajaan nasional kedua Majapahit, di kedua kerajaan kuno tersebut di atas telah berkembang agama hindu dan pengaruhnya menyatu dengan baik bersama kepribadian asli setempat

(7)

meliputi Semenanjung Melayu dan Filipina bagian selatan dan menjalin hubungan baik dengan Tiongkok.

Sriwijaya mencatat banyak peninggalan sejarah di nusantara, salah satunya candi Borobudur yang menunjukkan sebagai pusat kegiatan agama Budha di Asia Tenggara dan berbagai prasasti di antaranya Prasasti berupa kepingan logam yang ditemukan di Sumatra dan Bangka dengan menggunakan huruf dan bahasa Melayu Kuno, yaitu Prasasti Kedudukan Bukit (683 M) di Palembang, Tala Tuo (684) di Palembang, Telaga Batu (683) di Palembang, Siddhayatra (tidak berangka tahun) di Palembang, Kota Kapur (6860 di Pulau Bangka, Karang Berahi (Tidak berangka tahun) di Jambi, Ligor (775) di Tanah Genting Kra Malaysia, Nalada dan Cola di India.

Prasasti di daerah Palembang memakai bahasa Melayu kuno, sehingga kemungkinan bahasa tersebut banyak di gunakan di kehidupan sehari-hari. Kerajaan Sriwijaya mengalami perpindahan dari Muara Takus ke Jambi dan Ahirnya di Palembang.

Kebesaran kerajaan ini disebabkan oleh beberapa faktor berikut: 1. Terletak di jalur lalu lintas perdagangan

2. Keruntuhan kerajaan Funnan (Indocina)

3. Banyaknya kapal dagang yang singgah di Sriwijaya 4. Mempunyai armada kapal laut yang kuat

5. Menguasai lalu lintas perdagangan

Keruntuhan dari Kerajaan Sriwijaya pada abad ke XI, disebabkan oleh: 1. Merosotnya aktifitas perdaganggan karena keamanan

(8)

3. Tahun 1292 kerajaan Sukhodaya dibawah pimpinan Siam/Thailand merebut wilayah di Semenanjung Melayu sehingga Selat Malaka dapat di Kontrol 4. Tahun 1075 diserbu raja Kertanegara dari Singasari yang dikenal dengan

ekspedisi Pamalayu

5. Tahun 1477, ditaklukkan kerajaan Majapahit, sehingga kerajaan Sriwijaya runtuh.

Dengan surutnya Kerajaan Sriwijaya, muncullah kerajaan kecil di mana-mana, seperti di Jawa Timur antara lain Darmawangsa. Airlangga, kediri,Singasari. Di Jawa Tengah muncul kerajaan Kalingga,Senjaya, Syailendra. Sebagai refleksi puncak kebudayaan tercatat didirikanya candi Borobudur dan Prambanan yang megah berkat semangat gotong royong dan kesadaran beragama yang tinggi dan kuat

Pada tahun 1222 didirikan kerajaan Singasari di Malang, Jawa Timur oleh Ken Arok yang telah mengalahkan Kertajaya, raja Kediri. Dia naik tahta dengan gelar Rajasa. Sebelum mendirikan Singasari dia memerintah di Tumapel, Ia membunuh Tunggul Ametung, dan dia memperistri Ken Dedes, istri dari Tunggul Ametung. Raja yang terkenal adalah raja terahir dengan nama raja Kertanegara bergelar Sri Maharajadhiraja Sri Kertanegara, Ia mengadakan hubungan dengan Kamboja dan Cina. Timbul sengketa denggtan Cina sengingga Kaisar Kubilai Khan mengirim pasukan untuk menyerang Singasari. Kertanegara tewas oleh Jayakatwang, keturunan raja raja kertanegara dari kerajaan kediri.

(9)

menjadi raja pertama pada 1293 dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana (1293-1309)

Majapahit mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dimana dia dibantu Patih Gajamada dan Panglima angkatan laut Nala. Wilayahnya meliputi seluruh Nusantara,sedangkan politik luar negerinya bersemboyan “Mitreka Satata” yang artinya adalah persahabatan dengan negara tetangga dan hal ini dikuatkan dalam buku Negarakertagama1 karangan mpu Prapanca. Pada saat diangkat, sang patih mengucapkan Sumpah Palapa2 yang berbunyi “ Saya baru akan berhenti berpuasa makan palapa jikalau Nusantara sudah takluk di bawah kekuasaan negara Majapahit”.Beberapa kemajuan yang dicapai pada masa kerajaan Majapahit diantaranya:

1. Penggunaan uang logam untuk perdagangan 2. Pakaian terbuat dari hasil tenun /sutra

3. Kegiatan keagamaan Hindu dan Buddha dapat hidup rukun

4. Daerah Pasai telah memeluk agama Islam

5. Menghasilkan karya sastra Sutasoma dan Negara Kertagama

6. Pembuatan bendungan, saluran irigasi untuk pertanian

Majapahit telah mempersatukan kembali seluruh nusantara yang terpecah selama kurun waktu tiga abad. Namun akibat banyaknya masalah yang timbul dalam waktu bersamaan dan wafatnya Patih Gajamada,Majapahit semakin

1 Negarakertagama adalah sebuah buku yang menyebutkan nama-nama kerajaan luar negeri yang memiliki hubungan persahabatan dengan kerajaan majapahit seperti Kerajaan Siam,Kerajaan Kamboja, Kerajaan Burma, Kerajaan Champa, Kerajaan Yavana/Vietnam, Kerajaan Cina (Pandji Setijo, Pendidikan Pancasila,Grasindo,Jakarta,2006,hal.19.

(10)

mundur .Keruntuhan Majapahit pada abad XIV (1520) runtuh, yang ditulis dengan istilah Sirna Hilang Kertaning Bumi karena,

1. Tidak ada raja yang cakap, setelah Hayam Wuruk

2. Intrik politik antara keluarga kerajaan

3. Perang Saudara

4. Kemunduran Perdagangan

5. Diserang oleh raja Giriwardhana dari Kediri

Jatuhnya Majapahit menyebabkan merosotnya pertahanan keamanan di Indonesia,telah menimbulkan munculnya banyak kerajaan kecil dan hal ini memudahkan masuknya bangsa barat ke Indonesia. Bahkan,sebelum jatuhnya Majapahit, Islam telah masuk ke Indonesia

Agama Islam masuk Indonesia pada tahun 1292 oleh para pedagang dan ulama dari Gurajat India Barat, kemudia juga melalui Arab dan Parsi/Iran. Penyebaran dilakukan dengan damai tanpa penekanan ke pulau-pulau lainya.

Kerajaan Islamtertua di Indonesia berada di Sumatra yaitu kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh Raja 1 bernama Sultan Malik Al Saleh yang ahirnya ditindukkan oleh Portugis (1522), Berdiri kerajaan Aceh dengan raja bernama Sultan Ali Mugahayat (1530),yang terkenal dalam pemerintahan aceh pada saai itu adalah Sultan Iskandar Muda.

2.2. Perjuangan Melawan Sistem Penjajahan

(11)

Bangsa-bangsa Eropa yaitu Portugis,Spanyol, Belanda, dan Inggris mulai berdatangan ke Indonesia untuk berdagang mencari rempah-rempah untuk dibawa kembali ke negaranya. Mereka meneruskan politik menumpas kerajaan Islam di Asia dan wilayah lainya. Motifasi penjajahan ke wilayah Asia, Afrika, dan Amerika Latin adalah: Gospel (Penyebar Agam Nasrani); Glory (kejayaan), Gold (emad dan harta benda) dan Gospel (Penyebaran Agama Nasrani)

Pada Abad XIV, Belanda masuk ke Indonesia melalui Banten dibawah pimpinan Cornelis de Hotman. Belanda berhasil mencapai negeri timur penghasil rempah rempah akibat larangan untuk memasuki pelabuhan Lisboa oleh Portugis dan mendirikan VOC3,perkumpulan dagang yang dikenal dengan nama Kompeni. Diantara Gubernur Jendral yang memerintah selama tahan ekspansi adalah Antonio Van Diemen (1636-1645), Johan Maestsuyeker (1653-1678), Rijklof Van Goens (1678-1681) DAN Cornelis Janszoon Speelman (1681-1684)

VOC yang didukung kekuasaan politik Negeri Belanda dapat menguasai wilayah Maluku, mengalahkan Portugis, dimana Ambon dikuasai (1605) Selat Sunda (1641), dan juga menguasai Selat Malaka.

Mataram dikuasai VOC (1646), tanggal 13 Februari 1755 dilakukan pergantian Giyanti, dimana VOC mengakui Mangkubumi sebagai Sultan Hamengkubuwana 1, penguasai separuh wilayah Jawa tengah. Tahun 1755, Hamengkubuwana 1 pindah membangun istana di Yogyakarta.

Kerajaan Mataram terpecah menjadi kerajaan Jogjakarta dibawah pimpinan raja Pangeran Mangkubumi/ Hamengkubuwono 1 (1749-1792), dan digantikan oleh Hamengkubuwono II hingga hamengkubuwono X (1988-sekarang) yang menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

(12)

VOC dibubarkan pada permulaan tahun 1799 dan daerah Nusantara dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda. Tahun 1811-1816, Inggris berkuasa di Indonesia dipimpin oleh Thomas Standford Raffles,yang karena Kovensi London (1814),Inggris berkuasa di Malaka,Singapura dan Belanda menguasai Indonesia kembali. Sejak tahun 1816 pemerintah Belanda di Indonesia bernama Nederlandch Indie atau Hindia Belanda dan Van der Capellen diangkat sebagai Gubernur Jenderal.

Perlawanan para pejuang terpatahkan,para pemimpinya dibuang keluar daerah asalnya. Pemerintah Hindia Belanda juga menerapkan politik devide et emperia4. Selanjutnya pemerintah pada zaman Hindia Belanda menerapkan system Culturstelsel atau yang lebih dikenal dengan system tanam paksa.Hal ini dilakukan oleh pemerintah Hindi Belanda karena:

1. Sistem pajak tanah yang diterapkan kurang berhasil 2. Diperlukan hasil tanah Ekspor untuk dijual di Eropa 3. Belanda mencari dana untuk menutup hutang

Dan Ciri-ciri dari Tanam paksa adalah:

1. Adanya keharusan bagi rakyat untuk menanam tanahaman yang laku di eropa 2. Keharusan untuk membayar pajak bentuk hasil bumi

3. Tanaman tersebut di kirim ke eropa untuk mendapatkan keuntungan besar

Yang mana angka kemiskinan,kemelaratan, kelaparan dan kebodohan semakin bertambah karena rakyat harus menyerahkan hasil bumi yang nilainya sama dengan pajak tanah.

Setelah dihapusnya tanam paksa Hindia Belanda mengeluarkan undang-undang agraria dan membuka kesempatan masuknya modal asing .Eksploitasi bahan alam juga dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda dalam bentuk

4 Divide et impera adalah Politik pecah belah atau politik adu domba yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah

(13)

mengizinkan pihan swasta untuk melakukan eksploitasi minyak bumi dei berbagai tempat di Indonesia,sehingga pada tahun 1920 ada 50 perusahaan antara lain Royal Dutch Shell, California Texas dan Borneo oil company yang beroperasi di Sumatra,Jawa dan Kalimantan. Selain itu juga ekploitasi di bidang perkebunankaret,tembakau,tebu,lada,cengkeh dll. Yang membawa lebih banyak penderitaan kepada rakyat indonesia

Melihat kenyataan tersebut kalangan orang Belanda sendiri Eduard Douwes Dekker/Multatuli, Baron Van Hoevell dan Mr. Theodore C.van Deventer yang menganjurkan kepada pemerintah Belanda untuk memperbaiki nasib bangsa Indonesia dengan memberi balas budi melalui pendidikan,perbaikan irigasi,dan emigrasi/transmigrasi.

Namun tidak selalu menguntungkan karena menguntungkan pihak perkebunan dan transmigrasi dalam hal tenaga kerja tetapi edukasi melahirkan tokoh pimpinan pergerakan kemerdekaan seperti Bungkarno,Bung Hatta, dr. Tjipto Mangunkusumo.

Perlawanan terhadap Belanda tetap dilakukan yang berlangsung pada abad 17-20 secara fisik maupun politik yang ahirnya menibulkan pergerakan nasional Indonesia.

Faktor Intern:

1. Perasaan tidak puas dari bangsa Indonesia atas sikap dan penindasan mendapat reaksi perlawanan dari Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Imam Bonjol, Cik Ditiro,dll walaupun mengalami kegagalan

2. Kesadaran golongan pelajar yang mengakibatkan kebodohan bagi bangsa Indonesia

(14)

Faktor Extern

1. Kekalahan Rusia oleh Jepang

2. Pergerakan bangsa India di bawah Mahatma Gandi lepas dari kekuasaan Inggris 3. Kemerdekaan Republik Rakyat Tiongkok (1911) dibawah pimpinan dr.Sun Yat

Sen

4. Lahirnya republik Filipina dengan Tokohnya Jose Rizal yang lepas dari jajahan Spanyol

Didorong aktor tersebut maka berdirilah :

1. Boedi Oetomo

2. Serikat Dagang Islam

3. Indische Social Demokratische Partij (ISDP) 4. Partai komunis indonesia

5. Sumpah Pemuda

Pencetus dari Sumpah pemuda adalah himpunan Indonesi Nederland, Partai Nasional Indonesia dan Pemuda Indonesia. Sumpah pemuda sangat berperan dalam mendorong perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan semakin tegas memperkuat persatuan nasional sebagai bekal yang maik kuat dalam alam pikir bangsa indonesia menuju cita cita kemerdekaan Indonesia.

2.3.Perjuangan Melawan Masa Penjajahan Jepang (1942-1945)

(15)

Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Serangan ini dipimpin oleh Admiral Chuici Nagumo yang diperkirakan akan selesai dalam 150 hari. Serangan Jepang ke Pearl Harbour ( A.S )

Minggu pagi tanggal 7 Desember 1941 , 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan lebih dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Amerika Sangat terkejut dengan serang tersebut. Maka pada tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat benar benar menyatakan perang terhadap Jepang. Karena Amerika Serikat merupakan salah satu negara adi kuasa maka secara otomatis Jepang benar-benar terjun dalam Perang Dunia II

(16)

juaga Terancam oleh kedatangan Jepang. Pada bulan Januari 1942 Jepang berhasil merebut dan menduduki daerah Balikpapan dan Tarakan (Kalimantan Timur), Jepang sengaja datang dan merebut kedua daerah ini karena merupakan daerah penghasil minyak bumi yang sangat penting dalam persenjataan Jepang untuk perang. Kedatangan Jepang Di Indonesia

Sikap Bangsa Indonesia Terhadap Datangnya Jepang Pada mulanya Jepang sangat berhati hati menghadapi bangsa Indonesia dan selalu menghargai masyarakat pribumi. Jepang berusaha memikat hati bangsa Indonesia dengan propaganda dan jani-janji yang muluk. Mereka selalu mengatakan bahwa kedatangan mereka untuk kemakmuran bersama, yaitu kemakmuran bangsa-bangsa di Asia Timur Raya. Hal tersebut diperkuat dengan tindakan –tindakan baik yang diambil Jepang seperti, membebaskan para pemimpin yang menjadi tahanan pada masa Belanda, memperbolehkan sang saka merah putih dikibarkan di seluruh Indonesia, bahkan Jepang melarang penggunaan bahsa Belanda di Indonesia sehingga Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa penghantar di sekolah . Pada awalnya, perilaku Jepang terhadap bangsa Indonesia tersebut membuat bangsa Indonesia merasa gembira dan penuh harap bebas dari penjajahan. Bangsa Indonesia tertarik dengan propaganda dan janji yang dikeluarkan oleh Jepang sehingga bersedia untuk membantu Jepang. Namun niat bangsa Indonesia ini lama-lama disalahgunakan oleh Jepang. Mereka berubah total. Mereka juga menyiksa, menindas, dan bertindak kejam pada bangsa Indonesia, sama seperti penjajah yang lain bahkan lebih kejam. Mereka juga memaksa rakyat untuk melakukan kerja paksa Romusha yang menimbulkan kesengsaraan pada rakyat.

(17)

adalah: Peristiwa Cot Plieng, Aceh 10 November 1942 Pemberontakan dipimpin seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil , guru mengaji di Cot Plieng Lok Seumawe. Usaha Jepang untuk membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang melakukan serangan mendadak di pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan salat Subuh. Dengan persenjataan sederhana/seadanya rakyat berusaha menahan serangan dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang untuk kembali ke Lhokseumawe. Begitu juga dengan serangan kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Baru pada serangan terakhir (ketiga) Jepang berhasil membakar masjid sementara pemimpin pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil meloloskan diri dari kepungan musuh, namun akhirnya tertembak saat sedang salat.

Perang pasifik dan kedatangan jepang ke indonesia Jepang membagi 3 wilayah pertahanan di Indonesia Jawa dan Madura dikuasai Rikugun (AD Jepang) berpusat di Jakarta Sumatera dan sekitarnya dikuasai Rikugun (AD Jepang) berpusat di Bukittinggi). Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, dan Nusa Tenggara dikuasai Kaligun (AL Jepang) berpusat di Makasar.

Masa pendudukan jepang dan akibatnya di indonesia Masa Pendudukan Jepang di Indonesia awalnya disambut tapi akhirnya kecewas ebagai saudara tua, mau membebaskan dari penjajahan barat ternyata pemerasan hasil pertanian dan peternakan hasil tambang, hutan, perkebunan tanah pertanian untuk perkebunan jarak pengerahan sumber tenaga manusia romusha : kerja paksa tanpa upah pembentukan organisasi semi militer keibodan : barisan bantu polisi seinendan : barisan bantu polisi dan diberi dasar kemiliteran Fujinkai : himpunan wanita Jawa Hokokai : perhimpunan kebaktian rakyat Jawa Sysintai : barisan pelopor.

(18)

pembela tanah air. Akibat Pendudukan Jepang di Indonesia bidang politik menerapkan sistem pemerintahan militer sistem pemerintahan dibentuk gerakan 3 A membentuk Putera (16 April 1943) di bentuk Jawa hokokai (Maret 1944) membentuk (Majlis Islam A’la Indonesia (MIAA) bidang Ekonomi SDA di keruk Jepang cara pemerasan kekayaan bangsa Indonesia : menyita peninggalan kekayaan Belanda mengawasi dan memonopoli penjualan teh, kopi, karet, kina kampanye pengerahan barang-barang dan menambah bahan pangan mengganti perkebunan dengan bahan pangan rakyat hanya meiliki 40 %, yang 60 untuk Jepang menanam pohon jarak kekurangan pangan partisipasi ke romusha

Bidang sosial dan mentalitas masyarakat Akibat partisipasi ke romusha pembentukan organisasi semi militer seinendan (Barisan Pemuda 9 Maret 1942 tujuan melatih pemuda usia 14 – 22 tahun untuk mempertahankan tanah air Fujinkai (Barisan wanita usia 15 tahun) Agustus 1943 tujuan memperkuat pertahanan dalam penyediaan makanan dan mengumpulkan dana wajib berupa perhiasan dan ternak Keibodan (Barisan pembantu polisi 29 April 1943) Pemuda 23 – 25 tahun tujuan menghndari dari Seinendan (Barisan Pemuda 9 Maret 1942) Tujuan melatih pemi pengaruh kaum nasionalis Syuisintai (Barisan Pelopor) 14 september 1944 tujuan menyiapkan kesiagaan rakyat. Pembentukan organisasi militer Heiho (Barisan pembantu prajurit Jepang) April 1943 Pemuda usia 18 – 25 tahun tujuan membantu dalam pertempuran Jepang melawan Sekutu Peta (Pembela tanah air) 3 oktober 1943 Kekuatan inti tentara Jepang

(19)

Mansyur) Memusatkan kekuatan masyarakat untuk membantu Jepang bagi Indonesia membela rakyat terhindar dari kekejaman menggembleng semangat Syusintai (barisan pelopor) 25 september 1944 Tujuan menyiapkan kesigapan masyarakat

Pada masa pendudukan Jepang banyak Indonesia yang dipaksa menjadi Romusha Jepang juga mengatur sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat terdiri dari: Golongan teratas yaitu golongan Jepang Golongan kedua yaitu golongan pribumi Golongan ketiga yaitu Timur Asing

Bidang Budaya penghormatan kepada kaisar Jepang Seikerei yang dianggap sebagai keturunan Dewa matahari dengan cara menghadap ke arah Tokyo (matahari terbit) dengan membungkukkan badan Bahasa Indonesia diperbolehkan sebagai bahasa pengantar dan bahasa resmi Kewajiban menggunakan tahun Jepang (Showa) Perayaan hari lahirnya Kaisar Hirohito (Tencosestu) Kewajiban menggunakan waktu Tokyo

Bidang Pendidikan Pendidikan mengalami kemunduran sehingga peningkatan jumlah buta huruf Jumlah sekolah menurun drastis Beberapa kegiatan pendidikan di perguruan tinggi sempat diberhentikan Prose indoktrinasi “Hakko I Chiu” (delapan benang merah dalam satu atap) yang intinya menerapkan lingkungan yang didominasi dengan pengaruh Jepang

(20)

Bidang Militer Seinenden (Barisan Pemuda) Keibodan (Barisan Pembantu Polisi) Fujinkai (Barisan Wanita) Heiho (pembantu prajurit Jepang) Peta (pembela tanah air)

Peristiwa Singaparna

Perlawanan fisik ini terjadi di pesantren Sukamanah Jawa Barat (Singaparna) di bawah pimpinan KH. Zainal Mustafa, tahun 1943. Beliau menolak dengan tegas ajaran yang berbau Jepang, khususnya kewajiban untuk melakukan Seikerei setiap pagi, yaitu memberi penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah matahari terbit. Kewajiban Seikerei ini jelas menyinggung perasaan umat Islam Indonesia karena termasuk perbuatan syirik/menyekutukan Tuhan. Selain itu beliaupun tidak tahan melihat penderitaan rakyat akibat tanam paksa.

Saat utusan Jepang akan menangkap, KH. Zainal Mustafa telah mempersiapkan para santrinya yang telah dibekali ilmu beladiri untuk mengepung dan mengeroyok tentara Jepang, yang akhirnya mundur ke Tasikmalaya.

Jepang memutuskan untuk menggunakan kekerasan sebagai upaya untuk mengakhiri pembangkangan ulama tersebut. Pada tanggal 25 Februari 1944, terjadilah pertempuran sengit antara rakyat dengan pasukan Jepang setelah salat Jumat. Meskipun berbagai upaya perlawanan telah dilakukan, namun KH. Zainal Mustafa berhasil juga ditangkap dan dibawa ke Tasikmalaya kemudian dibawah ke Jakarta untuk menerima hukuman mati dan dimakamkan di Ancol .

Peristiwa Indramayu, April 1944

(21)

paksa/Romusha yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat yang berkepanjangan.

Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan kawan-kawan di desa Karang Ampel, Sindang Kabupaten Indramayu.

Pasukan Jepang sengaja bertindak kejam terhadap rakyat di kedua wilayah (Lohbener dan Sindang) agar daerah lain tidak ikut memberontak setelah mengetahi kekejaman yang dilakukan pada setiap pemberontakan.

Pemberontakan Teuku Hamid

Teuku Hamid adalah seorang perwira Giyugun, bersama dengan satu pleton pasukannya melarikan diri ke hutan untuk melakukan perlawanan. Ini terjadi pada bulan November 1944.

Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah Jepang melakukan ancaman akan membunuh para keluarga pemberontak jika tidak mau menyerah. Kondisi tersebut memaksa sebagian pasukan pemberontak menyerah, sehingga akhirnya dapat ditumpas.

Di daerah Aceh lainnya timbul pula upaya perlawanan rakyat seperti di Kabupaten Berenaih yang dipimpin oleh kepala kampung dan dibantu oleh satu regu Giyugun (perwira tentara sukarela), namun semua berakhir dengan kondisi yang sama yakni berhasil ditumpas oleh kekuatan militer Jepang dengan sangat kejam.

2.4. Sejarah Perumusan Pancasila

(22)

di daerah Asia Tenggara yang sudah sangat terdesak dan sangat berbeda jauh dari tahun-tahun sebelumnya. Akhirnya pada tahun 1943 kekuatan tentara Jepang sudah sangat rapuh, sehingga pihak sekutu bisa dengan mudahnya memukul mundur kekuatan tentara Jepang.

Dengan Pendudukan Pemerintahan Jepang yang demikian akhirnya Pemerintahan Jepang melahirkan sikap politik terhadap negara yang telah dijajahnya termasuk bangsa Indonesia. Politik yang diambil Pemerintahan Jepang ini adalah politik merangkul bangsa-bangsa Asia diantaranya kapada bangsa Birma dan Philipina Pemerintahan Jepang memberikan keduanya kemerdekaan dengan maksud agar kedua bangsa tersebut bersedia mendukung Jepang dalam menghadapi kekuatan tentara Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan juga oleh bangsa Indonesai untuk memperoleh kemerdekaan dengan cara para tokoh-tokoh bangsa Indonesia mendesak Pemerintaha Jepang agar bersedia untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Desakan seperti ini teryata ditanggape secara positif oleh Pemerintah Jepang. Dan untuk mewujudkan kesedian tersebut, pada 7 September 1994 Perdana Menteri Koyso memberikan janji akan menghadiahkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia suatu hari nanti. Dan untuk mempoersiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan janji tersebut, Pemerintahan Jepang yang ada di Jawa membentuk sebuah badan yang diberi nama “DOKURITSU ZYUNBI TYOSHAKAI” atau dalam bahasa indonesia adalah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

PEMBENTUKAN BPUPKI

(23)

tepat pada tanggal 28 Mei 1945, bertepatan dengan hari kelahiran Kaisar Kerajaan Jepang yaitu Tenno Haika, BPUPKI dilantik oleh seorang Panglima Tentara Keenam Belas Jepang di Jawa yang bernama Letnan Jenderal Kumakici Harada. Dalam pelantikan tersebut BPUPKI memiliki tugas pokok yaitu menyelenggarakan pemeriksaan dasar tentang hal-hal penting, rancangan-rancangan dan penyelidikan yang berhubungan dengan usaha mendirikan negara Indonesia Merdeka yang baru.

Selama masa tugasnya BPUPKI hanya mengadakan sidang dua kali. Sidang pertama dilakukan pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 di gedung Chou Sang In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang sekarang dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada sidang pertama, Dr. KRT. Rajiman Widyodiningrat selaku ketua dalam pidato pembukaannya menyampaikan masalah pokok menyangkut dasar negara Indonesia yang ingin dibentuk pada tanggal 29 Mei 1945.

Ada tiga orang yang memberikan pandangannya mengenai dasar negara Indonesia yaitu Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Supomo dan Ir. Soekarno. Orang pertama yang memberikan pandangannya adalah Mr. Muhammad Yamin. Dalam pidato singkatnya, ia mengemukakan lima asas yaitu:

a. peri kebangsaan b. peri kemanusiaan c. peri ketuhanan d. peri kerakyatan e. kesejahteraan rakyat

Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo dalam pidatonya mengusulkan pula lima asas yaitu:

(24)

c. keseimbangan lahir bathin d. musyawarah

e. keadilan sosial

Pada sidang hari ketiga tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan lima dasar negara Indonesia merdeka yaitu:

a. Kebangsaan Indonesia

b. Internasionalisme dan peri kemanusiaan c. Mufakat atau demokrasi

d. Kesejahteraan social

e. Ketuhanan yang Berkebudayaan.

Kelima asas dari Ir. Soekarno itu disebut Pancasila yang menurut beliau dapat diperas menjadi Tri Sila atau Tiga Sila yaitu:

a. Sosionasionalisme

b. Sosiodemokrasi

c. Ketuhanan yang berkebudayaan

Bahkan menurut Ir. Soekarno Trisila tersebut di atas masih dapat diperas menjadi Eka sila yaitu sila Gotong Royong.

Meskipun sudah ada tiga usulan tentang dasar negara, namun sampai 1 Juni 1945 sidang BPUPKI belum berhasil mencapai kata sepakat tentang dasar negara. Maka diputuskan untuk membentuk panitia khusus yang diserahi tugas untuk membahas dan merumuskan kembali usulan dari anggota, baik lisan maupun tertulis dari hasil sidang pertama. Panitia khusus ini yang dikenal dengan Panitia 9 atau panitia kecil yang terdiri dari:

1. Ir. Soekarno (ketua)

(25)

3. KH. Wachid Hasyim (anggota)

4. Abdoel Kahar Muzakar (anggota)

5. A.A. Maramis (anggota)

6. Abikoesno Tjokrosoeyoso (anggota)

7. H. Agus Salim (anggota)

8. Mr. Achmad Soebardjo (anggota)

9. Mr. Muhammad Yamin (anggota).

Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan mengadakan pertemuan. Hasil dari pertemuan tersebut, direkomondasikan Rumusan Dasar Negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang berisi :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya;

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;

3. Persatuan Indonesia;

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan;

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

(26)

Pada sidang tanggal 11 Juli 1945, panitia Perancang UUD membentuk panitia kecil yang beranggotakan 7 orang.

a. Prof. Dr. Mr. Soepomo (ketua merangkap anggota)

b. Mr. Wongsonegoro

c. Mr. Achmad Soebardjo

d. A.A. Maramis

e. Mr. R.P. Singgih

f. H. Agus Salim

g. Dr. Sukiman.

Tugas panitia kecil adalah menyempurnakan dan menyusun kembali rancangan UUD yang telah disepakati. Selain panitia kecil di atas, adapula panitia Penghalus bahasa yang anggotanya terdiri dari Prof. Dr. Mr. Soepomo, Prof. Dr. P.A.A. Hoesein Djayadiningrat.

Tanggal 13 Juli 1945 panitia perancang UUD yang diketuai Ir. Soekarno mengadakan sidang untuk membahas hasil kerja panitia kecil perancang UUD.

Pada tanggal 14 Juli 1945 dalam rapat pleno BPUPKI menerima laporan panitia perancang UUD yang dibacakan Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut tiga masalah pokok yaitu:

a. pernyataan Indonesia merdeka

b. pembukaan UUD

(27)

Konsep pernyataan Indonesia merdeka disusun dengan mengambil tiga alenia pertama piagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat piagam Jakarta.

Hasil kerja panitia perancang UUD yang dilaporkan akhirnya diterima oleh BPUPKI. Kejadian ini merupakan momentum yang sangat penting karena disinilah masa depan bangsa dan negara dibentuk.

PEMBENTUKAN PPKI

Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah dapat menjalankan tugasnya dengan baik, yaitu menyusun Rancangan Undang-Undang Dasar bagi Negara Indonesia merdeka dan pada tanggal itu juga dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI, dengan ketuanya yaitu Ir.Soekarno. Tugas PPKI yang pertama adalah meresmikan pembukaan (bahasa Belanda: preambule) serta batang tubuhUndang-Undang Dasar1945. Tugasnya yang kedua adalah melanjutkan hasil kerja BPUPKI, mempersiapkan pemindahan kekuasaan dari pihak pemerintah pendudukan militer Jepangkepada bangsa Indonesia, dan mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru.

PPKI atau Dokuritsu Junbi Inkai dibentuk dengan anggota berjumlah 21 orang yang terdiri dari 12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari Maluku, 1 orang dari Tionghoa. Badan ini bertugas menyiapkan segala sesuatu menyangkut masalah ketatanegaraan menghadapi penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Jepang kepada bangsa Indonesia.

(28)

Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman Singodimedjo, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri, dan Ahmad Soebardjo. Badan ini dibentuk untuk menarik simpati golongan-golongan yang ada di Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam Perang Pasifik, yang kedudukannya semakin terdesak sejak 1943. Mereka juga berjanji memberi kemerdekaan pada Indonesia melalui 'Perjanjian Kyoto'.

Ketika Rusia bergabung dengan Sekutu dan menyerbu Jepang dari Manchuria, pemerintah Jepang mempercepat kemerdekaan Indonesia, yang oleh BPUPKI direncanakan 17 September 1945. Tiga tokoh PPKI (Soekarno, Hatta, dan Radjiman) diterbangkan ke Dalath (Saigon) bertemu Jenderal Terauchi yang akan merestui pembentukan negeri boneka tersebut. Tanggal 14 Agustus 1945 ketiganya kembali ke Jakarta dan Jepang menghadapi pemboman AS di Hirosima dan Nagasaki. Golongan tua dan golongan muda pejuang kemerdekaan terlibat pro dan kontra atas peristiwa pemboman Jepang oleh AS. Golongan muda melihat Jepang sudah hampir menemui kekalahan, tetapi golongan tua tetap berpendirian untuk menyerahkan keputusan pada PPKI.

(29)

ingin memperbincangkan proklamasi kemerdekaan di dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

Perbedaan pendapat ini melatarbelakangi peristiwa penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB. Tindakan itu diambil berdasarkan keputusan rapat terakhir pemuda pejuang yang diadakan pukul 24.00 WIB menjelang tanggal 16 Agustus 1945 di Jl. Cikini, 71 Jakarta. Selain dihadiri pemuda-pemuda yang sebelumnya rapat di Lembaga Bakteriologi, Pegangsaan Timur, Jakarta, juga dihadiri oleh Sukarni, Jusuf Kunto, dan dr. Muwardi dari Barisan Pelopor, serta Shodanco Singgih dari Daidan Peta Jakarta syu. Mereka bersama Chaerul Saleh sepakat melaksanakan keputusan rapat, antara lain "menyingkirkan Soekarno dan Hatta ke luar kota" dengan tujuan menjauhkan mereka dari segala pengaruh Jepang. Shodanco Singgih mendapat kepercayaan melaksanakan rencana itu. Di Rengasdengklok, akhirnya Soekarno setuju memproklamasikan kemerdekaan tanpa campur tangan pihak Jepang. Pukul 23.00 WIB rombongan tiba di Jakarta dan menuju kediaman Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol No.1, dan di tempat tersebut naskah proklamasi disusun.

Pada tanggal 17 Agusus 1945, tepatnya pukul 10.00 WIB, Soekarno membacakan pernyataan kemerdekaan Indonesia. Bendera merah putih dikibarkan dan berkumandanglah lagu Indonesia Raya.

Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 fungsi dan peranan PPKI berubahmenjadi:

a.wakil seluruh rakyat Indonesia

b. badan resmi yang berwenang mengesahkan UUD Negara c. badan yang memilih presidan dan wakil presiden

(30)

Proses Penetapan Dasar Negara dan Konstitusi Negara

Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidangnya yang pertama. Pada sidang ini PPKI membahas konstitusi negara Indonesia, Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, serta lembaga yang membantu tugas Presiden Indonesia. PPKI membahas konstitusi negara Indonesia dengan menggunakan naskah Piagam Jakarta yang telah disahkan BPUPKI. Namun, sebelum sidang dimulai, Bung Hatta dan beberapa tokoh Islam mengadakan pembahasan sendiri untuk mencari penyelesaian masalah “tujuh kata” pada kalimat “….dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tokoh-tokoh Islam yang membahas adalah Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, dan Teuku Moh. Hassan. Mereka perlu membahas hal tersebut karena pesan dari pemeluk agama lain dan terutama tokoh-tokoh dari Indonesia bagian timur yang merasa keberatan dengan kalimat tersebut. Mereka mengancam akan mendirikan negara sendiri apabila kalimat tersebut tidak diubah. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, dicapai kesepakatan untuk menghilangkan kalimat ”… dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dan diganti menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa”. Hal ini dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Kita harus menghargai nilai juang para tokoh-tokoh yang sepakat menghilangkan kalimat ”…. dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Para tokoh PPKI berjiwa besar dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Mereka juga mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Adapun tujuan diadakan pembahasan sendiri tidak pada forum sidang agar permasalahan cepat selesai. Dengan disetujuinya perubahan itu maka segera saja sidang pertama PPKI dibuka.

(31)

Pada sidang pertama PPKI rancangan UUD hasil kerja BPUPKI dibahas kembali. Pada pembahasannya terdapat usul perubahan yang dilontarkan kelompok Hatta. Hasil perubahan yang kemudian disepakati sebagai "pembukaan (bahasa Belanda: "preambule") dan batang tubuh Undang-Undang Dasar1945", yang saat ini biasa disebut dengan UUD'45adalah :

Pertama, kata “Mukaddimah” yang berasal dari bahasa Arab, muqaddimah, diganti dengan kata “Pembukaan”.

Kedua, anak kalimat "Piagam Jakarta" yang menjadi pembukaan Undang-Undang Dasar1945, diganti dengan, “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Ketiga, kalimat yang menyebutkan “Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama Islam”, seperti tertulis dalam pasal 6 ayat 1, diganti dengan mencoret kata-kata “dan beragama Islam”

Keempat, terkait perubahan poin Kedua, maka pasal 29 ayat 1 dari yang semula berbunyi: “Negara berdasarkan atas Ketuhananan, dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti menjadi berbunyi: “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa”

Sistematika UUD 1945 itu terdiri atas hal sebagai berikut.

Pembukaan (mukadimah) UUD 1945 terdiri atas empat alinea. Pada Alinea ke-4 UUD 1945 tercantum Pancasila sebagai dasar negara yang berbunyi sebagai berikut.

Pancasila

(32)

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Batang tubuh UUD 1945 terdiri dari 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan Penjelasan UUD 1945 yang terdiri atas penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal.

Susunan dan rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan perjanjian seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mulai saat itu bangsa Indonesia membulatkan tekad menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PPKI juga mengambil beberapa keputusan penting diantaranya yaitu :

1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945

2. Memilih Ir. Soekarno debagai presiden dan Drs. Moh Hatta sebagai wakil presiden secara aklamasi atas usul dari Otto Iskandardinata.

3. Membentuk Komite Nasional untuk membantu tugas presiden sebelum DPR/MPR terbentuk.

2.5. Konsep Rumusan Pancasila

(33)

kembali berlakunya UUD 1945 yang terjadi pada tanggal 5 Juni 1994 ditemukan tujuh rumusan. Ada tiga anggota sidang yang saat itu menyanggupi permintaan ketua tersebut, yaitu Mr. Muhammad Yamin, Prof. Mr. Soepomo dan Ir. Soekarno. Di dalam pidatonya mereka menyampaikan konsep-konsep dasar Negara sebagai berikut.

1. Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945):

a. Peri Kebangsaan

b. Peri Kemanusiaan

c. Peri Ketuhanan

d. Peri Kerakyatan

e. Kesejahteraan Rakyat

Ini dikemukakan beliau secara lisan, kemudian secara tertulis mengajukan rumusan yang lain, yaitu:

a. Ketuhanan Yang Maha Esa

b. Kebangsaan Persatuan Yang Adil Dan Beradab

c. Ras Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

d. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Dan Perwakilan

e. Keadilan Social Bagi Seluaruh Rakyat Indonesia

2. Prof. Mr. Soepomo (31 Mei 1945)

a. Persatuan

(34)

c. Keseimbangan Lahir dan Batin

d. Musyawarah

e. Keadilan Rakyat

3. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)

a. Kebangsaan

b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan

c. Mufakat Sosial

d. Ketuhanan Yang Maha Esa

Rumusan ini oleh beliau atas petunjuk ahli bahasa dinamakan Pancasila

Pansila ini lalu oleh beliau dapat diperingkas menjadi Trisila, yaitu :

a. Socio – Nationalisme

b. Socio – Demokratie

c. Ke-Tuhanan

Selanjutnya oleh beliau Trisila dapat diperas menjadi Ekasila, yaitu: Gotong Royong.

Rumusan Piagam Jakarta (Jakarta Charter)

(35)

1. Ketuhanan. Dengan kewajiban menjalankan syaruat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Rumusan dalam Konstitusi RIS

Dalam kosntitusi RIS Pancasila tetap ditanyakan sebagai Dasar Negara RIS sekalipun rumusannya disederhanakan sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Peri Kemanusiaa

3. KEbangsaan

4. Kerakyatan

5. Keadilan Sosial

6. Rumusan dalam Mukadimah UUD-S 1950

Rumusan Pancasila yang terdapat dalam UUD-s ’50 sama dengan yang ada di dalam Konstitusi RIS, yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Peri Kemanusiaa

(36)

4. Kerakyatan

5. Keadilan Sosial

7. Rumusan dalam Pembukaan UUD 45 setelah Dekrit 5 Juli 59 adapun rumusan Pancasila yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang dihidupkan kembali lewat Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan

5. Kedailan Social Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

 Budiyono, Kabul (2009). Pendidikan Pancasila. Alfabeta: Jakarta.  M.S, Daelan (2005). Pendidikan Pancasila. Paradigma: Jakarta.

 Hudiarini, Sri (2014). Pendidikan Pancasila. Aditya media publishing:

Malang.

http://wilyhikaru22.blogspot.com/2013/11/sejarah-perumusan-dasar-negara-repunlik.html

http://witaoctaviani.blogspot.com/2013/11/kronologis-perumusan-pancasila-sebagai.html

 Maarif, Syafi (2003). Pancasila.Citra Karsa Mandiri: Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

NO KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PERMASALAHAN ANALISIS RENCANA PERBAIKAN TINDAK LANJUT CAPAIAN TARGE T 1 Posyandu setiap kelurahan 75 % 80 % Kurangnya kunjungan bayi dan balita di

Penghitungan jumlah kromosom ikan hias mas koki diploid dan tetraploid diperoleh dari hasil perlakuan yang diberikan, dilakukan dengan cara mengambil 10 ekor ikan

Konsep keterjangkauan (aksesibilitas) Konsep keterjangkauan berkaitan dengan keadaan/kondisi permukaan bumi dan ketersediaan sarana serta prasarana angkutan atau komunikasi

Kinerja individu mempengaruhi keberhasilan sebuah perusahaan, diharapkan individu dapat menyelesaikan tugas tepat waktu.Agar kinerja individu berjalan dengan baik,

Sebahagian besar perkataan dalam Bahasa Banjar adalah sama dengan Bahasa Melayu, begitu juga dengan awalan seperti di, ber, ter, men, meng, dan akhiran seperti kan, an

The objectives of the research were: 1) This research was conducted in order to find how effective was the improvement of students‟ reading comprehansion when using SQ3R

keberadaan stasiun kereta api pada tahun 1922 di daerah Mappakkasunggu bersamaan dengan Harian Kompas, dalam (Harian Fajar edisi 07 Mei 2017 yang berjudul Passer

Sebagai salah satu kesenian daeiah di Jawa Timur, ludruk mampu mengun- dang masyarakat penonton yang cukup banyak. la mampu pula menjangkau penonton sampai ke berbagai pelosok