• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAWABAN SOAL UTS NOMOR 1 DAN 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JAWABAN SOAL UTS NOMOR 1 DAN 2"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

JAWABAN SOAL UTS NOMOR 1 DAN 2

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas UTS

Mata Kuliah : Pembelajaran Biologi Bebasis Komputer dan Internet

Dosen Pengampu : Ipin Aripin, M.Pd

Oleh

Nama : Ratih Maryani

NIM : 14111610042

Kelas : Biologi A/7

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI

CIREBON

▸ Baca selengkapnya: soal uts ilmu biomedik dasar semester 1 dan kunci jawaban

(2)

1. Jelaskan bagaimana desain pembelajaran menurut model :

a) ADDIE

Model ADDIE adalah salah satu model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari. Model ini terdiri dari lima fase atau tahap utama, yaitu:

 Analysis / Analisis

Analisis merupakan langkah pertama dari model desain sistem pembelajaran ADDIE.

Langkah analisis melalui dua tahap yaitu : a. Analisis Kinerja

Analisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen.

b. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.

 Design / Desain

Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah ini merupakan:

a. Inti dari langkah analisis karena mempelajari masalah kemudian menemukan alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan.

b. Langkah penting yang perlu dilakukan untuk menentukan pengalaman belajar yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran. c. Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan siswa? Kesenjangan kemampuan disini adalah perbedaan kemampuan yang dimilki siswa dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki siswa.

Contoh pernyataan kesenjangan kemampuan:

Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan setelah mengikuti proses pembelajaran

Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60% dari standar kompetensi yang telah digariskan.

(3)

Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program.  Implementation / Implementasi

Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari model desain sistem pembelajaran ADDIE.

Tujuan utama dari langkah ini antara lain :

 Membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi

 Menjamin terjadinya pemecahan masalah / solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa

 Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, siswa perlu memilki kompetensi – pengetahuan, ketrampilan, dan sikap - yang diperlukan.

Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah implementasi yaitu sebagai berikut :

1) Metode pembelajaran seperti apa yang paling efektif utnuk digunakan dalam penyampaian bahan atau materi pembelajaran?

2) Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, yaitu :

 Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.

 Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang merupakan dampak dari

keikutsertaan dalam program pembelajaran.

(4)

b.) ASSURE

Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:

1) Analyze Learners (Analisis Pelajar)

Menurut Heinich et al (2005) jika sebuah media pembelajaran akan digunakan secara baik dan disesuaikan dengan ciri-ciri belajar, isi dari pelajaran yang akan dibuatkan medianya, media dan bahan pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut Heinich, 2005 menyatakan sukar untuk menganalisis semua cirri pelajar yang ada, namun ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal pelajar sesuai .berdasarkan ciri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar.

2) States Objectives (Menyatakan Tujuan)

Langkah kedua dari model ASSURE adalah menetapkan tujuan pembelajaran. Hasil belajar apa yang diharapkan dapat siswa capai? Lebih tepatnya, kemampuan baru apakah yang harus dimiliki siswa setelah proses pembelajaran. Objectives adalah sebuah pernyataan tentang apa yang akan dicapai, bukan bagaimana untuk mencapai. Pernyataan tujuan harus spesifik. Tujuan pembelajaran hendaknya mengandung unsur ABCD.

3) Select Methods, Media, and Materials (Pemilihan Metode, Media dan Bahan)

Suatu rencana yang sistematik dalam penggunaan media dan teknologi tentu menuntut agar metode, media dan materinya dipilih secara sistematis pula. Proses pemilihannya melibatkan dua langkah.

a) Memilih Metode

Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada siswa untuk menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada siswa.

b) Memilih Format Media

Pada kegiatan pembelajaran menggunakan model ASSURE, media yang digunakan berupa:

(5)

- Poin-poin materi dan penjelasan singkat

- Gambar ilustrasi sebagai penjelasan materi b. Gambar daftar keinginan

c. Lingkungan sekitar

4) Utilize Media and Materials (Penggunaan Media dan bahan)

Langkah berikutnya adalah penggunaan media dan bahan ajar oleh siswa dan guru. Melimpahnya ketersediaan media dan bergesernya filsafat dari belajar yang berpusat pada guru ke siswa meningkatkan kemungkinan siswa akan menggunakan bahan ajarnya sendiri. Sebelum dimulainya pembelajaran guru mengkondisikan kelas senyaman mungkin sehingga siswa akan merasa nyaman dan aman dalam mengikuti pembelajaran. Langkah kedua yaitu guru mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu tampilan materi dalam format Power Poin dengan menggunakan media LCD. LCD proyektor dinyalakan dan layar di tempatkan di depan kelas agar semua siswa bisa melihat dan mengamati dengan jelas. Tahap selanjutnya adalah dengan membagikan media gambar “Daftar Keinginan” yang dibagikan kepada masing-masing siswa.

langkah selanjutnya yaitu guru menyiapkan bahan ajar yang sudah dibuat sebelumnya berdasarkan kondisi siswa dan lingkungan yang ada. Bahan ajar yang disiapkan sebelumnya antara lain materi pembelajaran, RPP dan tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh siswa.

5) Require Learner Participation (Partisipasi Pelajar di dalam kelas)

Partisipasi berisi kegiatan siswa dalam pembelajaran di dalam kelas diawali dengan kesiapan siswa untuk belajar yaitu siswa duduk dengan rapi di bangku masing-masing, memberikan penghormatan dan mengucapkan salam kepada guru. Guru mengkondisikan kelas sampai siswa siap dalam belajar (nyaman).

6) Evaluate and Revise (Penilaian dan Revisi)

Komponen terakhir model ASSURE untuk pembelajaran yang efektif adalah evaluasi dan revisi.

 Mengukur prestasi siswa

Penilaian terhadap siswa dilakukan oleh guru mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

 Mengevaluasi media dan metode.

(6)

memantapkan pengetahuan siswa. Sebagai media haruslah menarik siswa untuk memiliki rasa ingin tahu sebagai salah satu nilai karakter yang ingin dimunculkan oleh guru.

c.) Kemp

Menurut Kemp pengembangan perangakat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan. Namun karena kurikulum yang beralaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan. Dalam desain yang dikembangkan oleh kemp, tujuan pembelajaran bukanlah hal pertama yang harus ditentukan ketika menyusun perencanaan pembelajaran. Dalam desain yang dikembangkan oleh kemp, tujuan pembelajaran bukanlah hal pertama yang harus ditentukan ketika menyusun perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dikembangkan mulai dari identifikasi masalah pembelajaran, kemudian dilakukan analisis karakteristik siswa, analisis tugas, dilakukan penyusunan tujuan pembelajaran, pengurutan isi materi, pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, membuat desain pesan, mengembangkan pembelajaran, dan terakhir adalah mengevaluasi instrumen. Keseluruhan proses tersebut harus dilakukan evaluasi. Proses evaluasi kemudian dijadikan dasar sebagai proses revisi atau perbaikan. Berbagai proses tersebut juga membutuhkan layanan pendukung dan implementasi dari manajemen proyek.

d) Pick & Hanafin

Model Hanafin dan Peck merupakan salah satu dari banyak model desain pembelajaran yang berorietasi produk. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran utuk menghasilkan suatu produk, biasanya media pembelajaran. Menurut Hanafin dan Peck (Afandi dan Badarudin, 2011:26) model desain pembelajaran terdiri dari tiga fase yaitu Need Assessment (Fase Analisis Keperluan), Design (Fase Desain), dan Develop/Implement (Fase Pengembangan dan Implementasi)

2. Jelaskan bagaimana kerangka desain multimedia menurut padangan teori belajar :

a. Behavioristik

(7)

Menurut teori Behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.

Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan

(stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik.

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Misalnya; siswa belum dapat dikatakan berhasil dalam belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial jika dia belum bisa/tidak mau melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti; kerja bakti, ronda dll.

Menurut teori ini yang terpenting adalah :

 Masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons.

 Penguatan (reinforcement).

 Mementingkan faktor lingkungan.

 Menekankan pada faktor bagian.

 Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.

 Sifatnya mekanis.

 Mementingkan masa lalu

Adapun Prinsip-prinsip teori behaviorisme: 1. Obyek psikologi adalah tingkah laku.

2. semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek. 3. mementingkan pembentukan kebiasaan.

b. Sibernetik (Pemrosesan Informasi)

(8)

adalah system informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Asumsi lain adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.

Implementasi teori sibernetik dalam kegiatan pembelajaran telah dikembangkan oleh beberapa tokoh dengan beberapa teori, diantaranya:

1. Teori pemrosesan informasi

Pada teori ini, komponen pemrosesan informasi dibagi menjadi tiga berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya. Ketiga komponen itu adalah:

a) Sensory Receptor (SR)

SR merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar.

b) Working Memory (WM)

WM diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah :

1) Memiliki kapasitas yang terbatas, kurang dari 7 slot. Informasi yang didapat hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik apabila tanpa adanya upaya pengulangan (rehearsal).

2) Informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya baik dalam bentuk verbal, visua, ataupun semantic, yang dipengaruhi oleh peran proses kontrol dan seseorang dapat dengan sadar mengendalikannya.

c) Long Term Memory (LTM) LTM diasumsikan :

 Berisi semua pengetahuan yang telah dimilki oleh individu  Mempunyai kapasitas tidak terbatas

 Sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Persoalan “lupa” hanya disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali informasi yang diperlukan.

(9)

mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

https://sites.google.com/site/mulyanabanten/home/teori-belajar-behavioristik/teori- belajar-kognitif/teori-belajar-konstruktivistik/teori-belajar-humanistik/teori-belajar-sibernetik

c. Classical Conditioning

Teori Belajar Classical Conditioning adalah model pembelajaran yang menggunakan stimulus untuk membangkitkan rangsangan secara alamiah melalui stimulus lain. Adapun penelitiannya yang khas dalam teori belajar Classical Conditioning adalah anjing dioperasiakan kelenjar ludahnya sedemikian rupa sehingga memungkinkan si peneliti untuk mengukur dengan teliti air liur yang keluar sebagai respons (reaksi) apabila ada perangsang makanan ke mulutnya.

Setelah percobaan diulang berkali-kali, maka ternyata air liur telah keluar sebelum makanan sampai kemulutnya, yaitu:

1. Pada waktu melihat piring makanannya

2. Pada waktu melihat orang yang biasa memberikan makanan

3. Pada waktu mendengar langkah orang yang biasa memberikan makanan itu

Pada dasarnya Teori belajar Classical Conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks baru. Dari hasil percobaan dengan anjing Pavlop menghasilkan dua hukum belajar yaitu:

1. Low of Respondent Conditioning yaitu hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus di hadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Teori Belajar Behavioristik. http:// kumpulanmakalahalfia.blogspot.com/ 2013/12/ teori-belajar-behavioristik.html (diakses pada tanggal 21 Oktober 2014, pukul 20.00 WIB)

Ayahalby. 2001/ Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran. http:// ayahalby. wordpress. com/2011/02/23/model-pengembangan-perangkat-pembelajaran/ (diakses pada tanggal 21 Oktober 2014, pukul 20.00 WIB)

Mulyana.---- Teori Belajar Sibernetik. https:// sites.google.com/ site/mulyanabanten/ home/ teori- belajar-behavioristik/teori-belajar-kognitif/teori-belajar-konstruktivistik/teori-belajar-humanistik /teori-belajar-sibernetik (diakses pada tanggal 21 Oktober 2014, pukul 20.00 WIB)

Referensi

Dokumen terkait

pengambilan sampel produk secara periodik dari titik produksi, atau dari pasar, atau keduanya, yang dilanjutkan dengan kegiatan determinasi terhadap sampel yang telah

Pada pengujian 5C4 dapat disimpulkan bahwa rata-rata akurasi tertinggi pengujian 4 parameter atau 5C4 adalah 78,75% pada kombinasi parameter A,B,C,D dengan rata-rata waktu

Bhucer (1989:13) ”Physical education an integral part of the total education process, is a field of endeavor that has as its aim the improvement of

Apabila masalah korupsi telah mampu dipahami secara integral dan komprehensif dengan turut mempertimbangkan dan menelaah tiga point krusial yang diangkat dari pusaran analisis

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana. Sastra pada Fakultas Pendidikan Bahasa

Rencana aksi yang disusun OPERASIONAL dan dimungkinkan dapat dilakukan untuk mencapai tujuan akhir program pengabdian. Kegiatan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan tujuan

Parameter yang digunakan yaitu ukuran populasi dan ukuran generasi dengan hasil yang paling optimal dari pengujian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu ukuran

Sekiranya kita berfikir kepada sudut yang lain, perhimpunan dan demonstrasi yang berlaku di negara telah menunjukkan rakyat Malaysia yang berada di luar negara adalah peka