• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eswanto ITM KULIAH MESIN MESIN TERMAL FL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Eswanto ITM KULIAH MESIN MESIN TERMAL FL"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

INTRODUCTION

OF HEAT EXCHANGER

(PENGENALAN ALAT PENUKAR KALOR)

Eswanto.,ST.,M.Eng

(2)

PRINSIP PERPINDAHAN PANAS

TEMPERATURE :

Adalah suatu ukuran energi yang dimiliki oleh suatu benda (cair, padat,

dan gas/uap), sebagai ukuran apakah benda tersebut relatif panas atau

dingin. Umumnya diwakili dengan suatu satuan unit seperti, Celcius

atau Fahrenheit.

HEAT :

Adalah suatu bentuk energi yang tersimpan dalam suatu benda akibat

dari perbedaan temperatur yang terjadi pada benda tersebut. Umumnya

diwakili dengan satuan unit Kalori atau BTU. Bila suatu sistem atau

benda terdapat gradien suhu (dT/dx) disinggungkan, maka akan terjadi

perpindahan energi. Proses perpindahan energi disebut perpindahan

panas (heat, bahang/ kalor istilah ini sama)

PERPINDAHAN PANAS (Heat Transfer)

:

(3)

PROSES PERPINDAHAN PANAS

(

HEAT TRANSFER

)

De fi ni si :

PP konduksi adalah

……...…..

PP radiasi adalah

….………

(4)

PERSAMAAN DASAR

PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI

(5)
(6)

PRINSIP PERPINDAHAN PANAS

KONDUKSI :

Def: Perpindahan panas yang mengalir dari daerah yang

bertemperatur tinggi ke daerah/T4 yang bertemperatur

lebih rendah didalam suatu medium (padat, cair atau

gas/uap)

atau

antara

medium

yang

berlainan

tetapi

bersinggungan secara langsung (kontak langsung

)

Konduksi

kontak

langsung

T

hot

(7)

Konduksi melalui plat/ dinding datar

Condrect.exe Condpipe.exe CondMultiRect.exe

Q

= Perpindahan panas persatuan waktu, t

A

= Luas penampang medium

X = Tebal medium

k

= Konduktivitas termal medium

T

= Temperatur

(8)

KONDUKSI PADA PLAT DATAR

(9)

KONDUKSI PADA SILINDER

Jelaskan definisi tahanan

termal bahan, dan tuliskan

persamaan tahanam termal

bahan seri dan paralle

disertai gambar.

Pipa diisolasi

(10)

KONVEKSI

:

Laju perpindahan panas dengan cara

konveksi antara suatu permukaan dan suatu fluida karena

adanay perbedaan temperatur (∆T). Panas akan perpindah dari

suatu permukaan dan fluida bertemperatur tinggi ke

temperatur lebih rendah. Besarnya panas yang berpindah

adalah :

PERSAMAAN DASAR

PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI

Atau:

(11)

PRINSIP PERPINDAHAN PANAS

Q

= Perpindahan panas persatuan waktu,

t

A

= Luas penampang medium

h

= Koefisien konveksi

T

= Temperatur (benda dan fluida)

Q = h A (Tw - Ts)

q

h TS

Area = A

(12)
(13)
(14)

Tahanan termal konveksi

Gabungan PP konveksi

& radiasi

ingat kembali De fi ni si :

1.

PP konveksi adalah ……...…..

2.

PP konduksi adalah ….………

(15)

PRINSIP PERPINDAHAN PANAS

RADIASI

:

Perpindahan panas yang terjadi akibat emisi gelombang elektromagnet

dari suatu permukaan atau ruang. Radiasi tidak memerlukan media

perpindahan panas dan dapat terjadi dalam ruang hampa udara. Jumlah

energi yang meninggalkan suatu permukaan tergantung dari suhu

mutlak dan sifat permukaan tersebut. Radiator sempurna atau benda

hitam (black body) memancarkan energi radiasi dari permukaan dengan

laju q

r

, sebesar ;

(16)
(17)

PRINSIP PERPINDAHAN PANAS pada :

EVAPORASI

:

Proses pemanasan suatu liquid sampai pada temperatur titik

didihnya untuk menghasilkan phasa lain dari liquid tersebut,

yaitu vapor (uap). Uap yang dihasilkan adalah uap jenuh

(saturated) dan atau uap kering (superheat)

(18)

APK aliran parallel /searah & lawan

arah

air panas mengalir dalam pipa dan air dingin di luar

pipa/selongsong

(19)
(20)

PRINSIP PERPINDAHAN PANAS

KONDENSASI

:

Proses pendinginan terhadap suatu uap

liquid

untuk kembali ke

phasa semula, yaitu

liquid

. Ini dapat dijumpai pada proses

kondensasi uap pada kondensor turbin uap.

(21)

apk lintas satu dan duo

Apk selongsong dengan lintas

gbr.1. 1 selongsong dengan dua lintas

pipa, & gbr.2. dengan dua lintas

(22)
(23)
(24)
(25)

Distribusi

temperatur

Apk selongsong &

tabung dengan

lawan arah dengan

(26)
(27)
(28)

DEFINISI :

Peralatan untuk melaksanakan perpindahan panas dari satu fluida ke

fluida yang lain dengan memanfaatkan perbedaan temperatur dari kedua

fluida tersebut.

Berdasarkan prinsip perpindahan panas yang terjadi, Heat Exchanger

dibagi dalam tiga group :

1.

Direct Contact Exchanger

,

Aliran fluida panas dan dingin

dicampurkan secara langsung sehingga terjadi perpindahan panas

2.

Recuperators,

Aliran fluida panas dan dingin dipisahkan dengan

suatu dinding sehingga perpindahan panas terjadi secara konveksi

melalui dinding tersebut.

3.

Regenerator,

Perpindahan panas terjadi dalam beberapa tahap,

pertama dari fluida panas ke media penyimpan kemudian dari media

penyimpan ke fluida dingin.

(29)

1.

Parallel Flow

,

Jika aliran dari kedua fluida yang melakukan

perpindahan panas mengalir dalam satu arah

dQ/dt= Rate of heat transfer between two fluids U= Overall Heat Transfer Coeficient

A= Area of the tube

T= Logarithmic mean temperature difference defined by:

Berdasarkan pola aliran fluida yang terjadi, Heat

Exchanger dibagi dalam tiga pola aliran :

(30)

HEAT EXCHANGER

Konsep Dasar

2. Counter Flow

,

Jika aliran dari kedua fluida yang

melakukan perpindahan panas mengalir berlawanan

arah

dQ/dt= Rate of heat transfer between two fluids

U = Overall Heat Transfer Coeficient

A = Area of the tube

(31)

HEAT EXCHANGER

Konsep Dasar

(32)
(33)

HEAT EXCHANGER

Konsep Dasar

Untuk meningkatkan performance, Heat Exchanger dapat didisain

sehingga kedua fluida yang melakukan perpindahan panas dapat

bersinggungan beberapa kali dalam satu unit Heat Exchanger.

Jika kedua fluida bersinggungan lebih dari satu kali, maka disebut

Multi-Pass

Heat Exchanger

.

(34)

HEAT EXCHANGER

Aplikasi

Heat Exchanger

kebanyakan ditemukan dalam

aplikasi sistim proses kimia maupun mechanical.

Aplikasi tersebut antara lain :

1. Proses Pemanasan awal (

Preheater

)

2. Proses Pendinginan (

Cooler

)

3. Proses Penguapan (

Evaporasi

)

4. Proses Pengembunan (

Kondensasi

)

Penjelasan berikut memperlihatkan bagaimana

(35)

HEAT EXCHANGER

Aplikasi

Dalam suatu proses yang

membutuhkan temperatur

tinggi/rendah, fluida yang masuk

sebelumnya harus

dipanaskan/didinginkan awal terlebih

dahulu dalam suatu tahapan daripada

langsung memanaskannya atau

mendinginkannya dari temperatur

awal (lingkungan) ke temperatur

tinggi/rendah yang dibutuhkan. Hal

ini untuk menghindari thermal shock

stress pada material peralatan yang

dipakai. Contoh pada aplikasi ini

adalah,

U-Tube FeedWater

Preheater / Cooler

(36)

HEAT EXCHANGER

Aplikasi

Setiap

sistem

pengkondisian

udara,

setidaknya ada dua heat exchanger yang

terlibat, yaitu evaporator dan condenser.

Untuk kedua sistem, fluida mengalir ke

dalam

HE

dan

memindahkan

panas

(mengambil

atau

melepas

panas)

ke

media

pendingin

/

pemanas.

Untuk

condenser, fluida (gas) berubah phasa

menjadi liquid dan untuk evaporator fluida

(

liquid

)

berubah

phasa

menjadi

gas

(uap). Proses ini diperlukan jika fluida

tersebut akan digunakan lagi dalam suatu

siklus sesuai dengan bentuk phasa-nya.

Contoh untuk aplikasi ini adalah

Steam

Condenser / Evaporator

2. Proses Penguapan (Evaporasi)

dan Pengembunan (Kondensasi)

(37)

CONSTRUCTION TYPE

OF HEAT EXCHANGER

(38)

Jenis-Jenis Heat Exchanger

1.

Double Pipe Heat Exchanger

Konstruksinya terdiri dari pipa yang ditempatkan didalam pipa lain

yang berdiameter lebih besar. Jenis ini banyak dipakai untuk

pemanasan atau pendinginan dimana area perpindahan panas yang

dibutuhkan relatif kecil (sampai 50 m2). Kelebihan jenis ini adalah

mudah dalam pemasangan dan perawatan, namun relatif mahal untuk

area perpindahan panas yang kecil.

Sesuai dengan jenis aplikasinya, saat ini terdapat berbagai jenis

konstruksi

Heat Exchanger

yang telah dipakai di dunia industri :

(39)

2.

Shell and Tube Heat Exchanger

Konstruksinya terdiri dari berkas pipa

2

(

tube

)yang ditempatkan

di dalam suatu selongsong (

shell

) , sehingga dua fluida yang

melalui tube dan shell akan melakukan perpindahan panas

secara konduksi dan konveksi melalui dinding tube.

Keuntungan jenis ini adalah dapat digunakan dalam banyak

aplikasi, mudah dalam perawatan dan memiliki perbedaan

temperatur yang tinggi.

(40)

3. Plate Heat Exchanger

Konstruksinya terdiri dari sekumpulan plat bentukan yang

diikat dalam suatu

frame

yang menekan

gasket

untuk

mencegah

terjadi

kebocoran.

Plat

tersebut

begitu

tipis

sehingga memungkinkan lebih banyak kontak yang terjadi

untuk mendapatkan

heat transfer rate

yang lebih besar.

Keuntungannya dapat diaplikasikan untuk banyak jenis

aliran fluida namun memiliki keterbatasan tekanan dan

temperatur terhadap material

gasket.

(41)

4. Air Cooled Heat Exchanger

Konstruksinya terdiri dari atas sebuah fan dan sebuah atau

lebih

Heat Transfer Section

yang dipasang dalam satu

frame. Heat Transfer Section

tersbut biasanya terdiri dari

Finned Tube

. Fluida dialirkan di dalam tube yang didinginkan

dengan udara dari suatu

induced

atau

forced draft fan

.

Keuntungannya memiliki struktur yang kuat (rigid) dan banyak

digunakan untuk proses

cryogenic

. Namun jenis ini memiliki

ukuran terbatas dan sulit dalam pemeliharaan.

cabinettraydrier.exe

(42)

5.

Main (Cryogenic) Heat Exchanger

Konstruksinya terdiri dari 2 tube bundle, satu untuk fluida

panas dan lainnya untuk fluida dingin.Sedangkan shell

berbentuk vertikal tower. Banyak dipakai untuk aplikasi

cryogenic yaitu pendinginan dibawah 0 derajat celcius.

(43)

Jenis-Jenis Heat Exchanger

Distribusi Aplikasi

Heat Exchanger

di berbagai Industri:

Shell & Tube

Dari grafik/gambar distribusi tersebut di atas, jenis

Shell and

Tube

adalah yang paling banyak dipakai termasuk di

LNG Plant.

Berikutnya kita akan memfokuskan pada pembahasan jenis

Shell

and Tube Heat Exchanger ini.

(44)

SHELL AND TUBE

(45)

PENGENALAN

Untuk mendapatkan luas penampang perpindahan panas atau

area perpindahan panas yang besar dari jenis

Double Pipe Heat

Exchange

r, pipa yang digunakan mestilah sangat panjang.

Akibatnya,

kehilangan

tekanan

yang

terjadi

juga

besar,

dibutuhkan pompa dengan kapasitas besar, dan sejumlah besar

material yang akhirnya membutuhkan biaya yang relatif sangat

besar.

(46)

Klasifikasi dan Standarisasi

Untuk melindungi pemakai jenis

Heat Exchanger Shell

and

Tube

dari bahaya akibat tekanan dan temperatur tinggi dan resiko

kegagalan alat, suatu standard telah diaplikasikan dan dianut oleh

banyak

industri

sebagai

pegangan

dalam

merencanakan,

mengoperasikan dan merawat

Heat Exchanger

jenis

Shell and

Tube.

(47)

Tubular

Exchanger

Manufacturers

Association

(TEMA)

, dari sisi

design

dan

fabrikasi

membagi jenis

Shell and Tube Heat Exchanger

ini dalam 3 kelas :

Klasifikasi dan Standarisasi

1. Kelas R

, HE yang didesign dan difabrikasi untuk

kondisi berat pada industri gas dan petroleum.

2. Kelas C

, HE yang didesign dan difabrikasi untuk

kondisi yang lebih ringan dan untuk keperluan

industri umum.

3. Kelas B

, HE yang didesign dan difabrikasi untuk

keperluan proses-proses kimia.

Ketiga jenis kelas tersebut, semua diaplikasikan dalam kilang

(48)

Karena fokus kita adalah kilang LNG yang banyak menggunakan

jenis HE shell and tube dan menurut standard TEMA mengikuti

kelas fabrikasi kelas RCB, maka selanjutnya dibahas lebih dalam

mengenai kelas RCB tersebut. Yang menjadi patokan utama dari

kelas RCB adalah

Hasil perkalian nominal diameter shell (inch) dan

Design Pressure (PSI) tidak lebih dari 60,000.

Inside diamater Shell tidak lebih dari 60 inch

Design pressure tidak lebih dari 3000 PSI

Standard Test dilakukan dalam kondisi 1.5 kali

Design Pressure jika menggunakan cairan

(Hydrotest), dan 1.25 kali design pressure jika

menggunakan udara (pneumatic test).

(49)

Shell & Tube Heat Exchanger, TEMA Class RCB

Dari bentuk konstruksinya terbagi atas 3 bagian yaitu, Front-End

Stationary Head, Shell dan Rear-End Head.

Type AES

Type CFU

(50)

Aplikasi Shell & Tube HE

Jenis

Shell and Tube Heat Exchanger

kebanyakan dipakai pada

aplikasi proses berikut (termasuk proses di kilang LNG) :

(51)

2.

CONDENSER

(52)

3. WASTE HEAT BOILER

(53)

4.

KETTLE TYPE REBOILER

(54)

5.

HERMOSYPHON

REBOILER

(55)

6.

MAIN HEAT EXCHANGER

(56)
(57)

Konstruksi

Shell & Tube Heat Exchanger

(58)

Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger

Penamaan (istilah) bagian konstruksi

Shell & Tube Heat Exchanger

Tube side Bagian dalam Tube.

Shell side Bagian luar tube, diantara tube dan dinding shell.

Tube sheet Suatu plat tebal yang dilengkapi lubang (1 lubang untuk setiap tube), tempat dimana tube ditanam.

Tube bundle Berkas kumpulan tube terdiri dari tube, tube sheet dan baffle plate

Shell Suatu silinder dimana tube bundle ditempatkan.

Channel Suatu jenis bagian depan HE tempat fluid dimasukkan dan dikeluarkan ke dan dari tube side. Memiliki dinding pemisah yang memisahkan aliran yang masuk dan keluar. Serta mempunyai penutup yang dapat dilepaskan.

Bonnet Seperti Channel tapi dengan penutup yang tidak bisa dilepaskan (menyatu).

Baffle plate Dapat dibentuk dengan model yang bervariasi, namun bentuk dasarnya adalah segmental. Memiliki dua fungsi yaitu ; sebagai pendukung tube dan sebagai

pengarah aliran pada shell side sehingga didapatkan perpindahan panas yang lebih efektif.

(59)

Konstruksi

Shell & Tube Heat Exchanger

Penamaan (istilah) bagian konstruksi

Shell & Tube Heat Exchanger

1. Inlet (or outlet) tube side 2. Outlet (or inlet) tube side 3. Inlet (or outlet) shell side 4. Outlet (or inlet) shell side 5. Bonnet without partition wall 6. Fixed tube sheet

7. Shell

8. Straight tubes 9. Baffle plate

10. Bonnet with partition wall 11. Tube sheet

12. U tubes

13. Channel with partition wall 14. Channel cover

15. Floating-head tube sheet 16. Floating-head backing device

17. Floating-head cover 18. Shell cover

19. Shell nozzle

(60)

Konstruksi

Shell & Tube Heat Exchanger

Bagian-bagian utama dari

Shell

&

Tube Heat Exchanger

:

Bahan dan ketebalan dinding

tube

harus dipilih agar diperoleh

penghantaran panas yang baik/

mempunyai daya hantar yang

baik dan juga mampu pada

tekanan operasi fluidanya serta

tidak mudah terkorosi atau

tererosi oleh fluida kerjanya.

Penebalan dinding pipa

karena karat dihindari ri.ri

.. !

1. TUBE

, merupakan media mengalirnya salah satu dari dua

fludia yang melakukan perpindahan panas dalam

Shell

&

(61)

Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger

2. SHELL

,

bagian yang merupakan media mengalirnya fluida

yang akan dipertukarkan panasnya dengan fluida yang

mengalir di dalam

tube

, konstruksi

shell

ini sangat ditentukan

oleh keadaan

tube

yang akan ditempatkan didalamnya.

(62)

Konstruksi

Shell & Tube Heat Exchanger

(63)

Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger

4.

TUBESHEET

, merupakan penyatuan bagian ujung dari berkas tube

yang memisahkan fluida yang satu terhadap fluida lainnya.

Tube

sheet

harus dibuat kuat terhadap tegangan geser dan momen untuk

menghindari kebocoran, karena bagian ini yang paling rentan

terhadap kebocoran.

(64)

Contoh Jenis

Shell & Tube HE

TEMA-Type AEW

Memiliki

design

yang f

leksibel

dengan jenis

floating

tubesheet

dan

removable tube bundle.

Aplikasi

Heater

atau

cooler

untuk

electrolyte, condensate, brine, boiler blowdown

atau

hydraulic, turbine,

dan

compress oils/fluids

.

Keuntungan

Floating

tubesheet memungkinkan terjadinya differential thermal

expansion antara

shell

dan

tubes.

Shell

dapat dibersihkan dengan steam atau secara mekanikal.

Bundle

dapat dengan mudah diperbaiki atau diganti.

Kekurangan

Susunan

Tube

terbatas hanya untuk satu pass.

(65)
(66)

Contoh

Jenis Shell & Tube HE

TEMA-Type BEM

Memiliki design dengan jenis external floating

head

dengan

entrance

area

yang

besar

sehingga memudahkan dari sisi maintenance.

Aplikasi

Untuk sirkulasi regenerasi dari liquid yag

bersifat krosif, gas atau uap (vapor)

Keuntungan

Floating head

memungkinkan terjadinya

differential thermal expansion

antara shell dan tubes.

Shell

dapat dibersihkan dengan steam atau secara mekanikal.

Bundle

dapat dengan mudah diperbaiki atau diganti.

Kekurangan

Fluida sisi

shell

terbatas pada fluida

non-toxic

dan

non-volatile

seperti

lube oil

dan

hydraulic oil

Susunan

Tube

terbatas hanya untuk satu pass atau 2 pass

(67)

TEMA-Type BEP

Memiliki

design

dengan

jenis

fixed

t

ubesheet

dengan

removable channel

atau

bonnet sehingga heat transfer maksimum

terjadi pada sisi

shell.

Aplikasi

Untuk

heating

atau

cooling oil, air

atau

fluida untuk proses kimia.

Keuntungan

Lebih murah dari jenis removable bundle.

Susunan

tube

dapat untuk multipass flow

Kekurangan

Shell

hanya dapat dibersihkan dengan proses

chemical cleaning

Diperlukan tambahan seperti

expansion joint

untuk

mengatasi masalah

therml expansion

(68)

TEMA-Type AES

Memiliki design dengan jenis Straight tubes

dan internal clamp-ring floating head cover.

Tube

bundle

jenis

removable

sehingga

mudah dalam pemeliharaan.

Aplikasi

Paling banyak dipakai pada process plant termasuk untuk cooling

dan

heating atau condensing vapor.

Keuntungan

Memungkinkan terjadinya

thermal expansion

antara

shell dan

tube

Sangat baik untuk fluida yang mudah terbakar atau beracun

Susunan

tube

dapat untuk

multipass flow

Kekurangan

Shell cover

dan

clamp-ring floating head cover

harus dibuka terlebih

dahulu untuk melepaskan

bundle

sehingga memiliki biaya

pemeliharaan yang lebih besar.

Lebih mahal jika dibandingkan dengan jenis

desain fixed tube

atau

(69)

Pemasangan, Pengoperasian dan Perawatan

Standard TEMA

dan

ASME

juga mengatur masalah instalasi,

pengoperasian dan perawatan

Heat Exchanger

.

1.Instalasi / Pemasangan

Pada pemasangan suatu

Heat Exchanger

yang perlu diperhatikan adalah, daerah

bebas untuk perbaikan, pembersihan atau bahkan untuk penggantian dari

heat

exchanger

tersebut. Untuk jenis

U-Tube

, pada daerah

Stationary Head

(Channel

Head) harus diberi ruangan cukup luas untuk penarikan

tube bundle

atau

ruangan dibelakang exchanger tersebut mempunyai daerah yang cukup luas

untuk penarikan shell pada saat perbaikan. Untuk jenis removable bundle, pada

daerah

stationary head

(

channel head

) harus mempunyai ruangan cukup luas

untuk penarikan tube bundle dalam waktu perbaikan.

(70)

2.

Pengoperasian

Suatu

heat exchanger

tidak boleh dioperasikan pada kondisi yang

melebihi seperti yang telah tertera pada name

plate exchanger

tersebut.

Start Up Operation

,

Untuk

exchanger jenis removable bundle

dioperasikan

pertama kali dengan membentuk sirkulasi dengan fluida dingin (cold medium), dan

dilanjutkan dengan mengalirkan fluida panas (

hot medium

). Selama proses start up

semua

valve venting

harus dalam keadaan terbuka dan tetap terbuka sampai

semua bagian shell dan tube terisi penuh oleh fluida. Untuk jenis fixed tubesheet

fluida harus dialirkan secara simultan untuk memperkecil ekspansi yang terjadi

antara

shell

dan

tube.

Shut Down Operation

,

untuk jenis

removable bundle

dapat dilakukan dengan

menghentikan aliran fluida panas secara bertahap kemudian diikuti penghentian

aliran fluida dingin. Untuk jenis

fixed

tubesheet, dapat dilakukan dengan

mempertahankan ekspansi antara shell dan tube seminimal mungkin. Semua sisa

fluida di kedua bagian

shell

dan

tube

harus dibuang (

drain

) sampai bersih.

Pemasangan, Pengoperasian dan Perawatan

Standard TEMA

dan

ASME

juga mengatur masalah instalasi,

(71)

Pemasangan, Pengoperasian dan Perawatan

Standard TEMA dan ASME juga mengatur masalah instalasi, pengoperasian dan

perawatan

Heat Exchanger

.

3. Perawatan

Pemeriksaan heat exchanger harus dilakukan dalam setiap jangka waktu tertentu pada bagian luar

dan dalam dari heat exchanger. Pemeriksaan tersebut terdiri dari :

Indikasi Fouling

, adalah indikasi penumpukan sisa-sisa fluida di dalam heat exchanger yang dapat

mengurangi efisiensi heat exchanger secara serius. Fouling ini dapat dilihat dari adanya kehilangan

tekanan yang besar atau kinerja heat exchanger yang kurang maksimal.

Indikasi kebocoran tube

, Umumnya ada 2 cara pengetesan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya

(72)
(73)

Referensi

Dokumen terkait

Studi ini, yang pertama ingin menemukan sebuah teori upah yang ideal sebagai solusi pada kasus usaha songket Palembang dalam perspektif Islam Melayu, yang

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebuah aplikasi rekam medis elektronik telah dapat dikembangkan untuk membantu pencatatan hasil pelayanan kesehatan gigi yang

produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan atau keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui langkah- langkah

Menurut Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis (2007), tuberkulosis dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi atau organ tubuh yang terkena (paru-paru atau

Metode yang digunakan pada penelitian ini dititik beratkan pada proses perancangan untuk menghasilkan sebuah karya desain. Perancangan merupakan sebuah kegiatan

Program dan Kegiatan yang telah disusun untuk mencapai target indikator kinerja sesuai dengan sasaran strategis yang tertuang dalam Renstra Dinas Kelautan dan

Sistem penilaian berdasarkan acuan Universitas Muhammadiyah Malang dalam nilai angka mutu, huruf mutu, dan bobot. Kuliah pakar minimal kehadiran 80% b. Tutorial, PjBL,

Setelah dipadukan dengan Prioritas berdasarkan Tingkat Area Beresiko; merah=tinggi (skor 3-4); hijau=rendah (skor 1-2) maka wilayah Kabupaten Purworejo terbagi ke