• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kinerja Sistem Peramal Cerdas Perilaku Konsumen Menggunakan Teknik Regresi Kuadratik Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan Kinerja Sistem Peramal Cerdas Perilaku Konsumen Menggunakan Teknik Regresi Kuadratik Chapter III V"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Umum

Sistem Peramal Cerdas Perilaku Kosumen adalah sebuah sistem yang bekerja

untuk meramal jenis barang apa yang sebenarnya akan dibeli atau dibutuhkan oleh

konsumen. Sehingga di dalam perancangannya diperlukan suatu metode yang tepat

berdasarkan data yang digunakan untuk mendapatkan hasil peramalan yang lebih

mendekati kondisi yang sebenarnya. Untuk mendapatkan metode yang lebih tepat

sebagai peramal perlu dilakukan analisis terhadap metode yang digunakan. Dalam

penelitian ini, metode yang dianalisis adalah metode regresi kuadratik dengan

tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Menentukan data yang digunakan pada Sistem Peramal Cerdas Perilaku

Konsumen

2. Menetapkan parameter pengukuran yang digunakan untuk menganalisis

kedekatan hasil peramalan terhadap nilai referensinya.

3. Menentukan metode yang digunakan untuk peramalan di dalam penelitian

4. Menentukan persamaan model peramalan terhadap metode yang digunakan

(2)

5. Menghitung besarnya nilai hasil peramalan dengan menggunakan

persamaan model yang telah ditentukan berdasarkan metode yang

digunakan dengan bantuan Program Excel.

6. Melakukan pengukuran nilai hasil peramalan dengan menggunakan

parameter pengukuran yang telah ditetapkan

7. Membandingkan hasil pengukuran nilai peramalan dari metode yang

dipilih terhadap hasil pengukuran nilai peramalan dari metode-metode lain

yang telah diteliti sebelumnya.

Secara keseluruhan, metodologi penelitian yang dilakukan untuk peningkatan

kinerja Sistem Peramal Cerdas Perilaku Konsumen ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Dari diagram alir pada Gambar 3.1 terlihat bahwa di awal proses penelitian, data yang

diambil dari U.S. Bureau of Labour Statistics (BLS) Consumer Price Index (CPI) [9]

harus dinormalisasi terlebih dahulu agar data yang akan diolah tidak terlalu menyebar

namun tidak mengurangi bobotnya terhadap data yang lainnya. Dimana data sampel

masukan yang dipilih adalah berupa data indeks best customer dan biggest customer

untuk masing-masing jenis demografi dari beberapa sub kategori produk telepon.

Proses selanjutnya adalah dengan memodelkan data masukkan tersebut ke dalam

bentuk model regresi kuadratik sehingga diperoleh model persamaan peramal untuk

perilaku konsumen. Persamaan model tersebut kemudian digunakan untuk

mendapatkan data output peramalan terhadap masing-masing data masukan berupa

indeks best customer dan biggest customer untuk setiap jenis demografi dari beberapa

(3)
(4)

Untuk mengukur tingkat keakuratan hasil peramalan, digunakanlah data indeks

average spending untuk setiap jenis demografi dari beberapa sub kategori produk

telepon sebagai pembanding terhadap data hasil peramalan tersebut. Parameter ukur

yang digunakan untuk melihat tingkat keakuratan hasil peramalan tersebut adalah

MSE (Mean of Square Error) dan R2 (Rsquare). Selanjutnya, untuk melihat tingkat

keberhasilan penelitian ini, peneliti membandingkan nilai MSE dan R2 yang diperoleh

pada penelitian ini yang menggunakan metode regresi kuadratik terhadap hasil MSE

dan R2 atas penggunaan metode lain yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data survei pasar yang sudah

diperoleh dari U.S. Bureau of Labour Statistics (BLS).Data surveipasar adalah satuan

konsumen yang dikategorikan dalam berbagai demografi berdasarkan pembelanjaan

konsumen atas berbagai produk [9].

3.3 Pemilihan Parameter Pengukuran

Di dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti mengamati nilai kedekatan hasil

peramalan dengan nilai referensi dari hasil penggunaan metode quadratic regression

(regresi kuadratik) dengan menggunakan bantuan Program Excel.

Nilai kedekatan hasil peramalan dengan nilai referensi dari penggunaan metode

quadratic regression (regresi kuadratik) yang akan digunakan sebagai pemroses

(5)

menggunakan parameter pengukuran MSE (Mean of Square Error)dan R2 (Rsquare).

MSE mengukur rata-rata pangkat dua dari kesalahan. Kesalahan adalah suatu nilai

yang diperoleh dari perbedaan nilai referensi dengan nilai yang diramal. Persamaan

MSE adalah seperti yang terlihat pada Persamaan (3.1).

Dimana y adalah nilai referensi, ypredict adalah nilai peramalan dan n adalah jumlah

data.

Di dalam regresi, R2 adalah suatu variabel statistikal yang mengukur bagaimana

garis regresi memperkirakan data point yang riil. Nilai R2 = 1 menunjukkan garis

regresi sangat sesuai dengan data [8]. Rumus untuk menghitung R2 ditunjukkan pada

Persamaan (3.2).

Dimana y adalah nilai referensi, ypredict adalah nilai peramalan dan n adalah jumlah

data.

3.4 Penggunaan Metode Regresi Kuadratik

Metode regresi kuadratik adalah merupaka metode yang dianalisis pada

penelitian ini. Metode ini digunakan sebagai unit pemrosesan tahap awal pada Sistem

(6)

digunakan pada Sistem Peramal Cerdas Perilaku Konsumen yang sebelumnya. Sistem

Peramal Cerdas Perilaku Konsumen yang diusulkan dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Dengan penggunaan metode ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja Sistem

Peramal Cerdas Perilaku Konsumen yang sebelumnya.

Sebagaimana pada Gambar 3.2, Sistem Peramal Cerdas Perilaku Konsumen

yang diusulkan menggunakan dua tahap pemrosesan, yaitu: pada pemrosesan awal

menggunakan metode regresi kuadratik dan pada pemrosesan tahap berikutnya

menggunakan Ordinal Structure Fuzzy Model (OSFM).

         

 

Gambar 3.2. Diagram blok Sistem Peramal Cerdas Perilaku Konsumen

yang diusulkan

Masukan untuk Sistem Peramal Cerdas Perilaku Konsumen berupa data

(7)

demografi yang dipilih. Keluaran dari tingkat pemrosesan awal adalah berupa data

indeks dari sub produk yang paling disukai oleh konsumen.

Pada tahap pemrosesan berikutnya, data keluaran dari masing-masing jenis

demografi dari unti pemroses tahap awal dijadikan sebagai masukan untuk unit

Ordinal Structure Fuzzy Model (OSFM). Keluaran dari tahap pemrosesan ini yang

juga merupakan hasil akhir dari Sistem Peramal Cerdas Perilaku Konsumen adalah

berupa perioritas produk atau produk yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan

(8)

BAB 4

HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA

4.1 Penentuan Persamaan Peramal Perilaku Konsumen

Pada tesis ini, penulis mengambil contoh data kategori produk telepon yang

bersumber dari U.S. Bureau of Labour Statistics (BLS) Consumer Price Index (CPI)

[9] sebagaimana pada Lampiran-1 untuk proses simulasi peramalan. Data tersebut

memiliki 4 tipe sub kategori produk, yaitu : cellular phone service (tipe-1), phone

cards (tipe-2), residential telephone service and pay phones (tipe-3) dan telephones,

answering machines, and accessories (tipe-4) untuk 6 jenis demografi. Dimana untuk

jenis demografi umur (age) memiliki 7 variasi, pendapatan (income) memiliki 7

variasi, tipe keluarga (type of household) memiliki 8 variasi, ras (race) memiliki 4

variasi, daerah tempat tinggal (region) memiliki 4 variasi dan latar belakang

pendidikan (education) memiliki 7 variasi. Sehingga total variasi data untuk

masing-masing data best customer dan biggest customer berjumlah 148 variasi data yang

terdiri dari 28 variasi data untuk jenis demografi umur (age), 28 variasi data untuk

jenis demografi pendapatan (income), 32 variasi data untuk jenis demografi tipe

keluarga (type of household), 16 variasi data untuk jenis demografi ras (race), 16

variasi data untuk jenis demografi daerah tempat tinggal (region), 28 variasi data

(9)

Data kemudian dinormalisasi untuk kebutuhan pengolahan sehingga diperoleh

tabel data kategori produk telepon seperti pada Lampiran-2. Dari data pada

Lampiran-2 diperoleh data best customer (x1), biggest customer (x2) dan average

spending (Y) seperti pada Tabel 4.1 yang kemudian digunakan untuk penentuan

persamaan peramalan pada tesis ini.

Tabel 4.1 Data demografi umur (age) untuk kategori produk telepon

(10)

Dimana:

1. Product id adalah sub produk pada kategori produk, seperti: 267 adalah

cellular phone service, 268 adalah phone card, 269 adalah residential

telephone service and pay phones dan 270 adalah telephones, answering

machines, and accessories.

2. Data type adalah variasi demografi, seperti: 1=age, 2=income,

3=household type, 4=race, 5=region dan 6=education.

3. Data type id adalah variasi masing-masing, seperti: variasi demografi

umur (age) adalah 1=Under age 25, 2=Age 25-34, 3=Age 35-44, 4=Age

45-54, 5= Age 55-64, 6=Age 65-74 dan 7=Age 75 and older.

Dengan menggunakan Persamaan (2.20) dari data pada Tabel 4.1 maka diperoleh

persamaan seperti pada Persamaan (4.1).

Dengan menggunakan metode eliminasi Gauss, maka diperoleh penyelesaian dari

Persamaan (4.1) adalah a0 = -0.4850, a1 = 11.1391, a2 = -6.0605, a3 = 21.4419,

a4 = -7.3597 dan a5= -0.8287. Dengan cara yang sama dan menggunakan bantuan

Program Matlab, maka diperoleh koefisien persamaan model untuk 6 jenis demografi

seperti pada Tabel 4.2.

(11)

Tabel 4.2 Nilai koefisien persamaan model untuk 6 jenis demografi

Dengan mensubstitusikan data pada Tabel 4.2 ke dalam Persamaan (2.16) maka

diperoleh persamaan peramal untuk 6 jenis demografi yang kemudian digunakan

untuk unit permosesan awal pada Sistem Peramal Cerdas Perilaku Konsumen seperti

pada Persamaan (4.2).

Dimana y1 adalah persamaan peramal untuk jenis demografi umur (age), y2 adalah

persamaan peramal untuk jenis demografi penghasilan (income), y3 adalah persamaan

peramal untuk jenis demografi tipe keluarga (type of house hold), y4 adalah

persamaan peramal untuk jenis demografi ras (race), y5 adalah persamaan peramal

untuk jenis demografi daerah tempat tinggal (region) dan y6 adalah persamaan

peramal untuk jenis demografi latar belakang pendidikan (education).

(12)

4.2 Eksperimen dan Hasil

Eksperimen ini dikembangkan berdasarkan data survei pasar dari U.S. Bureau

of Labour Statistics (BLS)[9]. Data survei pasar adalah unit atau set konsumen yang

terkelompokkan dalam variasi demografi yang berdasarkan pembelanjaannya pada

suatu produk. Pada eksperimen ini dianalisa data survei pasar dari U.S. Bureau of

Labour Statistics (BLS)[9], khususnya data jenis demografi umur (age) yang tertera

pada Tabel 4.1.

Berdasarkan data yang diberikan dari Tabel 4.1, diperoleh kurva korelasi data

average spending (Y) terhadap quadratic regression trendline average spending (Y)

seperti pada Gambar 4.1.

Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat adanya korelasi secara kuadratik antara data

average spending (Yo) terhadap quadratic regression trendline average spending (Y).

Oleh karena itu pada eksperimen ini peneliti menggunakan metode regresi kuadratik

yang merupakan bagian dari multiple regressionuntuk mendapatkan ketepatan dalam

peramalan perilaku konsumen.

Gambar 4.1 Korelasi data average spending (Yo) terhadap quadratic

(13)

4.2.1 Simulasi Eksperimen

Untuk menentukan metode yang lebih mendekati ketepatan dalam meramal

tipe produk yang paling disukai untuk dibeli oleh konsumen berdasarkan latar

belakang demografinya, langkah awal yang harus diketahui adalah korelasi diantara

data input dan output referensi seperti pada Gambar 4.1.

Di dalam unit pemrosesan awal pada Sistem Peramal Cerdas Perilaku

Konsumen seperti pada Gambar 3.2, data best customer dan biggest customer

digunakan sebagai data input dan average spending digunakan sebagai data output

referensi. Data average spending digunakan sebagai data output referensi karena data

average spending dapat digunakan untuk menentukan potensi pasar dari produk atau

pelayanan di suatu area. Proses berikutnya adalah menghitung nilai output sebagai

suatu hasil peramalan untuk metode yang digunakan, dalam hal ini adalah metode

regresi kuadratik. Dan proses yang terakhir adalah menghitung selisih yang terjadi

antara data output referensi dengan data output hasil peramalan dengan

menggunakan parameter pengukuran MSE ( Mean of Square Error) dan R2 (R Square).

Data output peramalan yang memiliki nilai MSE terkecil dan R2 terbesar dijadikan

sebagai masukan untuk unit pemrosesan berikutnya dalam meramal perilaku

konsumen sebagaimana pada Gambar 3.2.

(14)

4.2.2 Hasil dan Diskusi

Dengan mensubstitusikan data best customer (x1) dan biggest customer (x2)

kategori produk telepon untuk masing-masing jenis demografi pada Persamaan (4.2)

diperoleh hasil peramalan seperti pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Output hasil peramalan dengan metode regresi kuadratik untuk jenis demografi umur (age) pada kategori produk telepon

No Product

1. Product id adalah sub produk pada kategori produk, seperti : 267 adalah

(15)

telephone service and pay phones dan 270 adalah telephones, answering

machines, and accessories.

2. Data type adalah variasi demografi, seperti : 1=age, 2=income, 3= type of

household, 4=race, 5=region dan 6=education.

3. Data type id adalah variasi masing-masing, seperti: variasi demografi

umur (age) adalah 1=Under age 25, 2=Age 25-34, 3=Age 35-44, 4=Age

45-54, 5= Age 55-64, 6=Age 65-74 dan 7=Age 75 and older.

4. Category id adalah kategori produk, dimana 17 adalah kategori produk

telepon.

5. Ypredict quadratic adalah data output hasil peramalan dengan metode regresi

kuadratik.

Dimana output hasil peramalan untuk masing-masing jenis demografi pada kategori

produk telepon dapat dilihat pada Lampiran-3.

Untuk melihat kurva hasil peramalan menggunakan metode regresi kuadratik

berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Sedangkan untuk melihat perbandingan hasil peramalan (Ypredict quadratic) dengan

output referensi yang dalam penelitian ini adalah average spending (Yo) berdasarkan

(16)

Gambar 4.2 Kurva hasil peramalan dengan metode regresi kuadratik

(17)

Untuk menghitung nilai parameter pengukuran seperti MSE dan R2 dari data

kategori produk telepon pada masing-masing jenis demografi, dilakukan dengan

mensubstitusikan data output referensi (Yo) dan output hasil peramalan yang

menggunakan metode regresi kuadratik (Ypredict quadratic) sebagaimana pada Lampiran-3

ke dalam Persamaan (3.1) dan Persamaan (3.2) sehingga diperoleh data seperti pada

Tabel 4.4. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran-4.

Nilai MSE dan R2 hasil peramalan dengan metode regresi kuadratik pada Tabel

4.4 jika dibandingkan dengan nilai MSE dan R2 dengan metode-metode yang

digunakan oleh peneliti sebelumnya, seperti: fuzzy logic [2], regresi linier dan

kuadratik murni [1] sebagaimana pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.3 terlihat bahwa nilai

MSE dan R2 hasil peramalan dengan menggunakan metode regresi kuadratik memiliki

nilai MSE terkecil dan R2 terbesar.

Tabel 4.4 Nilai MSE dan R2 untuk masing-masing jenis demografi pada kategori produk telepon dengan metode regresi kuadratik

No Jenis Demografi Regresi Kuadratik

MSE R2

1 Age 0.03964 0.34200

(18)

Hal ini mengindikasikan bahwa peramalan dengan menggunakan metode

regresi kuadratik lebih mendekati nilai output referensi dibandingkan dengan

menggunakan metode-metode yang digunakan oleh peneliti sebelumnya.

Tabel 4.5 Perbandingan nilai MSE dan R2 untuk penggunaan metode regresi linier, regresi kuadratik, regresi murni kuadratik dan fuzzy logic

No Demographic

types

Regression Fuzzy

Logic

Linear Quadratic Purequadratic

MSE R2 MSE R2 MSE R2 MSE

1 Age 0.05620 0.06719 0.03964 0.34200 0.04047 0.32831 0.07447

2 Income 0.07510 0.06656 0.06067 0.24590 0.06113 0.24021 0.09593 3 Type HH 0.06863 0.13615 0.05012 0.36916 0.05404 0.31980 0.09290 4 Race 0.05743 0.04192 0.04293 0.28389 0.04338 0.27640 0.13761 5 Region 0.05749 0.00463 0.04032 0.30194 0.04032 0.30192 0.07834 6 Education 0.06544 0.00634 0.05336 0.18981 0.05368 0.18488 0.08027

Average 0.06338 0.05380 0.04784 0.28878 0.04884 0.27525 0.09325

(19)

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil eksperimen ini maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai MSE dan R2 yang diperoleh dengan menggunakan metode regresi

kuadratik untuk masing-masing jenis demografi adalah: untuk jenis

demografi (1) umur (age) diperoleh MSE = 0.03964 dan R2 = 0.34200,

untuk jenis demografi (2) penghasilan (income) diperoleh MSE = 0.06067

dan R2 = 0.24590, untuk jenis demografi (3) tipe keluarga (type of

household) diperoleh MSE = 0.05012 dan R2 = 0.36916, untuk jenis

demografi (4) ras (race) diperoleh MSE = 0.04293 dan R2 = 0.28389,

untuk jenis demografi (5) daerah tempat tinggal (region) diperoleh MSE =

0.04032 dan R2 = 0.30194 dan untuk jenis demografi (6) latar belakang

pendidikan (education) diperoleh MSE = 0.05336 dan R2 = 0.18981.

2. Hasil peramalan menggunakan metode regresi kuadratik memiliki nilai

MSE terkecil dan R2 terbesar jika dibandingkan dengan nilai MSE dan R2

dari hasil peramalan dengan menggunakan metode fuzzy logic, regresi

(20)

3. Peramalan perilaku konsumen dengan menggunakan metode regresi

kuadratik lebih mendekati nilai output referensi dibandingkan dengan

menggunakan metode-metode yang digunakan oleh peneliti sebelumnya,

seperti: fuzzy logic, regresi linier dan regresi kuadratik murni.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini, penulis menyarankan perlunya dilanjutkan penelitian

ini dengan melakukan pengukuran kinerja pada output Sistem Peramal Cerdas

Perilaku Konsumen, khususnya untuk penggunaan metode regresi kuadratik dan

Gambar

Tabel 4.1  Data demografi umur (age) untuk kategori produk telepon
Gambar 4.1 Korelasi data average spending (Yo) terhadap quadratic  regression trendline average spending (Y)
Tabel 4.3 Output hasil peramalan dengan metode regresi kuadratik untuk jenis demografi umur (age) pada kategori produk telepon
Gambar 4.3  Perbandingan data output referensi dengan data output hasil                        peramalan menggunakan metode regresi kuadratik untuk jenis                       demografi (1): umur (age) kategori produk telepon
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penetapan metode beban depresiasi tersebut, hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan manfaat ekonomi atau kemungkinan jasa ( service potential ) yang akan mengalir ke

Nilai RMSE data training dan testing untuk model jaringan syaraf tiruan menggunakan desain faktorial maupun teori Masters dapat digambarkan seperti pada Gambar 15

Nah, iklan di radio berbeda dengan media televisi, sebutkan perbedaan yang paling nyata dari kedua media elektronik

Termasuk dalam penggunaan haknya sebagai kreditor separatis, karena sekalipun kreditor separatis dapat mengeksekusi haknya atas jaminan hutang debitor seolah-olah tidak

Abstrak Sebuah model matematika nonlinier disusun untuk mempelajari penipisan sumber daya hutan yang disebabkan oleh penekanan populasi dan perluasan industrialisasi,

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow 4) Terbukanya peluang bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk selain mendapatkan perumahan

Meskipun diperlukan waktu untuk proses penggabungan atara dropplet air yang satu dengan yang lainnya namun dengan berat jenis air yang lebih besar akan memberi

Adapun isi laporan penggunaan peralatan adalah catatan dari pemakaian peralatan utama maupun perlatan bantu selama proses pekerjaan persiapan sampai kegiatan