• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penambahan Atonik Dan Bap (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ Ms Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium Dc.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penambahan Atonik Dan Bap (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ Ms Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium Dc.)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) merupakan salah satu bumbu masakan yang memiliki potensi sebagai sumber antioksidan alami. Tanaman ini ditemukan tumbuh liar di daerah Tapanuli sebagai rempah pada masakan Batak Angkola dan Batak Mandailing. Sebagai rempah, andaliman memiliki keistimewaan seperti yang dinyatakan oleh Parhusip et al. (1999), bahwa masakan khas Batak yang menggunakan andaliman umumnya memiliki ketahanan yang lebih lama. Buah andaliman, rempah-rempah asli dari Sumatera Utara. Andaliman sering disebut

sebagai “The Golden Spicy From North Sumatera”. Buah ini dipakai sebagai bumbu

masakan dimana memberikan aroma yang khas (Katzer’s, 2004; Sibuea, 2002).

Andaliman secara umum belum dikenal masyarakat Indonesia. Walau telah diperdagangkan di luar daerah asalnya, namun masih hanya dikenal dan dipergunakan oleh kalangan terbatas. Padahal melihat keunikan sensorik yang dimiliki dan mungkin juga aktivitas fisiologisnya, bukan mustahil rempah ini dapat menjadi salah satu rempah yang berpotensi merebut peluang pasar ekspor. Untuk itu perlu ditunjang dengan informasi hasil penelitian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, disamping teknologi penanganan yang tepat sehingga diperoleh terobosan-terobosan produk yang mempunyai nilai ekonomi lebih (Wijaya, 1999).

Penulis menggunakan zat pengatur tumbuh atonik dan BAP pada media ½ MS. Menurut Imelda (2007), BAP sering digunakan karena BAP mempunyai efektivitas untuk perbanyakan tunas, mudah didapat dan harganya relatif murah. Selain itu BAP diketahui lebih tahan terhadap kerusakan (Wetter & Constabel, 1991).

(2)

dan bobot buah. Menurut Pranata (2010), penggunaan atonik 2 ml/l terhadap kultur kemenyan mampu menginisiasi pembentukan kalus dan memberikan pengaruh terbaik terhadap berat basah kalus

Secara konvensional, tanaman andaliman berkembangbiak melalui biji. Namun daya kecambahnya rendah dan umur untuk berkecambah benih cukup lama dan bervariasi, yaitu dari 24-100 hari setelah semai dengan persentase perkecambahan sebesar 17,5%. Usaha untuk memecahkan dormansi benih andaliman belum menunjukkan hasil yang konsisten. Biji yang dihasilkan setiap tanaman berjumlah banyak, namun biji tersebut belum tentu dapat berkecambah. Oleh karena itu dalam hal ini digunakan primordial daun andaliman dengan perbanyakan secara teknik kultur jaringan, karena dengan teknik kultur jaringan ini dapat diperoleh bibit yang banyak dalam waktu singkat, dan memiliki sifat genetika yang serupa dengan induknya bila dibandingkan menanamnya secara konvensional (Siregar, 2003).

Pada penelitan ini penulis menggunakan media ½ MS yang diperkaya dengan air kelapa, sebab media kultur merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perbanyakan tanaman secara kultur jaringan (Nugroho & Sugito, 2000). Media yang digunakan secara luas dalam kultur jaringan adalah media Murashige dan Skoog (MS) yang dikembangkan pada tahun 1962 (Gunawan, 1995). Media MS ini mengandung amonium dengan konsentrasi tinggi (20 mµ) serta kandungan nitrat dan kalsium yang tinggi dibandingkan dengan metode lainnya (Evans, 1981). Gunawan (1995) menyatakan bahwa, dari berbagai komposisi di media MS kadang-kadang dibuat modifikasi, misalnya hanya menggunakan setengah dari konsentrasi garam-garam makro yang digunakan (½ MS).

Selain ZPT, air kelapa sudah sejak dahulu digunakan sebagai campuran media. Penggunaannya dilaporkan oleh Ovenbeek pada tahun 1941 dalam mengkulturkan embrio tanaman Datura. Telah diselidiki bahwa air kelapa mengandung sejumlah komponen yang sangat berguna untuk pertumbuhan (Katuuk, 1989). Menurut Hendaryono & Wijayani (1994), menyatakan bahwa konsentrasi air kelapa yang biasa digunakan adalah 200 ml/l, dapat juga digunakan mulai 70-150 ml/l (Katuuk, 1989).

Sebagai bahan informasi, sebelumnya penelitian ini berjudul ”Pengaruh GA

(3)

DC.), tetapi setelah peneliti melakukan percobaan pada kultur biji andaliman dengan

menggunakan media ½ MS dengan penambahan GA (gibberelic acid) yaitu konsentrasi 0; 1,0; 1,5; dan 2 mg/l tetapi kultur tidak mau terinisiasi. Kemudian dilakukan percobaan lagi dengan perlakuan eksplan yaitu biji andaliman dibakar pada ranting-ranting tanaman andaliman yang kering, biji diskarifikasi, dan biji didinginkan di dalam lemari pendingin selama 1 jam dengan media yang sama tetapi kultur tetap juga tidak mau terinisiasi. Kemudian dilakukan lagi percobaan kultur biji andaliman dengan kombinasi ZPT, yaitu GA dengan konsentrasi 0; 1,0; 1,5; 2,0 mg/l dan BAP dengan konsentrasi 0; 1,0; 1,5; 2,0 mg/l tetap saja kultur tersebut tidak terinisiasi.

Setelah itu dilakukan lagi percobaan dengan menggunakan media ½ MS yang diperkaya dengan air kelapa sebanyak 150 ml dengan kombinasi GA 0; 0,5; 1,0; 1,5 mg/l, tetapi kultur biji andaliman juga tidak mau terinisiasi. Akhirnya dilakukan percobaan lagi dengan menggunakan media ½ MS diperkaya dengan air kelapa 150

Kemudian dilakukan lagi percobaan dengan menggunakan media ½ MS ditambah 150 ml air kelapa dan ditambah 2 ml atonik dengan kombinasi ZPT 2,4 D dan BAP masing-masing konsentrasi 0; 0,5; 1,0; 1,5 mg/l tetapi kultur tetap tidak terinisiasi. Akhirnya diganti dengan kombinasi ZPT kinetin dan BAP masing-masing konsentrasi 0; 0,5; 1,0; 1,5 mg/l tetap kultur tidak terinisiasi.

(4)

kombinasi atonik dan BAP masing-masing konsentrasi 0; 0,5; 1,0; 1,5 mg/l, tetapi kultur tetap juga tidak mau terinisiasi.

Berdasarkan pada percobaan-percobaan yang telah dilakukan, akhirnya eksplan biji andaliman diganti dengan menggunakan primordial daun andaliman yang dilkultur pada media ½ MS ditambah dengan 150 ml air kelapa dan 0,1 g/l glutamin dengan kombinasi ZPT atonik dan BAP masing-masing konsentrasi 0; 1,0; 2,0; 3,0 ml/l.

1.2 Permasalahan

Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) merupakan rempah yang sangat bermanfaat terhadap kesehatan manusia serta memberi sifat-sifat ketahanan (pengawetan) pada makanan dan minuman. Namun rendahnya daya perkecambahan biji andaliman menjadi permasalahan dalam upaya pembudidayaannya. Untuk itu perlu dilakukan suatu cara untuk membudidayakan andaliman dengan tehnik kultur jaringan. Di dalam penelitian dilakukan pengkulturan organ vegetatif primordial daun andaliman dengan penambahan atonik dan BAP.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mendapatkan formula terbaik dari kombinasi zat pengatur tumbuh atonik dan BAP terhadap pertumbuhan kultur primordial daun andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) pada media ½ MS yang diperkaya dengan air kelapa dan glutamin.

1.4 Hipotesis

(5)

1.5 Manfaat

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan perbedaan umur bibit yang akan di sambung bertujuan untuk mengetahui umur berapa yang paling efektif utuk dilakukan penyambungan agar sambungan dapat

Penambahan Tepung Paci-Paci (Leucas Lavandulaefolia) Pada Pakan Terhadap Moralitas dan Gambaran Darah Benih Ikan Nilem ( Osteochilus Hasselti) Yang Diuji Tantang

Maka semangat pewartaan Amos yang menekankan keadilan dapat menjadi inspirasi bagi Evangelisasi Baru dalam Gereja untuk mene gakkan dan memperjuangkan keadilan di

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh film animasi Upin dan Ipin terhadap penerapan nilai sosial siswa di SDN 006 Sekolubuk Tigo Lirik, bahwa nilai R = 0,733

Judul : Keefektifan Model Penemuan Terbimbing ( Guided Discovery ) dengan Scientific Approach dalam Pembelajaran IPA Materi Gaya dalam Meningkatkan Prestasi

Di samping itu berbagai faktor yang terkait dengan kondisi faktual yang ada di Kota Padang dibandingkan dengan ancaman bencana gempa dan tsunami di Kota Padang,

[r]

Menurunnyanya nilai It diakibatkan oleh menurunnya nilai It pada empat subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 3,15 persen, Subsektor Hortikultura sebesar