• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Arsitektur Metafora pada Perancangan Pusat Perbelanjaan di Kualanamu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Arsitektur Metafora pada Perancangan Pusat Perbelanjaan di Kualanamu"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Terminologi judul

Judul proyek ini adalah “Perancangan pusat perbelanjaan sebagai area rekreasi di kawasan Kualanamu”

Perancangan adalah adalah sebuah sistem desain yang mengacu pada data dan analisis yang dibuat untuk menghasilkan keluaran yang sesuai dengan data yang ada.

Pusat perbelanjaan adalah Kompleks perbelanjaan terencana, dengan pengelolaan yang bersifat terpusat, dengan sistem menyewakan unit-unit kepada pedagang individu,

sedangkan pengawasannya dilakukan oleh pengelola yang bertanggung jawab secara menyeluruh ( Beddington, Design For Shopping Centre )

Kualanamu adalah sebuah daerah di kabupaten deliserdang yang terkenal dengan baandara internasionalnya. Rekreasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah penyegaran kembali badan dan pikiran,sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan, piknik.

Maka perancangan pusat perbelanjaan sebagai pusat rekreasi di kawasan kualanamu ialah sebuah pusat perbelanjaan yang didesain dengan area rekreasi sebagai fungsi pendukung yang melayani masyarakat sekitar kawasan kualanamu dan penumpanng serta pengunjung bandara kualanamu.

1. Pengertian pusat perbelanjaan

a) Bentuk usaha perdagangan individual yang dilakukan secara bersama melalui penyatuan modal dengan tujuan efektivitas komersial ( Beddington Design For Shopping Centre )

(2)

c) Sekelompok kesatuan pusat perdagangan yang dibangun dan didirikan pada sebuah lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai, dan diatur menjadi sebuah kesatuan operasi, berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe toko, dan area perbelanjaan dari unit tersebut.

d) Suatu wadah dalam masyarakat yang menghidupkan kota atau lingkungan setempat. Selain berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berbelanja atau transaksi jual beli, juga berfungsi sebagai tempat untuk berkumpul atau rekreasi

2. Sejarah pusat perbelanjaan

Sejarah perkembangan pusat perbelanjaan di mulai pada abad pertengahan.

Pada waktu itu berjualan bawah pohon dan membentuk suatu deretan garis memanjang. Karena jumlah penduduk semakin bertambah maka kualitas dan kuantitas barangpun bertambah. Perkembangan fisik dari tempat-tempat tersebut menyesuaikan kebutuhan dan tuntutan masyarakat pada massa itu. Jalan yang hanya diteduhi pohon yang berderet berubah menjadi deretan gedung.

Perkembangan fisik ini dapat dilidat pada pusat perbelanjaan di cologne jerman barat, yang menutup suatu jalan untuk kegiatan berbelanja, sehingga orang dapat berbelanja dengan berjalan kaki tanpa ada gangguan dari kendaraan.

Kemajuan teknologi, khususnya dibidang transportasi berpengaruh pada keamanan dan kenyamannan berbelanja sulit ducapai oleh masyarakat perkotaan. Hal ini disebabkan oleh jalan-jalan yang digunakan sebagai pedestrian dan kegiatan berbelanja sudah dipenuhi oleh kendaraan. Sehingga masyarakat mulai jenuh dengan suasana kota yang tidak bersahabat dengan alam. Dengan adanya kesenjangan ini maka banyak masyrakat yang merindukan keadaan pusat perbelanjaan pada waktu dulu. Sehingga timbul gagasan untuk mendesain bentuk atau sistem pusat perbelanjaan yang dulu kedalam pusat perbelanjaan .

Perkembangan pertama terjadi pada abad ke- 19 yaitu dengan dibangunnya barton arcade di kota Manchester. Bangunan berlantai 4 yang memiliki arcade ini

(3)

koridor terbuka/ pusat perbelanjaan terbuka. Biasanya dinegara-negara di Eropa, landscape digunakan untuk menutup jalan yang akan digunakan sebagai pedestrian yang terletak diantara took-toko. Tetapi secara iklim benttuk ini tidak menguntungkan karena sangat rentan dengan cuaca dan iklim. Maka sebagai pemecahannya timbul shelter sebagai pelindung dari panas, dingin dan hujan. Untuk semi shelter digunakan sebagai kios, cafe dan sebagainya.

Pusat perbelanjaan tersebut ditutup dengan bahan yang transparan atau tembus cahaya sehingga orang yang berada didalam pusat perbelanjaan merasa seperti berada diruang terbuka. Dengan didukung pengontrol suhu dan keamanan. Maka pembeli dan pengunjung benar-benar dapat berbelanja dengan santai. Konsep

inilah yang mendasari adanya pusat perbelanjaan. 3. Klasifikasi Pusat Perbelanjaan

a. Berdasarkan fungsi dan kegiatan  Pusat perbelanjaan murni

Pusat perbelanjaan yang berfungsi sebagai tempat berbelanja dan sebagai tempat pertemuan masyarakat ( community center ) untuk segala urusan, baik untuk bersantai, mencari hiburan.

 Pusat perbelanjaan multi fungsi

Fungsi sebagai pusat perbelanjaan dicampur dengan fungsi lain yang berbeda namun saling menunjang dan meningkatkan nilai komersialnya.

b. Berdasarkan fisik  Pasar ( market )

Merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana berupa toko,kios dan los yang berada di suatu pada suatu wilayah. Fasilitas perbelanjaan ini dapat bersifat terbuka biasanya dekat dengan kawasan permukiman, merupakan fasilitas perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 Pusat perbelanjaan

(4)

diciptakan oleh seorang pembangun, yang kemudian menyewakan toko-toko itu kepada orang lain.(menurut Drs.Abdul rahman dalam ensiklopedia ekonomi keuangan perdagangan)

 Department store

Merupakan wadah perdagangan eceran besar dari berbagai jenis barang.

Pada perbelanjaan ini transaksi masih menggunakan tenaga pelayan untuk membantu konsumen memilih dan mencari benda yang dikehendaki.

 Supermarket

Merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan cara pelayanan mandiri. Pemilihan dan pencarian produk dilakukan secara mandiri oleh konsumen. Pelayan hanya digunakan untuk membantu proses pembayaran.

 Shopping mall

Merupakan pengembangan dari pusat perbelanjaan yang dipadukan dengan sarana rekreasi dan hiburan. Dan umumnya bentuknya berupa selasar yang panjang. Barang yang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari sampai kebutuhan khusus.

 Plaza

adalah sebuah kata dari bahasa Spanyol yang berhubungan dengan "lapangan" yang menggambarkan tempat terbuka untuk umum (ruang publik) di perkotaan, seperti misalnya lapangan atau alun-alun.

c. Berdasarkan Aspek perkotaan  Pusat perbelanjaan lokal

Melayani kebutuhan sehari-hari yang meeliputi supermarket dan took-toko yang luas lantai penjualannya 3.000-10.000 m2. Dan jangkauan pelayanan 5.000-40.000 jiwa penduduk. Dengan luas site yang diibutuhkan sekitar 3-10 ha.

(5)

Melayani jenis barang yang llebih luas meliputi departement store, variety store, retai dengan luas 10.000-30.000 m2 . jangkauan pelayanan 40.000- 150.000 jiwa. Dengan luas site1 0-30 ha

 Pusat perbelanjaan regional

Pusat perbelanjaan dengan skala kota memliki jangkauan lebih dari

150.000 jiwa penduduk dengan fasilitas took, bioskop, dan bank yang terletak pda tempat yang strategis. Luas bangunan 30.000-100.000 m2.

d. Berdasarkan cara pelayanan

 Shopping Existing Personal Services

Pembeli dilayani langsung oleh para pelayan.Setelah transaksi, pelayan langsung meminta pembayaran dan membungkus barang tersebut.

 Self Selection

Pembeli dapat memilih dan membeli barang-barang, kemudian mengumpulkan ke pelayan dan meminta bon pembayaran, lalu ke kasir untuk membayar dan mengambil barang.

 Self Services

Pembeli dapat memilih dan mengambil barang-barang yang dibutuhkan, kemudian diletakkan pada keranjang / kereta dorong yang telah disediakan, lalu langsung dibawa ke kasir untuk pembayaran dan pembungkusan.

4. Bentuk Pusat Perbelanjaan

Dengan meninjau bentukan arsitekturnya, pusat perbelanjaan dapat dibagi atas 3, yaitu :

 Pusat perbelanjaan terbuka

(6)

 Pusat perbelanjaan Komposit

Pusat perbelanjaan dengan bagian yang terbuka dan tertutup.Bagian yang tertutup diletakkan di tengah sebagai pusat dan menjadi magnet yang menarik

pengunjung untuk masuk ke pusat perbelanjaan.  Pusat perbelanjaan tertutup

Pusat perbelanjaan tertutup adalah mal dengan pelingkup atap.Keuntungannya berupa kenyamanan dengan kontrol iklim, dan kerugiannya adalah biaya menjadi sangat mahal dan terkesan menjadi kurang luas.

5. Pusat perbelanjaan pada desain

Pusat perbelanjaan Multi fungsi adalah pusat perbelanjaan yang dipilih sebagai desain dari pusat perbelanjaan ini. Multi fungsi ialah memiliki lebih dari 1 fungsi pada desain ini sendiri, maka terdapat fungsi utama dan fungsi pendukung.

 Fungsi utama pada bangunan

Fungsi utama pada bangunan ialah sebagai area perbelanjaan yng memfasilitasi kebutuhan penduduk sekitar kawasan kualanamu dan kabupaten deliserdang.  Fungsi pendukung

Sebagaimana penjelasan saya pada laterbelakang yang menjelaskan fungsi tambahan dari pusat perbelanjaan ini adalah sebagai tempat untuk menghabiskan waktu yang dimiliki oleh penumpang transit pada bandara kualanamu. Untuk itu pusat perbelanjaan ini didesain sebagai area rekreasi sehingga mampu menyelesaikan maslah yang terjadi pada pengunjung transit. yaitu untuk menghabiskan waktu, tidak hanya penumpang transit penduduk sekitar bandara kualanamu juga dapat menikmati fasilitas ini.

 Area rekreasi

Adalah suatu area atau fasilitas yang mampu menjadi tempat melepas kepenatan, area rekreasi juga merupakan suatu fasilitas yang menyediakan permainan dan hiburan bagi pengunjungnya. area rekreasi dapat berupa Kebun binatang,Taman kota atau ruang terbuka hijau ,Taman bermain ,ataupun taman belajar.

(7)

Berdasarkan latar belakang dan penjelasan kebutuhan pengunjung maka desain pusat perbelanjaan merupakan pusat perbelanjaan multi fungsi yaitu “Pusat Perbelanjaan Seebagai Area Rekreasi”.

II.2 Lokasi

e) Kriteria pemilihan lokasi

Tabel 2.1 kriteria lokasi perancangan

Tinjauan terhadap struktur kota

Tapak harus berada pada wilayah RUTRK/ peraturan yang tata guna lahannya diperuntukkan daerah perdagangan dan jasa

Pencapaian Tapak harus dapat dicapai dengan kendaraan umum dan kendaraan pribadi

Area Pelayanan Area disekitar site hendaknya berupa fungsi yang dapat mendukung fasilitas yang dirancang atau terdapat sarana yang membutuhkan jasa/pelayanan yang berhubungan dengan fasilitas perbelanjaan seperti, hotel, rumah penduduk, terminal, bandara dan pusat komersil lainnya

Status Kepemilikan Area tapak hendaknya tapak kosong atau tapak dengan kepemilikan pribadi

Kontur Kontur area tapak hendaknya relatif datar

Kemudahan entrance Entrance yang dipilih hendaknya mudah diakses oleh

(8)

Penilaian lokasi terhadap kriteria lokasi

Tabel 2.2 penilaian site perancangan

NO KRITERIA SITE I SITE II SITE III

(9)
(10)

(5) (4)

1. Kondisi existing lahan

Luas lahan 30000 m2

Kontur relatif datar

KLB/KDB 70%

Bangunan existing ladang

(11)

II.3 Tinjauan Fungsi

a. Deskripsi penggunaan dan kegiatan

Pengguna dalam bangunan ini adalah pengunjung,penyewa, pengelola dan servis.

 Pengunjung adalah setiap individu yang melakukan kunjungan ke

pusat perbelanjaan ini, yang dibagi berdasarkan pertimbangan tertentu seperti

Berdasarkan golongan :

- Masyarakat menengah keatas - Masyarakat menegah kebawah Berdasarkan asal-usul :

- Pengunjung yang datang dari kabupaten deliserdang - Pengunjung yang datang dari luar kabupaten deliserdang Berdasarkan klasifikasi umur :

- Balita(-5 tahun)

- Anak-anak ( usia 5-13 tahun ) - Remaja ( usia 14-24 tahun ) - Dewasa ( usia 25-45 tahun ) - Lanjut usia

 Penyewa

Penyewa adalah pihak yang pihak yang menyewa retail-retail dan menjalankan usaha mereka untuk menarik pengunjung dan mengambil keuntungan.

 Pengelola

Pengelola adalah pihak yang melakukan pengelolaan kegiatan administrasi dan operasional yang dibedakan dalam 2 tingkatan, yaitu :

- Pimpinan, terdiri dari direktur dan wakil direktur.

(12)

 Servis

Servis adalah pihak yang melakukan kegiatan pelayanan pada bangunan, antara lain masalah teknis, utilitas , keamanan,

kebersihan, pantry dan pergudangan.

Kegiatan yang dilakukan masing-masing pengunjung adalah

Pengunjung :  Berbelanja

 Melihat pertunjukan yang diberikan oleh pihak pengelola  Jalan-jalan

 Makan / minum

 Melakukan kegiatan permainan  Berekreasi

Pengelola :

 Mengelola dan mengatur operasional bangunan  Melayani kebutuhan para konsumen

 Memberikan informasi

 Melakukan kegiatan administrasi  Penyelenggaraan kegiatan penunjang  Mengadakan publikasi

Servis :

 Membersihkan banguanan dan ruangan.

 Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan

peralatan-peralatan yang ada didalamnya  Mengurus loading dock

(13)

b. Deskripsi perilaku

Tabel 2.3 aktivitas ruang

Zoning

ruang Nama ruang Aktivitas

Perbelanjaan

toko accesoris melihat-lihat berbelanja

wahana bermain bermain

menunggu

(14)

menunggu

berbincang

rapat

pantri istrahat

makan dan minum

ruang karyawan bekerja

berbincang

utilitas

R. genset dan tangki bbm kontrol

R.trafo kontrol

R.pompa kontrol

R.ahu dan chiller kontrol

R. kontrol kebakaran kontrol

R.panel listrik kontrol R.ground water tank kontrol

R. kontrol cctv kontrol

R.STP kontrol

R. PABX kontrol

fasilitas

R. informasi berbincang

menunggu

Hall

berjalan

berbincang

menunggu

ATM Center mengambil uang

(15)

c. Deskripsi kebutuhan ruang dan besaran ruang  Fasilitas umum

Tabel 2.4 kebutuhan ruang

Jenis Fungsi Jenis Ruang standard Kapasitas (Orang)

Sumber

R. informasi R. informasi 2m2/org 5 NAD

Hall Hall 1.5 m2/org 300 SB

ATM Center ATM Center 1.5 m2/org 8 SB

Musholla Area Sholat 2m2/org 40 NAD

Toilet 1.5 m2/org 2 NAD

Wudhu 1.2 m2/org 10 NAD

Toilet Pria Bilik KM 1.5 m2/org 25 NAD

Urinoir 0.24 m2/org 20 NAD

Wastafel 0.3 m2/org 15 NAD

Toilet wanita Bilik KM 1.5 m2/org 25 NAD

(16)

 Fasilitas Berbelanja

jenis fungsi jenis ruang standar Kapasitas (orang)

accessories ruang pamer 1.9m2/org 20 NAD

(17)

 Fungsi hiburan

jenis fungsi jenis ruang standar Kapasitas (orang)

sumber

Wahana bermain

Area bermain 2 m2/org 100 ASS

Area tunggu 1.2m2/org 25 NAD

Area ticket 1.2m2/org 10 NAD

café

entrance 1.2m2/org 5 NAD

stealing area 1.2m2/org 5 NAD

area makan (smoking) 1.6m2/org 15 NAD

area makan (non

smoking) 1.6m2/org 30 NAD

kasir 2m2/org 2 NAD

dapur 1.4m2/org 4 NAD

storage 12m2 3 SB

restaurant

Entrance 1.2m2/org 4 NAD

area makan 1.6m2/org 40 NAD

dapur 1.4m2/org 10 NAD

storage 16m2 3 SB

kasir 2m2/org 2 NAD

food court

area makan 1.6m2/org 200 NAD

counter 16m2/org - SB

pantry 1.4m2/org 30 SB

(18)

 Fungsi administrasi

 Fungsi tambahan

jenis fungsi jenis ruang standar Kapasitas (orang)

(19)

d. Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang

Tabel 2.5 persyaratan dan kriteria ruang

Kebutuhan ruang Persyaratan

Kantor pengelola mudah dalam pencapaian

Hall luas

Restoran memerlukan view yang bagus

Café memerlukan view yang bagus dan suasana tenang

Supermarket disesuaikan dengan modul struktur

Toko oleh-oleh disesuaikan dengan modul struktur

Foodcourt memerlukan view yang bagus dan suasana tenang

Retail disesuaikan dengan modul struktur

Musholla nyaman, tenang

Area parkir mudah dalam pencapaian

Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang

 Dapur

- Luas minimal 40 % dari ruang makan - Memiliki langit-langit yang menutupi atap

- Dapur terdiri dari tempat cuci, tempat pengepakan, tempat persiapan.

(20)

 Ruang makan

- Setiap kursi tersedia ruang minimal 0.85 m2 - Pintu dapat dibuka 2 arang keluar dan kedalam

 Gudang bahan makanan

- Jumlah bahan makanan yang disimpan disesuaikan dengan jumlah makanan - Tidak ada barang lain yang disimpan selain makanan

(21)

- Dilengkapi dengan rak-rak sebagai tempat penyimpanan bahan makanan. - Penempatan bahan makanan terpisah dari makana jadi

- Makanan jadi harus terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan

Persyaratan sanitasi  Air bersih

- Harus sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang berlaku

- Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan.  Sistem pembuangan air limbah

- Sistem pembuangan air limbah harus baik, tidak menciptakan pencemaran,  Toilet

- Letak tidak berhubungan langsung ( terpisah dari ) dengan dapur, ruang

persiapan makanan, ruang tamu, dan gudang makanan

- Didalam toilet harus tersedia jamban, bak air, dan sebagainya - Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria

- Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet pengunjung - Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok, dan sabun

- Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan kelandaiannya cukup

- Tersedia tempat cuci tangan.  Tempat sampah

- Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat.

- Mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi cepat membusuk

- Tersedia pada setiap tempat / ruang yang memproduksi  Fasilitas loker

- Terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan tertutup rapat - Loker utnuk pria dan wanita dibuat terpisah

 Fasilitas pengelola

(22)

- Ruang kerja minimum 8 m²

- Ruang gerak bebas masing-masing karyawan minimum 1.5 m²

- Ruang udara minimum 12 m² pada ruang beraktivitas duduk dan 15 m² pada ruang beraktivitas gerak

- Untuk ruangan ≤50 m² = 2.50 m - Untuk ruangan ≥50 m² = 2.75 m - Untuk ruangan ≥100 m² = 3.00 m

- Untuk ruangan dari 250 – 2000 m² = 3.25 m

2. Berdasarkan “Peraturan Keamanan untuk Tempat Kerja Perkantoran”, untuk kantor ruangan sel/kecil minimum 8-10 m, ruang kantor besar minimum 12-15

3. Lebar minimum jendela adalah 1.25 m

e. Studi banding arsitektur yang mempunyai fungsi sejenis

Pusat perbelanjaan Part Dieu

(23)

memenangkan kompetisi pada tahun 2013, fokus untuk melestarikan identitas asli pusat perbelanjaan sementara mendefinisikan ulang ruang publik dan revitalisasi "ikon" fasad. Dengan skema MVRDV ini, tepi bangunan akan "menguap" karena mencapai jalan, menciptakan suasana mengundang lebih yang memanjang ranah publik ke

Dari arsitek: Proyek penyatuan area komersial, rekreasi dan ruang publik yang baru dibuat. desain restrukturisasi setiap sisi mal, membuka bangunan untuk jalan dan menambahkan atap taman yang luas. Pada saat yang sama, dengan mengatur ulang program yang ada dan mengganti parkir mobil , MVRDV telah jauh meningkatkan ruang yang dapat digunakan bangunan; menambahkan ekstra 32.000-meter persegi daerah disewakan serta daerah yang cukup dari ruang publik. Tingkat yang lebih rendah dari kompleks terdiri dari ruang ritel, sementara tingkat atas restoran, taman dan bioskop; serta beberapa semi basement parkir.

Sebagai bagian dari rencana perkotaan yang lebih luas untuk daerah sekitarnya pusat perbelanjaan Part-Dieu, desain oleh MVRDV fokus pada integrasi bangunan menjadi lebih dalam path perkotaan sekitarnya dan berharap untuk

memungkinkan kegiatan sehari-hari mengalami interaksi terhadap baangunan. Jalan ini tidak hanya diperpanjang melalui pembangunan melalui jalan timur-barat, tetapi juga lebih dari itu dengan tangga dan eskalator yang membawa

(24)

pengguna ke atas dan melewati kompleks. MVRDV mendorong untuk menyambung kembali pusat perbelanjaan dengan fasilitas di area sekitar secara langsung. Sebuah penataan teras pada façade selatan telah tersedia koneksi langsung dengan perpustakaan, dan pintu masuk timur utama direstrukturisasi menyediakan akses kepada pengunjung yang datang dari stasiun kereta api Part-Dieu; yang juga dijadwalkan akan direnovasi.

Dalam sebuah langkah untuk meningkatkan dan memperbaiki identitas yang ada dari pengembangan Part-Dieu, MVRDV akan merevitalisasi façade yang ada dan mereproduksi itu atas struktur baru, melalui kebun dan bahkan di seluruh carparks. Dalam rangka mempertahankan identitas pusat perbelanjaan, dan pada saat yang sama mencoba untuk mengurangi jejak pembangunan gedung, panel façade yang ada akan didistribusikan di seluruh desain. Panel beton sebelumnya beige akan menerima kotoran penolak lapisan putih,

(25)

memberikan façade tampilan segar berkepanjangan. Di mana ekstensi ditambahkan ke bangunan, pola persegi panjang terjalin akan terus selama amplop baru akhirnya 'menguap' karena mereka mencapai pintu masuk bangunan; sikap fisik dan simbolik ke baru membuka pusat perbelanjaan.

(26)

II.4 Elaborasi tema

a. Pengertian tema Apa itu arsitektur

Terdapat beberapa pengertian Arsitektur antara lain :

1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur mempunyai arti seni bangunan, gaya bangunan. Arsitektur adalah seni dan keteknikan

bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia beradab.

2. Arsitektur adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kebutuha manusia

terhadap ruang dan pengaruh manusia terhadap ruang tersebut sehingga ssetiap individu akan memiliki kebutuhan ruang yang berbeda-beda. Arsitektur juga membahas tentang keindahan dan struktu dari suatu bangunan.

3. Arsitektur adalah ilmu dan seni perencanaan dan perancangan lingkungan binaan (artefak), mulai dari lingkup makro seperti perencaan dan perancangan kota,

kawasan, lingkungan, dan lansekap hingga lingkup mikro seperti perencanaan dan

perancangan bangunan, interior, perabot, dan produk.(sumber :

ft.uajy.ac.id/arsitek/dunia-ars/)

Apa itu metafora

Istilah metaforaberasal dari bahasa yunani metapherein (latin: metafora, inggris : metaphor, perancis : metaphore). “Meta” dapat diartikan sebagai memindahkan atau berhubungan dengan perubahan. “Pherein” berarti mengandung atau memuat.

Terdapat beberapa cara pandang terhadap metafora antara lain sebagai berikut:

Secara etimologi metafora menunjukkan pemindahan (transfer) sesuatu yang dikandungnya (makna). Arti leksikal dari metafora adalah kiasan. Pengertian lain adalah looking at the abstraction (melihat hubungan antar hal secara abstrak). Secara epistemologis, sesuai dengan pengertiannya, metafora dalam arsitektur

(27)

mentransfer konsep suatu objek kepada objek lain sehingga mempermudah pemahaman lewat perbandingan yang lebih sederhana.

Arsitektur metafora adalah suatu seni bangunan yang menstransfer konsep bentuk atau non bentuk suatu objek kedalam suatu karya arsitektur. Sehingga ketika seseorang melihat bangunan atau objek akan menginterpretasikan bangunan sebagai benda lain bukan sebagai bangunan itu sendiri. setiap individu akan memiliki pandangan yang berbeda terhadap objek tersebut.

b. Interpretasi tema

Interpretasi dari suatu karya bernama Metafora dapat berbeda-beda pada setiap

individu atau kelompok. Karena metafora dinterpretasikan sesuai dengan subjek yang melihat terkadang makna dan konsep yang dilihat individu berbeda karena setiap individu melihat apa yang ingin dia lihat. sebuah arsitektur metafora bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya. Itulah keunikan metafora dalam arsitektur.

(28)

c. Keterkaitan tema metafora dengan “Penerapan arsitektur metafora pada pusat perbelanjaan di kualanamu”

Pada judul terlihat bahwa aplikasi arsitektur metafira itu sendiri dimasukkan kedalam desain pusat perbelanjaan. Metafora kawasan kualanamu kedalam desain pusat perbelanjaan.

Pada kasus ini saya mengambil metafora kawasan kualanamu , site peracangan pusat perbelanjaan itu sendiri.

Skema diatas menjelaskan metafora yang diambil sebagai tema perancangan bangunan pusat perbelanjaan ini adalah “metafora pesawat kertas”.

 Bentuk

Pesawat kertas memiliki bentuk lipatan seperti origami dan memiliki bentuk

dasar yautu segitiga, bentuk dasar segitiga ini memiliki kecocokan dengan bentuk site perancangan yang berada di simpang tiga jalan batang kuis dan jalan

bandara kualanamu. Secara bentuk pesawat kertas mewakili kontekstual site perancangan dan kawasan perancangan.

 Fungsi

(29)

Pesawat kertas berfungsi sebagai permainan ataupun hiburan bagi anak-anak. Fungsi ini juga menjadi gambaran fungsi tambahan dari pusat perbelanjaan yaitu sebagai area rekreai dan hiburan.

 Kesimpulan

Tema “Metafora pesawat kertas“mewakili kondisi kontekstual kawasan ite perancangan dari segi bentuk.Dan menggambarkan fungsi bangunan itu sendiri. d. Studi banding tema sejenis

Proyek dengan tema metafora contoh Sidney opera house

Sydney Opera House adalah bangunan yang paling dikenali Australia dan merupakan ikon prestasi kreatif dan teknis Australia. Sejak selesai pada tahun

1973 telah meraih pujian di seluruh dunia untuk desain dan konstruksi, dan semakin bagus karena berlokasi di Bennelong Point. Desain bangunan, dengan

layar yang melonjak atap putih berbentuk kerang diatas platform granit merah besar, telah diakui dunia internasional sebagai ikon arsitektur abad ke-20. Sebagai sebuah bangunan patung dominan yang dapat dilihat dan dialami dari semua sisi. Hal ini ditempatkan tepat di ujung Bennelong Point, disandingkan dengan pelabuhan dan benar-benar tepat untuk skala hubungan dengan Harbour Bridge, batu pasir tebing, Macquarie Street dan Circular Quay. Dilihat dari feri,

(30)

dari udara, atau dengan pendekatan berjalan kaki, memiliki visi yang dramatis dan tak terlupakan.

Sydney Opera House konstruksi 1964, digambar oleh Max Dupain, milik Perpustakaan Negara Bagian New South Wales Butuh 16 tahun untuk membangun. Dibangun antara 1957 dan 1973, merupakan sebuah karya desain modern arsitektur, rekayasa dan teknologi konstruksi di Australia. Ini menunjukkan kejeniusan dan kreatifitas arsitek Jørn Utzon, yang sukses oleh perusahaan Denmark Ove Arup dan Mitra, dan kontraktor bangunan Australia M R Hornibrook. Penyelesaian proyek ini diawasi oleh arsitek Hall, Todd dan Littlemore, dan kisah konstruksi adalah salah satu kontroversi besar. masalah

teknik yang rumit dan peningkatan biaya membuatnya menjadi sumber perdebatan publik yang hanya mereda ketika keindahan dan pencapaian bangunan selesai diletakkan di panggung dunia.

Tantangan teknis bagaimana membangun atap layar butuh waktu empat tahun untuk menyelesaikan. Atap layar didasarkan pada geometri bola dan Utzon menggunakan ini untuk menunjukkan potensi kreatif dan perakitan prefabrikasi komponen. Hal itu terlihat sebagai struktur di tepi terkemuka dari usaha.

(31)

1995 in Statement of Values for Sydney Opera House National Heritage Listing).

Sembari pekerjaan berlangsung, tidak ada geometri yang pasti untuk menyelesaikan atap kerang yang telah didirikan meskipun Utzon mencari pemecahan geometri ubin, mengandalkan skala penuh mock-up untuk memecahkan masalah. Utzon mencatat bahwa, seperti yang sering terjadi dengan konstruksi, solusi dari satu masalah mengarah ke yang lain. Pekerjaan

pengembangan kerang dikembangkan pada geometri bola. permukaan bola yang menyebabkan kelengkungan serupa di seluruh bagian.

Utzon berpikir ini “solusi elegan untuk konstruksi” yang akan melibatkan banyak perancah dan shuttering. Atap kerang harus menjangkau daerah yang luas untuk menampung ruang utama dan ruang yang lebih kecil. Solusi yang dirancang oleh Utzon dan Ove Arup dan Mitra, dan para insinyur, untuk menghasilkan segmen melengkung dari berbagai kelengkungan. Kerang beton yang diproduksi dengan memotong segmen tiga sisi dari sebuah bola. (Sydney Opera House, Desain Prinsip Utzon, Mei 2002)

Gambar

Tabel 2.1 kriteria lokasi perancangan
Tabel 2.2 penilaian site perancangan
Tabel 2.3 aktivitas ruang
Tabel 2.4 kebutuhan ruang
+7

Referensi

Dokumen terkait

motivasi dan kepuasan pelanggan dari pelanggan OLX.co.id dan Tokopedia.com. 54) berpendapat bahwa, penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran data yang

Sebagaimana dinyatakan oleh Ratna Willis Dahar (1996) bahwa salah satu keluhan dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan MIPA adalah siswa hanya menghafal

Cabai merupakan salah satu makanan yang disukai oleh sebagian besar masyarakat, rasanya yang pedas dan kandungan gizi tinggi menjadi suatu kekhasan sendiri

konsumen membeli kambing yang perkiraan umurnya masih muda hingga yang lebih dari 1 tahun untuk dipotong, karena pada umumnya kambing yang berumur muda

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Penyusun Evaluasi Kinerja di

Kepala Madrasah Mengajak Bawahan dalam Meningkatkan Mutu Madrasah di MTsN 1 Tulungagung dan MTsN Bandung Tulungagung ... Implikasi Teoritis

Dari hasil Analisis potensi konflik antar kendaraan maupun antara kendaraan dengan pejalan kaki dan penyeberang jalan serta melihat kondisi lingkungan sekitar jalan, maka pada

Tujuan dilakukan penelitian menggunakan metode IPMS adalah agar perusahaan mengetahui s takeholder’s requirement dan menentukan s takeholder’s requirement mana yang