• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN PEMANFATAN MEDIA BLOG UNTUK LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMAN 1 SINGOSARI Repository UNIKAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PELATIHAN PEMANFATAN MEDIA BLOG UNTUK LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMAN 1 SINGOSARI Repository UNIKAMA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN PEMANFATAN MEDIA BLOG UNTUK LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMAN 1 SINGOSARI

Laily Tiarani S., S.Psi. M.Pd 1, Romia Hari Susanti, M.Pd. 2

1,2 Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Kanjuruhan Malang

ABSTRAK

Pemanfaatan media dalam Bimbingan dan Konseling berperan dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling sebagai alat bantu dalam melaksanakan berbagai kegiatan bimbingan dan juga kegiatan konseling individu maupun konseling kelompok. Dalam melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling, Konselor dapat menggunakan internet, Gutterman & Kirk (dalam Bloom & Walz, 2004) menyatakan bahwa saat ini internet menjadi peluang pengembangan profesionalisme konselor untuk memiliki kesiapan yang lebih diterima dalam seminasi konseling yang berhubungan dengan informasi umum. Pelatihan pemanfaatan media blog bertujuan untuk melatih para konselor SMA 1 Singosari dalam pemanfaatan media blog untuk menunjang kinerja profesionalisme konselor dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling Untuk melaksanakan kegiatan pelatihan ini digunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan praktik. Dari hasil pelatihan, evaluasi kegiatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini, peserta telah mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang pemanfaatan media blog untuk layanan Bimbingan dan Konseling. (2) Pelatihan ini telah membawa nuansa baru dalam dunia bimbingan konseling setempat, meskipun baru sebagian konselor sekolah bukan hal yang baru namun bagi sebagian ini merupakan wawasan dan wacana baru untuk membantu meringankan beban kerja konselor di SMAN 1 Singosari dan membantu siswa yang lain dalam menyelesaikan masalahnya. (3) Kegiatan ini menumbuhkan semangat kembali para konselor untuk lebih mengoptimalkan kinerja mereka.

Keyword : media blog, pelatihan, konselor

PENDAHULUAN

Media dalam bimbingan konseling merupakan hal yang menjadi perantara Konselor dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling. Namun dalam perkembanganya Media Bimbingan Konseling tidak sebatas untuk perantara atau pengantar keteknologi informasi Konselor melaksanakan program Bimbingan Konseling tetapi memiliki makna yang lebih luas yaitu segala alat bantu yang dapat digunakan dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling (Diklat profesi guru, PSG Rayon 15, 2008)

(2)

Pemanfaatan media dalam Bimbingan dan Konseling berperan dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling sebagai alat bantu dalam melaksanakan berbagai kegiatan bimbingan dan juga kegiatan konseling individu maupun konseling kelompok. Dalam melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling, Konselor dapat menggunakan internet, Gutterman & Kirk (dalam Bloom & Walz, 2004) menyatakan bahwa saat ini internet menjadi peluang pengembangan profesionalisme konselor untuk memiliki kesiapan yang lebih diterima dalam seminasi konseling yang berhubungan dengan informasi umum

Menurut hasil kajian American Counseling Association jenis layanan dapat berupa weblog (blog), video conference, chat room, dan email. Gutterman & Kirk (dalam Bloom & Walz, 2004) menyatakan bahwa saat ini internet menjadi peluang pengembangan profesionalisme konselor untuk memiliki kesiapan yang lebih diterima dalam seminasi konseling yang berhubungan dengan informasi umum

Weblog atau biasa disebut sebagai blog adalah media yang digunakan secara personal, baik individual maupun institusional. Tidak ada persyaratan khusus yang diberikan dari pihak manapun untuk bisa memiliki dan mengelola blog sendiri. Formatnya yang mudah diaplikasikan dan pengelolaannya yang tidak rumit membuat media ini bisa dioperasikan oleh siapapun. Selain karena sifatnya yang ada dalam jaringan internet, beberapa kelebihan dari blog yaitu sifatnya berdiri sendiri sebagai media, selain itu blog juga cenderung non-formal dalam penggunaan bahasa yang dipakainya. Blog memungkinkan terjadinya aktifitas antara sumber dengan penerima informasi. Informasi yang disampaikan akan langsung direspon, ditambahi, dikoreksi dan diperkaya oleh orang lain. Oleh karena itu, suatu topik mungkin bisa menjadi ebih menarik dengan adanya diskusi antara blooger dengan pengunjung blognya. Tidak diperlukan kemampuan teknis atau kemampuan dasar jurnalisme untuk menulis dan mempublikasikan sebuah informasi dalam blog.

Dalam dunia pendidikan blog memberikan manfaat yang cukup besar bagi dunia pendidikan seperti: 1) Sebagai media pembelajaran, blog dapat digunakan sebagai media pembelajaran baik yang bersifat formal maupun informal karena dalam blog yang mereka buat terdapat banyak informasi yang dibutuhkan oleh orang lain ; 2) Sebagai tempat ajang diskusi, blog dapat juga digunakan sebagai sarana ajang diskusi untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu; 3) Sebagai tempat berbagi informasi, kita dapat berbagi informasi yang mungkin belum diketahui oleh orang lain dengan cara menuliskannya di blog kita. 4). Sebagai tempat berkomunikasi, kita dapat berkomunikasi dengan orang lain yang membaca blog kita dengan memberikan jawaban atau membalas komentar yang ia berikan; 5) Sebagai tempat curhat dalam dunia maya, bila kita sedang ada masalah atau merasa kebingungan terhadap suatu hal, maka kita dapat menceritakan permasalahan tersebut di dalam blog kita, siapa tahu ada pembaca yang berkenan memberikan masukan atau saran untuk penyelesaian terbaik dari masalah tersebut.

(3)

Berdasarkan wawancara dengan Konselor SMA 1 Singosari, Malang mereka memiliki hambatan dalam menerapkan Kurikulum 2013 dikarenakan mereka tidak mengusai teknologi informasi dan komunikasi terutama berbasis internet. Hambatan yang dialami Konselor SMA 1 Singosari dapat mengakibatkan kurang maksimalnya penerapan Kurikulum 2013 dan tidak maksimalnya pemberian layanan Bimbingan dan Konseling terhadap siswa.

Pelatihan pemanfaatan media blog bertujuan untuk melatih para konselor SMA 1 Singosari dalam pemanfaatan media blog untuk menunjang kinerja profesionalisme konselor dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan analisis situasi didukung berbagai teori dapat diidentifikasi permasalahan prioritas yang dihadapi oleh kelompok sasaran diantaranya berupa keterbatasan konselor yang ada di sekolah dalam memanfaatkan media bimbingan dan konseling dikarenakan kurang terampilnya mereka dalam memanfaatkan media bimbingan dan konseling terutama media yang berbasis teknologi dan informasi.

METODE PELAKSANAAN

Untuk melaksanakan kegiatan pelatihan ini digunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan praktik. Metode ceramah digunakan pada awal kegiatan, dimana pemateri menyajikan bahan-bahan yang relevan dengan pelatihan mencakup materi-materi yang perlu diketahui oleh peserta pelatihan. Metode tanya jawab dilakukan setelah peserta mengetahui dan memahami sebagian konsep yang sudah diberikan sebelumnya namun masih belum mantap dan masih terdapat keraguan. Peserta diminta untuk bertanya secara sukarela dan terbuka.

Metode diskusi digunakan dalam rangka memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengungkapkan pengalaman, pendapat, permasalahan, dan usaha yang selama ini dilakukan terkait dengan materi pelatihan sehingga semua permasalahan dan kendala yang dihadapi selama ini dan saat pelatihan dapat terentaskan. Kemudian metode praktik dilakukan untuk memantapkan pemahaman dan penguasaan pemanfaatan media blog di sekolah kepada konselor serta melakukan pengenalan langsung kepada konselor yang selama ini belum mengenal sama sekali tentang media blog

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keberhasilan dari kegiatan pelatihan ini dapat diamati berdasarkan pada antusias peserta dalam mengikuti kegiatan pelatihan dari awal hingga akhir,tingkat keseriusan peserta dalam menyimak materi pelatihan, partisipasi peserta dalam diskusi dengan nara sumber dan kreativitas peserta dalam mempraktekkan media blog dalam layanan Bimbingan Konseling serta keinginan peserta kepada narasumber untuk memberikan masukan pada media blog hasil karya mereka pada saat kegiatan pelatihan maupun setelah kegiatan pelatihan. Berdasarkan kriteria tersebut maka kegiatan pelatihan yang dilakukan dapat dikatakan berhasil.

(4)

layanan Bimbingan dan Konseling, sehingga dapat membantu para konselor dalam menjalankan tugasnya secara optimal.

Implementasi Kurikulum 2013 guru dituntut kreatif dan harus mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi atau kegiatan pembelajaran berbasis IT, termasuk Konselor pada saat memberikan layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas. dituntut kreatif dengan menggunakan berbagai macam media yang sangat menarik bagi peserta didik.

Media dalam BK membantu memberikan informasi-informasi yang sangat berguna bagi siswa, maka perlu adanya bentuk media lain selain papan bimbingan, folder, poster, majalah sekolah, display perguruan tinggi, biblioterapi, dan permainan. Media dalam bentuk papan bimbingan, folder, poster, majalah sekolah, display perguruan tinggi, biblioterapi dan permainan membutuhkan waktu lama untuk membuatnya dan membutuhkan ide kreatif yang segar. Maka perlu adanya media yang lebih praktis namun dapat dilihat dan diakses oleh semua siswa tanpa mengurangi isi dari materi bimbingan. Selain itu pesan bimbingan yang disampaikan dapat mudah dipahami oleh sisiwa. Maka dengan demikian perlu adanya media yang digemari oleh siswa dan mudah diakses oleh siswa, seperti blog, facebook, dan twiter. Media ini hampir dimiliki oleh semua siswa dan sedang sangat digemari oleh siswa sehingga banyak siswa yang memilikinya dan dapat dengan mudah dibaca oleh siswa.

Sebagai sebuah media, blog berperan dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling sebagai alat bantu dalam melaksanakan berbagai kegiatan bimbingan dan juga kegiatan konseling individu maupun konseling kelompok. Pelatihan pemanfaatan media blog bertujuan untuk melatih para konselor SMAN 1 Singosari dalam pemanfaatan media blog untuk menunjang kinerja profesionalisme konselor dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling

Setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini, konselor mendapatkan wawasan, pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan dalam pemanfaatan media blog untuk menunjang penyelenggaraan tugas sebagai konselor di sekolah, selain itu pelatihan ini telah membawa nuansa baru dalam dunia konseling setempat, kegiatan ini memberikan semangat kembali kepada para konselor untuk lebih giat lagi, bahkan harapan ini dikemukakan langsung oleh perwakilan dari peserta agar kegiatan serupa lebih sering untuk dilaksanakan.

KESIMPULAN DAN SARAN

(5)

pelatihan ini lebih lanjut karena dapat membantu meningkatkan profesionalitas konselor dalam menjalankan tugasnya. (2) Daya dukung dari unsur pimpinan sekolah perlu ditingkatkan sehingga dapat mengoptimalkan kinerja para konselor sekolah dilapangan, salah satunya penyediaan ruang BK sekolah dan penyediaan sambungan internet dengan adanya media internet membantu Konselor untuk lebih mengembangkan kreatifitasnya dalam memberikan layanan Bimbingan dan Konseling. (3) Para konselor sekolah hendaknya senantiasa meningkatkan wawasan, pengetahuan, ketrampilan, nilai dan Sikap dalam menjalankan tugasnya sebagai abdi negara

DAFTAR PUSTAKA

Bloom, J.W. & Walz. G.R. (2004). Cybercounseling and Cyberlearning An Encore. USA: CAPS Press and The American Counseling Associaton

Materi Diklat profesi guru, PSG Rayon 15, 2008

Permendikbud No 81A tahun 2013. Tentang Implementasi Kurikulum 2013. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan

http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3980/Kemkominfo

Referensi

Dokumen terkait

INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS KOTA BHARU | BMM 3107 34 Dewa Putu Wijana dan Mohammad Rohmadi (1996) telah merangkum semua pendapat tentang sosiolinguistik sebagai

APABILA PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL DARI PARA PIHAK ATAU PERSETUJUAN INTERNASIONAL YANG ADA ATAU NANTINYA ADA YANG DAPAT DITERAPKAN ANTARA KERAJAAN NORWEGIA DAN REPUBLIK

Diagnosa kedua Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi(Nanda,2015) goal dari diagnosa ini yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien mampu

Dari sepuluh indikator variabel Penerapan Prinsip Prinsip Pelayanan Publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru, hanya satu indikator

Hasil pengolahan RO dapat langsung diminum karena pengolahan RO dapatmembuangpolutan-polutan di dalam air PAM atau air sumursepertilogam-logamberat, pestisida,

Semakin banyak jenis yang terancam dalam satu kawasan yang simpatrik maka kawasan tersebut akan menjadi tujuan prioritas dilaksanakan kegiatan eksplorasi, sehingga lebih

Perisian komputer yang digunakan dalam proses pengajaran akan dapat membantu pelajar memahami konsep dan prinsip matematik dengan mudah dan berkesan.. Pencapaian pelajar

[r]