1
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian pesat.
Pekermbangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak
saja, tetapi metode komputasi juga ikut berkembang. Salah satu metode komputasi
yang berkembang adalah metode sistem pengambilan keputusan (SPK) (Suproyono,
dkk, 2007)
Salah satu metode yang sering digunakan untuk membangun model sistem
penunjang keputusan tersebut adalah metode Analityc Hierarchy Process (AHP). Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau
multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Menurut Saaty (2001),
hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang
kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang
diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level
terakhir dari alternatif.
Walaupun metode AHP sudah banyak digunakan, namun metode AHP juga
memiliki kelemahan yaitu metode AHP tidak seimbang dalam skala penilaian
perbandingan berpasangan. Skala AHP yang berbentuk bilangan tegas (crisp) dianggap kurang mampu menangani ketidakpastian (Deng, 1999).
Di dalam penerapan Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk pengambilan keputusan dengan banyak kriteria yang bersifat subjektif, seringkali seorang
pengambil keputusan dihadapkan pada suatu permasalahan yang sulit dalam
penentuan bobot setiap kriteria. Untuk membantu para pengambil keputusan
diperlukan suatu metode yang lebih memperhatikan keberadaan kriteria-kriteria yang
bersifat subjektif tersebut.
2
2
Untuk mengurangi ketidakpastian dalam skala yang berbentuk crisp, AHP bisa di kombinasikan dengan logika fuzzy. Logika fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1, tingkat keabuan dan juga hitam dan putih, dan dalam bentuk linguistik, konsep tidak pasti seperti “sedikit”, “lumayan”, dan “sangat” dan berhubungan dengan set fuzzy dan teori kemungkinan.
Penggunaan logika fuzzy dalam penentuan skala bobot pada metode AHP diharapkan mampu mengurangi kelemahan yang dimiliki oleh AHP sehingga
menghasilkan keputusan yang lebih akurat dan lebih tepat sasaran.
1.2Perumusan Masalah
Metode AHP tidak seimbang dalam skala penilaian perbandingan berpasangan.
Skala AHP yang berbentuk bilangan tegas (crisp) dianggap kurang mampu menangani ketidakpastian. Penggunaan metode AHP memungkinkan terjadinya bobot yang sama
antar satu alternatif dengan alternatif lainnya, sehingga akan menimbulkan
ketidakpastian dalam penentuan prioritas.
1.3Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas namun tidak fokus, maka penelitian
ini dibatasi dengan beberapa hal, yaitu:
1. Masalah yang dibahas adalah masalah pengambilan keputusan dengan
menggunakan metode AHP dan akan di kembangkan dengan menggunakan
metode fuzzy pada AHP
2. Jumlah kriteria yang dapat di input sebagai bahan untuk mengambil
keputusan maksimal 5 (lima).
3. Sub kriteria yang akan dibahas hanya sampai sub kriteria level 1 (satu).
1.4Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dari penelitan ini adalah:
1. Melakukan analisa pada skala AHP dengan mengkombinasikan logika fuzzy
pada AHP.
2. Membangun model sistem penunjang keputusan dengan kombinasi logika
fuzzy pada AHP.
1.5Manfaat Penelitian
Dan yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Membantu mengatasi pembobotan dalam bentuk bilangan tidak pasti yang
tidak mampu dilakukan oleh metode Analityc Hierarchy Process.
2. Meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih tepat sasaran.