• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skenario 4 Laporan Varicella

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skenario 4 Laporan Varicella"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BLOK

BLOK DIAGNOSIS DIAGNOSIS DASAR DASAR PENYAKIT PENYAKIT LAPORAN LAPORAN PBLPBL FAKULTAS

FAKULTAS KEDOKTERAN KEDOKTERAN (NOVEMBER (NOVEMBER 2012)2012) UNIVERSITAS PATTIMURA UNIVERSITAS PATTIMURA VARICELLA VARICELLA Oleh: Oleh: Kelompok III Kelompok III Tutor : Tutor : Dr. Natalie Kailola Dr. Natalie Kailola FAKULTAS KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON AMBON 2012 2012

(2)

 NAMA ANGGOTA DARI KELOMPOK III

Ketua : Maria Handayani Lerebulan 2011-83-039

SekertarisI : Fenska Soumeru 2011-83-043

Sekertaris II : Alvionita N.A. Letelay 2011-83-047 Anggota : Hetri Putri Wulandari 2011-83-011

Susana Kewilaa 2011-83-003

Westy C. Gaspersz 2011-83-031

Richel E.T. Pattikawa 2011-83-035

Ridwan M. Husni 2011-83-007

Helmi F. Lesnussa 2011-83-015

Miraj A.J. Hasanussi 2011-83-019 Jenifer Claudia Johanes 2011-83-027

(3)

SKENARIO

Seorang anak berumur 7 tahun diantar ibunya ke PKM dengan keluhan utama gatal-gatal  pada tubuh disertai dengan bintik-bintik yang muncul di sekujur tubuh yang berisi cairan  jernih. Keluhan ini dirasakan sejak kemarin, sebelumnya si anak mengeluh demam, mual, &

tidak nafsu makan sejak 5 hari yang lalu. Namun sejak kemarin demam s udah tidak ada dan nafsu makan membaik.

STEP I

 Kata sukar : - Kata Kunci :

 –

Anak umur 7 tahun

 –

Gatal-gatal pada tubuh

 –

Bintik-bintik yang muncul disekujur tubuh yang berisi cairan jernih

 –

Keluhan dirasakan kemarin

 –

Sebelumnya, demam,mual, dan tidak ada nafsu makan sejak 5 hari yang lalu

 –

Sejak kemarin demam tidak ada,& nafsu makan kembali membaik

STEP II

Identifikasi masalah

1) Mengapa anak tersebut mengalami gatal-gatal dan disertai bintik-bintik pada sekujur tubuhnya?

2) Apa penyebab dan hubungan antara keluhan – keluhan pada si anak dan gejala yang dialaminya?

3) Bagaimana anamnesis yang baik untuk menegakkan diagnosis ?

4) Apa saja pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis ? 5) Apakah perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk membantu menegakkan

diagnosis ?

6) Apa saja diagnosis diferensial untuk pasien tersebut ?

STEP III

Menjawab Masalah

1) Kemungkinan anak tersebut terkena virus varicella zoster yang masuk menginfeksi dari saluran pernapasan , ditandai dengan vesikula (bintik-bintik yang berisi cairan

(4)

 jernih) yg mungkin merupakan eksudat pada kulit (krn inflamasi) yang muncul pada tahap penyembuhan.

2) Kemungkinan penyebab virus varicella zoster :

Menyebabkan inflamasi → pelepasan pirogen endogen→ menekan set poin (hypothalamus)→Demam

(-) Nafsu Makan dikarenakan →pelepasan mediator inflamasi seperti TNF, 1, IL-6 →merangsang POMC→Ventromedial Hipothalamus.

3) Anamnesis

1. lingkungan tempat tinggalnya dimana?

2. Apakah dilingkungan sekitarnya ada yang mengalami gejala serupa? 3. Pada saat kapan gatal-gatalnya muncul?

4. Apakah pernah mengkonsumsi obat-obatan lain ?

5. Apakah punya riwayat alergi makanan dan obat-obatan?

6. Gatal – gatal muncul pada seluruh tubuh atau didaerah tubuh bagian mana? 7. Apakah bintik-bintik gatal disertai nyeri atau panas ?

8. Demam dirasakan terus menerus atau hilang timbul? 9. Apakah demam disertai menggigil atau berkeringat ?

10. Apakah mual si anak disertai dengan muntah? Muntahnya berupa apa? 4) Pemeriksaan Fisis

 Inspeksi :

- Kesan umum : menilai apakah pasien sakit berat, sedang, ringan & habitus - Lihat warna, ukuran, bentuk bintik-bintik

- Keluhan penyerta : periksa kuku, rambut, rongga mulut (terkait dgn nyeri saat menelan), bintik menyebar / terlokalisasi, banyaknya bintik simetris / tidak, lihat apakah ada yg sudah pecah / tidak.

5) Pemeriksaan Laboratorium

Ambil Cairan vesikel untuk mengetahui adanya virus herpes, Ambil droplet,

Pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya infeksi parasit . 6) Deferensial Diagnosis

(5)

STEP IV

Mind Mapping

STEP V

Learning Objective

1. Patomekanisme Varicella ?

2. Bagaimana anamnesis yang baik untuk menegakkan diagnosis ?

3. Apa saja pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakan diagnosis? STEP VI Belajar mandiri anak umur 7th gatal-gatal vesikel Demam, mual, (-) Nafsu Makan varicella variola Herpes

(6)

STEP VII

VIRUS VARISELA-ZOSTER

Varisela (cacar air) adalah penyakit yang ringan, sangat menular, terutama pada anak-anak, ditandai secara klinis dengan erupsi vesicular generalisata kulit dan membrane mukosa. Penyakit dapat berat pada orang dewasa dan anak-anak yang imunokompromais.

Zoster (ruam saraf) adalah suatu penyakit sporadic dan melemahkan yang menyerang orang dewasa atau orang immunokompromais yang ditandai dengan ruam dengan distribusi terbatas pada kulit yang dipersarafi ganglion sensorik tunggal. Lesi serupa dengan lesi varisela.

Keduan penyakit disebabkan oleh virus yang sama .varisela adalah penyakit akut yang terjadi setelah kontak primer dengan virus, sedangkan zoster adalah sebagian respon imun  penjamuterhadap reaktivasi virus varisela dalam bentuk laten di neuron pada ganglion

sensorik.

Virus varisela zoster secara morfologi identik dengan virus herpes simpleks. Virus memperbanyak diri dalam kultur jaringan embrionik manusia dan menghasilkan badan inklusi intranuklear pada yang khas. Anak yang telah sembuh dari infeksi akibat virus zoster resisten terhadap varisela.

(7)

Varisela

Jalur infeksinya adalah mukosa saluran pernapasan atas atau konjungtiva. Setelah replikasi awal di kelenjar getah bening regional, viremia primer menyebarkan virus dan menyebabkan replikasi dalam hati dan limpa. Viremia sekunder yang melibatkan sel mononuclear terinfeksi membawa virus ke kulit, tempat terjadinya ruam yang khas. Pembengkakan sel epitel, degenerasi balon, dan penumpukan cairan jaringan menyebabkan terbentuknya vesikel.

Replikasi dan penyebaran virus varisela-zoster dibatasi oleh respon imun selular dan humoral  penjamu.

Zoster

Lesi kulit zoster secara histopatologis identik dengan lesi pada varisela. Terdapat juga  peradangan akut saraf dan ganglia sensorik. Sering kali hanya mengenai satu ganglion.

Biasanya, distribusi lesi pada kulit sangat berhubungan dengan area inervasi setiap ganglion radiks dorsalis.

Pencetus reaktivasi infeksi virus varisela zoster laten di ganglia tidak jelas. Dianggap bahwa  penurunan imunitas memungkinkan terjadinya replikasi pada ganglion, yang menyebabkan  peradangan dan nyeri hebat. Virus berjalan ke bawah saraf hingga kulit dan menginduksi terbentuknya vesikel. Immunitas seluler merupakan pertahanan pejamu yang paling penting untuk menahan virus varisela-zoster. Reaktivitas bersifat jarang kambuh.

GAMBARAN KLINIS Varisela

Varisela subklinis tidak lazim terjadi. Periode inkubasi penyakit yang khas adalah 10-21 hari. Malaise dan demam adalah gejala paling awal, kemudian segera diikuti oleh ruam, yang  pertama kali muncul pada badan kemudian wajah, ekstremitas, dan mukosa bukal serta faring dalam mulut. Vesikel baru berturut-turut tampak berkelompok, sehingga stadium macula, papula, vesikel, dan krusta dapat terlihat pada satu waktu. Ruam berlangsung 5 hari, dan kebanyakan anak memiliki ratusan lesi kulit.

Komplikasi jarang terjadi pada anak yang normal dan angka mortalitasnya sangat rendah. Ensefalitis jarang terjadi, penderita yang selamat dari ensefalitis varisela dapat mengalami sekuel permanen.

Pada varisela neonatus, infeksi didapatdari ibu tepat sebelum atau setelah lahir tetapi tanpa respon imun yang cukup untuk membatasi penyakit. Virus seringkali sangat sangat menyebar luas dan terbukti fatal.

(8)

Pneumonia varisela jarang pada anak yang sehat tetapi merupakan komplikasi yang paling sering pada neonatus,dewasa, dan pasien imunokompromais. Pneumonia banyak menyebabkan kematian akibat varisela.

Pasien immukompromais, termasuk mereka dengan keganasan,transplantasi organ, atau infeksi HIV dan mereka yang menerima dosis tinggi kortikosteroid, mempunyai resiko meningkat terhadap komplikasi varisela. Anak-anak dengan leukemia mudah terserang  penyakit virus varisela zoster diseminata yang berat.

Zoster

Zoster biasanya terjadi pada pasien imunokompromais akibat penyakit,terapi, atau proses  penuaan, tetapi kadang-kadang terjadi pada orang yang sehat. Biasanya dimulai dengan nyeri hebat didaerah kulit atau mukosa yang dipersarafi oleh satu atau lebih kelompok saraf dan ganglia sensorik. Dalam beberapa hari setelah onset, kumpulan vesikel tampak diatas kulit yang dipersarafi oleh saraf yang terkena. Badan, kepala, dan Leher paling sering terkena., dan  pars oftalmika nervus trigeminus terkena pada 10-15% kasus. Komplikasi zoster yang paling sering terhadap orang tua adalah neuralgia pascaherpetik-nyeri berkepanjangan yang dapat  berlangsung selama beberapa bulan. Komplikasi ini terutama sering terjadi setelah zoster

oftalmika.

Anamnesis

Karena pasien masih anak-anak, maka dapat dilakukan :  Autoanamnesis

 Alloanamnesis

a. Identitas  : nama, jenis kelamin, umur, alamat, pendidikan, gol. Darah, org yg mendampingi, kunjungan sebelumnya.

b. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)  Keluhan Umum : gatal-gatal

(9)

c. Riwayat pribadi

 Riw. penyakit dahulu : Apakah pernah menderita penyakit yg sama ?  Riw. penyakit sosial : tentang lingkungan, aktivitas, hewan peliharaan

Riwayat Penyakit Sekarang 1. Sejak kapan gejala timbul ?

2. Bintik-bintik di bagian mn saja ?

3. Apakah ada makanan yg dimakan sblm keluhan terjadi ?

4. Apakah pernah bersentuhan dgn orang yg menderita penyakit yg sama ? 5. Apakah pernah digigit serangga ?

6. Apakah sebelumnya prnh mengonsumsi obat ? 7. Apakah sudah pernah di beri vaksin ?

8. Apakah gejala timbul secara mendadak ? 9. Apakah gatal disertai lesi / ruam pd kulit ? 10. Apakah terjadi gangguan berkeringat ?

11. Apakah bintik-bintik yg muncul di pengaruhi suhu ? 12. Apakah disertai nyeri ? Nyeri timbul pd saat menelan ? 13. Bagaimana kebiasaan mandi serta istirahat pasien ? 14. Kapan saja pasien merasakan mual ?

15. Apakah menggigil pd saat demam ?

16. Bagaimana penanganan sementara yg ibu lakukan shgg demam & nafsu makan membaik ?

Riwayat berpergian ke tempat tertentu

 Apakah prnh berpergian ke tempat tertentu sblm keluhan ? e. Riwayat keluarga

 Latar blkg keluarga   jumlah saudara

 riwayat penyakit keluarga f. Kesimpulan

 Diagnosis diferensial  Anjuran / penatalksaan

(10)

Teknik-teknik Pemeriksaan Fisis KULIT

Periksa seluruh permukaan kulit di bawah cahaya yang baik. Inspeksi dan  Palpasi  setiap area. Perhatikan :  Warna  Kelembapan  Temperature  Tekstur

 Mobilitas – kemudahan lipatan kulit untuk dapat digerakan.

 Turgor  – kecepatan lipatan kulit kembali ke keadaan semula.

Perhatikan adanya lesi dan

 Lokasi dan distribusi anatomisnya

 Susunan dan bentuknya

 Tipe

 Warna

Sianosis,ikhterus,karotenemia,perubahan melanin.

Lembab ,kering ,berminyak Dingin ,hangat

Licin , kasar

Menurun pada edema

Menurun pada dehidrasi

Merata, terlokalisasi

Linear,berkumpul,dermatomal

Macula,papula,pustule,bula,tumor

Merah,putih,coklat,lembayung muda

RAMBUT

Inspeksi dan palpasi rambut. Perhatikan

 Kuantitas  Distribusi  Tekstur

Tipis ,tebal

Alopesia sebagian atau total Halus , kasar

(11)

KUKU

Inspeksi dan palpasi kuku jari tangan dan kaki. Perhatikan  Warna  Bentuk  Adanya lesi Sianosis, pucat Jari tabuh(clubbing) Paronikia ,onikolisis Pemeriksaan Lanjutan

1. Apusan Tzanck , dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis dermatosis viral. Apusan dapat diperoleh dengan prosedur berikut ini : vesikel dini yang intak, vesikel tanpa infeksi atau trauma dipecah. Kerok dasar lesi perlahan-lahan dengan sebuah scalpel. Material pada pisau scalpel di apuskan kedalam gelas obyek. Apusan dikeringkan dengan udara serta difiksasi dan diikuti dengan pewarnaan Wright atau Giemsa. Hasil pemeriksaan dinilai positif jika sel raksasa multinukleus ditemukan. 2. Biopsi tepi lepuh dan pengecatan imunofluoresensi selanjutnya membantu dalam

menegakan diagnosis pemfigus vulgaris (PV), pemfigoid bulosa (PB), dan Sindrom Steven-Johnson (SSJ) / nekrolisis epidermal toksik (NET)

3. Genetic ,  beberapa kelainan bulosa atau vesicular mempunyai dasar genetic, terutama PCT (kelainan autosomal dominan, umumnya dengan pola penurunan inkomplit)

(12)

DAFTAR PUSTAKA

1. Geo F. Brooks, Janet S.Butel Stephen A.Morse,   Mikrobiologi kedokteran, Jawetz  Melnick, & Adelberg , Edisi 23: EGC,2007

2. Behrman, Kliegman, Arvin,  Nelson ilmu Kesehatan Anak vol. 2, Edisi 15, Jakarta: EGC

3. Lynn S. Bickley,  Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Bates ,Edisi 5, Jakarta : EGC, 2008

4. Paul M. Paulman, Audrey A. Paulman, Jeffrey D. Harrison, Taylor Manual Diagnosis  Klinik dalam 10 menit, Edisi Kedua : BINARUPA AKSARA Publisher

Referensi

Dokumen terkait

 Luka tertutup : cedera jaringan lunak tidak Luka tertutup : cedera jaringan lunak tidak disertai dengan kerusakan jaringan kulit.. disertai dengan kerusakan

Faktor-faktor yang mempengaruhi hal demikian adalah karena faktor perubahan fisik, perubahan hubungan dengan orang tua, perubahan hubungan dengan teman, perubahan hubungan

Toko sepatu online menjual sepatu dengan brands ternama yaitu adidas dan nike.Tujuan yang di inginkan toko sepatu online sebagai pemilik sistem dari pengembangan

Sebuah kota terbangun dari rajutan budaya sepanjang sejarahnya, dan cerita tentang ini bisa dibaca dari ruang dan tempat kota yang tercipta.Kota Bandung mempunyai artifak

Selain persaingan, kerugian tanaman dapat pula terjadi melalui proses alelopati, yaitu proses penekanan pertumbuhan tanaman akibat senyawa kimia (Alelokimia) yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengangkatan anak (adopsi) yang dilakukan oleh calon orang tua angkat pada Yayasan Pemeliharaan Anak dan Bayi (YPAB)

Penelitian ini mencoba mengintergrasikan beberapa penelitian terdahulu seperti Phau et al., (2010) serta Phau dan Teah (2009) yang diadaptasikan kedalam konteks

Tabel 11. Hal ini disebabkan karena dimensi lubang cahaya yang terdapat di dalam ruang kerja. Pada sisi timur, lubang cahaya pada tiap ruang kerja berupa dinding kaca