• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN DI TOKO X DENGAN MEMINIMASI EXPECTED TOTAL COST SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN DI TOKO X DENGAN MEMINIMASI EXPECTED TOTAL COST SKRIPSI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN DI

TOKO X DENGAN MEMINIMASI EXPECTED TOTAL

COST

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri

Disusun oleh : Nama : Willy Alvianto

NPM : 2012610069

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG

2017

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Toko X merupakan salah satu toko yang menjual barang kebutuhan yang dipakai sehari-hari (kelontong). Pada saat ini, Toko X belum memiliki sistem persediaan yang baik karena proses pemesanan hanya berdasarkan intuisi. Hal ini sering mengakibatkan terjadinya stockout dan menyebabkan terjadinya lost of sale. Toko X pun belum memiliki kebijakan-kebijakan khusus ketika menghadapi kenaikan harga dari

supplier sehingga Toko X belum dapat memperoleh penghematan optimal ketika

kenaikan harga terjadi. Sistem persediaan yang dibuat bertujuan untuk meminimasi

expected total cost. Pemesanan dengan metode fixed interval time system (T) secara joint order dapat diterapkan pada sistem persediaan di Toko X. Fixed interval time system akan menentukan besarnya inventori maksimum dan interval pemesanan yang

dijadikan acuan untuk meminimasi biaya persediaan yang terjadi. Ketika kenaikan harga dialami Toko X pada beberapa jenis produk maka Toko X mengambil kebijakan untuk melakukan pemesanan spesial. Untuk menanggulangi kondisi ini, metode known price

increase dapat diterapkan. Metode known price increase yang digunakan akan

mengalami modifikasi untuk mengakomodasi kenaikan harga yang terjadi pada satu jenis produk, lebih dari satu jenis produk, dan seluruh jenis produk. Hasil perhitungan dari metode ini adalah penentuan jumlah pemesanan spesial yang paling tepat untuk menghasilkan penghematan yang paling besar. Penghematan yang terjadi hingga sebesar Rp 15.508.501,31.

(5)

ABSTRACT

Store X is one of the shops selling daily necessities (kelontong). For this time, Store X have not yet had a good inventory system because the order system still based on intuition. Because of that, stockout often occurs and causing lost of sale. Store x also do not have specific policies to deal with increasing prices from the suppliers so Store X unable to make a savings when the price increase occurs. The supply system made to minimize the expected total cost. Fixed interval time system can be used by Store X, this method will determine the maximum of inventory and the ordering interval to minimize inventory costs that occur. When Store X known that the price of the goods will rise, Store X will take a special order. To overcome this condition, the known price increase methods can be applied. Known price increase method will be modified to accommodate the increase prices that occurred in one type of product, more than one type of product, and all kinds of products. Result of the calculation for using this method is Store X can take special orders precisely to produce maximum savings, we determined the number of order is most optimum to produce the most optimum savings. The savings occur is up to

Rp 15.508.501,31.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas anugerahnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Usulan Perbaikan Sistem Persediaan Di Toko X dengan Meminimasi Expected Total

Cost”. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri di Universitas Katolik Parahyangan. Selain itu, tugas akhir ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca dan menjadi referensi pada penelitian berikutnya.

Dalam pembuatan tugas akhir ini penulis mendapatkan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Yoon Mac Kinley Aritonang, Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan dukungan, saran, refrensi, bantuan, waktu, dan perhatiannya kepada penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini.

2. Ibu Cynthia P. Juwono, Ir., MS., Bapak Hanky Fransiscus, S.T., M.T., Alfian S.T., M.T., selaku dosen penguji atas saran dan kritik yang telah diberikan dalam penyusunan tugas akhir ini.

3. Bapak Song Yak dan Ibu Sri yang telah memberikan banyak bantuan berupa informasi yang diperlukan untuk melakukan penelitian dan waktu yang diberikan dalam pengumpulan data di Toko X.

4. Keluarga penulis yang selalu memberikan doa, dukungan, dan motivasi kepada penulis dalam studi dan penyusunan tugas akhir.

5. Seluruh dosen dan karyawan Universitas Katolik Parahyangan jurusan Teknik Industri atas bantuan dan ilmu yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan.

6. Halton N. Taslim dan Fendy sebagai teman yang telah banyak membantu dan memberikan informasi untuk penyusunan tugas akhir.

7. Evan Sebastian, Handy Rahmat, Reinaldo Wong, Christovorus H.W, Jessica, Eliza Nathania yang selalu membantu dan mendukung penulis untuk menyelesaikan penyusunan tugas akhir.

(7)

8. Teman-teman penulis, terutama teman-teman kelas B atas dukungan, semangat, waktu, kesenangan, kebersamaan selama penulis menempuh perjalanan kuliah ini.

9. Seluruh mahasiswa jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan khususnya angkatan 2012 atas kebersamaannya selama menempuh pendidikan di UNPAR.

10. Semua pihak yang telah membantu selama penulis menempuh kuliah dan penyusunan tugas akhir ini.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penulis terbuka atas kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat.

Bandung, 20 Desember 2016

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... I-1

I.1 Latar Belakang Masalah ... I-1 I.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... I-3 I.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian ... I-7 I.4 Tujuan Penelitian ... I-8 I.5 Manfaat Penelitian ... I-8 I.6 Metodologi Penelitian ... I-9 I.7 Sistematika Penulisan ... I-11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... II-1

II.1 Definisi Persediaan ... II-1 II.2 Manajemen Persediaan ... II-1 II.3 Tipe Persediaan ... II-2 II.4 Fungsi Persediaan ... II-3 II.5 Klasifikasi Permasalahan Persediaan ... II-4 II.6 Properties of Inventory ... II-6

II.7 Model Persediaan Deterministik ... II-7 II.8 Model Persediaan Probabilistik ... II-8 II.8 Model Matematis Metode P(R;T) ... II-10 II.9 Known Price Increase ... II-13

BAB III PENGOLAHAN DATA ... III-1

(9)

III.1 Pengumpulan Data ... III-1 III.1.1 Data Jenis Produk yang Diteliti ... III-1 III.1.2 Data Demand Produk ... III-2 III.2 Data Komponen Biaya Persediaan ... III-4 III.2.1 Biaya Pembelian (P) dan Kenaikan Harga (K) ... III-4 III.2.2 Biaya Pemesanan ... III-5 III.2.3 Biaya Penyimpanan ... III-6 III.2.4 Biaya Lost of Sales (π) ... III-8 III.3 Pengolahan Data untuk Perhitungan Sistem Persediaan ... III-9 III.3.1 Pengujian Distribusi ... III-9 III.3.2 Perhitungan Individual Order ... III-10 III.4 Perhitungan Joint Order ... III-15 III.4.1 Joint Order untuk Supplier B ... III-15

III.4.2 Joint Order untuk Supplier A ... III-18

III.5 Rekapitulasi Total Cost dan Pemilihan Metode ... III-23 III.6 Known Price Increase ... III-24

III.7 Perbandingan Sistem Sekarang dan Sistem Usulan ... III-42

BAB IV ANALISIS ... IV-1

IV.1 Analisis Pemilihan Objek Penelitian ... IV-1 IV.2 Analisis Pengujian Distribusi Demand ... IV-2 IV.3 Analisis Pemilihan Metode ... IV-3 IV.4 Analisis Biaya Persediaan ... IV-4 IV.4.1 Analisis Biaya Pembelian ... IV-4 IV.4.2 Analisis Biaya Pemesanan ... IV-5 IV.4.3 Analisis Biaya Penyimpanan ... IV-5 IV.4.4 Analisis Biaya Lost of Sales ... IV-6 IV.5 Analisis Perhitungan Individual Order Metode T ... IV-6 IV.6 Analisis Perhitungan Joint Order Metode T ... IV-7 IV.7 Analisis Known Price Increase ... IV-8 IV.8 Analisis Perbandingan Sistem Persediaan Sekarang dan Usulan ...IV-10

BAB V KESIMPULAN SARAN ... V-1

V.1 Kesimpulan ... V-1 V.2 Saran ... V-1

(10)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN A NORMALITY TEST

LAMPIRAN B PERHITUNGAN INDIVIDUAL ORDER

LAMPIRAN C PERHITUNGAN JOINT ORDER SAAT KENAIKAN HARGA LAMPIRAN D PERHITUNGAN KNOWN PRICE INCREASE

LAMPIRAN E PENURUNAN RUMUS DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Tabel penjualan produk Toko X ... I-5 Tabel III.1 Produk yang Diteliti ... III-1 Tabel III.2 Data Demand Kelima Produk ... III-2 Tabel III.3 Harga Beli Produk yang DIteliti... III-4 Tabel III.4 Biaya Pemesanan ... III-6 Tabel III.5 Fraksi Luas Penyimpanan Produk di Gudang ... III-7 Tabel III.6 Rekapitulasi Biaya Penyimpanan ... III-7 Tabel III.7 Biaya Penyimpanan Yang Mempertimbangkan Kenaikan

Harga ... III-8 Tabel III.8 Biaya Lost Of Sales ... III-9 Tabel III.9 Hasil Uji Distribusi ... III-10 Tabel III.10 Individual Order Susu Kental Manis Enak Coklat ... III-13

Tabel III.11 Biaya-biaya Individual Order Susu Kental Manis Enak Coklat . III-13 Tabel III.12 Rekapitulasi Perhitungan Individual Order ... III-14 Tabel III.13 Biaya Joint Order Supplier B Skenario 1 ... III-17 Tabel III.14 Biaya Joint Order Supplier A Skenario 1 ... III-21 Tabel III.15 Biaya Joint Order Supplier A Skenario 2 ... III-22 Tabel III.16 Rekapitulasi Total Biaya Setiap Skenario ... III-23 Tabel III.17 Perhitungan Skenario Terpilih untuk Supplier A ... III-23 Tabel III.18 Perhitungan Skenario Terpilih untuk Supplier B ... III-24 Tabel III.19 Perubahan Individual Order Setelah Kenaikan Harga ... III-25 Tabel III.20 Biaya-Biaya Individual Order Setelah Kenaikan Harga ... III-25 Tabel III.21 Biaya-biaya Joint Order Supplier A dengan Kenaikan Harga

Susu Enak Putih ... III-27 Tabel III.22 Biaya-biaya Joint Order Supplier A dengan Kenaikan Harga

Susu Enak Coklat... III-27 Tabel III.23 Biaya-biaya Joint Order Supplier A dengan Kenaikan Harga

Susu Dairy Champ ... III-27 Tabel III.24 Biaya-Biaya Joint Order Supplier A dengan Kenaikan Harga

Susu Enak Putih dan Susu Enak Coklat ... III-32

(12)

Tabel III.25 Biaya-Biaya Joint Order Supplier A dengan Kenaikan Harga Susu Enak Coklat dan Susu Dairy Champ ... III-32 Tabel III.26 Biaya-Biaya Joint Order Supplier A dengan Kenaikan Harga

Susu Enak Putih dan Susu Dairy Champ ... III-32 Tabel III.27 Biaya-biaya Joint Order Supplier Supplier A dengan Seluruh

Harga Produk Meningkat ... III-38 Tabel III.28 Penghematan Total untuk Kenaikan Harga ... III-41 Tabel III.29 Perbandingan Sistem Sekarang dan Sistem Usulan ... III-42 Tabel IV.1 Rekapitulasi Pembulatan Individual Order ... IV-7 Tabel IV.2 Rekapitulasi Biaya Individual Order ... IV-7

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Metodologi Penelitian ... I-10 Gambar II.1 Grafik Fixed Order Sized System ... II-8 Gambar II.2 Grafik Periodic Review System ... II-10 Gambar II.3 Grafik Known Price Increase ... II-14 Gambar III.1 Grafik Biaya-biaya Terhadap Waktu Susu Kental Manis Enak

Coklat ... III-14 Gambar III.2 Grafik Total Biaya Joint Order Supplier B ... III-18 Gambar III.3 Grafik Total Biaya Joint Order Supplier A Skenario Satu ... III-20 Gambar III.4 Grafik Total Biaya Joint Order Supplier A Skenario Dua... III-20 Gambar III.5 Grafik untuk Kenaikan Harga pada Satu Jenis Produk ... III-30 Gambar III.6 Grafik untuk Kenaikan Harga Lebih dari Satu Jenis Produk .... III-36 Gambar III.7 Grafik untuk Kenaikan Harga untuk Seluruh Jenis Produk ... III-41

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A NORMALITY TEST LAMPIRAN B INDIVIDUAL ORDER

LAMPIRAN C PERHITUNGAN JOINT ORDER SAAT KENAIKAN HARGA LAMPIRAN D PERHITUNGAN KNOWN PRICE INCREASE

LAMPIRAN E PENURUNAN RUMUS

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai proses awal dalam penelitian ini. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah dari penelitian, identifikasi masalah pada penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah dan asumsi penelitian dan metodologi penelitian.

I.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan globalisasi di dunia, banyak perusahaan telah bergerak dan mengembangkan usahanya dalam berbagai bidang. Dalam mendirikan dan menjalankan bisnis pastinya semua perusahaan ingin mencari keuntungan yang semaksimal mungkin untuk kesejahteraan dan keberlangsungan dari perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, terjadilah persaingan yang ketat dari perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang yang sama. Dengan terjadinya persaingan ketat ini maka semua perusahaan akan berlomba-lomba untuk selalu menjadi yang terbaik dibidangnya dan menjadi penguasa pasar tersebut. Sehingga setiap adanya kesalahan atau kekurangan akan sangat berdampak pada persaingan yang terjadi dengan perusahaan-perusahaan lain.

Dalam era globalisasi sekarang ini, waktu menjadi sangat berharga dalam proses berbisnis karena semua hal dituntut untuk cepat dan efesien agar dapat mengurangi pemborosan yang seharusnya tidak diperlukan. Hal tersebut menjadi penting karena berhubungan langsung dengan profit yang didapatkan oleh perusahaan dan kepuasan pelanggan atau konsumen. Karena persaingan bisnis yang semakin ketat, keterlambatan dari segi waktu sangat mempengaruhi performansi sebuah perusahan dan image dari perusahaan tersebut di mata konsumen. Begitu pula di bagian persediaan sebuah perusahaan, dengan adanya sistem persediaan yang baik maka akan menghasilkan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Sebagai contoh, dengan membuat jadwal waktu pemesanan yang tepat maka perusahaan dapat mengurangi kejadian stockout maupun overstock yang merugikan perusahaan, sehingga peluang konsumen

(16)

BAB I PENDAHULUAN

untuk mendapatkan produk yang dijual oleh perusahaan akan lebih tinggi karena peluang terjadinya stockout yang berkurang.

Penjualan produk kepada konsumen merupakan kunci penting dari kesuksesan sebuah perusahaan untuk bertahan hidup dan memperoleh keuntungan. Hampir semua penilaian performansi perusahaan sekarang ini dilihat dari sisi penjualannya karena dari penjualan produk inilah yang dapat menutupi modal yang telah dikeluarkan oleh perusahaan tersebut untuk melakukan bisnis. Untuk dapat melakukan proses penjualan dengan baik, perusahaan harus mempunyai sistem persediaan yang baik pula sehingga ketika adanya permintaan dari konsumen, perusahaan selalu mempunyai stock barang jadi maupun bahan baku untuk diproses dan kemudian dijual kepada konsumen.

Dengan mengatur persediaan yang baik, maka perusahaan dapat menggunakan salah satu aset pentingnya secara efektif dan efisien serta meningkatkan kualitas pelayanan terhadap konsumen dalam hal ketepatan permintaan produk. Ketersediaan produk yang dijual oleh suatu perusahaan berpengaruh secara langsung terhadap kepuasan, kenyamanan dan kepercayaan dari konsumen ketika melakukan proses pembelian. Jika seorang konsumen sudah merasakan hal-hal tersebut maka konsumen tersebut akan menjadi loyal dalam proses pembelian produk kepada perusahaan yang bersangkutan karena merasa puas dan nyaman. Menurut Griffin (2005), terdapat beberapa keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan dari konsumen yang loyal yaitu penjualan perusahaan yang meningkat, tidak membutuhkan biaya ekstra untuk melakukan promosi, posisi perusahaan dipasar semakin kuat, perusahaan terlindungi dari persaingan harga dan pelanggan yang puas cenderung mencoba lini produk perusahaan yang lain. Kelima hal tersebut sangat menguntungkan bagi perusahaan dalam meningkatkan profit yang didapatkan dari hasil penjualan produk.

Terdapat beberapa cara untuk mengatasi permasalahan ketersediaan produk, yaitu dengan menerapkan ilmu manajemen persediaan sehingga akan tercipta sebuah sistem persediaan yang baik. Jika sebuah perusahaan mempunyai sistem persediaan yang baik maka perusahaan dapat mengurangi timbul masalah stockout atau tidak tersedianya produk yang diminta oleh konsumen sehingga memicu terjadinya back order atau lost of sales. Untuk mengatasi masalah stockout dapat dilakukan dengan pemesanan produk dalam

(17)

BAB I PENDAHULUAN

jumlah yang besar secara berkala, tetapi dengan metode ini dapat menimbulkan masalah baru yaitu overstock. Overstock juga harus dihindari oleh perusahaan karena akan menimbulkan biaya penyimpanan yang merugikan perusahaan. Dengan adanya sistem persediaan yang baik, perusahaan diharapkan dapat menentukan kapan pemesanan harus dilakukan dengan jumlah yang tepat pula sehingga dapat mengatasi permasalahan stockout dan overstock yang akan menekan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pada bagian persediaan. Dengan demikian perusahaan dapat beroperasi dan bersaing dengan perusahaan lain secara efektif dan efisien.

Toko X merupakan suatu perusahaan perseorangan yang menjual bahan-bahan sembako yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Toko X merupakan distributor yang langsung mengambil produk dari produsen atau pabrik produk tersebut untuk dijual lagi kepada konsumen akhir, warung-warung kecil, ataupun retailer. Toko X telah berdiri lebih dari 30 tahun tetapi dalam proses pemesanan produk hanya berdasarkan intuisi dan keinginan dari sang pemilik semata. Toko ini akan melakukan pemesanan jika melihat persediaan barang sudah menipis ataupun ketika ada sales yang datang ke toko untuk menawarkan produk tiap minggunya. Hal ini menyebabkan waktu dan jumlah pemesanan yang selalu berbeda-beda setiap melakukan pemesanan kembali. Karena demand yang fluktuatif, toko ini sering mengalami stockout sehingga dibutuhkan manajemen persediaan yang tepat bagi Toko X agar permintaan para konsumen dapat terpenuhi secara tepat waktu dengan biaya yang paling minimum.

I.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Toko X merupakan perusahaan perseorangan yang menjual barang kebutuhan sehari-hari kepada retailer dan konsumen akhir secara langsung. Toko ini tidak memiliki sistem persediaan yang baik karena pada proses pemesanan selalu berdasarkan ingatan serta kemauan dari sang pemilik saja ketika saat gudang tempat penyimpanan produk sudah sedikit atau habis, dan ketika datangnya sales yang menawarkan produk ke toko. Toko X ini juga tidak mempunyai metode atau cara apapun untuk menentukan waktu pemesanan dan jumlah barang yang tepat agar meminasi biaya yang terjadi, sehingga seringkali

(18)

BAB I PENDAHULUAN

terjadi stockout yang dapat merugikan perusahaan dari segi biaya, waktu dan tempat.

Produk yang dijual oleh Toko X sangatlah banyak dan beragam, yaitu seperti rokok, beras, gula, garam, susu, minyak goreng, margarin, tepung, mie

instant, air mineral, minuman soda dan lain-lain. Ketidakpastian permintaan dan

kebutuhan konsumen membuat demand produk pada toko X sulit ditebak. Lead

time produk yang dipesan oleh toko X juga bervariasi karena lead time untuk tiap

produk yang dipesan dapat berbeda-beda tergantung dengan siapa supplier-nya. Produk-produk yang dipesan dari sebuah pabrik atau perusahaan yang sama akan memilik lead time yang sama juga, sebagai contoh ketika melakukan pemesanan sabun dan shampoo dari perusahaan Unilever, walaupun Toko X ini memesan dua produk yang berbeda tetapi karena perusahaan yang memproduksi produk tersebut sama maka lead time pada proses pengiriman juga akan sama. Lead time sendiri merupakan waktu yang dibutuhkan dari proses pemesanan barang hingga datangnya barang yang dipesan. Rata-rata

lead time yang dibutuhkan adalah 1-3 hari kerja, hari minggu tidak termasuk

karena bukan hari kerja.

Demand yang fluktuatif, variasi produk yang tinggi, lead time yang

bervariasi, serta tidak adanya sistem persediaan yang digunakan menyebabkan terjadi masalah stockout. Ketika terjadi stockout, kebanyakan calon konsumen akan batal membeli dan pergi ke toko lain untuk mendapatkan produk yang diinginkannya (lost of sales) tetapi Toko X telah memiliki cara cepat atau jalan pintas untuk mengatasi stockout yaitu dengan membeli produk tersebut dari toko-toko lain yang terdekat yang menyediakan produk tersebut dengan maksud untuk tetap menjaga kenyamanan konsumen dalam berbelanja agar tetap menjadi pelanggan yang setia. Kekurangan cara ini adalah butuhnya waktu lebih untuk melakukan pemesanan ke toko lain dan tidak dapat mengambil untung karena harga jual yang ditawarkan sama dengan harga yang beli di toko lain tersebut, karena membutuhkan waktu lebih sehingga konsumen akan menunggu dan munculnya biaya transportasi untuk pengiriman barang yang dibeli dari toko lain tersebut, cara ini jelas tidak efisien dari segi biaya dan waktu.

Menurut hasil pengamatan dan wawancara, pemilik toko X mengeluhkan bahwa toko X sering mengalami stockout untuk beberapa produk yaitu susu kental manis kaleng, biskuit dan mie instant. Untuk produk susu kental manis

(19)

BAB I PENDAHULUAN

kaleng, terdapat lima jenis produk yang sering stockout yaitu susu kental manis Enak putih, susu kental manis Enak coklat, susu kental manis Dairy Champ, susu kental manis Frisan Flag Putih dan susu kental manis Frisan Flag Gold sedangkan untuk produk mie instant yang sering stockout, yaitu Indomie Goreng, Indomie rasa Kaldu Ayam, dan Mie Sedap Goreng dan untuk produk biskuit terdapat 2 merk yang berbeda yaitu biskuit Roma Kelapa dan biskuit Roma Susu. Pemilik Toko X mengatakan bahwa barang ini sering stockout karena ketiga jenis produk tersebut termasuk produk fast moving dan merupakan

consumer goods. Sebagai contohnya, susu kaleng kental manis banyak

digunakan oleh para penjual es dan martabak sehingga menyebabkan permintaan akan produk ini cukup besar per minggunya sedangkan untuk produk biskuit dan mie instant merupakan barang yang dikonsumsi sehingga umur pakai dari produk ini tergolong pendek atau cepat habis. Pemilik Toko X menjelaskan bahwa lost of sales yang terjadi untuk produk susu kental manis yaitu kurang lebih 15% kemudian untuk produk mie instant kurang lebih 10% dan untuk produk biskuit kurang lebih 10%. Tabel I.1 merupakan tabel yang menunjukkan adanya stockout untuk ketiga jenis produk ini dan diambil pada minggu pertama bulan Mei 2016 hingga minggu kedua pada bulan Juli yang berjumlah sepuluh minggu.

Tabel I.1 Tabel penjualan produk Toko X Minggu Ke- Susu Enak Putih Susu Enak Coklat Susu Dairy Champ Susu Frisan Flag Putih

Susu Frisan Flag Gold P S SO P S SO P S SO P S SO P S SO 1 - Mei 49 49 ✓ 49 50 40 40 ✓ 34 34 ✓ 22 25 2 - Mei 50 50 ✓ 42 48 42 42 ✓ 25 30 26 26 ✓ 3 - Mei 42 50 52 52 ✓ 36 40 32 32 ✓ 21 25 4 - Mei 50 50 ✓ 50 50 ✓ 28 40 26 30 16 20 5 - Juni 48 50 50 50 ✓ 38 38 ✓ 15 30 21 21 ✓ 6 - Juni 40 40 ✓ 46 50 24 40 31 31 ✓ 18 20 7 - Juni 50 50 ✓ 44 50 26 40 24 30 22 22 ✓ 8 - Juni 38 44 52 52 ✓ 35 35 ✓ 28 28 ✓ 20 20 ✓ 9 - July 44 48 50 50 ✓ 35 35 ✓ 30 30 ✓ 28 28 ✓ 10 - July 52 52 ✓ 46 46 ✓ 28 40 22 30 25 30 (lanjut) I-5

(20)

BAB I PENDAHULUAN

Tabel 1. Tabel penjualan produk Toko X (lanjutan) Minggu Ke- Indomie Goreng Indomie Kaldu Ayam Mie Sedap Goreng Biskuit Roma Kelapa Biskuit Roma Susu P S SO P S SO P S SO P S SO P S SO 1 - Mei 55 55 ✓ 66 70 47 50 34 34 ✓ 25 35 2 - Mei 50 52 53 56 55 60 36 40 32 32 ✓ 3 - Mei 47 55 72 72 ✓ 68 68 ✓ 35 45 26 30 4 - Mei 66 70 55 60 62 62 ✓ 38 40 15 30 5 - Juni 60 70 50 65 50 60 24 30 31 31 ✓ 6 - Juni 52 60 70 75 58 60 26 30 24 27 7 - Juni 41 55 48 50 73 73 ✓ 35 40 28 33 8 - Juni 38 60 56 56 ✓ 65 70 35 40 30 30 ✓ 9 - July 42 55 44 50 44 50 28 30 22 25 10 - July 56 56 ✓ 62 62 ✓ 52 60 37 37 ✓ 21 25 Keterangan : P = Penjualan S = Stock SO = Stockout

Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa semua produk tersebut pernah mengalami stockout per minggunya karena banyaknya penjualan produk yang besarnya sama dengan stock yang terdapat di gudang Toko X dalam satu minggu. Interval pemesanan yang dilakukan oleh toko X adalah seminggu sekali atau ketika stock benar-benar kosong atau habis. Oleh karena itu, stockout seringkali terjadi ketika penjualan sudah mengambil seluruh sisa stock yang tersedia di toko X sebelum mencapai interval pemesanan per minggu itu. Sebagai contoh, untuk produk susu kental manis Enak Putih pada minggu ke 1, 2, 4, 6, 7 dan 10 mempunyai jumlah penjualan yang menghabiskan seluruh stock yang tersedia, sehingga toko X tidak memiliki stock lagi dalam minggu tersebut mengingat interval pemesanan yang umumnya seminggu sekali. Oleh karena itu hal ini jelas berpotensi untuk menyebabkan terjadinya stockout.

Perubahan harga atau kenaikan harga juga sering terjadi pada toko X oleh karena itu toko X harus menyesuaikan harga yang diberikan dari sang produsen. Hal ini jelas akan berdampak dalam proses pemesanan produk karena akan mengubah waktu pemesanan dan jumlah produk yang dibeli dari produsen. Tetapi untuk toko X sendiri belum ada treatment khusus untuk menghadapi

(21)

BAB I PENDAHULUAN

permasalahan ini sehingga hanya berdasarkan perkiraan kasar dan intuisi dari sang pemilik toko. Sebagai contoh, kenaikan harga pernah terjadi untuk produk susu kental manis merk Enak pada tanggal 6 Maret 2016, salesman yang datang untuk menawarkan produk ke toko memberitahukan adanya kenaikan harga untuk produk susu kental manis tersebut yang awalnya Rp. 375.000 menjadi Rp. 385.000 per dusnya dan harga tersebut akan berlaku pada minggu depan. Sang pemilik toko X selalu melakukan pemesanan berdasarkan kemauannya saja tanpa ada pemesanan khusus atau spesial.

Berdasarkan kondisi Toko X sekarang ini, diperlukan sebuah perbaikan pada sistem persediaan toko tersebut. Sistem persediaan usulan yang akan diberikan merupakan sistem persediaan metode P atau sering disebut fixed order

interval system. Sistem persediaan metode P dipilih karena pada metode ini

dapat dilakukannya proses joint order untuk produk-produk yang mempunyai

supplier atau produsen yang sama. Di toko X sendiri terdapat banyak produk

yang mempunyai satu supplier yang sama sehingga metode P ini akan lebih menguntungkan dari segi biaya dan waktu.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka didapatkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana usulan perbaikan sistem persediaan yang tepat bagi Toko X untuk mengurangi Expected Total Cost?

2. Bagaimana perbandingan sistem persediaan awal dan sistem yang diusulkan pada Toko X?

3. Apa kebijakan khusus yang akan diambil perusahaan untuk menyikapi adanya perubahan harga?

I.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian

Masalah yang diamati akan dibatasi agar tidak terlalu luas sehingga penelitian lebih terfokus dan terarah sehingga didapatkan solusi pada permasalahan tersebut. Batasan masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Produk yang diteliti adalah produk yang paling sering stockout pada Toko X.

2. Data yang digunakan adalah data bulan Mei 2015 hingga Mei 2016. 3. Tata letak gudang persediaan tidak dibahas dalam penelitian ini.

(22)

BAB I PENDAHULUAN

Selain pembatasan masalah, terdapat sebuah asumsi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Data permintaan bersifat stasioner.

2. Produk yang dikirimkan ke Toko X dalam keadaaan baik dan tidak perlu ada pengembalian barang dari produsen maupun konsumen.

3. Tidak terdapat batasan dana yang dimiliki oleh Toko X. 4. Kapasitas gudang tidak diperhatikan

5. Supplier selalu dapat memenuhi pesanan.

I.4 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa tujuan, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Membuat usulan perbaikan sistem persediaan yang meminimasi

expected total cost untuk Toko X.

2. Mengetahui perbandingan antara sistem persediaan pada saat ini dan sistem persediaan yang diusulkan pada Toko X.

3. Menentukan kebijakan yang akan diambil oleh Toko X untuk menyikapi adanya perubahan harga.

I.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi pihak perusahaan dan pengembangan keilmuan:

1. Bagi Toko X

a. Mengetahui sistem pengelolaan persediaan produk yang baik untuk Toko X.

b. Mengetahui kebijakan yang tepat saat terjadi kenaikan harga barang pada sistem persediaan Toko X.

c. Mengetahui perbandingan sistem persediaan saat ini dan sistem persediaan usulan.

2. Bagi Pengembangan keilmuan:

a. Menambah pengetahuan dalam bidang ilmu manajemen persediaan. b. Dapat dijadikan sebagai referensi bagi pihak lain dalam penelitian.

(23)

BAB I PENDAHULUAN

I.6 Metodologi Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana metodologi penelitian yang akan digunakan dalam menyusun penelitian di Toko X. Metodologi penelitian terlihat seperti pada Gambar I.1. Berikut merupakan langkah-langkah dari metodologi penelitian ini :

1. Penentuan Topik dan Objek Penelitian

Topik penelitian yang dipilih berdasarkan ketertarikan peneliti, yaitu manajemen persediaan dan menentukan objek penelitian yang sesuai dengan topik yang ditentukan.

2. Observasi Awal dan Latar Belakang Masalah

Observasi awal bertujuan untuk mendapatkan berbagai informasi-informasi mengenai Toko X dan masalah-masalah yang dihadapi oleh Toko X. Observasi ini akan dilakukan dengan dua acara, yaitu wawancara dengan Toko X dan melakukan pengamatan secara langsung.

3. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Setelah melakukan observasi awal maka dilanjutkan proses identifikasi masalah untuk mencari tahu dasar permasalahan yang terjadi dalam penelitian dan melakukan perumusan masalah agar masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan sesuai dengan topik penelitian.

4. Pembatasan dan Asumsi

Pembatasan dan asumsi dilakukan agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas sehingga kompleksitas dari permasalahan penelitian dapat dikurangi. Pembatasan dan asumsi juga membantu peneliti agar penelitian dapat lebih terfokus.

5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi pada Toko X.

6. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mengetahui teori-teori yang dapat mendukung pengerjaan penelitian ini. Studi literatur dilakukan dengan

(24)

BAB I PENDAHULUAN

mencari dasar teori yang berasal dari buku, jurnal, artikel dan referensi yang mengenai manajemen persediaan.

Penentuan Topik dan Objek Penelitian

Obseravasi Awal dan Latar Belakang Masalah

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pembatasan Masalah dan Penentuan Asumsi Tujuan Penelitian Studi Literatur Penentuan Metode Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis

Kesimpulan dan Saran

Gambar I.1 Metodologi Penelitian

7. Penentuan Metode

Setelah dilakukan studi literatur, ditentukan metode yang sesuai untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada Toko X. Metode yang akan digunakan dalam proses pengolahan persediaan adalah metode P dan metode known price increase.

8. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan data yang didapatkkan dari nota penjualan untuk produk-produk yang diteliti pada Toko X, data persediaan gudang, lead time untuk proses pemesanan dan pengiriman barang, dan biaya-biaya terkait.

(25)

BAB I PENDAHULUAN

9. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan proses yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang ada pada Toko X. Pengolahan data ini dilakukan berdasarkan teori-teori yang telah didapatkan dari studi literatur.

10. Analisis

Pada tahap ini akan dilakukan analisis mengenai alasan penggunaan metode dan proses perhitungan data hasil pengolahan.

11. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan saran merupakan tahap akhir dari penelitian, pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil yang diperoleh serta diberikan saran yang berguna bagi toko X dan penelitian berikutnya.

I.7 Sistematika Penulisan

Bagian ini akan memuat sistematika penulisan yang digunakan, sistematika penulisan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan dari penelitian yang memuat latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, pembatasan masalah dan asumsi penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat teori-teori yang dibutuhkan yang berkaitan dengan penelitian. Teori-teori tersebut digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.

BAB III PENGOLAHAN DATA

Bab ini merupakan bab yang memuat data-data yang dibutuhkan dan relevan dengan penelitian yang dilakukan. Pengolahan dilakukan terhadap data-data tersebut untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang ada.

BAB IV ANALISIS

Bab ini berisi analisis yang dilakukan terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya.

(26)

BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan atas hasil pengolahan data yang telah diperoleh untuk memenuhi tujuan penelitian dan berisi saran yang diberikan sebagai perbaikan untuk perusahaan dan penelitian lanjutan kedepannya.

Gambar

Tabel I.1 Tabel penjualan produk Toko X  Minggu  Ke-   Susu Enak Putih  Susu Enak Coklat  Susu Dairy Champ  Susu Frisan Flag Putih
Tabel 1. Tabel penjualan produk Toko X (lanjutan)  Minggu  Ke-   Indomie Goreng  Indomie Kaldu Ayam  Mie Sedap Goreng  Biskuit Roma Kelapa  Biskuit Roma Susu  P  S  SO  P  S  SO  P  S  SO  P  S  SO  P  S  SO  1 - Mei  55  55  ✓  66  70  47  50  34  34  ✓
Gambar I.1 Metodologi Penelitian  7.  Penentuan Metode

Referensi

Dokumen terkait

K alau dihubungkan dengan kadar pati yang merupakan makanan utama kumbang bubuk Dinoderus minutus , maka kandungan pati pada rotan davone ini cukup tinggi yaitu

Diungkapkan pula oleh Winston (2004) bahwa nilai fungsi objektif optimal untuk suatu kandidat solusi merupakan batas bawah nilai fungsi objektif optimal untuk masalah program

Kriteria minimum dalam membangun kapal Tol Laut dibagi menjadi lima faktor utama yaitu pertama adalah fasilitas sarana penggalang, kedua adalah fasilitas

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dan pentingnya mengetahui jumlah pengadaan beras dan jumlah persediaan beras di Divre BULOG periode selanjutnya yang

[r]

Berdasarkan hasil dari analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pengenalan bentuk geometri pada anak meningkat dengan menerapkan penggunaan media papan flannel

Penelitian lainnya dilakukan oleh Widayati dan Nurlis (2010) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan pajak pada wajib pajak dengan pekerjaan bebas di KPP

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perlindungan hukum konsumen terhadap jajanan anak yang mengandung bahan berbahaya di Kabupaten Cilacap dan